• Tidak ada hasil yang ditemukan

49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Subjek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Subjek Penelitian"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Diskripsi Subjek Penelitian

Sekolah Dasar Negeri 4 Genengadal kecamatan Toroh kabupaten

Grobogan, dilihat secara geografisnya SD Negeri 4 Genengadal terletak di

tengah-tengah desa. Suasana SD Negeri 4 Genengadal masih sejuk dengan

suasana pedesaan, di sekeliling SD Negeri 4 Genengadal terdapat rumah

warga, perkebunan milik warga sekitar. SD Negeri 4 Genengadal ini

mempunyai halaman yang cukup luas, terdapat juga lapangan yang biasa

digunakan untuk olahraga. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan

peneliti di kelas IV SD Negeri 4 Genengadal kecamatan Toroh kabupaten

Grobogan, masih banyak siswa yang memperoleh nilai mata pelaajaran IPA

di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini disebabkan karena

siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran dan siswa kurang

konsentrasi. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang inovatif

dan media pembelajaran yang kurang bervariasi, sehingga siswa kurang aktif

dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dapat dilihat pada nilai UTS

semester I diperoleh hasil belajar siswa yang masih rendahdengan nilai

rata-rata masih di bawah KKM. KKM yang ditentukan mata pelajaran IPA adalah

70.

4.1.2 Kondisi Sebelum Tindakan (Kondisi Awal)

Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan

kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas IV

SD Negeri 4 Genengadal kecamatan Toroh kabupaten Grobogan tahun

pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 21 siswa pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah atau

di bawah KKM. Hal ini bisa dilihat dari nilai ulangan siswa kelas IV pada

mata pelajaran IPA yang telah dilakukan dimana ada siswa yang masih

(2)

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 4 Genengadal Pra Siklus

No Nilai Frekuensi Presentase (%) Keterangan

1. 50-59 4 19,05% Tidak Tuntas

2. 60-69 8 38,09% Tidak Tuntas

3. 70-79 6 28,57% Tuntas

4. 80-89 3 14,29% Tuntas

Jumlah 21 100%

Rata-Rata 65,6

Nilai Tertinggi 81

Nilai Terendah 50

Dari tabel 4.1 dapat dilihat dari hasil evaluasi IPA menunjukkan

bahwa pembelajaran IPA yang dilakukan belum efektif dengan banyaknya

siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=70) sebanyak 12 siswa

sedangkan siswa yang mencapai KKM sebanyak 9 siswa. Diketahui pada

skor nilai antara 50 s/d 59 frekuensinya ada 4 dengan presentase 19,05%, 60

s/d 69 frekuensinya ada 8 dengan presentase 38,09%, 70 s/d 79

frekuensinya ada 6 dengan presentase 28,57%, 80 s/d 89 frekuensinya ada 3

dengan presentase 14,29%. Dengan nilai rata-rata 65,6 sedangkan nilai

tertinggi adalah 81 sedangkan nilai terendah adalah 21. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada daftar nilai siswa. Dari data tersebut, peneliti merasa perlu

mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil

belajar pada mata pelajaran IPA. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel

(3)

Grafik 4.1

Grafik Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 4 Genengadal Pra Siklus

Selain frekuensi hasil ulangan harian siswa terdapat juga ketuntasan

hasil belajar siswa. berikut merupakan data hasil ketuntasan siswa sebelum

dilakukan tindakan yang disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan

belajar tabel 4.2.

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 4 Genengadal Pra Siklus

NO Nilai Jumlah Siswa Keterangan

Jumlah Persentase

1 < 70 12 42,86% Belum Tuntas

2 ≥ 70 9 57,14% Tuntas

Jumlah 21 100%

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui pada tabel

4.2 bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM=70) sebanyak siswa 12 atau 42,86%, sedangkan yang sudah 0

2 4 6 8 10

50-59 60-69 70-79 80-89

(4)

mencapai ketuntasan minimal sebanyak 9 siswa dengan persentase 57,14%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari diagram Gambar 1 dan Gambar 2

berikut ini:

Gambar 1. Ketuntasan Belajar IPA Siswa

Kelas IV SD N 4 Genegadal Pra Siklus Gambar 2.Nilai Rerata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah Siswa Kelas IV SD N 4 Genegadal Pra Siklus

Berdasarkan Tabel Ketuntasan 4.2 di atas diperoleh hasil bahwa

terdapat 12 siswa (42,85%) yang belum tuntas sedangkan 9 siswa (57,14%)

yang tuntas. Nilai tertinggi dalam data pra siklus adalah 81 dan nilai

terendah adalah 50 serta rata-rata yang diperoleh pada pra siklus adalah

65,6. Hasil belajar IPA pada pra siklus menunjukkan bahwa masih banyak

siswa yang belum tuntas. Data ini didapatkan saat observasi dari nilai hasil

belajar UAS yang diberikan oleh kelas, yang menyebabkan rendahnya

ketuntasan hasil belajar siswa dikarenakan adanya beberapa faktor yaitu dari

diri siswa sendiri, lingkungan sosial dan juga cara guru mengajar. Untuk

meningkatkan hasil belajar siswa akan dilakukan penelitian tindakan kelas

dan akan bekerja sama dengan guru kelas IV sesuai rencana yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan

model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) berbantuan ular

tangga yang akan diterapkan dalam dua siklus dan setiap siklus memuat dua

(5)

pembelajaran IPA dengan model Teams Games Tournament (TGT)

berbantuan ulartangga terkait materi Sumber Daya Alam. Hasil Penelitian

penelitian diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan siklus I dengan menelaah materi berdasarkan silabus

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mengetahui

materi yang akan diajarkan, menentukan materi yang akan diajarkan

pada siklus I, menentukan alokasi waktu dan kolabolator, menyiapkan

RPP dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

berbantuan ular tangga, melakukan pertemuan untuk mengetahui

kesepian siswa sebelum proses pembelajaran dimulai, membuat format

bservasi, menyusun soal untuk menguji kemampuan hasil belajar siswa

berupa soal latihan, LKS (Lembar Kerja Siswa), dan soal evaluasi

siklus I, bahan-bahandan alat peraga, serta media yang akan digunakan

dalam pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan I

Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberikan

salam dan mengkondisikan siswa dalam proses pembelajran, guru

melakukan presensi, melakukan apersepsi dengan cara memperlihatkan

gambar dan mengajukan pertanyaan, menyampaikan judul materi yang

akan dipelajari dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru menyampaikan materi yaitu tentang

pengertian sumber daya alam dan jenis-jenis sumber daya alam,

kemudian tanya jawab dengan siswa tentang pengertian sumber daya

alam, penggolongan sumber daya alam: sumber daya alam dapat

diperbaharui dan sumber daya alam tidak dapat diperbaharui.

Sedangkan sumber daya alam berdasarkan jenisnya ada sumber daya

alam hayati dan sumber daya alam non hayati. Guru membagi siswa

kedalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. Selanjutnya guru

(6)

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) berbantuan ular

tangga. Guru menyiapkan meja untuk tournament, Guru meminta

perwakilan setiap kelompok (ketua kelompok) maju kedepan untuk

memulai tournament. Guru membacakan aturan permainan: bagi setiap

kelompok harus bekerja secara sportif dan saling menghargai, setiap

kelompok harus belomba untuk mengumpulkan poin, jika kelompok

menempati di dalam kotak ular tangga (dibagian kotak ada ular poin

dari kelompok harus dikurangi atau berkurang) apabila ada kelompok

yang menempati dibagian tangga maka harus naik dan mengambil kartu

soal yang ada dilam kotak tersebut jika jawaban benar akan mendapat

poin. Ketua kelompok melemparkan dadu secara bergantian kemudian

menjalankan sesuai dengan mata dadu yang didapat dan mengambil

kartu soal kemudian mendiskusikan dengan kelompok dan

menjawabnya. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antara peserta

didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan guru. Guru

bersama siswa menghitung poin setiap kelompok bagi kelompok yang

mendalpat poin banyak maka dinyatakan sebagai pemenang.

Kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi

pembelajaran yang sudah dipelajari, memberikan umpan balik terhadap

proses hasil belajar serta memberikan pemantapan dengan mendorong

siswa untuk mengetahui konsep, pengetahuan dan ketrampilan dalam

kehidupan sehari-hari., kemudian guru memberi tidak lanjut.

Pertemuan II

Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberikan

salam dan mengkondisikan siswa dalam proses pembelajran, guru

melakukan presensi, melakukan apersepsi dengan cara bertanya kepada siswa “Apa manfaat dari tumbuh-tumbuhan?”. Kemudian guru memperlihatkan sendok, garpu kepada siswa selanjutnya guru bertanya kepada siswa “sendok terbuat dari bahan apa?” kemudian siswa menjawab pertanyaan dari guru. Menyampaikan judul materi yang akan

(7)

Pada kegiatan inti guru menyampaikan materi yaitu tentang

kegunaan dan bahan asal benda sumber daya alam, kemudian

melakukan tanya jawab pada siswa tentang apa kegunaan dan bahan

asal benda sumber daya alam. Misalnya daging dimanfaatkan untuk

makan, air dimanfaatkan untuk mandi, mencuci, minum, minyak bumi

dimanfaatkan untuk bahan bakar, dan jati dimanfaatkan untuk meja,

kursi, almari yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, serta daging berasal

dari hewan. Guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari

4-5 siswa. Selanjutnya guru menjelaskan teknik pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

berbantuan ular tangga. Guru menyiapkan meja untuk tournament,

Guru meminta perwakilan setiap kelompok (ketua kelompok) maju

kedepan untuk memulai tournament. Guru membacakan aturan

permainan: bagi setiap kelompok harus bekerja secara sportif dan saling

menghargai, setiap kelompok harus belomba untuk mengumpulkan

poin, jika kelompok menempati di dalam kotak ular tangga (dibagian

kotak ada ular poin dari kelompok harus dikurangi atau berkurang)

apabila ada kelompok yang menempati dibagian tangga maka harus

naik dan mengambil kartu soal yang ada dilam kotak tersebut jika

jawaban benar akan mendapat poin. Ketua kelompok melemparkan

dadu secara bergantian kemudian menjalankan sesuai dengan mata dadu

yang didapat dan mengambil kartu soal kemudian mendiskusikan

dengan kelompok dan menjawabnya. Guru memfasilitasi terjadinya

interaksi antara peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik

dengan guru. Guru bersama siswa menghitung poin setiap kelompok

bagi kelompok yang mendalpat poin banyak maka dinyatakan sebagai

pemenang.

Kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi

pembelajaran yang sudah dipelajari, Siswa diminta untuk mengerjakan

soal evaluasi. Guru memberikan umpan balik terhadap proses hasil

(8)

mengetahui konsep, pengetahuan dan ketrampilan dalam kehidupan

sehari-hari kemudian guru memberi tidak lanjut.

3. Observasi a) Aktivitas Guru

Aktivitas guru yang diamati dalam pembelajaran terdiri ata 3

tahapan pembelajaran antara lain: a) Pendahuluan, b) Kegiatan Inti,

dan c) Kegiatan Penutup. Untuk mengetahhui perolehan skor pada

aktivitas, maka digunakan persamaan sebagai berikut:

Nilai = ∑

∑ x 100%

Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

<54% = Kurang 70-85% =Baik,

55-69% =Cukup Baik, >86% =Sangat Baik.

Hasil aktivitas guru pada siklus I pertemuan I memperoleh skor

17, dengan presentase 74%. Mengacu pada kriteria skor diatas, maka

aktivitas guru dalam menggunakan model pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) berbantuan ular tanggapada siklus I pertemuan I

berada pada kategori baik, dengan presentase nilai 74%.

Hasil aktivitas guru pada siklus I pertemuan 2 setelah diberikan

penilaian diperoleh skor 20 dengan presentase nilai 87%. Mengacu

kriteria skor diatas, maka aktivitas guru dalam menggunakan model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) berbantuan ular

tangga pada siklus I pertemuan II berada pada kategori sangat baik,

dengan presentase nilai 87%.

b) Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa dalam

mengikuti pelajaran menggunakan model Teams Games Tournament

(TGT) berbantuan ular tangga pada mata pelajaran IPA. Aktivitas

siswa yang diamati pada kegiatan ini antara lain: a) Kegiatan Awal, b)

(9)

Hasil aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I diperoleh skor 20

dengan presentase nilai 74%. Maka aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan I dalam mengikuti pembelajaran dengan model Teams

Games Tournament (TGT) berbantuan ular tangga pada pelajaran IPA

masuk dalam kategori baik yaitu dengan perolehan presentase nilai

74%.

Hasil aktivitas siswa pada siklus I pertemuan II diperoleh skor 23

dengan presentase nilai 85%. Maka aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan II dalam mengikuti pembelajaran dengan model Teams

Games Tournament (TGT) berbantuan ular tangga pada pelajaran IPA

masuk dalam kategori sangat baik yaitu dengan perolehan presentase

nilai 85%.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah pembelajaran siklus . Berdasarkan

hasil pengamatan dari observer terdapat kekurangan-kekurangan yang

perlu diperbaiki antara lain: a) Guru kurang dalam mengaitkan materi

pelajaran dengan pengetahuan yang relevan. b) Guru kurang dalam

mengaitkan materi pelajaran dengan pengetahuan yang relevan. b) Guru

kurang dalam menguasai kelas, dan c) Guru kurang dalam

mengalokasikan waktu pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan waktu

yang telah di tentukan

5. Hasil Belajar Siklus I

Analisis penelitian pembelajaran menggunakan model Teams

Game Tournament (TGT) berbantuan ular tangga yang terdiri dari 2

pertemuan pada siklus I dan diperoleh hasil belajar pada pertemuan

ke-2. Berikut data distribusi hasil belajar IPA siswa kelas IV pada siklus I.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 4 Genengadal Siklus I

(10)

Siswa

1. 50-59 1 4,76% Ttidak Tuntas

2. 60-69 6 28,57% Tidak Tuntas

3. 70-79 9 42,86% Tuntas

4. 80-89 3 14,29% Tuntas

5. 90-100 2 9,52% Tuntas

Jumlah 21

Rata-rata 71,90

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 55

Adapun hasil belajar IPA dengan model pembelajaran Tames Games

Tournament (TGT) siswa telah mencapai ketuntasan sebesar 66,67%

karena dari 21 siswa yang memperoleh nilai di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal 70 ada 7 siswa, sedangkan 14 siswa telah memperoleh nilai ≥ KKM. Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan grafik 4.3 sebagai berikut.

Grafik 4.2

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 4 Genengadal Siklus I

Selain frekuensi hasil ulangan harian siswa terdapat juga ketuntasan

hasil belajar siswa. berikut merupakan data hasil ketuntasan siswa sebelum

dilakukan tindakan yang disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan

belajar Tabel 4.4. 0

2 4 6 8 10

50-59 60-69 70-79 80-89 90-100

(11)

Tabel 4.4

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 4 Genengadal Pra Siklus I

NO Nilai Jumlah Siswa Keterangan

Jumlah Persentase

1 < 70 7 33,33% Belum Tuntas

2 ≥ 70 14 66,67% Tuntas

Jumlah 21 100%

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui pada tabel

4.4 bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM=70) sebanyak siswa 7 atau 33,33%, sedangkan yang sudah

mencapai ketuntasan minimal sebanyak 14 siswa dengan persentase

66,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari diagram Gambar 3 dan

Gambar 4 berikut ini:

Gambar 3. Ketuntasan Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 4 Genegadal Siklus I

Gambar 4. Nilai Rerata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah Siswa Kelas IV SD N 4

Genegadal Siklus I

4.3 Siklus II

4.3.1 Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil siklus I adanya kekurangan dan keberhasilan siklus

I, perencanaan pada siklus II ini dilakukan sebagai penyempurna dan tindak

lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus II dilaksanakan 2

kali pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus II masih sama dengan

siklus I yang membedakan adalah kegiatan pembelajaran pada siklus II dan

(12)

pada siklus II ini guru akan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang

proses pembelajaran.

1. Perencanaan

Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan berdasarkan refleksi

pada siklus I, merancang kembali instrumen penelitian seperti pada siklus I

yang meliputi RPP, lembar observasi, dan soal-soal.

2. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan I

Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberikan salam

dan mengkondisikan siswa dalam proses pembelajran, guru melakukan presensi, melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa “Siapa yang pernah mendaur ulang barang-barang bekas?”, menyampaikan judul materi yang akan dipelajari dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru menyampaikan materi yaitu tentang pengertian

menghemat energi dan mengurangi pencemaran terhadap lingkungan serta

dampak pemanfaatan sumber daya yang berlebihan. Guru membagi siswa

kedalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. Selanjutnya guru

menjelaskan teknik pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) berbantuan ular tangga.

Guru menyiapkan meja untuk tournament, Guru meminta perwakilan setiap

kelompok (ketua kelompok) maju kedepan untuk memulai tournament.

Guru membacakan aturan permainan: bagi setiap kelompok harus bekerja

secara sportif dan saling menghargai, setiap kelompok harus belomba untuk

mengumpulkan poin, jika kelompok menempati di dalam kotak ular tangga

(dibagian kotak ada ular poin dari kelompok harus dikurangi atau

berkurang) apabila ada kelompok yang menempati dibagian tangga maka

harus naik dan mengambil kartu soal yang ada dilam kotak tersebut jika

jawaban benar akan mendapat poin. Ketua kelompok melemparkan dadu

secara bergantian kemudian menjalankan sesuai dengan mata dadu yang

didapat dan mengambil kartu soal kemudian mendiskusikan dengan

(13)

peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan guru. Guru

bersama siswa menghitung poin setiap kelompok bagi kelompok yang

mendalpat poin banyak maka dinyatakan sebagai pemenang.

Kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi

pembelajaran yang sudah dipelajari, memberikan umpan balik terhadap

proses hasil belajar serta memberikan pemantapan dengan mendorong siswa

untuk mengetahui konsep, pengetahuan dan ketrampilan dalam kehidupan

sehari-hari, kemudian guru memberi tidak lanjut.

Pertemuan II

Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberikan salam

dan mengkondisikan siswa dalam proses pembelajran, guru melakukan presensi, melakukan apersepsi dengan cara bertanya kepada siswa “Siapa yang pernah menanam pohon?” kemudian siswa menjawab pertanyaan dari guru. Menyampaikan judul materi yang akan dipelajari dan menyampaikan

tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru menyampaikan materi yaitu tentang

pemanfaatan sumber daya alam dan dampak penggunaan bahan alam secara

berlebihan serta upaya manusia yang dapat mengatasi dampak negatif

pengambilan bahan alam, kemudian melakukan tanya jawab pada siswa

tentang pemanfatan sumber daya alam dan dampak penggunaan sumber

daya alam secara berlebihan serta upaya yang harus dilakukan. Guru

membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. Selanjutnya

guru menjelaskan teknik pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) berbantuan ular tangga.

Guru menyiapkan meja untuk tournament, Guru meminta perwakilan setiap

kelompok (ketua kelompok) maju kedepan untuk memulai tournament.

Guru membacakan aturan permainan: bagi setiap kelompok harus bekerja

secara sportif dan saling menghargai, setiap kelompok harus belomba untuk

mengumpulkan poin, jika kelompok menempati di dalam kotak ular tangga

(dibagian kotak ada ular poin dari kelompok harus dikurangi atau

(14)

harus naik dan mengambil kartu soal yang ada dilam kotak tersebut jika

jawaban benar akan mendapat poin. Ketua kelompok melemparkan dadu

secara bergantian kemudian menjalankan sesuai dengan mata dadu yang

didapat dan mengambil kartu soal kemudian mendiskusikan dengan

kelompok dan menjawabnya. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antara

peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan guru. Guru

bersama siswa menghitung poin setiap kelompok bagi kelompok yang

mendalpat poin banyak maka dinyatakan sebagai pemenang.

Kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi

pembelajaran yang sudah dipelajari, Siswa diminta untuk mengerjakan soal

evaluasi. Guru memberikan umpan balik terhadap proses hasil belajar serta

memberikan pemantapan dengan mendorong siswa untuk mengetahui

konsep, pengetahuan dan ketrampilan dalam kehidupan sehari-hari,

kemudian guru memberi tidak lanjut.

3. Observasi

a) Aktivitas Guru

Aktivitas guru yang diamati dalam pembelajaran terdiri ata 3 tahapan

pembelajaran antara lain: a) Pendahuluan, b) Kegiatan Inti, dan c)

Kegiatan Penutup. Untuk mengetahhui perolehan skor pada aktivitas,

maka digunakan persamaan sebagai berikut:

Nilai = ∑

∑ x 100%

Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

<54% = Kurang 70-85% =Baik,

55-69% =Cukup Baik, >86% =Sangat Baik.

Hasil aktivitas guru pada siklus I pertemuan I memperoleh skor 20,

dengan presentase 87%%. Mengacu pada kriteria skor diatas, maka

aktivitas guru dalam menggunakan model pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) berbantuan ular tanggapada siklus I pertemuan I

(15)

Hasil aktivitas guru pada siklus I pertemuan 2 setelah diberikan

penilaian diperoleh skor 22 dengan presentase nilai 96%. Mengacu kriteria

skor diatas, maka aktivitas guru dalam menggunakan model pembelajaran

Teams Games Tournament (TGT) berbantuan ular tangga pada siklus I

pertemuan II berada pada kategori sangat baik, dengan presentase nilai

96%.

b) Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa dalam mengikuti

pelajaran menggunakan model Teams Games Tournament (TGT)

berbantuan ular tangga pada mata pelajaran IPA. Aktivitas siswa yang

diamati pada kegiatan ini antara lain: a) Kegiatan Awal, b) Kegiatan Inti,

dan c) Kegiatan Penutup.

Hasil aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I diperoleh skor 23

dengan presentase nilai 85%. Maka aktivitas siswa pada siklus I pertemuan

I dalam mengikuti pembelajaran dengan model Teams Games Tournament

(TGT) berbantuan ular tangga pada pelajaran IPA masuk dalam kategori

sangat baik yaitu dengan perolehan presentase nilai 85%.

Hasil aktivitas siswa pada siklus I pertemuan II diperoleh skor 25

dengan presentase nilai 93%. Maka aktivitas siswa pada siklus I pertemuan

II dalam mengikuti pembelajaran dengan model Teams Games

Tournament (TGT) berbantuan ular tangga pada pelajaran IPA masuk

dalam kategori sangat baik yaitu dengan perolehan presentase nilai 93%.

4. Refleksi

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer terjadi

peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Berarti indikator

keberhasilan penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT) berbantuan ular tangga siklus I dan siklus II sudah tercapai dan

mengalami peningkatan sesuai tujuan yang dicapai.

Kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah teratasi, terbukti siklus II

(16)

diskusi dan game turnamen, persiapan guru sudah optimal, sudah dapat

melibatkan partisipasi siswa yang baik dan siswa sudah mulai mengerti

bagaimana model pembelajaran tersebut. Karena kegiatan pembelajaran

tersebut sudah terprogram dengan baik.

5. Hasil Belajar Siklus II

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) berbantuan ular tangga

yang terdiri dari 2 pertemuan pada siklus I dan diperoleh hasil belajar pada

pertemuan ke-2. Berikut data distribusi frekuensi hasil belajar IPA siswa

kelas IV pada siklus II.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 4 Genengadal Siklus II

No Nilai Frekuensi Presentase (%) Keterangan

1. 70-79 7 33,33% Tuntas

2. 80-89 8 38,1% Tuntas

3. 90-100 6 28,57% Tuntas

Jumlah 21 100%

Rata-Rata 82,86

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 70

Adapun hasil belajar IPA dengan model pembelajaran Tames Games

Tournament (TGT) siswa yang mendapat nilai pada rentang 70-79 dengan

kategori 7 siswa atau 33,33% dari keseluruhan siswa, siswa yang

mendapat rentang nilai 80-89 ada 8 siswa atau 38,1%, siswa yang

mendapat rentang nilai 90-100 ada 6 siswa atau 28,57%. Kondisi tersebut

(17)

Grafik 4.3

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 4 Genengadal Pada Siklus II Selain frekuensi hasil ulangan harian siswa terdapat juga ketuntasan

hasil belajar siswa. berikut merupakan data hasil ketuntasan siswa sebelum

dilakukan tindakan yang disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan

belajar tabel 4.6.

Tabel 4.6

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 4 Genengadal Pada Siklus II

NO Nilai Jumlah Siswa Keterangan

Jumlah Persentase%

1 < 70 0 0 Belum Tuntas

2 ≥ 70 21 100% Tuntas

Jumlah 21 100%

Berdasarkan Tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA siswa

kelas IV pada siklus II, dari 21 siswa secara keseluruhan sudah dinyatakan

tuntas KKM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari diagram Gambar 5

dan Gambar 6 berikut ini: 0

2 4 6 8 10

70-79 80-89 90-100

Hasil Berlajar IPA Siklus II

(18)

Gambar 5. Ketuntasan Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 4 Genegadal

SiklusII

Gambar 6. Nilai Rerata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah Siswa Kelas IV SD N 4

Genegadal pada Siklus II

4.4 Analisis Data

Analisi data yaitu menyajikan analisis data penelitian. Berikut

diuraikan analisi ketuntasan hasil belajar matematika pada siklus I dan

siklus II. Kemudian dilanjutkan dengan analisisdeskriptif hasil belajar IPA

siswa kelas IV SD N 4 Genengadal Semester 2 Tahun Ajaran 2016/2017.

1. Analisis Ketuntasan

Memperhatikan KKM=70, maka hasil tes yang telah diperoleh pada

siklus I dapat di analisis. Berikut disajikan analisis hasil tes pada tindakan

siklus I. Baik siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM dengan

kategori tidak tuntas maupun di atas KKM dengan kategori tuntas disajikan

dalam tabel 4.7 dan diagram.

Tabel 4.7

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas IV SD N 4 Genengadal Semester 2 Tahun Ajaran 2016/2017

NO Nilai Jumlah Siswa Keterangan

(19)

Gambar 7

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas IV SD N 4 Genengadal Semester 2 Tahun Ajaran 2016/2017

Berdasarkan tabel 4.7 dan gambar 7 diatas dapat diketahui bahwa

setelah diterapkan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

berbantuan ular tangga. Siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak siswa 7 atau 33,33%, sedangkan

yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 14 siswa dengan

persentase 66,67%. Kemudian data pada siklus II yang telah diperoleh dapat

di analisis dengan membandingkan nilai tes hasil belajar. Berikut analisis

nilai tes hasil belajar pada tabel 4.8 dan gambar 8 dibawah ini.

Tabel 4.8

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas IV SD N 4 Genengadal Semester 2 Tahun Ajaran 2016/2017

NO Nilai Jumlah Siswa Keterangan

Jumlah Persentase%

1 < 70 0 0 Belum Tuntas

2 ≥ 70 21 100% Tuntas

Jumlah 21 100%

33%

67%

Ketuntasan Hasil

Belajar Siklus I

(20)

Gambar 8

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas IV SD N 4 Genengadal Semester 2 Tahun Ajaran 2016/2017

2. Analisis Komperatif

Setelah dilakukan analisis komparatif diketahui bahwa terjadi

peningkatan ketuntasan hasil belajar baik pada kondisi pra siklus, siklus I,

dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9 dan Grafik 4 dibawah ini.

Tabel 4.9

Perbandingan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II

Pada tabel diatas dapat dilihat adanya peningkatan jumlah ketuntasan

dalam mata pelajaran IPA terbukti untuk klarifikasi tuntas pada pra siklus

ada 9 siswa yang tuntas dan 12 siswa tidak tuntas. Pada siklus I terdapat 14

siswa yang tuntas dan 7 siswa tidak tuntas. Tuntas dengan skor tertinggi 90,

terendah 55, dan rata-rata 71,9. Pada siklus II terdapat 21 siswa tuntas dan

(21)

dianggap tuntas, nilai tertinggi 100, terendah 70 dengan rata-rata 82,86. Hal

ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) berbantuan ular tangga dapat meningkatkan hasil

belajar. Hal ini dapat dilihat pada grafik 4.4.

Grafik 4.4

Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri 4 Genengadal

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi terhadap hasil belajar IPA yang dilakukan

pada kelas IV SD Negeri 4 Genengadal kecamatan Toroh kabupaten

Grobogan, guru menunjukan nilai ulangan siswa yang dicapai masih rendah.

Dari 21 siswa dalam kelas tersebut, hanya 9 siswa atau 42,85%. Kondisi

ketuntasan hasil belajar berubah setelah diberikan tindakan dalam

penenerapan model Teams Games Tournament (TGT) berbantuan ualar

tangga pada pelajaran IPA materi Sumber Daya Alam. Pada siklus I terjadi

peningkatan ketuntasan belajar siswa mencapai 14 siswa atau sebanyak

66,7% siswa yang dinyatakan tuntas dan siswa yang tidak tuntas 7 siswa

atau sebanyak 33,3%. Meskipun jumlah siswa yang tuntas sudah meningkat

namun dalam pembelajaran masih terdapat beberapa kekurangan,

diantaranya guru tidak mempersiapkan kelas dengan baik, dan kondisi siap

belajar pada siswa kurang. Untuk menutupi kekurangan yang terjadi pada

siklus I ini maka dilakukan siklus II. Setelah siklus II dilakukan, jumlah

siswa yang tuntas meningkat menjadi 100% atau 21 dalam kelas tersebut 0

5 10 15 20 25

Prasiklus Siklus I Siklus II

(22)

mendapatkan nilai tuntas KKM dan rata-rata kelas meningkat menjadi

82,86. Meskipun ada beberapa siswa yang nilainya setara dengan KKM 70.

Berdasarkan data di atas bahwa penelitian ini telah menjawab

hipotesis tindakan yang dirancang, yaitu penerapan model pembelajaran

Teams Games Tournamen (TGT) berbantuan ular tangga dapat

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N 4 Genengadal

Gambar

Tabel 4.1
Grafik 4.1 Grafik Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 4 Genengadal Pra
Gambar 1. Ketuntasan Belajar IPA Siswa
gambar dan mengajukan pertanyaan, menyampaikan judul materi yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengevaluasi kesesuaian tingkat kenyamanan termal, visual, dan akustik lingkungan pabrik dengan standard yang berlaku, dan

Perdagangan melalui jaringan elektronik yang berkenaan dengan transaksi antara perusahaan-perusahaan yang tidak melibatkan pemakai akhir Contoh Amazon dgn supplier (penerbit

Sebagai wujud pertanggung jawaban sosial kepada Allah yaitu diantaranya dalam menjalankan usaha atau bekerja tidak lupa melakukan kegiatan amal sosial juga

permukiman. b) Pusat ini ditandai dengan adanya pampatan agung/persimpangan jalan (catus patha) sebagai simbol kultural secara spasial. c) Pola ruang desa adat yang berorientasi

tegas.co, KENDARI, SULTRA – Agenda hearing yang dilaksanakan oleh Komisi I DPRD Sultra dengan warga Kelurahan Bende beserta Pemerintah kelurahan Bende terkait sengketa lahan di gelar

Korelasi yang kuat antara ekspresi MCM-2 dan ekspresi Ki-67 serta adanya per- bedaan yang bermakna pada tiap derajat astrositoma menunjukkan bahwa MCM-2 dapat

JMLH SAT 1 Penetapan rasio dosen dan mahasiswa sesuai standar ideal Terealisasi rasio dosen dibanding mahasiswa 1 : 20 1:20 Rasio 2 Meningkatnya penyerapan

Dari tabel di atas, Hasil Uji F dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 13,151 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka model