• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH NASB (UPDATED): 8:1-8

Dalam dokumen Surat Paulus kepada: Jemaat di Roma (Halaman 165-170)

TERJEMAHAN-TERJEMAHAN MODERN

NASKAH NASB (UPDATED): 8:1-8

1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus

Yesus. 2Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. 3Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, 4supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. 5Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

6Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.

7Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. 8Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.

8:1

NASB “Demikianlah sekarang” NKJV, NRSV “Oleh karena itu sekarang”

TEV “Adalah”

JB “alasannya, oleh karena itu”

Ini berhubungan kebelakang dengan konteks sebelumnya. Beberapa orang melihatnya berhubungan dengan 7:24-25 namun nampaknya yang terbaik adalah membawanya lebih kebelakang lagi yaitu kepada 3:21-7:25.

‰ “tidak (ada)” “Tidak” adalah yang pertama dalam kalimat Yunani. Bersifat empatis, “tak ada

penghukuman” bagi mereka yang di dalam Kristus (lih. ay 1-3), dan mereka yang berjalan menurut Roh (lih. ay 4-11). Disinilah nampak kedua sisi dari perjanjian baru: (1) adalah suatu anugerah cuma-cuma dalam Kristus; dan (2) harus ada suatu tanggapan gaya hidup, yang bersifat perjanjian. Pembenaran meliputi baik obyektif (INDICATIVE) dan subyektif (IMPERATIVE). Hal ini mencakup status dan suatu gaya hidup.

‰ “penghukuman” Istilah ini katakrima tidak sering digunakan dalam Septuaginta, namun hal ini

mencerminkan kutukan akibat ketidak taatan dalam Ul 27:26. Ini berarti “penghukuman yang mengikuti suatu keputusan hukum pidana”. Ini adalah kebalikan forensik yang sah dari pembenaran. Ini adalah sebuah kata yang sangat jarang ditemui dalam tulisan Paulus (lih. 5:16,18) dan tidak ditemui dimanapun dalam PB.

Alkitab The King James Version menambahkan pada ayat 1, “yang berjalan tidak menurut daging tetapi menurut Roh.” Frasa ini tidak terdapat dalam banyak naskah-naskah kuno Yunani dalam pasal 1. Alkitab UBS4 memberikan pengabaian ini suatu tingkat “A” (pasti). Hal ini memang muncul di ay 4. Secara teologis frasa ini secara keseluruhan tidak tepat dalam ay 1, walau cocok dengan sempurna dalam ay 4. Ayat 1-3 berhubungan dengan pengkudusan posisional (INDICATIVE),sementara ayat 4-11 membahas pengkudusan secara pengalaman atau keserupaan dengan Kristus (IMPERATIVE). Perhatikan catatan kaki pada hal 289 dalam buku William R. Newell, Kitab Roma Ayat demi Ayat. (Moody, 1938).

“Alkitab Revised Version secara tepat meniadakan kalimat “yang berjalan tidak menurut daging tetapi menurut Roh”. Sejak terjemahan King James, lebih dari 300 tahun yang lalu, telah ditemukan banyak naskah kuno Yunani yang paling baik dan teliti yang sekarang kita miliki; dan orang-orang yang saleh dan bersungguh-sungguh telah secara tetap melakukan suatu pekerjaan yang sangat membosankan, walau sangat bermanfaat, yaitu mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang telah menjalar dalam penggandaan. Karena, sebagaimana kita semua tahu, kita tidak memiliki naskah kuno asli dari Kitab Suci: Allah memilih untuk menahannya dari makhluk yang sedemikian mudahnya jatuh dalam penyembahan berhala seperti anak-anak manusia.

Kita harus menutup ayat 1 dengan kata-kata “dalam Kristus Yesus”, untuk empat alasan: (1) Bukti dari naskah-naskah kuno Yunani secara sangat telak menunjuk pada penghilangan anak kalimat “yang berjalan tidak menurut daging tetapi menurut Roh” dari ayat 1,--sebagaimana adanya bukti-bukti yang bersifat universal bagi pencantuman anak kalimat ini di ayat 4, (2) ketajaman rohani juga menyetujui, bahwa pengenalan kata-kata ini dalam ayat 1 membuat keamanan kita tergantung dari bagaimana kita berjalan, dan bukannya tergantung pada Roh Allah. Namun semua yang di dalam Kristus diselamatkan dari penghukuman, sebagaimana hal ini secara lugas diajarkan diseluruh tulisan para rasul. Jika tidak demikian, berarti keamanan kita tergantung pada jalan kita, dan bukan pada posisi kita dalam Kristus. (3) Anak kalimat tersebut secara lugas sangat tepat untuk berada di bagian akhir ayat 4,--dimana cara orang percaya berjalan, dan bukannya keselamatannya dari penghukuman, dijelaskan. (4) Bahwa anak kalimat pada akhir ayat 1 dalam King James adalah sebuah gloss (suatu catatan kecil dari beberapa pengganda) yang

