• Tidak ada hasil yang ditemukan

READING THINKING ACTIVITY DI KELAS II/B SD NEGERI 006 LOA JANAN TAHUN 2019

Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

READING THINKING ACTIVITY DI KELAS II/B SD NEGERI 006 LOA JANAN TAHUN 2019

Mardiana N.

SD Negeri 006 Loa Janan, Kutai Kartanegara ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah kurang maksimalnya hasil belajar siswa semester I di kelas II/b SD Negeri 006 Loa Janan, kabupaten Kutai Kartanegara, dengan ketuntasan belajar hanya 42,86% siswa yang mencampai KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bagi peserta didik di sekolah ini adalah 70. Karena itu diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pengumpulan data yang digunakan dalam tindakan ini menggunakan Teknik Evaluasi/ Tes, evaluasi dan dokumentasi, sedangkan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif directed reading thinking activity suasana kelas menjadi kondusif pada saat siswa diberikan tugas, secara keseluruhan siswa sudah mengalami kemajuan dan lebih termotivasi selama pelaksanaan pembelajaran, hasil observasi pada siklus 3 Hasil belajar siswa sudah mencapai tuntas dengan kriteria sangat baik, secara keseluruhan dapat dilihat nilai pra siklus nilai rata-rata sebesar 65,18 dengan persentase ketuntasan sebesar 42,86%, dengan penerapan model pembelajaran kooperatif directed reading thinking activity pada siklus I nilai rata-rata menjadi 70,71 dengan persentase ketuntasan 67,86%. siklus 2 dengan rata-rata nilai sebesar 76,43 dengan persentase 85,71%. siklus 3 rata-rata nilai siswa sebesar 85,54 persentase 100%. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif directed reading thinking activity dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata kelas dan ketuntasan belajar siswa yang selalu meningkat disetiap siklusnya dan selama pembelajaran berlangsung dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

Kata Kunci: keterampilan, membaca, directed reading thinking activity

PENDAHULUAN

Dalam mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik ini, pemerintah pada tahun 2013 mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini antara lain memberi ruang gerak yang luas kepada lembaga pendidikan khususnya jenjang sekolah dasar (SD) dalam mengelola sumber daya yang ada, dengan cara

mengalokasikan seluruh potensi sehingga mampu melakukan terobosan-terobosan sistem pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif, dengan melaksanakan pembelajaran yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi disekolah dasar (SD) secara tematik.

Salah satu faktor penting dalam membentuk karakter dan meningkatkan sumber daya manusia, kualitas hidup seseorang pun akan lebih meningkat melalui pendidikan. Dalam dunia pendidikan tenaga pendidik merupakan unsur yang berperan penting. Posisi guru sebagai perwujudan individu yang dapat diikuti atau menjadi panutan. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru sebagai individu yang dipercaya serta menjadi panutan bagi siswa maupun masyarakat atas keteladanannya. Keteladanan guru sebagai pribadi yang utuh dengan kompetensi yang sarat nilai. Yang melatarbelakangi penelitian ini adalah kurang maksimalnya hasil belajar siswa semester I di kelas II/b SD Negeri 006 Loa Janan, kabupaten Kutai Kartanegara, Dari 28 orang, hanya 42,86% siswa yang tuntas hasil belajarnya, dan 57,14% yang tidak tuntas. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bagi peserta didik di sekolah ini adalah 70. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran tidak dapat dibiarkan, karena itu diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Meskipun pembelajaran di kelas II/b berdasarkan tema, pada penelitian ini peneliti memfokuskan pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Karena bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Pembelajaran bahasa Indonesia dikhususkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar secara lisan maupun tulis. Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis (Permendiknas, 2006:120).

Berdasarkan obervasi awal permasalahan pada pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas II/b SD Negeri 006 Loa Janan, diantaranya guru belum menggunakan pendekatan yang kreatif, sehingga pembelajaran kurang optimal. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Hasil observasi pembelajaran tanggal 9 Januari 2019 menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran Tema 6 tentang merawat hewan dan tumbuhan diperoleh data sebagai berikut: 1) guru kurang bisa mengelaborasi sehingga jalannya pembelajaran cenderung monoton, hal ini menyebabkan suasana pembelajaran kurang menyenangkan bagi siswa, 2) aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran masih rendah. Dari data tersebut, maka perlu diadakan perbaikan sehingga keterampilan membaca.

Guna menyelesaikan permasalahan tersebut, peneliti bersama guru observer menetapkan model pembelajaran kooperatif directed reading thinking activity sebagai alternatif untuk meningkatkan keterampilan membaca. model pembelajaran kooperatif directed reading thinking activity ini cocok diterapkan untuk kegiatan membaca karena tujuan dari model pembelajaran ini untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras untuk memahami isi dalam suatu bacaan, siswa juga dapat memprediksikan dan membuktikannya ketika mereka membaca.

Penelitian ini juga menjadikan guru semakin kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna serta menunjang peningkatkan

hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil dalam penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Directed Reading Thinking Activity di kelas II/b SD Negeri 006 Loa Janan tahun 2019”. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan meningkatkan keterampilan membaca melalui penerapan model pembelajaran kooperatif directed reading thinking activity dikelas II/b SD Negeri 006 Loa Janan tahun 2019.

