• Tidak ada hasil yang ditemukan

M07 PSP PENILAIAN PEMANTAUAN 07092016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "M07 PSP PENILAIAN PEMANTAUAN 07092016"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODUL

PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR

KELOMPOK KOMPETENSI G

PENILAIAN DAN PEMANTAUAN

PEMBELAJARAN

Penanggung Jawab

Dra. Garti Sri Utami, M.Ed.

Penyusun

1. Dr. Cep Unang W, S.Ag, M.Si.;  08121403877; cepwardaya@gmail.com 2. Sriah, S.Pd., M.Pd.;  081317498088; khansahajar@yahoo.com

Penelaah

Prof. Dr. Anak Agung Gede Agung, M.Pd.:  081 236 235 76 agung2056@yahoo.co.id dan

agungtps2056@gmail.com

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Copyright @ 2016

Edisi ke-1: Agustus 2016

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang menyalin sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan individu maupun komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(3)
(4)
(5)

DAFTAR ISI

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PETA KEDUDUKAN MODUL ... viii

PENDAHULUAN ...9

A. Latar Belakang ...9

B. Target Kompetensi ... 10

C. Tujuan Pembelajaran ... 10

D. Peta Kompetensi ... 11

E. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran ... 11

F. Cara Penggunaan Modul ... 12

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PENYUSUNAN KRITERIA DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ... 14

A. Tujuan Pembelajaran ... 14

B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 14

C. Uraian Materi ... 14

1. Kriteria Ketuntasan Minimal ... 14

2. Indikator Keberhasilan Pembelajaran ... 19

D. Aktivitas Pembelajaran ... 22

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 25

F. Rangkuman ... 27

G. Umpan Balik ... 27

H. Refleksi dan Tindak Lanjut ... 27

I. Kunci Jawaban ... 28

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PEMBIMBINGAN GURU DALAM MENENTUKAN ASPEK-ASPEK PENILAIAN PEMBELAJARAN ... 29

A. Tujuan Pembelajaran ... 29

B. Indikator Pencapaian Tujuaan ... 29

C. Uraian Materi ... 29

1. Kegiatan Pembimbingan Guru dalam Penilaian Hasil Belajar ... 29

2. Hakikat Penilaian Hasil Belajar ... 30

3. Aspek-Aspek Penilaian Hasil Belajar ... 31

D. Aktivitas Pembelajaran ... 46

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 49

F. Rangkuman ... 51

(6)

I. Kunci Jawaban ... 52

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 PEMBINAAN GURU DALAM PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN ... 53

A. Tujuan Pembelajaran ... 53

B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 53

C. Uraian Materi ... 53

1. Analisis Hasil Penilaian ... 53

2. Pemanfaatan Hasil Analisis Penilaian Pembelajaran ... 66

D. Aktivitas Pembelajaran ... 68

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 73

F. Rangkuman ... 74

G. Umpan Balik ... 74

H. Refleksi dan Tindak Lanjut ... 75

I. Kunci Jawaban ... 76

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 PEMANTAUAN PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA ... 77

A. Tujuan Pembelajaran ... 77

B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 77

C. Uraian Materi ... 77

1. Pemantauan Kinerja Guru dalam Pembelajaran ... 77

2. Pemantauan Hasil Belajar ... 82

D. Aktivitas Kegiatan ... 83

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 88

F. Rangkuman ... 90

G. Umpan Balik ... 91

H. Refleksi dan Tindak Lanjut ... 91

I. Kunci Jawaban ... 92

EVALUASI ... 93

PENUTUP ... 102

DAFTAR ISTILAH ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Kedudukan Modul ... viii

Gambar 2. Peta Kompetensi Modul Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran ... 11

Gambar 3. Prosedur Menetapkan KKM Untuk Kurikulum 2006 ... 18

Gambar 4. Prosedur Menetapkan KKM untuk Kurikulum 2013 ... 19

Gambar 5. Skema Penilaian Sikap di SD ... 32

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu ... 12

Tabel 2. Strategi Pembelajaran ... 12

Tabel 3. Skor Aspek-aspek dalam Menentukan KKM ... 17

Tabel 4. Kriteria dan Rentang Skor dan Nilai dalam Menentukan KKM ... 18

Tabel 5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ) Kurikulum 2013... 23

Tabel 6. Format Penentuan KKM ... 24

Tabel 7. Lembar Observasi Sikap ... 35

Tabel 8. Lembar Rekap Hasil Observasi ... 35

Tabel 9. Teknik Penilaian Pengetahuan ... 37

Tabel 10. Contoh Pemetaan KD Muatan Pelajaran di SD ... 38

Tabel 11. Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi Aspek Pengetahuan Matematika Umum Kelas X SMA ... 38

Tabel 12. Contoh Perencanaan Bentuk dan Teknik Penilaian di SD... 39

Tabel 13. Contoh Kisi-kisi Tematik di SD ... 40

Tabel 14. Contoh Kisi-kisi SMP ... 41

Tabel 15. Contoh Pedoman Penskoran ... 41

Tabel 16. Contoh Pemetaan Kompetensi Keterampilan di SD ... 43

Tabel 17. Contoh Perumusan Indikator Aspek Keterampilan ... 44

Tabel 18. Contoh Kisi-kisi Penilaian Kinerja: ... 45

Tabel 19. Contoh Rubrik Penilaian Kinerja: ... 45

Tabel 20. Contoh Rekap Penilaian Sikap Spiritual Semester I ... 54

Tabel 21. Contoh Rekap Penilaian Sikap Sosial Semester I ... 55

Tabel 22. Deskripsi Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial ... 55

Tabel 23. Pengolahan Penilaian Pengetahuan di SD ... 57

Tabel 24. Contoh KD Pengetahuan di SD ... 58

Tabel 25. Hasil Perhitungan Nilai Per KD ... 58

Tabel 26. Pengolahan Nilai Harian di SMP ... 59

Tabel 27. Hasil Penilaian Akhir Aspek Pengetahuan di SMP ... 60

Tabel 28. Contoh Pengolahan Nilai Pengetahuan di SMA ... 60

Tabel 29.Hasil Penilaian Akhir Aspek Pengetahuan di SMK ... 61

Tabel 30. Contoh Rekap Nilai Keterampilan Satu Semester di SD ... 62

Tabel 31. Contoh KD Keterampilan di SD... 63

Tabel 32. Contoh Skor Keterampilan Per KD ... 63

Tabel 33. Contoh Pengolahan Nilai Keterampilan di SMP ... 64

Tabel 34. Contoh Pengolahan Nilai Keterampilan di SMA ... 65

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

PETA KEDUDUKAN MODUL

Modul A Supervisi Akademik

Modul Pengawas Sekolah Pembelajar terdiri dari 10 modul. Dari modul A sampai dengan modul J. Saat ini Saudara sedang membahas dan mempelajari modul G,

Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran.

MODUL F

Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan SNP

SUPERVISI

MANAJERIAL

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

MODUL I

Pengembangan Profesi

MODUL H

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan

Sekolah

MODUL G

Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran

MODUL D

Laporan Hasil Pengawasan

MODUL C

Program Pengawasan Supervisi Manajerial

MODUL J Pedoman Pengawasan

EVALUASI

PENDIDIKAN

D I M E N S I

K O M P E T E N S I

MODUL E

Pelaksanaan Supervisi Manajerial

MODUL B

Konsep Supervisi Manajerial

(11)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) pengawas sekolah merupakan salah satu upaya meningkatkan kompetensi dan performansi pengawas sekolah. PKB pengawas sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui diklat. Diklat yang berkualitas adalah diklat yang sesuai dengan kebutuhan peningkatan kompetensi pengawas sekolah di lapangan. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan bahwa pelaksanaan PKB mendorong pengawas sekolah untuk selalu belajar, sehingga PKB pengawas sekolah disebut dengan istilah Pengawas Sekolah Pembelajar. Diklat Program Pengawas Sekolah Pembelajar dilaksananakan berdasarkan pemetaan hasil Uji Kompetensi Pengawas Sekolah (UKPS). Hasil UKPS digunakan untuk menentukan modul dan modalitas diklat yang akan diikuti oleh Pengawas Sekolah Pembelajar. Modalitas diklat Pengawas Sekolah Pembelajar meliputi tatap muka, daring (dalam jaringan), dan campuran tatap muka & daring.

