• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIDANG KESEHATAN HEWAN DAN KESMAVET

7. Pembinaan Pelayanan Keswan

Secara umum kegiatan pembinaan pelayanan kesehatan hewan bertujuan untuk mengetahui sampai sejauhmana kegiatan pelayanan kesehatan hewan dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota. Propinsi jawa Barat mempunyai sarana Kesehatan Hewan berupa :

A. Unit pelayanan kesehatan hewan (Puskeswan) berjumlah 72 unit, merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) atau setidak-tidaknya setingkat eselon IV, dengan kondisi :

a. Sebanyak 33 unit belum memiliki bangunan sendiri, masih bersatu dengan unit kerja lain dalam satu atap

b. Sebanyak 39 unit sudah memiliki bangunan sendiri, terdiri dari 36 unit Puskeswan dan 3 unit Klinik Hewan

B. Laboratorium Keswan dan Kesmavet Tipe B (Balai Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan dan Kesmavet/BP3HK), yang memiliki 4 Sub-Unit Pelayanan (SUP) :

a. SUP laboratorium Kesehatan Hewan Losari b. SUP Pos Pemeriksaan Lalu Lintas Hewan Banjar c. SUP Pos Pemeriksaan Lalu Lintas Hewan Losari

d. SUP Pos Pemeriksaan Lalu Lintas Hewan Gunung Sindur

Laporan Tahunan 2011 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 123 Jumlah SDM yang ber-profesi sebagai dokter hewan di Jawa Barat seperti tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 6.28. SDM Dokter Hewan di Jawa barat

No. Kab./ Kota

Salah satu upaya untuk memperkuat pelayanan Kesehatan Hewan adalah melengkapi sarana di unit-unit Puskeswan, pada tahun 2012 telah disalurkan sebanyak 3 (tiga) paket alat-alat untuk memperkuat puskeswan yang diserahkan untuk Puskeswan kuningan di Kabupaten Kuningan, Puskeswan Cikijing di Kabupaten Majalengka dan Puskeswan Panijahan di Kabupaten Bogor. Selain itu, guna mendukung pengembangan sapi perah, diserahkan pula peralatan untuk puskeswan di wilayah pengembangan sapi perah kepada 5 kabupaten yaitu : Kabuapten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, kabupaten Garut dan Kabupten Subang.

Dengan pertimbangan untuk memperluas pelayanan di daerah-daerah padat ternak, pada tahun 2012 dilakukan pembangunan fisik Puskeswan sebanyak 2 unit. Pembangunan Puskeswan dilakukan di 2 kabupaten yaitu : Puskeswan jalan

Laporan Tahunan 2011 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 124 Cagak di Kabupaten Subang dan Puskeswan Kertasari di pangalengan Kabupaten Bandung.

Tabel 6.29. Unit Pusat Kesehatan Hewan di Jawa Barat

No Unit Kerja Lainnya di Kabupaten/Kota No Unit Kerja Lainnya di Kabupaten/Kota

1 Kabupaten Bogor 13 Kuningan

UPT Puskeswan Wilayah I Ciseeng UPTD Puskeswan Kuningan UPT PuskeswanIIPamijahan UPTD Puskeswan Cilimus UPT Puskeswan III Jonggol UPTD Puskeswan Ciawigebang UPT Puskeswan IV Cibinong UPT Puskeswan Darma UPT Puskeswan V Jasinga 14 Indramayu

UPT Puskeswan VI Ciomas Puskeswan Karangampel UPT Puskeswan VII Ciawi Puskeswan Indramayu UPT Puskeswan VIII Bbk Madang Puskeswan Jatibarang

2 Kota Depok Puskeswan Kandanghaur

Puskeswan Sawangan Puskeswan Cikedung

3 Kabupaten Sukabumi Puskeswan Haurgeulis UPTD Laboratorium & Poskeswan 15 Kabupaten Bandung UPTD Peternakan & Keswan Puskeswan Katapang UPTD P&K Wil. II Cibadak Puskeswan Pasirjambu UPTD P&K Wil. III Cicurug 16 Kab Bandung Barat UPTD P&K Wil. IV Pelabuhan Ratu Puskeswan Cisarua UPTD P&K Wil. V Jampang Tengah Puskeswan Lembang UPTD P&K Wil. VI Jampang Kulon 17 Kota Bandung

UPTD P&K Wil. VII Sagaranten Klinik Hewan Kota Bandung

4 Cianjur 18 Kota Cimahi

Puskeswan Sukanagara Puskeswan dan Lab. Kota Cimahi

Poskeswan Pacet 19 Sumedang

Pos Pelayanan Terpadu Agrabinta UPTD Pusat Pelayanan Peternakan &

Perikanan (P4) Wil. Sumedang Kota

5 Kabupaten Bekasi UPTD P4 Wil. Tanjungsari

Puskeswan & Lab Kesmavet Setu UPTD P4Wilayah Tanjungkerta

6 Kota Bekasi UPTD P4Wilayah Tomo

UPTD Klinik Hewan UPTD P4Wilayah Wado

7 Purwakarta UPTD P4 Wilayah Situraja

Puskeswan Bungursari UPTD P4 Wilayah Cimalaka

8 Karawang UPTD P4 Wilayah Conggeang

Klinik Hewan dan Ikan UPTD P4 Wilayah Pamulihan

Laporan Tahunan 2011 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 125

No Unit Kerja Lainnya di Kabupaten/Kota No Unit Kerja Lainnya di Kabupaten/Kota

9 Kabupaten Cirebon 20 Garut

UPT Puskeswan Tengahtani UPTD Klinik Hewan

UPT Puskeswan Kaliwedi Puskeswan Cikajang,Cikajang

UPT Puskeswan Ciledug Puskeswan RRMC - Malangbong

10 Kota Cirebon 21 Ciamis

Lab. Kesmavet dan Klinik Kalijaga UPTD Puskeswan Ciamis

11 Kab Tasikmalaya Puskeswan Rancah

Puskeswan Pagerageung Puskeswan Banjarsari

Puskeswan Cikatomas Puskeswan Cimerak

Puskeswan Cipatujah 22 Majalengka

12 Kota Banjar Puskeswan Dawuan

UPTD Poskeswan & Perlindungan

Tanaman Puskeswan Cikijing

Pembangunan Puskeswan pada tahun 2012.

1. Kabupaten Bandung 2. Kabupaten Subang Puskeswan Kertasari - Pangalengan Puskeswan Jalan Cagak

6.3. KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER

Fungsi Kesehatan Masyarakat Veteriner untuk melindungi konsumen-konsumen dari bahaya yang dapat mengganggu kesehatan akibat menggunakan baik untuk dipakai atau dimakan bahan makanan asal hewan, melindungi dan menjamin ketentraman batin masyarakat dari kemungkinan-kemungkinan penularan zoonosa yang sumbernya berasal dari hewan.

Secara umum fungsi kesmavet adalah :

1. Menjamin ketenteraman bathin masyarakat dari :

A. Ketidakhalalan Produk Pangan Asal Hewan (PPAH) atau Produk Hewan Non Pangan (PHNP)

B. Penularan zoonosa bersumber produk hewan

2. Melindungi konsumen dari bahaya yang dapat mengganggu kesehatan akibat mengkonsumsi PPAH atau menggunakan PHNP.

3. Melindungi peternak dari kerugian sebagai akibat penurunan kualitas atau pengafkiran produk hewan

Dalam rangka mendapatkan kualitas produk peternakan (daging, susu dan telur) yang Aman, Sehat Utuh dan Halal, (ASUH) memerlukan penerapan hygiene sanitasi

Laporan Tahunan 2011 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 126 sejak dari proses awal di RPH/RPU/TPS sampai ke penjaja di pasar serta penanganan rantai dingin yang memadai.

Di Jawa Barat yang mayoritas penduduknya beragama Islam, syarat Produk Pangan Asal Hewan (PPAH) adalah Halal, Aman, Utuh dan Sehat, (HAUS).

1. Halal yaitu tidak bertentangan dengan syariat Islam. Proses produksi Produk Hewan dilaksanakan secara halal. Sebelum, selama dan sesudah produksi Produk Hewan tersebut tidak mengandung atau tidak bersentuhan dengan barang atau zat yang diharamkan.

2. Aman yaitu tidak mengandung bahaya yang dapat mengganggu atau membahayakan kesehatan manusia :

A. Bahaya fisik (debu, bulu, rambut, pecahan gelas, klip, dll.) B. Bahaya biologi (virus, bakteri, parasit, dll)

C. Bahaya kimia (pestisida, logam berat, racun, residu antibiotika, residu hormon, dll )

3. Utuh murni atau wholesome yaitu tidak dikurangi atau tidak ditambah sesuatu zat apapun;

4. Sehat yaitu berpenampilan baik, tidak menyimpang, etis, dapat diterima oleh masyarakat, layak dikonsumsi dan mengandung zat gizi dalam jumlah yang cukup.

Produk hewan, khususnya pangan asal hewan, adalah produk yang berpotensi berbahaya atau potentially hazardous foods, dapat mengandung bibit penyakit (kuman/bakteri, virus, cacing, racun, dll)

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dalam Bab III, Pasal (4) bahwa Hak konsumen adalah hak atas kenyamanan, keamanan & keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa.

Disamping itu dalam Deklarasi FAO/WHO (1992) pada International Conference on Nutrition bahwa setiap orang berhak untuk memperoleh pangan yang cukup bergizi dan aman dikonsumsi.

Pangan, termasuk pangan asal hewan, harus aman (safe) dan layak (suitable for human consumption) (Code of Hygienic Practice, Codex Alimentarius Commission)

Untuk mendapatkan Produk Hewan yang HAUS maka seluruh tahapan produksinya dilaksanakan dengan memenuhi kaidah Good Manufacturing Practices (GMP) yang meliputi terpenuhinya persyaratan bangunan dan peralatan, higien dan sanitasi serta proses produksi yang baik dan benar.

Laporan Tahunan 2011 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 127 Sejalan dengan meningkatnya pendidikan, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat maka kebutuhan Produk Hewan yang HAUS akan semakin meningkat.

Namun kualitas Produk Hewan terutama Pangan Asal Hewan (PAH) sampai dengan saat ini dalam proses mencapai standar HAUS yang diharapkan karena belum optimalnya penerapan GMP atau Sistem Jaminan Mutu Produk Peternakan pada unit usaha Pangan Asal Hewan. Hal ini disebabkan masih ada peternak/produsen yang belum menghasilkan Produk Hewan yang HAUS, masih sedikitnya sarana prasarana yang memadai serta masih perlunya pembinaan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas.

Adanya efek pasar global akibat diberlakukannya kesepakatan umum tentang tarif dan perdagangan (General Agreement on Tariff and Trade/GATT) yang ditandatangani 125 negara termasuk Indonesia menyebabkan Produk Hewan dari luar negeri dapat masuk ke Indonesia termasuk ke Jawa Barat dan dapat mengancam pasar di dalam negeri. Oleh karena itu peningkatan sarana prasarana kesmavet serta peningkatan SDM petugas dan peternak/produsen Produk Hewan merupakan sasaran utama pembinaan kesmavet di Jawa Barat.