ABDUL RACHMAN
5.1 Landasan dan Aturan Program PHBM
5.1.3 Landasan Peraturan Pemerintah No.28 Tahun
Landasan dan aturan yang digunakan dalam melaksanakan program PHBM di Tahura WAR adalah PP No.28 Tahun 2011. Landasan yang digunakan dalam PP No.28 Tahun 2011 tentang Tahura WAR terdapat dalam pasal 1 ayat 10 yang menjelaskan taman hutan raya adalah KPA (Kawasan Pelestarian Alam) untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan/atau bukan jenis asli, yang tidak invasif dan dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Selain itu dalam pasal 1 ayat 20 menjelaskan dalam mewujudkan pengelolaan taman hutan raya (KPA) harus melibatkan peran aktif
masyarakat sekitar hutan. Penyelenggaraan program PHBM di Tahura WAR terdapat dalam pasal 12 ayat 2 yang menjelaskan bahwa penyelengara pengelolaan taman hutan raya dilkukan oleh pemerintah provinsi atau pemeruntah kota/kabupaten.
Penyelengaraan program PHBM di Tahura WAR mengacu pada pasal 13 dalam melaksanakan kegiatannya yaitu dari perencanaan, perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan evaluasi kesesuaian fungsi. Program PHBM yang dilaksanakan di Tahura WAR mengutamakan pemberdayaan masyarakat dan peran serta masyarakat sesuai dalam pasal 49 dan pasal 50. Pasal 49 menjelaskan bahwa pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota harus memberdayakan masyarakat di sekitar taman hutan raya (KSA) dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat meliputi pengembangan kapasitas masyarakat dan pemberian akses pemanfaatan KSA dan KPA. Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui: pengembangan desa konservasi, pemberian izin untuk memungut hasil hutan bukan kayu di zona atau blok pemanfaatan, izin pemanfaatan tradisional, serta izin pengusahaan jasa wisata alam, dan fasilitasi kemitraan pemegang izin pemanfaatan hutan dengan masyarakat. Kemudian dalam pasal 50 menjelasakan bahwa peran serta masyarakat berhak: mengetahui rencana pengelolaan taman hutan raya (KSA); memberi informasi, saran, serta pertimbangan dalam penyelenggaraan taman hutan raya (KSA); melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan taman hutan raya (KSA); menjaga dan memelihara taman hutan raya (KSA).
Berdasarkan penjelasan dalam PP No.28 Tahun 2011 bahwa pelaksanaan PHBM di Tahura WAR harus melibatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan hutan. Penyelenggraan program PHBM yaitu pihak UPTD Tahura WAR harus bisa memberdayakan masyarakat serta mengajak masyarakat mulai dari perencanaan, perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan evaluasi dalam pengelolaan hutan di Tahura WAR. Pihak dari UPTD harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar hutan melalui pengembangan kapasitas dan pemberiaan akses terhadap Tahura WAR melalui program PHBM. Pemberdayaan masyarakat melalui program PHBM yang dilakukan adalah masyarakat diberikan pendidikan dan pelatihan dalam memanfaatkan akses di Tahura WAR. Masyarakat harus menjaga dan memelihara kawasan Tahura WAR dari kerusakan dan perambahan. Kemudian masyarakat dapat memanfaatkan hasil hutan bukan kayu di Tahura WAR. Masyarakat berhak mengetahui rencana pengelolaan program PHBM di Tahura WAR, selain itu masyarakat memberikan informasi, saran, dan pertimbangan terhadap penyelengaraan program PHBM oleh pihak UPTD Tahura WAR. Pihak UPTD Tahura WAR dan masyarakat saling melakukan pengawasan terhadap pengelolaan program PHBM yang dilaksanakan. 5.2 Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)
Mengacu terhadap tiga landasan hukum yang berlaku yaitu Undang-Undang No.5 Tahun 1990, Undang-Undang No.41 Tahun 1999, dan PP No.28 Tahun 2011 bahwa pelaksanaan pengelolaan hutan di Tahura WAR dilakukan dengan program PHBM. Sasaran dari program PHBM agar terlaksananya kegiatan pemberdayaan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan evaluasi. Kemudian meningkatkan para pihak yang terkait antara pemerintah (UPTD Tahura WAR) dengan masyarakat sekitar hutan dalam pemberdayaan
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat di sekitar Tahura WAR melalui program PHBM bukan sekedar untuk menghentikan terjadinya perusakan sumberdaya hutan dan ekosistemnya saja, tetapi diarahkan sebagai upaya memberikan kesempatan, kemudahan, dan memfasilitasi terhadap kawasan hutan. Selain itu, program PHBM dilakukan agar masyarakat secara mandiri mau dan mampu mengembangkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan guna memanfaatkan sumberdaya alam hayati dan ekosistem hutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran serta dengan senantiasa memperhatikan upaya pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.
Program PHBM diharapkan mampu untuk memantapkan kelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistem Tahura WAR dengan meningkatkan peran serta masyarakat. Mengembangkan partsipasi, desentrlaisasi, kemitraan, pemerataan, keberlanjutan, dan kemandirian, guna meningkatkan kelestarian kawasan Tahura WAR. Program PHBM mempunyai tujuan untuk menjamin keseimbangan ekologi, ekonomi, maupun sosial budaya dan kelestarian kawasan Tahura WAR. Meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai pendukung utama dalam pengelolaan hutan melalui peningkatan ekonomi kerakyatan di sekitar kawasan Tahura WAR. Mengaktualisasikan akses timbal balik peran masyarakat dan fungsi kawasan Tahura WAR terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program PHBM di kawasan Tahura WAR bukan sekedar untuk mengamankan kawasan dari kerusakan dan perambahan liar, melainkan bertujuan untuk terus menerus menumbuh-kembangkan kesadaran dan kemampuan ekonomi masyarakat, agar berpartisipasi dalam pengelolaan kawasan Tahura WAR secara lestari.
Strategi dalam program PHBM dilakukan secara seimbang, serasi, dan simultan, mencakup pengelolaan usaha berbasis sumberdaya hutan yang efisien dalam arti mapun menghasilkan keuntungan untuk kemakmuran masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Tahura WAR. Pemanfaatan, konservasi, dan rehabilitasi sumberdaya hutan demi menjaga kelestarian sumberdaya hutan dan lingkungan hidup. Pelestarian nilai-nilai sosial budaya dan kearifan tradisonal, kaitannya dengan pemanfataan dan pelestarian sumberdaya hutan. Memberikan akses kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan kawasan Tahura WAR. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat melalui beberapa tahapan dari membangun kesepahaman sampai pengembangan kegiatan.
Program PHBM di kawasan Tahura WAR perlu memperhatikan dan mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Pendekatan kelompok, kegiatan yang dilakukan dalam program PHBM harus dilakukan melaui pendekatan kelompok (masyarakat), sehingga menumbuhkan kelompok-kelompok yang terus bergerak dinamis untuk melanjutkan dan mengembangkan kegiatan-kegiatan yang ditumbuhkan dari, oleh, dan untuk kepentingan masyarakat di sekitar kawasan Tahura WAR.
2. Keserasian, setiap kelompok PHBM haruslah terdiri dari warga masyarakat di sekitar kawasan Tahura WAR yang saling mengenal, saling percaya, dan mempunyai kepentingan yang sama, sehingga akan tumbuh kerjasama yang kompak dan serasi.
3. Kepemimpinan dari mereka sendiri, member kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh masyarakat di sekitar Tahura WAR untuk mengembangkan kepemimpinan dalam kalangan mereka sendiri.
4. Pendakatan kemitraan, memperlakukan masyarakat di sekitar Tahura WAR sebagai mitra kerja pengelolaan hutan yang berperan serta secara aktif dalam pengambilan keputusan. Ikut serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan akan menjadikan masyarakat sebagai mitra kerja yang aktif dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan yang lestari di Tahura WAR.
5. Swadaya, semua kegiatan yang dilakukan berupa bimbingan, dukungan, dan kemudahan haruslah mampu menumbuhkan keswadayaan dan kemandirian.
6. Belajar sambil bekerja, dirancang dan dilaksanakan sebagai proses pembelajraan yang partisipatif dengan dilakukan sendiri oleh masyarakat sekitar Tahura WAR, agar mereka mengalami dan menemukan sendiri masalah-masalah serta alternatif penyelesaiannya.
7. Pendekatan keluarga, tidak hanya diperuntukan bagi kaum laki-laki dewasa (bapak-bapak) saja, tetapi juga para ibu dan anak-anak, sehingga seluruh anggota keluaraga masyarakat di sekitar Tahura WAR memperoleh pemberdayaan sesuai dengan masalah dan kebutuhan masing- masing.
8. Dari masyarakat untuk masyarakat, semua kegiatan dirancang dan dilaksanakan oleh masyarakat yang hasilnya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Tahapan kegiatan dalam program PHBM di kawasan Tahura WAR terdiri dari prakondisi sosial, prakondisi fisik, kegiatan fisik di lapangan, pengawasan, dan evaluasi. Tahapan prakondisi sosial akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Inventarisasi dan identifikasi kondisi sosial, ekonomi masyarakat sekitar Tahura WAR, pelaksanaan kegiatan inventarisasi dan identfikasi serta pendataan masyarakat penggarap/pemanfaat di kawasan hutan untuk mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya tentang masyarakat penggarap kawasana Tahura WAR.
2. Pembinaan dan pelatihan masyarakat sekitar Tahura WAR sebagai upaya penyadaran hukum masyarakat dan proses menyamakan persepsi tentang pentingnya kelestarian hutan antar pihak yang berkepentingan.
3. Pembentukan kelembagaan dan pranata sosial yang kokoh dan solid serta yang mantap merupakan suatu jaminan bagi keberhasilan pengelolaan hutan bersama masyarakat.
4. Pengenalan kawasan hutan untuk memantapkan pemahaman dan pengakuan masyarakat akan status kawasan Tahura WAR secara de facto
maupun de jure.
5. Pendampingan anggota masyarakat penggarap baik oleh pihak terkait (UPTD Tahura WAR) maupun dari organisasi kemasyarakatan atau bahkan oleh perguruan tinggiyang bertujuan member arahan bagi terbentuknya kelembagaan yang mantap dan teratur serta meningktkan keterampilan teknis dan pengetahuan.
Tahapan prakondisi fisik dalam program PHBM meliputi orientasi/pemilihan lokasi calon tanaman,pengukuran rancangan, dan penyusunan rancangan, termasuk di dalamnya mencakup rencana kegiatan-kegaiatan fiski di lapangan. Tahapan kegiatan fisik di lapangan yaitu kegiatan pembuatan tanaman dengan pengembangan jenis yang diharapkan masyarakat akan membuahkan hasil yang baik pada masyarakat dan lingkungan. Pengembangan pengusahaan hutan yaitu dengan peningkatan penguasahaan hutan, khususnya bagi produk-produk non kayu dapat menigkatkan pendapatan masyarakat penggarap tanpa harus merusak/menebang tegakan hutan. Pendapatan yang diperoleh masyarakat dari program PHBM adalah hasil panen garapan tanaman seperti kemiri, karet, petai dan durian. Tahapan pengawasan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan hutan bersama masyarakat di kawasan Tahura WAR. Tahapan evaluasi yaitu melihat hasil penilaian selanjtnya dan menjadi bahan perbaikan terhadap pengelolaan hutan bersama masyarakat di kawasan Tahura WAR pada masa datang.