• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penampilan Reproduksi, Jumlah Bakteri Air Susu dan Kasus Mastitis Produktivitas ternak dipengaruhi oleh penampilan reproduksi ternak,

Rata-rata Harga Eceran Hasil Ternak 2012

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

C. Penampilan Reproduksi, Jumlah Bakteri Air Susu dan Kasus Mastitis Produktivitas ternak dipengaruhi oleh penampilan reproduksi ternak,

sedangkan kualitas air susu yang diperoleh juga akan dipengaruhi oleh sejauhmana kandungan bakteri dalam air susu tersebut disamping faktor terjadinya kasus mastitis pada ternak. Sampai sejauhmana faktor-faktor atau parameter teknis tersebut terjadi dan diperoleh pada tahun 2012 yang dibandingkan dengan tahun 2011, diperlihatkan pada tabel berikut :

Tabel Parameter Teknis Reproduksi, Jumlah Bakteri Air Susu dan Kasus Mastitis Tahun 2011 dan 2012

4. Jumlah Bakteri per Milliliter air susu a. susu segar

Berdasarkan tabel diatas, angka parameter reproduksi yang dicerminkan oleh angka service per conception (S/C) rata-rata pada sapi perah yang diperoleh pada tahun 2012 adalah 1,8 kali atau terjadi peningkatan kinerja IB sebesar 5,56% dibanding tahun 2011 dengan angka conception rate (CR) pada tahun 2012 sebesar 55,3%. Selanjutnya rataan

Laporan Tahunan 2012 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 5

calving interval atau jarak beranak pada tahun 2012 yaitu berada pada angka 13,7 bulan atau mengalami perbaikan jarak beranak dibandingkan dengan rata-rata jarak beranak pada tahun 2011. Rataan jumlah bakteri (TPC) yang terkandung pada air susu segar per mililiter-nya pada tahun 2012 telah sesuai dengan standar SNI Nomor 01-3141-1998 yaitu berada dibawah 1 x 106,. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah bakteri (TPC) yang ditunjukkan oleh rataan angka bakteri sebesar 5,9 x 105 per mililiter air susu sedangkan tahun sebelumnya 3,78 x 105 per mililiter air susu. Pada kasus mastitis sub klinis yang terjadi pada tahun 2012 memperlihatkan kondisi yang sama dengan tahun 2011 yaitu sebesar 5,22%, sedangkan kasus mastitis klinis yang terjadi yaitu sebesar 0,8% atau terjadi sedikit peningkatan dibanding tahun 2011 sebesar 0,2%. Rataan jumlah bakteri (TPC) susu olahan pasteurisasi pada tahun 2012 yaitu 5,42 x 103 per ml airsusu dan telah memenuhi standar SNI Nomor 01-3951-1995 dengan angka TPC 3 x 104 per ml air susu.

2. Pelayanan kepada Masyarakat

Pelayanan Balai kepada publik/masyarakat antara lain melalui fasilitasi kegiatan praktek kerja lapangan, magang, penelitian, penerimaan tamu kunjungan dalam rangka studi banding, studi tour dan lain-lain. Materi yang disampaikan dalam pelayanan publik tersebut secara umum diantaranya terkait tatalaksana pembibitan dan budidaya ternak sapi perah serta pasca panen yang meliputi tatalaksana pakan dan pemberiannya, tatalaksana produksi hijauan makanan ternak dan pemanfaatannya, tatalaksana pemerahan dan kesehatan susu, tatalaksana reproduksi ternak, pasca panen hijauan makanan ternak dan limbah (silase, hay, amoniasi pakan, biogas, kompos, dll), pasca panen susu olahan, serta sosialisasi peningkatan sadar gizi masyarakat melalui kebiasaan minum susu.

