• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rata-rata Harga Eceran Hasil Ternak 2012

G. Perkembangan Harga Pakan

4. Pameran Hari Pangan Sedunia (HPS)

Hari Pangan Sedunia (HPS) ke XXXII dilaksanakan pada tanggal 18 – 21 Oktober 2012 di Temanggung Tilung, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Pelaksanaan HPS secara nasional dimaksudkan sebagai wahana meningkatkan pemahaman, kepedulian serta menggalang kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam meningkatkan sinergi menangani masalah pangan. Di masa mendatang, upaya tersebut akan menghadapi tantangan yang semakin berat. Isu dampak perubahan iklim yang saat ini menjadi pembicaraan dan perhatian dunia internasional membuktikan bahwa iklim sangat berpengaruh besar terhadap keberlanjutan kehidupan manusia. Di sisi lain, pertumbuhan penduduk selalu diiringi oleh meningkatnya kebutuhan hidup, sementara ketersediaan lahan dan air tidak berkembang, sehingga menyebabkan tekanan terhadap kedua sumberdaya ini semakin berat.

Peringatan Hari Pangan Sedunia dibuka oleh Bapak Wakil Presiden RI.

Dalam pidatonya beliau menyatakan bahwa hampir 1 Milyat umat manusia setiap harinya hidup dalam kondisi kekurangan pangan dan bahkan kelaparan.

Kebanyakan dari mereka tinggal di negara-negara berkembang dan terutama di negara-negara yang mengalami konflik dan peperangan yang berkepanjangan.

Penyebab nomor satu dari masalah kelaparan di dunia adalah masalah politik dan

keamanan yang tidak memungkinkan penduduk bekerja dan memenuhi kebutuhan pangannya. Penyebab utama kedua timbulnya kekurangan pangan atau kelaparan adalah karena kebijakan sektor pertanian, khususnya pertanian pangan yang salah arah. Walau tidak ada konflik atau peperangan, tetapi bangsa itu tidak dapat menghasilkan pangan yang cukup bagi rakyatnya, meskipun sebenarnya memiliki lahan pertanian yang cukup. Hal ini disebabkan karena pemerintahnya tidak membangun infrastruktur yang dibutuhkan, tidak mengembangkan lembaga-lembaga pendukung pertanian yang seharusnya ada, tidak memberikan insentif yang cukup kepada petani-petaninya untuk mengusahakan pertanian pangan yang produktif, tidak mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produktifitas pertanian pangan. Bangsa itu kekurangan pangan karena salah urus. Penyebab utama ketiga dari kelaparan adalah bencana alam, kekeringan, banjir, kerusakan lingkungan, serangan hama dan sebagainya.

Bencana alam menjadi penyebab kekurangan pangan yang makin menonjol karena perubahan iklim yang menimbulkan cuaca dan iklim ekstrim di berbagai bagian dunia. Dan juga karena terjadinya lingkungan yang rusak karena dirusak oleh manusia. Penyebab kerawanan pangan yang keempat adalah ketergantungan yang terlalu besar pada impor pangan pokok. Kerawanan pangan ini terjadi sewaktu produksi pangan dunia mengalami gangguan misalnya iklim, atau sewaktu tiba-tiba ada gangguan terhadap arus perdagangan pangan dunia. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka :

A. Jangan menempatkan bangsa kita pada posisi yang terbuka terhadap resiko ketidakstabilan politik dan keamanan.

B. Pemerintah, dunia usaha dan petani bersama-sama mengawal kebijakan pertanian pangan dengan sebaik-baiknya.

C. Anggaran negara digunakan dengan tertib dan efisien untuk meningkatkan produktifitas pangan dengan membangun infrastruktur, memberdayakan institusi-institusi pendukung pertanian dan meningkatkan penelitian dan pengembangan di bidang pangan, dan bukan untuk subsidi yang tidak tepat sasaran atau kegiatan-kegiatan lain yang rawan penyelewengan.

D. Menerapkan sistem insentif yang rasional bagi para pelaku pertanian pangan sehingga bergairah untuk mengembangkan usahanya, untuk berinvestasi dan berinovasi untuk meningkatkan produktifitas dan untuk memperoleh nilai tambah dari produk-produk pangan melalui pengembangan agroindustri pangan modern.

E. Ancaman bencana alam semakin besar. Oleh karena itu harus dibangun sistem antisipasi dan penanggulangan bencana yang efektif, termasuk sistem asuransi pertanian yang efektif. Sementara itu kita jangan merusak alam dan lingkungan yang menjadi hak dari anak cucu.

F. Kita harus berusaha sekuat tenaga untuk tidak tergantung kepada pasar dunia bagi kebutuhan pangan. Dan bagi pangan pokok, kita bahkan harus menargetkan posisi surplus yang aman. Upaya untuk mencapai swasembada beras, gula, jagung, kedelai dan daging harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan dengan komitmen tinggi oleh semua pihak.

G. Sasaran-sasaran harus tetap realistis, tidak hanya sekedar melarang impor tanpa memperhatikan kecukupan suplai dan kestabilan harganya di dalam negeri. Karena apabila terjadi kelangkaan pangan dan gejolak harga, meskipun dalam waktu singkat, maka kerawanan pangan di dalam negeri akan timbul dengan konsekwensi selanjutnya berupa gejolak sosial yang akan sulit dikendalikan.

H. Dalam situasi dunia dan iklim yang serba tidak pasti stok pangan nasional harus cukup setiap saat. Untuk pengaman stok kran impor tidak boleh ditutup, karena impor adalah satu-satunya katup pengaman apabila karena berbagai sebab produksi dalam negeri tiba-tiba turun. Tapi memang impor harus ditargetkan secara bertahap menurun, seiring dengan keberhasilan meningkatkan produksi dalam negeri. Dalam upaya swasembada harus selalu diamankan agar pangan di dalam negeri selalu tersedia cukup dan harganya tetap terjangkau oleh mayoritas konsumen.

Untuk memperingati Hari Pangan Nasional telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut :

A. Pameran dan Bazar. Kegiatan ini merupakan wadah promosi dan upaya menggalangkan kebersamaan seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat dalam mengembangkan kebersamaan seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat dalam mengembangkan kemandirian pangan, dan untuk memotivasi dan mengkomunikasikan pemantapan pembangunan ketahanan pangan.

B. Tour Diplomatik

C. Gelar Teknologi, bertujuan mendiseminasikan hasil-hasil penelitian/pengkajian bidang pertanian, perikanan. Dan kehutanan secara

langsung kepada pengguna dan masyarakat untuk dapat mengaplikasikan inovasi teknologi dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

D. Perlombaan, berupa Lomba Cipta Menu Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), mewarnai gambar, dan makan buah Nusantara.

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat membuka stand pameran HPS bergabung dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan, Badan Ketahanan pangan, Biro Bina Produksi dalam satu stand Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat mengikutsertakan produk olahan dari pelaku usaha diantaranya keju dan margarine dari KSU Tandangsari Sumedang, dodol susu, stick susu, permen susu, krupuk susu dari Serba Susu Kabupaten Bandung Barat, abon daging sapi, abon ayam dari Bandung Barat, telur bebek asin organik, telur ayam kampungku, telur Kanicua (rempah-rempah), dan lain-lain. Dalam pameran tersebut, stand Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperoleh penghargaan stand terbaik ke 1.