Pertama kali aku menulis saat aku masih berada di sekolah Taman Kanak-kanak (TK). Dulu di TK guruku mengajari menulis huruf alphabet, mulai dari huruf kecil hingga huruf kapital. Selain itu guru-guru di sekolah TK ku itu sering kali menyuruhku untuk menuliskan nama dari masing-masing muridnya. Mulai dari nama panggilan sampai nama lengkap kami, baik itu di papan tulis maupun di kertas yang sudah disediakan oleh guru kami. Jadi, setiap pulang sekolah aku selalu ingin mencoba apa yang telah guruku ajarkan di sekolah. Tidak hanya itu, saya selalu mencoba menulis dan mengeja nama panggilanku begitupun nama panjangku. Setelah lancar dan bisa menghafal huruf alphabet dari A sampai Z, aku terkadang meminta orang tua ku untuk memberikan soal atau meminta petunjuk apa yang akan aku pelajari selanjutnya. Misalnya dengan menuliskan nama orang tuaku dan nama teman-temanku. Pernah sekali ibuku menyuruh ku untuk menuliskan sebuah kalimat dengan mencontohnya dari buku, majalah kesukaan ku yaitu majalah bobo.
60
Dulu memang aku belum bisa membaca, hanya saja aku lebih sering dan senang sekali jika aku melihat gambar-gambar yang ada di majalah bobo. Dari kebiasaanku melihat gambar-gambar di majalah tersebut, maka orang tua ku mempunyai ide untuk memberikan tugas kepadaku untuk mengikuti tulisan-tulisan yang ada di majalah itu, seperti halnya puisi yang ada di halaman depan majalah bobo. Setelah terus berlatih dan sering mendapat dukungan dari orang tua ku yang terus mendampingi. Hingga saat aku masuk di bangku Sekoah Dasar (SD), aku tidak merasa canggung dan takut lagi, jika ada guru yang menyuruhku menulis di papan tulis di depan kelas. Akan tetapi ketika aku melihat tulisan teman sekelasku yang terlihat rapi dan bagus diantara teman kelasku yang lain, maka di rumah aku bertekat untuk lebih rajin lagi menulis dan melatih tanganku untuk terbiasa menulis sehingga tulisanku dapat perlahan-lahan lebih rapi dan bagus dari pada awalnya. Tiba saatnya ada tugas untuk merangkum sebuah wacana di buku pedoman anak SD kelas 1, lalu aku pun berusaha untuk bisa menulis dengan rapi dan bagus. Beberapa kali setelah aku mencoba menulis memang masih belum sepenuhnya rapi dan
61
bagus tetapi setidaknya aku sudah bisa melihat sedikit perubahan pada kerapian tulisanku.
Kemudian saat kelas lima SD, guruku memberikan tugas untuk membuat puisi, sedikit bingung memang saat aku membuatnya dirumah. Selain orang tua ku tidak begitu pandai membuat puisi, juga sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Sampai akhirnya aku teringat akan pertama kali menirukan tulisan yang ada di majalah bobo, tulisan yang sering kali aku tirukan yaitu puisi yang ada di halaman depan majalah bobo. Dari situlah aku akhirnya mulai membuat tulisan puisi yang memang tidak seberapa bagus seperti buatan para seniman. Sangat sulit mendapatkan ide dan inspirasi untuk membuat sebuah puisi pada awalnya, namun dari mencoba dan terus mencoba akhirnya akupun terbiasa dan menjadikanku bisa membuat puisi maupun tulisan-tulisan yang lain. Sehingga saat aku mengumpulkan tugas puisi yang menjadi pekerjaan rumah ku, guruku sempat memujiku dan memberitahuku bahwa aku punya bakat untuk menjadi sastrawan di kelasku. Meskipun puisiku belum begitu
62
sempurna, namun guruku setidaknya sudah memuji hasil karyaku.
Tiba saatnya libur sekolah dan aku sering memanfaatkannya untuk lebih sering membaca dan menulis apa yang telah kubaca. Usai libur sekolah berlalu guruku memberikan tugas yang sangat menarik bagiku yaitu menuliskan pengalaman saat aku berlibur. Saat pelajaran bahasa Indonesia berlangsung di kelas aku dan teman-teman langsung menuliskan apa saja pengalaman yang telah kita dapat saat kita libur panjang kemarin. Pengalaman teman-teman ku bermacam-macam ketika mereka membacakan tulisan pengalaman liburan mereka. Ternyata tidak hanya pengalaman yang menyenangkan saja yang teman-temanku tuliskan dalam cerita mereka, ada juga pengalaman lucu sampai pengalaman yang menyedihkan. Pernah suatu waktu sekolah ku mengadakan lomba menulis, dari menulis puisi sampai menulis tulisan arab. Kemudian guruku memilihku untuk mewakili kelas dengan mengikuti lomba menulis arab, awalnya aku ragu namun guruku telah memberikan kepercayaan kepadaku memenangkan lomba tersebut. Setelah aku
63
menuruti dan mengikuti perlombaan tersebut aku tidak menyangka bahwa aku akhirnya bisa memenangkan lomba menuis dengan juara pertama di sekolahku. Aku tidak menyangkanya mungkin dari kebiasaanku menulis dan menirukan tulisan-tulisan yang ada dibuku sehingga aku juga bisa dan mampu menirukan tulisan arab yang sedang dilombakan tersebut. Sejak saat itu guruku sering memberi kepercayaan padaku untuk menuliskan rapot adik-adik kelasku di SD. Guru SD ku terus memberikan motivasi dengan menyuruh kami untuk lebih sering membaca buku cerita atau majalah yang ada cerita pendeknya. Tujuannya adalah agar kami murid-muridnya bisa memahami apa itu alur cerita dan pilihan kata yang terdapat di dalam cerita.
Kemudian setelah aku beranjak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), guruku memberikan tugas untuk membuat cerita pendek dan aku lebih sering mendapat tugas merangkum. Aku senang dan menikmati tugas merangkum yang telah diberikan oleh guruku, karena aku sudah terlatih untuk menulis ataupun merangkum dari buku pedoman yang diberikan oleh sekolah. Pernah suatu saat aku
64
diberi tugas untuk membuat cerita pendek oleh guruku, tema cerita tersebut bebas boleh dari pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain. Jujur saja pada awal menuliskan cerita aku bingung karena aku sudah terbiasa dengan menirukan tulisan-tulisan yang ada di buku cerita namun aku belum memahami apa itu jalannya cerita yang mereka buat. Sehingga tulisanku saat itu masih acak-acakan, maka dari itu aku lebih sering membaca dan melihat lagi cerita-cerita pendek yang sudah ada di buku pedoman dari sekolahku. Dari usahaku membaca dan terus mencari untuk mengetahui, maka aku pun lambat laun memahami dan mengerti bagaimana cara membuat cerita pendek. Serta kita juga membutuhkan imajinasi yang tinggi dan ide-ide kreatif sehingga cerita yang nantinya kita buat bisa hidup tentunya lebih menarik. Cerita yang bagus itu dari awal hingga akhir, ceritanya mengalir baik dengan kita menggunakan alur mundur maupun campuran. Jika ceritanya tidak nyambung maka cerita itu tidak akan menarik. Guru bahasa indonesiaku juga sering kali mengingatkan bahwa pilihan kata yang akan kita gunakan dalam membuat cerita juga harus sesuai dengan cerita apa yang akan kita buat. Setelah
65
lulus dari SMP, kemudian aku masuk ke sebuah SMK yang tergolong favorit di kota itu dan pada saat itulah kemampuan menulisku bertambah sejak kelas 1 hingga kelas 2 SMK. Karena, pada saat itu aku mengikuti sebuah lomba karya tulis ilmiah yang diadakan oleh sekolah untuk menyambut HUT RI.
Pada saat mulai membuat karya tulis ilmiah, aku sangat bersemangat dan berharap bahwa tulisanku ini mendapatkan juara dalam perlombaan tersebut. Setelah karyaku selesai aku buat, aku memberikannya kepada seorang guru yang pada saat itu menjadi juri dalam perlombaan tersebut. Setelah kuberikan, guru tersebut mengatakan padaku bahwa pengumuman pemenang lomba akan di beritahukan keesokan harinya. Aku menantinya dengan harap-harap cemas dan muncul banyak pertanyaan dalam benakku apakah karyaku tersebut masuk juara atau tidak. Keesokan harinya aku sudah sangat tidak sabar dengan hasil pengumuman juara lomba karya tulis ilmiah yang aku ikuti, berharap dapat menduduki juara pertama ataupun juara kedua. Namun, setelah pengumuman dibacakan aku sama sekali tidak mendengar namaku disebut mulai dari juara harapan hingga juara utama. Pada saat itu aku merasa sangat
66
kecewa dan sangat berkecil hati atas apa yang terjadi. Akan tetapi, tiba-tiba ada seorang guru yang menghampiriku dan mengatakan bahwa kalah menang adalah hal yang sudah biasa dalam perlombaan. Namun yang terpanting adalah aku sudah berani menuangkan pendapatku dalam sebuah tulisan apalagi sebuah karya ilmiah yang jarang pada saat itu diminati oleh banyak siswa SMK, dan pada saat itulah semangatku kembali dan menjadi termotivasi agar tetap meneruskan kegiatan menulisku. Namun seiring berjalannya waktu, aku perlahan-lahan menjadi jarang menulis apalagi setelah aku lulus dari SMK entah karena kegiatanku yang terlalu padat atau kerena pergaulanku dengan teman-teman baru sehingga terlalu asyik sehingga aku tinggalkan kegiatan menulisku. Hingga kini, aku sudah tidak pernah menulis apalagi mencurahkan segala perasaanku lewat tulisan yang biasanya aku lakukan. Sempat terpikir bahwa ingin sekali kembali melakukan hal dulu yang aku tinggal namun sekarang aku menjadi kaku kekita ingin menulis kembali.
68