SKRIPSI
PENGARUH KOMUNIKASI, PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI POLITEKNIK UNGGUL LP3M MEDAN
OLEH :
NOVITA SARI 120521017
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH KOMUNIKASI, PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI POLITEKNIK UNGGUL LP3M MEDAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi, pengetahuan dan sikap terhadap kinerja karyawan di Politeknik Unggul LP3M Medan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif danmetode analisis regresi linear berganda. Populasi penelitian ini berjumlah 73 orang karyawan diPoliteknik Unggul LP3M Medan.
Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data skunder menggunakan studi pustaka. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak komunikasi, pengetahuan dan sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Politeknik Unggul LP3M Medan. Uji parsial menunjukkan bahwa komunikasi, pengetahuan dan sikapkerja masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Politeknik Unggul LP3M Medan. variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan diPoliteknik Unggul LP3M Medan.
ABSTRACT
EFFECT OF COMMUNICATION, KNOWLEDGE AND ATTITUDES TOWARD SUPERIOR PERFORMANCE OF EMPLOYEES IN POLITEKNIK
UNGGUL LP3M MEDAN
The purpose of this study was to determine the effect of communication, knowledge and attitudes on employee performance in the Politeknik Unggul LP3M Medan. The analytical method used is descriptive analysis method and the method of multiple linear regression analysis. The population of this study amounted to 73 employees at the Politeknik Unggul LP3M Medan.
The primary data collected using questionnaires and secondary data collection using literature. In the results showed that simultaneous communication, knowledge and attitude positive and significant impact on employee performance Politeknik Unggul LP3M Medan. Partial test shows that communication, knowledge and work attitude respectively positive and significant effect on the performance of employees at the Politeknik Unggul LP3M Medan. The most dominant variables affect the performance of the employees at the Politeknik Unggul LP3M Medan.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta salawat dan salam penulis
haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen
Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang tua tercinta Ibu Supiah dan
Bapak Jono yang tidak pernah berhenti mendoakan, mendukung dan mencukupi
segala kebutuhan materi maupun non-materi dalam proses pembuatan skrpsi ini,
dan nasehat-nasehat yang selalu mekompetensi penulis.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Komunikasi, Pengetahuan dan Sikap
Terhadap Kinerja Karyawan di Politeknik Unggul LP3M Medan. Maka dalam
kesempatan ini penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dr. Syahril Pasaribu, D.T.M.&H., M.Sc.(C.T.M), Sp.
A.(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia S.E, M.E. selaku Ketua Departemen Manajemen
4. Ibu Marhayanie, S.E.,M.Si.selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku sekretaris program studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera utara
7. Ibu Dra. Lucy Anna, MS. sebagai Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan mulai dari awal pengerjaan skripsi ini sampai
dengan selesainya.
8. Ibu Dr. Yeni Absah, S.E., M.Si, selaku Dosen Penguji I penulis yang telah
banyak memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.
9. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Sumatera Utara atas semua
jasa-jasanya dalam membimbing dan mengajarkan ilmunya kepada penulis
selama perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
10.Teristimewa penulis ucapakn kepada Muhammad Dani yang telah banyak
membantu dan memberikan dukungan serta doa selama pengerjaan skripsi
ini sampai dengan selesai.
11.Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak demi perkembangan dan kemajuan civitas akademik.
Medan, April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
2.1.1. Pengertian Komunikasi ... 8
2.1.2. Proses Komunikasi... 10
2.1.3. Saluran Komunikasi Dalam Organisasi ... 13
2.1.4. Fungsi Komunikasi ... 15
2.1.5. Hambatan-Hambatan Komunikasi dalam Organisasi ... 16
2.2 Pengetahuan ... 18
2.2.1.Pegertian Pengetahuan ... 18
2.3Sikap ... 19
2.3.1.Pegertian Sikap ... 19
2.4Kinerja Karyawan ... 20
2.4.1 Pengertian Kinerja ... 20
2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 23
2.4.3 Penilaian Kinerja ... 27
2.4.4 EvaluasiKinerja ... 28
2.5 Penelitian Terdahulu ... 32
2.6Kerangka Konseptual ... 33
2.7 Hipotesis ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
3.1 Jenis Penelitian ... 36
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
3.3 Batasan Operasional ... 36
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 41
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44
3.9.1 Uji Validitas ... 44
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 45
3.10 MetodeAnalisis Data ... 46
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 52
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 42
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan... 54
4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 54
4.1.4 Job Description ... 57
4.2 Hasil Penelitian ... 71
4.2.1Analisis Deskriptif Penelitian ... 71
4.2.1.1 Deskriptif Responden Penelitian ... 71
4.2.1.2 Deskriptif Variabel Penelitian ... 73
4.2.2Analisis Statistik Penelitian ... 83
4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 73
4.2.2.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 90
4.3 Pengujian Hipotesis ... 92
4.3.1Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 92
4.3.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-T) ... 94
4.3.3 Koefisien Determinasi ... 95
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 Hasil Wawancara Mengenai Komunikasi Karyawan
Di Politeknik Unggul LP3M Medan ... 3
Tabel 1.2 Hasil Wawancara Mengenai Pengetahuan Karyawan Di Politeknik Unggul LP3M Medan ... 4
Tabel 1.3 Hasil Wawancara Mengenai Sikap Karyawan Di Politeknik Unggul LP3M Medan ... 5
Tabel 2.1 Jurnal dan Penelitian Terdahulu ... 32
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 40
Tabel 4.4 Karateristik Responden BerdasarkanTingkat Pendidikan... 73
Tabel 4.5Distribusi jawaban responden terhadapVariabel Komunikasi (X1) ... 74
Tabel 4.6 Distribusi jawaban responden terhadap Variabel Pengetahuan (X2) ... 78
Tabel 4.7 Distribusi jawaban responden terhadapVariabel Sikap (X3) 75
Tabel 4.8 Distribusi jawaban responden terhadapVariabel Kinerja (Y3)81 Tabel 4.9Hasil Uji Normalitas Pendekatan ... 86
Tabel 4.10Hasil Uji Glejer Heteroskedetisitas ... 88
Tabel 4.11 Hasil Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 89
Tabel 4.12HasilRegrresi Linier Berganda ... 91
Tabel 4.13Hasil Uji F Signifikan Simultan (Uji-F) ... 93
Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 94
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 34
Gambar 4.1Struktur Organisasi Perusahaan ... 56
Gambar 4.2Pendekatan Histogram Histogram Uji Normalitas ... 55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
ABSTRAK
PENGARUH KOMUNIKASI, PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI POLITEKNIK UNGGUL LP3M MEDAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi, pengetahuan dan sikap terhadap kinerja karyawan di Politeknik Unggul LP3M Medan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif danmetode analisis regresi linear berganda. Populasi penelitian ini berjumlah 73 orang karyawan diPoliteknik Unggul LP3M Medan.
Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data skunder menggunakan studi pustaka. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak komunikasi, pengetahuan dan sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Politeknik Unggul LP3M Medan. Uji parsial menunjukkan bahwa komunikasi, pengetahuan dan sikapkerja masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Politeknik Unggul LP3M Medan. variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan diPoliteknik Unggul LP3M Medan.
ABSTRACT
EFFECT OF COMMUNICATION, KNOWLEDGE AND ATTITUDES TOWARD SUPERIOR PERFORMANCE OF EMPLOYEES IN POLITEKNIK
UNGGUL LP3M MEDAN
The purpose of this study was to determine the effect of communication, knowledge and attitudes on employee performance in the Politeknik Unggul LP3M Medan. The analytical method used is descriptive analysis method and the method of multiple linear regression analysis. The population of this study amounted to 73 employees at the Politeknik Unggul LP3M Medan.
