• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM PENYUSUNAN

SKRIPSI ANTARA MAHASISWA YANG BEKERJA

PARUH WAKTU DAN MAHASISWA YANG TIDAK

BEKERJA PARUH WAKTU

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh: Eka Sri Wahyuni NIM: 00 9114 025

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

Kumulai dengan cepat

Kadang aku juga berusaha untuk menyerah

Sekarang semua tlah kulalui

Rencana hari depan tlah menanti tuk kuhadapi

(5)

Pernyataan Keaslian Data

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang dituliskan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Maret 2007 Penulis

(6)

ABSTRAK

Perbedaan Kecemasan dalam Penyusunan Skripsi antara Mahasiswa yang Bekerja Paruh Waktu dan Mahasiswa yang Tidak Bekerja Paruh Waktu

Eka Sri Wahyuni (2007)

Fakultas Psikologi, Jurusan Psikologi, Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan Kecemasan dalam Penyusunan Skripsi antara Mahasiswa yang Bekerja Paruh Waktu dan Mahasiswa yang Tidak Bekerja Paruh Waktu. Hipotesis yang diajukan adalah ada perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu.

Subjek dalam penilitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi yang bekerja paruh waktu dan yang tidak bekerja paruh waktu yang sedang menyusun skripsi.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Kecemasan dalam Penyusunan Skripsi yang disusun oleh peneliti.

(7)

ABSTRACT

The Difference of Anxiety in Composing Thesis between Part-timer University Students and Non Part-timer University Students

Eka Sri Wahyuni (2007)

Faculty of Psychology, Department of Psychology, Study Program Psychology

Subjects involved in this research are university students that working as part-timer and university students that not working at all while composing their thesis. Method of data collecting used was a scale of anxiety in composing thesis that was designed by researcher.

From statistical data and reliability of the anxiety scale, there was 54 items from 60 items that passed of selection with 0.939 of Alpha Reliability coefficient values. Independent Sample t-test used as technical data analyst to recognize whether if there is a difference of anxiety in composing thesis between Part-timer University Students and Non Part-timer University Students or not.

(8)

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Allah Bapa di surgga, karena kasih dan karuniaNya skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun dan dibuat untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Psikologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penyusunannya dari awal hingga akhirnya selesai, telah melibatkan banyak pribadi yang memberikan kritik, saran serta dukungan yang tulus. Oleh karena itu pada lembaran khusus ini penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada:

1. My Father in Heaven, Mother Mary, and Holy Spirit. Kasih dan penyertaanMu tidak berkesudahan, tak pernah tertidur. Sekalipun berulang kali aku terjatuh, pertolonganMu tak pernah terlambat. Saat aku kembali bangkit dan berjuang, Kau penuhi janjiMu, rencanaMu selalu indah pada waktuMu. Thank you so much, Lord.

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Sylvia Carolina, S.Psi, M. Si. Selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih atas bimbingannya selama proses penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Tanti Arini, S. Psi, M. Si. Selaku dosen penguji.

(9)

7. My Lovely Mom. Terima kasih, Mami, kekuatan hati dan kesabaranmu menghadapi anak tertua dan terbandel terutama doa-doamu lah yang akhirnya membuatku mampu menghadapi segalanya dengan tegar. I love you, Mom.

8. Papi. Walau perananmu tidaklah banyak dan nyata dalam hidupku, tapi keberadaanmu-lah yang membuatku berada di dunia ini.

9. My sister, Dyah, and my little brother, Eric. Thanks yaa sudah sabar dan mendukung cicik kalian yang bawel ini. Love you, sis & bro.

10.Teddy S. H, S.E. you are my love, finally.... this is the end of my journey in college, but this is the beginning for our new life. Thanks a lot for your support, your pray, your patient, your love and care, and so many time when you have to deal with my bad mood during the time I used to finished all of this. I love you so much, my dear.

11.My Bestfriends, Linda, Tania, Nifita, Linggar, Ferrianna, Eva, Lukex, titi Robert, Echie, ncik Daniel, ko Agung. Persahabatan kita diwarnai dengan banyak tawa, air mata, omelan, debat, sharing dan banyak hal telah terjadi diantara kita. Dukungan kalian sangat berarti untukku. Thanks a lot, guys, for being my bestfriends.

(10)

tidak mungkin dituliskan satu per satu. Terima kasih banyak atas setiap dukungan, doa, dan perhatian kalian. Tuhan beserta kalian selalu.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul... i

Halaman Persetujuan Pembimbing... ii

Halaman Pengesahan... iii

Halaman Persembahan... iv

Pernyataan Keaslian Data... v

Abstrak... vi

Abstract... vii

Kata Pengantar... viii

Daftar Isi... xi

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 5

A. Kecemasan... 5

1. Definisi Kecemasan... 5

2. Jenis-jenis Kecemasan... 7

3. Komponen Kecemasan... 8

(12)

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan... 10

B. Mahasiswa... 11

1. Definisi Mahasiswa... 11

2. Tugas Perkembangan Mahasiswa... 12

C. Penyusunan Skripsi... 12

D. Kecemasan Mahasiswa dalam Penyusunan Skripsi... 13

E. Pekerjaan Paruh Waktu... 14

1. Definisi Pekerjaan Paruh Waktu... 14

2. Karakteristik Pekerjaan Paruh Waktu... 14

F. Mahasiswa yang Bekerja Paruh Waktu dan Mahasiswa yang Tidak Bekerja Paruh Waktu ... 14 1. Mahasiswa yang Bekerja Paruh Waktu... 14

2. Mahasiswa yang Tidak Bekerja Paruh Waktu... 15 G. Perbedaan Kecemasan dalam Penyusunan Skripsi pada

Mahasiswa yang Bekerja Paruh Waktu dan yang tidak Bekerja Paruh Waktu

... 15

H. Hipotesis

(13)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 18

A. Jenis Penelitian... 18

B. Identifikasi Variabel... 18

C. Definisi Opersional... 19

D. Subjek Penelitian... 20

E. Prosedur Penelitian... 20

F. Alat Pengumpulan Data dan Pengujian Instrumen Penelitian... 21

1. Alat Pengumpulan Data... 21

2. Pengujian Instrumen Penelitian... 23

3. Hasil Uji Coba Alat Ukur... 25

G. Metode Analisis Data... 27

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 28

A. Persiapan Penelitian... 28

1. Seleksi Item... 29

2. Validitas... 30

3. Reliabilitas... 30

B. Analisis Data... 30

1. Deskripsi Subjek... 30

2. Uji Asumsi... 32

a. Uji Normalitas... 32

b. Uji Homogenitas... 33

3. Uji Hipotesis... 34

(14)

b. Hasil Uji Independent Sample t-test per Aspek... 35

C. Keterbatasan Penelitian... 38

D. Pembahasan... 38

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 42

A. Kesimpulan... 42

B. Saran... 44

DAFTAR PUSTAKA... 46 LAMPIRAN

I. Skala Item

II. Validitas dan Reliabilitas III. Analisis Persentase IV. Normalitas

V. Homogenitas

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di kota Yogyakarta tersedia berbagai macam pekerjaan paruh waktu. Pekerjaan paruh waktu yang tersedia antara lain sebagai operator warung internet (warnet), sales promotion girls/boys untuk berbagai macam produk, karyawan counter handphone/butik/café, anggota multi level marketing,

berbagai macam pekerjaan paruh waktu lainnya. Sumber daya manusia terbanyak yang tersedia di kota Yogyakarta sebagai pekerja paruh waktu adalah mahasiswa dan mahasiswi.

Dari wawancara yang dilakukan oleh penulis, reponden mengungkapkan alasan-alasan mengapa mereka melakukan pekerjaan paruh waktu (wawancara lampiran 8). Alasan-alasan mahasiswa melakukan pekerjaan paruh waktu adalah untuk memperoleh uang tambahan karena keadaan keluarga yang kurang mampu, mencari pengalaman kerja, menambah relasi, menabung untuk kesiapan modal kerja setelah lulus kuliah, dan juga untuk sekedar mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif.

(16)

waktu. Mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu adalah mahasiswa yang tidak melakukan kegiatan yang dapat menyita waktu, tenaga dan konsentrasi sehingga dapat berkonsentrasi penuh dalam menyusun skripsi.

Mahasiswa yang menyusun skripsi akan mengalami berbagai macam hambatan dalam menyusun skripsi. Hambatan-hambatan yang dialami mahasiswa dalam menyusun skripsi antara lain kesulitan dalam menentukan tema, kesulitan dalam mencari data atau buku-buku referensi, kesulitan mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan, tekanan dari orang tua agar cepat lulus kuliah, kurangnya komunikasi dan kerjasama yang baik dengan dosen pembimbing, kurangnya pertemuan dengan rekan kuliah se-program studi sehingga jika mengalami kesulitan dalam penyusunan skripsi tidak mendapat saran dan kritik yang diperlukan.

(17)

dihadapi mahasiswa pekerja paruh waktu dalam penyusunan skripsi memunculkan kecemasan dalam diri individu (Freud, 1959).

Kecemasan dalam penyusunan skripsi dihadapi oleh mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu dan yang bekerja paruh waktu. Adanya perbedaan hambatan dalam penyusunan skripsi yang dialami oleh mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan yang tidak bekerja paruh waktu memungkinkan adanya perbedaan kecemasan. Penelitian ini untuk melihat apakah ada perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi pada mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan yang tidak bekerja paruh waktu.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi pada mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu.

C. Tujuan Penelitian

(18)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Memberikan sumbangan bagi tinjauan ilmu psikologi terutama pada psikologi pendidikan dalam penelitian yang mengemukakan mengenai perbedaan kecemasan yang dialami mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan yang tidak bekerja paruh waktu.

2. Manfaat Praktis

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Definisi Kecemasan

Freud menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan tegangan; ia merupakan suatu dorongan seperti lapar dan seks, hanya saja ia tidak timbul dari kondisi-kondisi jaringan di dalam tubuh melainkan aslinya ditimbulkan oleh sebab-sebab dari luar (dalam Supratiknya, 1993).

Lazarus (1976) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi individu terhadap masalah yang dihadapi dan ditandai dengan adanya kegelisahan, kebingungan, ketakutan dan kekhawatiran. Kecemasan ini juga merupakan pengalaman yang samar-samar yang disertai dengan perasaan tidak berdaya dan tidak menentu, sehingga dirasakan sangat mengganggu.

(20)

Prawirohusodo (1988) mengatakan bahwa kecemasan adalah pengalaman emosi yang tidak menyenangkan yang datang dari dalam, bersifat meningkat, menggelisahkan dan menakutkan yang dihubungkan dengan suatu ancaman bahaya yang tidak jelas.

Hurlock (1979) mengatakan individu yang mengalami kecemasan ditandai dengan adanya rasa khawatir, gelisah dan perasaan akan terjadi sesuatu hal yang kurang menyenangkan yang diikuti perasaan tidak mampu menghadapi tantangan, kurang percaya diri sendiri dan tidak dapat menemukan penyelesaian terhadap masalahnya.

Johston mengatakan kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang merupakan perpaduan antara rasa takut, bingung, khawatir, dan bimbang yang muncul karena adanya kondisi yang dirasa mengancam akan terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki, atau reaksi dari perasaan kecewa, ketidakpuasan, dan rasa tidak aman (Johston, 1971).

Freud menyatakan kecemasan (anxiety) adalah keadaan tegangan yang merupakan suatu dorongan seperti lapar dan seks. Hanya saja ia tidak timbul dari kondisi-kondisi jaringan di dalam tubuh melainkan aslinya ditimbulkan oleh sebab-sebab dari luar. Kecemasan didapat dari ketidakmampuan ego untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan seseorang lewat transaksi dengan objek-objek dari dunia luar, maka timbul tekanan-tekanan, ketegangan-ketegangan. (dalam Supratiknya, 1993)

(21)

karena adanya kondisi yang dirasa mengancam atau akan mengakibatkan bahaya yang tidak jelas sehingga membuat individu merasa takut, gelisah, tidak percaya diri dan merasa tidak mampu menghadapi tantangan.

2. Jenis-jenis Kecemasan

Menurut Freud (dalam Supratiknya, 1993) kecemasan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Kecemasan Realitas,

Kecemasan yang pokok adalah kecemasan realitas atau rasa takut akan bahaya bahaya nyata dunia luar. Seperti rasa takut tidak dapat lulus dan memperoleh gelar sarjana hingga sulit menemukan pekerjaan yang layak. Kedua tipe kecemasan lain berasal dari kecemasan realitas ini.

b. Kecemasan Neurotik,

Kecemasan neurotik adalah rasa takut jangan-jangan insting-insting akan tidak dapat dikendalikan, hingga menyebabkan sang pribadi berbuat sesuatu yang bisa membuatnya dihukum. Kecemasan neurotik mempunyai dasar dalam kenyataan, sebab dunia sebagaimana orangtua dan berbagai otoritas lain akan menghukum anak bila ia melakukan tindakan-tindakan impulsive.

c. Kecemasan Moral

(22)

bersalah jika mereka melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma moral dimana mereka telah dibesarkan dan diajarkan sejak kecil. Kecemasan moral juga mempunyai dasar dalam kecemasan realitas.

3. Komponen Kecemasan

Reaksi kecemasan yang kuat melalui simptom-simptom yang ada dalam diri individu memberi 3 komponen penting dalam kecemasan (Bucklew, 1980)

a. Komponen Psikologis.

Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala kecemasan seperti tegang, sulit konsentrasi, sedih, rasa takut, rendah diri, hilang kepercayaan diri, bingung, kuatir, mudah marah, gembira sekali atau gelisah, respon sangat mengejutkan, gugup, kewaspadaan yang berlebihan, memandang diri sangat sensitif, merasa tidak berdaya, ingin melarikan diri, menghindari situasi, mudah lupa dengan apa yang dipelajari dan apa yang sedang dikerjakannya dan perasaan tidak menentu.

b. Komponen Fisiologis.

(23)

mulut kering, kegerahan atau kedinginan, sering buang air kecil, sukar menelan, tidur terganggu dan pencernaan tidak teratur.

c. Komponen Sosial.

Kecemasan yang dihasilkan atau disebabkan oleh adanya suatu keadaan tertentu yang tercipta dari evaluasi interpersonal terhadap suatu situasi tertentu dalm masyarakat baik secara nyata ataupun imajiner yang terwujud adanya objek, situasi, hasil dan sebagainya yang mengancam harga diri atau nilai-nilai seseorang.

Breakwall (dalam Mopangga, 2005) menekankan bahwa kecemasan terbagi ke dalam macam-macam simptom-simptom psikologis, diantaranya: suasana hati seperti mudah marah, perasaan sangat tegang, dan lain-lain; pikiran, seperti rasa khawatir, sukar berkonsentrasi, pikiran kosong, membesarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sendiri, dan merasa tak berdaya; motivasi, seperti rasa ketergantungan yang tinggi; perilaku, seperti ingin melarikan diri dari situasi yang tidak menyenangkan, kurang berani dalam mengambil resiko, hilangnya minat terhadap kehidupan, selalu tegang atau kurang rasa santai,mudah panic, gugup, dan lain-lain.