Bahan ajar modul diklat Program Pengawas Sekolah Pembelajar disusun berdasarkan kisi-kisi soal UKPS yang mengacu pada standar kompetensi pengawas sekolah yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007. Hal ini bertujuan agar bahan ajar diklat sesuai dengan kebutuhan peningkatan kompetensi pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud telah melakukan pemetaan kompetensi pengawas sekolah berdasarkan hasil UKPS. Hasil pemetaan menunjukkan profile diri pengawas sekolah. Berdasarkan pemetaan kompetensi pengawas sekolah secara nasional dibuatlah 10 (sepuluh) kelompok kompetensi untuk meningkatkan kompetensi pengawas sekolah pembelajar . Masing-masing kelompok kompetensi disusun modul diklatnya dan tetap mengacu pada standar kompetensi pengawas sekolah pada Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

Modul Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran adalah satu dari sepuluh modul yang digunakan dalam Program Pengawas Sekolah Pembelajar. Modul ini merupakan Kelompok Kompetensi G. Adapun sepuluh modul yang disiapkan untuk Program Pengawas Sekolah Pembelajar adalah:

1. Supervisi Akademik

2. Konsep Supervisi Manajerial

3. Program Pengawasan Supervisi Manajerial 4. Laporan Hasil Pengawasan

5. Pelaksanaan Supervisi Manajerial

6. Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan SNP 7. Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran

(12)

10. Pedoman Pengawasan

Sepuluh modul ini disusun mengacu pada kisi-kisi soal UKPS sesuai standar kompetensi pengawas sekolah, hal ini diharapkan sesuai dengan kebijakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dapat memenuhi tuntutan kebutuhan peningkatan kompetensi pengawas sekolah.

B. Target Kompetensi

Target kompetensi Modul G Pengawas Sekolah Pembelajar ini, merujuk pada kompetensi pengawas sekolah/madrasah pada Permendiknas No. 12 Tahun 2007. 1. Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan pembelajaran/

bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan.

2. Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan.

3. Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan.

4. Memantau pelaksanaan pembelajaran/ bimbingan dan hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari Modul G Pengawas Sekolah Pembelajar ini, Saudara mampu: 1. menentukan kriteria ketuntasan minimal kompetensi dasar;

2. menentukan indikator keberhasilan pembelajaran;

3. membimbing guru dalam membedakan aspek-aspek yang penting dinilai sesuai dengan karakteristik peserta didik;

4. membimbing guru dalam mengkategorikan aspek-aspek penilaian yang sesuai dengan tuntutan pencapaian kompetensi dasar;

5. melatih guru dalam menentukan aspek-aspek penting yang dinilai dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran/ bidang pengembangan 6. melatih guru dalam menganalisis hasil penilaian;

7. membimbing guru dalam memanfaatkan hasil analisis untuk menyusun program tindaklanjut;

8. menentukan aspek-aspek pemantauan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran;

9. menyimpulkan hasil pemantauan kinerja guru dalam pembelajaran;

(13)

D. Peta Kompetensi

Gambar 2. Peta Kompetensi Modul Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran

E. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran

1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi Modul G Pengawas Sekolah Pembelajar Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran ini, terdiri dari empat kegiatan pembelajaran yaitu (1)

Penyusunan Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pendidikan dan Pembelajaran, (2) Pembimbingan Guru dalam Menentukan Aspek-aspek Penilaian Pembelajaran, (3) Manfaat Penilaian Hasil Belajar, dan (4) Pemantauan Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa. Kegiatan pembelajaran pada modul ini akan dilaksanakan dengan alokasi waktu 30 jam pelajaran (jp), 1 jp setara dengan 45 menit.

PERMENDIKNAS NO 12 TAHUN 2007

TENTANG STANDAR PENGAWAS

SEKOLAH/MADRASAH

DIMENSI KOMPETENSI EVALUASI PENDIDIKAN

KOMPETENSI

PENILAIAN DAN PEMANTAUAN PEMBELAJARAN 4.2 Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran

/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran dalam rumpun mata

pelajaran yang relevan

(14)

2. Pengorganisasian Pembelajaran

Pengorganisasaian pembelajaran pada modul ini meliputi:

a. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu

Kegiatan pembelajaran dan alokasi waktu terinci seperti pada pada tabel berikut.

Tabel1. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

1. Penyusunan Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pendidikan dan Pembelajaran

4 JP

2. Pembimbingan Guru dalam menentukan Aspek-aspek Penilaian Pembelajaran

10 JP

3. Pembinaan Guru dalam Pemanfaatan Hasil Penilaian Pembelajaran

6 JP

4. Pemantauan Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa 10 JP

Jumlah 30 JP

b. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran yang digunakan dalam mempelajari modul Pengawas Sekolah Pembelajar dimensi kompetensi evaluasi pendidikan ini ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2. Strategi Pembelajaran

No Strategi Pembelajaran

1 Diskusi

2 Sumbang Saran

3 Mentoring

4 Studi Kasus 5 Belajar Mandiri

6 Presentasi

7 Berbagi Pengalaman

8 Simulasi

9 Evaluasi

F. Cara Penggunaan Modul

Modul Pengawas Sekolah Pembelajar ini dirancang dengan moda tatap muka dengan pola 30 JP. Langkah-langkah yang harus dilakukan pengawas sekolah pembelajar dalam mempelajari Modul ini adalah sebagai berikut.

1.

Lakukan pengecekan terhadap kelengkapan modul ini, seperti kelengkapan halaman, kejelasan hasil cetakan, serta kondisi modul secara keseluruhan;

2.

Bacalah struktur dan petunjuk penggunaan modul ini serta bagian pendahuluan yang meliputi: target kompetensi, tujuan pembelajaran, peta kompetensi, ruang lingkup, sebelum masuk pada pembahasan materi pokok;

3.

Pelajarilah setiap kegiatan pembelajaran sampai tuntas;
(15)

5.

Buatlah catatan-catatan kecil jika ditemukan hal-hal yang perlu pengkajian lebih lanjut dan disampaikan pada fasilitator;

6.

Ikuti semua instruksi yang terdapat dalam aktivitas pembelajaran yang meliputi kegiatan dan pengisian lembar kerja (LK) di setiap kegiatan pembelajaran;

7.

LK yang terdapat dalam modul merupakan contoh, Saudara dapat mengerjakannya di tempat lain, baik dalam bentuk soft file maupun hard copy;

8.

Lakukanlah berbagai latihan sesuai dengan petunjuk yang disajikan pada masing-masing kegiatan pembelajaran. Demikian pula dengan kegiatan evaluasi dan tindak lanjutnya;

9.