The primary data collected using questionnaires and secondary data collection using literature. In the results showed that simultaneous communication, knowledge and attitude positive and significant impact on employee performance Politeknik Unggul LP3M Medan. Partial test shows that communication, knowledge and work attitude respectively positive and significant effect on the performance of employees at the Politeknik Unggul LP3M Medan. The most dominant variables affect the performance of the employees at the Politeknik Unggul LP3M Medan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Karyawan merupakan aset yang sangat berharga yang harus dikelola
dengan baik oleh perusahaan agar dapat memberikan kontribusi yang optimal
demi tercapainya tujuan perusahaan. Salah satu yang harus diperhatikan adalah
bagaimana menjadikan komunikasi dan kompetensi sebagai alat utama bagi
anggota organisasi untuk dapat bekerja sama dalam melakukan aktivitas
manajemen demi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Purwanto, (2006:3) komunikasi merupakan proses pertukaran
informasi antar individu melalui suatu sistem yang (lazim), baik dengan
simbol-simbol, sinyal-sinyal maupun prilaku atau tindakan. Komunikasi penting bagi
organisasi karena komunikasi merupakan alat utama bagi anggota organisasi
untuk dapat bekerja sama dalam melakukan aktifitas menajemen demi mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Disamping berkaitan erat dengan kemampuan komunikasi dalam
perusahaan, tidak kalah pentingnya adalah kemampuan perusahaan untuk
meningkatkan pengetahuan dan sikap karyawan dalam bekerja.
untuk memperoleh pemahaman, pembelajaran dan pengalaman yang terakumulasi
Prilaku manusia juga di latar belakangi oleh sikap. Sikap adalah
predisposisi mental untuk melakukan suatu tindakan.
Didalam suatu perusahaan, atasan dan bawahan penting untuk menjalin
hubungan emosional dengan memperkuat komunikasi dan peningkatan
pengetahuan dan sikap di dalam berkerja. Melalui komunikasi dan pengetahuan
serta sikap kayawan di lembaga pendidikan ini, serta mampu melaksanakannya
lebih baik lagi dapat menjaga konsistensi pelaksanaan dan pencapaian target
bisnis.
Kinerja karyawan pada Politeknik Unggul LP3M Medan, dapat dilihat dari
tingkat keberhasilan lembaga dalam mengelola sumber daya manusia yang di
miliki, kinerja yang dicapai akan memberikan kontribusi yang besar terhadap
kinerja lembaga. Kinerja perusahaan umumnya diukur dengan informasi jumlah
Tabel 1.1
Hasil Wawancara Mengenai Komunikasi Karyawan Di Politeknik Unggul LP3M Medan
Tahun 2010-2012
Komunikasi Jumlah Responden Menjawab
Baik Cukup Kurang
Komunikasi dari atas ke bawah 26,6 % 26,6 % 46,6 %
Komunikasi bawah ke atas 33,3 % 40,0 % 26,6 %
Komunikasi dengan sesama karyawan 33,3 % 46,6 % 20,0%
Sumber : Wawancara kepada 15 karyawan Politeknik Unggul LP3M Medan, diolah
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa komunikasi dari atasan ke bawahan
masih kurang yaitu 46,6% , dan selebih nya mengatakan baik dan cukup adalah
sama yaitu 26,6%. Dari segi komuniaksi bawahan ke atasan banyak yang
menjawab cukup yaitu 40,0%, sedangkan yang menjawan baik 33,3 % dan yang
menjawab cukup lebih sedikit, yaitu 26,6%, sedangkan dilihat dari komunikasi
dengan sesama karyaawan menunjukkan Cukup, yaitu 46,6% dan selebihnya
menjawab baik 33,3% dan kurang 20,0%.
Berdasarkan prasurvey yang di lakukan pada Politeknik Unggul LP3M
Medan menurunnya kinerja karyawan dilihat dari kurangnya komunikasi antara
manajemen dengan karyawan. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan berdasarkan
hasil penelitian sebelumnya dimana saluran komunikasi di Politeknik Unggul
LP3M Medan lebih bersifat formal yang mengarah pada komunikasi vertikal
yakni komunikasi yang berjalan dari atas ke bawah saja. Komunikasi tersebut
dapat berbentuk lisan maupun tulisan seperti pemberian tugas, baik dengan
pemberian memo dalam hal ini tugas tersebut kurang mendapat pengarahan yang
jelas dan rinci sehingga karyawan kesulitan dalam mengerjakan tugas yang
diberikan dan hasil yang diperoleh menjadi kurang maksimal, dengan sangat
mempengaruhi naik turunnya kinerja lembaga. Selain itu, mengenai kesatuan
tujuan dalam pencapaian kualitas, manajemen juga kurang mendemonstrasikan
rencana operasional kepada karyawan dan kurang melibatkan karyawan dalam
rencana tersebut. Dengan sistem komunikasi tersebut kemungkinan terjadinya
kesalahan kerja dalam organisasi sangat besar kerena kurangnya koordinasi antara
manajemen dengan karyawan dan kurang nya kerjasama yang baik
Tabel 1.2
Hasil Wawancara Mengenai Pengetahuan Karyawan Di Politeknik Unggul LP3M Medan
Pengetahuan Jumlah Responden Menjawab
Baik Cukup Kurang
Mengetahui/menguasai pekerjaan 40,0 % 46,6 % 13,3 %
Mengetahui cara pemakaian alat kantor
(contoh : komputer) 53,3 % 33,3 % 13,3 %
Memahami aturan dalam pekerjaannya 33,3 % 46,6 % 20,0%
Sumber : Wawancara kepada 15 karyawan Politeknik Unggul LP3M Medan, diolah
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pengetahuan karyawan mengenai
pekerjaannya masih cukup yaitu 46,6% , dan selebih nya mengatakan baik 40,0%
dan kurang yaitu 13,3%. Kemudian pengetahuan karyawan dalam pemakaian alat
kantor seperti salah satu nya komputer adalah sudah baik, yaitu 53,3 %, selebih
nya 33,3 % cukup dan yang kurang mengetahui adalah 13,3 %. Kemudian dilihat
cukup, yaitu sebesar 46,6 % dan yang mengatakan baik adalah 33,3 % dan
selebihnya kurang adalah 20,0%. Maka dari keterangan tersebut seharusnya perlu
adanya pelatihan terhadap karyawan agar mereka mengetahui aturan-aturan dalam
melaksanakan pekerjaannya, sehingga target dari perusahaan bisa tercapai.
Tabel 1.3
Hasil Wawancara Mengenai Sikap Karyawan Di Politeknik Unggul LP3M Medan
Sikap Jumlah Responden Menjawab
Baik Cukup Kurang
Tanggung jawab dalam pekerjaan 60,0 % 26,6 % 13,3 %
Kedisiplinan Karyawan/mentaati peraturan 33,3 % 40,0 % 26,6 %
Sumber : Wawancara kepada 15 karyawan Politeknik Unggul LP3M Medan, diolah
Dari Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa sikap karyawan mengenai tanggung
jawab dalam melaksanakan pekerjaannya sudah baik yaitu 60,0% , dan yang
mengatakan cukup 26,6% dan 13,3 % mengatakan kurang. Sedangkan karyawan
dilihat dari disipli dalam mentaati peraturan masih cukup, yaitu 40,0%, karena
masih banyak nya karyawan yang tidak memakai seragam kantor dan sering nya
karyawan datanng terlambat, sedangkan yang mengatakan baik 33,3 % dan 26,6%
kurang disiplin. Dengan demikian perlunya teguran atau sanksi yang dibuat oleh
manajemen, sehingga karyawan akan lebih disiplin lagi dan mentaati peraturan
yang telah dibuat oleh lembaga.