Dengan adanya berbagai macam symptom psikologis tersebut, maka komponen kecemasan dapat dibagi menjadi 4, yaitu:

(24)

b. Komponen Afektif : mudah tersinggung, perasaan gelisah yang berlebihan, kurang percaya diri, merasa tidak sanggup menyelesaikan masalah.

c. Komponen perilaku : seperti ingin melarikan diri dari situasi yang tidak menyenangkan, hilangnya minat terhadap kehidupan, selalu tegang, kurang santai.

d. Komponen fisiologis : keluar keringat dingin, gangguan tidur, gemetar.

4. Fungsi Kecemasan

Freud menyatakan fungsi kecemasan adalah memperingatkan sang pribadi akan adanya bahaya. Ia juga merupakan isyarat bagi ego bahwa kalau tidak dilakukan tindakan-tindakan yang tepat, maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan. Apabila timbul kecemasan ia akan memotivasikan sang pribadi untuk melakukan sesuatu (dalam Supratiknya, 1993).

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Kecemasan muncul karena adanya kondisi yang dianggap mengancam. Proses timbulnya kecemasan menurut Burn (dalam Ambarwati, 2002) adalah sebagai berikut:

(25)

b. Dengan serangkaian pemikiran, individu menafsirkan peristiwa-peristiwa yang dialaminya sehingga terjadi dialog yang bersifat internal.

c. Berdasarkan proses berpikir tersebut timbullah berbagai perasaan individu yang diantaranya adalah perasaan cemas.

Menurut Tjandrarini (dalam Ambarwati, 2002) ada 3 kondisi minimal yang mengakibatkan seseorang mengalami kecemasan.

a. Adanya objek, situasi, hasil, gagasan, dan sebagainya yang mengancam harga diri atau nilai-nilai seseorang.

b. Kebutuhan untuk menanggulangi situasi dengan cara mempertahankan konsep diri atau nilai-nilai.

c. Keragu-raguan apakah dapat menangani situasi dengan kecemasan.

B. Mahasiswa

1. Definisi Mahasiswa

(26)

2. Tugas Perkembangan Mahasiswa

Mahasiswa berada pada masa perkembangan dewasa dini yang memiliki salah satu tugas perkembangan yaitu memenuhi harapan masyarakat untuk bekerja sesuai dengan bidang studi yang ditempuh atau memperoleh gaji yang layak untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari (Hurlock, 1979). Masa dewasa dini juga disebut sebagai masa pengaturan karena banyak orang muda mencoba berbagai pekerjaan untuk menentukan mana yang paling sesuai untuk memenuhi kebutuhan mereka atau yang akan memberi kepuasan yang lebih permanen. Kompensasi hasil kerja berupa uang gaji juga merupakan minat utama pada masa dewasa dini. Keberhasilan dalam studi sangat mempengaruhi pekerjaan, maka dari itu mahasiswa harus menyelesaikan kuliah sampai tuntas. Tugas akhir mahasiswa adalah menyusun skripsi. Keberhasilan mahasiswa pada akhirnya ditentukan lulus tidaknya membuat skripsi.

C. Penyusunan Skripsi

Skripsi sebagai tugas akhir yang harus disusun oleh mahasiswa dalam rangka memperoleh gelar sarjana adalah syarat pada sebagian besar universitas atau perguruan tinggi di Indonesia. Langkah-langkah yang dilalui setiap mahasiswa dalam penyusunan skripsi adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tema atau judul

(27)

3. Menyusun skripsi dimulai dari latar belakang, landasan teori, dan metodologi penelitian.

4. Melakukan bimbingan skripsi bersama dengan dosen pembimbing skripsi yang telah ditentukan oleh fakultas.

5. Melakukan penelitian atau pengambilan data.

6. Merumuskan hasil penelitian, serta membiuat kesimpulan dan saran.

Dalam penyusunan skripsi, mahasiswa mengalami berbagai macam hambatan. Hambatan-hambatan yang dialami antara lain seperti kesulitan menentukan tema, kesulitan dalam mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan, kurangnya kerjasama antara mahasiswa dengan dosen pembimbing skripsi, dan adanya tekanan dari keluarga agar mahasiswa segera menyelesaikan kuliahnya.

D. Kecemasan Mahasiswa dalam Penyusunan Skripsi

(28)

E. Pekerjaan Paruh Waktu

1. Definisi Pekerjaan Paruh Waktu

Berdasarkan observasi di lapangan diperoleh kesimpulan bahwa pekerjaan paruh waktu merupakan pekerjaan sampingan yang jam kerjanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjanya.

2. Karakteristik Pekerjaan Paruh Waktu

Karakteristik dari pekerjaan paruh waktu yang diperoleh dari observasi adalah:

a. jam kerja antara 3-6 jam sehari

b. pembagian kerja berdasarkan shift yang sudah ditentukan oleh pemilik usaha sebelumnya

c. pemilihan shift kerja dilakukan bersama dengan pekerja paruh waktu lainnya disesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh masing-masing pekerja paruh waktu.

d. Gaji yang diterima berdasarkan jumlah shift kerja yang diambil atau berdasarkan jam kerjanya.