nampak, bukan hanya dari pengabaiannya oleh naskah-naskah kuno berhuruf besar yang terkemuka, Aleph, A, B, C, D, F, G; A, D (corr.); dengan tulisan tangan yang baik dan versi-versi kuno (lihat diskusi yang sangat bagus dari Olshausen, Meyer, Alford, J. F. dan B., dan Darby’s dalam bukunya Synopsis, in loc); namun hal ini juga nampak dari kemiripan gloss ini dengan tambahan-tambahan yang serupa yang dibuat untuk menghindari tuntutan hukum, yang ditemukan di bagian-bagian lain.

Bahwa Allah memilih agar FirmanNya diterjemahkan dan masih tetap berkuasa nampak dari penggunaan dalam Perjanjian Baru suatu terjemahan Yunani dari Perjanjian Lama yang dalam bahasa Ibrani, yaitu Septuaginta.

Kita harus bersyukur pada Allah bagi para orang yang dengan ketekunannya memberikan segenap waktu kehidupannya untuk mempelajari secara mendalam kitab-kitab suci yang ditinggalkan oleh Allah bagi kita, dan menyediakan bagi kita dengan kesempurnaan yang mengagumkan, sebuah terjemahan sebagaimana yang kita miliki saat ini. Kita harus mengunggulkan ahli-ahli yang demikian secara absolut dan selama-lamanya dari kaum “Moderenis” yang angkuh (atau, dai waktu lampau, “Kritik Tingkat Tinggi”), yang berjanji untuk memberitahukan pada kita apa yang seharusnya dikatakan Allah di dalam Alkitab, daripada dengan kerendahan hati yang mendaam mencari untuk menyelidiki apa yang Allah telah katakan” (hal. 289).

‰ “bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” Frasa dari Paulus yang khas ini (yaitu, sebuah

LOCATIVE OFSPHERE) adalah sama dan sebangun dengan pernyataan moderen “hubungan pribadi”. Paulus mengenal, mengasihi, dan bersuka dalam Yesus. Injil adalah suatu berita untuk dipercayai, dan Seseorang untuk disambut. Kekuatan untuk hidup yang ditimbulkan dari hubungannya dengan Kristus yang telah Bangkit, yant ditemuinya di Jalan Damaskus. Pengalamannya dengan Yesus mendahului teologianya tentang Yesus. Pengalamannya dilahirkan bukan di dalam suatu ilmu kebatinan yang terkurung, namun dalam peleyanan penginjilan yang agresif. Mengenal Dia adalah melayani Dia. Orang Kristen dewasa adalah suatu berita, Seseorang, dan sebuah gaya hidup! (Lihat Catatan pada 1:5)

8:2 “(hukum) Roh,… hukum dosa dan hukum maut” Ini bisa menunjuk kepada (1) kontras

antarahukum dosa (lih. Rom 7:10,23,25) dan hukum baru dari Allah (lih. Rom 7:6,22,25); (2) “hukum kasih” (lih. Yak 1:25; 2:8,12) melawan “Hukum Musa” (lih. 7:6-12); (3) jaman lama dengan jaman baru; atau (4) perjanjian lama dengan perjanjian baru (lih. Yer 31:31-34; Kitab Ibrani PB).

Gaya pengkontrasan ini bertahan.

1. hukum Roh kehidupan dalam Kristus vs hukum dosa dan maut, ay 2 2. menurut daging vs menurut Roh, ay 4 & 5

3. hal kedagingan vs hal Rohani, ay 5

4. pola pikir kedagingan vs pola piker Rohani, ay 5 5. pola piker pada daging, vs pola piker pada Roh, ay 6 6. dalam daging vs dalam Roh, ay 9

7. tubuh ini adalah maut vs roha adalah kehidupan, ay 10 8. kamu harus mati vs kamu akan hidup, ay 13

9. bukan roh perbudakan vs roh pengangkatan anak, ay 15 ‰

NASB, NRSV, JB “telah memerdekakan kamu” NKJV, TEV “telah membuatku merdeka”

Ayat 2-3 adalah berita teologis dari pasal 6. Ada beberapa kataganti yang berbeda yang Nampak dalam naskah Yunani kuno; “-ku” Nampak dalam naskah kuno A, D, K & P sementara “kamu” Nampak di dalam א, B, F & G. Kata ganti orang “kita” Nampak kemudian dalam naskah tua berhuruf besar, Ψ. Penyusun Alkitab UBS4 memberi “kamu” sebuah tingkatan “B” (hampir pasti). UBS3 memberikan sebuah tingkatan “D” (berkesukaran besar).