Didalam suatu perusahaan tentunya komunikasi, pengetahuan dan sikap
memang dianggap sebagai alat yang dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Unggul LP3M Medan dengan judul “Pengaruh Komunikasi, Pengetahuan dan
Sikap Terhadap Kinerja Karyawan di Politeknik Unggul LP3M Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah yang dikemukakan, maka
perumusan masalah yang menjadi dasar dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah komunikasi, pengetahuan dan sikap secara serempak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan di Politeknik Unggul LP3M Medan?
2. Apakah Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan di Politeknik Unggul LP3M Medan?
3. Apakah Pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan di Politeknik Unggul LP3M Medan?
4. Apakah Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan di Politeknik Unggul LP3M Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah diuraikan, makatujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikas,
pengetahuan dan sikap terhadap kinerja karyawan di Politeknik Unggul LP3M
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan antara lain:
1) Bagi Lembaga, sebagai bahan dalam membuat kebijakan, terutama
mengenai sistem komunikasi, pengetahuan dan sikap terhadap kinerja
karyawan di Politeknik Unggul LP3M Medan.
2) Bagi Penulis, yaitu menambah pengetahuan penulis dalam bidang yang
diteliti secara teoritis maupun aplikasi
3) Bagi Pihak-pihak lain yang berkepentingan terutama bagi mahasiswa yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan
atau komunikasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut
melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang di gunakan dalam percakapan, tetapi
juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus voka dan sebagainya. Dan perpindahan
yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang
mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada
keterampilan-keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara, dan lain-lain)
untuk membuat sukses pertukaran informasi. Komunikasi merupakan suatu proses
pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang (lazim), baik
dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku atau tindakan. Jadi dalam
komunikasi itu terdapat di dalamnya suatu proses, terdapat simbol-simbol
dan simbol-simbol itu mengandung arti. Arti atau makna simbol disini tentu saja
tergantung pada pemahaman dan persepsi komunikan sehingga ada umpan balik
(feedback) bagi komunikan setelah mendapatkan pesan. Oleh karena itu,
komunikasi akan efektif dan tujuan komunikasi akan tercapai, apabila
masing-masing pelaku yang terlibat di dalamnya mempunyai persepsi yang sama terhadap
Komunikasi organisasi adalah suatu proses komunikasi yang
menggunakan media yaitu bahasa atau simbol-simbol yang biasa digunakan untuk
mentransfer pesan-pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan melalui proses
komunikasi agar diperoleh suatu hasil yang sangat berarti bagi suatu organisasi.
(Purwanto, 2003:20).
Dalam sebuah organisasi setiap orang yang terlibat didalamnya ketika
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya baik selaku pimpinan diberbagai
tingkatan maupun para karyawan, agar pekerjaannya dapat terlaksana dengan
lancar dan harmonis untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati dan
ditetapkan, maka unsur kerjasama harus senantiasa tercipta dengan baik.Dengan
terjadinya proses kerjasama maka unsur komunikasi pun dengan sendirinya akan
tercipta dalam sebuah organisasi karena apapun bentuk instruksi, informasi dari
pimpinan ke bawahan maupun sebaliknya, masukan, laporan dari bawahan ke
pimpinan, antara sesama bawahan senantiasa dilakukan melalui proses
komunikasi.
Pentingnya peran komunikasi bagi perusahaan adalah sebagai saluran
untuk melakukan dan menerima pengaruh, dan juga sebagai alat untuk mendorong
atau mempertinggi Kompetensi sebagai sarana yang memungkinkan suatu
organisasi untuk mencapai tujuannya. Komunikasi memiliki peran yang sangat
penting dalam memperlancar kegiatan perusahaan, dapat terlihat dari beberapa hal
berikut:
a. Fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
b. Meningkatkan gairah dan Kompetensi kerja
c. Dengan menggunakan komunikasi sebagai alat koordinasi dan
pengendalian para pemimpin dapat mengetahui keadaan dari setiap bidang
yang menjadi tugasnya.
d. Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyaitas antara bawahan dengan
atasan, bawahan dengan bawahan dan antara atasan, karena pengawasan
yang jelas dan mantap.
e. Dengan komunikasi semua bagian organisasi dapat mengetahui kebijakan,
peraturan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemimpin.
Oleh sebab itu dalam sebuah organisasi setiap orang yang teribat di
dalamnya ketika melaksanakan tugas dan tanggung jawab, agar dapat
terlaksana dengan lancar dan harmonis, maka kerjasama harus senantiasa
tercipta dengan baik. Dengan terjadinya proses kerjasama maka unsur
komunikasi pun dengan sendirinya akan tercipta dalam sebuah organisasi,
karena apapun bentuk instruksi, informasi dari pimpinan ke bawahan
maupun sebaliknya senantiasa dilakukan melalui proses komunikasi.
2.1.2 Proses Komunikasi
Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-
tugas. Informasi harus dikomunikasikan kepada para manajer agar mereka
mempunyai dasar perencanaan, rencana-rencana harus di komunikasikan kepada
pihak lain agar diaksanakan. Pengarahan mengharuskan manajer untuk
berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
sebagai pesan untuk di sampaikan. Pesan tersebut disampaikan dari seseorang
pengirim kepada seseorang penerima. Ia disandikan (diubah menjadi suatu
bentuk simbolis) dan dialihkan melalui perantara (saluran) kepada penerima, yang
lalu menerjemahkan ulang (membaca sandi) pesan yang diberikan oleh pengirim.
Hasilnya adalah transfer makna dari satu orang kepada orang lain.
(Stephen dan Timothy, 2008:6) Adapun komponen yang terkandung dalam proses
komunikasi yaitu:
1. Pengirim
2. Penyandian
3. Pesan
4. Saluran
5. Penerjemahan sandi
6. Penerima
7. Gangguan dan
8. Umpan balik
Menurut Purwanto(2006:11) Pada prinsipnya dalam proses komunikasi memiliki
6 (enam) tahapan yaitu:
1. Pengiriman mempunyai satu ide atau gagasan.
Sebelum proses penyampaian pesan dilakukan, maka pengirim pesan
harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin di sampaikan pada
pihak lain. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber, ide yang diolah
dalam bentuk pengirim di saring dan disusun kedalam suatu memori daam
karena penyerapan berbagai informasi dan pengalaman berbeda-beda pada
setiap individu.
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan.
Pada proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti
dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti dengan
sempurna pengirim pesan harus memperhatikan subjek apa yang ingin
disampaikan, maksud (tujuan), penerima pesan, gaya personal dan latar
belakang budaya.
3. Pengirim menyampaikan pesan
Pada saat menyampaikan pesan dapat digunakan berbagai saluran.
Biasanya rangkai komunikasi yang dilakukan relatif pendek, namun ada
juga yang cukup panjang. Hal ini akan berpengaruh terhadap efektifitas
penyampaian pesan. Ketika penyampaian pesan dapat digunakan berbagai
media komunikasi baik media tulis maupun lisan.
4. Penerima menerima Pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi bila
pengirimmengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut.
5. Penerima menafsirkan pesan
Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana
menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah
di mengerti dan tersimpan dalam benak penerima pesan. Selanjutnya
pesan baru bisa di tafsirkan secara benar bila penerima pesan telah
6. Penerima memberi tanggapan dan memberi umpan balik ke pengirim.
Setelah menerima pesan, penerima akan memberikan tanggapan dengan
cara tertentu dan akan memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal
yang diberikan oleh penerima pesan beraneka ragam, hal ini tergantung
pesan yang diterimanya. Umpan balik memegang peranan penting dalam
proses komunikasi karena ia memberi kemungkinan bagi pengirim untuk
menilai efektifitas suatu pesan. Disamping itu, adanya umpan balik dapat
menunjukan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya
perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata dan perbedaan
reaksi secara emosional.
2.1.3 Saluran Komunikasi Dalam Organisasi
Pemahaman yang lebih baik tentang komunikasi dapat diperoleh dengan
mempelajari arah-arah dasar gerakkannya yang tampak dengan terbentuknya
salura-saluran komunikasi. Adapun saluran-saluran komunikasi formal yang biasa
terdapat dalam organisasi adalah:
1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal terdiri dari komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai
rantai perintah. Komunikasi ke bawah di mulai dari manajemen puncak kemudian
mengalir ke bawah melalui tingkatan-tingkatan manajemen sampai karyawan ini
dan personalia paling bawah. Maksud utama komunikasi ke bawah adalah untuk
memberikan pengarahan, informasi, instruksi, nasehat, sasaran dan penilaian
kepada bawahan serta memberikan informasi kepada para anggota organisasi
Berita-berita kebawah dapat berbentuk tulisan maupun lisan, dan biasanya
disampaikan melalui memo, laporan atau dokumen lain, pertemuan atau rapat dan
percakapan serta melalui interaksi. Dan manajemen seharusnya tidak memusatkan
perhatiannya pada usaha komunikasi ke bawah, tetapi juga komunikasi ke atas.
Komunikasi ke atas alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah
(karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan yang ingin disampaikan mula-mula
berasal dari karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang ebih tinggi,
yaitu bagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke manajer umum. Tipe
komunikasi ini mencakup laporan-laporan periodik, penjelasan, gagasan dan
permintaan untuk diberikan keputusan. Hal ini dapat dipandang sebagai data atau
informasi umpan balik bagi manajemen atas.
2. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal meliputi hal-hal berikut ini:
a. Komunikasi di antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar
dalam suatu organisasi
b. Komunikasi yang terjadi antara dan di antara
departemen-departemen pada tingkatan organisasi yang sama.
Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat koordinatif dan merupakan
hasil dari konsep spesialisasi organisasi. Sehingga komunikasi ini dirancang
untuk mempermudah koordinasi dan penanganan masalah.Komunikasi horizontal
selain membantu koordinasi kegiatan-kegiatan horizontal, komunikasi tipe ini
3. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara
menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil
hubungan-hubungan departemen lini dan staf.Hubungan-hubungan yang ada
antara personalia dan staf dapat berbeda-beda yang akan membentuk beberapa
komunikasi diagonal yang berbeda-beda pula.
2.1.4 Fungsi Komunikasi
Dalam melaksanakan tugasnya pimpinan perusahaan dihadapkan kepada
dua bidang tugas dan tanggungjawab yang harus dikoordinirnya secara terpadu,
yaitu bidang teknis yang dilakukan oleh para petugas dan bidang administrasi
yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab para staf administrasi. Tidak bisa
dipungkiri kedua bidang yang ada diperusahaan ini dalam kenyataan saling
mendukung dan melengkapi.
Dalam mengkoordinir kegiatan di Perusahaan, pimpinan perusahaan harus
benar-benar dapat memanfaatkan proses komunikasi yang dilakukannya dengan
para staf yang sesuai menurut fungsi komunikasi yaitu menghubungkan semua
unsur yang melakukan interaksi pada semua lapisan, sehingga menimbulkan rasa
kesetia-kawanan dan loyalitas antar sesama, seperti:
1. Pimpinan dapat mengetahui langsung keadaan bidang-bidang yang
dibawah, sehingga berlangsung operasional yang efisien.
2. Meningkatkan rasa tanggung jawab semua anggota, dan melibatkan
keterlibatan atau sense of envolvement, dan rasa ikut memiliki, dan sense
if belonging atau rasa satu kelompok.
3. Memunculkan rasa saling pengertian dan saling menghargai tugas
masing-masing sehingga meningkatkan rasa kesatuan dan pemantapan spirit
decorps (semangat korps).
2.1.5 Hambatan-Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi adalah vital, tetapi komunikasi sering tidak efektif dengan
adanya kekuatan-kekuatan dari luar yang menghambatnya.Penghambat
komunikasi dapat dikelompokkan menjadi:
1. Hambatan Organisasional
Ada 3 (tiga) hambatan organisasional yaitu:
a. Tingkatan Hierarki
Bila suatu organisasi tumbuh, strukturnya berkembang dan akan
menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena berita harus melalui
tingkatan (jenjang) tambahan, yang memerlukan waktu yang lebih lama
untuk mencapai tempat tujuan dan cendrungmenjadi berkurang
ketepatannya.
b. Wewenang Manajerial
Tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak mungkin manajer dapat
mencapai tujuan dengan efektif.
c. Spesialisasi
Meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga
memisahkan orang-orang, bahkan bila mereka bekerja saling berdekatan.
Perbedaan fungsi, kepentingan dan istilah-istilah pekerjaan dapat membuat
orang-oarang merasa bahwa mereka hidup dalam dunia yang berbeda.
Akibatnya dapat menghalangi perasaan memasyarakat, membuat sulit
memahami, dan mendorong terjadinya kesalahan-kesalahan.
2. Hambatan-Hambatan Antar Pribadi
Seseorang manajer perlu memperhatikan hambatan-hambatan antar pribadi
seperti:
a. Perspektif Selektif
Persepsi adalah suatu proses yang menyeluruh dengan apa seseorang
mensleksi, mengorganisasikan, mengartikan dan mengartikan segala
sesuatu dilingkungannya.
b. Status atau Kedudukan Komunikator
Hambatan-hambatan lainnya adalah kecendrungan untuk menilai,
mempertimbangkan dan membentuk pendapat atas dasar
kerakteristik-karakteristik pengirim terutama kredibilitasnya, berdasarkan keahlian
seseorang dalam bidang yang sedang dikomunikasikan dan tingkat
kepercayaan seseorang bahwa orang tersebut akan mengkomunikasikan
kebenaran.
c. Keadaan Membela Diri
Perasaan membela diri pada pengirim, penerima berita atau keduanya juga
d. Pendengaran Lemah
Manajer perlu belajar untuk mendengar secara efektif agar mampu
mengatasi hambatan ini.
e. Ketidaktepatan Penggunaan Bahasa
Salah satu kesalahan besar yang terdapat dalam komunikasi adalah
anggapan bahwa pengertian terletak dalam kata-kata yang digunakan,
sebagai contoh: Perintah Manajer untuk mengerjakan “secepat mungkin”
bisa berarti satu jam, satu hari atau satu minggu.
2.2 Pengetahuan
2.2.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh seseorang.
Pengetahuan adalah komponen utama kompetensi yang mudah diperoleh dan
mudah diidentifikasi.
Yuniarsih dan Suwatno (2008:23) bahwa : ”Pengetahuan adalah suatu
informasi yang dimiliki seseorang khususnya pada bidang spesifik.”
Pengetahuan karyawan turut menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas
yang dibebankan kepadanyakaryawan yang mempunyai pengetahuan yang cukup
akan meningkatkan efisiensi perusahaan.Namunbagi karyawanyang belum
mempunyai pengetahuan cukup, maka akan bekerja tersendat-sendat. Pemborosan
bahan, waktu dan tenaga serta faktor yang lain akan diperbuat oleh karyawan
berpengetahuan kurang. Pemborosan ini akan mempertinggi biaya dalam
pencapaian tujuan organisasi. Atau dapat disimpulkan bahwa pegawai yang
berpengetahuan kurang harus diperbaiki dan dikembangkan melalui pelatihan
pegawai, agar tidak merugikan usaha-usaha pencapaian tujuan organisasiyang
sudah ditentukan sebelumnya. Pengetahuan dikategorikan sebagai berikut :
a) Informasi yang didapatkan dan diletakkan dalam ingatan kita (Deklaratif).
b) Bagaimana informasi dikumpulkan dan digunakan ke sesuatu hal yang
sudahkita ketahui (Procedural).
c) Mengerti tentang how, when dan why informasi tersebut berguna dan dapat digunakan (Strategic).