F. Mahasiswa yang Bekerja Paruh Waktu dan Mahasiswa yang tidak

Bekerja Paruh Waktu

1. Mahasiswa yang Bekerja Paruh Waktu

(29)

2. Mahasiswa yang tidak Bekerja Paruh Waktu

Mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu adalah mahasiswa yang hanya berkonsentrasi pada kuliahnya tanpa melakukan kegiatan yang memberikan kompensasi berupa gaji, yang dapat menguras tenaga dan pikiran

G. Perbedaan Kecemasan dalam penyusunan Skripsi antara Mahasiwa yang

Bekerja Paruh Waktu dan Mahasiswa yang tidak Bekerja Paruh Waktu

(30)

skripsinya juga mengalami berbagai macam hambatan yang menimbulkan kecemasan.

Mahasiswa memiliki reaksi yang berbeda-beda dalam menghadapi kecemasannya. Ditilik dari komponen kognitif, mahasiswa mengalami sulit konsentrasi, mudah lupa, pikiran kacau, dan bingung. Dari komponen afektif, mahasiswa menjadi mudah tersinggung saat ditanya mengenai perkembangan penulisan skripsinya, merasa tidak mampu menyelesaikan, tidak percaya diri saat berhadapan dengan teman-teman yang sudah menyelesaikan kuliahnya. Kemudian muncul pula perilaku membentak jika ditanya kapan akan lulus, menangis, bahkan tidak mau lagi melanjutkan penulisan skripsinya, menunda-nunda penulisan skripsi, dan mengalihkan perhatian pada kegiatan lain. Kecemasan yang dialami oleh mahasiswa yang sedang menyusun skripsi juga tampak dari adanya gejala-gejala fisiologis yang dialami seperti pusing, mual, sulit tidur, keringat dingin, jantung berdebar-debar, sakit perut dan gangguan pencernaan.

(31)

H. Hipotesis

(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode Komparatif yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variabel pada satu atau lebih variabel.

Penelitian ini disebut penelitian komparatif karena penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kecemasan penyusunan skripsi antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu.

B. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut/sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari kesimpulannya.

Ada 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel tergantung : kecemasan dalam penyusunan skripsi 2. Variabel bebas : status bekerja yang terdiri dari:

(33)

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu arti dari bentuk konstruk atau variabel dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut sehingga dapat dikatakan bahwa definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel atau memanipulasikannya (Kerlinger, 2000).

1. Kecemasan dalam penyusunan skripsi

Komponen kecemasan yang akan diukur adalah komponen kognitif (tegang, sulit berkonsentrasi, sedih, takut, rendah diri, dan sebagainya), komponen fisiologis (gemetar, berdebar-debar,keringat dingin, pusing, mual, dan sebagainya), komponen perilaku (menangis, membentak, menghindar), dan komponen afektif (mudah marah dengan orang lain, mudah tersinggung).

Kecemasan dalam penyusunan skripsi akan diukur menggunakan skala yang disusun peneliti. Semakin tinggi skor menunjukkan mahasiswa tersebut makin cemas. Makin rendah skor menunjukkan mahasiswa tersebut kurang mengalami kecemasan. 2. Status bekerja paruh waktu dan tidak bekerja paruh waktu

(34)

pekerjaan tetap. Mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu berarti tidak melakukan kegiatan lain yang dapat menguras tenaga, pikiran, dan waktu setiap harinya selain penulisan skripsi.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penilitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi di kota Yogyakarta yang sedang menyusun skripsi yang melakukan pekerjaan paruh waktu dan yang tidak bekerja paruh waktu. Jumlah subjek yang digunakan dalam try-out sejumlah 60 mahasiswa dari berbagai universitas di kota Yogyakarta dan dalam penelitian menggunakan 150 mahasiswa dari berbagai universitas di kota Yogyakarta.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat skala kecemasan dengan metode rating yang dijumlahkan (summated rating method) untuk diujicobakan pada kelompok uji coba yang memiliki karakteristik sama dengan kelompok subjek sesungguhnya.

2. Mengujicoba skala untuk memperoleh kesahihan butir dan reliabilitas skala untuk mendapatkan butir yang sahih dan skala yang reliabel. 3. Menentukan subjek penelitian sesuai kriteria, kemudian mengukur

(35)

4. Menganalisis data yang masuk. 5. Membuat kesimpulan.

F. Alat Pengumpulan Data dan Pengujian Instrumen Penelitian

1. Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini sepenuhnya menggunakan skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecemasan yang disusun dengan metode rating yang dijumlahkan (summated rating method) yakni metode skala pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon subjek sebagai dasar penentuan nilai skala (Azwar, 2000). Skala ini berisi pernyataan mengenai objek sikap untuk mengungkap sikap pro atau kontra, positif atau negatif, setuju-tidak setuju terhadap suatu objek sosial.

