• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Peserta Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Bogorejo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Struktur dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Peserta Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Bogorejo"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Gambar 2  Kerangka Pemikiran
Tabel 1  Sebaran penduduk di sekitar kawasan hutan Tahura WAR
Gambar 4  Persentase mata pencaharian penduduk Desa Bogorejo
Tabel 13  Penjelasan tahapan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di kawasan Tahura WAR
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 6 tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan dari sektor pertanian yang diperoleh rumahtangga petani di Dusun Klaces lebih tinggi dibandingkan dengan

“Dingin” (“ tiis ”) adalah istilah yang diberikan Pak Suh untuk menjelaskan kondisi tanah yang berair dan lembab di sekitar mata air. Air mata air tidak baik untuk mengairi

Strategi nafkah yang dipilih (dibangun) oleh rumahtangga petani miskin di Desa Sukorahayu pada saat fase normal adalah diversifikasi modal nafkah (sektor pertanian, sektor pertanian

Tabel 1 menunjukkan, pendapatan rumahtangga petani di Desa Sukamaju dari sektor pertanian disumbangkan pendapatan dari usahatani karet dan pendapatan dari usahatani kelapa

Penggunaan sumberdaya alam lokal yang digunakan sebagai sumber nafkah penting bagi rumahtangga petani di desa Mantangai Hilir adalah bersumber dari hasil perkebunan

Pada kegiatan pelaksanaan, partisipasi yang diukur adalah petani menanam tanaman pokok dan tanaman semusim pada lahan garapan, sedangkan dalam kegiatan evaluasi adalah

Data persentase keberhasilan hidup dari pohon yang ditanam dalam program PHBM merupakan variabel terikat/dependent variable (Y); umur responden, pendapatan keluarga,

Nilai P-value yang terlihat pada Tabel 14 menunjukkan bahwa persentase konsumsi pangan rumahtangga petani berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel pendapatan