2.3 Sikap
2.3.1 Pengertian Sikap
Disamping komunikasi dan pengetahuan karyawan, hal yang perlu
diperhatikan adalah sikap perilaku kerja karyawan. Apabila karyawan mempunyai
sikap yang mendukung pencapaian tujuan organisasi, maka secara otomatis segala
tugas yang dibebankan kepadanya akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Dalam buku Notoadmodjo (2003,124) mengemukakan bahwa sikap
(attitude) adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap timulus atau obyek.
Menurut Notoadmodjo (2003) sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban apabiladitanya,
mengerjakan tugas yang diberikan adalah suatu indikasisikap karena dengan
suatu usaha untuk menjawab pertanyaan ataumengerjakan tugas yang
diberikan.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikandengan orang
lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikaptingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnyadengan segala
resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.
2.4 KinerjaKaryawan 2.4.1 Pengertian Kinerja
Kinerja adalah hasil yang dicapai melalui serangkaian kegiatan dan tata
cara tertentu dengan menggunakan sumber daya perusahaan untuk mencapai
sasaran perusahaan yang ditetapkan (Mangkunegara, 2005:43). Kinerja
merupakan istilah yang berasal dari kata job performance yang diartikan sebagai
hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai karyawan dalam melaksanakan
tugasnya per satuan periode waktu sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu program kegitan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis
tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dengan kepuasan kerja
karyawan dan tingkat besaran imbalan yang diberikan, serta dipengaruhi oleh
keterampilan, kemampuan, dan sifat-sifat individu. Oleh karenanya, menurut
mitra- lawyer kinerja individu pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor:
1. Harapan mengenai imbalan
2. Dorongan
3. Kemampuan
4. Kebutuhan dan sifat
5. Persepsi tentang tugas
6. Imbalan internal dan eksternal
7. Persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja.
Dharma (2010:25), Manajemen kinerja adalah sebuah proses untuk
menetapkan apa yang harus dicapai, dan pendekatannya untuk mengelola dan
pengembangan manusia melalui suatu cara yang dapat meningkatkan
kemungkinan bahwa sasaran akan dapat dicapai dalam suatu jangka waktu
tertentu baik pendek maupun panjang. Defenisi diatas mengandung unsur-unsur
penting sebagai berikut:
a. Suatu kerangka kerja dari sasaran yang telah direncanakan, standar dan
persyaratan kompetensi yang telah disepakati. Manajemen kinerja adalah
suatu kesepakatan diantara seseorang karyawan dengan manajernya tentang
beberapa harapan. Manajemen kinerja kebanyakkan adalah tentang
b. Sebuah proses: Manajemen kinerja bukan hanya serangkaian system
formulir dan prosedur, melainkan serangkaian tindakan yang diambil untuk
mencapai suatu hasil dari hari ke hari dan mengelola peningkatan kinerja
diri mereka sendiri dan orang lain.
c. Pemahaman bersama: untuk memperbaiki kinerja, para individu perlu
memiliki pemahaman bersama tentang bagaimana seharusnya bentuktingkat
kinerja dan kompetensi yang tinggi itu dan apa pula yang hendak dicapai.
d. Suatu pendekatan dalam mengelola dan mengembangkan sumber daya
manusia. Manajemen kinerja berfokus dalam tiga hal. Pertama, bagaimana
para manajer dan pemimpin kelompok bekerja secara efektif dengan
orang-orang yang ada disekitar mereka. Kedua, bagaimana peran individu bekerja
sama dengan para manajer dan kelompok. Ketiga, bagaimana individu dapat
dikembangkan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan kepiawaian
mereka dan tingkat kompetensi dan kinerja mereka. Adapun Dimensi dari
kinerja karyawan yaitu:
1. Kuantitas kerja adalah volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi
normal. Kuantitas juga menunjukkan banyaknya jenis pekerjaan yang
dilakukan dalam satu waktu sehingga efektivitas kinerja dapatterlaksana
sesuai dengan tujuan perusahaan. Indikatornya adalah :
a. Target Kerja
2. Kualitas kerja adalah ketelitian, kerapian, dan keterikatan hasil kerja yang
dilakukan dengan baik agar dapat menghindari kesalahan didalam
menyelesaikan suatu pekerjaan. Indikatornya adalah :
a. Pelaksanaan pekerjaan tepat
b. Minimalisasi tingkat kesalahan dalam bekerja
3. Pemanfaatan waktu adalah penggunaan masa kerja yang disesuaikan
dengan kebijakan perusahaan agar pekerjaan selesai tepat waktu pada
waktu yang ditetapkan. Indikatornya adalah :
a. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan
b. Batas waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.
2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Faktor yang
mempengaruhi pencapaian kinerja yang baik menurut Mathis dan
Jackson(2007:83) adalah “kemampuan, Kompetensi, dukungan yang diterima,
keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka dengan
organisasi”. Menurut Mangkunegara (2000:67) faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan adalah :
1. Faktor kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill). Artinya karyawan yang
memiliki IQ diatas rata-rata ( IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai
maka ia akan lebih muda mencapai prestasi yang diharapkan. Oleh sebab itu
karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai keahliannya.
2. Faktor Kompetensi
Kompetensi terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam
menghadapi situasi kerja. Kompetensi merupakan kondisi yang menggerakkan
diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).
Menurut Anogara (2004:178), ada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan adalah sebagai berikut :
1. Kompetensi
Pimpinan organisasi perlu mengetahui Kompetensi kerja dari anggota
organisasi. Dengan mengetahui Kompetensi itu maka pimpinan dapat
mendorong bekerja lebih baik.
2. Pendidikan
Pada umumnya seseorang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan
mempunyai kinerja yang lebih baik, hal demikian merupakan syarat yang
penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Tanpa bekal pendidikan,
mustahil orang akan mudah dalam mempelajari hal-hal yang bersifat baru
dalam cara atau suatu sistem.
3. Disiplin kerja
Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang
senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan
yang telah ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang sangat
dengan bekerja menghargai waktu dan biaya akan memberikan pengaruh
yang positif terhadap kinerja karyawan.
4. Komunikasi
Komunikasi memiliki bnayak pengaruh terhadap kinerja karyawan.
Komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan serta dengan sesama
anggota karyawan lain dalam perusahaan dapat meKompetensikaryawan
untuk melakukan pekerjaan karena komunikasi yang sesuai telah terjalin
dan karyawan mengerti satu sama lain sehingga dapat mencapai tujuan
yang dimaksud. Komunikasi yang dilakukan dapat berupa komunikasi
verbal maupun komunikasi non verbal.
5. Sikap etika kerja
Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang didalam kelompok itu sendiri maupun dengan
kelompok lain. Etika dalam hubungan kerja sangat penting karena dengan
tercapainya hubungan yang seimbang antara prilaku dalam proses
produksi akan meningkatkan kinerja.