Selanjutnya subjek diminta untuk menjawab butir-butir pernyataan yang dirumuskan secara favourable dan unfavourable tentang suatu variabel. Jawaban dalam setiap skala dinyatakan dalam 4 kategori yang dinodifikasi tanpa jawaban ragu-ragu. Hal tersebut dilakukan penulis dengan alasan bahwa dengan adanya kategori jawaban ragu-ragu bisa mempunyai arti ganda (belum dapat memutuskan jawaban atau netral), dan menimbulkan kecenderungan untuk menjawab di tengah (central tendency effect) terutama bagi subjek yang tidak yakin pada jawaban yang pasti.

(36)

menyenangkan yang dirasa mengancam dan akan terjadi, serta membuat individu mengalami berbagai macam tekanan dalam penyusunan skripsi.

Dalam penelitian ini kecemasan diukur dengan menggunakan skala kecemasan dan tingkat kecemasan diukur dengan mengkategorisasikan memakai cara kategorisasi jenjang. Skor total yang diperoleh menunjukkan tinggi rendahnya kecemasan. Semakin tinggi skor semakin tinggi kecemasan dan semakin rendah skor semakin rendah pula kecemasannya.

Kecemasan akan diungkap dengan menggunakan metode rating yang dijumlahkan atau dikenal dengan skala Likert. Metode ini menggunakan respon subjek penelitian sebagai dasar penentuan skalanya. Skala Likert disusun dari pernyataan favourable dan unfavourable dan menggunakan lima alternatif jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Skor untuk skala favourable yaitu SS = 4, S = 3, TS = 2, dan STS = 1. sedangkan untuk skala unfavourable

(37)

Tabel 3.1

No. Aitem Favorable dan Unfavorable

No. Aitem Favorable No. Aitem Unfavorable

Kognitif 3, 10, 14, 17, 22, 27, 35, 42, 34, 26. 49, 44, 30, 56, 7.

Afektif 11, 25, 53, 57, 5, 33, 40, 47, 20, 50. 4, 12, 36, 41, 48.

Fisiologis 9, 37, 58, 55, 38, 51, 16, 18, 23, 31. 43, 54, 60, 8, 1.

Perilaku 6, 13, 21, 24, 32, 39, 46, 52, 2, 29. 15, 19, 59, 45, 28.

2. Pengujian Instrumen Penelitian

Suatu alat pengukur yang baik dalam suatu penelitian sosial harus memenuhi validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keandalan) agar alat ukur tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pada skala tingkat kecemasan inipun dijalankan suatu prosedur pengukuran validitas dan reliabilitas.

a. Validitas

(38)

yang akurat sesuai dengan tujuan penelitiannya, diperlukan suatu pengujian validitas (kesahihan).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi dapat diukur melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional dengan proses telaah item. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah item skala memang layak digunakan untuk mengungkap atribut yang hendak diukur (Azwar, 2000).

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur keajegan hasil pengukuran. Dengan kata lain, uji reliabilitas diperlukan untuk melihat sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif sama jika dilakukan pengukuran kembali dengan alat ukur yang sama (Azwar, 2000).

3. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba alat ukur ini dilakukan sebagai salah satu persiapan untuk melakukan penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan item-item yang layak digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS for Windows version 13.0. suatu item dinyatakan valid jika nilai r hitung > 0,3.

(39)

0.016 (< 0,3), no. 30 dengan nilai r hitung 0.127 (< 0,3), no. 32 dengan nilai r hitung 0.125 (< 0,3), no. 54 dengan nilai r hitung 0.077 (< 0,3), Secara terperinci tabel 3.3. berikut ini menyajikan nomor item yang lolos maupun yang gugur pada tahap pertama pengujian validitas:

Tabel 3.3

Blue-print skala kecemasan yang lolos seleksi dan yang gugur tahap pertama

(40)

Tahap selanjutnya yaitu menguji ulang estimasi reliabilitas pada item terseleksi. Item yang lolos seleksi berjumlah 54 item dan tidak terdapat item yang gugur dengan nilai r hitung > 0,3, sehingga alat tes ini dapat dinyatakan reliabel. Diperoleh blue print sebagai berikut:

Tabel 3.4

No. Aitem Favorable dan Unfavorable

No. Aitem Favorable No. Aitem Unfavorable

Kognitif 3, 10, 14, 21, 24, 25, 29, 30, 37. 7, 39, 44, 50.

Afektif 11, 48, 51, 5, 28, 35, 42, 19, 45. 4, 12, 31, 36, 43.

Fisiologis 9, 32, 52, 49, 33, 46, 16, 17, 22, 27. 38, 54, 8, 1.

Perilaku 6, 13, 20, 23, 34, 41, 47, 2, 26. 15, 18, 53, 40.

G. Metode Analisis Data

(41)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosedur dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, tahap pertama adalah tahap pelaksanaan penelitian, tahap kedua adalah tahap analisis data, dan tahap yang ketiga adalah pembahasan hasil dari analisis data.

A. Persiapan penelitian

(42)

Data hasil penyebaran kuesioner tersebut merupakan data primer dalam penelitian ini yang selanjutnya akan dilakukan analisis dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 13 untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan peneliti maupun pembuktian hipotesis.

