• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS OLEH : HAJAR RISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TESIS OLEH : HAJAR RISA"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PROGRAM PADAT KARYA TUNAI DARI DANA DESA DALAM MENGATASI KEMISKINAN

MASYARAKAT DESA KARANG GADING KECAMATAN LABUHAN DELI

KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

OLEH :

HAJAR RISA 187024042

PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)

KECAMATAN LABUHAN DELI KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi-Studi Pembangunan Pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh :

HAJAR RISA 187024042

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

(3)
(4)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Badaruddin, M.Si Anggota : Dr. Ir. Munir Tanjung, MM

Drs. Kariono, M.Si

Faisal Andri Mahrawa, S.IP, M.Si

(5)
(6)

Nama : Hajar Risa

Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 01 Desember 1981 Agama : Islam

Alamat : Jl. Pasar III no.31 Medan

II. Orang Tua

Nama Ayah : S. Iran Jaya Nama Ibu : Nur Iman

III. Pendidikan

 1993 SD Muhammadiyah 02 Medan

 1996 SMP Negeri 10 Medan

 1999 SMU Al-Fattah Medan

 2007 UMSU Fakultas ekonomi

IV. Pekerjaan

 1999-2000 RS. Gleneagles Medan

 2000-2002 PT. BANK BCA, Tbk Diponegoro Medan

 2002-2004 Royal Brunei Darussalam

 2004-2006 PT. WOM Finance Medan

 2006-2009 PT. HM. SAMPOERNA Medan

 2011-2021 PNS Kabupaten Deli Serdang

(7)

ABSTRAK

Program Padat Karya Tunai merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat berasal dari Dana Desa yang bersumber dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dengan sasaran keluarga miskin bersifat produktif memanfaatkan sumber daya dan teknologi tepat guna dalam mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendapatan, dan menurunkan angka stunting, melalui swakelola, mengutamakan tenaga kerja dan material lokal. Desa Karang Gading sebagai objek penelitian, karena merupakan Desa dengan penduduk miskin terbesar di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini berjudul “Implementasi program Padat Karya Tunai dari Dana Desa dalam Mengatasi Kemiskinan Masyarakat Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang”. Rumusan masalah, yaitu : 1. Bagaimana implementasi program Padat Karya Tunai dari Dana Desa di Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang?, 2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Padat Karya Tunai dari Dana Desa di Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang?, 3. Bagaimana dampak implementasi program Padat Karya Tunai Desa Karang Gading terhadap kemiskinan masyarakat Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang?. Teori yang digunakan adalah teori Edwards III. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan analisis data deskriptif kualitatif, meliputi reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil termuan penelitian yaitu 1) Implementasi program Padat Karya Tunai di Desa Karang Gading jika dilihat dari 4 (empat) aspek sesuai teori Edwards III pada kegiatan rabat beton penimbunan sirtu pada Dusun VI untuk tahun anggaran 2020 hasilnya belum maksimal, komunikasi belum sepenuhnya tersampaikan, sumberdaya belum cukup memadai, struktur birokrasi belum tertata dengan baik dan hanya dari aspek disposisi/sikap yang sudah cukup memadai sehingga tujuan yang diinginkan belum tercapai. 2) Faktor-faktor pendukung program Padat Karya Tunai meliputi : kebijakan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dengan Peraturan Bupati serta faktor-faktor penghambat program Padat Karya Tunai meliputi : animo masyarakat Desa Karang Gading dan keahlian pekerja. 3) Dampak implementasi program Padat Karya Tunai terhadap kemiskinan di Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang adalah belum bisa menurunkan angka kemiskinan di Desa Karang Gading karena hanya bersifat sementara menopang kebutuhan sehari – hari para penerima upah.

Kata Kunci: Program Padat Karya Tunai; Implementasi; Dana Desa; Mengatasi Kemiskinan

i

(8)

ABSTRACT

The Cash For Work Program is a community empowerment activity originating from the Village Fund sourced from the State Budget (APBN) with the target of productive poor families utilizing appropriate resources and technology in reducing poverty, increasing income, and reducing stunting rates, through self- management, prioritizing local labor and materials. Karang Gading Village as the object of research, because it is the village with the largest poor population in Deli Serdang Regency. This research is entitled "The implementation of cash for work program from the Village Fund in Overcoming Poverty in Karang Gading Village, Labuhan Deli District, Deli Serdang Regency". The formulation of the problem, namely: 1. How is the implementation of the Cash For Work program from the Village Fund in Karang Gading Village, Labuhan Deli District, Deli Serdang Regency ?, 2. What are the obstacles faced in the implementation of Cash For Work from Village Funds in Karang Gading Village, Labuhan Deli District Deli Serdang District ?, 3. How is the impact of the implementation of the Cash For Work program in Karang Gading Village on the poverty of the people of Karang Gading Village, Labuhan Deli District, Deli Serdang Regency ?.

The theory used is the theory of Edwards III. The research approach used a qualitative descriptive approach. Determination of informants using purposive sampling. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The data analysis technique used descriptive qualitative data analysis, including data reduction, data display, drawing conclusions and verification. The findings of this research are 1) The implementation of the Cash For Work program in Karang Gading Village when viewed from 4 (four) aspects according to Edwards III's theory on concrete rebate activities for grafting in Dusun VI for the 2020 fiscal year the results have not been optimal, communication has not been fully conveyed, resources inadequate, the bureaucratic structure is not well organized and only from the aspect of disposition / attitude which is sufficient so that the desired goals have not been achieved. 2) Supporting factors for the Cash For Work Program include: Deli Serdang Regency Government policies with Regent Regulations and the inhibiting factors for the Cash For Work Program include: community interest in Karang Gading Village and worker expertise. 3) The impact of the implementation of the Cash For Work program on poverty in Karang Gading Village, Labuhan Deli District, Deli Serdang Regency is that it has not been able to reduce the poverty rate in Karang Gading Village because it is only temporarily supporting the daily needs of the wage earners.

