• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENURUNAN NILAI

Dalam dokumen DPM1 OJK – Beranda VIII.G.17 (Halaman 45-50)

INSTRUMEN KEUANGAN

E. PENURUNAN NILAI

2.127 Seluruh aset keuangan, kecuali aset keuangan FVTPL, dievaluasi penurunan nilainya.

1. Bukti Penurunan Nilai

2.128 Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan (neraca), PE mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

2.129 Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan (peristiwa yang merugikan).

2.130 Peristiwa-peristiwa yang merugikan meliputi:

1. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; 2. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan

pembayaran pokok atau bunga;

3. Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan;

4. Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;

5. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau

6. Data yang tersedia mengindikasikan adanya penurunan pada estimasi arus kas masa depan dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasikan terhadap aset keuangan tertentu dalam kelompok aset keuangan tersebut, termasuk:

a. Memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; atau

b. Kondisi ekonomi nasional atau lokal yang terkait dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok keuangan tersebut.

2.131 Berikut ini bukan merupakan bukti terjadinya penurunan nilai:

1. Menghilangnya pasar aktif karena instrumen keuangan tidak lagi diperdagangkan secara publik;

2. Turunnya peringkat kredit entitas tapi tidak terdapat bukti lain terjadinya peristiwa merugikan; dan

3. Penurunan nilai wajar aset keuangan dibawah biaya perolehan atau dibawah biaya perolehan diamortisasi (misalnya karena naiknya tingkat bunga bebas risiko).

2. Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi a. Suku Bunga Diskonto

2.132 Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan L&R atau aset keuangan HTM, maka jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan EIR saat pengakuan awal. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi dengan menggunakan pos cadangan penyisihan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laba rugi.

2.133 Contoh ilustrasi penurunan nilai aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, dibahas pada Bab 3 mengenai Akuntansi PPE, paragraf 3.132.

2.134 Jika persyaratan atas pinjaman yang termasuk dalam aset keuangan L&R atau HTM dinegosiasi ulang atau dimodifikasi, maka penurunan nilai diukur dengan EIR awal sebelum persyaratan diubah.

2.135 Jika pinjaman yang termasuk dalam L&R atau investasi HTM memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah EIR yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.

b. Kelompok Aset

2.136 PE menentukan apakah telah terdapat bukti objektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Untuk itu, PE harus menetapkan batasan (threshold) aset keuangan yang secara individual signifikan. Aset keuangan yang tidak signifikan secara individual akan dinilai secara kolektif.

2.137 Jika PE menentukan tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, maka PE memasukkan aset tersebut dalam kelompok aset keuangan yang dinilai secara kolektif. Dalam melakukan penilaian penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan karakteristik resiko kreditnya.

c. Pemulihan Penurunan Nilai

2.138 Jika pada periode berikutnya, terdapat bukti objektif pemulihan penurunan nilai aset keuangan L&R atau HTM, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan melakukan penyesuaian pada pos cadangan penurunan nilai. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laba rugi.

 Pencatatan di Buku Besar

a. Bukti obyektif pemulihan penurunan nilai pada aset keuangan dalam klasifikasi L&R atau HTM terjadi pada periode yang sama dengan periode dilakukannya penurunan nilai dan pemulihan terjadi sebelum periode akuntansi berakhir.

Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan

HTM/L&R (B/S) xxx

Kr. Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan – HTM/L&R

(P&L) xxx

b. Bukti obyektif pemulihan penurunan nilai pada aset keuangan dalam klasifikasi L&R atau HTM telah terjadi sebelum tanggal laporan keuangan namun baru diketahui di antara tanggal laporan keuangan sampai sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan.

Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan

HTM/L&R (B/S) xxx

Kr. Saldo Laba xxx

c. Bukti obyektif pemulihan penurunan nilai pada aset keuangan dalam klasifikasi L&R atau HTM terjadi setelah tanggal laporan keuangan dan bukan merupakan adjusting subsequent event.

Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan

HTM/L&R (B/S) xxx

Kr. Pendapatan xxx

 Pencatatan di Buku Pembantu Dana Tidak ada pencatatan

 Pencatatan di Buku Pembantu Efek Tidak ada pencatatan

d. Pendapatan Bunga Setelah Pengakuan Penurunan Nilai

2.139 Ketika telah terjadi kerugian penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan L&R dan HTM, maka pendapatan bunga selanjutnya akan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa depan dalam pengukuran kerugian penurunan nilai.

2.140 Perlakuan terhadap pendapatan bunga pada suatu aset keuangan L&R dan HTM setelah terjadi kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:

1. Ketika kerugian penurunan nilai yang terjadi adalah sebesar jumlah estimasi pendapatan bunga atau lebih besar dari estimasi pendapatan bunga yang akan diterima, maka PE akan berhenti mengakui pendapatan bunga secara reguler. Selanjutnya, PE akan akan mengakui pendapatan bunga atas aset keuangan tersebut melalui discount unwinding, yang dihitung dengan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa depan dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Discount unwinding dilakukan untuk mengeliminasi kerugian penurunan nilai, sepanjang sisa umur aset keuangan tersebut;

2. Ketika kerugian penurunan nilai yang terjadi lebih kecil dari estimasi pendapatan bunga yang akan diterima, maka PE akan mengakui pendapatan bunga dan discount unwinding dengan menggunakan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa depan dalam pengukuran kerugian penurunan nilai.