Newman dan Nida, Sebuah Buku Pegangan Penterjemah bagi Surat Paulus kepada Gereja Roma, mengatakan “naskah Yunani UBS menyarankan “-ku”, walau memberi tingkatan keputusan “C”, yang menunjukkan adanya kemungkinan yang besar keraguan mengenai bacaan aslinya” (hal. 145-146).

Persoalan KATA GANTI “kita”, “kamu”, atau “-ku/kita” adalah hal yang berulang dalam naskah Yunani dari tulisan-tulisan Paulus.

8:3 “apa yang tidak mungkin dikerjakan oleh Hukum Taurat” Hukum Musa adalah baik dan kudus,

namun manusia lemah dan penuh dosa (lih. 7:12,16). KATA KERJAnya di sini sesungguhnya merupakan suatu ADJECTIVE adunaton, yang biasanya berarti “mustahil” (lih. Ibr 6:4,18; 10:4; 11:6), namun ini dapat pula berarti “tanpa kekuatan” (lih. Kis 14:8; Rom 15:1). Hukum tidak berkemampuan menyediakan pembebasan. Sebaliknya, hukum hanya menyediakan penghukuman, maut, dan kutuk! ‰ “tidak berdaya oleh daging” Inilah argument dasar Paulus dari pasal 7. Hukum Allah adalah baik

dan kudus, namun manusia pemberontak, yang jatuh dan penuh dengan dosa tidak mampu memenuhi persyaratannya. Paulus, tidak seperti para rabi, menekankan konsekuensi dari Kej 3.

‰ “Allah: mengutus AnakNya sendiri” Ap yang tak dapat dicapai oleh manusia yang jatuh di bawah

Perjanjian Lama, dicapai oleh Allah di bawah perjanjian Baru (lih. Yer 31:31-34; Yeh 36:22-36) melalui Yesus (lih. Yes 53; Yoh 3:16). Sebagai ganti persyaratan eksternal, Allah menyediakan Roh secara internal dan suatu hati baru. Perjanjian Baru didasarkan atas pertobatan dan iman dalam karya paripurna Kristus, bukan atas prestasi manusia. Namun demikian, kedua perjanjian tersebut mengharapkan adanya suatu gaya hidup kekudusan yang baru.

‰ “serupa dengan daging yang dikuasai dosa” Kebenaran yang sama ini dinyatakan dalam Flp

2:7-8. Yesus sungguh-sungguh memiliki tubuh manusia (hanya tanpa dosa, lih. Flp 2:7-8; Ibr 7:26). Ia sungguh-sungguh menjadi satu dnegan kita. Ia dicobai dengan cara yang sama dengan kita, hanya tidak pernah berdosa. (lih. Ibr 4:15). Ia memahami kita.

‰ “(sebagai suatu persembahan) karena dosa” Konsep yang sama dinyatakan di dalam II Kor 5:21

dan I Pet 2:24. Yesus datang untuk mati (lih. Yes 53:4-6,10-12; Mar 10:45). Ketidak berdosaan kehidupan Yesus (tak bercacat cela) menjadi suatu persembahan dosa (lih. Yoh 1:29).

“Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging” kematian Yesus menitik beratkan dan

menghadapi permasalahan dari sifat berdosa manusia, bukan saja perbuatan dosa masing-masing pribadi (sebagaimana Hukum Musa). Ini adalah kehidupan, kematian, dan kebangkitanNya yang telah mencapai maksud penebusan abadi Allah (lih. Kis 2:23; 3:18; 4:28; 13:29). Ia juga menunjukkan bisa dan seharusnya menjadi apakah manusia itu (lih. Yoh 13:15; I Pet 2:21).

8:4 Ayat ini kemungkinan menunjuk pada Perjanjian Baru (lih. Yer 31:33 & Yeh 36:26-27). Hal ini

membahas dua aspek dari keselamatan kita. Pertama, Yesus menggenapi persyaratan Perjanjian Lama dan melalui iman di dalam Dia kebenaran ini dialihkan kepada orang percaya sebagai pemberian yang

cuma-cuma di luar prestasi pribadi mereka. Kita sebut ini pembenaran atau “pengkudusan posisional”. Allah memberikan suati hati baru dan roh baru bagi orang percaya. Kita sekarang berjalan dalam Roh, bukan dalam daging. Ini disebut “pengkudusan progresif”. Kekristenan adalah suatu perjanjian yang baru yang memiliki baik hak (anugerah keselamatan) dan tanggung jawab (keserupaan dengan Kristus, lih 6:13) Tragisnya beberapa orang percaya hidup secara daging, kehidupan yang tidak sepantasnya (lihf. I Kor 3:1-3).

