• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterlibatan dan Peran dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Kawasan Tahura WAR

AKSES MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM)

6.3 Keterlibatan dan Peran dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Kawasan Tahura WAR

Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) diarahkan pada kawasan Tahura Wan Abdul Rachman (WAR) dengan melibatkan masyarakat yang ada di sekitar kawasan. Program PHBM dilakukan dengan memberdayakan masyarakat di sekitar kawasan Tahura, bukan sekedar untuk menghentikan terjadinya perusakan sumberdaya hutan dan ekosistemnya. Melainkan pemberdayaan yang mengarah pada upaya untuk memberikan kesempatan, kemudahan, dan fasilitas terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan. Masyarakat diberdayakan melalui program PHBM agar mereka secara mandiri mau dan mampu mengembangkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan. Mandiri dalam pemberdayaan yaitu guna memanfaatkan sumberdaya alam hayati serta ekosistem untuk kemakmuran sebesar-besarnya serta senantiasa memperhatikan upaya pelestarian (ekologi, ekonomi, dan sosial budaya), sumberdaya alam, dan lingkungan.

Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di kawasan Tahura WAR diharapkan mampu memantapkan kelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistem serta meningkatkan peran aktif masyarakat. Kemudian, dengan program PHBM dapat mengembangkan partisipasi, desentralisasi, kemitraan, pemerataan, keberlanjutan, kemandirian, dan guna meningkatkan kelestarian kawasan Tahura WAR. Tujuan dari PHBM di kawasan Tahura WAR adalah menjamin keseimbangan ekologi, ekonomi, dan sosial budaya serta menigkatkan kemandirian masyarakat sebagai pendukung utama dalam pelaksanaannya. Program PHBM di Tahura mengaktualisasikan akses timbal balik peran masyarakat dan fungsi kawasan Tahura terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Mekanisme proses penyusunan PHBM ditentukan oleh UPTD Tahura WAR sebagai pihak pengelola. Penentuan lokasi atau patokan untuk lahan yang digarap oleh masyarakat dan jenis tanaman/pohon yang akan ditanam merupakan wewenang UPTD Tahura. Pihak UPTD Tahura mengajak masyarakat secara partisipatif dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi. Tahap perencanaan di kawasan Tahura meliputi pendataan masyarakat yang menggarap di kawasan, orientasi/pemilihan tanaman yang akan diatanam, penyusunan rancangan dalam kegiatan fisik di lapangan. Tahap selanjutnya yaitu pembinaan dan pelatihan sebagai upaya penyadaran hukum masyarakat dan proses menyamakan persepsi tentang kepahaman pentingnya kelestarian hutan antar pihak (stakeholder) yang berkepentingan.

Kemudian, pembentukan kelembagaan dan pranata sosial sebagai pembentuk aturan dan wadah aspirasi dalam keberhasilan PHBM. Pelaksanaan pengembangan kawasan hutan, membangun kepahaman dan pengakuan masyarakat akan status hutan secara de jure ataupun de facto dan menanggulanginya. Pendampingan dilakukan oleh pihak UPTD Tahura yang bertujuan member arahan bagi terbentuknya kelembagaan yang mantap dan teratur serta meningkatkan keterampilan teknis dan pengetahuan. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui sejauhmana program PHBM dapat berjalan serta hasil penilaian selanjutnya menjadi bahan perbaikan bagi prinsip-

prinsip PHBM pada masa datang. Berikut ini Tabel 13 matriks dalam kegiatan dalam program PHBM di kawasan Tahura WAR:

Tabel 13 Penjelasan tahapan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di kawasan Tahura WAR

Tahapan Program PHBM

Penjelasan Tahapan Program PHBM di Kawasan Tahura WAR Perencanaan Tanaman yang akandiperkenakan untuk di tanam di lahan PHBM

adalah tanaman MPTS (Multi Purpose Tree Species) atau tanaman bertajuk tinggi seperti karet, kemiri, petai, dan durian.

Lahan yang diberikan untuk digarap seluas 0.5 ha – 3 ha, dimana setiap lahan hanya digarapoleh satu orang saja.

Hasil dari menggarap lahan tersebut 100 persen hasilnya untuk masyarakat, karena tanggung jawab yang diberikan adalah hanya menjaga dan merawat tanaman yang ditanam agar lestari

Pembinaan dan Pelatihan

Adanya sosialisasi secara intensifkepada masyarakat terkait mengenai fungsi hutan dan manfaat kawasan Tahura WAR, agar memberikan kesepahaman antar pemangku kepentingan yang ada dengan bijak.

Peningkatan kapasitas masyarakat, seperti pelatihan substansi pengembangan keterampilan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Pembentukan Kelembagaan

Membentuk kelompok tani secara mandiri, membutat aturan- aturan dalam kelompok serta sanksi jika ada yang melanggar.

Pembentukan kelompok berfungsi sebagai wadah aspirasi dalam menyampaikan permasalahan dalam program PHBM di kawasan Tahura WAR .

Adanya rencana kerja kelompok, sehingga kelompok mempunyai arahan yang jelas dalam program PHBM.

Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Hutan

Masyarakat ikut aktif dalam penataan wilayah lahan garapan seperti pemetaan, adanya batas-batas lahan garapan antar anggota kelompok secara jelas.

Masyarakat mengikuti rehabilitasi dan pengamanan kawasan, agar bisa mengantisipasi dini penanggulangan kebakaran hutan, pencegahan pembukaan lahan garapan baru, dan pencegahan pencurian kayu (illegal logging).

Pendampingan Pihak UPTD Tahura berperan menjadi fasilitator terhadap permasalahan yang ada dalam masyarakat/kelompok.

Pihak UPTD Tahura bisa sebagai motivator dan dinamisator sebagai membangun hubungan kerja yang baik dengan pihak lain serta untuk mengefektivitaskan komunikasi antar kelompok lainnya.

Monitoring dan Evaluasi

Pihak UPTD melakukan penilaian terhadap terlaksananya hasil program PHBM yang sudah dijalankan di kawasan Tahura WAR

Pihak UPTD bersama masyarakat membuat pembinaan dalam mencari jalan alternatif penyelesaian masalah, agar kelancaran pembinaan pengembangan PHBM tetap berjalan baik di kawasan Tahura WAR.

Program PHBM diarahkan untuk mempertahankan kelestarian kawasan Tahura WAR, agar optimalnya manfaat hutan sebagai wisata alam, penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, budaya, dan kesejahteraan masyarakat. Hadirnya program PHBM di kawasan Tahura WAR ditujukan untuk terwujudnya konservasi sumberdaya alam hutan dan ekosistemnya yang aman secara legal formal, didukung kelembagaan yang kuat dalam pengelolaan serta mampu memberikan manfaat optimal pada masyarakat. Merealisasikan program PHBM tersebut dengan baik dan bijak, maka masing-masing pihak (petani yang menggarap di lahan PHBM dan UPTD Tahura WAR) memiliki kebijakan dalam pengelolaannya. Sebagaimana dalam Tabel 14 matriks kebijakan antar dalam program PHBM di kawasan Tahura WAR berikut ini:

Tabel 14 Matriks peran antar pihak dalam program PHBM di kawasan Tahura WAR

Peran Petani Penggarap di Kawasan Tahura WAR

Peran UPTD Tahura WAR dalam Program PHBM

 Mentaati dan mematuhi peraturan- peraturan yang berlaku (undang- undang) dalam mengelola dan mengakses di dalam kawasan Tahura WAR.

Mewujudkan kelembagaan pengelolaan Tahura WAR yang mantap dalam penyempurnaan struktur kelmbagaan yang mengarah kepada prinsip ”back to forest”.

 Menjaga dan mengamankan kawasan hutan Tahura WAR dari gangguan perambahan liar serta dilarang menebang hasil tanaman dan menjual hasil tebangan tanaman di dalam kawasan Tahura WAR.

Mewujudkan produktivitas dan peningkatan nilai sumberdaya hutan Tahura WAR yang berkelanjutan, seperti menjaga dan mempertahankan status dan keamanan kawasan Tahura WAR.

 Mendapatkan hasil panen berupa hasil hutan bukan kayu, seperti buah- buahan dan getah serta menjualnya untuk sumber pendapatan sebagai pemenuh kebutuhan hidup sehari- sehari.

Mewujudkan efektivitas pengelolaan kawasan Tahura WAR berdasarkan blok- blok pengelolaan, seperti peningkatan sosialisasi dan pemahaman terhadap masyarakat tentang blok-blok pengelolaan Tahura WAR sampai tingkat lapangan.

 Memperoleh akses dan lahan di dalam kawasan Tahura WAR sebagai sumber mata pencaharian untuk mendapatkan nafkah.

Mewujudkan iklim investasi wisata di Tahura WAR, seperti pembangunan infrastruktur pasar hasil hutan bukan kayu serta mengembangkan mekanisme insentif dan disinsentif bagi usaha kehutanan serta membantu mengentaskan kemiskinan dengan penyediaan lapangan pekerajaan.

 Selalu dilibatkan dalam pengelolaan hutan secara partsipatif agar tidak terjadi konflik sosial dalam pengurusan sumberdaya hutan, sehingga pengelolaan hutan tetap berkelanjutan.

Mewujudkan kesejahteraan dan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan hutan yang adil dan bertanggung jawab, seperti menjamin kemandirian masyarakat dalam pengelolaan hutan serta meningkatkan pendapatan masyarakat di bidang kehutanan yang adil, transparan, dan proposional.

6.4 Manfaat dan Permasalahan Program PHBM di Kawasan Tahura WAR