KAJIAN PUSTAKA

Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar

Keterampilan berbahasa menurut Tarigan (2008:83) mencakup empat segi yakni: 1) keterampilan menyimak/ mendengarkan (listening skills); 2) keterampilan berbicara (speaking skills); 3) keterampilan membaca (reading skills); dan 4) keterampilan menulis (writing skills). Setiap keterampilan memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita harus melalui suatu hubungan yang teratur. Mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, setelah itu kita belajar membaca dan menulis.

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (Depdiknas, 2003). Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut di SD memiliki standar kompetensi, masing-masing standar kompetensi tersebut ialah: 1) keterampilan mendengarkan; 2) keterampilan berbicara; 3) keterampilan menulis; dan 4) keterampilan membaca.

Pengertian Membaca

Depdiknas (2003:76) menyebutkan bahwa keterampilan membaca yakni mampu membaca lancar beragam teks, dan mampu menjelaskan isinya, membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedi, serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak. Novi, dkk (2006:68) menyatakan bahwa definisi membaca adalah mencakup: 1) membaca merupakan suatu proses; 2) membaca adalah strategis; dan 3) membaca merupakan interaktif.

Dari beberapa pengertian di atas, membaca merupakan aktivitas visual yang dilakukan untuk menerjemahkan kata-kata dalam tulisan menjadi suatu bentuk penarikan kesimpulan terhadap teks yang disajikan.

Pelaksanaan Pembelajaran Membaca

Menurut Nurhadi (2010:81) proses pelaksanaan membaca meliputi tiga tahap, yakni tahap prabaca, tahap baca, dan tahap pasca baca. Berikut akan dijelaskan berbagai kegiatan yang dilakukan dalap ketiga tahapan tersebut:

1. Tahap prabaca (apa yang diketahui) mengemukakan bahwa kegiatan prabaca merupakan kegiatan pengajaran yang dilaksanakan sebelum siswa melakukan kegiatan membaca.

2. Tahap baca guru menjelaskan cara membaca teks bacaan dengan membaca intensif dan meminta siswa untuk membacakannya di depan kelas.

3. Tahap pasca baca: mengemukakan bahwa strategi yang dapat digunakan pada saat tahap pascabaca yaitu belajar mengembangkan bahan bacaan pengajaran, memberikan pertanyaan, menceritakan kembali, serta presentasi visual. (Farida Rahim, 2011:75).

Hakikat Belajar

Belajar sebagai perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak sehingga dapat diasumsikan bahwa proses belajar akan belajar dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang (Budiningsih, 2008:63).

Belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan yang mana pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari sehingga guru harus dapat menata lingkungan yang memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun pada akhirnya yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat siswa itu sendiri atau dengan istilah lain kendali belajar sepenuhnya ada pada diri siswa (Budiningsih, 2008:58).

Menurut Slameto (2010:42) “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkat laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa belajar adalah merupakan upaya sadar dari seorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru sehingga seseorang itu akan mendapatkan pengalaman hidup yang baru akibat dari adanya hubungan antara si anak dengan lingkungan di mana anak menjalankan proses belajar.

Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:73), Hasil belajar merupakan hasil dari suatu tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, maka perlu dilaksanakan pengukuran hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar yang biasanya dinyatakan dalam angka atau nilai tertentu. Tes hasil belajar dapat digunakan untuk menilai kemajuan belajar dan mencari masalah dalam balajar.

Menurut Kunandar (2010:276), “Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, atau tes perbuatan”.

Dari pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan yang positif pada diri seorang baik, dari segi ketrampilan, kebiasaan pengetauan, tingkah laku, kecakapan, dan kemampuan yang dihasilkan dari pengalaman dan pelatihan.

Model Pembelajaran Kooperatif Directed Reading Thinking Activity

Stauffer (dalam Burns, dkk. 2006:67) menjelaskan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Directed Reading Thinking Activity menekankan kegiatan berpikir pada waktu membaca. Anak-anak dilatih memeriksa membuat hipotesis, menemukan bukti, dan mengambil keputusan berdasarkan atas pengalaman dan pengetahuannya. Membuat prediksi tentang apa yang akan terjadi. Dalam membuat prediksi, siswa menggunakan pengetahuan mereka tentang teks, mencoba mengkonfirmasi prediksinya dari siswa lain untuk mengkonfirmasi atau menolak gagasannya sendiri.

Dengan model pembelajaran kooperatif directed reading thinking activity ini, tahap kegiatan siklus yang meliputi: memprediksi, membaca, dan membuktikan, karena kegiatan membaca adalah kegiatan berpikir, yang melibatkan pembaca menggunakan pengalaman sendiri untuk merekonstruksi ide-ide penulis. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

1. Memberikan setiap siswa salinan bacaan. Mintalah siswa untuk mempelajari judul dan gambar pada halaman pertama. Sambil mengajukan pertanyaan tentang cerita, peristiwa dalam bacaan.

2. Memulai dengan kata-kata yang belum dikenal

3. Arahkan siswa untuk membaca dalam hati bagian dari cerita. Pastikan siswa membaca untuk mencari makna.

4. Setelah siswa membaca bagian pertama, mintalah mereka untuk menutup bukunya. dilanjutkan tanya jawab seputar bacaan.

Mintalah siswa melanjutkan kegiatan membaca bagian lain. Pada setiap bagian bacaan, lanjutkan siklus memprediksi-membaca-membuktikan.

METODE PENELITIAN