Keywords: Cash For Work Program; Implementation; Village Fund; Overcoming Poverty

ii

(9)

i Dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa saya panjatkan puji dan syukur kehadiratNya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal tesis ini dengan baik. Tesis dengan judul “Implementasi Program Padat Karya Tunai Dari Dana Desa Dalam Mengatasi Kemiskinan Masyarakat Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang” ini tidak dapat selesai tanpa dukungan baik moriil maupun materil dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini Saya mengucapkan terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada:

1. Dr. Muryanto Amin, M.Si, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Drs. Hendra Harahap, M.Si, Ph.D selaku Dekan Fisipol Universitas Sumatera Utara

3. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si Ketua Program Studi Magister Studi Pembangunan, sekaligus Dosen Pembimbing 1

4. Dr. Ir. Munir Tanjung, MM, sebagai Pembimbing 2 yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.

5. Drs. Syafii Sihombing, Camat Labuhan Deli 6. Al - Munir, Kepala Desa Karang Gading

7. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Karang Gading 8. Perangkat Desa Karang Gading

9. Tokoh Masyarakat Desa Karang Gading

10. Keluarga yang telah memberikan dukungan secara moril maupun materil kepada penulis.

(10)

ii Study (S2) Magister Studi Pembangunan. Harapan saya semoga tesis ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Adapun keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat saya harapkan guna kesempurnaan kajian ini, sehingga pada masa yang akan datang saya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi Tesis ini agar menjadi lebih baik lagi.

Medan, Juli 2020 Penulis,

HAJAR RISA

(11)

iii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 12

2.1. Teori Implementasi Kebijakan ... 12

2.1.1. Tahapan Implementasi Kebijakan…... 24

2.2. Dana Desa ... 25

2.2.1. Dasar Hukum Dana Desa………... 28

2.3. Kemiskinan... 33

2.3.1. Sebab Terjadinya Kemiskinan dan Karakteristiknya... 38

2.3.2. Program Penanggulangan Kemiskinan………... 46

2.4. Program Padat Karya Tunai………... 56

2.4.1.Anggaran Cash For Work …………... 57

2.4.2. Skema Padat Karya Tunai ... 59

2.4.3. Efek Besar Padat Karya Tunai ... 60

2.4.4. Landasan Hukum Padat Karya Tunai ... 60

2.4.5. Sasaran Padat Karya Tunai.. ... 61

(12)

iv

2.4.7. Kegiatan Prioritas Padat Karya Tunai ... 62

2.4.8. SKB 4 Menteri………... 62

2.4.9. Percepatan Dana Desa untuk Padat Karya Tunai... 64

2.5. Penelitian Terdahulu………... 66

2.6. Kerangka Pemikiran ………... 68

BAB III METODE PENELITIAN ... 70

3.1. Jenis Penelitan ... 70

3.2. Lokasi Penelitan ... 70

3.3. Informan Penelitian ... 71

3.3.1 Karakteristik Informan ... 72

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 74

3.5. Teknik Analisis Data ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77

4.1. Hasil Penelitian ... 77

4.1.1 Profil Kabupaten Deli Serdang ... 77

4.1.1.1 Sejarah Kabupaten Deli Serdang ... 78

4.1.1.2 Keadaan Iklim... 80

4.1.1.3 Gambaran Topografi ... 80

4.1.2 Profil Kecamatan Labuhan Deli ... 82

4.2. Pembahasan ... 96 4.2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Karang

Gading Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang ...

96

(13)

v Fisik Padat Karya Tunai Desa ...

4.2.3 Impelementasi Kebijakan Program Padat Karya Tunai Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli...

104

4.2.3.1 Komunikasi ... 105

4.2.3.2 Sumber Daya ... 108

4.2.3.3 Disposisi ... 112

4.2.3.4 Struktur Birokrasi ... 114

4.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Program Padat Karya Tunai Karang Gading Labuhan Deli ... 117 4.2.4.1 Faktor Pendukung ... 117

4.2.4.2 Faktor Penghambat ... 121

4.2.5. Dampak Program Padat Karya Tunai Desa Terhadap Kemiskinan Di Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli ... 123 4.2.6 Kendala Yang dihadapi dalam Implementasi Program Padat Karya Tunai Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli... 135 BAB V PENUTUP ... 138

5.1. Kesimpulan ... 138

5.2. Saran ... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 142

LAMPIRAN ... 148

(14)

vi

No. Judul Hal

1.1. Data Jumlah Dana Desa Tahun 2015 – 2020 ……… 4 1.2. Data JumlahPenduduk, PendudukMiskindan Dana Desa Bagi Desa

se – Kecamatan Labuhan Deli

5

2.1. Program Dampak Langsung dan Tidak Langsung dalam Impelementasi 13 2.2. Bagan Alur Penyebab Terjadinya Kemiskinan ... 39 2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 69 3.1. Gambar Bagan Teknik Analisis Data Kualitatif Menurut Miles dan

Huberman...

75

4.1. Peta Wilayah Kabupaten Deli Serdang ... 81 4.2. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang ... 82 4.3. Data Kelembagaan Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli

Kabupaten Deli Serdang...

85

4.4. Data Aparatur Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli

Kabupaten Deli Serdang...

86 4.5. Sturktur Organisasi Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli

Kabupaten Deli Serdang...

88 4.6. Peta Sosial Dasar Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli

Kabupaten Deli Serdang ...

89 4.7. Data Jumlah Penduduk Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli

Kabupaten Deli Serdang ...

90 4.8. Data Penduduk berdasarkan Komposisi Usia Penduduk, Kesejahteraan

Mata Pencaharian, Pendidikan dan Kesehatan ...

91 4.9. Data APBDesa Karang Gading Tahun Anggaran 2020 97 4.10 Data RAB Kegiatan Rabat Beton dan Sirtu Dusun VI 101 4.11 Data Penerima Upah Padat Karya Tunai Desa 102

(15)

vii No. Judul Halaman 2.1 Bagan alur penyebab terjadinya kemiskinan ………. 29 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 53 3.1. Bagan Teknik Analisis Data Kualitatif Menurut Miles dan

Huberman ... 56

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Didalam Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat secara tegas menyatakan bahwa “tujuan yang hendak dicapai oleh Pemerintah Republik Indonesia adalah untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Seiring dengan tujuan mulia tersebut, maka berbagai kebijakan dilakukan Pemerintah untuk menjamin warganya berada dalam taraf hidup layak dan tidak termarginalkan. Oleh karena itu, Indonesia melaksanakan pembangunan diberbagai bidang agar mampu merubah keadaan menjadi lebih baik termasuk meningkatkan taraf hidup dan menjadikan masyarakat Indonesia sejahtera. Pembangunan dilaksanakan agar tidak terjadi kesenjangan antara desa dan kota. Pesatnya pembangunan di perkotaan seolah-olah menenggelamkan pembangunan desa yang sering diasumsikan lambat dan kekurangan sumber daya manusia. Masyarakat desa identikdengan kemiskinan, sehingga mereka meninggalkan desa untuk mencari kehidupan yang layak di kota. Mereka berasumsi bahwa kehidupan di kota lebih menjanjikan untuk dapat hidup lebih baik. Oleh sebab itu, arus urbanisasi sukar untuk dibendung karena pola pikir masyarakat desa telah terpola dengan asumsi bahwa kehidupan di Kota bisa menjamin masa depan yang lebih baik.

1

(17)

Sebagai bentuk perhatian Pemerintah terhadap Desa maka pada tahun 2014 Pemerintah mengeluarkan Undang – Undang nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Didalam Undang-Undang nomor 6 tersebut pada pasal 4 disebutkan bahwa:

Pengaturan Desa bertujuan:

a. Memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

c. Melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa.

d. Mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama.

e. Membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab.

f. Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum.

g. Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional.

h. Memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional.

i. Memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan.

(18)

Amanat Undang-Undang nomor 6 tersebut dipertegas dengan keluarnya Peraturan Pemerintah nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara.Dana Desa inilah yang digelontorkan ke 74. 957 Desa di seluruh Indonesia yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara.

Kislat dan Menkhoff (2011), menjelaskan bahwa program Dana Desa di Thailand adalah salah satu program keuangan mikro terbesar di dunia bertujuan untuk meningkatkan akses pembiayaan dan pendapatan di daerah pedesaan.Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa program ini berhasil di realisasi ambisinya untuk beberapa derajat. Kami memperpanjang pekerjaan ini dengan menganalisis gelombang kedua rumah tangga dan menemukan bahwa dana desa untuk masyarakat sebagai peminjam ditandai dengan status ekonomi rendah, sesuai tujuan dana desa pinjaman adalah untuk garis hidup rumah tangga mereka. Namun kita tidak bisa mengidentifikasi subsitusi yang signifikan antara pinjaman dana desa dan pinjaman lainnya.

Penggunaan dana desa diprioritaskan untuk pembangunan fisik atau infrastruktur dan program pemberdayaan masyarakat desa. Dana Desa digelontorkan mulai dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 data yang berhasil dirangkum oleh Pendamping Desa yang direkapitulasi oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yaitu:

“Indonesia mampu membangun jembatan 1.960 kilometer, jalan sepanjang 121.709 kilometer, tambatan perahu 5.116 unit, bangunan pendidikan anak usia dini (PAUD) 21.357 unit, Badan Usaha Milik Desa (BumDesa) air bersih sebanyak 32.711 unit, posyandu 13.973 unit, Polindes 6.041 unit, drainase 21.811 unit, embung 2.047 unit, MCK 82.356 unit, penahan tanah 291.393

(19)

unit, pasar desa5.220 unit, sarana olahraga 2.366 unit, sumur 45.865 unit.

Sarana dan prasarana tersebut diharapkan dapat memenuhi pelayanan dasar, meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa dan bisa mendongkrak perekonomian di Desa yang pada akhinya bisa menekan angka kemiskinan masyarakat desa.” http://bisnis.liputan6.com/read/3151352/dana-desa-2018- mampu-serap-57-juta- tenaga-kerja.

Tabel 1.1

Jumlah Dana Desa Tahun 2015 – 2020 di Indonesia

URAIAN TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah uang

dalam triliyun 20,67 T 46,98 T 60 T 60 T 70 T 71,19 T Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2020

Sampai saat ini, Pemerintah dan Pemerintah Daerah di Indonesia masih menghadapi permasalahan kemiskinan yang bersifat multidimensional.

Kemiskinan menjadi sebab dan akibat dari lingkaran setan (vicious circle) – rangkaian permasalahan pengangguran, rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia, dan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Kondisi tersebut digambarkan dengan masih tingginya jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran terbuka, serta masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dibanding mayoritas negara-negara lain.Kualitas sumber daya manusia ditandai oleh indeks pembangunan manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Indeks pembangunan manusia merupakan indikator komposit status kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup saat lahir, taraf pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf penduduk dewasa dan gabungan angka partisipasi kasar jenjang pendidikan dasar, menengah, tinggi, serta taraf perekonomian penduduk yang diukur dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita dengan paritas daya beli.

