• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (Amd, PK) dari Program Studi DIII RMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH. Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (Amd, PK) dari Program Studi DIII RMIK"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK PENGENDALIAN TINGKAT

KETERLAMBATAN PENGEMBALIAN DOKUMEN

REKAM MEDIS DARI UNIT RAWAT INAP KE

ASSEMBLING DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

SEMARANG PERIODE FEBRUARI TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar

Diploma (Amd, PK) dari Program Studi DIII RMIK

Oleh :

AVITA FARDANINGRUM

NIM D22.2010.00984

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2013

(2)

HALAMAN HAK CIPTA

©2013

Hak cipta Karya Tulis Ilmiah ada pada penulis

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Aspek Pengendalian Tingkat Keterlambatan Pengembalian Dokumen Rekam Medis Dari Rawat Inap ke Assembling di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang

Periode Februari Tahun 2013.

Disusun Oleh:

Avita Fardaningrum

D22.2010.00984

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapanTim penguji Karya Tulis Ilmiah DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas

Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

ASPEK PENGENDALIAN TINGKAT KETERLAMBATAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS DARI UNIT RAWAT INAP KE ASSEMBLING

DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG PERIODE FEBRUARI TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh : AVITA FARDANINGRUM

NIM. D22.2010.00984

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Semarang, Agustus 2013

Tim Penguji :

Ketua : Retno Astuti S., SS, MM (...) Anggota : dr. Sri Soenaryati, M. Kes (...) : Jaka Prasetya S.Kep (...)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan untuk:

Allah SWT atas rahmat, berkah serta hidayahnya.

Nabi Muhamamad SAW selalu penyempurna akhlaq.

Buat suami q tersayang yang selalu memberi dukung penuh dalam buatan KTI

ini.

Buat Ibu dan Bapak q tersayang, yang selalu memberi dukungan penuh dalam

pembuatan KTI ini.

Buat kakak-kakak q tersayang yang selalu mendukung q dan ngasih semangat.

Buat Mertua q yang selalu memberi dukungan ke q.

Buat temen-temen kontrakan q angkatan 2010 yang selalu bersama-sama.

Buat temen-temen RMIK angkatan 2010 yang semakin kompak.

Terima kasih buat bu Prapti dan mbak Ning yang ada Rumah Sakit Bhayangkara

Semarang, yang membantu q selama surve berlangsung.

Buat Pak Jaka yang selalu sabar dalam membimbing pembuatan KTI ini.

Almamater tercinta, Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Semarang.

Sekali lagi Avita mengucapka banyak terima kasih untuk semuanya...

AvitaFardaningrum

D22.2010.0094

(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Avita Fardaningrum

Tempat, Tanggal Lahir : Pati, 9 April 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Ds Margorejo 01/ O2 KEC. Margorejo KAB. Pati

Riwayat Pendidikan:

1. TK Mardi Putra Margorejo Pati

2. SD N 2 Margorejo Pati

3. SMP N 2 Margorejo Pati

4. SMA PGRI 1 Pati

5. Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penukis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah dengan judul Aspek Pengendalian Tingkat Keterlambatan

Pengembalian Dokumen Rekam Medis dari Unit Rawat Inap Ke Assembling Di

Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Periode Bulan November 2012.

Dalam menyusun KTI ini penyusun dibantu oleh berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M. Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

3. Eti Rimawati, M.Kes. selaku Sekertaris Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

4. Arif Kurniadi M.Kom, selaku Ketua Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

5. Jaka Prasetya S.Kep, selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah.

6. AKBP drg.Glenn Kaunang, selaku Pgs. Karumkit Rumah Sakit Bhayangkara Semarang.

7. dr. Shinta Yuliana, selaku KA Panitia Berkas Rekam Medis. 8. AIPTU Hasanah, selaku KA UR SIM Rekam Medis.

9. Prapti Handayani, Amd.PK, selaku KA Unit Rekam Medis dan Pengatur. 10. Yuliana, selaku Penyimpanan dan Penomoran.

(8)

12. Umi Sulmiati, selaku Petugas Pendaftaran. 13. Budi Asringingyuni, selaku pengambil berkas. 14. Diah A, selaku Pelaporan Analisis Pengda I. 15. Erly Y, selaku Pelaporan Analisis.

16. Ning Sari, Amd.PK, selaku Koding dan Indeksing.

17. Segenap Staf dan Karyawan Rumah Sakit Bayangkara Semarang.

18. Ibu dan Ayah tercinta yang telah memberi kasih sayang, doa dan dukungan.

19. Suamiku tercinta yang telah memberi kasih sayang, doa dan dukungan. 20. Teman-temanku angkatan 2010 semuanya yang telah memberi masukan

dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, sehingga peneliti sangat berterima kasih apabila pembaca dapat memberikan saran atau kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan Karya Tulis penulis selanjutnya. Peneliti juga berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca maupun dunia pendidikan.

Semarang, Agustus 2013

(9)

Program Studi DIII Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Semarang 2013 ABSTRAK

Avita Fardaningrum

ASPEK PENGENDALIAN TINGKAT KETERLAMBATAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS DARI UNIT RAWAT INAP KE ASSEMBLING DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG PERIODE FEBRUARI TAHUN 2013

Ketepatan waktu pengembalian dokumen rekam medis rawat inap ke assembling berpengaruh terhadap kelancaran proses pelayanan rekam medis. Dikarenakan kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) di unit rekam medis, sebab di unit rekam medis hanya ada 2 pegawai dan lulusan dari DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis aspek pengendalian tingkat keterlambatan pengembalian Dokumen Rekam Medis dari Unit Rawat Inap ke assembling di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang.

Metode penelitian dilakukan secara wawancara, observasi, dan chechlist dengan menggunakan pendekatan crossectional. Sumber data yang diambil berdasarkan buku ekspedisi penerimaan dokumen rekam medis rawat inap dari unit rawat inap ke assembling dan hasil wawancara dilakukan kepada petugas assembling yang berkaitan dengan aspek pengendalian tingkat keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis rawat inap ke assembling.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu prosentase tingkat keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis rawat inap ke assembling secara keseluruhan yaitu sebesar 98,42%, dimana tingkat keterlambatan yang terjadi adalah tinggi. Tingkat keterlambatan pada masing-masing bangsal terjadi pada bangsal Seruni yaitu 44,09%. Dan rata-rata lamanya tingkat keterlambatan adalah 209 hari dan yang paling cepat pengembaliannya adalah 1 hari. Dan rata-rata/ bangsal adalah 43 hari. Alur pengembalian dokumen rekam medis rawat inap ke assembling dengan cara petugas rekam medis mengambil dokumen rekam medis rawat inap ke bangsal-bangsal setelah itu di assembling, koding indeksing, terus apa bila sudah lengkap di masukkan ke rak filing apa bila belum lengkap di kembalikan ke unit rawat inap (bangsal).

Peneliti menyarankan agar perlunya sosialisasi tentang protap kepada petugas bangsal mengenai pengembalian dokumen rekam medis. Menambah petugas rekam medis khususnya pengolahan data.

Kata kunci :Keterlambatan Pengembalian, Dokumen Rekam Medis, Assembling

(10)

DIII Studies Program Rekam Medis and Health Information Faculty of Health Dian University Nuswantoro Semarang 2013 ABSTRACT

Avita Fardaningrum

ASPECTS OF DELAY RETURN DOCUMENT CONTROL RECORD OF MEDICAL UNIT ASSEMBLING TO INPATIENT HOSPITAL SEMARANG BHAYANGKARA HOSPITALS YEAR PERIOD FEBRUARY 2013

Timeliness of medical record documents the return hospitalization to assembling to smooth the process of medical record service. Due to the lack of HR (human resources) in the unit medical record, medical record unit because there are only 2 officers and graduates of the DIII medical record and health information. The purpose of this research is to analyze aspects of controlling the level of delay in repayment of medical record Document Inpatient Unit to the Bhayangkara hospital assembling of Semarang.

Research methods made in interviews, observation, and chechlist using the crossectional approach. The source data are taken on the basis of the book expedition medical record documents the acceptance of inpatient care inpatient unit of the assembling and the results of interviews conducted to officials assembling related aspects of controlling the level of delay in medical record documents the return hospitalization to assembling.

The results obtained from this research that a percentage of the level of delay in medical record documents the return hospitalization to the assembling of a whole which is equal to 98,42%, where the level of delay that occurred was high. The level of delay in each ward took place on halls, wiping IE 44,09%. And the average length of delay rate was 208 days and the most immediate value is 1 day. And average/Ward was 43 days. Medical record documents the return flow of inpatient care to assembling by means of medical record officers take document inpatient medical record to the ward-ward after that in assembling, indeksing coding, keep what if it fully insert into the shelf filing what if incomplete return to inpatient units (wards).

Researchers suggest that the need for dissemination of protap to the wards of medical record document returns. Add medical record officers in particular data processing.

Keywords : Delay Repayment, Of Medical Record Documents, Assembling Bibliography : 9 (1993-2011)

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Halaman Hak Cipta ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Halaman Persembahan ... v

Riwayat Hidup ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak... ... ix

Abstract... ... x

Daftar Isi... ... xi

Daftar Singkatan ... xvii

Daftar Tabel ... xviii

Daftar Skema ... xix

Daftar Grafik ... xx

Daftar Gambar ... xxi

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Keaslian Penelitian ... 7

(12)

F. Ruang Lingkup ... 8

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis ... 9

1. Pengertian Rekam Medis ... 9

2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis ... 9

3. Aspek Rekam Medis ... 10

4. Jenis Analisis Dokumentasi Rekam Medis ... 11

5. Ketentuan Kelengkapan Isi Rekam Medis ... 12

B. Unit Rawat Inap (URI)... 12

1. Tugas Pokok dibagian URI dalam pelayanan rekam medis ... 13

2. Formulir, Catatan dan Laporan Yang digunakan di URI Untuk Pelayanan Rekam Medis ... 13

3. Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem Pelayanan Rekam Medis ... 14

4. Unsur-Unsur Pengendalian Yang Menjamin pelaksanaan Sistem Pelayanan Rekam Medis ... 15

C. Assembling ... 15

1. Tugas pokok dan fungsi ... 15

2. Fungsi – Fungsi yang Terkait di Assembling ... 16

3. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pelayanan Rekam Medis di Assembling ... 17

4. Formulir, Catatan dan Laporan Yang digunakan di Assembling Untuk Pelayanan Rekam Medis ... 17

(13)

5. Proses Pengembalian DRM Rawat Inap dari bangsal

ke Asembling ... 18

6. Unsur – Unsur Pengendalian yang Menjamin Pelaksanaan Sistem Pelayanan Rekam Medis di Assembling ... 18

D. Filing ... 19

1. Tugas Pokok dan Fungsi ... 19

2. Pengembalian Rekam Medis ... 20

E. Landasan Hukum Dengan Konsekuensi Penyimpanan Dan Pemeliharaan Dokumen Rekam Medis Sesuai Permenkes ... 21

F. Pengertian Protap Dan Kebijakan ... 22

G. Sumber Daya Manusia ... 22

H. Kerangka Teori ... 24

I. Kerangka Konsep ... 25

BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian ... 26

B. Variabel Penelitian ... 26

C. Definisi Operasional ... 27

D. Objek Penelitian ... 30

E. Subjek Penelitian ... 30

F. Cara Pengumpulan Data ... 30

G. Instrumen Penelitian ... 31

(14)

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Semarang ... 33 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Bhayangkara Semarang .. 33 2. Visi, Misi, Moto Rumah Sakit Bhayangkara Semarang ... 33 3. Jenis Pelayanan Rumah Sakit Bhayangkara Semarang . 34 4. Struktur Organisasi Rekam Medis Rumah Sakit

Bhayangkara Semarang ... 35 5. Pelayanan Rekam Medis Rumah Sakit

Bhayangkara Semarang ... 36 6. Deskripsi Kegiatan di Assembling Rumah Sakit

Bhayangkara Semarang ... 39 7. Dokumen Rekam Medis Rawat Inap ... 40 8. Unit Rawat Inap (URI) ... 40 9. Kebijakan dan Tugas Pokok Rumah Sakit

Bhayangkara Semarang Tentang Alur Dokumen Rekam

Medis Rawat Inap Kembali ke Bagian Assembling ... 42 B. Hasil Pengamatan ... 48

1. Tingkat Keterlambatan Pengembalian Dokumen Rekam

Medis Rawat Inap ke Assembling ... 48 a. Menghitung prosentase tingkat keterlambatan ... 48 b. Menghitung Prosentase tingkat keterlambatan pada

masing-masing bangsal ... 49 2. Menghitung Rata-Rata Lamanya Tingkat

Keterlambatan Pengembalian Dokumen Rekam Medis

(15)

3. Alur Pengembalian di Assembling ... 52

4. Mengidentifikasi Penyebab Keterlambatan Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap ke Assembling ... 53

a. Sumber Daya Manusia ... 53

b. Lokasi Assembling... 55

5. Protap ... 56

6. Prosedur Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap ke Assembling ... 57

C. Pembahasan ... 58

1. Tingkat Keterlambatan Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap ke Assembling ... 58

2. Alur Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap ke Assembling... 59

3. Mengidentifikasi Penyebab Keterlambatan Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap ke Assembling ... 60

a. Sumber Daya Manusia ... 61

b. Protap Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap ke Assembling ... 62

c. Lokasi Assembling... 63

4. Proses Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Ke Assembling ... 63

5. Kebijakan Pengembalian Dokumen rekam medis ... 63

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65

(16)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(17)

DAFTAR SINGKATAN

1. Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan 2. Dirjen : Direktur Jendral

3. Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

4. RM : Rekam Medis

5. DRM : Dokumen Rekam Medis

6. SDM : Sumber Daya Manusia 7. URI : Unit Rawat Inap

8. POLRI : Kepolisian Republik Indonesia 9. IRNA : Instalasi Rawat Inap

10. IMR :Incomplete Medical Recort 11. KK : Kartu Kendali

12. SHRI : Sensus Harian Rawat Inap

(18)

DAFTAR TABEL

4.1 Jenis Pelayanan RS Bhayangkara Semarang... 35 4.2 Kartu Kendali di Protap Pelayanan Rekam Medis...43 4.3 Tabel Lama Waktu Keterlambatan... 53

(19)

DAFTAR SKEMA

4.1 Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap ke Assembling...52 4.2 Alur Pengembalian di Assembling ... 57

(20)

DAFTAR GRAFIK

(21)

DAFTAR GAMBAR

4.1 Denah Lokasi Unit Rekam Medis... 54

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rekam Medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, pelayanan di rumah sakit utamanya ditunjukan untuk mengurangi kesakitan, kecacatan, kenyamanan, dan ketidak puasan pasien oleh sebab itu rumah sakit wajib memberikan pelayanan yang maksimum kepada pasien. Dari pelayanan pasien inilah akan diperoleh data yang akan menghasilkan informasi untuk berbagai keperluan di rumah sakit.

Dalam Permenkes No: 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (6)

Pelayanan rekam medis terdiri dari pelayanan pencatatan dan pengolahan data. Salah satu pelayanan pencatatan data sekaligus pelayanan kesehatan yaitu Unit Rawat Inap. Unit Rawat Inap merupakan bagian pelayanan klinis yang melayani pasien karena keadaannya harus dirawat 1 hari atau lebih. Tugas pokok Unit Rawat Inap adalah mencatat semua hasil pelayanan klinis dicatat oleh petugas rekam medis dan dokter. Kemudian dokumen rawat inap diserahkan kebagian Unit Rekam Medis bagian assembling untuk diteliti kelengkapan isi rekam medis. Bila belum lengkap, maka dokumen rekam medis rawat inap diserahkan ke

(23)

unit pencatat data untuk dilengkapi isi rekam medisnya. Dalam melengkapi isi rekam medis pada dokumen rekam medis rawat inap ada batas waktu selambat-lambatnya 2x24 jam setelah pasien pulang.(10) Assembling adalah perakitan dokumen atau berkas rekam medis dengan menganalisis kelengkapan berkas rekam medis.(7) Tugas pokok dibagian Assembling dalam pelayanan rekam medis yaitu: merakit kembali formulir-formulir dalam DRM dari rawat jalan,gawat darurat, dan rawat inap menjadi urut atau runtut sesuai dengan kronologi penyakit pasien yang bersangkutan, meneliti kelengkapan data yang tercatat dalam formulir RM sesuai dengan kasus penyakitnya, mengendalikan DRM yang dikembalikan ke unit pencatat data karena isinya tidak lengkap, mengendalikan penggunaan nomor RM, mendistribusikan dan mengendalikan penggunaan formulir RM. Peran dan fungsi assembling dalam pelayanan rekam medis yaitu sebagai perakit formulir rekam medis, meneliti kelengkapan data rekam medis, pengendali DRM tidak lengkap, pengendali penggunaan nomor rekam medis.(4)

Rumah Sakit Bhayangkara Semarang tidak hanya rumah sakit POLRI tetapi juga sebagai Rumah Sakit umum di bawah bimbingan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna, perlu mengelola Rumah Sakit secara profisional dengan didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku. Dalam memberikan pelayanan medis kepada setiap pasien wajib dibuatkan suatu dokumen yang berisi setiap tindakan pelayanan medis kepada pasien tersebut kronologis, yang disebut dengan rekam medis. Dengan perekam medis, pelayanan medis tersebut memiliki bukti

(24)

yang syah yang dapat dipertanggung jawabkan. Oleh sebab itu untuk mendukung kegiatan pelayanan medis dirumah sakit, diperlukan unit pelaksanaan teknis untuk pelayanan rekam medis. Rumah Sakit Bhayangkara Semarang cara penyimpanan dokumen rekam medis menggunakan sistem penyimpanan desentralisasi yaitu cara penyimpanan dokumen rekam medis rawat jalan dan rawat inap secara terpisah didalam folder yang berbeda (tempat, ruang) penyimpanan.

Di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang cara pengembalian dokumen rekam medis ke assembling dengan cara petugas rekam medis mengambil dokumen rekam medis rawat inap ke bangsal-bangsal, guna mencegah keterlambatan dokumen rekam medis rawat inap untuk kembali ke filing.

Berdasarkan survey awal dan wawancara langsung dengan petugas Rekam Medis diketahui bahwa di unit rawat inap sering terjadi keterlambatan pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap ke Assembling dikarena adanya berkas rekam medis yang belum terisi dengan lengkap, pada item RM 1 (Lembar Masuk dan Keluar) yaitu tanggal masuk, tanggal keluar, umur pasien, nomor rekam medis, diagnosa masuk, dan diagnosa utama. RM 3 (Gafik) yaitu pada item gambar grafik belum digambar. RM 7 (Resum / Ringkasan Keluar) yaitu pada item tanggal, tanda tangan dokter yang merawat dan nama dokter. Dan RM 8 (Resume Keperawatan Pasien Pulang / Meninggal) yaitu pada item tanda tangan dan nama terang. Dan kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) di unit rekam medis, sebab di unit rekam medis hanya ada 2 pegawai yaitu lulusan dari DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

(25)

Satu pegawai bertugas sebagai pembuat laporan, dan pegawai yang satunya bertugas di bagian assembling, koding indeksing, analising reporting dan filing.

Di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang belum melakukan sistem rekam medis berdasarkan protap atau kebijakan yang sudah ada dan yang sudah ditetapkan, sehingga masih terdapat ketidak sesuaian dalam pelaksanaan tersebut. Dokumen rekam medis rawat inap masih sering terlambat, karena petugas Unit Rawat Inap tidak mengetahui adanya Protap yang sudah di tetapkan sehingga tidak mengetahui batasan waktu pengembalian dokumen rekam medis ke assembling. Bisa dikatakan terlambat apadila lebih dari 2x24 jam, dan dikatakan tidak terlambat apa bila kurang dari 2x24 jam. Keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis bisa dilihat dari lembar RM 1 (Lembar Masuk dan Keluar) yaitu dari tanggal pasien pulang dan dari tanggal berapa dokumen rekam medis masuk ke assembling. Untuk mengetahui apakah dokumen rekam medis terlambat atau tidak terlambat juga bisa melalui buku ekspedisi yang ada di assembling. Keterlambatan menjadi kendala bagi petugas assembling dalam melakukan perakitan atau meneliti kelengkapan isi dokumen rekam medis. Mengingat pengisian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap dilakukan oleh banyak pemberi pelayanan kesehatan, oleh sebab itu pendokumentasiannya bisa saja tidak seakurat dan selengkap yang diinginkan. Maka dengan alasan tersebut peneliti tertarik ingin mengetahui tingkat keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis dari unit rawat inap ke bagian assembling di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang.

(26)

B. Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat keterlambatan pengembalian Dokumen Rekam Medis dari Unit Rawat Inap ke bagian assembling di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Periode Februari 2013?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Meninjau aspek pengendalian tingkat keterlambatan pengembalian Dokumen Rekam Medis dari Unit Rawat Inap ke assembling di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Tingkat keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis rawat inap ke assembling.

b. Mendeskripsikan alur pengembalian dokumen rekam medis rawat inap dari unit rawat inap ke bagian assembling.

c. Mengidentifikasi penyebab keterlambatan pengembalian Dokumen Rekam Medis dari Unit Rawat Inap ke assembling.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penelitian

Memperoleh pengalaman dan pengelolaan tentang penerapan dan pelaksanaan rekam medis, khususnya hubungan tingkat keterlambatan pengembalian Dokumen Rekam Medis dari Unit Rawat Inap ke bagian assembling di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang.

(27)

2. Bagi Rumah Sakit

a. Mengetahui penyebab keterlambatan Dokumen Rekam Medis di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang.

b. Menjadi masukan bagi rumah sakit untuk lebih meningkatkan, mengelola dokumen rekam medis.

c. Sebagai bahan masukan khususnya petugas bangsal dalam hal waktu pengembalian Dokumen Rekam Medis dari Unit Rawat Inap ke Assembling.

3. Bagi Program dan Akademik. a. Program

Mengurangi keterlambatan Dokumen Rekam Medis dari Unit Rawat Inap ke bagian assembling.

b. Akademik

1) Sebagai bahan masukan penelitian lanjutan bagi pembaca yang ingin mengembangkan tentang ilmu rekam medis.

2) Dokumen digunakan sebagai dasar perbandingan antara teori yang diberikan dengan kenyataan yang ada dilapangan.

(28)

E. Keaslian Penelitian

No Nama Peneliti Judul Metode dan Hasil 1. Masruchah D22.2010.00676 Analisa factor-faktor keterlambatan penyerahan DRM Rawat Inap ke Assembling di RS Dr. Kariadi Semarang pada bulan Mei 2008. Metode: Metode yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara. Hasil: 1. Alur penyerahan DRM Rawat Inap ke Assembling. 2. Tingkat keterlambatan dokumen ke assembling. 3. Penyebab keterlambatan pengisian DRM Rawat Inap ke Assembling adalah SDM (doter dan TU), proptap dan lokasi

assembling.

Perbedaan:

Adapun perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang adalah lokasi yang berbeda. Variabel yang digunakan yang digunakan hampir sama namun permasalahannya berbeda, peneliti ingin mengetahui tentang tingkat keterlambatan dokumen rekam medis rawat inap, dan mengetahui keterlambatan tersebut disebabkan oleh apa saja dan siapa saja. Dan peneliti mendapatkan hasil dari petugas rekam medis dan petugas rawat inap. Sedangkan pada penelitian sebelumnya hanya mendapatkan data petugas assembling saja.

(29)

F. Ruang Lingkup

1. Lingkup Keilmuan

Dalam penelitian lingkup keilmuan yang digunakan adalah rekam medis dan informasi kesehatan.

2. Lingkup Materi

Dalam penelitian lingkup materi adalah alur dan prosedur pengelolaan rekam medis, khususnya mengenai aspek pengendalian tingkat keterlambatan pengembalian Dokumen Rekam Medis dari Unit Rawat Inap ke assembling.

3. Lingkup Lokasi

Dalam penelitian lingkup lokasi penelitian ini adalah unit rekam medis Rumah Sakit Bhayangkara Semarang dan petugas bangsal. 4. Lingkup Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan chechlist.

5. Lingkup Objek (Sasaran)

Objek dalam penelitian ini adalah buku ekspedisi dan dokumen rekam medis, khususnya RM 1.

6. Lingkup Waktu

Lingkup waktu penelitian ini adalah bulan Maret 2013.

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rekam Medis

1. Pengertian Rekam Medis

a. Menurut Permenkes No. 269 Tahun 2008

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, pelayanan lain yang telah diberkan kepada pasien. b. Menurut Huffman, EK.

Rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang dimuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan lain yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.(1)

2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis a. Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya pelayanan kesehatan dirumah sakit. b. Kegunaan Rekam Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan

(31)

tanggung jawab sebagai tenaga medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

3. Aspek Rekam Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

a. Aspek Hukum

Sebagai alat bukti hukum yang dapat mellindungi hukum terhadap pasien, provider kesehatan (dokter, perawat, tenaga kesehatan lain).

b. Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan, karena isinya termasuk data informasi yang dapat digunakan sebagai aspek keuangan, dan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan dirumah sakit.

c. Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya mengandung data atau informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.

d. Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data atau informasi tentang

(32)

perkembangan kronologi dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien.

e. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.

f. Aspek Medis

Suatu berkas medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang diberikan kepada seorang pasien.(3)

4. Jenis Analisis Dokumentasi Rekam Medis

Ada 3 jenis analisis dokumentasi Rekam Medis, antara lain: a. Analisis kuantitatif

Analisi kuantitatif adalah suatu review tertentu catatan medis untuk mengidentifikasi definisiensi spesifik.

b. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adalah review isi entri catatan medis untuk mencari inkonsistensi yang bisa menyebabkan catatan tersebut dianggap tidak tepat atau tidak lengkap.

c. Analisis Statistik

Analisis statistik adalah mencakup pengabstrakan (peringkasan) data dari catatan medik untuk mengambil keputusan administrasi dan klinik.(5)

(33)

5. Ketentuan Kelengkapan Isi Rekam Medis

a. Setiap tindakan atau konsultasi yang dilakukan terhadap pasien selambat-lambatnya dalam waktu 1x24 jam harus di tulis dalam lembar formulir rekam medis.

b. Semua pencatatan harus di tandatangani oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama terangnya serta diberi tanggal.

c. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya ditandatangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau oleh dokter yang membimbing.

d. Pencatatan yang dibuat oleh residens harus diketahui oleh dokter yang membimbingnya.

e. Dokter yang merawat harus memperbaiki kesalahan penulisan dan melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.(2)

B. Unit Rawat Inap (URI)

Unit Rawat Inap (URI) atau Instansi Rawat Inap (IRNA) adalah salah satu bagian pelayanan klinis yang melayani pasien karena keadaannya harus dirawat selama 1 hari atau lebih.

1. Tugas Pokok dibagian URI dalam pelayanan rekam medis yaitu: a. Mencatat semua hasil-hasil pelayanan tersebut diatas ke dalam

formulir rawat inap yang sesuai.

b. Mencatat mutasi pasien pada formulir sensus harian Rawat Inap pada waktu yang telah ditentukan disebut cut of time.

(34)

c. Mencatat kegiatan Rawat Inap pada register pasien Rawat Inap. d. Membuat laporan kegiatan Rawat Inap.

Peran dan fungsi di unit rawat inap adalah sebagai pencatatan data hasil pelayanan dan kegiatan Rawat Inap.(4) 2. Formulir, Catatan dan Laporan Yang digunakan di URI Untuk

Pelayanan Rekam Medis

a. Ringkasan riwayat masuk keluar.

b. Formulir perjalanan penyakit / instruksi / tindakan / terapi. c. Daftar pengobatan / form catatan pemberian obat.

d. Grafik S,N, T (obserasi). e. Permintaan pemeriksaan. f. Resume keluar (hidup / mati).

g. Formulir spesialisasi sesuai jenis spesialisasinya. h. Keseimbangan cairan.

i. Laporan Anasthesi. j. Laporan Operasi.

k. Laporan persalinan dan identifikasi bayi. l. Laporan identifikasi bayi lahir.

m. Konsultasi.

n. Informed Consent. o. Salinan Resep. p. Sebab Kematian. q. Surat Pulang Paksa.

r. Formulir asuhan keperawatan, meliputi:

(35)

2) Formulir rencana keperawatan. 3) Formulir tindakan keperawatan. 4) Formulir evaluasi keperawatan. 5) Formulir perencanaan pulang.

s. Formulir rawat inap khusus lainnya sesuai dengan kasus penyakit yang diderita pasien.

t. Formulir RL_2.1 untuk Laporan Morbiditas individual pasien umum.

u. Formulir RL_2.2 untuk laporan morbiditas individual pasien obstetri.

v. Formulir RL_2.3 untuk laporan morbiditas individual bayi baru lahir atau lahir mati.(4)

3. Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem Pelayanan Rekam Medis a. Prosedur penerimaan pasien rawat inap beserta DRM rawat inap

dari TPPRI.

b. Prosedur pencatatan hasil – hasil pelayanan rawat inap. c. Prosedur pencatatan mutasi pasien rawat inap.

d. Prosedur pencatat kegiatan pasien rawat inap kedalam register pelayanan pasien rawat inap dan SHRI.

e. Prosedur pencatan kelengkapan isi data DRM yang tidak lengkap. 4. Unsur-Unsur Pengendalian Yang Menjamin pelaksanaan Sistem

Pelayanan Rekam Medis.

Unsur – unsur pengendalian adalah unsur – unsur kegiatan yang dapat menjamin terlaksananya sistem artinya bila salah

(36)

satu unsur pengendalian tidak dilakukan maka akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan sistem.

a. Digunakannya formulir rekam medis rawat inap untuk pencatatan data hasil-hasil pelayanan rawat inap.

b. Digunakan buku ekspedisi untuk serah terima DRM.

c. Digunakan SHRI untuk mencatat mutasi pasien rawat inap.

d. Digunakannya buku register pelayanan pasien rawat inap untuk mencatat kegiatan pelayanan pasien rawat inap.

C. Assembling

1. Tugas pokok dan fungsi

Tugas pokok dibagian Assembling dalam pelayanan rekam medis yaitu:

a. Merakit kembali formulir-formulir dalam DRM dari rawat jalan, gawat darurat, dan rawat inap menjadi urut atau runtut sesuai dengan kronologi penyakit pasien yang bersangkutan

b. Meneliti kelengkapan data yang tercatat dalam formulir RM sesuai dengan kasus penyakitnya.

c. Mengendalikan DRM yang dikembalikan ke unit pencatat data karena isinya tidak lengkap.

d. Mengendalikan penggunaan nomor RM.

e. Mendistribusikan dan mengendalikan penggunaan formulir RM. Peran dan fungsi assembling dalam pelayanan rekam medis yaitu sebagai perakit formulir rekam medis, meneliti kelengkapan data

(37)

rekam medis, pengendali DRM tidak lengkap, pengendali penggunaan nomor rekam medis.(4)

2. Fungsi – Fungsi yang Terkait di Assembling

a. Fungsi pencatat data di rawat jalan, gawat darurat, dan rawat inap yang bertanggung jawab terhadap:

1) Pencatatan kelengkapan isi data rekam medis pada setiap forder DRM.

2) Penggunaan formulir yang digunakan untuk pelayanan klinis. 3) Penggunaan nomor rekam medis kamar bersalin (VK) untuk

bayi baru lahir.

b. Fungsi pencatat data pendaftaran pasien rawat jalan dan rawat inap yang bertangggung jawab terhadap:

1) Penggunaan formulir rekam medis untuk pelayanan pasien. 2) Penggunaan nomor rekam medis agar tidak terjadi duplikasi. 3) Fungsi koding dan indeksing yang bertangggung jawab

terhadap pengkodean dan pengindekan penyakit, operasi, sebab kematian dan indeks dokter.

4) Fungsi analising dan reporting yang bertanggung jawab terhadap pengumpulan dan pengolahan data rekam medis untuk disusun laporan kegiatan pelayanan.(4)

3. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pelayanan Rekam Medis di Assembling

a. Prosedur penerimaan sensus harian dan DRM dari unit pencatat data rekam medis.

(38)

c. Prosedur pengembalian DRM ke unit pencatat data rekam medis untuk dilengkapi.

d. Prosedur penyimpanan KK untuk mengendalikan DRM tidak lengkap.(4)

4. Formulir, Catatan dan Laporan Yang digunakan di Assembling Untuk Pelayanan Rekam Medis

a. Kartu Kendali (KK) untuk:

1) Pencatatan data rekam medis guna pengendalian DRM tidak lengkap dan pengkodean penyakit, operasi, sebab kematian dan kode dokter.

2) Mengendalikan DRM yang tidak lengkap yang dikembalikan ke unit pencatat data.

3) Melacak keberadaan DRM yang sedang dilengkapi. 4) Menghitung angka IMR.

b. Buku catatan penggunaan nomor rekam medis.(4)

5. Proses Pengembalian DRM Rawat Inap dari bangsal ke Asembling Proses pengemballian DRM Rawat Inap dari bangsal ke assembling adalah :

a. Setelah pasien dinyatakan keluar dari rumah sakit, maka DRM rawat inap tersebut harus dilengkapi.

b. DRM rawat inap diserahkan ke assembling dengan menggunakan buku ekspedisi.

c. Diassembling akan diteliti kelengkapan isi DRM rawat inapnya, sambil meneliti kelengkapan isi sekaligus formulir-formulir rekam medis diatur kembali sehingga riwayat penyakit mudah ditelusur.(4)

(39)

6. Unsur – Unsur Pengendalian yang Menjamin Pelaksanaan Sistem Pelayanan Rekam Medis di Assembling

Unsur-unsur pengendalian adalah unsur-unsur kegiatan yang dapat menjamin terlaksananya sistem artinya bila salah satu unsur pengendalian tidak dilakukan maka akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan sistem.

a. Digunakannya KK untuk mencatat dan mengendalikan DRM. b. Digunakannya buku ekspedisi untuk serah terima DRM.

c. Digunakannya buku catatan penggunaan dan pengendalian formulir rekam medis

d. Digunakannya buku catatan penggunaan nomor rekam medis.(4)

D. Filing

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Bagian filing adalah bagian dalam unit rekam medis yang mempunyai tugas pokok. Tugas pokok dibagian filing dalam pelayanan rekam medis:

a. Menyimpan DRM dengan metode penyimpanan DRM yang sesuai.

b. Mengambil kembali DRM untuk berbagai keperluan. c. Meretensi DRM sesuai dengan aktif dan in-aktif. d. Membantu dalam penilaian nilai guna RM. e. Menyimpan DRM yang diabadikan.

f. Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir RM. g. Mengatasi dan memelihara arsip.

(40)

Peran dan fungsinya dalam pelayanan rekam medis yaitu sebagai:

a. Penyimpanan DRM.

b. Penyediaan DRM untuk berbagai keperluan.

c. Pelindung arsip-arsip DRM terhadap kerahasiaan isi data rekam medis.

d. Pelindung arsip-arsip DRM terhadap bahaya kerusakan fisik, kimiawi dan biologi. Untuk melindungi terhadap kerahasiaan isi, harus dibuat papan pengumuman bahwa selain petugas rekam medis dilarang masuk.(4)

2. Pengembalian Rekam Medis

Dilihat dari banyaknya fungsi dan kegunaan dokumen rekam medis maka banyak pula pihak yang berkepentingan untuk menggunakan dokumen rekam medis. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Petugas Rekam Medis:

1) Petugas rekam medis mengambil dokumen rekam medis setiap hari maksimal 2x24 jam setelah pasien pulang ke setiap bangsal rawat inap.

2) Petugas rekam medis mencatat bukti penerimaan dokumen dari bangsal rawat inap kedalam buku ekspedisi pengembalian disertai tanda tangan perawat bangsal.

3) Petugas rekam medis mengoreksi kelengkapan dokumen rekam medis pasien dan apabila tidak lengkap maka

(41)

dokumen rekam medis dikembalikan lagi kebangsal untuk dilengkapi lagi oleh dokter yang bertanggung jawab.

4) Petugas rekam medis menyimpan kembali dokumen rekam medis yang sudah lengkap di unit penyimpanan.

5) Petugas rekam medis bertanggung jawab atas kehilangan dokumen rekam medis pasien di unit rekam medis.

b. Perawat

1) Petugas ruangan menyiapkan dokumen rekam medis pasien yanng sudah pulang, setiap hari paling lambat 2x24 jam untuk diserahkan kepada petugas rekam medis.

2) Petugas ruangan mencatat bukti pengembalian rekam medis kedalam buku ekspedisi ruangan disertai tanda tangan petugas rekam medis.

E. Landasan Hukum Dengan Konsekuensi Penyimpanan Dan Pemeliharaan Dokumen Rekam Medis Sesuai Permenkes

1. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan khususnuya Rekam Medis di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang, perlu dilakukan berbagai upaya yang mendorong pada perbaikan system maupun prosedur.

2. Bahwa sehubung dengan hal tersebut diatas, perlu diselenggarakan system penyimpanan dokumen rekam medis aktif dan in aktif yang dituangkan dalam ketetapan keputusan direktur Rumah Sakit Bhayangkara Semarang.

(42)

4. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1596 / Menkes / Per / xi / 1989 tentang rumah sakit umum.

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 749a / Menkes / SK / XII / 1989 Tentang pengelolaan Rekam Medis / medical recort rumah sakit.

F. Pengertian Protap Dan Kebijakan

1. Pengertian Protap adalah prosedur yang telah ditetapkan oleh rumah sakit sebagai panduan atau acuan pelaksanaan kerja.

2. Pengertian Kebijakan adalah tata cara mengambil keputusan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.

G. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia mengarah kepada membangun suatu angkatan kerja yang setia. Sumber daya manusia di minta menciptakan program-program sumber daya manusia yang dituntut untuk secara berhasil mengimplementasikan strategi perusahaan sumber daya manusia adalah bukan sekedar menyesuaikan kegiatan-kegiatannya pada tuntutan stategi bisnis, juga tentu saja tidak sekedar menjalankan tugas operasional sehari-hari seperti memastikan bahwa karyawan sudah dibayar.

Sumber daya manusia juga harus menjalankan protap dan kebijakan yang sudah ada di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. Sehingga jumlah sumber daya manusianya juga harus dilihat atau diperhatikan. Sumber daya manusianya harus mempunyai pengetahuan

(43)

yang khusus sehingga bisa mengetahui tentang pentingnya isi dokumen rekam medis rawat inap.(2)

Untuk pengendalian terhadap Sumber Daya Manusia perlu pembinaan dan pengawasan:

a. Direktur rumah sakit wajib melakukan pembinaan terhadap petugas yang berkaitan dengan rekam medis serta pengetahuan dan ketrampilan.

b. Direktur rumah sakit wajib membuat prosedur kerja tetap penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit masing-masing. c. Di dalam melakukan pembinaan dan pemgawasan direktur rumah

(44)

H. Kerangka Teori

I. Kerangka Konsep

Aspek pengendalian : 1. Sumber Daya Manusia 2. Sarana dan Prasarana 3. Protap dan Kebijakan DRM di Unit Rawat Inap Pelaporan di Analising Reporting Pengembalian ke Assembling Pengisian di Koding Indeksing Penyimpanan di Filing DRM di Unit Rawat Inap Pengembalian di Assembling Aspek pengendalian keterlambatan

pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap:

1. Sumber Daya Manusia 2. Sarana dan Prasarana 3. Protap dan Kebijakan

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah menggambarkan hasil penelitian sesuai dengan pengamatan untuk menghasilkan gambaran yang jelas.

Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan crossectional. Pendekatan crossectional adalah menganalisis variabel penelitian yang dilakukan pada saat penelitian dilakukan.

B. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Dokumen Rekam Medis di Unit Rawat Inap.

2. Pengembalian Dokumen Rekam Medis di Assembling dari aspek keterlambatan dan alur.

3. Aspek pengendalian keterlambatan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap:

a. Sumber Daya Manusia b. Sarana dan Prasarana c. Kebijakan Rumah Sakit d. Prosedur Tetap

(46)

C. Definisi Operasional

NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL

1. Dokumen Rekam Medis dari Unit Rawat Inap.

a. Ringkasan Masuk Keluar

b. Anamnesa dan Pemeriksaan fisik

c. Lembar Grafik

d. Perjalanan Penyakit

Dokumen rekam medis pasien yang ada di URI setelah pasien pulang untuk dianalisis kelengkapannya dan dikendalikan ketidaklengkapannya.

Formulir yang memuat keterangan – keterangan tentang pelayanan pasien yang memberikan informasi.

Formulir yang memuat informasi pelayanan dan kondisi awal yang dialami oleh pasien.

Formulir yang berisi tentang keadaan pasien yang digambarkan dengan grafik.

Formulir yang memuat informasi tentang perjalanan penyakit seseorang selama dirawat dirumah

(47)

e. Pengobatan

sakit.

Formulir yang memberikan informasi tentang jumlah jenis obat yang telah diberikan kepada pasien.

2. Pengembalian dokumen rekam medis di assembling dari aspek keterlambatan dan alur.

a. Terlambat

b. Tidak terlambat

Pengembalian dokumen rekam medis rawat inap oleh petugas rekam medis dari unit rawat inap ke assembling.

Pengembalian DRM rawat inap dikatakan terlambat apabila melebihi batas waktu yaitu 2x24 jam setelah pasien pulang (tanggal pasien pulang dilihat pada lembar ringkasan masuk dan keluar dicatat pada buku ekspedisi di assembling). Yang dihitung dalam ukuran presentase.

Pengembalian dokumen rekam medis tidak terlambat apabila batas waktu selambat-lambatnya

(48)

2x24 jam setelah pasien pulang (tanggal pasien keluar dilihat dari lembar ringkasan masuk dan keluar). Yang dihitung dalam ukuran persentase. 3 Aspek pengendalian keterlambatan pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap.

a. a. Sumber Daya Manusia b.

b. Sarana dan Prasarana

c. Kebijakan Rumah Sakit

Jumlah petugas rekam medis dan pemahaman tentang unit rawat inap.

Ketersediaan ruang unit rekam medis jarak dan transportasi dari unit rawat inap ke assembling.

Landasan hukum dan tatacara pengembalian keputusan yang ditentukan oleh rumah sakit untuk tiap-tiap pelaksanaan pengendalian atau pelayanan kesehatan rekam medis di

(49)

d. Prosedur Tetap

assembling.

Prosedur yang telah ditetapkan oleh rumah sakit sebagai panduan pelaksanaan yang harus dilakukan oleh petugas assembling dan unit rawat inap sesuai dengan ketentuan depkes dan kesepakatan rumah sakit.

D. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah buku ekspedisi periode Februari 2013 dan dokumen rekam medis, khususnya RM 1.

E. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah petugas rawat inap dan petugas assembling.

F. Cara Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Primer

Data primer yang diperoleh langsung dari wawancara dan observasi kepada petugas assembling, dan kajian dokumen buku ekspedisi digunakan untuk mendapat data tentang jumlah DRM yang terlambat kembali ke assembling.

(50)

b. Sekunder

Data yang diperoleh berupa protap dan kebijakan dari Rumah Sakit Bhayangkara Semarang yang sudah ada.

2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan chechlist. Wawancara yaitu melakukan wawancara langsung kepada petugas rawat inap dan petugas assembling untuk memperoleh data tentang: aspek pengendalian tingkat keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis dari unit rawat inap ke assembling. Observasi yaitu suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan mengamati secara langsung tentang pelaksanaan pengembalian dokumen rekam medis rawat inap dari unit rawat inap ke assembling. Chechlist yaitu untuk mendapat data tentang jumlah DRM yang terlambat kembali ke assembling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengetahui obyek penelitian secara langsung pada unit rekam medis di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang tentang aspek pengendalian dokumen rekam medis, sumber daya manusia pelaksanaan protap dan kebijakan, sarana dan prasarana.

G. Instrumen Penelitian

1. Panduan Wawancara

Yaitu melakukan wawancara langsung kepada petugas rawat inap dan petugas assembling.

(51)

Yaitu intrumen penelitian ini berupa pedoman observasi yang digunakan untuk mendapatkan data dengan mengamati secara langsung tentang pelaksanaan pengembalian dokumen rekam medis rawat inap ke assembling.

3. Pedoman Tabel chechlist

Tabel chechlist digunakan untuk mendapat data tentang jumlah DRM yang terlambat kembali ke assembling.

H. Pengolahan Dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan :

a. Editing yaitu mengecek atau mengoreksi tentang keterlamban pengembalian dokumen rekam medis rawat inap.

b. Tabulasi yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara penerapan data dengan cara penempatan data dalam tabel. 2. Analisa Data

Analisi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dimana memaparkan hasil penelitian yang diperoleh yaitu tentang aspek pengendalian tingkat keterlambatan pengembalian Dokumen Rekam Medis dari Unit Rawat Inap ke Assembling.

(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Semarang 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Bhayangkara Semarang

a. 1972, berawal dari sebuah poliklinik yang terletak di Jl. MH Thamrin No.5 Semarang dengan status poliklinik induk.

b. 1999, pindah di Jl. Majapahit No. 140 Semarang dengan status Poliklinik Induk POLDA Jawa Tengah.

c. 2001, dengan surat keputusan Kapolri menjadi rumah sakit Bhayangkara tingkat IV POLDA Jawa Tengah.

d. 2007, status meningkat menjadi rumah sakit Bhayangkara tingkat III POLDA Jawa Tengah.

e. 2009, terakreditasi penuh 5 pelayanan dasar dengan SKEP No : YM.01.10/III/3500/09 tanggal 8 September 2009.

f. 2011, menjadi rumah sakit dengan status pengelolaan keuangan badan layanan umum (PK – BLU).

2. Visi, Misi, Moto Rumah Sakit Bhayangkara Semarang a. Visi:

Menjadi Rumah Sakit yang terpercaya dan menjadi pilihan masyarakat.

b. Misi:

1) Memberikan pelayanan kesehatan yang professional, bermutu, dan ramah.

(53)

2) Memberikan dukungan kesehatan yang professional dan bermutu dalam pelaksanaan tugas-tugas operasional kepolisian.

3) Mengembangkan pelayanan trauma center c. Motto

Sahabat Terdekat Menuju Sehat.

3. Jenis Pelayanan Rumah Sakit Bhayangkara Semarang

Rumah Sakit Bhayangkara Semarang mengedepankan 3 pelayanan utama yakni :

a. Bidang Trauma Centre. b. Bidang Rehabilitasi Narkoba.

(54)

Table 4.1

Jenis Pelayanan RS Bhayangkara Semarang

No Jenis Pelayanan Jam Pelayanan

1. Instalansi Gawat Darurat 24 jam 2. Intensive Care Unit Rawat Jalan

a. Poliklinik Umum b. Poliklinik Gigi & mulut c. Poliklinik Spesialis  Penyakit Dalam  Anak  Obsgyn  Bedah Umum  Mata  Syaraf  THT  Orthopedi  Paru  Jiwa  Urologi  Rehab Medik  Bedah Mulut  Gizi  Psikolog 24 jam Pagi/Sore Pagi/Sore Pagi/Sore Pagi/Sore Pagi/Sore Pagi/Sore Pagi Pagi Pagi Pagi/Sore Pagi Pagi Pagi/Sore Pagi Pagi Pagi Pagi 3. Fisioterapi Pagi 4. Laborat 24 jam 5. Radiologi 24 jam

6. Kamar Operasi 24 jam

7. PPT 24 jam

8. Treadmild Pagi

9. Instalasi Dok Pol Stand By

10. Apotik 24 jam

11. Mobil Jenazah 24 jam

(9) 4. Struktur Organisasi Rekam Medis Rumah Sakit Bhayangkara

Semarang.

a. Pgs. Karumkit : 1 Orang

b. Waka Rumkit : 1 Orang

c. Ka Panitia Berkas Rekam Medis : 1 Orang d. Ka UR SIM Rekam Medis : 1 Orang e. Ka Unit Rekam Medis : 1 Orang

(55)

1) Penyimpanan : 1 Orang 2) Pendaftaran : 2 Orang 3) Pengambilan Berkas : 1 Orang 4) Pelaporan Analisis : 2 Orang 5) Coding Dan Indeksing : 1 Orang

5. Pelayanan Rekam Medis Rumah Sakit Bhayangkara Semarang a. Struktur Organisasi Unit Rekam Medis. (terlampir)

b. Tugas pokok rekam medis RS Bhayangkara Semarang

Bagian Rekam Medis sangat berperan penting dalam penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit. Rekam medis yang baik mencerminkan mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Oleh sebab itu dengan adanya unit Rekam medis akan membantu terselenggaraannya pengelolaan rekam medis yang memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan. Komite Rekam Medis Rumah Sakit Bhayangkara Semarang mempunyai tanggung jawab atau tugas pokok sebagai berikut :

1) Pendaftaran (TPP)

a) Melaksanakan pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan sesuai prosedur pelayanan rekam medis di TPPRJ.

b) Melaksanakan pelayanan pendaftaran pasien rawat inap sesuai prosedur pelayanan rekam medis di TPPRI.

c) Melaksanakan pelayanan pendaftaran pasien gawat darurat sesuai prosedur pelayanan rekam medis di TPPGD.

(56)

a) Mengambil SHRJ, SHGD, SHRI bersama DRM rawat jalan, gawat darurat dan rawat inap setiap hari.

b) Meneliti kelengkapan isi dan merakit kembali formulir rekam medik.

c) Mencatat dan mengendalikan DRM yang isinya belum lengkap dan secara periodic melaporkan kepada kepala unit rekam medik.

d) Mengendalikan penggunaan formulir – formulir rekam medic dan secara periodic melaporkan kepada kepala unit rekam medic mengenai jumlah dan jenis formulir rekam medik yang digunakan.

e) Mengalokasikan dan mengendalikan nomor rekam medik. f) Menyerahkan DRM yang sudah lengkap kebagian koding,

indeksing.

g) Menyerahkan sensus harian ke fungsi pelaporan atau analisa.

h) Menyerahkan DRM yang lengkap kebagian yang bertanggung jawab untuk dilengkapi dan selanjutnya mengambil DRM dalam waktu 14x24 jam.

3) Analising / Reporting

a) Mengumpulkan data kegiatan rumah sakit dari sensus harian oleh pencatatan data kegiatan rumah sakit.

b) Merekap sensus harian sebagai dasar laporan kegiatan Rumah Sakit (RL_1)

(57)

c) Mengolah data penyakit khusus rawat inap dan status imunisasi sebagai dasar survey lansterpadu (RL_2.1, RL_2a2, RL_2a.3, RL_2c)

d) Mengumpulkan dan mengolah data dasar rumah sakit sebagai dasar laporan keadaan rumah sakit (RL_3) e) Mengumpulkan dan mengolah data keadaan ketenangan

sebagai dasar laporan keadaan ketenangan (RL_4) f) Mengumpulkan dan mengolah data peralatan medis dan

data kegiatan kesehatan lingkungan sebagai dasar laporan peralatan dan kegiatan kesehatan lingkungan (RL_5)

g) Mengumpulkan dan mengolah data XKR 1-20

h) Mengumpulkan dan mengolah data infeksinosokomial untuk laporan kegiatan pengendalian infeksinosokomial. i) Mengumpulkan dan mengolah data rekam medis untuk

laporan hasil analisis statistic rumah sakit

j) Mengumpulkan dan mengolah data sebab kematian sebagai dasar laporan mortalitas.

4) Koding / Indeksing

a) Menerima DRM dari bagian assembling.

b) Memisahkan dan menyerahkan DRM kebagian filing atau penyimpanan.

c) Mencatat indeks penyakit, operasi, dokter dan kematian di kartu indeks masing – masing jenis penyakit, jenis operasi / tindakan, nama dokter dan jumlah kematian.

(58)

d) Mengkode jenis penyakit dari berbagai instalasi.

e) Menyimpan indeks penyakit, operasi, kematian dan dokter pada penyimpanan indeks.

5) Penyimpanan dan Penomoran (Filing) a) Menerima DRM yang sudah lengkap.

b) Menyimpan DRM dengan metode Terminal Digit Filing. c) Menyediakan DRM untuk keperluan pelayanan pasien

dengan menggukan tracer.

d) Melacak DRM yang tidak ditemukan pada tempat penyimpanan.

e) Melaksanakan retensi dan penyortiran DRM menjadi dokumen aktif dan dokumen in aktif.

f) Bersama tim pemusnah melakukan pemusnahan formulir yang tidak dilestarikan.

g) Bersama kepala unit rekam medik membuat abstrak DRM yang dilestarikan.

6. Deskripsi Kegiatan di Assembling Rumah Sakit Bhayangkara Semarang

Assembling Merupakan bagian di unit Rekam Medis yang berfungsi sebagai peneliti kelengkapan dan merakit dokumen rekam medis sebelum disimpan.

a. Menyediakan dokumen rekam medis baru dan kelengkapan formulirnya kepada unit pengguna.

b. Mencatat setiap penggunaan formulir rekam medis kedalam buku pengendalian pengguna rekam medis.

(59)

c. Mengalokasiokan dan mencatat penggunaan nomor rekam medis kedalam buku penggunaan nomor rekam medis.

d. Menerima pengambilan dokumen rekam medis dan sensus harian rawat inap, rawat jalan, dan UGD dengan menandatangani buku ekspedisi.

e. Mencocokan jumlah dokumen rekam medis dengan jumlah pasien yang ditulis pada sensus harian.

7. Dokumen Rekam Medis Rawat Inap a. RM1 : Lembar masuk dan keluar

b. RM2 : Anamnesa dan pemeriksaan fisik

c. RM2.B : Perjalanan penyakit, instruksidokter dan pengobatan d. RM3 : Grafik

e. RM4 : Catatan Harian tindakan perawat f. RM5 : Hasil pemeriksaan Lab, X-Ray, dll g. RM6 : Rekaman asuhan keperawatan h. RM7 : Resume (Ringkasan keluar)

i. RM8 : Resume keperawatan pasien pulang/meninnggal) 8. Unit Rawat Inap (URI)

Unit rawat inap adalah salah satu bagian pelayanan klinik yang melayani pasien karena keadaannya harus dirawat selama 1 hari atau lebih. Dalam pelayanan tersebut dapat terjadi beberapa kemungkinan yaitu:

a. Harus dilakukannya tindakan operasi sehingga harus dirujuk kekamar bedah, atau

(60)

b. Harus ditolong persalinan sehingga harus dirujuk kekamar bersalin.

c. Harus dilakukan pengawasan intensif sehingga harus dirujuk dan dirawat di kamar intensif. Tergantung jenis perawatan, pada pengawasan umum, di Intensif Care Unit (ICU), pengawasan jantung Intensif Cornary Care Unit (ICCU), pengawasan pada bayi baru lahir ke Neonatal Care Unit (NICU) atau Perinatal

Insentif Care Unit (PICU).

Setelah dirawat salah satu ruangan tersebut, akan kembali ke bangsal dimana pasien semula berada. Dalam pelayanan rekam medis ruangan tersebut di atas termasuk dalam sistem pelayanan rekam medis rawat inap.

Tugas pokoknya:

a. Mencatat semua hasil-hasil pelayanan tersebut di atas ke dalam formulir rawat inap yang sesuai.

b. Mencatat mutasi pasien pada formulir SHRI pada waktu yang telah ditentukan yang di sebut cut off time.

c. Mencatat kegiatan rawat inap pada register pasien rawat inap. d. Membuat laporan kegiatan rawat inap.

Sedangkan peran dan fungsinya sebagai pencatat data hasil pelayanan dan kegiatan rawat inap.(2)

(61)

9. Kebijakan dan Tugas Pokok Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Tentang Alur Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Kembali ke Bagian Assembling.

Pengembalian dokumen rekam medis rawat inap selambat-lambatnya 2x24 jam.

a. Protap Pelayanan Rekam Medis Di Assembling 1) Terhadap sensus harian yang diterima:

a) Mengambil SHRJ, SHGD, SHRI beserta DRM rawat jalan, gawat darurat dan rawat inap setiap hari.

b) Mencocokkan jumlah pasien yang dicatat pada sensus harian masing-masing.

c) Menandatangani buku ekspedisi sebagai bukti serah terima DRM.

2) Terhadap DRM yang diterima

a) Merakit kembali formulir rekam medis bersamaan dengan itu melakukan kegiatan penelitian terhadap kelengkapan data rekam medis pada setiap lembar formulir rekam medis sesuai dengan kasusnya, misalnya bila pada formulir masuk-keluar pasien dijumpai:

i. Ada tindakan medis/operasi, maka harus ada laporan operasinya,

ii. Ada kematian, maka harus ada laporan sebab kematian,

(62)

iii. Ada bayi lahir maka harus ada laporan persalinan, laporan bayi lahir dan identitas bayi lahir,

iv. Penyakit yang harus ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium, rontgen, maka harus ada laporan hasil pemeriksaannya.

v. Mencatat hasil penelitian ke Kartu Kendali (KK) yang berisi:

Tabel 4.2

Kartu Kendali di Protap Pelayanan Rekam Medis Tanggal diterimanya

DRM

Nomor rekam medis

Nama pasien, Umur/tanggal lahir pasien,

Alamat pasien, Tannggal masuk pasien,

Tanggal keluar pasien, Lama dirawat, Keadaan keluar pasien

(sembuh/

meninggal/dirujuk/aps),

Diagnosis utama

Diagnosis kedua, ketiga, dan seterusnya,

Diagnosis komplikasi, Tindakan

medis/operasi,

Sebab Kematian, Dokter yang merawat, Ruang/bangsal

perawatan,

Kelas perawatan, Peserta askes/non askes

Ketidak lengkapan data rekam medis

(10) 3) Bila DRM tidak lengkap, selanjutnya menyerahkan DRM

dan Buku bantu ke bagian Pengkode (koding) / Pengindeks (Indeksing) dan penyerahkan sensus harian ke bagian Penganalisis ( analising)/ Pelaporan (reporting).

(63)

a) Menempelkan kertas kecil pada halaman depan folder DRM.

b) Dengan menggunakan buku ekspedisi, menyerahkan DRM tidak lengkap kepada unit pencatat untuk diteruskan kepada petugas yang bertanggung jawab terhaddap kelengkapan isi data rekam medis yang bersangkutan untuk dilengkapi.

c) Mengambil kembali DRM tidak lengkap pada 14 x 24 jam setelah waktu penyerahannya.

b. Protap Tentang Pengisian Rekam Medis Rawat Inap

1) Semua tindakan, tanda-tanda klinis, anjuran, dan hasil-hasil pemeriksaan termasuk diagnosa yang didapat harus ditulis secara lengkap pada formulir yang telah disediakan dan dapat dipercayakan menurut kenyataan.

2) Pengisian rekam medis harus dilakukan 1x24 jam.

3) Kesalahan tulis atau pengantian data pada catatan data rekam medis tidak boleh di tip-ex atau dihapus, hanya dicoret dan diberi paraf yang mengganti data tersebut. 4) Isi rekam medis pasien rawat inap srkurang-kurangnya

harus memuat: a) Identitas pasien b) Tanggal dan Waktu c) Anamnese

d) Keluhan

(64)

f) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik g) Diagnosa

c. Protap Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap 1) Pasien rawat inap yang telah selesai mendapatkan

perawatan pulang baik dalam keadaan sembuh, dirujuk, APS (atas permintaan sendiri)/ pulang paksa, maupun mati, maka dokumen rekam medis harus dikembalikan oleh petugas rawat inap ke bagian rekam medis.

2) Dokumen dikembalikan dalam jangka waktu 2x24 jam setelah pasien pulang.

3) Dokumen rekam medis dikembalikan dengan menggunakan buku ekspedisi pengembalian dokumen rekam medis yang ditanda tangani oleh petugas rekam medis.

d. Kebijakan Kelengkapan Isi Rekam Medis

1) Setiap tindakan atau konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-lambatnya 2x24 jam harus ditulis dalam lembaran (formulir) rekam medis.

2) Semua pencatatan harus ditandatangani oleh dokter, tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama terangnya serta diberi tanggal.

3) Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya ditandatangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau petugas kesehatan yang membimbingnya.

(65)

4) Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.

e. Protap Pengembalian Dokumen Rekam Medis Yang Kurang Lengkap

1) Dokumen Rekam Medis yang kembali ke bagian rekam medis selanjutnya disusun (assembling) dan dilakukan analisis kuantitatif maupun kualitatif.

2) Setiap Dokumen Rekam Medis pasien rawat inap yang sudah lengkap diserahkan dibagian pengkodean dan pengindekan. Sedangkan Dokumen Rekam Medis yang belum lengkap pengisiannya dicatat macam ketidaklengkapannya dan kembalikan ke ruangan yang melayani pasien tersebut untuk dilengkapi paling lambat 2x24 jam setelah pasien tersebut pulang.

Setiap dokumen rekam medis yang dikembalikan ke ruangan akan dicatat pada buku analisis rekam medis kurang lengkap.

- Berkas rekam medis pasien rawat inap - Buku catatan ket kelengkapan isi

f. Kebijakan Pencatatan Hasil Pelayanan Pada Formulir Rekam Medis

1) Setiap hasil pelayanan dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung

(66)

kepada pasien harus mencatat ke dalam formulir rekam medis sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku. 2) Pencatatan data tersebut harus dilakukan

selambat-lambatnya 2x24 jam setelah pelayanan kepada pasien yang bersangkutan untuk diteliti kelengkapannya.

3) Pada saat diserahkan ke unit rekam medis, perekam medis harus meneliti setiap lembar formulir rekam medis terhadap kelengkapan datanya.

4) Terhadap data yang tidak lengkap perekam medis harus meminta kelengkapan data tersebut kepada tenaga kesehatan yang bersangkutan.

5) Batas waktu pengisian kelengkapan data rekam medis paling lambat 14 hari sejak pasien keluar rumah sakit untuk disimpan ke Penyimpanan (filing) rekam medis.

g. Kebijakan Kelengkapan Isi Rekam Medis

1) Setiap tindakan atau konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-lambatnya 2x24 jam harus ditulis dalam lembar (formulir) rekam medis.

2) Semua pencatatan harus ditandatangani oleh dokter, tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya yang ditulis nama terangnya serta diberi tanggal.

3) Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya ditandatangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau petugas kesehatan yang membimbingnya.

(67)

4) Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.

B. Hasil Penelitian

1. Tingkat Keterlambatan Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap ke Assembling.

a. Menghitung prosentase tingkat keterlambatan.

Berdasarkan hasil pengamatan di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang, DRM Rawat Inap dikatakan terlambat masuk ke assembling apabila melebihi batas waktu pengembalian yaitu 2x24 jam setelah pasien pulang dari Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. Batas waktu keterlambatan diperoleh dari tanggal masuk DRM Rawat Inap ke Assembling di kurangi tanggal pasien pulang.

Tanggal DRM Rawat Inap masuk ke assembling dapat diperoleh datanya dari buku ekspedisi, sedangkan untuk tanggal pasien pulang dapat diketahui datanya dari RM1 (Ringkasan masuk dan keluar) ataupun melalui komputer. Data tentang keterlambatan dapat dillihat pada lampiran, sehingga persentase keterlambatan adalah sebagai berikut:

Prosentase tingkat keterlambatan =

=

=

Gambar

Grafik Tingkat Keterlambatan di Masing-masing Bangsal
TABEL CHECKLISH  Nama  Bangsal /  Ruang  No mor  Nomor Rekam Medis  Dok t e r  Tanggal Pasien Pulang  Hasil  Tanggal  Direview  Jumlah Keterlambatan  (per hari)      Tidak          Terlambat   Terlambat                      L TL  Cendana  -  -  -  -  -  -

Referensi

Dokumen terkait

Data yang dicatat meliputi nomor rekam medis, nama pasien, umur, jenis kelamin, tanggal masuk ICU dan tanggal keluar, diagnosis, penyakit penyerta, keadaan pulang

Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan metode diskusi Buzz Group. Alokasi waktu pada siklus ini adalah 4 x 40 menit. Menyiapkan lembar

1) Memberikan pengakuan dan penghargaan kepada rumah sakit yang telah mencapai tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang ditetapkan. 2) Memberikan jaminan

Hasil ketidaklengkapan pada review identifikasi (40%), review pelaporan (50%), review autentifikasi (60%), review kelengkapan dan kekonsistenan diagnosa (50%), review

Map folder adalah lipatan yang dibuat dari karton / kertas tebal atau dari plastik yang digunakan untuk menyimpan file / berkas. Sebaiknya file jangan sampai disimpan

merugikan secara material namun jika untuk pasien BPJS merugikan material.Jika pasien BPJS mendapatkan kamar yang tidak sesuai dengan kelas BPJS nya maka hal tersebut

Mengingat pentingnya hubungan antara spesifisitas diagnosis utama terhadap kode diagnosis yang akan dihasilkan, dan sebagai salah satu tolak ukur untuk kontrol

Rumah Sakit Permata Medika Semarang merupakan rumah sakit tipe C yang telah menggunakan ICD-10 sebagai pedoman koding, di rumah sakit tersebut belum pernah