 Pencatatan di Buku Besar

a. Ketika kerugian penurunan nilai yang terjadi adalah sebesar jumlah estimasi pendapatan bunga atau lebih besar dari estimasi pendapatan bunga yang akan diterima, dengan asumsi tidak ada biaya transaksi.

Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan

HTM/L&R (B/S) xxx

Kr. Discount Unwinding (P&L) xxx

b. Ketika kerugian penurunan nilai yang terjadi lebih kecil dari estimasi pendapatan bunga yang akan diterima, dengan asumsi tidak ada biaya transaksi.

Db. Simpanan Giro Bank – L&R xxx Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan

HTM/L&R (B/S) xxx

Kr. Pendapatan Bunga xxx

Kr. Discount Unwinding (P&L) xxx

 Pencatatan di Buku Pembantu Dana

a. Ketika kerugian penurunan nilai yang terjadi adalah sebesar jumlah estimasi pendapatan bunga atau lebih besar dari estimasi pendapatan bunga yang akan diterima, dengan asumsi tidak ada biaya transaksi.

Tidak ada pencatatan

b. Ketika kerugian penurunan nilai yang terjadi lebih kecil dari estimasi pendapatan bunga yang akan diterima, dengan asumsi tidak ada biaya transaksi.

Db. Dana Milik PE xxx

Kr. Dana yang Disimpan pada Bank – Dana Milik PE xxx

 Pencatatan di Buku Pembantu Efek Tidak ada pencatatan

3. Aset Keuangan yang Dicatat Pada Biaya Perolehan

2.141 Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan.

4. Aset Keuangan AFS

2.142 Jika terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan AFS mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya sudah diakui dalam OCI (jika ada), harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam laba rugi meskipun aset keuangan AFS tersebut belum dihentikan pengakuannya.

2.143 Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam laba rugi merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laba rugi.

 Pencatatan di Buku Besar

a. Jika penurunan nilai yang terjadi adalah sebesar penurunan nilai wajar yang sebelumnya diakui dalam OCI.

Db. Kerugian Penurunan Nilai Efek Bersifat Utang/Ekuitas

yang Tercatat di Bursa Efek – AFS (P&L) xxx Kr. Ekuitas – Pendapatan Komprehensif Lainnya

Perubahan Nilai Efek – AFS xxx

b. Jika penurunan nilai yang terjadi lebih besar daripada penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya.

(1) EBU

Db. Kerugian Penurunan Nilai Efek Bersifat Utang yang

Tercatat di Bursa Efek – AFS (P&L) xxx Kr. Ekuitas – Pendapatan Komprehensif Lainnya

Perubahan Nilai Efek – AFS xxx

Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset

Keuangan – Efek Bersifat Utang xxx (2) Efek Bersifat Ekuitas

Db. Kerugian Penurunan Nilai Efek Bersifat Ekuitas yang

Tercatat di Bursa Efek – AFS (P&L) xxx Kr. Ekuitas – Pendapatan Komprehensif Lainnya

Perubahan Nilai Efek – AFS xxx

Kr. Efek Bersifat Ekuitas – AFS xxx

 Pencatatan di Buku Pembantu Dana Tidak ada pencatatan

 Pencatatan di Buku Pembantu Efek Tidak ada pencatatan

2.144 Jika pada periode berikutnya, terjadinya pemulihan penurunan nilai instrumen ekuitas dalam kelompok AFS, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh dipulihkan.

2.145 Jika pada periode berikutnya, terdapat bukti obyektif pemulihan penurunan nilai instrumen utang dalam kelompok AFS, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi harus dipulihkan melalui laba rugi pada periode terjadinya pemulihan.

 Pencatatan di Buku Besar

a. Bukti obyektif pemulihan penurunan nilai pada aset keuangan dalam klasifikasi AFS terjadi pada periode yang sama dengan periode dilakukannya penurunan nilai dan pemulihan terjadi sebelum periode akuntansi berakhir.

Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Efek Bersifat Utang

yang Tercatat di Bursa Efek – AFS xxx Kr. Kerugian Penurunan Nilai Efek Bersifat Utang yang

Tercatat di Bursa Efek – AFS xxx

b. Pemulihan penurunan nilai pada aset keuangan dalam klasifikasi AFS telah terjadi sebelum tanggal laporan keuangan namun baru diketahui antara tanggal laporan keuangan sampai sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan.

Db. Efek bersifat Utang yang tercatat di Bursa Efek – AFS xxx

Kr. Saldo Laba xxx

c. Pemulihan penurunan nilai pada aset keuangan dalam klasifikasi AFS telah terjadi sebelum tanggal laporan keuangan namun baru diketahui antara tanggal laporan keuangan sampai sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan.

Db. Efek bersifat Utang yang tercatat di Bursa Efek – AFS xxx

Kr. Pendapatan xxx

 Pencatatan di Buku Pembantu Dana Tidak ada pencatatan

 Pencatatan di Buku Pembantu Efek Tidak ada pencatatan

Dalam dokumen DPM1 OJK – Beranda VIII.G.17 (Halaman 45-50)