Gambaran jumlah tamu kunjungan ke Balai pada tahun 2012 adalah sebanyak 17.172 orang atau menurun 27.43% dibanding tahun 2011 (21.882 orang). Berdasarkan asalnya tamu kunjungan tersebut antara lain berasal dari perguruan tinggi sebanyak 363 orang (2.11 %), Instansi Pemerintah 392 orang (2.28%), Swasta/Koperasi/BUMN 129 orang (0.75%), tamu luar negeri/asing 281orang (1.64%), Siswa sekolah SLTA/ MA 4.380 orang (25.51%), SLTP 7462 orang (43.45%), SD 3902 orang (22.72%) dan TK 263 orang (1.53%). Fasilitasi

Laporan Tahunan 2012 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 6

terhadap kegiatan praktek kerja lapangan/magang 98 orang (0.5%) dari berbagai perguruan tinggi nasional dan sekolah menengah kejuruan.

Disamping itu pada tahun 2012 dilakukan pelayanan aktif ke masyarakat melalui pembinaan lanjutan bimbingan teknis terhadap Delapan (8) kelompok peternak binaan yang terdapat di Enam (6) kabupaten, antara lain kelompok Wargi Asih Desa Pada Asih Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat, kelompok Marga Jaya Desa Cinangsih Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang, kelompok Mekar Saluyu Desa Cipangramatan Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut dan kelompok Kiara Sanding Desa Pulosari Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, kelompok Baru Jaya II Desa Kp. Cisaat Desa Cisaat Kec.

Ciater kab. Subang, kelompok Kelompok Mitra Sawargi yang berlokasi di Kp.

Tewel Desa Guranteng Kec. Pagerageung Kab. Tasikmalaya. Serta kelompok peternak binaan baru pada tahun 2012 yaitu 2 kelompok peternak di Kab.

Bandung Barat pada kelompok Cipeusing Mandiri berlokasi di Kp. Cipeusing RT 02 RW 04 Desa Kertawangi Kec. Cisarua Kab. Bandung Barat dan kelompok Maju Jaya II berlokasi di desa Cikole Kec. Le mbang Kab. Bandung Barat.

3. Produksi Hijauan Makanan Ternak

Produksi hijauan makanan ternak dari jenis rumput gajah yang berada di lokasi Cikole pada tahun 2012 adalah sebanyak 1.520.400 kg (1,520 ton) per tahun dari luas areal kebun rumput 5 hektar. Sedangkan produksi hijauan makanan ternak yang berasal dari lokasi Sub Pelayanan (SUP) Subang a) lokasi desa Bunihayu kecamatan jalan Cagak kabupaten Subang produksi hijauan makanan ternak yang dihasilkan adalah sebanyak 307 ton yang dihasilkan dari 4 hektar luasan kebun rumput efektif (80 persen ditanami jenis rumput pannicum maximum dan 20 persen jenis rumput gajah); b) Lokasi desa Sukamandi kecamatan Sagalaherang kabupaten Subang dari luas lahan yang dimiliki 10,678 hektar kebun rumput efektif seluas 2 hektar dengan produksi hijauan makanan ternak yang dihasilkan jenis rumput gajah sebanyak 385 ton per tahun; c) lokasi desa Dayeuhkolot kecamatan Sagalaherang dari luasan lahan yang dimiliki 9,03 hektar, kebun rumput efektifnya sebesar 6 hektar (5,75 hektar ditanami rumput gajah dan 0,25 hektar jenis rumput african stargrass) dengan produksi hijauan makanan ternak yang dihasilkan rumput gajah sebanyak 683 ton dan rumput african stragrass 7,5 ton per tahun (lahan kebun baru dilakukan peremajaan).

Laporan Tahunan 2012 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 7

Produksi hijauan makanan ternak olahan pada tahun 2012 yaitu rumput kering (hay) sebesar 19,3 ton per tahun yang di produksi dari jenis rumput pannicum maximum, rumput african star grass, dan lain-lain. Sedangkan hijauan makanan ternak olahan lainnya yaitu silase dari limbah daun jagung telah di produksi sebanyak 100 ton.

Gambaran produksi hijauan makanan ternak berdasarkan lokasi dan jenisnya disajikan pada tabel berikut :

Tabel. Gambaran Produksi Hijauan Makanan Ternak berdasarkan Lokasi pada UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Tahun 2012

Berdasarkan tabel 2, produksi hijauan makanan ternak dalam bentuk segar pada tahun 2012 sebesar 2.875.150kg ≈ ....kg bahan kering. Bila dibandingkan dengan kebutuhan pakan berdasarkan keadaan populasi ternak (Satuan Ternak) per Desember 2012 berdasarkan kebutuhan bahan kering (BK) dari pakan hijauan yaitu sebesar ...kg, maka ketersedian pakan hijauan masih tercukupi.