1. Seleksi Item

Untuk menghindari kesalahan pada analisis data, data hasil penyebaran kuesioner terlebih dahulu akan dilakukan seleksi terhadap item kuesioner dalam penelitian ini. Hasil seleksi item pada tahap pertama adalah sebagai berikut: hasil seleksi item menghasilkan daya beda item antara 0,016 sampai dengan 0,694 dengan tingkat keandalan sebesar 0,930. Secara terperinci tabel 3.3.(lampiran 2)

(43)

2. Validitas

Hasil pengujian tahap kedua dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan dalam penelitian ini yang mencakup komponen kognitif, afektif, fisiologis, dan perilaku memiliki nilai rhitung > 0,30 maka dapat

disimpulkan bahwa 54 butir pertanyaan dalam penelitian ini dinyatakan valid.

3. Reliabilitas

Setelah alat ukur dinyatakan valid, dilakukan uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai koefisien Alpha Cronbach 0,939 ( > 0,6 ) maka 54 butir pertanyaan dalam penelitian ini dinyatakan andal.

B. Analisis Data

1.Deskripsi Subjek

(44)

a. Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil analisis persentase terhadap karakteristik jenis kelamin seperti yang tersaji pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa, mayoritas responden yang menjadi subjek dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 93 orang atau 62%, sedangkan responden laki-laki sebanyak 57 orang atau 38%.

b. Persentase Responden Berdasarkan Status Bekerja

Tabel 4.2

(45)

2. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Untuk membuktikan apakah data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal atau tidak maka akan dilakukan uji normalitas terhadap data dalam penelitian ini. Uji normalitas digunakan untuk menentukan alat uji statistik yang akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan atau pembuktian hipotesis. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji One-Sample Kolmogorov Smirnov.

Hasil uji normalitas yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 13 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Uji Normalitas

Uji Kognitif Afektif Fisiologis Perilaku

Kolmogorov-Smirnov Z 1.338 1.316 1.346 1.233 Probabilitas (p) 0,056 0,063 0,053 0,096

Sumber: Lampiran 4

(46)

b. Uji Homogenitas

Untuk membuktikan apakah sebaran (variansi) data antara variabel satu dengan yang lainnya memiliki sebaran (variansi) yang sama maka akan dilakukan uji/test of homogenity. Hasil uji/ test of homogenity yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 13 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Uji Normalitas

Aspek Levene Statistic Df1 df2 Sig.

Kognitif 0,031 1 148 0,860

Afektif 0,251 1 148 0,617

Fisiologis 0,029 1 148 0,864

Perilaku 0,893 1 148 0,346

Sumber: Lampiran 5

Hasil uji homogenitas seperti yang disajikan pada Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa semua komponen kecemasan dalam penyusunan skripsi (kognitif, afektif, fisiologis, dan perilaku) memiliki nilai probabilitas (p) > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini adalah homogen.

3. Uji Hipotesis

(47)

digunakan analisis Independent Sample t-test. Hasil analisis Independent Sample t-test yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Total Score

Hasil analisis Independent Sample t-test yang telah dilakukan secara total pada tingkat kecemasan mahasiswa dalam menyusun skripsi antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dengan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu adalah sebagai berikut

Tabel 4.5.

Ringkasan uji Independent Sample t-test perbedaan kecemasan mahasiswa dalam menyusun skrispsi antara mahasiswa bekerja paruh waktu dengan

mahasiswa tidak bekerja

Aspek Status N Mean SD db thitung ttabel p Keterangan

Kecemasan Bekerja paruh

probabilitas (p) 0,049. Nilai ttabel pada taraf signifikansi (p) 0,05 dan derajat

bebas (db) n – 2 atau 150 – 2 = 148 adalah sebesar 1,976. Berdasarkan ketentuan analisis Independent Sample t-test yaitu dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel yaitu 1,984 > 1,976, probabilitas

(48)

b. Hasil Uji Independent Sample t-test per Komponen Kecemasan

Tabel 4.6.

Ringkasan uji Independent Sample t-test perbedaan kecemasan mahasiswa dalam menyusun skrispsi antara mahasiswa bekerja paruh waktu dengan

mahasiswa tidak bekerja

Aspek Status N Mean SD db thitung ttabel p Keterangan

Kognitif Bekerja paruh

148 1,545 1,976 0,124 Tidak Signifikan

Fisiologis Bekerja paruh

waktu 75 32,6267 7,06681

Tidak bekerja

paruh waktu 75 30,7333 6,95610

148 1,654 1,976 0,100 Tidak Signifikan

Hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini adalah “Terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dengan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu dalam menyusun skripsi”. Uji statistik yang digunakan untuk membuktikan hipotesis tersebut adalah uji

Independent Sample t-test. Hasil analisis Independent Sample t-test yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Komponen Kognitif

Hasil analisis Independent Sample t-test diperoleh nilai thitung komponen

kognitif sebesar 2,269, dengan probabilitas (p) 0,025. Nilai ttabel pada taraf

(49)

yaitu dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel yaitu 2,269 > 1,976,

probabilitas (p) < 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan tingkat kecemasan dalam penyusunan skripsi pada komponen kognitif antara antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dengan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu.