Disarankan tidak melihat kunci jawaban terlebih dahulu agar evaluasi yang dilakukan dapat mengukur tingkat penguasaan peserta terhadap materi yang disajikan;
(16)

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

PENYUSUNAN KRITERIA DAN INDIKATOR

KEBERHASILAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN

(WAKTU 4 JP)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 1 (satu) ini, Saudara mampu: 1. menentukan kriteria ketuntasan minimal kompetensi dasar

2. menentukan indikator keberhasilan pembelajaran

B. Indikator Pencapaian Tujuan

1. Menentukan kriteria ketuntasan minimal

2. Menentukan unsur-unsur dan ketuntasan kompetensi dasar 3. Menentukan ciri-ciri keberhasilan

4. Menentukan daya serap

C. Uraian Materi

Salah satu tugas pengawas sekolah dalam menjalankan tugas pengawasan akademik adalah melaksanakan pembimbingan kepada guru terkait pemenuhan empat Standar nasional pendidikan yaitu Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Pada topik ini Saudara akan melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk memahami konsep Kriteria Ketuntasan Minimal dan indikator keberhasilan pembelajaran. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini diharapkan Saudara mampu membimbing guru dalam menentukan KKM dan indikator keberhasilan dalam pembelajaran.

1. Kriteria Ketuntasan Minimal

Pada hakikatnya sebuah lembaga pendidikan dinyatakan berkualitas diukur dari kualitas proses pembelajarannya, output dan outcome yang dihasilkan. Untuk mencapai hal tersebut, lembaga pendidikan hendaknya menyusun kriteria mutu dan keberhasilan pembelajaran secara rinci, measurable dan observable (dapat diukur dan diamati). Keberhasilan pembelajaran, mengandung makna ketuntasan dalam belajar dan ketuntasan dalam proses pembelajaran. Artinya belajar tuntas adalah tercapainya kompetensi pengetahuan, ketrampilan, sikap, atau nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Patokan ketuntasan belajar mengacu pada Standar Kompetensi (SK)/Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) serta indikator yang terdapat dalam kurikulum.

(17)

yang dipersyaratkan.

Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan (tiap sekolah) yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karekteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan. KKM dikenal juga dengan istilah KBM yaitu Ketuntasan Belajar Minimal. KKM/KBM merupakan kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan.

Sistem Penilaian yang menggunakan acuan kriteria (KKM/KBM) mengharuskan pendidik melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remidial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal. (Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015).

a. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal

1) Bagi pendidik

a) Sebagai acuan dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau pengayaan;

b) Sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD setiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana prasarana belajar di sekolah;

2) Bagi peserta didik

Sebagai acuan dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap KD dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui kompetensi-kompetensi dasar yang belum tuntas dan perlu perbaikan;

3) Bagi sekolah

a) Dapat digunakan sebagai kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua.

b) Pendidik berupaya mencapai KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian.

c) Peserta didik berupaya mencapai KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. d) Orang tua dapat motivasi dan mendukung penuh putra-putrinya dalam

(18)

e) Kepala sekolah berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian.

f) Merupakan target sekolah dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran karena keberhasilan pencapaian KKM menjadi salah satu tolok ukur kinerja dan mutu pendidikan di sekolah bagi masyarakat.

b. Prinsip Penetapan KKM

1) Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan;

2) Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan KD dan SK/KI.

a) Kompleksitas kompetensi dasar, ditentukan bila dalam pelaksanaan pencapaiaan kompetensi dasar tersebut memerlukan:

(1) Pemahaman guru, seperti: memahami kompetensi yang harus dicapai siswa, memiliki pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang studi. (2) Daya kreativitas dan inovasi dalam melaksanakan pembelajaran. (3) Waktu yang diperlukan untuk pencapaian kompetensi (menggunakan

metode yang bervariasi)

(4) Daya nalar dan kecermatan siswa tinggi. (5) Latihan khusus dengan bantuan orang lain b) Daya dukung

Daya dukung merupakan aspek-aspek yang sangat mendukung untuk mencapai kompetensi dasar. Daya dukung pembelajaran meliputi:

(1) Ketersediaan PTK dalam hal ini kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

(2) Sarana prasarana

(3) Biaya operasional pendidikan (BOP)

(4) Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah (MBS/M) (5) Kepedulian stakeholder sekolah/madrasah.

c) Intake peserta didik

Intake peserta didik yaitu kemampuan awal rata-rata peserta didik. Kemampuan awal ini bagi peserta didik baru dapat dilihat dari nilai UN atau nilai rapor saat masuk di satuan pendidikan. Kemampuan awal peserta didik dapat juga dilihat dari hasil pre tes atau placement tes

(19)

rata-rata dari semua KKM-KD yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik.

c. Menentukan KKM

KKM merupakan patokan paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dalam pembelajaran, oleh karena itu seorang guru hendaknya berhati-hati dalam menentukan KKM. Pengawas sekolah selaku pembimbing guru dalam menentukan KKM harus memiliki pemahaman yang memadai tentang bagaimana cara menentukan KKM. KKM yang harus dicapai oleh peserta didik ditetapkan oleh Satuan Pendidikan. Satuan pendidikan dapat menentukan KKM di bawah 60 (enam puluh) namun harus memperhatikan patokan nilai ujian nasional. Satuan pendidikan hendaknya meningkatkan KKM secara bertahap.

Dalam menentukan KKM satuan pendidikan perlu memperhatikan rambu-rambu berikut ini:

1) KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran 2) KKM ditetapkan oleh forum KKG/MGMP sekolah

3) Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0 – 100 4) Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100

5) Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah nilai ketuntasan belajar maksimal 6) Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Siswa

Ada beberapa cara dalam menentukan dasar kriteria ketuntasan berdasarkan aspek kompleksitas, daya dukung dan intake siswa, antara lain:

1) Menggunakan skor pada setiap kriteria Langkah-langkah sebagai berikut:

a) Memberi skor pada setiap kriteria yang ditetapkan.

Semakin kompleks KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi. Semakin tinggi daya dukung maka nilainya semakin tinggi, sebaliknya jika daya dukung seperti sarana dan prasarana rendah maka nilainya semakin rendah. Semakin tinggi rata-rata kemampuan awal peserta didik maka nilainya semakin tinggi. Contoh lihat tabel 3.

Tabel 3. Skor Aspek-aspek dalam Menentukan KKM

No Aspek

Skor

Tinggi Sedang Rendah

1 Kompleksitas 1 2 3

2 Daya Dukung 3 2 1

3 Intake Siswa 3 2 1

b) Menentukan nilai KKM dengan menggunakan rumus: � = �ℎ � � � � � �ℎ � � �

Contoh: Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan intake siswa sedang, maka KKM Indikator tersebut adalah:

(20)

2) Menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria Langkah-langkah sebagai berikut:

a) Dalam menentukan rentang nilai dan menentukan nilai dari setiap kriteria perlu kesepakatan dalam forum KKG/MGMP di sekolah. Contoh seperti pada tabel berikut.

Tabel4. Kriteria dan Rentang Skor dan Nilai dalam Menentukan KKM

No Aspek Kriteria / Rentang Skor

Skor Tinggi Skor Sedang Skor Rendah

1 Kompleksitas 50 – 64 1 65 – 80 2 81–100 3

2 Daya Dukung 81–100 3 65 – 80 2 50 – 64 1

3 Intake Siswa 81 –100 3 65 – 80 2 50 – 64 1

b) Menentukan nilai KKM dengan menghitung rata-rata skor dari kriteria yang sudah ditetapkan.

Contoh:

Jika indikator memiliki kriteria : kompleksitas 90, daya dukung 78 dan intake peserta didik 80 maka nilai KKMnya:

� = � �� � � + � �� � � � + � �� � � � �

� = + + = , =

3) Memberikan pertimbangan professional judgment pada setiap kriteria untuk menetapkan nilai .