(20)

Permasalahan kemiskinan tidak terlepas juga dialami oleh Kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari 22 (dua puluh dua) Kecamatan, 380 (tiga ratus delapan puluh) Desadan 14 (empat belas) Kelurahan dengan jumlah penduduk 2.114.627 jiwa dan luas wilayah 2.238,353 km2. Kabupaten Deli Serdang mempunyai penduduk miskin sebesar 4,13% pada tahun 2019 menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang, tentu saja hal ini menjadi tugas berat Pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk menurunkan angka penduduk miskin tersebut setiap tahunnya.

Tercatat padaDinas Pemberdayaan Masyarakat dan DesaKabupaten Deli Serdang bahwa jumlah dana desa terbesar untuk tahun 2020 diperoleh Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli dikarenakan penduduk miskin terbesar di Kabupaten Deli Serdang terdapat di desa tersebut.

Tabel 1.2

Data Jumlah Penduduk, Penduduk Miskin dan Dana Desa Bagi Desa se - Kecamatan Labuhan Deli

Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020.

No. Desa Jumlah

Penduduk

Jumlah Penduduk

Miskin

% Penduduk Miskin (%)

Dana Desa (Rp)

1 Helvetia 18.605 546 2,93 1.042.542.000

2 Manunggal 21.222 861 4,06 1.228.609.000

3 Pematang Johar 14.967 1.044 6,98 1.324.253.000 4 Karang Gading 5.591 2.096 37,49 1.996.594.000

5 Telaga Tujuh 2.376 563 23,70 1.058.799.000

Total 62.761 5.110 8,14 6.650.797.000

(21)

Sejalan dengan program Dana Desa bergulir, demi tujuan mulia Pemerintah mengeluarkanProgram Padat Karya Tunai (PKT) di Desa yang merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa, khususnya yang miskin dan marginal yang bersifat produktif, dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi lokal untuk memberikan tambahan upah/pendapatan, meningkatkan daya beli, mengurangi kemiskinan, dan sekaligus mendukung penurunan angka stunting. Ini adalah program arahan langsung dari presiden, yang dilaksanakan untuk seluruh desa di Indonesia.

Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yakni Menteri PPN/Bappenas, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada 18 Desember 2017 lalu memandatkan, bahwa Dana Desa digunakan untuk Padat Karya Tunai di Desa.

Dalam SKB-4 Menteri disepakati bahwa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melakukan:

1. Penguatan pendamping profesional untuk mengawal pelaksanaan padat karya tunai di desa;

2. Berkoordinasi dengan pendamping lainnya dalam program pengentasan kemiskinan;

3. Pemusatan kembali (refokusing) penggunaan dana desa pada tiga sampai dengan lima jenis kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas desa, melalui koordinasi dengan kementerian terkait;

(22)

4. Fasilitasi penggunaan dana desa untuk kegiatan pembangunan Desa, di mana paling sedikit 30% wajib digunakan untuk membayar upah masyarakat dalam rangka menciptakan lapangan kerja di desa;

5. Upah kerja dibayar secara harian atau mingguan dalam pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dengan dana desa; dan

6. Fasilitasi pelaksanaan kegiatan pembangunan yang didanai dari dana desa dengan mekanisme swakelola dan diupayakan tidak dikerjakan pada saat musim panen.

Beberapa hal penting yang perlu terus-menerus didorong kepada para pihak yang terlibat aktif memfasilitasi desa dalam mengelola dana desa adalah sebagai berikut:

1. Agar dana desa benar-benar bermanfaat bagi masyarakat desa, maka pemerintah daerah kabupaten/kota harus berdisiplin dalam memproses pencairan dana desa dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Desa (RKD). Semakin lambat proses pencairan dan penyaluran dana desa, berdampak pada lambatnya pelaksanaan penggunaan dana desa untuk Program Padat Karya Tunai. Kondisi ini berdampak pada rendahnya penggunaan dana desa untuk menciptakan lapangan kerja. Sementara bagi warga desa yang menganggur/setengah menganggur, serta warga miskin, lebih-lebih keluarga yang anaknya menderita gizi buruk.

2. Penggunaan dana desa untuk Padat Karya Tunai merupakan hal mulia, karena mengutamakan masyarakat desa yang miskin untuk memperoleh lapangan kerja. Adanya dana desa benar-benar dimanfaatkan untuk mewujudkan salah

(23)

satu tujuan pembangunan desa yaitu penanggulangan kemiskinan. Agar efektif dalam penanggulangan kemiskinan, penggunaan dana desa untuk Padat Karya Tunai harus dibarengi dengan refokusing kegiatan pembangunan desa yang mampu menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan. Oleh sebab itu, desa- desa perlu difasilitasi untuk memprioritaskan penggunaan dana desa, untuk kegiatan pembangunan desa yang bersifat produktif dan berkelanjutan secara ekonomi. Misalnya, refokusing penggunaan dana desa untuk Padat Karya Tunai diarahkan pada pengembangan produk unggulan kawasan perdesaan.

3. Pelaksanaan penggunaan dana desa untuk Padat Karya Tunai harus dikelola secara sinergis melalui kerja sama lintas pemangku kepentingan. Antar kementerian/lembaga non kementerian maupun antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, harus bekerja sama memfasilitasi implementasi penggunaan dana desa untuk Padat Karya Tunai. Sinergitas dalam memfasilitasi penggunaan dana desa untuk Padat Karya Tunai ini, diharapkan akan lebih meningkatkan kinerja pencairan dan penyaluran dana desa, serta meningkatkan kualitas kegiatan pembangunan desa yang dibiayai dana desa.

4. Pelaksanaan penggunaan dana desa untuk Padat Karya Tunai, harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan. Untuk itu, dalam pelaksanaan penggunaan dana desa dilakukan pengawalan secara intensif untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Keberadaan aparat penegak hukum (polisi atau jaksa) dalam melakukan pengawalan dana desa, merupakan bagian dari upaya mencegah munculnya penyimpangan dana desa. Terhadap upaya pencegahan ini, pemerintah daerah kabupaten/kota perlu memberikan

(24)

pemahaman kepada kepala desa, anggota BPD dan masyarakat desa, untuk menyikapinya secara positif dengan cara mengelola penggunaan dana desa secara transparan, partisipatif dan akuntabel.

Sesuai dengan latar belakang diatas, oleh karena Desa Karang Gading merupakan desa dengan penduduk miskin terbesar di Kabupaten Deli Serdang, maka penulis sangat tertarik mengadakan penelitian tentang “Implementasi Program Padat Karya Tunai dari Dana Desa dalam Mengatasi Kemiskinan Masyarakat Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan DeliKabupaten Deli Serdang”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan pokok – pokok permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi program Padat Karya Tunai dari Dana Desa di Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang?

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalampelaksanaanPadat Karya Tunai dari Dana Desa di Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang?

3. Bagaimana dampak implementasi program Padat Karya Tunai Desa Karang Gading terhadap kemiskinan masyarakat Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

(25)

1. Untuk menganalisis implementasi program Padat Karya Tunai dari dana desa terlaksana di Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk menganalisis kendala - kendalayang terjadi pada pelaksanaan program Padat Karya Tunai dari dana desa di Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang.

3. Untuk menganalisis dampak implementasi program Padat Karya Tunai Desa Karang Gading terhadap kemiskinan masyarakat Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang?

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis:

Untuk memperkaya teori-teori maupun pengembangan konsep tentang kemiskinan, dana desa dan program Padat Karya Tunai dan diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sumber penelitian selanjutnya bagi peneliti di bidang Studi Pembangunan khususnya.

2. Manfaat Praktis:

- Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan Kecamatan Labuhan Deli khususnya Desa Karang Gadingdalam mengambil keputusan atau menetapkan kebijakan tentang program pemberdayaan masyarakat desa yang bersumber dari Dana Desa.

(26)

- Dapat digunakan sebagai bahan studi atau tambahan literatur bagimahasiswa/mahasiswi Pasca Sarjana khususnya Magister Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Implementasi Kebijakan

Implementasi ikebijakan ipada iprinsipnya iadalah icara iagar isebuah

ikebijakan idapat imencapai itujuannya. iTidak ilebih idan itidak ikurang.Untuk

imengimplementasikan ikebijakan ipublik, iada idua ipilihan ilangkah iyang iada,

iyaitu ilangsung imengimplementasikan idalam ibentuk iprogram iatau imelalui

iformulasi ikebijakan iderivat iatau iturunan idari ikebijakan ipublik

itersebut.Rangkaian iimplementasi ikebijakan idapat idiamati idengan ijelas iyaitu

idimulai idari iprogram, ike iproyek idan ike ikegiatan.Model itersebut

imengadaptasi imekanisme iyang ilazim idalam imanajemen, ikhususnya

imanajemen isektor ipublik.Kebijakan iditurunkan iberupa iprogram iprogram iyang

ikemudian iditurunkan imenjadi iproyek-proyek, idan iakhirnya iberwujud ipada

ikegiatan-kegiatan, ibaik iyang idilakukan ioleh ipemerintah, imasyarakat imaupun

ikerjasama ipemerintah idengan imasyarakat.Dalam iimplementasi ikebijakan

iprogram iPadat iKarya iTunai imaka iyang iperlu idipahami iterlebih idahulu

idefinisi idari iImplementasi iKebijakan. iPendekatan iyang idigunakan idalam

imenganalisis iimplementasi ikebijakan itentang ikonservasi ienergi iadalah iteori

iyang idikemukakan ioleh iGeorge iC. iEdwards iIII.Dimana iimplementasi idapat

idimulai idari ikondisi iabstrak idan isebuah ipertanyaan itentang iapakah isyarat

iagar iimplementasi ikebijakan idapat iberhasil, imenurut iGeorge iC. iEdwards iIII

iada iempat ivariabel idalam ikebijakan ipublik iyaitu iKomunikasi

i(Communications), iSumber iDaya i(resources), isikap i(dispositions iatau

12

(28)

iattitudes) idan istruktur ibirokrasi i(bureucratic istructure). iKe iempat ifaktor idi

iatas iharus idilaksanakan isecara isimultan ikarena iantara isatu idengan iyang

ilainnya imemiliki ihubungan iyang ierat.Tujuan ikita iadalah imeningkatkan

ipemahaman itentang iimplementasi ikebijakan. iPenyederhanaan ipengertian

idengan icara imembreakdown i(diturunkan) imelalui ieksplanasi iimplementasi

ikedalam ikomponen iprinsip. iImplementasi ikebijakan iadalah isuatu iproses

idinamik iyang imana imeliputi iinteraksi ibanyak ifaktor. iSub ikategori idari

ifaktor-faktor imendasar iditampilkan isehingga idapat idiketahui ipengaruhnya

iterhadap iimplementasi.

Gambar i2.1

Diagram iDampak ilangsung idan itidak ilangsung idalam iImplementasi

Sumber: iGeorge iIII iEdward: ImplementingPublicPolicy,i1980

Faktor-faktor iyang iberpengaruh idalam iimplementasi imenurut iGeorge C. iEdwards iIII isebagai iberikut:

a. Komunikasi

Implementasi iakan iberjalan iefektif iapabila iukuran-ukuran idan itujuan-tujuan

(29)

ikebijakan idipahami ioleh iindividu-individu iyang ibertanggungjawab idalam

ipencapaian itujuan ikebijakan. iKejelasan iukuran idan itujuan ikebijakan

idengan idemikian iperlu idikomunikasikan isecara itepat idengan ipara

ipelaksana. iKonsistensi iatau ikeseragaman idari iukuran idasar idan itujuan

iperlu idikomunikasikan isehingga iimplementors imengetahui isecara itepat

iukuran imaupun itujuan ikebijakan iitu. iKomunikasi idalam iorganisasi

imerupakan isuatu iproses iyang iamat ikompleks idan irumit. iSeseorang ibisa

imenahannya ihanya iuntuk ikepentingan itertentu, iatau imenyebarluaskannya.

iDisamping iitu isumber iinformasi iyang iberbeda ijuga iakan imelahirkan

iinterpretasi iyang iberbeda ipula. iAgar iimplementasi iberjalan iefektif, isiapa

iyang ibertanggungjawab imelaksanakan isebuah ikeputusan iharus imengetahui

iapakah imereka idapat imelakukannya. iSesungguhnya iimplementasi

ikebijakan iharus iditerima ioleh isemua ipersonel idan iharus imengerti isecara

ijelas idan iakurat imengenai imaksud idan itujuan ikebijakan. iJika ipara

ipembuat ikebijakan itelah imelihat iketidakjelasan ispesifikasi ikebijakan

isebenarnya imereka itidak imengerti iapa isesunguhnya iyang iakan idiarahkan.

iPara iimplementor ikebijakan ibingung idengan iapa iyang iakan imereka

ilakukan isehingga ijika idipaksakan itidak iakan imendapatkan ihasil iyang

ioptimal. iTidak icukupnya ikomunikasi ikepada ipara iimplementor isecara

iserius imempengaruhi iimplementasi ikebijakan.

b. Sumberdaya

Tidak imenjadi imasalah ibagaimana ijelas idan ikonsisten iimplementasi

iprogram idan ibagaimana iakuratnya ikomunikasi idikirim. iJika ipersonel iyang

(30)

ibertanggungjawab iuntuk imelaksanakan iprogram ikekurangan isumberdaya

idalam imelakukan itugasnya. iKomponen isumberdaya iini imeliputi ijumlah

istaf, ikeahlian idari ipara ipelaksana, iinformasi iyang irelevan idan icukup

iuntuk imengimplementasikan ikebijakan idan ipemenuhan isumber-sumber

iterkait idalam ipelaksanaan iprogram itersebut, iadanya ikewenangan iyang

imenjamin ibahwa iprogram idapat idiarahkan ikepada isebagaimana iyamg

idiharapkan, iserta iadanya ifasilitas-fasilitas ipendukung iyang idapat idipakai

iuntuk imelakukan ikegiatan iprogramseperti idana idan isarana iprasarana.

iSumberdaya imanusia iyang itidak imemadai i(jumlah idan ikemampuan)

iberakibat itidak idapat idilaksanakannya iprogram isecara isempurna ikarena

imereka itidak ibisa imelakukan ipengawasan idengan ibaik. iJika ijumlah istaf

ipelaksana ikebijakan iterbatas imaka ihal iyang iharus idilakukan imeningkatkan

iskill/kemampuan ipara ipelaksana iuntuk imelakukan iprogram. iUntuk iitu

iperlu iadanya imanajemen iSDM iyang ibaik iagar idapat imeningkatkan ikinerja

iprogram. iKetidakmampuan ipelaksana iprogram iini idisebabkan ikarena

ikebijakan ikonservasi ienergi imerupakan ihal iyang ibaru ibagi imereka idimana

idalam imelaksanakan iprogram iini imembutuhkan ikemampuan iyang ikhusus.

iInformasi imerupakan isumberdaya ipenting ibagi ipelaksanaan ikebijakan, iada idua ibentuk iinformasi iyaitu iinformasi imengenai ibagaimana icara

imenyelesaikan ikebijakan/program iserta ibagi ipelaksana iharus imengetahui

itindakan iapa iyang iharus idilakukan idan iinformasi itentang idata ipendukung

ikepatuhan ikepada iperaturan ipemerintah idan iundang-undang. iKenyataan

idilapangan ibahwa itingkat ipusat itidak itahu ikebutuhan iyang idiperlukan

(31)

ipara ipelaksana idilapangan. iKekurangan iinformasi/pengetahuan ibagaimana

imelaksanakan ikebijakan imemiliki ikonsekuensi ilangsung iseperti ipelaksana

itidak ibertanggungjawab, iatau ipelaksana itidak iada idi itempat ikerja isehingga

imenimbulkan iinefisien. iImplementasi ikebijakan imembutuhkan ikepatuhan

iorganisasi idan iindividu iterhadap iperaturan ipemerintah iyang iada.

iSumberdaya ilain iyang ijuga ipenting iadalah ikewenangan iuntuk imenentukan

ibagaimana iprogram idilakukan, ikewenangan iuntuk imembelanjakan idan

imengatur ikeuangan, ibaik ipenyediaan iuang, ipengadaan istaf, imaupun

ipengadaan isupervisor. iFasilitas iyang idiperlukan iuntuk imelaksanakan

ikebijakan/program iharus iterpenuhi iseperti ikantor, iperalatan, iserta idana

iyang imencukupi. iTanpa ifasilitas iini imustahil iprogram idapat iberjalan

idengan ibaik isesuai iharapan.

c. Disposisi iatau iSikap

Salah isatu ifaktor iyang imempengaruhi iefektifitas iimplementasi ikebijakan adalah isikap iimplementor. iApabila iimplementor isetuju idengan ibagian- bagian iisi idari ikebijakan imaka imereka iakan imelaksanakan idengan isenang hati itetapi ijika ipandangan imereka iberbeda idengan ipembuat ikebijakanmaka proses iimplementasi iakan imengalami ibanyak imasalah. iAda itiga ibentuk sikap/respon iimplementor iterhadap ikebijakan i; ikesadaran ipelaksana, petunjuk/arahan ipelaksana iuntuk imerespon iprogram ikearah ipenerimaanatau penolakan, idan iintensitas idari irespon itersebut. iPara ipelaksana imungkin memahami imaksud idan isasaran iprogram inamun iseringkali imengalami kegagalan idalam imelaksanakan iprogram isecara itepat ikarena imereka

(32)

menolak itujuan iyang iada ididalamnya isehingga isecara isembunyi mengalihkan idan imenghindari iimplementasi iprogram.Disamping iitu dukungan ipara ipejabat ipelaksana isangat idibutuhkan idalam imencapai sasaran iprogram.Dukungan idari ipimpinan isangat imempengaruhi pelaksanaan iprogram idapat imencapai itujuan isecara iefektif idan iefisien.

Wujud idari idukungan ipimpinan iini iadalah iMenempatkan ikebijakanmenjadi prioritas iprogram, ipenempatan ipelaksana idengan iorang-orang iyang mendukung iprogram, imemperhatikan ikeseimbangan idaerah, iagama, isuku, jenis ikelamin idan ikarakteristik idemografi iyang ilain. iDisamping iitu penyediaan idana iyang icukup iguna imemberikan iinsentif ibagi iparapelaksana

iprogram iagar imereka imendukung idan ibekerja isecara itotal idalam melaksanakan ikebijakan/program.

d. Struktur iBirokrasi

Membahas ibadan ipelaksana isuatu ikebijakan, itidak idapat idilepaskan idari struktur ibirokrasi. iStruktur ibirokrasi iadalah ikarakteristik, inorma-norma, idan pola-pola ihubungan iyang iterjadi iberulang-ulang idalam ibadan-badan eksekutif iyang imempunyai ihubungan ibaik ipotensial imaupun inyata idengan apa iyang imereka imiliki idalam imenjalankan ikebijakan. iVan iHorn idan iVan Meter imenunjukkan ibeberapa iunsur iyang imungkin iberpengaruh iterhadap suatu iorganisasi idalam iimplementasi ikebijakan, iyaitu:

1. Kompetensi idan iukuran istaf isuatu ibadan;

2. Tingkat ipengawasan ihirarkhis iterhadap ikeputusan-keputusan isub iunit dan iproses-proses idalam ibadan ipelaksana;

(33)

3. Sumber-sumber ipolitik isuatu iorganisasi i(misalnya idukungan idi iantara anggota ilegislatif idan ieksekutif);

4. Vitalitas isuatu iorganisasi;

5. Tingkat ikomunikasi i“terbuka”, iyaitu ijaringan ikerja ikomunikasi horizontal imaupun ivertikal isecara ibebas iserta itingkat ikebebasan iyang secara irelatif itinggi idalam ikomunikasi idengan iindividu-individu idi iluar organisasi;

6. Kaitan iformal idan iinformal isuatu ibadan idengan ibadan ipembuat keputusan iatau ipelaksana ikeputusan.

Bila isumberdaya icukup iuntuk imelaksanakan isuatu ikebijakan idanpara

iimplementor imengetahui iapa iyang iharus idilakukan , iimplementasi imasih gagal iapabila istruktur ibirokrasi iyang iada imenghalangi ikoordinasi iyang diperlukan idalam imelaksanakan ikebijakan. iKebijakan iyang ikomplek membutuhkan ikerjasama ibanyak iorang, iserta ipemborosan isumberdaya iakan mempengaruhi ihasil iimplementasi. iPerubahan iyang idilakukan itentunya iakan mempengaruhi iindividu idan isecara iumum iakan imempengaruhi isistem idalam birokrasi.

I Teori iMerilee iS. iGrindle i(1980) i

Keberhasilan iimplementasi imenurut iMerilee iS. iGrindle i(1980) idalam ibuku dasar-dasar ikebijakan ipublik, iLeo iAgustino i(2008:154) idipengaruhi ioleh dua ivariabel ibesar, iyakni iisi ikebijakan idan ilingkungan iimplementasi.

variabel iisi ikebijakan iini imencakup: i

(34)

1. Sejauh imana ikepentingan ikelompok iatau itarget igroups itermuat idalam

iisikebijakan. I

2. Jenis imanfaat iyang iditerima ioleh itarget igroups. I

3. Sejauh imana iperubahan iyang idiinginkan idari ikebijakan. I

4. Apakah iletak isebuah iprogram isudah itepat. I

5. Apakah isebuah ikebijakan itelah imenyebutkan iimplementornya idengan rinci.

6. Apakah isebuah iprogram ididukung ioleh isumber idaya iyang imemadai. I

Sedangkan ivariabel ilingkungan ikebijakan imencakup ibeberapa ihal:

a. Seberapa ibesar ikekuasaan, ikepentingan, idan istrategi iyang idimiliki ioleh

iparaaktor iyang iterlibat idalam iimplementasi ikebijakan. I

b. Karakteristik iinstitusi idan irejim iyang isedang iberkuasa. I

c. Tingkat ikepatuhan idan iresponsivitas ikelompok isasaran.

i iTeori iDaniel iA. iMazmanian idan iPaul iA. iSabatier i(1983) i

Mazmanian idan iSabatier i(1983) idalam ibuku iLeo iAgustino i(2008:139) mendefenisikan iimplementasi ikebijakan isebagai:

“Pelaksanan ikeputusan ikebijaksanaan idasar, ibiasanya idalam ibentukundang- undang, inamun idapat ipula iberbentuk iperintah-perintah iatau ikeputusan- keputusan ieksekutif iatau ikeputusan ibadan iperadilan. iLazimnya, keputusan tersebut imengidentifikasikan imasalah iyang iingin idiatasi, imenyebutkan isecara tegas itujuan iatau isasaran iyang iingin idicapai, idan iberbagai icara iuntuk menstrukturkan iatau imengatur iproses iimplementasinya“. i

Menurut iMazmanian idan iSabatier, iada itiga ikelompok ivariabel iyang

imempengaruhi ikeberhasilan iimplementasi, iyakni: i

(35)

1. iKarakteristik idari imasalah i

a. iTingkat ikesulitan iteknis idari imasalah iyang ibersangkutan. iDi isatu ipihak

iada ibeberapa imasalah isosial isecara iteknis imudah idipecahkan, idipihak

ilain iterdapat imasalah-masalah isosial iyang irelatif isulit idipecahkan,

iseperti ikemiskinan, ipengangguran, ikorupsi, idan isebagainya. iOleh

ikarena iitu, isifat imasalah iitu isendiri iakan imemengaruhi imudah itidaknya

isuatu iprogram idiimplementasikan. i

b. iTingkat ikemajemukan idari ikelompok isasaran. iIni iberarti ibahwa isuatu

iprogram iakan irelatif imudah idiimplementasikan iapabila ikelompok

isasarannya iheterogen, imaka iimplementasi iprogram iakan irelatif ilebih

isulit, ikarena itingkat ipemahaman isetiap ianggota ikelompok isasaran

iterhadap iprogram irelatif iberbeda. i

c. iProporsi ikelompok isasaran iterhadap itotal ipopulasi.sebuah iprogram iakan

irelatif isulit iimplementasikan iapabila isasaranya imencakup isemua

ipopulasi. iSebaliknya isebuah iprogram irelatif imudah idiimplementasikan

iapabila ijumlah ikelompok isasarannya itidak iterlalu ibesar.

d. iCakupan iperubahan iperilaku iyang idiharapkan. iSebuah iprogram iyang

ibertujuan imemberikan ipengetahuan iatau ibersifat ikognitif iakan irelatif

imudah idiimplementasikan idaripada iprogram iyang ibertujuan iuntuk

imengubah isikap idan iprilaku imasyarakat. i

2. iKarakteristik ikebijakan/undang-undang

a. Kejelasan iisi ikebijakan. iIni iberarti isemakin ijelas idan irinci iisi isebuah kebijakan iakan imudah idiimplementasikan ikarena iimplementor imudah memahami idan imenterjemahkan idalam itindakan inyata. I

(36)

b. Seberapa ijauh ikebijakan itersebut imemiliki idukungan iteoritis.kebijakan yang imemiliki idasar iteoritis imemiliki isifat ilebih imantap ikarena isudah teruji, iwalaupun iuntuk ibeberapa ilingkungan isosial itertentu iperlu adamodifikasi. i i

c. Besarnya ialokasi isumberdaya ifinansial iterhadap ikebijakan itersebut. I

d. Seberapa ibesar iadanya iketerpautan idan idukungan iantar iberbagai institusi ipelaksana.kegagalan iprogram isering idisebabkan ikurangnya koordinasi ivertikal idan ihorizontal iantarinstansi iyang iterlibat idalam implementasi iprogram. I

e. Kejelasan idan ikonsistensi iaturan iyang iada ipada ibadan ipelaksana. I

f. Tingkat ikomitmmen iaparat iterhadap itujuan ikebijakan i

g. Seberapa iluas iakses ikelompok-kelompok iluar iuntuk iberpartisipasidalam implementasi ikebijakan. iSuatu iprogram iyang imemberikan ipeluang iluas bagi imasyarakat iuntuk iterlibat iakan irelatif imendapat idukungandaripada

iprogram iyang itidak imelibatkan imasyarakat. i

3. iVariabel ilingkungan i

a. i iKondisi isosial iekonomi imasyarakat idan itigkat ikemajuan iteknologi. i

Masyarakat iyang isudah iterbuka idan iterdidik iakan irelatif imudah

imenerima iprogram-program ipembaruan idibanding idengan imasyarakat

iyang imasih itertutup idan itradisional.demikian ijuga, ikemajuan iteknologi

iakan imembantu idalam iproses ikeberhasialan iimplementasi iprogram,

ikarena iprogram-program itersebut idapat idisosialisasikan idan

idiimplementasikan idengan ibantuan iteknologi imodern. i

Referensi

Dokumen terkait

Transfer ke Daerah adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah dalam

Pengelolaan Dana Desa bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,

Dana AlokasiKhusus (DAK) merupakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN, Pasal 1, ayat 2 : Dana Desa adalah Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Namun, dana pemerintah yang bersumber APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) sangat terbatas untuk menutup kebutuhan dana, oleh karena itu pemerintah menggandeng

Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan Dana yang berasal dari dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk dialokasikan di setiap Pemerintah

Berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2014 Dana Desa yang bersumber pada APBN bahwa Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa

Menurut Bawono 2019 Dana Desa yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja Negara merupakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan