• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Education Expo Sma Karangturi Semarang Tahun 2014 T2 942012070 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Education Expo Sma Karangturi Semarang Tahun 2014 T2 942012070 BAB IV"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

DESKRIPSI

RESPONDEN

(SUBYEK

PENELITIAN)

Responden (sumber data penelitian / subyek penelitian) merupakan orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lesan (Suharsimi Arikunto, 2013). Adapun responden dalam penelitian ini meliputi: (1) Kepala Sekolah Baru (KSB), (2) Kepala Sekolah Lama (KSL) (3) Koordinator Humas (Ko.H), (4) Koordinator BK (Ko.BK), (5) Guru BK 1 (GBK1), (6) Guru BK 2 (GBK 2), (7) Guru BK 3 (GBK 3), (8) Guru Mapel (G.Mp) (9) Orang Tua Siswa (OTS), (10) Mitra Unika (M.Un), (11) Mitra Udinus (M.Ud), (12) Siswa SMA Karangturi (SK). Di bawah ini dijelaskan data

responden dari penelitian “evaluasi program education expodi SMA Karangturi Semarang” adalah:

4.1.1 Kepala Sekolah

(2)

koordinator humas (Ko.H) dikarenakan kepala sekolah saat ini baru menjabat sebagai kepala sekolah tahun ajaran 2013-2014, dan karena koordinator humas (Ko.H) adalah mantan kepala sekolah (KSL), yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah dari tahun 2007-2013, yang mengetahui persis atau menangani kegiatan education expo di SMA Karangturi karena terlibat langsung di dalamnya. Koordinator humas mulai bekerja di SMA Karangturi sejak tahun 1990, jadi sejak awal dimulainya kegiatan program education expo SMA Karangturi tahun 1997 selalu mengikuti dan terlibat langsung di dalamnya sebagai panitia, koordinator humas berusia 50 tahun.

4.1.2 Pembimbing atau Guru BK

(3)

panitia kegiatan education expo dibantu oleh kesiswaan (OSIS).

4.1.3 Guru Mata Pelajaran

Guru mata pelajaran (G.Mp) kebetulan sebagai ketua panitia, yang terlibat langsung dalam kegiatan

education expo. Guru mapel sebagai responden dalam penelitian ini adalah guru Seni Rupa, mulai bekerja di SMA Karangturi 1998 dan saat ini berusia 47 tahun. 4.1.4 Orang Tua Siswa (OTS)

Orang tua siswa (OTS) juga terlibat dalam kegiatan education expo, dengan mendampingi anaknya dalam mencari informasi pendidikan tinggi. Orang tua dapat menggali informasi tentang syarat masuk perguruan tinggi, fasilitas perguruan tinggi, biaya hidup selama kuliah, mendampingi anaknya dan mendukung pilihan perguruan tinggi anaknya. Orang tua siswa dalam penelitian ini kebetulan adalah bagian dari pengurus sekolah, yaitu sebagai humas di SMA Karangturi, mulai bekerja tahun 1999 dan saat ini berusia 51 tahun.

4.1.5 Mitra Perguruan Tinggi

(4)

Responden Mitra Udinus sudah bekerja 4 tahun menjabat sebagai Kepala Biro Promosi dan Admisi di Udinus, dan saat ini berusia 41 tahun.

4.1.6 Siswa SMA Karangturi (SK)

Subyek penelitian terakhir adalah siswa, yang terdiri atas siswa kelas X, XI, dan kelas XII. Siswa merupakan pihak yang diberikan layanan bimbingan dan informasi tentang perguruan tinggi. Siswa merupakan obyek yang dicari oleh perguruan tinggi, terutama siswa kelas XII. Disamping itu, kesiswaan (OSIS) juga terlibat langsung membantu panitia menyiapkan sarana prasarana kegiatan.

Tabel 4.1 Siswa-siswa yang menjadi responden penelitian

No Nama / Kelas Usia Pekerjaan Ortu

Transport

1 SRP/ X-E 17 Th Wirausaha Sepeda Motor 2 ALK/ X-H 16 Th Wirausaha Antar

jemput ortu 3 E A Wi/ XII

IPA-3

18 Th Wirausaha Antar jemput ortu

4 AH/XII IPA-4 17 Th Wirausaha Antar jemput ortu 5 R H/XI IPS-1 17 Th Wirausaha Mobil 6 DAN/XI IPS-1 17 Th Wirausaha Jalan Kaki

4.2. ANALISIS

Tabel 4.2

Matrik Hail Evaluasi Program educationexpo di SMA Karangturi tahun 2014

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

ceramah ilmiah. kegiatan di sela-sela belajar mengajar.

(10)
(11)

dan

Dalam bagian hasil penelitian akan disajikan hasil penelitian dari aspek konteks (context), masukan (input), proses (process) dan hasil (product) dari pelaksanaan evaluasi program education expo SMA Karangturi Semarang tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.

4.3.1. Aspek Konteks (Context)

Aspek konteks ini meliputi program kegiatan

(12)

individu dan lingkungan, manajemen program serta personil yang terlibat dalam kegiatan dan peranannya masing-masing.

Program education expo yang dilaksanakan di SMA Karangturi Semarang merupakan program tahunan sejak tahun 1997. Awal diadakan kegiatan

education expo dikarenakan pertama kebutuhan siswa-siswi SMA Karangturi yang setiap tahun pasti ada yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi baik ke luar kota maupun luar negeri. Sebanyak 80% siswa-siswi yang minta ijin meninggalkan sekolah maupun ijin tidak masuk sekolah dengan tujuan hanya untuk melihat dan bertanya ke kampus yang mereka tuju, seperti Jakarta, Surabaya, Singapura, dan Malaysia.

Kedua, siswa-siswi klas XII sekitar lebih dari 50% keluar sebelum lulus, karena harus menempuh pendidikan Fondation di perguruan tinggi luar negeri, yang memang program tersebut harus ditempuh saat siswa masih duduk di kelas XII. Hal ini akan menyebabkan kerugian sekolah, sehingga sekolah perlu memfasilitasi agar siswa tidak ijin lagi dengan mengundang perguruan tinggi.

Seperti yang disampaikan oleh Koordinator Humas (Ko.H), mantan Kepsek Karangturi (KSL), yang sudah berpengalaman menangani kegiatan education expo:

(13)

kelulusan sekolah. Sehingga pihak sekolah berinisiatif untuk memfasilitasi dengan mengundang perguruan tinggi yang diminati dan dibutuhkan oleh para siswa.

Disamping itu yang menjadi motif SMA Karangturi mengadakan education expo menurut Mitra UNIKA adalah:

pertama, adanya kesadaran siswa-siswi di sekolah swasta dalam memilih jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta kesadaran bahwa para siswa harus berkompetisi dalam memasuki jenjang perguruan tinggi. Kedua, adanya keterlibatan orang tua dalam menentukan pilihan perguruan tinggi serta kekhawatiran orang tua murid dengan masa depan siswa juga merupakan motif diadakannya kegiatan education expo ini.

(14)

... walau kami mendapat banyak peminat dari Perguruan Tinggi saat melaksanakan kegiatan education expo, kami juga tidak gegabah dalam menerima, kami harus selektif, kira-kira perguruan tinggi mana yang diminati siswa,

Kegiatan education expo merupakan jembatan siswa yang ingin mencari referensi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan membantu orang tua mempersiapkan kebutuhan kuliah anaknya jika berkuliah di PT yang mereka inginkan, serta membantu perguruan tinggi mensosialisasikan diri tentang program-program unggulan mereka kepada calon mahasiswa. Menurut salah satu orang tua dari siswa (OTS) SMA Karangturi yang telah lulus tahun 2012 bahwa education expo itu merupakan pameran pendidikan baik dari perguruan tinggi dalam maupun luar negeri, yang didalamnya mencakup segala hal informasi tentang universitas, jurusan, dan program unggulan dari universitas tersebut.

...edu expo itu yang saya tahu merupakan pameran dari universitas, dari perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Kita bisa menanyakan segala hal tentang universitas, tentang jurusan, tentang baiknya di universitas tersebut, unggulan adanya program yang ditawarkan di universitas itu.

(15)

pelayanan pembelajarannya, (3) Memberikan bimbingan kepada pelajar untuk menentukan pilihan fakultas, jurusan, dan Perguruan Tinggi yang tepat demi pengembangan kompetensi dimasa depan. Yang pada intinya tujuan dari kegiatan education expo

ini adalah memberikan informasi pendidikan, seperti yang disampaikan oleh Guru BK SMA Karangturi (GBK 1): ”... tujuan kegiatan edu expo itu kan jelas memberikan informasi...

Pernyataan itu juga didukung oleh Koordinator Humas (Ko.H) SMA Karangturi, bahwa dengan adanya kegiatan education expo, siswa dapat memantapkan diri dalam mendapatkan informasi dan memilih Universitas yang dituju.

(16)

bekerjasama dengan agen-agen pendidikan luar negeri seperti Alfalink, Universal, dan lain sebagainya. Agen-agen ini diundang ke sekolah dan mendapat respon yang bagus dari siswa maupun agen pendidikan itu sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Koordinator Humas SMA Karangturi:

Awalnya kita pantau anak-anak untuk mengetahui minatnya dimana, kemudian kita data perguruan tinggi yang diminati anak-anak baik dari Jakarta, Surabaya, Jogja dan perguruan tinggi lain di Jawa, kemudian perguruan tinggi di luar negri, kita kerjasama dengan agen-agen pendidikan, seperti Alfalink, Universal, dan banyak agen-agen pendidikan yang kita data, akhirnya kemudian kita coba mengundang mereka dan ternyata responnya bagus seperti jemput bola. Dari edu expo ini siswa mendapatkan informasi dengan berkonsultasi langsung ke perguruan tinggi yang diminati.

(17)

untuk ikut dalam education expo, ingin memperkenalkan diri kepada siswa, memberikan informasi pendidikan dan fasilitas di Universitas. Seperti yang diungkapkan oleh siswa seperti berikut:

Sebenarnya universitas yang mau saya tuju belum ada di stan pameran itu, akhirnya saya cari informasi universitas lainnya yang ada seperti di Alfalink apakah saya cocok disana...

Menurut Koordinator Humas, angket dikhususkan untuk kelas XII namun pada pelaksanaan education expo semua kelas terlibat atau berpartisipasi dan diberikan bekal pertanyaan minimal. Seperti kelas X diberikan pertanyaan minimal mengenai pendekatan dengan universitas yang dituju, sedangkan kelas XII diberikan pertanyaan mendetail seperti informasi mengenai jurusan yang dituju dan sebagainya. Pernyataan ini sesuai yang diungkapkan oleh guru BK 2 berikut ini.

...kelas X dan XI tidak mendetail infomasinya karena waktu yang kurang. Kelas tiga atau XII guru BK menyebarkan angket, tadinya hanya untuk memahami, untuk mengelompokkan mereka supaya mendengarkan presentasi, akhirnya supaya anak juga banyak mendengar informasi, memberi kesempatan perguruan tinggi untuk menginformasikan lebih lanjut setelah expo dengan tanya jawab di stan yang disediakan..

Menurut Guru BK 1, manajemen education expo

diselenggarakan oleh guru SMA.

(18)

sekolah, semua guru terlibat. Semua guru ada tugas masing-masing dan juga berbagai seksi mengurus tugasnya. Dari pengurus ketua, sekretaris, bendahara, seksi tempat, seksi perlengkapan, seksi mendata perguruan tinggi yang akan jadi narasumber

Pernyataan ini sesuai yang diungkapkan oleh Koordinator BK Karangturi berikut.

…dahulu, acara yang biasa disebut edu expo ini tidak sebesar penyelenggaran pada tahun 2013 di Mall Paragon. Panitia acara tersebut diambil dari guru SMA Karangturi. Guru Bimbingan Konseling juga turut melibatkan diri dalam acara itu. Tak hanya dari internal guru, tim gabungan yayasan ikut bergabung dalam pelaksanaan acara. Sistem bergantian pun dipakai untuk menentukan panitia. Pada tahun 2013, acara itu diselenggarakan selama dua kali tiap bulan. Di situ, guru SMA terlibat. Guru BK menangani, tapi tidak secara detail.

(19)

Menurut Koordinator Humas, semua guru terlibat dalam kepanitiaan kegiatan expo. Berikut juga pernyataan Koordinator Humas tentang peranan Humas dan personil yang terlibat dalam kegiatan edu expo ini.

.., untuk acara edu expo bagian hubungan masyarakat (humas) berperan penting untuk mengelola kegiatan ini, seperti persiapan, pengelolaan. Seperti pada tahun yang lalu diadakan edu expo di mall Paragon dengan panitia inti dari pihak humas dengan dibantu guru dari berbagai jenjang pendidikan yakni TK-SMA...

Dalam wawancara dengan salah satu orang tua siswa SMA Karangturi dan juga wawancara ke mitra perguruan tinggi, UNIKA dan UDINUS menyatakan bahwa orang tua juga terlibat dalam kegiatan ini, mereka ikut mendampingi dan menentukan pilihan perguruan tinggi bagi anaknya.

4.3.2. Aspek Masukan (Input)

Dalam aspek input ini mencakup tiga hal yaitu

pertama, strategi pelaksanaan meliputi nara sumber, sasaran, kelengkapan, dan materi. Kedua, prosedur implementasi meliputi metode, media, desain langkah.

Ketiga, pengelolaan anggaran meliputi sumber biaya dan pengelolaannya.

(20)

Untuk itu harus dipersiapkan lebih awal dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dalam wawancara dengan koordinator guru BK menyatakan bahwa

…Pencarian mitra perguruan tinggi atau nara sumber lebih banyak menjadi wewenang guru BK. Guru BK tentu saja telah memiliki mitra jaringan yang bisa dihubungi. Pemimpin pun ikut andil. Pada dasarnya, setiap tahun relasi SMA Karangturi bertambah setelah banyak pihak mengunjungi kampus SMA Karangturi. Kalau ingin membuka stan juga mudah sekali, tinggal masuk. Pihak Karangturi

menerapkan hukum timbal balik…

(21)

Pernyataan koordinator BK tersebut didukung oleh Koorinator humas SMA Karangturi dalam wawancara yang menyatakan bahwa dalam mencari nara sumber dari perguruan tinggi, pihak sekolah terlebih dahulu mencari informasi dari internet mengenai perguruan tinggi tersebut. Untuk perguruan tinggi asing, agen pendidikan akan menawarkan beberapa perguruan tinggi asing, namun nantinya tetap akan menyaring perguruan tinggi asing tersebut dengan bantuan dari komite orang tua murid mengenai perguruan tinggi yang bagus. Persiapan Edu Expo sekitar 1-2 bulan, namun hal ini bisa berubah-ubah tergantung bagaimana bentuk acara yang diinginkan.

...kita biasanya melihat dari web internet, sedangkan untuk perguruan tinggi luar negeri lewat agen-agen pendidikan yang ada di Indonesia, mereka akan menawarkan beberapa perguruan tinggi yang ada diluar. Kita tidak langsung percaya karena belum tahu kondisi yang sebenarnya dari universitas itu, jangan sampai menyia-nyiakan perguruan tinggi di Indonesia, ternyata di luar negeri justru lebih parah. Memang terkadang promonya yang luar biasa, membuat anak-anak menjadi tergiur. Untuk itu kita minta bantuan ke orang tua alumni. Mereka sudah punya pengalaman menyekolahkan anaknya ke luar negeri,. Di sekolah dinamakan komite Perturi (Perhimpunan Orang Tua Siswa Karangturi). Dari mereka bisa memberikan informasi yang valid tentang universitas yang diinginkan.

(22)

…Pencarian narasumber perguruan tinggi dengan mengirim proposal ke perguruan tinggi yang dituju, melalui email. Sudah ada kontak dengan perguruan tinggi yang diminati anak. Pelaksanaannya butuh waktu antara satu hingga dua bulan untuk menghubungi narasumber. Sekarang, justru dari perguruan tinggi yang aktif menghubungi dan pesan tempat untuk ikut expo

di Karangturi...

Wawancara dengan siswa SMA Karangturi (SK) menyatakan bahwa education expo bagi mereka sangat membantu untuk lebih mudah mencari informasi tentang dunia perkuliahan di dalam negeri maupun luar negeri. Namun, tidak semua stan yang ada dalam

education expo dapat menarik minat siswa-siswi ini, masih ada dari siswa-siswi hanya melihat-lihat stan-stan yang mereka anggap menarik bagi mereka dan

recomended untuk melanjutkan pendidikan di universitas tersebut.

Sedangkan wawancara dengan salah satu mitra perguruan tinggi, disini adalah Unika Soegijapranata merupakan mitra education expo dari SMA Karangturi dan telah menjadi mitra expo SMA Karangturi. Untuk

education expo Unika Soegijapranata hanya memenuhi panggilan sekolah untuk mengisi education expo

tersebut, selebihnya pihak Unika Soegijapranata hanya meminta kepada sekolah untuk memberikan presentasi mengenai program yang ditawarkan. Unika Soegijapranata mulai aktif untuk mengisi undangan

(23)

swasta menyadari bahwa pihaknya bukan sebagai pilihan utama para lulusan SMA namun tetap membutuhkan mahasiswa sebagai aset penting serta sumber dana, oleh karena itu pihaknya dengan aktif mengisi education expo di berbagai SMA. Di sisi lain Unika Soegijapranata tetap mengoptimalkan sarana prasarana serta mengoptimalan dalam menyalurkan lulusannya.

Strategi yang lain adalah sasaran dari program

education expo ini. Sudah disampaikan sebelumnya bahwa sasaran dari program kegiatan education expo

ini adalah khusus kelas XII. Penyataan ini menurut wawancara penulis dengan koordinator guru BK, Koordinator Humas, serta guru BK sendiri, termasuk siswa dan mitra perguruan tinggi juga menyatakan hal sama. Alasannya karena waktu, targetnya kegiatan untuk kelas XII, jadi kalau melayani kelas X dan XI secara detail maka akan keteteran, dan biasanya mereka yang menjaga stan hanya dua orang. Namun begitu, tetap kelas X dan XI juga mendapat informasi walau tidak sedetail kelas XII.

Hasil wawancara penulis dengan salah satu mitra perguruan tinggi, disini adalah Unika Soegijapranata menyatakan :

(24)

mengenai masa depan mereka. Selain itu, keuntungan dari presentasi terhadap kelas X dan XI adalah mempersiapkan siswa kelas tersebut karena di Unika Soegijapranata menawarkan beasiswa prestasi yang dinilai dari kelas X dan XI, sehingga siswa tetap dapat menempuh studi perguruan tinggi dengan biaya yang murah…

Dalam wawancara dengan guru BK 2 (GBK 2) menyatakan bahwa

…Kelas X dan XI tidak diberi tugas karena apabila

diberi tugas pihak universitas malah meladeni anak-anak yang memiliki tugas. Sasaran utama dalam expo ini adalah kelas XII. Mereka datang dengan orang tuanya sekalian konsultasi. Pernyataan ini didukung oleh salah satu siswa kelas XI menyatakan bahwa guru tidak memberi tugas apapun, hanya diminta untuk melihat dan berpartisipasi. Kelas X yang diberi tugas untuk

membuat laporan…

(25)

semacam buku untuk tandatangan di stan yang mereka kunjungi. Apabila siswa tidak berkunjung, tidak mengerjakan, kemungkinannya kecil. Siswa sudah terpaku untuk mengerjakan tugas karena ada nilai yang harus didapatkan. Di Karangturi juga dibentuk karakter untuk disiplin, apabila tidak mengerjakan, guru pelajaran akan lapor ke guru BK untuk ditindaklanjuti.

Strategi pelaksanaan berikutnya adalah kelengkapan, sarana dan prasarana serta materi yang mendukung dalam kegiatan education expo ini. Dalam wawancara dengan guru BK 3 (GBK 3) menyatakan bahwa

…Setelah proposal diajukan ke mitra atau

perguruan tinggi, pihak narasumber akan menghubungi pihak sekolah bila menyetujui. Ada sekitar empat puluh booth. Pihak sekolah sudah menentukan pengaturannya. Jika di sekolah, diadakan di aula. Ukuran stan 3 x 2,5, meja 2 dan kursi 4. Barang-barang pendukung ada juga yang pinjam. Stan tersebut dirasa tidak kekecilan karena sebatas konsultasi. Ada denah dan jam berkunjung yang memudahkan pengunjung yang hadir. Ada jadwal supaya pengunjung nyaman. Sekolah mengundang mitra/perguruan tinggi agar stan

tidak kosong…

(26)

tetap ramai dikunjungi. Sarana dan prasarana

education expo tentunya berasal dari sekolah. Pihak perguruan tinggi juga memberikan kontribusi ke sekolah, termasuk konsumsi.

Akan tetapi jika kegiatan expo ini dilaksanakan diluar, seperti pada tahun 2013 dilaksanakan di Mall Paragon, maka kelengkapan sarana prasarana dari pihak Paragon, tetapi pihak sekolah tetap membantu, dan ada aturan yang harus dipatuhi, misalnya konsumsi ada tempat sendiri. Dalam penyelenggaraan di Mall Paragon, pihak sekolah juga menggunakan jasa

event organizer.

Menurut wawancara dengan Koordinator Humas menyatakan bahwa

…Dari sisi panitia expo di mall dianggap lebih memudahkan panitia dari segi sarana prasarana, karena sarana prasarana di mall dianggap lebih lengkap dibandingkan sarana prasarana di sekolah. Selain itu panitia juga tidak perlu memfasilitasi sekolah lain untuk datang ke expo yang diadakan di sekolah, karena apabila diadakan di mall lebih terbuka dan dapat dapat dijangkau dengan mudah oleh siswa sekolah lain ataupun masyarakat….

(27)

Apabila di dalam kegiatan education expo presentasi perguruan tinggi melebihi durasi saat pemaparan, dan masih butuh waktu presentasi lagi maka diberi kesempatan pada jam BK di kelas lain kesempatan setelah kegiatan education expo selesai. Hal itu tidak dipermasalahkan lantaran untuk memberi variasi layanan BK pada jam BK di kelas, sehingga tidak hanya diisi guru BK.

Menurut mitra perguruan tinggi (Unika Soegijapranata) menyatakan bahwa

…tiap sekolah mempunyai penawaran yang berbeda tergantung fasilitas yang diberikan, sebagai contoh ada yang memberi fasilitas stan-stan ataupun presentasi secara langsung ke tiap-tiap kelas. Untuk di SMA Karangturi sendiri, presentasi dilakukan langsung kepada siswa kelas 12 yang dikumpulkan dalam satu ruangan, namun dibagi per permintaan

yakni IPA dan IPS…

Dari Guru BK 1 menyatakan bahwa muatan dari materi presentasinya adalah tentang jurusan, mempromosikan jalur prestasi, pendaftaran mulai kapan, syarat masuk, serta penjualan formulir pendaftaran tentang perguruan tinggi.

Dalam wawancara penulis dengan koordinator guru BK juga menyatakan bahwa

…expo harus melalui tahap pendataan dan penjadwalan. Awalnya pernah menggunakan teknik anak mau masuk stan perguruan tinggi mana saja. Sayangnya, justru membuat ada stan yang kosong. Perkara antusiasme, kembali lagi pada minat siswa. Dengan waktu yang relatif pendek dan stan perguruan tinggi yang jumlahnya banyak, maka anak-anak harus didata terlebih untuk menyesuaikan kuota yang ada.

(28)

Menurut guru BK 1 menyatakan bahwa awalnya dilakukan pembentukan panitia, pembagian seksi-seksi bagian, pelaksanaan, serta pembubaran. Kemudian, mengundang mitra sekolah lain yang letaknya dekat dengan SMA Karangturi seperti: SMA 3, SMA 10, dan SMA 5. Biasanya diadakan lomba-lomba untuk memeriahkan acara. Lomba-lomba itu juga diselenggarakan agar pengunjung datang sekaligus untuk datang ke expo. Pelaksanaan lomba tertulis diadakan di ruangan. Dalam lomba juga dibagi brosur. Brosur dan baleho juga disebarkan di jalan, dilaksanakan 2 minggu sebelum pelaksanaan. Luas stan 3x2,5 perblok. Diberikan undangan untuk orang tua dan menawari mitra SMA. Berbeda dengan Waka Humas menyatakan bahwa belum ditemukan cara pelaksanaan yang efektif, semua yang ditempuh ada kelebihan dan kekurangan.

Hal penting berikutnya yang mendukung pelaksanaan education expo adalah mengenai anggaran atau sumber biaya. Karena tanpa anggaran/sumber biaya, pelaksanaan education expo

(29)

Dalam wawancara penulis dengan Koordinator Humas Karangturi menyatakan bahwa

…anggaran dana acara edu expo ini berasal dari sponsor dan kontribusi perguruan tinggi peserta

expo. Di sini peserta expo membayar kontribusi untuk menyewa stand expo di Paragon, kisaran kontribusi ini antara 10-14 juta rupiah. Kisaran harga kontribusi ini berbanding dengan sasaran dari expo ini. Selain itu, pengelolaan dana ini juga digunakan untuk meminjam sarana-prasarana, namun saat di Paragon panitia terbantu karena semua sarana prasarana sudah disediakan oleh pihak Paragon, sedangkan di sekolah semua sarana prasarana disiapkan oleh panitia….

Pernyataan ini didukung oleh guru BK 2, dalam wawancara penulis dengan guru BK 2 menyatakan bahwa biaya sepenuhnya dari perguruan tinggi mitra yang menyewa stan, kemudian dipinjamkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk expo, misalnya sewa pengeras suara. Pernyataan yang sama juga dari koordinator Pernyataan yang sama juga dari koordinator guru BK 1 bahwa yang nenanggung biayanya adalah perguruan tinggi yang menyewa stan.

4.3.3. Aspek Proses (Process)

Dalam aspek proses ini mencakup tiga hal yaitu

(30)

Ketiga, informasi perbaikan program, meliputi: hambatan, perbaikan dan pengembangan.

Proses pelaksanaan kegiatan education expo di dalam area sekolah (di aula sekolah) dengan di luar sekolah (mall Paragon) berbeda dalam hal kepanitiaan yang terlibat mengurus kelengkapan sarana prasarana, strategi penyampaian materi/ceramah, metode termasuk media juga berbeda, disamping biaya juga berbeda. Pada tahun 2013, education expo SMA Karangturi dilaksanakan di mall Paragon, tahun sebelumnya yaitu tahun 2011 dan 2012 dilaksanakan di sekolah. Alasan diadakan di mall Paragon karena mall Paragon merupakan pusat perbelanjaan paling ramai di Semarang sehingga bisa dimanfaatkan untuk promosi sekolah Karangturi sekaligus serta open house sekolah Karangturi.

Dalam wawancara penulis dengan guru BK 1 mengatakan:

Saat pelaksanaan di Paragon terhitung besar acaranya, sehingga melibatkan dari berbagai segmen seperti humas, yayasan, dan guru SMA sendiri. Pada saat penyelenggaraan di sekolah, semua guru terlibat. Dibentuk kepanitiaan atau berbagai seksi yang mengurus masing-masing.

Pernyataan ini didukung oleh Koordinator Humas Karangturi menyatakan bahwa

(31)

Karena Karangturi merupakan yayasan dari TK samapai SMA dan Humas yang berjumlah 4 personil yang ada di Karangturi itu merupakan humas yayasan, bukan humas SMA, jadi jika kegiatan melibatkan Humas berarti melibatkan yayasan. Dari sisi kepanitiaan education expo di mall Paragon dianggap lebih memudahkan panitia dari segi sarana prasarana, karena sarana prasarana di Paragon lebih lengkap dibandingkan di sekolah. Selain itu, panitia juga tidak perlu memfasilitasi sekolah lain untuk datang ke education expo yang diadakan di sekolah, karena apabila diadakan di mall lebih terbuka dan dapat dijangkau dengan mudah oleh siswa sekolah lain ataupun masyarakat.

Jika dilihat dari stan yang ada dan pengunjung, antara di mall Paragon dengan di aula sekolah berbeda. Hasil wawancara dengan siswa Karangturi (SK) menyatakan

Saat pelaksanaan di Paragon stannya sedikit, sekitar 30 an stan dan pengunjungnya banyak dari siswa SMA Karangturi ataupun siswa SMA lain, serta masyarakat umum. Jika dilaksanakan di sekolah yaitu di aula, stannya bisa lebih banyak sekitar 50an stan dan pengunjungnya tidak terlalu banyak, hanya mencakup siswa SMA dan orang tua yang diundang serta siswa SMA lain yang diundang sekolah.

(32)

bertanya informasi tentang perguruan tinggi dengan bergiliran. Disamping itu, pihak guru akan memaksimalkan fasilitas yang ada seperti AC agar tidak sumpek sehingga suasana aula lebih kondusif dan nyaman untuk siswa. Guru tidak harus berjaga bergilir karena sesuai jam kerja. Tetapi berbeda apabila education expo itu dilaksanakan di mall Paragon. Pengunjung dari masyarakat umum lebih banyak. Akan tetapi, siswa justru tidak fokus dalam bertanya informasi perguruan tinggi. Disamping itu sekolah harus menyediakan bus sekolah untuk ke stan pameran. Guru atau panitia, juga harus berjaga bergilir dari pagi hingga malam. Menurut Koordinator Humas juga menyatakan:

Justru kalau di mal Paragon, kita harus berjaga bergiliran disamping harus mengutus siswa untuk mengetahui situasi expo yang ada di mall Paragon, apakah sepi pengunjung atau tidak. Jika sepi pengunjung maka kita menghadirkan beberapa siswa kesana secara bergiliran. Berbeda jika di sekolah, kita langsung bisa melihat situasi yang ada.

(33)

yang ada di Semarang. Koordinasi dengan sekolah lain di kota Semarang dilakukan untuk menghindari jadwal yang berbenturan dengan sekolah lain. Selain itu dalam penentuan waktu penyelenggaraan harus mendapat ijin dari berbagai jenjang sekolah yang ada dalam kompleks sekolah Karangturi.

Pernyataan ini juga didukung oleh koordinator guru BK menyatakan bahwa pelaksanaan edu expo disesuaikan dengan kebutuhan siswa, tidak mengganggu jam belajar siswa, dilaksanakan pada hari Jumat-Sabtu, rutin bulan September atau Oktober tiap tahun. Dari wawancara penulis dengan siswa, menyatakan hal yang sama tentang waktu pelaksanaannya.

Pada proposal program education expo

dijelaskan adanya berbagai kegiatan meliputi: pameran pendidikan tinggi baik dari universitas negeri, universitas swasta nasional, dan universitas internasional; adanya presentasi perguruan tinggi, ada bazar dan lomba-lomba akademik, serta simulasi TOEFL-IELTS.

Hasil wawancara penulis dengan siswa SMA Karangturi menyatakan bahwa banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa-siswi SMA Karangturi seperti menghadiri ceramah bagi siswa-siswi kelas XII atau lebih tepatnya sosialisasi tentang education expo

(34)

murid-murid, education expo sangat membantu mereka untuk lebih mudah mencari informasi tentang dunia perkuliahan di dalam negeri maupun luar negeri. Pernyataan ini didukung oleh koordinator guru BK 2

Materi ceramah disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Materi yang disampaikan adalah ulasan tentang perguruan tinggi, kehidupan dan berbagai macam hal di dalamnya. Materi ini ditujukan untuk siswa SMA kelas XII

Untuk kelancaran dan kesuksesan kegiatan ini tidak hanya memerlukan peran dari salah satu pihak saja namun dari beberapa pihak, misalnya guru BK. Dalam pelaksanaan education expo ini guru BK membantu menjadi penghubung pihak perguruan tinggi dengan sekolah. Guru BK mengatur jadwal presentasi. Guru BK juga membimbing para siswa untuk bertanya jurusan apa yang paling diminati pada masing-masing universitas, apa yang seharusnya mereka lakukan agar memperoleh informasi dengan sebaik-baiknya. Guru BK banyak terlibat karena kegiatan education expo, adalah salah satu dari program BK. Namun, kepanitiaan melibatkan seluruh personil sekolah. Disamping itu, menurut Koordinator Humas Karangturi (Ko.H) menyatakan :

Acara edu expo ini sangat mengharapkan dukungan orang tua karena orang tua memegang peranan penting dalam studi siswa. Pihak yayasan juga sangat mendukung hal ini karena kegiatan dianggap dapat meringankan beban siswa dan orang tua.

(35)

tentang kegiatan educaition expo yang telah diikuti. Laporan berupa tentang Perguruan Tinggi yang di dalamnya meliputi, status, biaya kuliah, jurusan-jurusan yang ada dalam PT tersebut dan sebagainya. Bagi sebagian siswa, narasumber dan informasi dari kegiatan ini tidak semua sesuai dengan kebutuhan mereka karena kurang lengkapnya stan universitas yang ada di education expo namun bagi siswa yang lain ini sangat membantu karena mereka tidak hanya mendapat informasi secara lisan namun juga secara tertulis dengan mendapatkan buku, brosur, dll. Acara ini bersifat bebas artinya mereka diberi kebebasan untuk bertanya sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan mereka, tidak ada nilai keaktifan yang menjadi kriteria dalam acara tersebut, tidak ada tanda bukti bahwa kita sudah mengunjungi stan mana saja. Publikasi untuk suatu acara itu sangat diperlukan dan penting dalam education expo ini mereka menggunakan media sosial (BBM, Twitter, Fb) lalu banner, spanduk, lalu media elektronik lainnya.

Hasil wawancara dengan guru BK 1 menyatakan:

Hambatan pelaksanaan edu expo misalnya stan terkadang sepi. Lokasi yang dekat jalan besar, maka suara dari bis-bis kerap menganggu. Aula yang bolong-bolong menyebabkan AC tidak terasa, sehingga panas dan gerah. Tempat seringkali tidak mendukung. Dari warga sekolah mendukung secara positif. Dari siswa juga bertisipasi aktif, digilir.

(36)

Dalam pelaksanaan edu expo di mall Paragon mendapatkan keluhan dari perguruan tinggi peserta expo karena dianggap suasana mall kurang mendukung dalam mempromosikan perguruan tinggi tersebut, namun di sisi lain pengunjung dari

expo tersebut bervariasi tidak hanya siswa dari Karangturi tetapi ada juga siswa dari sekolah lain. Disamping itu edu expo di Paragon lebih sedikit stannya. Jika di sekolah, stan banyak, pengunjung juga ramai dari siswa dan ortu siswa, serta siswa sma lain, namun ada kendala juga yaitu bising karena dekat jalan raya. Disamping itu, sekolah harus mencari waktu yang tepat dalam penyelenggaraan karena kompleks sekolah yang satu lokasi dengan SMP sehingga rancangan waktu penyelenggaraan harus tepat dan tidak menggangu jam belajar-mengajar SMP. Dalam penentuan waktu penyelenggaraan juga harus mendapat ijin dari berbagai jenjang sekolah yang ada dalam kompleks sekolah Karangturi.