Contoh :

Jika indikator memiliki kriteria : kompleksitas rendah (nilai 3), daya dukung tinggi (nilai tinggi) dan intake siswa sedang (nilai 2) maka dapat dikatakan hanya satu komponen yang mempengaruhi untuk mencapai ketuntasan maksimal 100 yaitu intake siswa sedang. Jadi guru dapat menurunkan nilai ketuntasan dari 100 menjadi antara 90 – 80.

d. Menetapkan KKM

Langkah-langkah menetapkan KKM:

1) Guru atau KKG/MGMP sekolah menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan: (a) kompleksitas, (b) daya dukung, dan (c) intake peserta didik. Penetapan KKM untuk Kurikulum 2006 dimulai dari penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran atau, mekanismenya seperti gambar berikut:

Gambar3. Prosedur Menetapkan KKM Untuk Kurikulum 2006

KKM

INDIKATOR KKM SK

(21)

2) Penetapan KKM untuk Kurikulum 2013 dimulai dari penentapan KKM setiap indikator, KKM setiap KD sampai KKM muatan pelajaran, mekanismenya seperti gambar berikut:

Gambar 4. Prosedur Menetapkan KKM untuk Kurikulum 2013

3) Penetapan KKM oleh guru/KKG/MGMP mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian.

4) KKM yang sudah ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan.

5) KKM dicantumkan dalam laporan hasi belajar atau rapor pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.

2. Indikator Keberhasilan Pembelajaran

Indikator adalah acuan penilaian untuk menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai kompetensi. Kriteria keberhasilan adalah patokan ukuran tingkat pencapaian prestasi belajar yang mengacu pada KD dan SK/KI yang ditetapkan dan mencirikan penguasaan konsep atau keterampilan yang dapat diamati dan diukur, sehingga indikator keberhasilan pembelajaran merupakan patokan sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.

a. Perumusan Indikator

Pengawas sekolah seyogyanya memilki pengetahuan dan pemahaman dalam merumuskan indikator keberhasilan pembelajaran dan keberhasilan pendidikan agar dapat membina guru dan kepala sekolah dalam merumuskan indikator keberhasilan. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Dalam pelaksanaan penilaian, guru lebih dahulu merumuskan indikator pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dijabarkan dari Kompetensi Dasar (KD). Indikator tersebut digunakan sebagai rambu-rambu dalam penyusunan butir-butir soal atau tugas. Indikator pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan merupakan ukuran, karakteristik atau ciri-ciri yang menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar tertentu dan menjadi acuan dalam penilaian. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi satu indikator pencapaian atau lebih. Untuk menilai pencapaian kompetensi sikap digunakan indikator yang dapat diamati.

Perumusan indikator hasil belajar harus menggunakan kalimat yang jelas, mengandung kepastian makna, dan dapat diukur. Artinya bahwa pendidik dan peserta didik memaknai kalimat dengan makna yang sama, tidak menimbulkan makna ganda, dan dapat diukur. Pencapaian perilaku dapat diamati atau diukur dengan menggunakan instrumen.

KKM INDIKATOR

(22)

Dalam menyusun indikator perlu memperhatikan kriteria;

1) Spesifik yaitu hanya mengandung satu prilaku. Contoh: merancang rencana kegiatan

2) Berorientasi pada siswa, yaitu menggambarkan kompetensi siswa yang diharapkan

3) Menggunakan kata kerja operasional

4) Mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan

Selain itu dalam merumuskan indikator hasil belajar perlu juga memperhatikan sebaran tingkat penguasaan pengetahuan yang meliputi penguasaan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif (Krathwoll; 2002).

1) Faktual

Berkaitan dengan pernyataan yang benar karena sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Seorang guru menguji pengetahuan faktual siswa jika pernyataan yang dibuatnya sesuai dengan kondisi yang senyatanya.

Contoh indikator:

(a) Mengungkapkan dua pikiran penting yang terdapat pada teks yang dibacanya.

(b) Menjelaskan perbedaan alat ukur yang berkaitan dengan fisika dan alat ukur pada kehidupan.

2) Konseptual

Penguasaan pengetahuan konseptual ditandai dengan kemampuan mengklasifikasikan data, mengelompokan data berdasarkan ciri-ciri

kesamaannya, atau berdasarkan perbedaannya; menunjukkan kekuatan atau kelemahan sebuah pernyataan, mengenali prinsip-prinsip, menyimpulkan, menguasai teori, menunjukan contoh, dan mengenali struktur

Contoh indikator:

(a) Menjelaskan hukum Ohm

(b) Mendefinisikan prinsip hambatan pada ujung-ujung kawat penghantar 3) Prosedural

Penguasaan pengetahuan prosedural berarti penguasaan proses, misalnya, siswa dapat melaksanakan penelitian melalui proses yang bertahap, yaitu (1) merumuskan pertanyaan (2) merumuskan latar belakang pemikiran (3) merumuskan hipotesis (4) menguji kebenaran hipotesis melalui eksperimen (5) analisis hasil atau menyimpulkan bahwa hipotesis benar atau salah (6) merumuskan hasil penelitian.

Penguasaan prosedur bisa juga dalam proses berpikir yang dapat diwujudkan dalam proses berpersepsi, introspeksi, mengingat, berkreasi, berimajinasi, mengembangkan ide, atau berargumentasi. Di sini terdapat penguasaan untuk merumuskan atau mengikuti tahap kegiatan sesuai dengan proses yang seharusnya.

Contoh indikator:

(a) Menemukan hubungan antara hambatan dan panjang kawat penghantar

(23)

4) Metakognitif

Merupakan kemampuan tertinggi penguasaan pengetahuan. Metakognitif merujuk pada proses mengusai ilmu pengetahuan dan proses berpikir. Dalam hal ini siswa dapat menggunakan ilmu pengetahuan yang telah dikuasinya untuk membangun pengetahuan baru. Siswa bersikap kritis terhadap caranya ia berpikir atau mampu berpikir tentang bagaimana cara berpikir. Siswa mengintegrasikan berbagai kesadaran kognitifnya untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya secara mandiri.

Contoh indikator:

(a) Mengaplikasikan hukum pascal dalam kehidupan sehari-hari

(b) Menerapkan prinsip hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari

Sangat penting bagi guru untuk memperhatikan level berpikir dalam indikator yang ditetapkan. Penerapan kurikulum 2013 dilatari dengan fakta bahwa siswa Indonesia ketinggalan oleh siswa bangsa lain dalam menguasai capaian berpikir tinggi atau sering diistilahkan HOTS (High Order Thinking Skill) yang meliputi analisis, evaluasi, dan kreasi pada Taksonomi Bloom. Adapun kata kerja operasional yang digunakan dalam menyusun indikator HOTS adalah sebagai berikut.

(a) Analisis :

menganalisis, memecahkan, mendeteksi, mendiagnosis, menyeleksi,

memerinci, menguji, menjelajah, membagankan, menyimpulkan, menemukan, menelaah memperjelas, memfasilitasi, merumuskan, memilih, membangun, memerintahkan, memerintahkan, mengedit, menghubungkan, merencanakan menanggulangi, mengatur, mengukur, mengombinasikan mengaitkan, melatih, menyusun, mentransfer, mengabstraksi, menciptakan, mengkreasikan, membentuk, mengkode, membandingkan, meningkatkan, menggeneralisasi, menggabungkan, mengumpulkan, mengkategorikan, menominasikan, mengoreksi, merancang mendiagramkan, mengorelasikan, merasionalkan, menganimasi, mengarang.

(b) Evaluasi: menilai, mempertahankan, mengkritik, mendikte, mengarahkan, menimbang, mempertahankan, merangkum, membuktikan, memilih, memisahkan, memprediksi, menafsirkan, memerinci, menyimpulkan, memutuskan, mengukur, mengetes, memperjelas, menugaskan.

(c) Berkreasi: merancang, membangun, merencanakan, mendukung, memvalidasi, memproyeksikan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah (Dikutip dari Guru Pembaharu. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi Pada Kurikulum 2013)

Perumusan pencapaian kompetensi pada kurikulum 2013 mengandung multi spesifikasi yang merupakan irisan:

1) Dimensi ranah kompetensi yang terdiri atas pengetahuan, keterampilan dan sikap.

(24)

3) Dimensi level kecakapan berpikir yang meliputi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi/mencipta.

b. Ciri-ciri Keberhasilan Pembelajaran

Ciri-ciri keberhasilan pembelajaran adalah tercapainya indikator pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan oleh guru. Indikator keberhasilan pencapaian kompetensi sikap dapat dilihat dari perubahan perilaku/sikap peserta didik. Indikator keberhasilan pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan dapat ditunjukkan dengan tingkat ketuntasan minimal peserta didik dalam kompetensi tersebut. Tingkat ketuntasan dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

Ketuntasan Belajar = ℎ � � � � �

ℎ � %

Indikator keberhasilan pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan antara lain dapat dilihat dari (1) tingginya persentase ketuntasan belajar, (2) meningkatnya persentase jumlah kelulusan peserta didik, (3) meningkatnya nilai rata-rata Ujian Nasional, dan (4) meningkatnya persentase lulusan yang diterima oleh DU/DI. Sedangkan keberhasilan sekolah dalam pendidikan dapat dilihat dari tercapainya indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam program-program sekolah. Misalnya meningkatnya nilai akreditasi sekolah.

c. Daya Serap

Hampir semua guru mempunyai keluhan tentang kemampuan siswa dalam memahami setiap pelajaran yang diajarkan, daya tangkap dan daya ingatan yang dimiliki siswa sangat rendah. Pernyataan ini belum tentu benar, bisa saja disebabkan oleh guru itu sendiri karena tidak memahami karakteristik individu peserta didiknya. Daya serap setiap individu dalam pembelajaran akan berbeda karena mereka memiliki karakteristik yang berbeda. Daya serap adalah kemampuan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu, untuk bertindak dalam menyerap pelajaran oleh siswa. Daya serap secara klasikal dipengaruhi oleh jumlah siswa yang telah mencapai dan melampaui KKM. Untuk menghitung daya serap secara klasikal dapat menggunakan rumus berikut.

Daya serap (Ds) = ℎ � � ℎ �

ℎ � � � %

Skor ideal adalah 100.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan 1.1 Mengkaji KKM (45 Menit)

(25)

Terkait hal tersebut, sangat penting bagi pengawas sekolah mampu membimbing guru dalam menentukan kriteria pencapaian kompetensi yang meliputi KKM tiap KD, KKM mata pelajaran dan KKM sekolah. Untuk menyegarkan kembali pemahaman Saudara tentang KKM, pada kegiatan ini Saudara diminta berdiskusi bersama pengawas sekolah lain untuk mengkaji KKM dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LK 1.1 berikut.

LK 1.1 Mengkaji KKM

1. Apa yang Saudara ketahui tentang KKM?

2. Unsur-unsur apa saja yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM?

3. Bagaimana cara menentukan unsur-unsur ketuntasan belajar peserta didik?

4. Kajilah contoh kasus berikut.

SMP X memiliki data KKM seluruh mata pelajaran di jenjang kelas VII dan VIII sebagai berikut.

Tabel5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ) Kurikulum 2013

Mata Pelajaran Kelas Vii Kelas Viii Kelas Ix

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 75 75 -

2. PPKn 75 76 -

3. Bahasa Indonesia 75 76 -

4. Matematika 76 76 -

5. IPA 76 77 -

6. IPS 75 76 -

7. Bahasa Inggris 75 78 -

B. Muatan Lokal

a) Seni Budaya 75 75 -

b) PJOK 75 75 -

c) Prakarya 75 75 -

d) Bahasa Daerah 75 76

(26)

Setelah kegiatan diskusi selesai, salah satu anggota kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

Kegiatan 1.2 Menentukan KKM (30 Menit)

Untuk menguatkan pemahaman Saudara dalam menentukan KKM sebagai bekal dalam membimbing guru. Pada kegiatan ini Saudara diminta untuk mensimulasikan cara menentukan KKM secara mandiri. Perhatikan tabel penentuan KKM berikut.

Tabel 6. Format Penentuan KKM

Kompetensi Dasar dan Indikator Kompleksitas Daya Dukung Intake Siswa Aspek Kriteria Ketuntasan Minimal KKM Nilai

6.6. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan ekstrim fungsi aljabar dan penafsirannya

….

6.6.1 Menghitung nilai dengan

menggunakan turunan fungsi dan pemfaktorannya

3 3 2 ….

6.6.2 Mampu menggunakan

turunan fungsi dalam menyelesai kan masalah yang berkaitan nilai ekstrim (nilai maksimal dan minimal)

1 3 1 ….

6.6.3 Mampu memecahkan

masalh dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep limit fungsi dan turunan fungsi

2 3 2 ….

Berdasarkan tabel di atas hitunglah nilai KKM setiap indikator (6.6.1 – 6.6.3) dan nilai KKM Kompetensi Dasarnya (6.6). Dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran ini, Saudara dapat menggunakan LK 1.2.

LK 1.2 Menentukan Nilai KKM

Kegiatan 1.3 Mengkaji Indikator Keberhasilan Pembelajaran (30 Menit)

(27)

LK 1.3 Mengkaji Indikator Keberhasilan Pembelajaran

1. Apa yang dimaksud dengan indikator keberhasilan pembelajaran?

2. Apa yang dimaksud dengan indikator keberhasilan sekolah?

3. Bagaimana Saudara dapat menentukan bahwa sekolah binaan Saudara telah mencapai keberhasilan dalam pembelajaran pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan?

Kegiatan 1.4 Menyusun Program Pembimbingan Guru dalam Menentukan KKM dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran (30 Menit)

Setelah Saudara memahami bagaimana menentukan KKM dan mengembangkan indikator keberhasilan pembelajaran, maka pada kegiatan ini Saudara akan menyusun program pembimbingan terhadap guru binaan. Program pembimbingan difokuskan pada peningkatan kompetensi guru dalam menentukan KKM dan mengembangkan indicator keberhasilan pembelajaran. Sebagai acuan dalam menyusun program (rencana tindak) pembimbingan, Saudara dapat menggunakan contoh format berikut (LK 1.4)

LK 1.4 Rencana Tindak Lanjut Program Pembimbingan Guru dalam Menentukan KKM dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi

Kegiatan

Pelaksanaan Sarana

Prasarana

Waktu Tempat Media ATK

E. Latihan/Kasus/Tugas

Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf A, B, C, atau D !

1. Sebelum membimbing guru dalam menentukan KKM, sebagai pengawas sekolah hendaknya memiliki pemahaman yang benar tentang KKM. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan KKM, yaitu ….

(28)

B. tingkat kemampuan rata-rata peserta didik (intake), kompleksitas kompetensi dasar, kemampuan sumber daya pendukung .

C. tingkat kemampuan rata-rata peserta didik (intake), jumlah kompetensi dasar, kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran

D. tingkat kemampuan rata-rata peserta didik (intake), kompleksitas kompetensi dasar, kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran

2. Kriteria ketuntasan minimal setiap mata pelajaran dapat diltentukan oleh …. A. kepala sekolah dan pengawas sekolah

B. kepala sekolah dan orang tua siswa C. guru bersama orang tua siswa D. guru/forum KKG/MGMP sekolah

3. Pengawas sekolah dapat mengetahui ketercapaian indikator keberhasilan

pembelajaran di setiap satuan pendidikan binaannya dengan melihat dokumen …. A. nilai akreditasi sekolah

B. daya serap lulusan di DU/DI

C. jumlah persentase kelulusan sebagian besar peserta didik

D. persentase lulusan yang diterima di jenjang pendidikan yang lebih tinggi 4. Perhatikan pernyataan berikut!

(1) Hasil penetapan KKM oleh guru/MGMP mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian

(2) Guru/MGMP mata pelajaran menetapkan KKM indikator, KD, SK, mata pelajaran dengan mempertimbangkan aspek kompleksitas, daya dukung, dan intake

peserta didik.

(3) KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan.

(4) KKM dicantumkan dalam laporan hasi belajar atau rapor pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.

Sebagai pengawas pembina sebelum membimbing guru dan kepala sekolah dalam menetapkan KKM, hendaknya memahami langkah-langkah dalam menenetapkan KKM. Urutan langkah penetapan KKM yang sesuai adalah ….

A. (1) – (2) – (3) – (4) B. (2) – (3) – (4) – (1) C. (2) – (1) – (3) – (4) D. (4) – (3) – (2) – (1)

5. Pengawas sekolah dapat menyatakan bahwa sekolah binaannya berhasil dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dibawah ini merupakan indikator keberhasilan sekolah yang mendukung pernyataan pengawas sekolah tersebut, kecuali …

A. Meningkatnya jumlah peserta didik

B. Meningkatnya daya serap lulusan di DU/DI

C. Meningkatnya perubahan sikap/prilaku peserta didik

(29)

F. Rangkuman

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum 2013 adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik.

1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan.

2. Penentuan KKM mempertimbangkan (1) tingkat kemampuan rata-rata peserta didik (intake), (2) kompleksitas kompetensi dasar, dan (3) kemampuan sumber daya pendukung proses pembelajaran.

3. Indikator keberhasilan pembelajaran ditunjukkan dengan jumlah persentase kelulusan peserta didik, meningkatnya capaian KKM, meningkatnya kelulusan UN dan perubahan sikap/ prilaku peserta didik.

4. Indikator keberhasilan sekolah ditunjukkan oleh persentase daya serap lulusan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, daya serap lulusan peserta didik SMK di DU/DI , dan meningkatnya nilai akreditasi sekolah.

G. Umpan Balik

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban materi kegiatan pembelajaran satu yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudara yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi kegiatan belajar 1 (satu).

Arti tingkat persentase penguasaan yang Saudara capai: 90 – 100 = sangat baik

80 – 89 = baik 70 – 79 = cukup 60 – 69 = kurang

 60 = sangat kurang

Apabila Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Saudara dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran berikutnya. Selamat! Tetapi apabila tingkat penguasaan Saudara masih di bawah 80%, Saudara harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 1, terutama bagian yang belum Saudara kuasai dan membaca kembali uraian materi yang telah disediakan.

H. Refleksi dan Tindak Lanjut

Kegiatan ini dilakukan untuk melihat ketercapaian dan efektivitas proses pembelajaran yang Saudara ikuti. Jika Saudara merasa sudah menguasai Penyusunan KKM dan Indikator Keberhasilan Pendidikan dan Pembelajaran yang dipelajari, berilah tanda cek (√) pada kolom

Tingkat Penguasaan = Jumlah Jawaban Benar X Jumlah Soal

(30)

“Tercapai”. Sebaliknya berilah tanda cek (√) pada kolom “Belum Tercapai” jika Saudara belum menguasai.

No Tujuan Pembelajaran Tercapai Belum

Tercapai Keterangan

1 Menentukan kriteria ketuntasan minimal kompetensi dasar

2 Menentukan indikator keberhasilan Pembelajaran

Tindak lanjut:

Kegiatan yang membuat saya belajar lebih efektif

Kegiatan yang membuat saya tidak efektif belajar dan saran perbaikan

I. Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Latihan Soal Kegiatan Pembelajaran 1 1. B

(31)

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

PEMBIMBINGAN GURU DALAM MENENTUKAN

ASPEK-ASPEK PENILAIAN PEMBELAJARAN

(WAKTU 10 JP)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 2 ini, Saudara mampu:

1. membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai sesuai dengan karakteristik peserta didik

2. membimbing guru dalam mengkategorikan aspek-aspek yang penting dinilai sesuai dengan tuntutan pencapaian kompetensi dasar

3. melatih guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran/bidang pengembangan

B. Indikator Pencapaian Tujuaan

1. Menentukan aspek-aspek penting yang dinilai sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 dan Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015.

2. Menentukan strategi pembimbingan aspek-aspek penting yang dinilai sesuai dengan karakteristik peserta didik.

3. Menentukan kategori aspek-aspek penilaian yang sesuai dengan pencapaian kompetensi dasar sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 dan Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015.

4. Menentukan strategi pembimbingan yang tepat dalam mengkategorikan aspek penilaian yang berkaitan dengan KD.

5. Menentukan aspek-aspek yang akan dinilai sesuai dengan uji sikap (spiritual/sosial), pengetahuan, dan keterampilan.

6. Menentukan instrumen penilaian uji sikap, pengetahuan dan keterampilan.

C. Uraian Materi

1. Kegiatan Pembimbingan Guru dalam Penilaian Hasil Belajar

Kegiatan pembimbingan guru dan kepala sekolah/madrasah merupakan kegiatan pengawas sekolah/madrasah seperti tercantum dalam pasal 14 huruf a, b, dan c Permeneg PAN dan RB Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Pengawas sekolah adalah guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas pengawasan.

(32)

dalam memperbaiki kualitas pembelajaran. Sehingga pengawas sekolah sebagai pembina perlu melakukan pemantauan dan bimbingan yang terus menerus kepada guru agar mampu mengelola penilaian hasil belajar sesuai dengan Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Agar dapat membimbing guru dengan baik maka pengawas sekolah harus selalu meningkatkan kompetensinya dalam penilaian dan pengelolaan hasil belajar, khususnya dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran di sekolah. Artinya semua pengawas hendaknya terlebih dahulu memahami aspek-aspek penilaian hasil belajar sesuai Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015, yang meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan pengawas dalam pelaksanaan pembimbingan berkenaan dengan penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan di sekolah. Pembimbingan dapat dilakukan secara individual dan berkelompok. Pembimbingan secara individual dapat diawali dengan pemeriksaan dokumen penilaian guru, observasi kelas, dan ditindaklanjuti dengan wawancara. Pertemuan secara individual dalam pelaksanaan pembimbingan dinilai efektif karena fokus pada sasaran sesuai hasil observasi dan studi dokumentasi yang telah dilakukan sebelumnya. Guru-guru akan bebas berdialog dengan pengawas berkaitan dengan penilaian hasil belajar. Misalnya dalam pertemuan tersebut dibahas bersama dengan guru mengenai langkah-langkah penyusunan kisi-kisi, soal dan rubrik penilaian.

Strategi selanjutnya dalam pembimbingan penilaian hasil belajar adalah secara kelompok. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui IHT, Workshop, FGD, diskusi kelompok, dan sebagainya . Kegiatan ini dapat dilakukan di sekolah ataupun di KKG/MGMP. Contoh pembimbingan penilaian yang dilakukan secara kelompok, misalnya IHT Implementasi Penilaian Kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015. Kegiatan pembimbingan guru dalam penilaian hasil belajar juga dapat dilakukan secara on line atau dalam jaringan. Seperti halnya yang dilakukan dalam program guru pembelajar, kepala sekolah pembelajar dan pengawas sekolah pembelajar. Materi penilaian hasil belajar dapat diunggah ke website atau aplikasi lainnya. Pembimbingan guru juga dapat dilakukan melalui fasilitas email, whatsApp (wa), facebook, line dan fasilitas lainnya.

2. Hakikat Penilaian Hasil Belajar

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk memeroleh data dan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian juga digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan proses pembelajaran.

(33)

menyeluruh dan berkesinambungan, (7) sistematis, (8) beracuan kriteria, dan (9) akuntabel.

Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam penilaian, serta bertujuan:

1) mengetahui tingkat penguasaan kompetensi 2) menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi 3) memperbaiki proses pembelajaran

4) menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi

Adapun penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah. Penilaian akhir adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester dan/atau akhir tahun, sedangkan ujian sekolah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.

3. Aspek-Aspek Penilaian Hasil Belajar

Secara umum Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan dilakukan terhadap penguasaan tingkat kompetensi sebagai capaian pembelajaran. Sedangkan lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan satuan pendidikan mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan dengan menggunakan berbagai instrumen penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan pembelajaran berbasis aktivitas yang bertujuan memfasilitasi siswa memperoleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini berimplikasi pada penilaian yang harus meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan baik selama proses (formatif) maupun pada akhir periode pembelajaran (sumatif). Selanjutnya masing-masing aspek penilaian akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Penilaian Aspek Sikap 1) Pengertian

Kompetensi sikap adalah salah satu dimensi kompetensi yang harus dikembangkan guru dalam proses pembelajaran. Kompetensi dasar yang mencakup sikap meliputi sikap spiritual dan sikap sosial. Penilaian pada aspek sikap adalah kegiatan untuk mengetahui kecenderungan perilaku spiritual (KI-1) dan sosial (KI-2) peserta didik dalam kehidupan sehari-hari di dalam dan di luar kelas sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian/perkembangan sikap siswa dan memfasilitasi tumbuhnya perilaku siswa sesuai butir-butir nilai sikap dalam KD dari KI-1 dan KI-2.

(34)

kemajuan perkembangan anak dalam sikap spiritual dan sikap sosial sesuai KD yang telah ditetapkan.

2) Mekanisme Penilaian Aspek Sikap

Secara umum mekanisme pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru dalam aspek sikap meliputi: (1) perancangan strategi penilaian dilakukan pada saat penyusunan RPP berdasarkan silabus; (2) penilaian hasil belajar dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan pengukuran pencapaian satu atau lebih KD; (3) penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai sumber informasi utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru kelas; (4) hasil penilaian pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat atau deskripsi.

3) Teknik Penilaian Aspek Sikap

Penilaian sikap di SD dilakukan oleh guru kelas, guru muatan pelajaran agama, PJOK dan Pembina ekstrakurikuler. Sementara penilaian sikap di SMP, SMA dan SMK dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru BK dan wali kelas melalui observasi yang dicatat dalam jurnal. Sebagai tambahan dalam penilaian aspek sikap, guru dapat menggunakan penilaian diri dan penilaian antar teman. Hal ini dilakukan sebagai upaya pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik. Hasil penilaian diri dan penilaian antar teman ini dapat dijadikan sebagai salah satu alat konfirmasi dalam penilaian sikap yang dilakukan oleh guru. Secara umum teknik penilaian sikap di Sekolah Dasar dapat digambarkan dalam skema berikut ini:

Gambar 5. Skema Penilaian Sikap di SD

Dari skema di atas dapat dijelaskan bahwa secara umum penilaian yang utama dalam aspek sikap di sekolah dapat dilakukan guru melalui observasi pada saat proses pembelajaran dan di luar pembelajaran. Sementara untuk menunjang dan menyempurnakan hasil observasi guru dapat menambahkan penilaian diri dan penilaian antar teman.

Teknik penilaian sikap di SMP, SMA dan SMK hampir sama dengan penilaian di SD. Perbedaannya ada tambahan penilaian yang dilakukan oleh guru BK. Untuk lebih jelasnya teknik penilaian sikap di SMP, SMA dan SMK dapat digambarkan dalam skema berikut:

 Pada saat pembelajaran

 Di luar pembelajaran

Penilaian Sikap

Penunjang

Utama Observasi Guru

Kelas

Observasi Guru Muatanpelajaran

(PJOK, Agama)

Pada saat

pembelajaran

Di luar pembelajaran

Penilaian diri

Penilaian antar teman

(35)

Gambar 6. Skema Penilaian Sikap di SMP, SMA, SMK

4) Perencanan Penilaian Aspek Sikap

Perencanaan penilaian aspek sikap meliputi sikap spiritual dan sikap sosial. Penilaian sikap spiritual dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya serta toleransi terhadap agama lain. Indikator sikap spiritual pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta PPKn diturunkan dari KD pada KI-1 dengan memperhatikan butir-butir nilai sikap yang tersurat. Sementara itu, indikator untuk penilaian sikap spiritual yang dilakukan oleh pendidik mata pelajaran lain tidak selalu dapat diturunkan secara langsung dari KD pada KI-1, melainkan dirumuskan dalam perilaku beragama secara umum.

Penilaian sikap sosial dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap sosial peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya. Sikap sosial dikembangkan terintegrasi dalam pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4. Indikator KD dari KI-2 mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn dirumuskan dalam perilaku spesifik sebagaimana tersurat di dalam rumusan KD mata pelajaran tersebut. Sementara indikator KD dari KI-2 mata pelajaran lainnya dirumuskan dalam perilaku sosial secara umum.

Dalam menyusun perencanaan penilaian aspek sikap mengacu pada KD KI- 1 dan KI-2. Guru merencanakan dan menetapkan sikap yang akan dinilai dalam pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Pada penilaian sikap di luar pembelajaran, guru dapat mengamati sikap lain yang muncul pada diri anak secara natural.

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam perencanaan penilaian sikap, baik sikap spritual maupun sikap sosial:

(36)

b) Menentukan indikator sesuai dengan kompetensi sikap yang akan dikembangkan.

Sebagai contoh, sikap pada KI-1 beserta indikator-indikatornya yang dapat dikembangkan oleh sekolah sebagai berikut:

(1) Ketaatan beribadah.

Perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, mau mengajak teman seagamanya untuk melakukan ibadah bersama, dll.

(2) Berperilaku syukur.

Perilaku menerima perbedaan karakteristik sebagai anugerah Tuhan, selalu menerima penugasan dengan sikap terbuka, dll.

(3) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.

Perilaku yang menunjukkan selalu berdoa sebelum atau sesudah melakukan tugas atau pekerjaan, berdoa sebelum makan, dll.

Sebagai contoh, sikap pada KI-2 beserta indikator-indikatornya yang dapat dikembangkan oleh sekolah sebagai berikut.

(1) Jujur.

Tidak mau berbohong atau tidak mencontek, mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru, tanpa menjiplak tugas orang lain, dll (2) Disiplin.

Mengikuti peraturan yang ada di sekolah, tertib dalam melaksanakan tugas, hadir di sekolah tepat waktu, masuk kelas tepat waktu, dll (3) Tanggung jawab.

Menyelesaikan tugas yang diberikan, mengakui kesalahan, melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya di kelas seperti piket kebersihan, dll

c) Merancang kegiatan pembelajaran yang dapat memunculkan sikap yang telah ditentukan. Karena KI-1 dan KI-2 bukan merupakan hasil pembelajaran langsung, maka perlu merancang pembelajaran sesuai dengan KD pada KI-3 dan KI-4. Dalam pembelajaran, memungkinkan munculnya sikap yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan bahwa penilaian sikap merupakan pembinaan perilaku sesuai budi pekerti dalam rangka pembentukan karakter siswa.

Setelah menentukan langkah-langkah perencanaan, guru menyiapkan format pengamatan yang akan digunakan berupa lembar observasi atau jurnal. Indikator yang telah dirumuskan digunakan sebagai acuan guru dalam membuat lembar observasi atau jurnal.

(1) Observasi

(37)

didik pada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat dalam lembar observasi atau jurna adalah hanya perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik (negatif) yang berkaitan dengan indikator sikap spiritual dan sikap sosial. Setiap catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan waktu dan tempat teramatinya perilaku tersebut.

Berdasarkan kumpulan catatan tersebut guru membuat deskripsi penilaian sikap untuk satu semester. Catatan tersebut disusun berdasarkan waktu kejadian. Catatan hal-hal positif dan menonjol digunakan untuk menguatkan perilaku positif, sedangkan perilaku negatif digunakan untuk pembinaan. Berikut ini contoh lembar observasi selama satu semester yang dapat digunakan guru.

Tabel 7. Lembar Observasi Sikap

Nama : ...

Kelas : ...

Pelaksanaan pengamatan : ...

No Aspek yang diamati Tanggal Catatan guru

1

2

dst

Kolom pelaksanaan pengamatan dalam format tersebut diisi kegiatan saat pembelajaran dan di luar pembelajaran. Hasil observasi dirangkum dalam format jurnal perkembangan sikap di bawah ini.

Tabel 8. Lembar Rekap Hasil Observasi

No Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap 1

2 Dst

(2) Penilaian diri

Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku. Selain itu penilaian diri juga dapat digunakan untuk membentuk sikap peserta didik terhadap mata pelajaran. Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Penilaian diri dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian peserta didik. Contoh dan format penilaian diri dapat dilihat dalam pedoman penilaian di setiap jenjang sekolah.

(3) Penilaian antar teman

(38)

mencocokkan persepsi diri peserta didik dengan persepsi temannya serta kenyataan yang ada dan berfungsi sebagai alat konfirmasi terhadap penilaian yang dilakukan oleh guru. Contoh dan format penilaian antar teman dapat dilihat dalam pedoman penilaian di setiap jenjang sekolah.

5) Pelaksanaan Penilaian Aspek Sikap

Pelaksanaan penilaian aspek sikap dilaksanakan sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang dilakukan pada saat pembelajaran dan di luar pembelajaran. Secara umum pelaksanaan penilaian sikap meliputi: (1) mengamati perilaku peserta didik pada saat pembelajaran dan di luar pembelajaran, (2) mencatat perilaku-perilaku peserta didik dalam lembar observasi, (3) menindaklanjuti hasil pengamatan.

Pelaksanaan penilaian aspek sikap dilakukan setiap hari selama pembelajaran satu semester. Penilaian terutama dilakukan oleh wali kelas, guru BK, dan guru mata pelajaran (SMP/SMA/SMK), sementara di SD dilakukan oleh guru kelas, guru Agama dan PJOK. Untuk penilaian diri dan penilaian antar teman di setiap jenjang pendidikan dilakukan sebagai penunjang. Penilaian sikap dilakukan secara terus-menerus selama satu semester. Penilaian sikap di dalam kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran atau muatan pelajaran. Sikap peserta didik di luar jam pelajaran diamati/dicatat wali kelas/guru kelas dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku tersebut.

b. Penilaian Aspek Pengetahuan

a) Pengertian

Penilaian pengetahuan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa yang meliputi pengetahuan faktual, konseptual, maupun prosedural serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik, guru dapat memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun RPP. Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai KBM/KKM, juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran (diagnostic). Hasil penilaian digunakan untuk memberi umpan balik (feedback) kepada siswa. Bagi guru hasil penilaian digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka dengan rentang 0-100.

b)Mekanisme Penilaian Aspek Pengetahuan

(39)

aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai; (4) hasil penilaian pencapaian pengetahuan oleh pendidik disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi; dan (5) peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remidial

c) Teknik Penilaian Aspek Pengetahuan

Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan karakteristik masing-masing KD. Teknik yang biasa digunakan antara lain tes tertulis, tes lisan, penugasan, dan portofolio. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 9. Teknik Penilaian Pengetahuan

Teknik Bentuk Instrumen Tujuan

Tes Tertulis

Benar-Salah, Pilihan Ganda Menjodohkan, Uraian, Isian/ Melengkapi

Mengetahui penguasaan pengetahuan siswa untuk perbaikan proses pembe- lajaran dan/atau pengambilan nilai

Tes Lisan Tanya jawab Mengecek pemahaman siswa untuk

perbaikan proses pembelajaran Penugas

an

Tugas yang dilakukan secara individu maupun kelompok

Memfasilitasi penguasaan pengetahuan (bila diberikan selama proses pembe- lajaran) atau mengetahui penguasaan pengetahuan (bila diberi kan pada akhir pembelajaran)

Portofolio Sampel pekerjaan siswa terbaik yang diperoleh dari penugasan dan tes tertulis

Sebagai bahan guru mendeskripsikan capaian pengetahuan di akhir semester

d)Perencanaan Penilaian Aspek Pengetahuan

Langkah-langkah perencanaan penilaian dalam aspek pengetahuan adalah sebagai berikut:

(1) Memetakan KD mapel (SMP, SMA, SMK) atau muatan pelajaran (SD)

Pemetaan KD dalam mapel maupun muatan pelajaran di setiap jenjang pendidikan sangat penting sebagai dasar dalam merancang penilaian, baik penilaian harian maupun semester. Pemetaan KD muatan pelajaran dapat dilihat dalam program semester di setiap jenjang pendidikan. Contoh pemetaan KD di Sekolah Dasar dapat dilihat pada tabel 11.

(2) Menentukan KKM

Langkah kedua dalam perencanaan penilaian adalah menentukan KKM setiap KD (lihat kembali uraian materi kegiatan pembelajaran 1.

(3) Menyusun indikator pencapaian kompetensi

(40)

Tabel 10. Contoh Pemetaan KD Muatan Pelajaran di SD

Pemetaan KD Pengetahuan (KI-3) Kelas 1- Semester 1

N o

Muat

An Kompetensi Dasar

Tema 1 Tema 2 Tema 3 Tema 4

Sub Tema Sub Tema Sub Tema Sub Tema 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 PPKn 3.1 Mengenal symbol-simbol

sila Pancasila dalam

lambang negara ”Garuda Pancasila”

3.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah

            

3.3 Mengenal keberagaman karakteristik individu di

rumah dan di sekolah 

    

3.4 Mengenal arti bersatu dalam keberagaman di

rumah dan di sekolah 

   

2 Baha sa Indone Sia

3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan panca indra, wujud dan sifat benda serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

          

3.2 Mengenal teks

petunjuk/arahan tentang perawatan tubuh serta pemeliharaan kesehatan dan kebugaran tubuh dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah

untuk membantu

pemahaman

     

Tabel 11. Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi Aspek Pengetahuan Matematika Umum Kelas X

SMA

KD Indikator Pencapaian Kompetensi

1.2 Menjelaskan sistem persamaan linear tiga variabel dengan menggunakan masalah kontekstual

 Menjelaskan masalah nyata ke dalam sistem persamaan liniear

(41)

(4) Merancang bentuk dan teknik penilaian

Bentuk penilaian dirancang berdasarkan hasil pemetaan KD yang telah dilakukan. Setiap bentuk penilaian membutuhkan instrumen yang berbeda. Jika bentuk penilaian tes maka instrumennya berupa butir-butir soal. Jika bentuk penilaian non tes, maka instrumennya dapat berupa daftar cek atau rubrik.

Tabel 12. Contoh Perencanaan Bentuk dan Teknik Penilaian di SD

Penilaian PPK

n

Bahasa Indonesia

Matematika SBdP PJOK Si

Kap

3.2 4.2 3.1 3.3 3.4 4.1 4.3 4.4 3.1 3.2 3.4 3.5 3.1 2 4.1 4.7 3.1 4.1 4.7 3.1 3.3 4.1 4.6

Presenta si mem buat kartu nama

     

Memper kenalkan

teman  

Gambar

Gambar 1.Peta Kedudukan Modul
Gambar 2. Peta Kompetensi Modul Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran
Tabel 1. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu
Tabel 3. Skor Aspek-aspek dalam Menentukan KKM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,

Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja

Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja

Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja

Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja

Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja

Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja

Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja