• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tahura Wan Abdul Rachman (Tahura WAR)

4.3 Gambaran Umum Desa Bogorejo 1 Kondisi Geografis

Secara administratif Desa Bogorejo terletak di Kabupaten Pesawaran, tepatnya di Kecamatan Gedong Tataan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Barat : Desa Sukadadi 2. Sebelah Timur : Desa Sukaraja 3. Sebelah Utara : Desa Sukaraja 4. Sebelah Selatan : Hutan Lindung

Luas keseluruhan desa berjumlah 1479.585 ha yang terdiri dari areal sawah 60 ha, tegalan 797.125 ha, pekarangan 5.8 ha, kawasan hutan 500 ha dan sisanya pemukiman penduduk. Kawasan hutan masuk ke wilayah pangkuan RHL Gedong Tataan, Desa Bogorejo, Rayon Gedong Tataan UPTD Tahura Wan Abdul Rachman.

Letak desa berjarak 5 km dari kecamatan Gedong Tataan. Kondisi tanah labil dan kurang subur dan termasuk ke dalam jenis tanah kapur margarit yang berwarna abu-hitam. Tekstur tanahnya pun bergelombang dan berbatu. Dengan kondisi tanah yang demikian, penduduk kesulitan untuk dapat mengembangkan usaha pertanian. Apalagi ditambah dengan cuaca yang cukup panas serta curah hujan yang rendah menyebabkan tanaman coklat, palawija, kopi, dan karet di areal desa. Hal tersebut yang menjadikan tanaman coklat, karet, dan palawija, seperti jagung dan kacang-kacangan sebagai komoditas utama pertanian yang dihasilakan oleh penduduk desa.

4.3.2 Penduduk dan Mata Pencaharian

Berdasarkan data monografi tahun 2012, Desa Bogorejo terdiri dari tujuh dusun dengan total secara keseluruhan tercatat 4816 jiwa dengan proporsi pendudukjenis kelamin laki-laki sebanyak 2294 jiwa dan penduduk jenis kelamin perempuan sebanyak 2522 jiwa serta Kepala Keluarga berjumlah 1203 KK. Dengan kondisi topografi berupa daerah hutan dan ketersediaan lahan tegalan yang lebih banyak daripada lahan hutan, maka sebagian besar mata pencaharian penduduk Desa Bogorejo adalah sebagai petani kebun dan petani penggarap lahan hutanatau penggarap lahan di hutan Tahura WAR dan yang lainnya adalah pedagang, buruh tani, peternak PNS/TNI/POLRI dan lain-lain. Proporsi dapat dilihat dalam Gambar 3. Ketersediaan lahan hutan yang cukup luas membuat masyarakat lebih mengalokasikan tenaganya dalam pertanian perkebunan seperti karet, coklat dan kopi, meskipun ada juga tanaman palawija seperti padi dan kacang-kacangan.

Bekerja sebagai petani merupakan pekerjaan utama dari sebagian besar penduduk Desa Bogorejo walaupun mereka hanya menjadi petani penggarap dan hanya memiliki lahan milik sendiri yang terbilang lumayan kecil dan sedang. Masyarakat hanya menjadi penggarap lahan hutan yang terbilang luas disekitar tempat tinggal mereka. Menjadi petani sudah dilakukan turun-temerun sejak nenek moyang mereka tinggal karena tempat tinggal mereka yang memungkinkan untuk bertani. Mayoritas masyarakat yang berpendidikan rendah kurang memungkinkan mereka untuk bekerja di luar daerah mereka sendiri, sebagian dari

mereka merasa nyaman untuk tinggal didaerah tempat tinggal mereka sendiri karena sudah terbiasa dengan kondisi kehidupan mereka sendiri.

Penduduk Desa Bogorejo yang memiliki mata pencaharian sebanyak 1153 jiwa. Mata pencaharian penduduk diantaranya petani sebanyak 727 jiwa atau 63.05 persen, buruh tani sebanyak 143 jiwa atau 12.40 persen, Pegawai Negeri Sipil sebanyak 20 jiwa atau 1.73 persen, pedagang sebanyak 17 jiwa atau 1.48 persen, peternak sebanyak 121 jiwa atau 10.50 persen, dan lain-lain sebanyak 125 jiwa atau 10.84 persen.

Dibawah ini terdapat gambar yang menunjukan persentase jenis mata pencaharian atau pekerjaan mereka di Desa Bogorejo.

Gambar 4 Persentase mata pencaharian penduduk Desa Bogorejo 4.3.3 Pendidikan

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan menggambarkan tingkat kemajuan suatu wilayah dalam pembangunan terutama terkait dengan kualitas sumberdaya manusia. Adapun dari 1128 jiwa jumlah penduduk Desa Bogorejo, yang tercatat tamat Sekolah Dasar (SD) sebesar 43.8 persen (494 jiwa), kemudian sebesar 38.4 persen (433 jiwa) yang tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), sebesar 13.5 persen (152 jiwa) yang tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 4.3 persen (49 jiwa) tamat samapai pendidikan Perguruan Tinggi. Dengan kondisi pendidikan masyarakat yang tergolong rendah tersebut mengakibatkan rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang tinggal di Desa Bogorejo. Meskipun pada saat ini sekarang kondisi sudah semakin maju dan berkembang dengan adanya bantuan dari pemerintah dengan membebaskan biaya untuk pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama.

Tingkat pendidikan yang cukup rendah tersebut mengantarkan penduduk Desa Bogorejo untuk meneruskan profesi petani sebagai mata pencaharian utama dari turunan orang tua mereka. Akses yang kurang memadai untuk melakukan usaha lain maka bekerja sebagai petani merupakan hal yang menjadi pokok utama masyarakat Desa Bogogrejo ditunjang dengan adanya lahan hutan yang luas dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sudah merupakan berkah tersendiri disaat tingkat pendidikan yang terbilang rendah untuk melakukan pekejaan lain seperti bekerja di kota seperti Jakarta dan lain-lain. Berikut di bawah ini jumlah tingkat

63.05% 12.40% 1.73% 1.48% 10.50% 10.48%

Mata Pencaharian Penduduk Desa Bogorejo Petani Buruh tani PNS Pedagang Peternak Lain-lain

pendidikan di Desa Bogorejo, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran pada Tabel 8.

Tabel 8 Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Bogorejo, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran Tahun 2012

No. Tingkat Pendidikan Jumlah jiwa Persentase

1. SD/Sederajat 494 43.8

2. SMP/Sederajat 433 38.4

3. SMA/Sederajat 152 13.5

4. Perguruan Tinggi/Akademi 49 4.3

Sumber: Data Sekunder 2012

4.3.4 Sarana dan Prasarana

Secara umum sarana dan prasarana penunjang kegiatan sehari-hari masyarakat yang terdapat di Desa Bogorejo bisa dikatakan belum memadai. Jalan yang menghubungakan antara dusun satu dengan yang lainnya terbilang kurang baik. Jalan tanah dan berbatu serta licin pada saat hujan turun membuat jalan sulit dilewati.Akses jalan yang kurang baik menghambat mobilitas penduduk ke luar desa atau ke dalam desa.Sarana transportasi yang tersedia menuju desa atau ke luar desa hanya angkutan ojek.Kendaraan roda dua lebih mudah untuk melewati kondisi jalan desa yang kurangbaik ketimbang kendaraan lainnya. Kepemilikan sepeda motor bagi penduduk Desa Bogorejo merupakan alat transportasi utama untuk menunjang aktivitas sehari-hari.

4.3.5 Karakteristik Responden

Data primer di lapangan menunjukkan bahwa usia responden beragam antara 26 tahun hingga 78 tahun. Pengelompokan usia responden dikategorikan menurut Havighurst (1950) dalam Mugniesyah (2006) yang membagi usia ke dalam tiga fase, yaitu masa mula/awal dewasa (18-30 tahun),masa usia pertengahan (31-55 tahun), dan masa tua (55 tahun ke atas). Pengelompokkan menurut usia dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini:

Tabel 9 Jumlah dan persentase responden menurut kelompok usia di Dusun III, Desa Bogorejo, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran Tahun 2013

Kelompok usia (th) Jumlah Persentase

18-30 3 8.6

31-55 24 68.5

>55 8 22.9

Total 35 100.0

Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa sebagian besar responden berada pada usia 31-55 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh (68.5 persen) responden di Dusun III, Desa Bogorejo merupakan petani dalam masa usia pertengahan. Masa usia tersebut termasuk usia produktif, dapat dikatakan sebagian besar responden dalam penelitian ini merupakan petani yang produktif.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang kaitannya erat dengan kualitas sumberdaya manusia.Tingkat pendidikan yang diukur dalam penelitian ini adalah pendidikan formal yang pernah diikuti responden. Kategori tingkat pendidikan di Desa Bogorejo adalah tidak sekolah, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertengah (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Mayoritas penduduk yang memiliki pekerjaan utama sebagai petani adalah mereka yang rata-rata merupakan lulusan SD. Tabel 11 memperlihatkan bahwa sebanyak 68.5 persen responden merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) dan hanya 2.9 persen responden yang menamatkan pendidikan SMA. Berikut ini tingkat penididikan responden di Desa Bogorejo.

Tabel 10 Jumlah dan persentase responden menurut tingkat pendidikan di Dusun III, Desa Bogorejo, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran Tahun 2013

Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Persentase

Tidak Sekolah 3 8.6

SD 24 68.5

SMP 7 20

SMA 1 2.9

Total 35 100

Tabel 10 memperlihatkan bahwa sebagian besar pendidikan terakhir responden sampai pada tingkat SD dan hanya terdapat satu responden yang pendidikannya sampai tingkat SMA. Hal tersebut selain disebabkan karena faktor ekonomi juga akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana pendidikan di Desa Bogorejo masih sangat terbatas.Saat ini saja sekolah formal yang ada di desa hanya terdapat dua SD dan satu SMP yang lokasinya itu pun cukup jauh untuk dijangkau dari setiap dusunnya.

Penggolongan jumlah tanggungan dalam rumahtangga dikategorikan berdasarkan jumlah tanggungan satu hingga dua orang, tiga tanggungan, dan empat hingga enam orang tanggungan. Anggota keluarga yang menjadi beban tanggungan kepala keluarga adalah anak-anak usia seklah (tingkat SD hingga SMA) yang tinggal dalam satu rumah. Apabila anak-anak tersebut telah bekerja atau tidak tinggal satu rumah lagi maka bukan menjadi beban tanggungan lagi. Selain itu, istri dalam usia lanjut tidak menjadi tenaga pertanian produktif menjadi beban tanggungan kepala keluarga. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11 Jumlah dan persentase responden menurut jumlah tanggungan dalam rumahtangga petani di Dusun III, Desa Bogorejo, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran Tahun 2013

Jumlah tanggungan (orang) Jumlah orang Persentase

1-2 17 48.5

3-4 15 42.9

>4 3 8.6

Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa jumlah tanggungan rumahtangga paling banyak berada pada kategori satu hingga dua tanggungan yakni sebesar 48.5 persen, jumlah tanggungan tiga sampai empat orang sebesar 42.9 persen, dan sisanya 8.6 persen memiliki tanggungan lebih dari empat orang. Menurut Turasih (2011) banyaknya anggota rumahtangga yang ditanggung menuntut petani untuk dapat meningkatkan hasil produksi pertanian supaya biaya hidup seluruh anggota rumahtngaa dan dirinya sendiri bias terpenuhi. Anggota rumahtangga yang ada juga seringkali dijadikan tenaga kerja dalam aktivitas pertanian, jika tidak mencukupi maka dipergunakan juga tenaga kerja dari luar dengan system borongan.

Berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan bahwa jumlah anggota yang ditanggung oleh kepala rumahtangga berjumlah satu hingga dua orang. Mayoritas setiap kepala rumahtangga menanggung seorang istri saja atau satu orang istri dab satu anak dalam usia sekolah. Anak perempuan yang sudah dewasa dan menikah ikut tinggal bersama suaminya, sedangkan anak laki-laki yang sudah dewasa pergi ke luar desa untuk bekerja atau sudah menikah dan tidak ikut tinggal bersama kedua orang tuanya. Hal ini menyebabkan peran tenaga kerja keluarga yang dapat membantu kegiatan usahatani keluarga sangat minim. Umumnya dalam kegiatan usahatani, kepala keluarga menggunakan tenaga kerja upah (buruh tani) untuk membantu mengerjakan usahatani di lahan miliknya.

BAB V

PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA