PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS
NEGOSIASI SISWA X SMA NEGERI 20 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN
2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ADELITA PURBA
NIM 2112111001
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
▸ Baca selengkapnya: menyimak kritis teks negosiasi kelas 10
(2)(3)(4)(5)(6)KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Terhadap
Kemampuan Memproduksi Teks Negosiasi Siswa Kelas X SMA Negeri 20 Medan”.
Skripsi ini disusun untuk sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Penulisan Skripsi ini telah dikerjakan secara maksimal, tetapi kemungkinan
kesalahan dan kekurangan masih terdapat dalam Skripsi ini. Untuk itu penulis
mengharapkan segala saran dan masukan yang sifatnya membangun untuk
penyempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat dan dapat dipergunakan
sesuai fungsinya.
Banyak dukungan dan bantuan yang penulis dapatkan dalam menyelesaikan
Skripsi ini. Tanpa bantuan, dukungan, dan motivasi yang diperoleh, sulit kiranya
penulis menyelesaikan tugas ini. Untuk itu rasa hormat dan terimakasih penulis
sampaikan kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universias Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
4. S. Fahmi Dalimunthe, S.Sos., M.I.Kom., Sekretaris Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
5. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
6. Dra. Rosmaini, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi.
7. Drs. M. Joharis, M.M., M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik.
9. Dr. Wisman Hadi, M.Hum., Dosen Pengarah
10.Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Tata Usaha serta
Guru-Guru SMA Negeri 20 Medan yang telah memberikan izin untuk
mengadakan penelitian.
11.Teristimewa untuk Ayahanda Sangal Purba dan Ibunda tercinta Cahaya
Sembiring, yang selalu memberikan dukungan, doa, serta dana kepada
penulis. Begitu juga kepada kakak/abang, Eka Purba, Ervina purba,
Jaunur Simbolon, Henry Sihombing dan adikku, Susi Purba, Roy
Simanungkalit, Feber Purba dan Erwin Purba.
12.Sahabat tersayang Evi Ernawati Lubis, Hotdiana Tambunan, Arlili Etesa
Purba, Lastri Saragih, dan Engelina Manullang yang telah menjadi teman
setia untuk berbagi suka maupun duka selama ini dan kepada teman-teman
Regular B Pend. Bahasa Indonesia 2011.
13.Teman PPL Ira Tambunan, Ridho Sianturi, Roy Ginting, Delvi Tarigan,
Rosiendah, Christinta, Mery, Finda, Grace, Tika, Robin, serta teman satu
kost Mei, Jojo,Tetty, Putri dan lainnya.
Medan, Juni 2015
Penulis
ABSTRAK
Adelita Purba, NIM 2113111001. Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Terhadap Kemampuan Memproduksi Teks Negosiasi Siswa Kelas X SMA Negeri 20 Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran penemuan (discovery learning) terhadap kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 33 orang. Sampel penelitian ini adalah sampel yang ditetapkan dari sebagian jumlah populasi yang ada, yaitu sebanyak 158 orang. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan model one group pre-test and post-test design. Dari pengolahan data diperoleh hasil pre-test dengan rata-rata 65,15, standar deviasi 8,19, dengan kategori sangat baik 0%, kategori baik 30,30%, berkategori cukup 45,45%, berkategori kurang 24,24%, dan berktegori sangat kurang 0%. Sedangkan hasil post-test diperleh rata-rata 81,87, standar deviasi9,85, dengan berkategori sangat baik 39,39%,kategori baik 42,42 %, kategori cukup 18,18%, berkategori kurang 0%, dan kategori sangat kurang 0%. Dari uji homogenitas didapat bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang homogen. Setelah uji normalitas dan homogenitas, didapat t0 sebesar 7,24. Setelah t0 diketahui kemudian dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan df= N-1= (33-1)=32, dari df 32 diperoleh taraf signifikan 5%=2,03, karena to yang diperoleh lebih besar dari ttabel, yaitu 7,24 >2,03 maka hipotesis alternatif (ha) diterima. Berdasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) berpengaruh positif Terhadap Kemampuan Memproduksi Teks Negosiasi Siswa Kelas X SMA Negeri 20 Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
DAFTAR ISI
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II Kerangka Teoretis, Kerangka Konseptual, dan Hipotesis Penelitian ... 10
A. Kerangka Teoritis ... 10
1. Model pembelajaran penemuan (Discovery learning) ... 10
a. Pengertian Model Pembelajaran Penemuan ... 10
b. Tujuan Model Pembelajaran Penemuan ... 12
c. Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Penemuan ... 13
d. Langkah-langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Penemuan ... 15
2. Kemampuan Memproduksi Teks Negosiasi ... 16
a. Pengertian Memproduksi ... 16
b. Teks Negosiasi ... 17
d. Ciri-ciri Teks Negosiasi ... 20
e. Tujuan Negosiasi ... 21
f. Langkah-langkah Negosiasi ... 22
g. Penilaian Kemampuan Memproduksi Teks Negosiasi ... 24
B. Kerangka Konseptual ... 26
C. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28
C. Variabel dan Operasional Penelitian ... 30
D. Metode dan Desain Penelitian ... 31
E. Jalannya Eksperimen ... 32
F. Instrumen Penelitian ... 39
G. Organisai Pengolahan Data ... 42
H. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 49
A. Hasil Penelitian ... 49
1. Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Sebelum Menerapkan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 49
2. Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Setelah Menerapkan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 53
B. Uji Persyaratan Analisis Data ... 57
1. Uji Normalitas Hasil Kemampuan Memproduksi Teks Negosiasi Sebelum Menerapkan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)... 57
C. Uji Homogenitas ... 61
D. Uji Hipotesis ... 61
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63
1. Kemampuan Memproduksi Teks Negosiasi Sebelum Menerapkan Model Pembelajaran Penemuan ... 63
2. Kemampuan Memproduksi Teks Negosiasi Sebelum Menerapkan Model Pembelajaran Penemuan ... 64
3. Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan Terhadap Kemampuan Memproduksi Teks Negosiasi Siswa ... 64
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 67
A. SIMPULAN ... 67
B. SARAN ... 68
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas X SMA Negeri 20 Medan
Tahun Ajaran 2014/2015 ... 29
Tabel 3.2 Desain Eksperimen One Group Pretest-Posttest Desain ... 32
Tabel 3.3 Langkah-langkah yang Dilakukan di Kelas Eksperimen dengan Model Pembelajaran Penemuan ... 33
Tabel 3.4 Aspek Penilaian Kemampuan Memproduksi Teks Negosiasi ... 41
Tabel 3.5 Skala Penilaian ... 42
Tabel 4.1 Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Sebelum Menerapakan Model Pembelajaran Penemuan (discovery learning) ... 50
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Test ... 51
Tabel 4.3 Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Tahap Pre-test Berdasarkan Kategori ... 52
Tabel 4.4 Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Setelah Menerapakan Model Pembelajaran Penemuan ... 53
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Test ... 54
Tabel 4.6 Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Tahap Post-test Berdasarkan Kategori ... 56
Tabel 4.7 Analisis Data Pre-Test dan Post-Test ... 57
Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Pre-Test ... 58
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus ... 72
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan Pembelajaran ... 73
Lampiran 3 Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Sebelum Menerapkan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 88
Lampiran 4 Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Setelah Menerapkan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 90
Lampiran 5 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pre-Test ... 92
Lampiran 6 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Post-Test ... 96
Lampiran 7 Tabel Distribusi Normal ... 100
Lampiran 8 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilisfors ... 101
Lampiran 9 Tabel Distribusi f ... 102
Lampiran 10 Nuklilan Tabel Nilai “T” untuk Berbagai Df ... 103
Lampiran 11 Uji t ... 105
Lampiran 12 Lembar Hasil Siswa Pre-Test ... 106
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia tidak terlepas dengan yang namanya komunikasi.
Komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh
kedua belah pihak. Komunikasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan cara
tertentu apabila tidak ada bahasa verbal, misalnya menggunakan gerak-gerik
badan dan menunjukkan sikap tertentu. Banyak komunikasi yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya komunikasi antara guru dengan siswa, penjual
dengan pembeli, para pejabat dengan anak buahnya dan lain sebagainya. Dengan
adanya komunikasi akan menyelesaikan suatu masalah apabila terjadi suatu
pertentangan atau perbedaan pendapat diantara kedua belah pihak, misalnya
dengan cara negosiasi, diskusi dan musyawarah.
Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial saat pihak-pihak yang terlibat
berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 956) dijelaskan bahwa negosiasi
adalah “proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk mencapai
kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak
(kelompok atau organisasi) lain.” Negosiasi merupakan suatu proses saat dua
pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang
berkepentingan dengan elemen-elemen kerja sama dan kompetisi.
KD. 4 yakni, memproduksi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur
kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan
dibuat baik secara lisan mupun tulisan. Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan
untuk mempersiapkan bangsa Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan
afektif serta mampu berkomunikasi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia. Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia
kurikulum 2013 menekankan pembelajaran yang berbasis pada teks. Oleh karena
itu kegiatan memproduksi teks negosiasi merupakan salah satu bentuk penerapan
kurikulum 2013 untuk mempersiapkan siswa yang kreatif dan inovatif serta
mampu berkomunikasi dengan kehidupan bermayarakat, berbangsa, bernegara
dan peradaban dunia.
Belajar merupakan proses pengalaman sendiri yang berkembang secara
bertahap dari yang sederhana menuju yang kompleks. Pengetahuan yang
diperoleh oleh siswa adalah pengetahuan yang memiliki makna untuk kehidupan
siswa tersebut. Sering terjadi dalam kegiatan belajar mengajar bahwa
pembelajaran yang dilakukan bersifat teoritis dan abstrak. Kemampuan yang
diperoleh hanya melalui latihan-latihan, terutama dalam pelajaran bahasa
Indonesia.
Memproduksi merupakan proses mengeluarkan hasil. Memproduksi teks
adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menghasilkan sebuah teks melalui
penulis dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan sesuatu kegiatan yang sulit.
Banyak peneliti yang membuat penelitiannya mengenai menulis karena kenyataan
yang dihadapi siswa sulit untuk menuangkan ide atau pikirannya ke dalam bentuk
tulisan. Kompetensi memproduksi atau menulis sangat diperlukan oleh siswa
karena dengan menulis akan melatih proses berfikir mereka menjadi lebih kreatif.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bahasa
Indonesia Ibu Mahanim, S.Pd. di SMA Negeri 20 Medan mengatakan bahwa
sebagian besar kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar bahasa Indonesia
ada dibagian memproduksi teks. Saat siswa sudah memahami teks yang sudah
dipelajari, tetapi setelah ditugaskan untuk memproduksi teks tersebut siswa
merasa sulit dan bingung untuk mengerjakannya. Hal tersebut juga ditemukan
dalam memproduksi teks negosiasi karena pelajaran teks negosiasi merupakan
pelajaran yang jarang mereka ketahui.
Salah satu faktor penyebab rendahnya hasil menulis teks negosiasi yaitu
terletak pada guru. Eviyana dalam jurnal pendidikannya (2014:8), menyatakan
bahwa :
“pembelajaran menulis pada siswa kelas X, khususnya pembelajaran menulis teks negosiasi sudah dilaksanakan dengan diarahkan pada pembelajaran yang mengacu pada pelaksanaan kurikulum 2013. Namun, pada komponen model pembelajaran, terdapat ketidaksesuaian perencanaan. Hal ini dikarenakan guru belum memasukkan beberapa model pembelajaran sesuai dengan pengaplikasian model-model pembelajaran yang mendukung penerapan pendekatan scientific, seperti discovery learning, project based learning (pembelajaran berbasis proyek), dan problem based learning (pembelajaran berbasis masalah)”.
Kehadiran guru dalam proses pembelajaran memegang peranan penting.
yang menyenangkan dan pengetahuan itu dibangun sendiri oleh siswa sehingga
siswa mempunyai dasar untuk mengawali pelajaran yang akan dipelajari sehingga
bisa mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran dengan baik serta mampu
membimbing dan memotivasi siswa untuk aktif. Sama halnya seperti pendapat
Sanjaya menyatakan bahwa
“Pengetahuan itu akan bermakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemberitahuan orang lain, tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan yang demikian akan mudah dilupakan dan tidak fungsional.” (2011:259)
Peneliti berasumsi bahwa penyebab dari berbagai masalah di atas adalah
ketidaktepatan model pembelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran
memproduksi teks negosiasi. Dalam materi memproduksi teks negosiasi
dibutuhkan penggunaan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara
langsung dalam pembelajaran, sehingga akan menumbuhkan minat belajar siswa
dan memberikan pengalaman nyata. Siswa tidak hanya berangan-angan dengan
materi yang disampaikan oleh guru. Dengan memberikan pengalaman yang nyata
kepada siswa maka siswa akan mudah menerima materi.
Salah satu model pembelajaran yang sesuai dan menarik untuk diterapkan
adalah model pembelajaran penemuan (discovery learning). Dengan model
pembelajaran penemuan siswa diajak untuk aktif berpikir untuk membangun
sebuah konsep atau prinsip. Model penemuan ini hampir mirip dengan model
pembelajaran inkuiri, tetapi kedua model tersebut mempunyai perbedaan. Sani,
(2014 :97) mengatakan bahwa “Discovery adalah menemukan konsep melalui
percobaan, sementara inkuiri adalah proses menjawab pertanyaan dan
menyelesaikan masalah berdasarkan fakta dan pengamatan.”
Secara sederhana, model pembelajaran penemuan dapat diartikan sebagai
cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Menurut Wilcokx dalam
Hosnan (2014:281) mengatakan bahwa “pembelajaran dengan penemuan
mendorong siswa untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki
pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka meneukan
prinsip unuk diri mereka sendiri.”
Model pembelajaran penemuan sangat cocok diterapkan pada pelajaran
bahasa Indonesia. Walaupun banyak mengatakan penemuan (discovery) sering
diterapkan pada percobaan sains. Dengan model pembelajaran penemuan siswa
semakin aktif berpikir dan terlibat langsung pada pembelajaran. Model
pembelajaran penemuan ini membuat siswa merasa tertantang untuk belajar
karena melibatkan mental dan potensi yang dimilikinya. Sehingga dalam proses
pembelajaran siswa tidak akan merasa jenuh dan bosan melainkan semakin aktif
dan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Jadi, model pembelajaran penemuan ini diharapkan siswa dapat belajar
secara aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran. Dengan pengawasan guru
siswa dapat dibimbing untuk mencari tahu dan menemukan sendiri pelajaran
dengan cara observasi atau pengamatan. Penulis beranggapan bahwa model
untuk memproduksi sebuah teks negosiasi, yaitu dengan keterlibatan siswa dan
pengawasan dari guru untuk mengamati dan melakukan percoban siswa akan
semakin lebih mudah untuk memproduksi teks negosiasi.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mencoba meneliti apakah model
pembelajaran penemuan (discovery learning) berpengaruh dalam meningkatkan
kemampuan siswa untuk memproduksi teks negosiasi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah :
1. Kemampuan memproduksi teks masih rendah
2. Siswa merasa kesulitan untuk terlibat langsung pada pembelajaran
3. Siswa merasa jenuh dan bosan terhadap pelajaran
4. Kurang optimalnya model pembelajaran yang digunakan guru untuk
melatih siswa memproduksi sebuah teks negosiasi.
5. Diperlukan sebuah model pembelajaran untuk mempermudah dan
mendukung siswa semakin aktif dalam memproduksi teks negosiasi.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian lebih efektif, efisien dan
terarah. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah “pengaruh
model pembelajaran penemuan (discovery learning) terhadap kemampuan
D. Rumusan Masalah
Berdasarakan uraian di atas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah :
1. Bagaimana kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X SMA
Negeri 20 Medan sebelum menerapkan model pembelajaran penemuan?
2. Bagaimana kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X SMA
Negeri 20 Medan setelah menerapkan model pembelajaran penemuan?
3. Adakah pengaruh model pembelajaran penemuan terhadap kemampuan
memproduksi teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas
X SMA Negeri 20 Medan sebelum menerapkan model pembelajaran
penemuan.
2. Untuk mengetahui kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X
SMA Negeri 20 Medan setelah menerapkan model pembelajaran
penemuan.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran penemuan
terhadap kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X SMA
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang diharapkan adalah dapat merperkaya
khazanah ilmu pengetahuan bahasa Indonesia dalam penerapan model
pembelajaran sesuai dengan tawaran kurikulum 2013 khususnya aspek
model pembelajaran alternatif dalam pembelajaran memproduksi teks
negosiasi.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
1) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan
pengalaman belajar memproduksi teks negosiasi
melalui pengalaman mereka sendiri.
2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memproduksi
teks negosiasi dengan model pembelajaran penemuan.
b. Bagi guru
1) Mampu meningkatkan kinerja guru
2) Memotivasi guru untuk melaksanakan pembelajaran
yang inovatif
3) Dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran
c. Bagi peneliti
1) Mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti
d. Bagi sekolah
Dapat digunakan sebagai gambaran dan masukan
pengembangan proses pembelajaran bahasa dan satra Indonesia
secara khusunya dengan memanfaatkan model pembelajaran
penemuan dalam upaya peningkatan mutu dan prestasi siswa.
e. Bagi pembaca
1) Memperoleh pengetahuan dan wawasan dibidang
pendidikan dalam penerapan model pembelajaran.
2) Sebagai wahana pertimbangan yang relevan bagi
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan tentang
pengaruh model pembelajaran penemuan (discovery learning) terhadap
kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan
tahun pembelajaran 2014/2015, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 20
Medan tahun pembelajaran 2014/2015 sebelum menerapkan model
pembelajaran penemuan (Discovery Learning) berada pada kategori
cukup dengan nilai rata-rata sebesar 65,24 dengan nilai tertinggi 80, nilai terendah 50 dan standar deviasi sebesar 6,94.
2. Kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 20
Medan tahun pembelajaran 2014/2015 setelah menerapkan model
pembelajaran penemuan (Discovery Learning) berada pada kategori baik
dengan nilai rata-rata sebesar 82,15 dengan nilai tertinggi 95, nilai
terendah 65 dan standar deviasi sebesar 8,62.
3. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penemuan
(discovery learning) memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 65%
terhadap kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X SMA
68
dengan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan yaitu t0>ttabel
(8,58<2,03) yang berarti ha diterima.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas , maka sebagai tindak lanjut penelitian ini
perlu diungkapkan beberapa saran dalam bagian di bawah ini.
1. Kesimpulan di atas menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran penemuan (discovery Learning) memberikan pengaruh
yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan memproduksi teks
negosiasi. Oleh karena itu model pembelajaran ini dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam belajar
mengajar di kelas.
2. Sebaiknya dalam menggunakan model pembelajaran penemuan ini,
guru bahasa dan sastra Indonesia memiliki pemahaman yang baik dari
segi persiapan, pelaksanaan, sampai evaluasi agar hal yang diharapkan
yakni peningkatan kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa
dapat tercapai.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjut oleh peneliti lain guna memberi
masukan yang konstruktif bagi dunia pendidikan khususnya dalam
69
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitan (Suatu Pendekatan Praktek).
Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta : Balai
Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta
Eyiyana, Dkk. 2014. Perkembangan Menulis Teks Nrgosiasi Siswa Kelas X SMA
N 1 Pringsewu. Jurnal kata (Bahasa, Sastra, dan pembelajarannya)
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21 :Kunci sukses Implementasi Kurikulum 2013”. Bogor: Ghalia Indonesia
Husain, Rahmin T. Penerapan Model Discovery Learning dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan
Indarti1, dkk, Pengaruh Model Discovery learning Terhadap Kemampuan
Memecahkan Masalah Siswa Kelas X SMAN 8 Malang. Malang:
Universitas negeri Malang
Kemendikbud. 2013. Buku Guru Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik
Kelas X. Jakarta: Kemendikbud
Kemendikbud. 2013 Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik
SMA/MA/MAK Kelas X. Jakarta:Kemendikbud
Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas berbahasa Indonesia untuk SMa/MA Kelas X
Kelompok Wajib. Jakarta: Erlangga
Mahsun. 2014. Teks dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Mulyati. 2005. Psikolagi Belajar. Surakarta : Andi Yogyakarta.
Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain pembelajaran Bahasa Indonesia dalam
70
Pusat Bahasa, Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia
Roestiyah. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Sudijono, Anas.2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT. Rajawali press
Sugiono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana,N. 2002. Metode Statistika. Bandung :Tarsito
Sagala, H.syaiful dan Nova Sasmira, Efektivitas Metode Discovery Learning
dengan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Sup Pokok Bahasan Mengenal Alat-Alat Kantor Kelas XI SMK
Negeri 7 Medan Tahun Pembelajaran 2008/2009
Sulistyowati, Trisni dan Anang Krisdayanto, 2013. Bahasa Indonesia Kebanggan
Bangsaku. Solo: Platinum
Sagala, H. Syaiful. 2009. Efektivitas Metode Discovery Learning dengan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Sup Pokok Bahasan Mengenal Alat-Alat Kantor Kelas XI SMK Negeri 7 Medan Tahun Pembelajaran 2008/2009. Medan : skripsi Unimed
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran saintifik untuk implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Bumi Aksara
Syah, M. 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Yupita, Ina Azariya, Penerapan Model Pembeljaran Discovery Untuk
meningkatkan Hasil Belajar IPS di Sekolah Dasar, JPGSD Volume