• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindak Tutur Pada Wacana Penipuan

Dalam dokumen PROSIDING ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRA (Halaman 123-128)

FRAUD SHORT MESSAGES (SMS) DISCOURSE

4.3 Tindak Tutur Pada Wacana Penipuan

Tindak tutur dalam pesan singkat peni- puan bertujuan untuk mempengaruhi pembaca pesan supaya melakukan tindakan sebagaima- na yang dikehendaki pengirim pesan. Hasil analisis menunjukkan bahwa tindak tutur da- lam pesan singkat ini terbagi menjadi tindak tutur ekspresif, direktif, representatif, dan komi- sif. Selain itu, tindak tutur dalam wacana peni- puan juga dicirikan dengan adanya pelanggar- an maksim kerja sama.

4.3.1 Ekspresif, Direktif, dan Komisif

Beberapa tindak tutur dapat dikelompok- kan menjadi jenis tindak tutur ekspresif, direk- tif, dan komisif. Berikut contoh jenis tindak tu- tur pada wacana pesan singkat penipuan. (25)Selamat anda mendapatkan hadiah 49jt

Dr:TELKOMSELpoin PIN:M7H7R47 menyatakan nmr anda pemenang ke-4

Info:085352170067 klik. www.

informasitselpoin.blogspot.com

(26)uangnya dikirim ke rekening ini saja bank BNI. a/n: ANA MARTINI, NOREK: 037- 855-7154

(27)Mah..tolong beliin dulu pulsa200rb ke nmr ini, buat paket internet, soal’nya ini ada

tugas penting..!! dan nanti isms kalau udah masuk pulsanya mah..

Pada data (25) terdapat tuturan ekspresif

yang dinyatakan dengan kata Selamat anda

mendapatkan hadiah 49jt Dr:TELKOMSELpoin PIN:M7H7R47 menyatakan nmr anda pemenang ke-4. Penggunaan tuturan ekspresif bertujuan untuk menyampaikan ucapan selamat kepada penerima pesan karena mendapatkan hadiah.

Tuturan direktif Info:085352170067klik.

w w w . i n f o r m a s i t s e l p o i n . b l o g s p o t . c o m

mengarahkan pembaca pesan untuk meng- hubungi nomor kontak tersebut atau membuka laman untuk mengecek apakah nama pene- rima pesan sudah tercantum sebagai pemenang undian.

Pada data (26) terdapat tuturan direktif yang dinyatakan dalam kalimat uangnya diki- rim ke rekening ini saja bank BNI. a/n: ANA MARTINI, NOREK: 037-855-7154. Penggunaan tuturan direktif bertujuan untuk meminta pe- nerima pesan melakukan isi pesan, yaitu me- ngirim uang kepada pengirim pesan.

Pada data (27) terdapat tuturan direktif, yaitu Mah..tolong beliin dulu pulsa200rb ke nmr ini, buat paket internet, soal’nya ini ada tugas pen- ting..!!. Tuturan direktif difungsikan untuk me- minta penerima pesan untuk mengirim pulsa kepada pengirim pesan. Pada tuturan ini juga terdapat tuturan komisif, yaitu nanti di sms kalau udah masuk pulsanya mah. Tuturan ini meru- pakan pernyataan yang mengikat penuturnya untuk melakukan apa yang disampaikan, yaitu menghubungi pengirim pesan apabila pulsa te- lah berhasil dikirim. Tuturan komisif bertujuan untuk meyakinkan dan mengesankan pembaca bahwa pengirim pesan bersungguh-sungguh dengan apa yang diminta.

4.3.2 Pelanggaran Maksim Kualitas, Kuantitas, Relevansi, dan Cara

Salah satu ciri pesan singkat penipuan ada- lah pelanggaran maksim kerja sama. Berikut beberapa contoh pelanggaran maksim pada pe- san singkat penipuan.

(28)Selamat! Anda terpilih sbg pemenang Pe- mirsa Terbaik MNC-MEDIA dg PIN Peme- nang: 57W99MR, Info lengkap klik www. pemirsaterbaik-mncmedia.blogspot.com. Hub 08768903457

(29)Kirim dananya keBank Mandiri no. rekening: 140-001-402-9053 a/n. Enik Yulaili SH

(30)Yah, tolong beliin pulsa 100rb cepet ya…Mah mu telp

Ditinjau dari prinsip kerja sama, tuturan pada data (28) telah melanggar maksim kuali- tas. Maksim kualitas mensyaratkan pengirim pesan untuk jangan menyatakan sesuatu yang kurang memiliki bukti atau tidak benar. Mes- kipun nama penerima pesan tercantum sebagai pemenang, berdasarkan penelusuran diketahui

bahwa laman www.pemirsaterbaik-mncmedia.

blogspot.com merupakan laman yang dikelola pribadi bukan dikelola perusahaan. Pengirim pesan pun menggunakan nomor pribadi bukan nomor kontak resmi perusahaan, yaitu

08768903457. Selain itu, setelah dilakukan pe- ngecekan pada PT MNC, pihak perusahaan MNC ternyata tidak melakukan program undi- an ini. Dari berbagai verifikasi dan bukti dapat disimpulkan bahwa tuturan ini melanggar maksim kualitas. Pelanggaran maksim kualitas mengandung implikatur bahwa pengirim pe- san ingin memberikan kesan bahwa apa yang disampaikan benar sehingga penerima pesan segera menghubungi nomor kontak atau la- man.

Tuturan pada data (29) melanggar mak- sim relevansi dan kuantitas. Maksim kuantitas meminta pengirim pesan untuk memberi infor- masi yang dibutuhkan tanpa mengulang atau melebih-lebihkan. Pesan ini melanggar maksim kuantitas karena informasi yang disampaikan tidak lengkap (tidak disebutkan uang yang diki- rim untuk apa). Pesan ini juga melanggar mak- sim relevansi yang mensyaratkan pembicara untuk mengutarakan hal atau informasi yang relevan supaya mudah dipahami. Penerima pesan tidak memahami isi pesan dan apa kaitan

isi pesan dengan dirinya. Selain itu, penerima pesan tidak mengenal siapa pengirim pesan. Oleh karena itu, informasi yang disampaikan tidak relevan dengan kepentingan penerima pesan.

Tindak tutur pada data (30) melanggar maksim kualitas dan relevansi. Penggunaan kata sapaan Yah digunakan untuk mendekat- kan hubungan antara pengirim dan penerima pesan. Pengirim pesan berharap penerima pe- san percaya bahwa pengirim pesan adalah istrinya. Namun, apabila penerima pesan tidak memiliki hubungan dengan pengirim pesan, misalnya penerima pesan berjenis kelamin wa- nita, pesan dianggap melanggar maksim kuali- tas. Maksim kualitas mensyaratkan pengirim pesan untuk jangan menyatakan sesuatu yang kurang memiliki bukti atau tidak benar. Isi pe- san juga dianggap telah melanggar maksim relevansi. Penerima pesan mungkin saja tidak memiliki suami atau pasangan sehingga pesan tidak relevan dengan status penerima pesan.

Dari pembahasan beberapa contoh data diketahui bahwa isi pesan singkat penipuan dikategorikan menjadi tuturan direktif, eks- presif, dan komisif. Pelanggaran maksim dila- kukan untuk memaksimalkan pengaruh pesan kepada penerima pesan. Oleh karena itu, pe- langgaran maksim ini dapat menimbulkan im- plikatur bahwa apa yang disampaikan benar dan mengesankan penerima pesan. Akhirnya, penerima pesan melaksanakan apa yang di- minta pengirim demi keuntungan pengirim pesan.

5. Simpulan

Berdasarkan temuan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa struktur wacana, penggunaan bahasa, dan aspek pragmatik pe- san singkat penipuan memiliki beberapa ciri. Pertama, struktur wacana penipuan pada pe- san singkat terdiri atas bagian pembuka, isi, dan pemutup. Bagian penutup tidak bersifat wajib. Setiap bagian struktur wacana memiliki fungsi tersendiri. Bagian pembuka biasanya berisi

ucapan selamat atas keberhasilan penerima pe- san karena mendapatkan hadiah. Bagian isi berisi jumlah hadiah dan siapa yang memberi hadiah. Bagian penutup terdiri atas nomor kontak yang dapat dihubungi penerima pesan dan laman yang mengumumkan pemenang hadiah.

