• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Independensi

Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

METODE PENELITIAN Metode dan Desain Penelitian

3. Pengujian Independensi

Berdasarkan hasil uji independensi, nilai signifkansinya 0,002. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka berdasarkan kriteria pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa ada kaitan antara hasil belajar yang menggunakan media video pembelajaran dengan hasil belajar yang menggunakan media powerpoint.

Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis Pertama: Terdapat perbedaan motivasi belajar siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda antara yang menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint.

Untuk menguji hipotesis pertama ini digunakan Uji t untuk menguji apakah terdapat perbedaan hasil belajar Pemanduan Wisata siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda yang menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh harga t hitung =6,813, lebih besar dari t tabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,039. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa:

H0 : Tidak Terdapat perbedaan motivasi belajar siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda yang menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint.

Ha : Terdapat perbedaan motivasi belajar siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda yang menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint.

Berdasarkan hasil thitung yang dibandingkan dengan ttabel, diperoleh keputusan thitung lebih besar dari t tabel,, maka berarti bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda yang menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint. Pengujian Hipotesis Kedua: Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint.

Untuk menguji hipotesis kedua yaitu terdapat perbedaan hasil belajar Pemanduan Wisata siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda antara yang menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint menggunakan Uji t. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh harga t

hitung =3,620, lebih besar dari t tabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,039. Hipotesis uji sebagai berikut:

H0 : Tidak Terdapat perbedaan hasil belajar Pemanduan Wisata siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint

Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar Pemanduan Wisata siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint.

Hasil perhitungan dari t hitung yang dibandingkan dengan t tabel, maka diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel, berarti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar Pemanduan Wisata siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint.

PEMBAHASAN

Perbedaan motivasi belajar siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda yang menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint.

Berdasarkan data yang diperoleh maka hipotesis yang diuji adalah :

H0 : (µ1=µ2) ; Ha : (µ1≠µ2). Hipotesis yang dikemukakan untuk hipotesis alternatif (Ha) adalah “terdapat perbedaan motivasi belajar siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda yang menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint”. Sedangkan untuk Hipotesis 0 (H0) dirumuskan: “tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda yang menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint”.

Hasil uji hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda yang menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint pada mata pelajaran Pemanduan Wisata terbukti. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa dengan motivasi belajar tinggi cenderung memiliki hasil belajar Pemanduan Wisata yang tinggi, sedangkan siswa dengan motivasi belajar rendah cenderung memiliki hasil belajar Pemanduan Wisata yang rendah. Hasil penelitian ini juga menemukan fakta bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, namun diberi pelajaran dengan bantuan media video yang menyenangkan, cenderung memiliki prestasi lebih baik, jika dibanding hanya diajar dengan media powerpoint.

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan media video pembelajaran sangat baik untuk terus diterapkan di dalam kelas guna memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan data dalam penelitian ini sudah terbukti bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda yang menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint. Skor motivasi siswa yang diajar dengan bantuan media video pembelajaran lebih tinggi dibandingkan skor motivasi siswa yang diajar hanya dengan bantuan media powerpoint.

Perbedaan Hasil Belajar Pemanduan Wisata Siswa Kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda antara yang menggunakan Media Video Pembelajaran dan Media Powerpoint.

Model pembelajaran dengan alat bantu media video, membuka kesempatan siswa untuk mengeksplorasi kemampuan mereka dalam mengikuti pelajaran. Tampak pula sikap mereka yang penuh antusias, semangat dan senang. Setelah mereka menyaksikan kegiatan pemanduan wisata dalam video, siswa mengerjakan tugas, tanya jawab dan berdiskusi.

Jika diantara siswa ada yang tidak memahami pembelajaran dengan bantuan media video ini, mereka langsung bertanya pada guru yang selalu siap memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya sebanyak-banyaknya dengan memperhatikan setiap individu tanpa mengganggu aktivitas belajar secara keselur

Pelaksanaan pembelajaran dengan bantuan media khususnya media video dapat meningkatkan hasil maupun proses pembelajaran itu sendiri. Rusman

(2012:163) menyatakan bahwa salah satu fungsi media pembelajaran adalah meningkatkan hasil dan proses pembelajaran. Secara kualitas maupun kuantitas media pembelajaran sangat berkontribusi terhadap hasil dan proses pembelajaran.

Cara memperoleh hasil belajar dapat melalui sebuah pengalaman belajar. Media video pembelajaran sebagai media audio visual sangat berperan mendukung pencapaian hasil belajar secara maksimal. Hanafiah dan Cucu Suhana (2012:60) menyatakan pengalaman belajar dapat diperoleh melalui alat bantu pendengaran dan penglihatan (audio visual aid) berbentuk situasi dan kondisi yang sesungguhnya, mengamati benda pengganti dalam wujud alat peraga dan membaca bahan-bahan cetakan.