(37)

siswa Karangturi dalam mengikuti education expo di dalam sekolah cukup tinggi

4.3.4. Aspek Hasil (Product)

Dalam aspek hasil ini mencakup penilaian hasil capaian yang meliputi evaluasi program dan tindak lanjut, serta interpretasi keunggulan dan kelemahan program. Sesuai dalam proposal education expo

Karangturi bahwa penyelenggaraan kegiatan expo pendidikan ini diharapkan dapat memberikan informasi sedalam-dalamnya tentang pendidikan tinggi kepada siswa baik pendidikan tinggi di dalam negeri ataupun di luar negeri.

Hasil wawancara dengan siswa menyatakan bahwa acara education expo ini diharapkan bisa membekali siswa-siswi pengetahuan tentang universitas pilihan mana yang mereka inginkan, serta kegiatan education expo dapat berlanjut di setiap tahunnya dengan kegiatan yang jauh lebih baik, baik dari segi peserta yang jumlahnya lebih banyak dan diikuti oleh universitas favorit, bagus, berkualitas dan memiliki syarat tertentu menjadi peserta dalam

education expo. Misalnya dengan memberikan angket untuk siswa agar memilih universitas yang menjadi peserta sesuai dengan harapan, lalu perlunya sosialisasi yang tidak hanya diperuntukan kelas XII saja namun dari kelas XI bahkan kelas X.

Pernyataan ini didukung oleh Koordinator Humas Karangturi bahwa

(38)

Evaluasi dari pihak perguruan tinggi adalah pembagian porsi presentasi dari setiap perguruan tinggi yang dianggap kurang adil, namun pihak sekolah terus mencoba memperbaiki hambatan dan kekurangan yang ada.

Menurut mitra perguruan tinggi Unika Soegijapranata dan Udinus mengatakan bahwa penyelenggaraan expo yang diadakan oleh SMA Karangturi selama ini cukup baik dan cukup memuaskan.

Saran untuk penyelenggaraan education expo di SMA Karangturi adalah untuk membuat rak tersendiri yang memuat brosur dari berbagai universitas setelah

education expo selesai sehingga siswa yang ketinggalan info pada saat education expo tetap memperoleh informasi dari brosur tersebut. Dari hasil education expo di SMA Karangturi, siswa yang mendaftar di Unika Soegijapranata cukup bervariasi hasilnya. Hal ini menurut pihak Unika Soegijapranata karena SMA Karangturi merupakan salah satu sekolah yang elit, sehingga banyak siswa yang melanjutkan studi tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Namun animo dari siswa Karangturi tetap tinggi, setidaknya lebih dari 20 siswa mendaftar di Unika Soegijapranata.

(39)

menanyakan kepada siswa yaitu tentang: kegiatan

education expo yang mereka ikuti, manfaat dari kegiatan education expo, keluh kesah/ masukan siswa dengan adanya universitas belum sesuai kebutuhan atau harapan siswa.

Pada pelaksanaan education expo juga ada evaluasi ke peserta, untuk mitra perguruan tinggi diberikan angket dan untuk peserta lain melihat dari formulir yang diambil. Evaluasi dari peserta universitas yang ikut education expo secara tertulis misalnya ada kepuasan, masukan, keantuasiasme anak, pengunjung banyak, ac tidak dingin, kamar mandi terlalu jauh. Evaluasi dari peserta dirasa sudah mewakili evaluasi dari orang tua dan siswa.

Pernyataan ini didukung oleh koordinator guru BK, menyatakan bahwa guru BK telah melaksanakan evaluasi pada saat jam bimbingan di kelas, dengan menanyakan secara lesan tentang education expo yang telah dilaksanakan dan telah diikuti. Evaluasi kepada siswa secara lesan dengan tanya jawab, secara tertulis diberikan angket tetapi hanya untuk kelas XII dan tidak selalu dilaksanakan, tergantung guru BK. Disamping itu juga ada evaluasi dari peserta dari sekolah lain.

Evaluasi keberhasilan kegiatan education expo

(40)

berhasil. Daftar pengunjung diketahui dengan mendata dari buku pengunjung yang telah disediakan. Setiap tahun guru BK mendata siswa-siswa kelas XII yang masuk perguruan tinggi peserta education expo. seperti tabel yang tertera dibawah ini.

Tabel 4.3. Tabel jumlah siswa yang masuk PTN/PTS Sumber :Dokumen SMA Karangturi

Tahun Jumlah Siswa Yang Masuk PTN/PTS X XI XII

2011 269 219 249 24 yang tercatat 2012 237 210 255 250 siswa 2013 248 226 238 7 yang tercatat

(41)

program kelompok yang dikhususkan untuk menindak lanjuti siswa yang masih kebingungan. Hal ini dikarenakan banyaknya kesibukan dan pekerjaan pihak-pihak di Karangturi. Belum ada laporan evaluasi secara detail dan administrasi dari mitra dan siswa. Menurut Koordinator Humas Karangturi, keunggulan dari kegiatan education expo ini adalah:

Memberikan informasi yang lebih awal dalam memilih universitas yang akan dituju dengan tepat, sedangkan untuk orang tua akan merasa lebih tenang dengan kepastian kelanjutan studi putra-putrinya.

Keunggulan lainnya adalah terjalinnya hubungan yang baik antara pihak sekolah dengan perguruan tinggi yang menjadi peserta Setiap tahun guru BK mendata anak-anak kelas XII yang masuk perguruan tinggi peserta education expo.. Tindak lanjut dari kegiatan education expo adalah adanya angket yang menyatakan siswa telah diterima di perguruan tinggi yang dituju. Rencana kedepannya untuk pelaksanaan acara education expo adalah merubah konsep penyelengaraan acara yang akan kembali diadakan di sekolah karena dianggap lebih efektif bagi perguruan tinggi untuk mempresentasikan dan mempromosikan kampus mereka, selain itu apabila diadakan di sekolah lebih menghemat waktu dan biaya yang dibutuhkan. Di sini peran guru BK juga dibutuhkan untuk mencatat track record siswa dalam memilih perguruan tinggi.

(42)

Memberikan informasi secara dini kepada siswa dalam memilih perguruan tinggi sesuai minat dan bakat serta kemampuan siswa. Tindak lanjut dari evaluasi tertulis maupun lisan adalah mengulang kembali materi perguruan tinggi A, B, C, dst secara umum.

Catatan di dalam pelaksanaan evaluasi

education expo hanya secara teknik, bukan ke anak secara langsung. Evaluasi yang didapat misalnya tentang hal umum, tidak dibacakan. Kalau ada evaluasi yang berbeda, maka dibacakan ke forum. Diagendakan untuk membenahi tempatnya, namun aula yang digunakan untuk olahraga tetap tidak bisa mengakomodasi AC menjadi stabil dingin. Ada harga ada rupa untuk menyewa partisi, meja, kursi, AC, konsumsi, dll. Kalau di SMA lain, expo diadakan di kelas. Di paragon baru coba-coba, ternyata mahal dan tidak sebanding dengan keuntungan.

(43)

guru BK mendata anak-anak kelas XII yang masuk perguruan tinggi peserta education expo, karena siswa kelas X dan kelas XI butuh informasi dari awal. Terkadang dari pihak perguruan tinggi tidak melayani pertanyaan dari kelas X dan kelas XI.

Sedangkan education expo open house,

kelebihannya adalah banyak pengunjung yang datang dari masyarakat umum, namun masalah biaya yang mahal. Belum ada evaluasi tertulis dari sisi manfaat ke orang tua. Pihak sekolah juga mengarahkan orang tua untuk antusias membimbing anak menuju masa depan yang cerah. Adanya sosialisasi education expo

ke orang tua melalui surat saat penerimaan rapor, dilampiri daftar perguruan tinggi. Media sosialisasi ke masyarakat melalui spanduk dan media-media.

4.4. PEMBAHASAN

Berdasarkan penjelasan hasil penelitian diatas, maka ketegorisasi proses dan hasil evaluasi program education expo dapat diuraiakan dibawah ini.

4.4.1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)

(44)

program kegiatan education expo (motif kegiatan, pengertian topik kegiatan, tujuan atau hasil yang diharapkan), identifikasi kebutuhan individu dan lingkungan, manajemen program serta personil yang terlibat dalam kegiatan dan peranannya masing-masing.

Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi terfokus dengan responden dapat disimpulkan bahwa program education expo di SMA Karangturi ini merupakan salah satu aplikasi dari program BK yang diselenggarakan tiap tahun sejak tahun 1997. Program

education expo dilaksanakan karena adanya kebutuhan siswa yang ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi baik dalam maupun luar negeri, disamping juga dikarenakan kebutuhan sekolah dalam meningkatkan prestasi sekolah. Jadi program ini dapat merupakan jembatan antara siswa dengan Perguruan Tinggi, dimana siswa dapat mencari referensi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Disamping itu dapat membantu orang tua mempersiapkan kebutuhan kuliah anaknya jika berkuliah di Perguruan Tinggi yang mereka inginkan, serta membantu perguruan tinggi mensosialisasikan diri tentang program-program unggulan mereka kepada calon mahasiswa.