Kedua, pada aspek penggunaan bahasa menunjukkan pesan singkat penipuan meman- faatkan penggunaan huruf kapital, singkatan, dan pilihan kata untuk memberikan kesan po- sitif terhadap pesan. Penggunaan huruf kapital kerap dilakukan untuk menunjukkan dan me- nekankan bagian informasi tertentu yang di- anggap penting, yang perlu diperhatikan oleh penerima pesan. Misalnya, nama pemberi ha-

diah MNC GRUP. Pilihan kata pada pesan

singkat penipuan dibagi menjadi dua, yaitu ra- gam formal dan informal. Ragam formal dipilih apabila penulis ingin memberi kesan bahwa undian yang diberikan resmi dan sah dari per- usahaan pemberi hadiah. Ragam informal dipi- lih untuk mendekatkan pemberi pesan dengan penerima pesan sehingga dianggap sebagai saudara, teman, atau pasangan.

Ketiga, tuturan pada pesan singkat peni- puan terdiri atas jenis tindak tutur ekspresif, direktif, representatif, dan komisif dengan diser- tai pelanggaran maksim percakapan. Pengirim pesan singkat penipuan berusaha memberikan kesan positif kepada penerima pesan. Untuk dapat memberikan kesan positif, pengirim pe- san tidak memedulikan prinsip percakapan. Pe- langgaran maksim dilakukan untuk meyakin- kan dan membangun keakraban dengan pene- rima pesan. Akhirnya, penerima pesan bersedia melakukan apa yang diinginkan oleh pengirim pesan.

6. Daftar Pustaka

Elsivia, R. 2015. “The Discourse SMS Scams in Indonesia: An Analysis of Pragmatics”. Maka- lah pada The 2nd International Seminar on

Linguistics, Universitas Andalas tanggal 12-13 Agustus 2015.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana, Pengantar Ana- lisis Isi Media. Yogyakarta : LKIS. 

Kridalaksana, H. 2000. Kamus Linguistik. Jakar- ta: Gramedia Pustaka.

Leech, Geoffrey.1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik.

Diterjemahkan oleh Oka. Jakarta: Univer- sitas Indonesia Press.

Lutz, William D. 1990. Doublespeak. New York: HarperCollins.

Nadar, F. X. 2008. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

1997. Pedoman Umum Ejaan yang Disem-

purnakan. Jakarta.

Rahardi, Kunjana. 2003. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang: Dioma.

Rahardi, Kunjana. 2007. Pragmatik : Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga. Rani, Abdul dan Arifin Bustanul. 2000. Prinsip- Prinsip Analisis Wacana. Jakarta: Departe- men Pendidikan Nasional.

Searle. 1969. Speech Acts An Essay in The Philo- sophy of Language. Oxford: Basil Blacwell.

Sudaryanto. 2001. Metode dan Aneka Teknik

Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sugandhi, R. 1980, Kitab Undang-undang Hukum

Pidana dan Penjelasannya. Surabaya: Usaha Nasional.

Tim Redaksi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wijana, I Dewa Putu. 2009. Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis. Sura- karta: Yuma Pustaka.

NOTULA PRESENTASI MAKALAH DISKUSI ILMIAH

(LOKAKARYA HASIL PENELITIAN)

BALAI BAHASA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

BALAI PENGKAJIAN PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA (BPPKI) YOGYAKARTA

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK

INDONESIA

Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta, 7 – 9 Oktober 2015

Judul : “Wacana Pesan Singkat (SMS) Penipuan”

Penyaji : Riani

Moderator : Syarifah Lubna

Notulis : Wening Handri Purnami

Hari, tanggal : Jumat, 9 Oktober 2016

Waktu : 10.15—12.00

Pertanyaan/saran :

1. Widada Hs:

Apa ciri-ciri SMS penipuan?

2. Herawati:

Pelanggaran-pelanggaran harap diberi contoh!

Jawaban :

Ciri-ciri SMS penipuan ada tiga, yaitu (1) struktur (pembuka, isi, dan penutup), (2) penggunaan bahasa (huruf kapital, pilihan kata), dan (3) tindak tutur.

Catatan Narasumber:

- Yang dimaksud tindak tutur yang bagaimana?

- Apa yang dimaksud penipuan.

PERGESERAN DIALEK PADA MASYARAKAT SAMIN

Dalam dokumen PROSIDING ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRA (Halaman 123-128)