Berbeda dengan kelas yang pembelajarannya tidak menggunakan media video pembelajaran atau kelas dengan bantuan media powerpoint, guru menerangkan pelajaran melalui layar proyektor dan siswa memperhatikan keterangan guru, kemudian siswa memindahkan pada buku catatan masing-masing. Pembelajaran menjadi kurang efektif meskipun pembelajaran berusaha untuk fokus ke layar proyektor. Siswa cenderung apatis dan terpaku dengan tampilan statis di layar proyektor, sehingga kesempatan untuk membangkitkan imajinasi untuk praktik pemanduan wisata menjadi kurang menarik.

Berdasarkan data yang diperoleh maka hipotesis yang diuji adalah:

H0 : (µ1=µ2) ; Ha : (µ1≠µ2). Hipotesis yang dikemukakan untuk hipotesis alternatif (Ha) adalah “terdapat perbedaan hasil belajar Pemanduan Wisata siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint”. Sedangkan untuk Hipotesis 0 (H0) dirumuskan: “tidak terdapat perbedaan hasil belajar Pemanduan Wisata siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint”.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa, pada kelas pembelajaran dengan media video lebih meningkat dibandingkan dengan aktivitas siswa pada kelas media powerpoint yang lebih bersifat konvensional. Siswa kelas media video lebih antusias, dan sangat tinggi semangat belajarnya, sedangkan aktivitas kelas media powerpoint terkadang menurun motivasi belajarnya.

KESIMPULAN

1. Terdapat perbedaan motivasi belajar Pemanduan Wisata yang menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint. Motivasi belajar siswa yang menggunakan media video pembelajaran dalam kategori tinggi sebanyak tinggi sebanyak 13 orang atau 38%, kategori motivasi sedang sebanyak 13 orang atau 38% dan kategori motivasi sebanyak 8 orang atau 24%. Sedangkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan media powerpoint kategori tinggi sebanyak 8 orang atau 24%, kategori sedang sebanyak 18 orang atau 52% dan kategori rendah sebanyak 8 orang atau 24%.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar Pemanduan Wisata siswa kelas XI Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 1 Samarinda yang menggunakan media video pembelajaran dan media powerpoint.

Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media video pembelajaran kategori amat baik 13 orang atau 38%, kategori baik 18 orang atau 53%, dan kategori kurang 3 orang atau 9%. Sedangkan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media powerpoint kategori amat baik 3 orang atau 9%, kategori baik 18 orang atau 53%, dan kategori kurang 13 orang atau 38%. IMPLIKASI

Implikasi Teoritis

Penelitian ini berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan teori-teori pendidikan khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan media sebagai alat bantu pengajaran dan juga sebagai sarana untuk memecahkan masalah pendidikan.

Implikasi Praktis

1. Guru dituntut menguasai pemanfaatan berbagai media pembelajaran. 2. Guru dapat menerapkan metode pembelajaran bervariasi.

3. Peran ruang praktik kejuruan Usaha Perjalanan Wisata sebagai sarana unjuk kerja siswa dalam memandu wisatawan harus dapat dimaksimalkan.

4. Guru lebih berperan dalam membelajarkan siswa secara aktif SARAN

1. Pembelajaran dengan bantuan media video memerlukan guru bermotivasi tinggi dan terampil.

2. Pembelajaran dengan powerpoint tetap bisa diteruskan dengan syarat peran siswa lebih dominan.

3. Guru Pemanduan Wisata harus mampu memilih strategi dan media pembelajaran yang tepat.

4. Penelitian masih sebatas meneliti pengaruh penggunaan media dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajarnya, sehingga peneliti lain dapat mengembangkan permasalahan penelitian secara lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Fauzi, Harry D. 2006. Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi. Bandung: Armico.

Hamalik, Oemar. 2007. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan, M. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Herminingsih, Tri Retno. 2010. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran

VCD dan Media Cetak Terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditinjau dari Motivasi Belajar Pada Siswa SMP (Penelitian Pada Siswa SMPN 1 di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008/2009). Tesis Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hidayat, Rudi. 2011. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Erlangga. Jihad, Asep. 2013.Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.

Mintoro. 2014. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. (http:

www.depdiknas.go.id/Jurnal/35/Mintoro, htm diakses tanggal 25 Mei 2014. Mulyasa. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Peraturan Pemerintah Nomor. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan

Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses.

Purwanto. 2009. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Bandung: Alfabeta.

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Singgih, Santoso. 2000. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Siswanto. 2005.Pangantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. _______. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana. 1992. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_______. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2002. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru Algensindo, Bandung.

Sukmadinata, NS. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Widoyoko, S. Eko Putro. 2014. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wijaya, T Adi dan Anjrah Mintana. Keteramilan Komputer dan Pengelolaan Informasi. Jakarta: Erlangga.

PENINGKATAN AKTIVITAS, MOTIVASI, DAN HASIL BELAJAR IPS