Struktur dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Peserta Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Bogorejo
Teks penuh
Gambar
Garis besar
Dokumen terkait
Gambar 6 tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan dari sektor pertanian yang diperoleh rumahtangga petani di Dusun Klaces lebih tinggi dibandingkan dengan
“Dingin” (“ tiis ”) adalah istilah yang diberikan Pak Suh untuk menjelaskan kondisi tanah yang berair dan lembab di sekitar mata air. Air mata air tidak baik untuk mengairi
Strategi nafkah yang dipilih (dibangun) oleh rumahtangga petani miskin di Desa Sukorahayu pada saat fase normal adalah diversifikasi modal nafkah (sektor pertanian, sektor pertanian
Tabel 1 menunjukkan, pendapatan rumahtangga petani di Desa Sukamaju dari sektor pertanian disumbangkan pendapatan dari usahatani karet dan pendapatan dari usahatani kelapa
Penggunaan sumberdaya alam lokal yang digunakan sebagai sumber nafkah penting bagi rumahtangga petani di desa Mantangai Hilir adalah bersumber dari hasil perkebunan
Pada kegiatan pelaksanaan, partisipasi yang diukur adalah petani menanam tanaman pokok dan tanaman semusim pada lahan garapan, sedangkan dalam kegiatan evaluasi adalah
Data persentase keberhasilan hidup dari pohon yang ditanam dalam program PHBM merupakan variabel terikat/dependent variable (Y); umur responden, pendapatan keluarga,
Nilai P-value yang terlihat pada Tabel 14 menunjukkan bahwa persentase konsumsi pangan rumahtangga petani berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel pendapatan