(45)

jelas topik dari kegiatan education expo. Demikian juga urusan humas yang terlibat langsung dalam perumusan kegiatan ini. Tetapi pemahaman yang bervariatif muncul dari guru-guru dan siswa yang tidak terlibat langsung maupun mereka yang hanya menerima manfaat dari program kegiatan ini. Mereka memahami topik tetapi tidak bisa menyebutkan secara jelas apa topik kegiatan education expo tahun 2014 dan siapa penggagas munculnya topik tersebut.

Sementara dalam aspek identifikasi kebutuhan individu dan lingkungan adalah pertama Kebutuhan individu siswa untuk mengambil keputusan, tergambarkan tetapi belum di rumuskan dalam dokumen laporan assessment kebutuhan sekolah. Kebutuhan siswa ini didapatkan oleh guru melalui komunikasi tidak terstruktur, secara lesan dan dimatangkan dalam rapat terbatas antara guru BK dan pimpinan sekolah. Belum diselenggarakan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan gambaran utuh kebutuhan siswa/sekolah dalam kegiatan education expo. Termasuk kegiatan asssessment yang terstruktur sehingga hasilnya bisa dijadikan rujukan landasan kegiatan. Kedua, Kebutuhan lingkungan masyarakat dan orang tua, juga belum dikenali. Tetapi kebutuhan mitra (universitas) sudah diidentifikasi meskipun masih terbatas pada informasi umum.

(46)

mitra mengaku memahami tujuan dari education expo

ini. Pemahaman meraka adalah kegiatan edu expo

untuk memberikan informasi bagi siswa SMA Karangturi yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan tinggi yaitu ke universitas. Pemahaman ini mereka dapatkan dari informasi mulut ke mulut bukan dari membaca brosur atau pamflet yang disediakan oleh panitia penyelenggara. Meski demikian, mereka rata-rata merasa cukup mendapatkan informasi atas kegiatan education expo ini. Sementara pihak luar (mitra sekolah), memahami tujuan edu expo dari proposal kegiatan yang dikirimkan oleh sekolah dalam bagian dari pengajuan kerjasama oleh sekolah SMA Karangturi.

(47)

Tinggi yang tepat demi pengembangan kompetensi dimasa depan.

Dari tujuan tersebut, diharapkan siswa dapat memilih Perguruan Tinggi yang diinginkan sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan masing-masing siswa. Tujuan edu expo ini juga sejalan dengan pernyataan Graha Pena Menado pos (2013) dan dalam proposal De Britto Education Fair (2010), yang intinya adalah memberikan informasi seluas-luasnya perguruan tinggi yang diminati siswa

Sementara sasaran peserta education expo

sejak awal ditetapkan adalah pertama, peserta SMA Karangturi meliputi siswa di semua kelas, orang tua dan guru/staf sekolah. Mereka ini yang dalam perencanaan konteks dijadikan penerima manfaat secara langsung. Kedua, masyarakat luas, adalah mereka adalah siswa dan orang tua siswa dari berbagai sekolah tingkat atas yang hadir atau diundang berpartisipasi dalam kegiatan education expo

ini. Pemilihan dua sasaran ini karena merekalah yang paling membutuhkan diselenggarakannya kegiatan

education expo.

(48)

yang lengkap tentang perguruan tinggi dan ruang lingkupnya. Pemenuhan kebutuhan ini akan membantu siswa mengambil keputusan yang tepat dalam meneruskan jenjang pendidikan perguruan tinggi.

Dalam evaluasi konteks program education expo, yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan siswa dan lingkungan agar sesuai dengan tujuan program yang ditetapkan. Berdasarkan identifikasi pengalaman kegiatan tahun lalu, maka identifikasi kebutuhan sekolah didapatkan melalui hasil wawancara responden disimpulkan bahwa identifikasi kebutuhan siswa dan lingkungan melihat dari ketidakhadiran siswa (siswa yang ijin sekolah untuk melihat perguruan tinggi yang diminati), kemudian pemberian angket untuk mengetahui perguruan tinggi mana saja yang diminati siswa, namun sayangnya angket itu hanya untuk kelas XII. Kelas X dan XI tidak diberikan angket dikarenakan sasaran utamanya adalah kelas XII. Angket itupun tidak rutin tiap tahun diberikan, padahal setiap tahun siswa tidak sama/berbeda kalaupun sasarannya hanya kelas XII. Selain itu identifikasi kebutuhan siswa dilihat dari alumni yang telah masuk di Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, ada stan perguruan tinggi yang sepi pengunjung atau dilewati, karena memang tidak diminati oleh siswa.

(49)

memang ada beberapa perguruan tinggi yang memaksa ikut dalam stan education expo tersebut dikarenakan merasa tidak enak dengan perguruan tinggi itu, resikonya sepi pengunjung.

Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa dalam pemilihan perguruan tinggi yang ikut stan dalam education expo belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan siswa SMA Karangturi ataupun lingkungan (pihak sekolah, orang tua, dan siswa SMA lain). Secara otomatis identifikasi kebutuhan siswa dan lingkungan belum sepenuhnya sesuai dengan kriteria keberhasilan (antara tujuan program dan kebutuhan siswa), seperti yang dinyatakan oleh Badrujaman(2011) ataupun Gysbers dan Henderson

(2006) bahwa “sebuah program dikatakan berhasil jika memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan”.

Menurut Trotter et al, (dalam Badrujaman, 2011), menyatakan bahwa identifikasi kebutuhan siswa melalui diskusi dengan siswa, guru dan orang tua, merancancang item survei, melakukan survei kebutuhan, serta membandingkan kebutuhan siswa berdasarkan evaluasi dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam program education expo

(50)

wawancara dan diskusi kelompok dapat disimpulkan bahwa personil yang terlibat dalam pelaksanaan

(51)

mendampingi dan menentukan pilihan perguruan tinggi bagi anaknya. Siswa berperan aktif dalam mencari informasi perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri.

4.4.2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)

Evaluasi input dilaksanakan untuk mempertimbangkan sumber daya yang ada, mengidentifikasi dan mencari tahu kemampuan atau daya dukung sistem, alternatif strategi program, desain prosedur implementasi program, pengelolaan anggaran dan penjadwalan program. Dalam program kegiatan education expo ini, evaluasi input mencakup evaluasi terhadap strategi pelaksanaan (nara sumber, sasaran, kelengkapan, dan materi), prosedur implementasinya (metode, media, langkah), dan pengelolaan anggaran (sumber biaya dan pengelolaannya).

(52)

Dari hasil wawancara dengan guru dan siswa sebagaimana diuraikan dalam penjelasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa nara sumber (pembicara) mitra perguruan tinggi (PT) sangat penting, karena PT adalah yang dituju siswa agar mendapat informasi secara detail tentang perguruan tinggi atau universitas. Menurut Patty (2014), pembicara (nara sumber) menjadi kunci dari inti acara

education expo. Seyogyanya sebelum kegiatan, siswa sebelumnya perlu melakukan persiapan misalnya membaca bahan-bahan informasi perguruan tinggi yang diundang dan yang diminati dari sumber-sumber yang tersedia. Dengan begitu mereka akan lebih siap mengikuti acara: mendengarkan ceramah, mengajukan pertanyaan, berdiskusi, dan juga menyusun pertanyaan untuk wawancara. Menurut Sulton Masyud (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa education expo mengundang personil dari perguruan tinggi untuk memberikan penjelasan dan berdiskusi tentang keadaan dari perguruan tinggi yang bersangkutan.

Nara sumber harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga perlu diersiapkan dengan matang. Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa pencarian nara sumber atau mitra perguruan tinggi menjadi wewenang guru BK. Selain dari data channel

(53)

lewat web internet, yaitu dengan mengirimkan email proposal ke perguruan tinggi yang dituju, kemudian setelah mendapat balasan dan ditelfon ada kesepakatan. Proses pelaksanaannya butuh waktu 1-2 bulan. Pihak sekolah berusaha selektif mungkin untuk nara sumber atau mitra perguruan tinggi, tetapi ada sebagian perguruan tinggi yang dahulu mendaftar ikut stan pada education expo, yang hal ini tidak bisa ditolak oleh pihak sekolah karena merasa tidak enak dan agar mereka mempunyai kesempatan mendekatkan diri dengan siswa. Jadi dapat diinterpretasikan bahwa pencarian nara sumber belum selektif, belum ada kriteria khusus yang bisa mengikuti education expo.

Dari aspek sasaran kegiatan education expo

(54)

sesuai dengan proposal education expo karena adanya kendala waktu. Seharusnya selain siswa kelas XII yang mendapatkan informasi dan dapat memilih pendidikan tinggi yang diminati (perguruan tinggi dan jurusannya), maka siswa kelas X dan XI pun dapat memperoleh informasi lebih awal mengenai perguruan Tinggi sehingga siswa lebih mantap dalam pemilihan jurusan di SMA, serta dapat merencanakan perkuliahan dalam penentuan jurusan di perguruan tinggi.

(55)

Sementara pada bagian materi yang merupakan bagian utama dari education expo ini, maka muatan materi disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Gysbers dan Henderson (2006) bahwa materi dalam program bimbingan ditentukan dari kompetensi yang diharapkan dari program. Pernyataan ini sejalan pula dengan Badrujaman (2011), yaitu materi program dipilih berdasarkan pencapaian tugas perkembangan siswa dan tinkat permasalahan siswa. Integrasi keduanya merupakan kebutuhan siswa yang harus dilayani dalam sebuah program. Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa materi education expo SMA Karangturi mencakup informasi tentang perguruan tinggi, jurusan, biaya kuliah termasuk biaya hidup kuliah disana, keunggulan/ fasilitas dari perguruan tinggi, serta syarat masuk kuliah. Penyampaian materi sekitar 20 menit.

(56)

pendataan dan penjadwalan agar bermanfaat bagi semua pihak.

Materi merupakan hal penting yang mendukung kegiatan education expo. Materi disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Gysbers dan Henderson (2006) bahwa materi dalam program bimbingan ditentukan dari kompetensi yang diharapkan dari program. Pernyataan ini sejalan pula dengan Badrujaman (2011), yaitu materi program dipilih berdasarkan pencapaian tugas perkembangan siswa dan tinkat permasalahan siswa. Integrasi keduanya merupakan kebutuhan siswa yang harus dilayani dalam sebuah program. Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa materi edu expo SMA Karangturi mencakup informasi tentang perguruan tinggi, jurusan, biaya kuliah termasuk biaya hidup kuliah disana, keunggulan/ fasilitas dari perguruan tinggi, serta syarat masuk kuliah. Penyampaian materi sekitar 20 menit.

Materi education expo di siapkan oleh mitra sekolah (universitas) yang diundang dalam kegiatan

(57)

Pada aspek prosedur implementasi layanan, metode pengelolaan education expo menggunakan kombinasi metode kegiatan ceramah, presentasi bersama narasumber terpilih dan yang membuka stan pameran dan pendaftaran bersama universitas yang diundang th 2013:26 , th 2012 :50 tah 2011:46. Media yang digunakan adalah kombinasi audio visual, brosur, pramflet, karya ilmiah, buku dan diskusi/presentasi dan stan pameran kreatif sesuai dengan perguruan tinggi masing-masing.

Prinsipnya, desain langkah-langkah layanan kegiatan disediakan secara terbuka langsung dengan antara siswa/ortu/masyarakat dan mitra (universitas). Sejak awal, kegiatan edu expo tahun 2014 didesain melibatkan sekolah lain (10 sampai 20 sekolah) disekitar SMA Karangturi sebagai penerima manfaat langsung kegiatan education expo.

(58)

Menurut Gysbers dan Henderson (2006) mengemukakan bahwa yang termasuk komponen sumber keuangan adalah anggaran, bahan dan perlengkapan, serta fasilitas. Besar kecilnya anggaran tergantung dari tempat yang digunakan beserta fasilitasnya. Menurut hasil wawancara dan diskusi kelompok menyatakan bahwa jika menggunakan tempat pelaksanaan di sekolah akan berbeda biayanya dengan di luar, seperti mall Paragon. SMA Karangturi pada tahun kemarin yaitu tahun 2013 melaksanakan

education expo di mall Paragon, untuk tahun sebelum-sebelumnya (tahun 2011 dan tahun 2012) dilaksanakan di sekolah. Anggaran dana acara

education expo ini berasal dari sponsor dan kontribusi perguruan tinggi peserta education expo. Di sini peserta education expo membayar kontribusi untuk menyewa stand expo di Paragon, kisaran kontribusi ini antara 10-14 juta rupiah. Kisaran harga kontribusi ini berbanding dengan sasaran dari education expo. Selain itu, pengelolaan dana juga digunakan untuk meminjam sarana-prasarana, namun saat di mall

Paragon panitia terbantu karena semua sarana-prasarana sudah disediakan oleh pihak Paragon, sedangkan di sekolah semua sarana-prasarana disiapkan oleh panitia.

Penjadwalah waktu kegiatan diselenggarakan pada waktu awal semester ganjil di tiap tahun ajaran yaitu bulan September. Untuk rencana education expo

(59)

pertimbangan waktu yang lebih efektif, tidak sampai malam hari, peserta dari Mitra PT lebih banyak. Sebagaimana jika penyelenggaran education expo

dilakukan di luar sekolah waktu lebih banyak dan sampai malam.

4.4.3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)

Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah proses dalam pelaksanaan program education expo sudah sesuai dengan strategi yang telah direncanakan. Di dalam evaluasi proses ini yang perlu dilakukan yaitu mengidentifikasi atau memprediksi proses-proses yang menghambat desain prosedur atau implementasinya, merekam dan menilai keterlaksanaan prosedur kegiatan dan menyediakan bahan-bahan informasi untuk penyusunan program di masa depan. Evaluasi proses ini mencakup tiga hal yaitu pertama, evaluasi proses pelaksanaan yang meliputi: kesiapan panitia dan mitra yang diundang, strategi yang digunakan, metode pelaksanaan, media pelaksanaan, penyampaian materi. Kedua, evaluasi keterlaksanaan program, meliputi penggunaan media, metode, ketepatan waktu pelaksanaan, penggunaan tempat, keaktifan peserta, penilaian hasil kegiatan.

Ketiga, evaluasi perbaikan program, meliputi: hambatan, perbaikan dan pengembangan.

Menurut hasil wawancara dan diskusi kelompok disimpulkan bahwa proses pelaksanaan kegiatan

(60)

lain, strategi, metode, media ataupun materi telah dipersiapkan semaksimal mungkin walau masih ada hambatan. Menurut Badrujaman (2011) bahwa adanya evaluasi proses pelaksanaan diharapkan program dapat terlaksana dengan efektif.

Dari hasil diskusi dan wawancara bahwa pelaksanaan education expo di dalam area sekolah (di aula sekolah) dengan di luar sekolah (di mall Paragon) berbeda dalam hal kepanitiaan yang terlibat mengurus kelengkapan sarana prasarana, strategi penyampaian materi/ceramah, metode termasuk media juga berbeda, disamping biaya juga berbeda. Pada tahun 2013, education expo SMA Karangturi dilaksanakan di

mall Paragon, tahun sebelumnya di sekolah. Alasan diadakan di mall Paragon karena mall Paragon

(61)

humas sampai guru BK; stannya lebih banyak; pengunjung dari siswa SMA Karangturi dan siswa SMA lain yang diundang serta orang tua mereka yang diundang; siswa bisa lebih fokus mencari informasi pendidikan tinggi karena digilir saat mengunjunginya; waktu dari jam 08.00 hingga pulang sekolah; guru berjaga sesuai jam sekolah dan langsung bisa melihat situasi kegiatan education expo.

Dari uraian pelaksanaan education expo

tersebut dapat disimpulkan bahwa secara fisik pelaksanaan program education expo terlaksana. Namun belum sepenuhnya dapat membuat siswa puas dengan tempat, materi, media, dan strateginya, yang berarti belum sesuai antara program pelaksanaan, keterlaksanaan program serta hambatan-hambatan yang dijumpai di lapangan (Badrujaman, 2011).

Dari hasil wawancara diketahui bahwa acara

education expo sebelumnya (sebelum tahun 2014) dilaksanakan tiap tahun pada bulan September, selama 2 hari dan diusahakan tidak mengganggu jam belajar siswa, dari hari Jumat-Sabtu. Jadi waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana program. Peserta aktif dalam mencari informasi, mengunjungi stan perguruan tinggi, dalam hal ini adalah siswa dan orang tua, walaupun ada stan yang sepi pengunjung karena kurang diminati siswa. Dalam pelaksanaan

(62)

tidak semulus yang dikehendaki. Disamping adanya pameran perguruan tinggi baik dari universitas negeri, universitas swasta nasional, dan universitas internasional, dalam education expo terdapat berbagai kegiatan lain yaitu: adanya presentasi perguruan tinggi, ada bazar dan lomba-lomba akademik, serta simulasi TOEFL-IELTS.

Pernyataan hasil wawancara tersebut sesuai dengan proposal education expo SMA Karangturi. Presentasi perguruan tinggi hanya diperuntukkan kelas XII, sedang kelas X dan XI hanya mengikuti pameran di stan dan jika ingin menghendaki informasi bertanya kepada stan yang dikunjungi. Alasannya tidak cukup waktu untuk meladeni semua siswa dan mereka (mitra perguruan tinggi) itu targetnya kelas XII. Padahal jikalau untuk semua siswa (kelas X dan XI) dapat bertanya langsung dan lebih dini mengenal perguruan tinggi dan penjurusannya, sehingga siswa X dan XI bisa mempersiapkan belajarnya untuk menuju perguruan tinggi yang diinginkan. Dalam hal ini ternyata diperlukan peran dari guru BK.

(63)

kegiatan ini adalah program guru BK. Namun, panitia dari seluruh pihak sekolah. Disamping itu sangat diharapkan dukungan orang tua karena orang tua memegang peranan penting dalam studi siswa. Pihak yayasan juga sangat mendukung hal ini karena kegiatan dianggap dapat meringankan beban siswa dan orang tua.

Bagi sebagian siswa, narasumber dan informasi dari kegiatan ini tidak semua sesuai dengan kebutuhan mereka karena kurang lengkapnya stan universitas yang ada di education expo namun bagi siswa yang lain ini sangat membantu karena mereka tidak hanya mendapat informasi secara lisan namun juga secara tertulis dengan mendapatkan buku, brosur, dll. Acara ini bersifat bebas artinya mereka diberi kebebasan untuk bertanya sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan mereka, tidak ada nilai keaktifan yang menjadi kriteria dalam acara tersebut, tidak ada tanda bukti bahwa kita sudah mengunjungi stan mana saja. Publikasi untuk suatu acara itu sangat diperlukan dan penting dalam education expo pihak sekolah menggunakan media sosial (BBM, Twitter, Fb), banner, spanduk, dan media elektronik lainnya.

(64)

panas dan gerah. Tempat seringkali tidak mendukung, tetapi warga sekolah mendukung secara positif. Dari siswa juga bertisipasi aktif, digilir. Dalam pelaksanaan

education expo di mall Paragon mendapatkan keluhan dari perguruan tinggi peserta expo karena dianggap suasana mall kurang mendukung dalam mempromosikan perguruan tinggi tersebut, namun di sisi lain pengunjung dari expo tersebut bervariasi tidak hanya siswa dari Karangturi tetapi ada juga siswa dari sekolah lain. Disamping itu education expo di mall

(65)

dan hambatannya, maka usaha perbaikan dapat dilakukan. Pernyataan ini sesuai dengan Badrujaman (2011) yaitu usaha perbaikan tentunya dapat dilakukan jika guru BK memiliki cukup informasi data berkenaan dengan kelebihan dan kelemahan program yang dilakukan.

4.4.4. Evaluasi Hasil (Product Evaluation)

Evaluasi ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah produk/hasil sudah sesuai dengan tujuan program. Yang perlu dilakukan yaitu mengumpulkan deskripsi dan penilaian mengenai hasil dicapai dan membandingkannya dengan tujuan; informasi tentang konteks, input, proses; menginterpretasi nilai unggul dari program. Dalam evaluasi hasil ini mencakup penilaian hasil capaian yang meliputi evaluasi program dan tindak lanjut, serta interpretasi keunggulan dan kelemahan program. Sesuai dalam proposal education expo Karangturi bahwa penyelenggaraan kegiatan

education expo ini diharapkan dapat memberikan informasi sedalam-dalamnya tentang pendidikan tinggi kepada siswa baik pendidikan tinggi di dalam negeri ataupun di luar negeri.

(66)

Hasil kegiatan belum diukur dengan tujuan yang direncanakan pertama, produk kegiatan

education expo masih merupakan kegiatan rutin yang belum dibuat prosedur evaluasinya tiap tahun. Faktor utama yang mempengaruhi adalah kegiatan evaluasi terhadap kegiatan education expo masih terbatas dan belum mendalam dengan menggunakan pendekatan analisis CIPP yang baik dan terstruktur. Oleh sebab itu, sekolah dan siswa maupun mitra kesulitan mengukur kinerja hasil dan kaitannya dengan capaian tujuan. Kedua, Sekolah kesulitan mendapatkan gambaran tindaklanjut kegiatan dan inovasi lanjutan. Karena kegiatan education expo masih belum didukung oleh gagasan kebutuhan yang terus berkembang melalui mekanisme evaluasi yang baik. Inovasi yang ada dengan mengubah kegiatan dari terbatas di sekolah (pada kegiatan education expo

sebelum tahun 2014), tetapi inovasi ini sifatnya sementara .

Interpretasi keunggulan program kegiatan

education expo adalah pertama, Keunggulan program

(67)

Paragon) sehingga kegiatan ini meluas manfaatnya sampai pada tingkat kota. Ketiga, Konsistensi SMA Karangturi untuk menyelenggarakan kegiatan

education expo setiap tahun sejak tahun 1997.

Dari hasil wawancara dan diskusi terfokus dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan education expo

diharapkan dapat membekali siswa dengan pengetahuan tentang pendidikan tinggi (universitas dan jurusan) yang mereka inginkan, serta kegiatan ini dapat berlanjut di setiap tahunnya dengan kegiatan yang jauh lebih baik, tidak hanya diperuntukkan untuk kelas XII saja, akan tetapi kelas X dan XI juga. Pernyataan ini sesuai dengan Gysbers dan Henderson (2006) menyatakan bahwa program BK merupakan program yang diselenggarakan untuk membantu siswa mencapai tugas perkembangannya. Dalam hal ini program BK nya adalah program education expo.

Namun hasil yang dicapai belum sepenuhnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan, akan tetapi pihak sekolah akan selalu berusaha memaksimalkan agar sesuai dengan tujuan.

(68)

ada peminatnya, agar semua ruang presentasi terisi siswa.

Dari segi input, sasaran kegiatan education expo

masih terfokus pada kelas XII, dan adanya angketpun hanya untuk kelas XII, itupun tidak rutin. Untuk kelas X dan XI hanya pertanyaan lesan saja, dan pembuatan laporan hanya kelas X. Seharusnya disesuaikan dengan tujuan dari proposal awal, kegiatan education expo ini untuk selurus siswa baik kelas X, XI dan XI. Jadi sedini mungkin atau sebelum pelaksanaan

education expo diadakan penyebaran angket untuk memilih perguruan tinggi mana yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan mereka. Untuk pemberian materi sebaiknya juga kelas X dan XI juga dilibatkan, tidak hanya kelas XII saja agar siswa (kelas X dan XI) lebih dini memahami informasi perguruan tinggi dan lebih mantap belajarnya untuk menuju perguruan tinggi yang diinginkan.

(69)

Penyelenggaran evaluasi pelaksanaan sudah dilaksanakan tetapi masih sepintas, belum menyeluruh. Dengan melihat daftar hadir pengunjung dan pertanyaan lesan dengan panitia dengan memberi angket mitra, seharusnya evaluasi pelaksanaan secara menyeluruh dan harus diadministrasikan sehingga perlu adanya angket evaluasi kepada siswa, peserta, orang tua termasuk juga guru yang terlibat. Tujuannya agar dapat segera diperbaiki kekurangan dan hambatan yang ada sehingga dapat dikembangkan kegiatan education expo tahun-tahun berikutnya.

Pada aspek kelemahan interpretasi keunggulan dan kelemahan secara manajemen program adalah

pertama, kegiatan program education expo adalah belum diselenggarakan dalam siklus manajemen program yang baik sehingga terkesan kegiatan rutin dan monoton tanpa bisa diukur capainnya. Perencanaan kegiatan education expo belum disertai dengan prosedur evaluasi untuk mengukur kinerja kegiatan dan capainnya. Kedua, belum ada laporan

(70)

Gambar

Tabel 4.1 Siswa-siswa yang menjadi responden
Tabel 4.3. Tabel jumlah siswa yang masuk PTN/PTS

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH STRUKTUR FINANSIAL TERHADAP RESIKO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BURSA EFEK JAKARTA ( Studi Pada Perusahaan Yang Termasuk Dalam JII ).. Oleh: Yamtini

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Berdasarkan angka 1 s.d 7 diatas, Pokja Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada ULP Kabupaten Bengkulu Utara mengumumkan pemenang seleksi umum paket pekerjaan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Prestasi belajar CAD Mahasiswa pada kelas yang diberi perlakuan dengan penilaian portofolio lebih baik

Soebandi Jember mengumumkan pemenang PENUNJUKAN LANGSUNG Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik RSD dr Soebandi Jember adalah sebagai berikut :.. Nama Perusahaan

empurnaan Dokumen Pelelangan ( Addendum rang/Jasa dan Panitia Pengadaan Barang/Jasa ( kati dan disetujui oleh masing masing rekanan. ini dibuat untuk dipergunakan

[r]

Monocoq adalah konstruksi bodi dimana bodi dan rangkanya tersusun menjadi satu menggunakan prinsip kulit telur, yaitu merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga semua beban