• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MELALUI PENERAPAN SUPERVISI KLINIS DI TK NEGERI 1 SANGASANGA TAHUN 2019

Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

PEMBELAJARAN MELALUI PENERAPAN SUPERVISI KLINIS DI TK NEGERI 1 SANGASANGA TAHUN 2019

Erna Susilawati

TK Negeri 1 Sangasanga, Kutai Kartanegara ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi Permendiknas No 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah, tugas kepala sekolah kaitannya dengan supervisi klinis ini di antaranya: 1) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ metode/ teknik pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa; 2) Membimbing guru dalam menyusun rencana kegiatan harian (RKH) dan rencana kegiatan mingguan (RKM); dan 3) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan untuk mengembangkan potensi siswa. Subyek dalam penelitian ini adalah Guru TK Negeri 1 Sangasanga yang merupakan tempat peneliti bertugas menjadi kepala sekolah tahun pelajaran 2019 yang berjumlah 9 orang. Rancangan penelitian dilakukan dalam 3 siklus yang meliputi: 1) perencanaan; 2) tindakan; 3) pengamatan; dan 4) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Kemampuan guru dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan dalam setiap aspek; 2) Kemampuan guru dalam proses pembelajaran menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putarannya; dan 3) Kegiatan pembinaan melalui supervisi klinis bermanfaat dan dapat membantu meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran, sehingga kinerja guru dapat ditingkatkan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan supervisi klinis tersebut dikatakan efektif untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Permen No 13 Tahun 2007 tentang kompetensi guru dan kepala sekolah, dalam membuat rencana kerja kerja sekolah, serta dapat mengorganisasikan sekolah kearah perubahan yang diinginkan sesuai undang-undang.

Kata Kunci: kemampuan, pembelajaran, supervisi klinis

PENDAHULUAN

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan tidak hanya dituntut kepada siswa saja untuk selalu belajar lebih giat dan tekun terutama di saat ini yang merupakan jaman globalisasi di mana perkembangannya sangat cepat yang dibarengi dengan jaman teknologi canggih yang setiap saat selalu mengalami perubahan. Guru sebagai pendidik merupakan faktor yang sangat penting dalam

melakukan proses pembelajaran di kelas yang juga merupakan faktor penentu dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Kenyataan di lapangan menunjukkan kualitas pendidikan masih jauh dari apa yang diharapkan terutama di TK Negeri 1 Kecamatan Sangasanga. Untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti sekaligus sebagai kepala sekolah melakukan pembinaan kepada guru melalui supervisi klinis, dan tindakan ini sebagai suatu langkah yang tepat agar peningkatan capaian kemampuan guru dapat dicapai sesuai dengan program pemerintah yaitu program pendidikan bermutu.

Sesuai dengan Permendiknas No 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah, maka salah satu kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi supervisi klinis. Sehubungan dengan hal ini maka yang menjadi tugas bagi seorang kepala sekolah kaitannya dengan supervisi klinis ini di antaranya adalah: 1) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ metode/ teknik pembelajaran/ bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa; 2) Membimbing guru dalam menyusun rencana kegiatan harian (RKH) dan rencana kegiatan mingguan (RKM); dan 3) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran / bimbingan untuk mengembangkan potensi siswa.

Karena hal tersebut, maka peneliti sebagai kepala sekolah berusaha untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan mengadakan bimbingan dan supervisi klinis. Peneliti juga mengajak rekan-rekan guru untuk memperbaiki mulai dari menyusun rencana kegiatan harian (RKH) dan rencana kegiatan mingguan (RKM) yang lebih menarik dan dapat memotivasi minat anak dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Kepala sekolah berkewajiban membantu melaksanakan pembinaan di sekolah agar mutu pendidikan dapat dicapai. Sehubungan dengan hal di atas penulis mencoba melakukan penelitian tindakan sekolah (PTS) dengan judul: “Peningkatan Kemampuan Guru dalam Proses Pembelajaran melalui Penerapan Supervisi Klinis di TK Negeri 1 Sangasanga Tahun 2019. Adapun tujuan penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran melalui penerapan supervisi klinis di TK Negeri 1 Kecamatan Sangasanga Tahun 2019; dan 2) Untuk mendeskripsikan efektivitas penerapan supervisi klinis di TK Negeri 1 Kecamatan Sangasanga dalam meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran Tahun 2019. KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.

Menurut Syaiful Sagala, (2011: 62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan, yaitu apa yang diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar. Menurut H. Daryanto (2005: 58) tujuan pembelajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Suryosubroto (2005: 63) menegaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa sesudah ia melewati kegiatan pembelajaran yang bersangkutan dengan berhasil.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulakan bahwa tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.

Aspek Penting yang Dinilai Sebagai Hasil Proses Belajar

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, sikap, keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh siswa dalam melaksanakan tugas kehidupannya. Berdasarkan pengertian ini, maka secara garis besar aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian berbasis kompetensi meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor atau kompetensi intelektual, emosional (ahlak dan moral), spritual, dan keterampilan. Sejalan dengan hal tersebut di atas, Benyamin S. Bloom dan (2008 : 216). Bloom mengelompokkan kemampuan manusia ke dalam tiga aspek (domain), yaitu: 1) Aspek kognitif (cognitive domain); 2) Aspek afektif (affective domain); dan 3) Aspek psikomotor (psychomotorik domain).

Kemampuan Guru dalam Pembelajaran

Istilah kemampuan mengajar merupakan kemampuan guru dalam menigkatkan kinerjanya melaksanakan pembelajaran di kelas. Kinerja dapat diterjemahkan dalam perfomance atau unjuk kerja, artinya kemampuan yang ditampilkan seseorang terhadap pekerjaannya pada tempat ia bekerja. Kinerja merupakan suatu kinerja yang esensial terhadap keberhasilan suatu pekerjaan.

Karena itu suatu kinerja yang efektif bagi setiap individu perlu diciptakan sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara optimal.

Menurut Fattah (2006:84) kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan otivasi dalam menghasilkan suatu pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang yang mencerminkan prestasi kerja sebagai ungkapan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Usman, Uzer (2009:174) berpendapat bahwa terdapat empat gugus yang erat kaitannya dengan kinerja guru, yaitu kemampuan: 1) merencanakan KBM; 2) melaksanakan KBM; 3) melaksanakan hubungan antar pribadi, dan (4) mengadakan penilaian. Sedangkan Depdiknas (2008:64) mengembangkan kinerja guru profesional meliputi: 1) penguasaan bahan ajar; 2) pemahaman karakteristik siswa; 3) penguasaan pengelolaan kelas; 4) penguasaan metode dan strategi pembelajaran; 5) penguasaan evaluasi pembelajaran; dan 6) kepribadian.

Dari pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan kinerja guru dalam penelitian ini ialah: 1) penguasaan bahan ajar; 2) pemahaman karakteristik; 3) penguasaan pengeloaan kelas; 4) penguasaan metode dan strategi pembelajaran; 5) penguasaan evaluasi pembelajaran; dan 6) kepribadian.

Supervisi Klinis Kepala Sekolah

Supervisi klinis yang juga disebut supervisi kelas adalah suatu bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhan guru melalui siklus yang sistematis untuk meningkatkan proses belajar mengajar (La Sulo, Efffendi, Gojali, 2005:83).

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan oleh supervisor kepada guru secara kolegial dengan tujuan membantu guru dalam mengungkapkan kemampuan profesionalnya, khususnya untuk kerja mengajarnya di kelas berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif.

Prinsip Prinsip Supervisi Klinis

Prinsip umum yang perlu dijadikan acuan dalam pelaksanaan supervisi klinis, agar sukses mencapai tujuannya, yakni: 1) Hubungan kolegial; 2) Demokrasi; 3) Berorientasi pada kebutuhan dan aspirasi guru; 4) Obyektif; 5) Mengutamakan prarakarsa dan tanggungjawab guru. (Made Pidarta, 2009 : 82). Tahapan Proses Supervisi Klinis

1. Pertemuan pendahuluan 2. Tahap Observasi

3. Tahap Pertemuan Balikan 4. Latihan Mengajar Terbimbing Hipotesis Tindakan

Berdasarkan masalah penelitian, kajian teori tentang peningkatan kerja guru melalui supervisi klinis yang telah dikemukakan di atas,maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis adalah Penerapan supervisi klinis kepala sekolah di TK Negeri 1 Kecamatan Sangasanga dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran Tahun 2019.

METODE PENELITIAN