‰ “yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh” Kontras yang sama ditemukan di Gal

5:16-25. Suatu kebenaran secara hukum harus disertai oleh kebenaran gaya hidup. Hatidan pikiran yang baru dari Perjanjian Baru bukanlah dasar keselamatan kita, nmaun adalah hasilnya. Kehidupan kekal memiliki ciri-ciri sifat yang dapat diselidiki.

8:5 Paulus mengkontraskan kehidupan di dalam “daging” dan di dalam “Roh” dalam ayat 5-8

(“perbuatan daging,” lih. Gal 5:19-21 dengan “buah-buah Roh,” lih. 5:22-25).

8:6 “keinginan (pikiran yang dikuasai)” Orang-orang Yahudi menyadari bahwa mata dan telinga

adalah jendela dari jiwa. Dosa dimulai dalam kehidupan pemikiran. Kita akan menjadi seperti apa yang kita diami/duduki. (lih. Rom 12:1-2; Flp 4:8)!

Paulus tidak secara tepat mengikuti pangangan-pandangan kerabian tradisional mengenai dua “maksud” (yetzers) dalam manusia. Bagi Paulus, maksud yang baik tidak terdapat dalam ciptaan yang telah jatuh, namun dari suatu perubahan. Bagi Paulus, Roh Kudus yang ada dalam kita lah yang memulai pertentangan rohani internal. (lih. Yoh 16:7-14).

‰ “hidup” Ini menunjuk pada kehidupan kekal, kehidupan di jaman baru.

‰ “damai sejahtera” Istilah ini aslinya berarti “mengikat kembali apa yang telah patah” (lih. Yoh

14:27; 16:33; Flp 4:7). Lihat Topik Khusus: Damai pada 5:1. Ada tiga cara PB berbicara tentang damai sejahtera:

1. kebenaran obyektif dari perdamaian kita dengan Allah melalui Kristus (lih. Kol 1:20) 2. perasaan subyektif kita tentang menjadi benar dengan Allah (lih. Yoh 14:27; 16:33; Flp 4:7)

3. Allah mempersatukan dalam satu tubuh yang baru, melalui Kristus, baik Orang Yahudi dan bukan Yahudi (lih. Ef 2:14-17; Kol 3:15).

8:7-11 Paulus menjelaskan keterpisahan manusia dari Allah dalam beberapa cara: (1) perseteruan

terhadap Allah, ay 7; (2) tidak takluk pada hukum Allah, ay 7; (3) tidak mungkin berkenan kepada Allah, ay 8; dan (4) mati rohani yang akan menyebabkan kematian kekal, ay 10-11. Lihat paralelnya dalam Rom 5:6, 8, dan 10.

8:7

NASB, NRSV “keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah” NKJV “pikiran kedagingan adalah kebencian terhadap Allah”

TEV “manusia menjadi musuh dari Allah”

NJB “pandangan dari sifat manusia yang tidak teratur menentang Allah”

Perhatikan bahwa frasa ini paralel dengan “keinginan (pikiran) daging adalah maut” dari ay 6 dan “mereka yang hidup menurut daging” dari ay 5. Perhatikan, juga, sifat dari manusia yang telah jatuh meliputi pemikiran (pandangan duniawi) dan suatu gaya hidup (lih 7:5)

“hal ini memang tidak mungkin baginya” Manusia yang jatuh bukan hanya tidak memilih untuk

mengikut Allah, mereka tidak sanggup untuk mengikuti Allah. Manusia yang telah jatid, tanpa dibantu oleh Roh Kudus, tak akan dapat menanggapi hal-hal rohani (lih. Yes 53:6; I Pet 2:24-25). Allah selalu mengambil inisiatif (lih. Yoh 6:44,65).

8:8 “mereka yang hidup di dalam daging” Paulus menggunakan frasa ini dalam dua cara (1) tubuh

jasmanisah (lih. Rom 1:3; 2:28; 4:1; 9:3,5); dan (2) upaya-upaya manusia terpisah dari Allah (lih. Rom 7:5; 8:4-5). Di sini yang dimaksud adalah #2. Ini menunjuk pada manusia yang tidak mau percaya dan memberontak.

Dalam dokumen Surat Paulus kepada: Jemaat di Roma (Halaman 165-170)