• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PRODUKSI TERNAK

5.1. PENGENDALIAN MUTU BIBIT TERNAK 1. Penetapan Rumpun/Galur Ternak

Penetapan rumpun atau galur ternak adalah pengakuan pemerintah terhadap suatu rumpun atau galur ternak yang telah ada di suatu wilayah sumber bibit yang secara turun temurun dibudidayakan peternak dan menjadi milik masyarakat.

Dasar pelaksanaan penetapan rumpun/galur ternak adalah Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 19/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Penetapan dan Pelepasan Rumpun atau Galur Ternak. Jawa Barat memiliki banyak sumber daya genetik hewan lokal yang harus segera ditetapkan/diakui sebagai suatu rumpun, setelah tahun 2011 berhasil menetapkan rumpun ayam pelung dan domba garut sebagai rumpun ternak asli Jawa Barat maka Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 melalui Gurbernur mengajukan permohonan penetapan rumpun ternak ayam sentul dan itik rambon melalui surat permohonan pentetapan rumpun ternak kepada menteri pertanian dengan Nomor : 524/4224/II/Binprod, tanggal 28 April 2012 perihal penetapan rumpun ternak ayam sentul dan itik rambon. Ayam Sentul merupakan ayam lokal yang berasal dari daerah Ciamis dan berkembang di kabupaten lainnya di Provinsi Jawa Barat. Penampilan fisik ayam ini tergolong tipe aduan, tetapi kini kebanyakan dipelihara sebagai penghasil telur dan daging.

Sedangkan itik rambon merupakan itik yang berasal dari Kabupaten Cirebon dan kemudian berkembang ke kabupaten lainnya di Jawa Barat. Itik rambon merupakan itik tipe petelur yang potensial. Itik ini memiliki keunggulan konsumsi pakan rendah dan ukuran telur sedang.

Permohonan penetapan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut, memiliki asal usul/silsilah ternak yang jelas, harus diketahui metoda dan cara mendapatkan rumpun, memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif yang jelas, dan wilayah sebaran untuk penetapan (tercantum pada proposal). Sifat kualitatif meliputi ciri khas suatu rumpun atau galur ternak, antara lain penampilan luar seperti warna, bentuk, yang dapat dibedakan dengan rumpun atau galur ternak lainnya. Sedangkan sifat kuantitatif meliputi sifat produksi dan reproduksi.

Setelah dilakukan observasi terhadap rumpun ternak ayam sentul dan itik rambon oleh Komisi Penilaian, Penetapan dan Pelepasan Rumpun atau Galur Ternak (KP3RGT), maka ayam sentul dan itik rambon dinyatakan memenuhi

Laporan Tahunan 2012 Bidang Produksi 2 persyaratan dan layak untuk diajukan sebagai rumpun ternak asli Jawa Barat.

Proses selanjutnya adalah penilaian dan evaluasi oleh Komisi Penilaian, Penetapan dan Pelepasan Rumpun atau Galur Ternak melalui presentasi dan pemaparan dokumen ilmiah dari masing-masing rumpun ternak yang akan ditetapkan.

Setelah melalui penilaian dan evaluasi secara komprehensif, maka Komisi Penilaian, Penetapan dan Pelepasan Rumpun atau Galur Ternak menetapkan ayam sentul sebagai rumpun ayam sentul melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 698/Kpts/PD.410/2/2013 tanggal 13 Februari 2013 dan itik rambon melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 700/Kpts/PD.410/2/2013 tanggal 13 Februari 2013. Adapun deskripsi rumpun ayam sentul dan itik rambon adalah sebagai berikut :

Deskripsi rumpun ayam sentul :

1. Nama rumpun : Ayam sentul

2. Karakteristik rumpun

A. Sifat kualitatif (dewasa)

a. Warna

- Bulu : Jantan : abu-abu dengan bergaris di ujung setiap helai bulu, memberi kesan sisik ikan, dihiasi dengan warna merah, kuning, dan hijau

Betina : dominan abu-abu dengan variasi abu kehitaman, abu keemasan, dan abu putih

- Kepala : Jantan : abu-abu dilapisi warna khas merah kuning keemasan Betina : abu-abu kehitaman

- Jengger : Merah

- Paruh : Putih

- Kaki : Kekuningan

- Kulit : Putih

b. Bentuk

- Kepala : Jantan : lurus dan pipih

Laporan Tahunan 2012 Bidang Produksi 3 Betina : pipih

- Jengger : Jengger pea

- Pial : Ganda

- Paruh : Jantan : panjang

Betina : panjang dan runcing

- Badan : Ramping

- Ekor : Jantan : panjang

Betina : terbuka dan lebar B. Sifat kuantitatif

a. Bobot badan : Jantan : 2,0-2,6 kg Betina : 1,3-1,6 kg b. Bobot telur : 40,7 ± 3,8 g

c. Produksi telur : 118-140 butir/tahun d. Umur dewasa kelamin : 6 ± 1 bulan

e. Umur bertelur pertama : 5-6 bulan f. Konversi pakan : 2,5 - 3,2

g. Kepala : Jantan : panjang 39,0 ± 2,2 mm, lebar 33,4 ± 5,1 mm

Betina : panjang 38,6 ± 4,0 mm, lebar 30,3 ± 2,8 mm

h. Jengger : Jantan : tinggi 34,9 ± 15,7 mm, lebar 58,7 ± 30,7 mm, tebal 14,5

± 11,9 mm

Betina : tinggi 17,3 ± 11,6 mm, lebar 35,0 ± 18,2 mm, tebal 3,9 ± 1,7 mm

i. Paruh : Jantan : panjang 33,5 ± 3,6 mm, lebar 17,2 ± 2,2 mm, tebal 12,6 ± 1,7 mm

Betina : panjang 32,2 ± 3,0 mm, lebar 16,2 ± 1,9 mm, tebal 10,6 ± 1,3 mm

j. Dada : Jantan : panjang 13,2 ± 1,2 cm, lingkar dada 34,0 ± 2,8 cm

Laporan Tahunan 2012 Bidang Produksi 4 Betina : panjang 11,3 ± 0,9 cm, lingkar dada 31,0 ± 1,5 cm

Deskripsi rumpun Itik Rambon :

1. Nama rumpun : Itik Rambon

2. Asal-usul : Hasil persilangan Itik Tegal

dengan Itik Magelang

3. Wilayah sebaran asli geografis : Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat

4. Wilayah sebaran : Pulau Jawa dan Sumatera

5. Karakteristik :

A. Sifat kualitatif :

1. Warna :

a. Bulu : Jantan : cokelat tua di bagian kepala, sepanjang tulang belakang dan ekor

Betina : cokelat atau tutul cokelat agak jelas pada kepala, dada, punggung, sayap dan leher

b. Kulit tubuh : Putih

c. Kerabang telur : Hijau kebiruan 2. Bentuk badan : Langsing tegak B. Sifat Kuantitatif :

1. Bobot badan : Jantan : 1,6 - 1,7 kg Betina : 1,4 - 1,5 kg 2. Bobot telur : 55 - 65 g

3. Produksi telur : 220 - 260 butir/tahun 4. Puncak produksi telur : 70 ± 5%

5. Umur dewasa kelamin : 180 ± 31 hari 6. Lama produksi telur : 18 - 24 bulan 7. Konversi pakan : 4 - 4,5

Laporan Tahunan 2012 Bidang Produksi 5 2. Pelaksanaan Uji Zuriat/Progeny test Sapi Perah

Kegiatan Uji Zuriat di Jawa Barat tahun 2012 merupakan tahap VIII yaitu Penentuan Pejantan Unggul Uji Zuriat Sapi Perah Nasional (launching) yang dilaksanakan di BPPTU Sapi Perah Baturraden tanggal 8 Desember 2012. Uji Zuriat di Provinsi Jawa Barat melibatkan 5 (lima) Koperasi/KUD Persusuan dan 2 (dua) perusahaan, yaitu KPSBU Lembang Kabupaten Bandung Barat, KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung, KSU Tandangsari Kabupaten Sumedang, KPGS Cikajang dan KUD Mandiri Cisurupan Kabupaten Garut serta PT. Taurus Dairy Farm Sukabumi dan Yayasan Pesantren Indonesia Al Zaitun Indramayu.

Recording/pencatatan merupakan proses yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan dari kegiatan Uji Zuriat ini, dimana metode analisa data dilaksanakan dengan metode Modified Contemporary Comparision (MCC) dan selanjutnya menghasilkan ranking pejantan unggul sapi perah.

Dalam setiap tahap pelaksanaan tersebut dilakukan koordinasi monitoring dan evaluasi secara kontinyu agar Uji Zuriat Sapi Perah Nasional berjalan dengan efektif, efisien dan terarah. Berdasarkan hasil analisa data produksi susu dan data pendukung lainnya diperoleh informasi untuk menentukan pejantan mana yang paling baik dan seberapa besar tingkat kelebihan produktivitasnya. Pejantan yang ditetapkan sebagai pejantan unggul tersebut selanjutnya dilepas sebagai pejantan unggul sapi perah Indonesia untuk dipergunakan dalam rangka meningkatkan kemampuan genetik sapi perah Indonesia.

Hasil launching Uji Zuriat Nasional yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan & Kesehatan Hewan menetapkan 4 (empat) pejantan unggul kedua, yaitu :

1. Flaunt (30694) lahir 8 Juni 2006

2. Hostromsy (30664) lahir 11 September 2006 3. Florean (30691) lahir 8 September 2006 4. Fokker (30697) lahir 6 Agustus 2006