b. Komponen Afektif

Hasil analisis Independent Sample t-test diperoleh nilai thitung komponen

afektif sebesar 1,545, dengan probabilitas (p) 0,124. Nilai ttabel pada taraf

signifikansi (p) 0,05 dan derajat bebas (db) n – 2 atau 150 – 2 = 148 adalah sebesar 1,976. Berdasarkan ketentuan analisis Independent Sample t-test

yaitu dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel yaitu 1,545 < 1,976,

probabilitas (p) > 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan dalam penyusunan skripsi pada komponen afektif antara antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dengan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu.

c. Komponen Fisiologis

Hasil analisis Independent Sample t-test diperoleh nilai thitung komponen

fisiologis sebesar 1,654, dengan probabilitas (p) 0,100. Nilai ttabel pada taraf

signifikansi (p) 0,05 dan derajat bebas (db) n – 2 atau 150 – 2 = 148 adalah sebesar 1,976. Berdasarkan ketentuan analisis Independent Sample t-test

yaitu dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel yaitu 1,645 < 1,976,

(50)

antara antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dengan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu.

d. Komponen Perilaku

Hasil analisis Independent Sample t-test diperoleh nilai thitung

komponen perilaku sebesar 1,987, dengan probabilitas (p) 0,049. Nilai ttabel

pada taraf signifikansi (p) 0,05 dan derajat bebas (db) n – 2 atau 150 – 2 = 148 adalah sebesar 1,976. Berdasarkan ketentuan analisis Independent Sample t-test yaitu dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel yaitu

1,987 > 1,976, probabilitas (p) < 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan tingkat kecemasan dalam penyusunan skripsi pada komponen perilaku antara antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dengan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu.

C. Keterbatasan Penelitian

Ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perbedaan kecemasan anatara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu. Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi sudah menjalani tahun ke-6 atau tahun ke-7-nya di fakultas dan terancam drop-out

(51)

menjadi hambatan saat menyusun skripsi. Faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan kecemasan menjadi keterbatasan dalam penelitian ini.

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu. Hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan kecemasan yang signifikan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu, yaitu pada komponen kognitif dan perilaku. Sedangkan pada komponen afektif dan fisiologis dapat diketahui bahwa mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu memiliki kecemasan yang relatif sama dalam menyusun skripsi.

Hasil analisis Independent Sample t-test kecemasan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dengan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu diperoleh nilai thitung sebesar 1,984, probabilitas (p)

0,049. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu.

Hasil tambahan pada analisis Independent Sample t-test pada komponen kognitif diperoleh nilai thitung sebesar 2,269, probabilitas (p) 0,025.

(52)

kecemasan yang lebih tinggi dalam penyusunan skripsi bila dibandingkan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu. Ini ditunjukkan dengan nilai mean untuk mahasiswa yang bekerja paruh waktu sebesar 31,7733, dan nilai mean untuk mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu sebesar 29,5333. Mahasiswa yang bekerja paruh waktu cenderung tidak dapat berkonsentrasi dalam menyusun skripsi jika dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu.

Hasil tambahan pada uji beda pada komponen afektif dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menyusun skripsi antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dengan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu. Hal ini dibuktikan dengan uji

Independent Sample t-test pada komponen afektif yang diperoleh nilai thitung

sebesar 1,545, probabilitas (p) 0,124. Hal ini ditunjukkan baik mahasiswa yang bekerja paruh waktu maupun mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu cenderung mudah merasa tersinggung pada semua hal yang tidak berkenan di hati mereka. Mereka memiliki tingkat kegelisahan yang sama tingginya saat mereka harus melakukan penelitian/menyusun skripsi, dimana mereka merasa tidak percaya diri dan tidak yakin bahwa mereka dapat menyelesaikan/menyusun skripsi dengan baik.

(53)

Independent Sample t-test pada komponen fisiologis yang diperoleh nilai thitung

sebesar 1,654, probabilitas (p) 0,100. Hal ini menunjukkan bahwa baik mahasiswa yang bekerja paruh waktu maupun mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu cenderung memiliki gejala fisiologis yang relatif sama dimana mereka memiliki kecenderungan mudah berdebar saat menghadapai sesuatu yang berkaitan dengan penyusunan skripsi. Mudah untuk berkeringat, mual, otot tegang, serta hal-hal yang lain yang berhubungan dengan masalah fisik. Keadaan ini juga disertai dengan perasaan pusing, dan mudah lelah yang disebabkan perasaan mereka bahwa menyusun skripsi merupakan hal yang berat dan mereka merasa tidak mampu untuk menyelesaikannya.

Hasil tambahan pada analisis Independent Sample t-test pada komponen perilaku diperoleh nilai thitung sebesar 1,987, probabilitas (p) 0,046.

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan berdasarkan hasil analisis data sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis karakteristik responden dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Mayoritas responden yang menjadi subjek dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 93 orang atau 62%. b. Komposisi antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan yang

tidak bekerja paruh wakru masing-masing 50%.

2. