I. Pendahuluan
Bab ini memberikan latar belakang penelitian tentang infark miokard akut (IMA) dan penggunaan asetosal sebagai antiplatelet. Penelitian ini didorong oleh tingginya angka kematian akibat IMA dan pentingnya peran asetosal dalam pengobatannya. Latar belakang menjelaskan epidemiologi IMA di Indonesia dan global, menekankan urgensi untuk memahami pola penggunaan obat, khususnya asetosal, dalam konteks peningkatan kualitas layanan kesehatan. Bagian ini juga menjabarkan rumusan masalah penelitian, yang berfokus pada pola penggunaan obat pada terapi IMA dan penggunaan asetosal, termasuk dosis, rute pemberian, dan hubungannya dengan hasil terapi (outcomes). Tujuan penelitian diuraikan secara umum dan khusus, menekankan pada pemahaman pola terapi obat pada pasien IMA di RSU Dr. Saiful Anwar Malang dan penggunaan asetosal, termasuk dosis dan rute penggunaannya. Manfaat penelitian dijelaskan dari perspektif peneliti dan rumah sakit, menyoroti kontribusi penelitian terhadap asuhan kefarmasian, pengambilan keputusan klinis, dan manajemen farmasi rumah sakit.
1.1 Latar Belakang
Sub-bab ini membahas statistik global dan nasional mengenai penyakit kardiovaskular, khususnya IMA, sebagai pemicu utama penelitian. Data mortalitas dan morbiditas akibat IMA diuraikan untuk memberikan konteks pentingnya penelitian ini. Penjelasan mengenai patofisiologi IMA, termasuk peran aterosklerosis dan trombosis, diintegrasikan untuk menjelaskan dasar ilmiah penggunaan asetosal sebagai antiplatelet. Studi-studi sebelumnya seperti ISIS-2 dan SALT terkait efektivitas asetosal dalam menurunkan kejadian IMA dan kematian turut dibahas. Penulisan ini menekankan peran farmasis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui pemahaman yang mendalam tentang pola penggunaan obat dan dampaknya terhadap hasil terapi pasien.
1.2 Rumusan Masalah
Sub-bab ini merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini. Pertanyaan penelitian difokuskan pada dua aspek utama: pertama, pola penggunaan obat secara umum dalam terapi IMA; dan kedua, pola penggunaan asetosal secara spesifik, termasuk dosis, rute pemberian, dan kaitannya dengan hasil terapi pasien. Rumusan masalah ini dirancang untuk mengarahkan penelitian dan memberikan kerangka analisis data yang terstruktur dan sistematis.
1.3 Tujuan Penelitian
Sub-bab ini menjabarkan tujuan penelitian secara umum dan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan obat pada terapi IMA guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. Tujuan khusus mencakup identifikasi pola terapi obat pada pasien IMA di RSU Dr. Saiful Anwar Malang dan analisis penggunaan asetosal, meliputi dosis dan rute penggunaannya. Perumusan tujuan yang jelas dan terukur ini menjadi landasan untuk menentukan metode penelitian yang tepat dan menginterpretasi hasil penelitian secara objektif dan valid.
1.4 Manfaat Penelitian
Sub-bab ini menjabarkan manfaat penelitian baik bagi peneliti maupun bagi rumah sakit. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan pengetahuan dan pengalaman praktis tentang penatalaksanaan terapi IMA dan asuhan kefarmasian. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi berharga tentang pola penggunaan asetosal dalam terapi IMA. Bagi rumah sakit, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berharga bagi pengambil keputusan, termasuk klinisi dan farmasis, dalam rangka meningkatkan pelayanan farmasi klinik, menjadi bahan pertimbangan bagi Komite Medik dan Farmasi Terapi, dan sebagai data awal untuk studi penggunaan obat (DUS) guna mendukung pengadaan obat dan mengatasi permasalahan terkait obat (DRP).
II. Tinjauan Pustaka
Bab ini memberikan landasan teori yang relevan dengan penelitian. Tinjauan pustaka membahas secara komprehensif definisi, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, gejala klinis, dan diagnosis IMA. Bagian ini juga menjelaskan secara detail faktor-faktor risiko IMA dan penatalaksanaan terapi, termasuk penggunaan oksigen, nitrat, heparin, fibrinolitik, antiplatelet (dengan fokus pada asetosal), analgesik, pemblok β, inhibitor ACE, dan antagonis kanal kalsium. Penjelasan mengenai mekanisme kerja masing-masing obat diintegrasikan dengan data dari literatur ilmiah yang relevan.
2.1 Tinjauan Studi Penggunaan Obat
Sub bab ini meninjau literatur tentang studi penggunaan obat (Drug Utilization Study/DUS) dan pentingnya DUS dalam konteks pelayanan kefarmasian dan pengambilan keputusan di rumah sakit. Ia menjelaskan metodologi DUS dan bagaimana hasil DUS dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan obat, serta mengurangi masalah terkait obat (Drug Related Problems/DRP). Tinjauan ini menjelaskan bagaimana penelitian ini berkontribusi pada literatur DUS dan bagaimana temuan penelitian dapat digunakan untuk perbaikan pelayanan kesehatan.
2.2 Definisi Infark Miokard Akut
Sub bab ini memberikan definisi yang jelas dan komprehensif tentang IMA, mengutip sumber-sumber referensi terpercaya. Ia membandingkan dan membedakan IMA dengan kondisi kardiovaskular lainnya, sehingga pembaca dapat memahami secara tepat konteks penyakit yang diteliti. Definisi yang jelas dan terukur ini penting sebagai landasan bagi seluruh isi penelitian selanjutnya.
2.3 - 2.10 Etiologi, Epidemiologi, Patogenesis, Patofisiologi, Gejala Klinis, Diagnosa, Faktor Risiko, dan Penatalaksanaan Terapi Infark Miokard Akut
Sub-bab ini akan memaparkan secara lengkap dan detail tentang aspek-aspek infark miokard akut yang meliputi etiologi (penyebab), epidemiologi (persebaran penyakit), patogenesis (proses terjadinya penyakit), patofisiologi (mekanisme penyakit), gejala klinis (tanda dan gejala), diagnosa (proses penentuan penyakit), faktor risiko (hal-hal yang meningkatkan risiko), dan penatalaksanaan terapi (pengobatan) termasuk terapi farmakologis dengan obat-obatan yang telah disebutkan sebelumnya. Setiap sub-bab akan didukung dengan literatur ilmiah yang relevan dan terpercaya, memastikan validitas dan kredibilitas informasi yang disajikan. Penjelasan yang komprehensif ini penting untuk memberikan konteks yang menyeluruh bagi penelitian yang difokuskan pada penggunaan asetosal dalam terapi IMA.
III. Kerangka Konseptual
Bab ini menyajikan kerangka konseptual dan operasional penelitian. Kerangka konseptual menggambarkan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, memberikan gambaran visual tentang bagaimana variabel-variabel tersebut saling mempengaruhi. Kerangka operasional menjelaskan bagaimana kerangka konseptual tersebut diimplementasikan dalam penelitian, menjelaskan secara rinci variabel-variabel yang akan diukur dan bagaimana data tersebut akan dikumpulkan dan dianalisis.
3.1 Uraian Kerangka Konseptual
Sub-bab ini menjelaskan secara rinci hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Ia menjelaskan bagaimana variabel-variabel independen (misalnya, penggunaan asetosal, dosis, dan rute pemberian) dihipotesiskan untuk mempengaruhi variabel dependen (hasil terapi, outcome). Penjelasan ini memberikan kerangka teoritis bagi interpretasi hasil penelitian.
3.2 Bagan Alir Kerangka Konseptual
Sub-bab ini menyajikan bagan alir yang menggambarkan secara visual hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Bagan alir ini akan membantu pembaca untuk memahami secara mudah hubungan antar variabel dan bagaimana variabel-variabel tersebut saling mempengaruhi. Penyajian visual ini memperkuat pemahaman atas kerangka konseptual yang telah diuraikan secara tekstual.
3.3 Bagan Alir Kerangka Operasional
Sub-bab ini memberikan bagan alir yang menjelaskan langkah-langkah operasional dalam penelitian ini. Ia menjelaskan bagaimana data akan dikumpulkan, diproses, dan dianalisis. Bagan alir ini memberikan gambaran jelas tentang metodologi penelitian dan memastikan transparansi dalam proses penelitian.
IV. Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan secara detail metodologi penelitian yang digunakan, termasuk desain penelitian, populasi dan sampel, kriteria inklusi dan eksklusi, instrumen penelitian, tempat dan waktu penelitian, definisi operasional, metode pengumpulan data, dan analisis data. Penjelasan yang rinci dan sistematis ini penting untuk memastikan validitas dan reliabilitas hasil penelitian.
4.1 Rancangan Penelitian
Sub-bab ini menjelaskan desain penelitian yang digunakan, yaitu penelitian observasional deskriptif analitik dengan pendekatan retrospektif dan prospektif. Penjelasan ini mencakup alasan pemilihan desain penelitian tersebut dan bagaimana desain ini sesuai dengan tujuan dan rumusan masalah penelitian. Pemilihan desain penelitian yang tepat sangat krusial untuk memastikan validitas dan reliabilitas hasil penelitian.
4.2 Populasi Sampel
Sub-bab ini menjelaskan populasi dan sampel penelitian. Ia mendefinisikan populasi penelitian (seluruh pasien IMA di RSU Dr. Saiful Anwar Malang) dan menjelaskan kriteria yang digunakan untuk memilih sampel penelitian (kriteria inklusi dan eksklusi). Penjelasan ini mencakup pertimbangan-pertimbangan dalam penentuan ukuran sampel dan teknik sampling yang digunakan. Penggunaan sampel yang representatif sangat penting untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang dapat digeneralisasikan.
4.3 - 4.8 Bahan Penelitian, Instrumen Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Definisi Operasional, Metode Pengumpulan Data, dan Analisis Data
Sub-bab ini akan menjelaskan secara rinci tentang bahan penelitian (misalnya, rekam medis pasien), instrumen penelitian (misalnya, formulir pengumpulan data), tempat dan waktu penelitian (RSU Dr. Saiful Anwar Malang dan periode waktu penelitian), definisi operasional variabel-variabel penelitian, metode pengumpulan data (misalnya, pengumpulan data retrospektif dan prospektif), dan teknik analisis data yang digunakan. Penjelasan ini memastikan transparansi dan reproduksibilitas penelitian, serta memungkinkan pembaca untuk menilai kualitas dan validitas metodologi penelitian.
V. Hasil Penelitian
Bab ini menyajikan hasil penelitian secara sistematis dan terstruktur, menggunakan tabel dan diagram untuk menyajikan data demografi pasien, faktor risiko, pola penggunaan obat pada pasien IMA, pola penggunaan antiplatelet (termasuk asetosal), lama penggunaan asetosal, lama perawatan pasien, dan kondisi pasien saat keluar rumah sakit (KRS). Data disajikan secara objektif tanpa interpretasi.
5.1 - 5.7 Demografi Pasien, Faktor Risiko, Penggunaan Obat pada Pasien Infark Miokard Akut, Penggunaan Antiplatelet pada Pasien Infark Miokard Akut, Lama Penggunaan ASA pada 49 Pasien Infark Miokard Akut di Instalasi Rawat Jalan, Lama Perawatan pada 5 Pasien Infark Miokard Akut di Instalasi Rawat Inap, Kondisi KRS Pasien
Sub-bab ini akan menyajikan hasil penelitian secara terstruktur dan sistematis. Data demografi pasien (jenis kelamin, umur, status pasien) akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Hasil analisis faktor risiko, pola penggunaan obat-obatan (termasuk asetosal), lama penggunaan asetosal, lama perawatan pasien, dan kondisi pasien saat KRS akan disajikan secara detail dan objektif, dengan menggunakan tabel dan diagram yang sesuai. Penyajian data yang terstruktur dan komprehensif ini memudahkan pembaca untuk memahami hasil penelitian.
VI. Pembahasan
Bab ini membahas dan menginterpretasi hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Pembahasan ini akan menghubungkan hasil penelitian dengan kerangka konseptual dan tinjauan pustaka yang telah dijelaskan sebelumnya. Ia akan menganalisis implikasi dari hasil penelitian dan membandingkannya dengan temuan penelitian lain yang relevan. Pembahasan juga akan membahas keterbatasan penelitian dan memberikan saran untuk penelitian selanjutnya.
VII. Kesimpulan dan Saran
Bab ini menyimpulkan hasil penelitian dan memberikan saran-saran yang relevan berdasarkan temuan penelitian. Kesimpulan penelitian harus dirumuskan secara singkat, jelas, dan sesuai dengan tujuan penelitian. Saran-saran yang diberikan harus konstruktif dan memberikan arah bagi penelitian selanjutnya dan aplikasi dalam praktik pelayanan kesehatan.
7.1 Kesimpulan
Sub-bab ini merangkum temuan-temuan penting dari penelitian ini, menjawab rumusan masalah penelitian dan mencapai tujuan penelitian. Kesimpulan harus ditulis secara ringkas dan jelas, berdasarkan bukti empiris yang telah disajikan.
7.2 Saran
Sub-bab ini memberikan saran-saran yang relevan berdasarkan hasil penelitian. Saran ini dapat berupa saran untuk penelitian selanjutnya, saran untuk praktik klinis, dan saran untuk kebijakan kesehatan. Saran yang diberikan harus konkret dan dapat diimplementasikan.