Laporan Tahunan 2012 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Hal : 1 8.2. Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi

Balai Pengembangan Perbibitan Ternak (BPPT) Unggas Jatiwangi berdiri sejak tahun 1952 dengan nama Taman Ternak dan pada Tahun 1980 diubah dengan nama Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPT-HMT) Jatiwangi sampai dengan tahun 1999. Pada tanggal 7 September 1999 diubah lagi menjadi Balai Pembibitan Ternak (BPT) Unggas Jatiwangi sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 40 Tahun 1999 tanggal 7 September 1999.

Pada tahun 2002 sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2002 diubah lagi menjadi UPTD Balai Pengembangan Perbibitan Ternak (BPPT) Unggas Jatiwangi.

BPPT Unggas Jatiwangi merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat sesuai dengan Peraturan Gubernur (PERGUB) Nomor 36 Tahun 2009 tentang Tupoksi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas pada Unit Pelaksana Teknis Dinas di lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. Dalam pengelolaannya diarahkan pada pola pengembangan Perbibitan Ternak Unggas khususnya ayam buras dan itik.

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat nomor 113 tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas pada Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, tugas pokok Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi adalah Melaksanakan sebagian Fungsi Dinas di Bidang Pengujian dan Pengembangan Perbibitan Tenak Unggas.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Balai Pengembangan Perbibitan Ternak (BPPT) Unggas Jatiwangi memiliki fungsi yaitu :

A. Penyelenggaraan pengkajian bahan petunjuk teknis pengujian dan pengembangan perbibitan ternak unggas.

B. Penyelenggaraan pengujian dan pengembangan perbibitan ternak unggas.

Keadaan jumlah pegawai pada akhir tahun 2012 sebanyak 40 orang terdiri atas 25 orang PNS dan 15 orang Tenaga Harian Lepas.

Sarana dan prsarana yang dimiliki UPTD BPPT Unggas Jatiwangi sampai akhir tahun 2012 :

Laporan Tahunan 2012 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Hal : 2 1. Luas Lahan

 Lahan kantor dan peternakan

 Lahan pemeliharaan ternak ayam buras

 Lahan pemeliharaan ternak itik

 Lahan sawah/ladang

 Lahan dipakai PUSKESMAS

 Lahan tidak tergarap (Tebing, dll)

 Lahan sewa dari PT. KAI (Persero)

2. Bangunan kandang dan penetasan 1) Kandang Ayam Buras

3. Bangunan Kantor dan Fasilitas lainnya 1) Kantor 2 Unit

2) Perumahan Pegawai 4 Unit 3) Rumah Dinas 2 Unit

Laporan Tahunan 2012 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Hal : 3 48,17% dibandingkan akhir tahun 2011. Adapun rincian populasi setiap periode pemeliharaan adalah sebagai berikut :

a. Starter (0-6 minggu) : 653 ekor (6,11% dari total populasi) b. Grower (> 6-18 minggu) : 3.812 ekor (35,65% dari total populasi) c. Layer (> 18 minggu) : 6.229 ekor (58,25% dari total populasi)

Total Populasi : 10.694 ekor

Tabel. Perbandingan Keadaan Populasi Ternak Ayam Buras Tahun 2011 dengan Tahun 2012 di BPPT Unggas Jatiwangi

Uraian Akhir Tahun

Populasi Ternak (Ayam Buras) 7.220 10.694 3.474 48,17

Meningkatnya populasi ayam buras pada tahun 2012 disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

a. Manajemen pemeliharaan ternak ayam buras terutama dari aspek pemberian pakan telah berjalan dengan optimal sesuai dengan standar ideal kebutuhan nutrisi setiap periode pemelliharaan, yang erat kaitannya dengan peningkatan pencapaian produksi ternak, kualitas bibit, performa fisik dan reproduksi.

b. Manajemen kesehatan ternak telah berjalan dengan optimal, melalui pelaksanaan program medikasi, vaksinasi dan desinfeksi rutin ternak