6. Gizi dan kesehatan
daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanan
yang didapat, hal ini mempengaruhi kesehatan karyawan, dengan semua
itu akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
7. Tingkat penghasilan
Penghasilan yang cukup akan memberikan semangat kerja tiap karyawan
8. Lingkungan kerja dan iklim kerja
Lingkungan kerja dari karyawan termasuk hubungan atara karyawan,
hubungan dengan pimpinan, suhu serta lingkungan penerangan dan
sebagainya. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari
perusahaan karena sering karyawan enggan bekerja, karena tidak ada
kekompakkan dalam kelompok kerja atau ruang kerja yang tidak
menyenangkan. Hal itu tentu menggangu kerja karyawan.
9. Teknologi
Dengan adannya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan yang
semakin otomatis dan canggih akan membuat dukungan tingakat produksi
dan mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.
10. Sarana produksi
Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam
proses produksi
11. Jaminan sosial
Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan, menunjang
kesehatan dan keselamatan. Dengan harapan agar karyawan semakin
bergairah dan mempunyai semangat untuk bekerja.
12. Manajemen
Dengan adanya manajemen yang baik maka karyawan akan berorganisasi
dengan baik, dengan demikian kinerja akan tercapai.
Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,
dengan memberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan akan
meningkatkan kinerja.
2.4.3 Penilaian Kinerja
Menurut Sofyandi (2008:122), Penilaian kinerja (performance appraisal)
adalah proses organisasi dalam mengevaluasi pelaksanaan kerja karyawan. Dalam
penilaian dinilai kontribusi karyawan kepada organisasi selama priode tertentu.
Umpan balik kinerja memungkinkan karyawan mengetahui seberapa baik bekerja
jika dibandingkan dengan standar organisasi. Apabila penilaian kinerja
dilakukan secara benar, para karyawan, penyelia, departemen SDM, dan akhirnya
organisasi akan diuntungkan dengan melalui upaya-upaya karyawan memberikan
kontribusi yang memuaskan pada organisasi. Penilaian kinerja berkenaan dengan
seberapa baik seseorang melakukanpekerjaan yang ditugaskannya. Penilaian
kinerja memberikan dasar bagi keputusan-keputusan yang mempengaruhi gaji,
promosi, pemberhentian, pelatihan, transfer, dan kondisi-kondisi kekaryawanan
lainnya. Penilaian kinerja adalah penilaian tentang prestasi kerja karyawan dan
penilaian kerja sangat penting bagi manajemen untuk digunakan dalam
menjelaskan tujuan dan standar kerja. Dalam persaingan global, perusahaan
menuntut kinerja yang tinggi. Seiring dengan itu, karyawan membutuhkan umpan
balik atas kinerja merekasebagai pedoman perilakunya dimasa mendatang.
Penilaian prestasi adalah kegiatan manajer untuk mengevaluasi perilaku prestasi
kerja keryawan serta menetapkan kebijakan selanjutnya (Hasibuan, 2007:87).
1. Sebagai dasar pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi,
demosi, pemberhentian dan penetapan berapa besarnya balas jasa.
2. Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses
dalam pekerjaannya.
3.Sebagai dasar mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan dalam
perusahaan.
4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program pelatihan dan keefektifan
jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi
kerja dan peralatan kerja.
5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi
karyawan yang berada dalam organisasi.
6. Sebagai alat untuk meningkatkan Kompetensi kerja karyawan sehingga
dicapai tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang baik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan tidak bisa
hanya sekedar mempunyai sistempenilaian saja, sistemharus efektif, diterima dan
pantas digunakan. Dengan terpenuhinya kondisi-kondisi itu akan menghasilkan
peningkatan yang diperlukan dalam sumber daya manusia.
2.4.4 Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja merupakan salah satu bagian siklus berkelanjutan yang
bisa digunakan oleh manajer untuk mengelola kinerja individu dan tim. Menurut
Paul (2001:5), evaluasi kinerja adalah proses yang mencangkup perencanaan sejak
awal dan memeliharanya secara teratur. Evaluasi kinerja memberi cara untuk
bagaimana caranya untuk memperbaiki kinerja dimasa yang akan datang sehingga
karyawan, dan perusahaan dapat memperoleh manfaat. Evaluasi kerja juga
memberi peluang untuk bersama-sama menentukan sasaran kerja dan
merumuskan cara mencapainya. Moeheriono (2009:63), mengemukakan bahwa
evaluasi kinerja itu dapat diartikan dalam :
1. Sebagai alat yang baik untuk menentukan apakah karyawan telah memberikan
hasil kerja yang memadai dan sudah melaksanakan aktivitas kinerja sesuai dengan
standar kerja yang telah ditetapka oleh organisasi.
2. Sebagai cara untuk menilai kinerja karyawan dengan melakukan penilaian
tentang kekuatan dan kelemahan keryawan.
3. Sebagai alat yang baik untuk menganalisis kinerja karyawan dan membuat
rekomendasi perbaikan dan pengembangan selanjutnya. Keberhasilan suatu
organisasi dalam berbagai ragam kinerja tergantung kepada kinerja seluruh
anggota organisasi. Unsur individu manusialah yang memegang peranan penting
dan sangat menentukan keberhasilan organisasi ataupun perusahaan.
Menurut Dharma (2010:120), evaluasi kinerja adalah dasar dari penilaian
atas tiga elemen kunci suatu kinerja yaitu: kontribusi, kompetensi dan
pengembangan yang berkelanjutan. Penilaian harus berakar pada realitas
karyawan. Penilaian bersifat nyata, bukan abstrak dan memungkinkan manajer
dan individu untuk mengambil pandangan yang positif tentang bagaimana kinerja
bisa menjadi lebih baik dimasa depan dan bagaimana masalah-masalah yang
timbul dalam memenuhi standardan sasaran kinerja dapat dipecahkan.Evaluasi
terhadap pimpinan dan bawahan, serta penilai harus mengumpulkan data terlebih
dahulu melalui pengamatannya terhadap kinerja karyawan sebagai bukti awal
dalam memecahkan permasalahan karyawan yang bersangkutan dan dapat
melindunginya. Selain itu, juga pabila diperlukan pelaksanaan pelatihan terlebih
dahulu dalam memberikan penilaian pada evaluasi kinerja agar lebih berhasil,
evaluasi kinerja sebaiknya menggunakan metode yang cocok dan tepat dengan
organisasi yang bersangkutan karena sebuah metode yang tepat di suatu tempat
belum tentu cocok dengen tempat lainnya. Menurut Paul (2001:10), jenis-jenis
evaluasi kerja adalah:
1. Evaluasi Kinerja Pengenalan
Evaluasi kinerja pengenalan sering dilakukan antara satu sampai dengan enam
bulan sejak tanggal pengangkatan karyawan untuk menentukan apakah karyawan
tersebut cocok dengan pekerjaannya.
2. Evaluasi Kinerja Tahunan
Evaluasi kinerja tahunan adalah evaluasi yang hampir diperoleh oleh semua orang
yang bekerja diorganisasi. Dokumentasi formal tahunan mengenai hal-hal yang
menonjol ini sangat mempengaruhi keputusan kepesonaliaan dan akan berakhir
menjadi berkas kinerja karyawan (sekali dan selamanya)
3. Evaluasi Kinerja Khusus
Evaluasi kinerja khusus sama dengan evaluasi kinerja tahunan, pebedaannya
adalah evaluasi ini dilakukan “sesuai kebutuhan” atas permintaan ketua atau
karyawan, seperti untuk meninjau peran karyawan, perubahan supervisior atau
pengarahan, penyesuaian gaji, promosi, dan sebagainya.
4. Tindakan Koreksi
Tindakan koreksi sering disebut sebagai “peringatan”, evaluasi ini merupakan
bentuk disiplin progresif.
5. Sesi Umpan Balik
Sesi umpan balik merupakan evaluasi merupakan evaluasi kinerja ditempat kerja
yang bersifat informal, dilakukan selama proses pembinaan sehari-hari antara
ketua dengan anggota tim. Catatan yang diperoleh selama sesi ini sering
dimasukkan dalam berkas keryawan yang terus dipelihara oleh ketua tim.
6. Laporan Status
Laporan status adalah laporan periodik (misalnya, mingguan, bulanan, kuartalan)
yang biasanya disampaikan kepada manajemen untuk mendokumentasikan kinerja
penting yang menonjol dari individu dan tim. Untuk dapat memiliki kesempatan
berhasil, sasaran dan metodologi evaluasi kinerja harus berjalan dengan harmonis
dengan budaya organisasi atau diperkenalkan secara sengaja sebagai suatu tujuan
bagi perusahaan, bergerak dari manajemen berdasarkan perintah kearah
manajemen sasaran. Manajemen kinerja dan proses evaluasi kinerja dapat
membantu dalam mencapai perubahan kultural tapi hanya bila perubahan tersebut
dikelolah dengan baik dari atas. Dharma (2010:102), mengemukakan bahwa
sasaran evaluasi kinerja adalah:
a. Kompetensi: untuk merancang orang dalam meningkatkan kinerja dan
b. Pengembangan: untuk memberitakan dasar untuk mengembangakan dan
memperluas atribut dan kompetensi yang relevan atas peran mereka sekarang
maupun peran dimasa depan terutama karyawan yang memiliki potensi untuk
melakukannya.
c. Komunikasi: untuk berfungsi sebagai saluran komunikasi 2 arah tentang peran,
sasaran, hubungan, masalah kerja dan aspirasi.
Dari uraian ini, dapat dsimpulkan bahawa evaluasi kinerja sangat penting
untuk memfokuskan dan mengarahkan karyawan terhadap tujuan penempatan,
penggantian perencanaan, dan tujuan pengembangan sumber daya manusia.
2.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Jurnal dan Penelitian Terdahulu
No Nama Komunikasi Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Bisnis Pada PT.Bank Rakyat Indonesia
komunikasi dan Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Iskandar Muda Medan, Hal ini didukung oleh teori Purwanto (2003:13) yang menyatakan bahwa apabila cara menyampaikan pesan dan mengembangkan pesan tidak terdapat masalah-masalah dan si penerima juga bisa menerima pesan dan menafsirkan pesan dengan komunikasi yang efektif ini maka kinerja bisnis akan mampu meningkat karena antara karyawan dan atasan juga antar karyawan lebih mudah mengerti dan memahami pesan yang disampaikan, selain itu pesan yang ingin disampaikan mengenai target perusahaan juga dapat disampaikan dengan tepat sasaran.
2 Grace T. Manusia erhadap Efektifitas Kerja Karyawan
Analisis kuantitatif
Adanya pengaruh positif dan signifikan dari kompetensi karyawan terhadap efektifitas kerja karyawan pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan. Dan
Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan”
variabel Skill (keterampilan).
3 Fauzillah
Hubungan Karyawan dengan pimpinan baik sebesar 26 responden 48,15%. Laporan ini menunjukkan bahwa pimpinan memiliki hubungan yang sangat baik dengan karyawan semua masalah yang terkait dengan karyawan secara langsung meningkatkan ke manajemen puncak atau bos memecahkan keadaan dan menjaga kemajuan yang baik dan hubungan dengan karyawan, 26 responden 48,15 % adalah keyakinan bahwa pimpinan sangat baik . Hal ini menunjukkan bahwa karyawan benar-benar percaya & tentang keputusan manajemen puncak.
2.6 Kerangka Konseptual
Karyawan harus memiliki kemampuan yang tepat di dalam melakukan
pekerjaannya untuk mewujudkan kinerja dan keberhasilan kerja karyawan dalam
jangka panjang. Peningkatan kinerja karyawan secara perorangan akan
mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruha. Pada manajemen
kinerja komunikasi, pengetahuan dan sikap lebih berperan pada dimensi perilaku
individu dalam menyesuaikan suatu pekerjaan dengan baik.
Menurut (Purwanto, 2006) Komunikasi organisasi adalah suatu proses
komunikasi yang menggunakan media yaitu bahasa atau simbol-simbol yang bisa
digunakan untuk mentrasfer pesan –pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan
melalui proses komunikasi. Apabila cara menyampaikan pesan dan
mengembangkan pesan tidak terdapat masalah-masalah dan si penerima pesan
ini maka kinerja karyawan akan meningkat karena antara karyawan telah mengerti
pesan yang telah disampaikan.
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dilakukan
pengkajian terhadap tiga kelompok variabel yaitu: variabelindividu, variabel
organisasi dan variabelpsikologis. Adapun variabel individu terdiri dari kemauan
dan keterampilan, latar belakang pribadi dan demografis. Hal ini berkaitan erat
dengan pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh individu tersebut. Sedangkan
variabel organisasi terdiri dari variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan,
struktur dan desain pekerjaan. Dan terakhir variabel psikologis terdiri dari
persepsi, sikap, kepribadian, belajar, Kompetensi dan semangat. Hal ini berkaitan
erat dengan kemampuan individu untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam
perusahaan.
Jadi komunikasi, pengetahuan dan sikap merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja karyawan. Adanya sumber daya manusia yang mampu
berkomunikasi dengan baik dan kompeten akan menghasilkan hasil yang positif
agar meningkatkan kinerja karyawan.
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Sumber : Purwanto (2003), Hutapea dan Thoha (2008), Hasibuan (2007), Ilyas (2002) Data diolah
Pengetahuan (X2) Komunikasi (X1)
Kinerja Karyawan (Y)
2.7 Hipotesis Penelitian
Menurut Kerlinger (2003:30), hipotesis adalah pernyataan tentang
hubungan antara dua variabel atau lebih dengan kata lain hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian berdasarkan teori yang
ada.
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
1. Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
di Politeknik Unggul LP3M Medan
2. Pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
di Politeknik Unggul LP3M Medan
3. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di
Politeknik Unggul LP3M Medan
4. Komunikasi, Pengetahuan dan Sikap berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan di Politeknik Unggul LP3M Medan
“Komunikasi, pengetahuan dan sikap kerja mempunyai pengaruh positif
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:5), jenis-jenis penelitian secara umum
dikelompokkan menurut bidang, tujuan, tingkat eksplanasi, dan waktu.Jenis
penelitian ini adalah penelitian menurut tingkat eksplanasi, dimana penelitian ini
dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan pada tujuan objek-objeknya.
Pada tingkatan eksplanasi, penelitian ini termasuk kedalam penelitian asosiatif,
yakni penelitian yang menghubungkan 2 variabel atau lebih untuk melihat
pengaruh antar variabel yang dirumuskan pada hipotesis penelitian, yaitu
komunikasi dan Kompetensi terhadap kinerja karyawan Politeknik Unggul LP3M
Medan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Politeknik Unggul LP3M Medan. Waktu
penelitiandimulai dari bulan Maret 2015 sampai dengan bulan Mei 2015.
3.3. Batasan Operasional
Batasan Operasional penelitian ini adalah mengenai komunikasi dan
kompetensi kerja dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan Politeknik Unggul
LP3M Medan
a. Variabel bebas (X) adalah Komunikasi (X1), Pengetahuan (X2) dan Sikap (X3)
3.4 Defenisi Operasional Variabel
a. Variabel bebas (X) :
1. Komunikasi ( X1)
Komunikasi adalah suatu proses komunikasi yang menggunakan media
yaitu bahasa atau simbol-simbol yang biasa digunakan untuk mentrasfer
pesan-pesan dari pemberi pesan-pesan kepenerima pesan-pesan melalui proses komunikasi agar
diperoleh suatu hasil yang berarti bagi suatu organisasi. Dimensinya adalah :
a. Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi antara
bagian-bagian yang memiliki potensi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi.
Indikator dari komunikasi horizontal adalah :
1. Informasi
2. Koordinasi tugas dengan bagian level yang sama
3. Rapat
b. Komunikasi vertikal adalah komunikasi secara timbal balik dari atas
ke bawah atau komunikasi dari bawah ke atas.
Komunikasi vertikal terbagi 2 yakni :
1. Komunikasi dari atas ke bawah berupa jalur komunikasi yang berasal
dari atas (manajer) ke bawah (karyawan) yakni merupakan penyampaian
pesan yang dapat berbentuk perintah, instruksi, maupun prosedur untuk
dijalankan para bawahan dengan sebaik-baiknya.
Indikator Komunikasi dari atas ke bawah adalah :
1. Perintah dapat dimengerti
3.Teguran yang diberikan jelas
4. Pujian
2. Komunikasi dari bawah ke atas merupakan alur pesan yang
disampaikan yang berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas
(manajer). Pesan yang ingin disampaikan mula-mula berasal dari para
karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi, yaitu
ke bagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke manajer umum.
Indikator Komunikasi dari bawah ke atas adalah :
1. Saran dapat diterima
2. Laporan Pekerjaan
c. Komunikasi Diagonal adalah komunikasi yang berlangsung antara
orang-orang yang memiliki jenjang yang berbeda dan tidak memiliki
kewenangan secara langsung. Komunikasi ini digunakan dalam hubungan
kerja untuk koordinasi dan konsultasi kegiatan operasional dalam
organisasi.
Indikator dari komunikasi diagonal adalah:
1. Informasi diterima dengan cepat
2. Hubungan antar divisi
3. Koordinasi dengan bagian lain
2. Pengetahuan (X2)
Karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas
kinerja individu dalam pekerjaannya atau karekteristik dasar yang memiliki
efektif atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi
tertentu.
pengetahuan adalah pengetahuan dan pemahaman prosedur kerja, sistem,
dokumen, sasaran sesuai dengan ruang lingkup tugas dan jabatan. Indikatornya
adalah :
1. Mengetahui teori pekerjaan
2. Berfikir kreatif dan inovatif
3. Memahami aturan dalam pekerjaan
3. Sikap (X3)
adalah kemampuan atau tindakan sikap karyawan terhadap perusahaan
dan karyawan lain serta kerjasama karyawan dalam perusahaan. Indikator adalah :
1. Pengenalan terhadap pekerjaan
2. Kedisiplinan
3. Kepatuhan
b. Variabel Terikat (Y): Kinerja karyawan
Kinerja merupakan hasil yang dicapai melalui serangkaian kegiatan dan
tata cara tertentu dengan menggunakan sumber daya perusahaan untuk mencapai
sasaran perusahaan yang ditetapkan. Adapun Dimensi dari kinerja karyawan (Y)
yaitu:
1. Kuantitas kerja adalah volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi
normal. Kuantitas juga menunjukkan banyaknya jenis pekerjaan yang
dilakukan dalam satu waktu sehingga efektivitas kinerja dapat terlaksana
a. Target Kerja
b. Volume Pekerjaan
2. Kualitas kerja adalah ketelitian, kerapian, dan keterikatan hasil kerja yang
dilakukan dengan baik agar dapat menghindari kesalahan didalam
menyelesaikan suatu pekerjaan.Indikatornya adalah :
a. Pelaksanaan pekerjaan tepat
b. Minimalisasi tingkat kesalahan dalam bekerja
3. Pemanfaatan waktu adalah penggunaan masa kerja yang disesuaikan
dengan kebijakan perusahaan agar pekerjaan selesai tepat waktu pada
waktu yang ditetapkan. Indikatornya adalah :
a. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan
b. Batas waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala
Komunikasi (XI)
suatu proses komunikasi yang menggunakan media yaitu ahasa atau simbol-simbol yang biasa digunakan untuk mentrasfer pesan-pesan dari pemberi pesan kepenerima pesan melalui proses komunikasi agar diperoleh suatu hasil yang berarti bagi suatu organisasi.
1. Komunikasi Vertikal :
a. Komunikasi dari atas ke bawah
- Perintah dapatdimengerti - Prosedur
- Koordinasi tugas dengan divisi (bagian) yang sama - Rapat
- Informasi diterima dengan
3. Komunikasi Diagonal
cepat
- Hubungan antar divisi - Koordinasi dengan bagian Lain
Pengetahuan (X2)
Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh seseorang. Pengetahuan adalah komponen utama kompetensi yang mudah diperoleh dan mudah diidentifikasi.
Konseptual
Faktual
Prosedural
- Mengetahui teori pekerjaan
- Berfikir kreatif, inovatif
- Memahami aturan dalam Pekerjaan
Likert
Sikap (X3)
sikap (attitude) merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap timulus atau obyek
Tanggung Jawab
Lingkungan Kerja
- Kedisiplinan - Kepatuhan
- Pengenalan terhadap Pekerjaan, dan rekan kerja
Likert
Kinerja Karyawan (Y)
hasil yang dicapai melalui serangkaian kegiatan dan tata cara tertentu dengan menggunakan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran perusahaan yang ditetapkan
1.Kuantitas kerja
2.Kualitas kerja
3.Pemanfaatan waktu
- Target Kerja - Volume Pekerjaan - Pelaksanaan pekerjaan tepat - Minimalisasi tingkat kesalahan dalam bekerja
- Ketepatanwaktu dalam menyelesaikan pekerjaan - Batas waktu dalam menyelesaikan pekerjaan
Likert
Sumber: Purwanto (2003), , Notoatmdjo (2003) diolah 3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui
masing-masing variabelyaitu variabel X1 (Komunikasi), variabel X2 (Pengetahuan),
variabel X3 (Sikap) dan variabel Y (Kinerja karyawan) adalah skala Likert. Skala
tersebut digunakan untuk mengatur pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugioyono, 2008:132). Skala likert
digunakan untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, maka setiap pertanyaan
diberi skala sangat setuju sampai sangat tidak setuju yang mana skala tersebut
Setiap jawaban diberi bobot nilai
Keterangan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sanngat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Sugiyono (2008:123) 3.6. Populasi dan Sampel 3.6.1. Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap dan biasanya berupa
orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari atau
menjadi objek penelitian Kuncoro (2003:103). Pada penelitian ini yang menjadi
populasi adalah seluruhkaryawan yang ada pada Politeknik Unggul LP3M Medan
yang berjumlah 73 orang
3.6.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua karyawan yang bekerja pada
Politeknik Unggul LP3M Medan, yang berjumlah 73 orang.
3.7 Jenis Data dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua)
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden yang
ada dilokasi penelitian. Data tersebut diperoleh dari hasil kuesioner serta
wawancara dan diskusi dengan atasan karyawan.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh untuk melengkapi data primer yang meliputi data
mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan, struktur organisasi, dan
uraian tugas perusahaan, jumlah karyawan, sertabuku-buku ilmiah dan
literaturlainnya yang diperoleh sehubungan dengan masalah yang diteliti.
Agar kegiatan penelitian dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan
apa yang diharapkan, maka diperlukan data yang bersifat objektif dan data harus
relevan dengan judul yang diajukan karena data ini sangat penting. Sumber data
yang diperoleh dari Responden dan Politeknik Unggul LP3M Medan
3.8 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pemelitian ini adalah:
1. Kuesioner
Teknik ini dilakukan dengan memberikan satu set pertanyaan kepada
responden penelitian yang tersusun secara sistematis berisikan pertanyaan
tentang komunikasi, kompetensi dan kinerja karyawan pada Politeknik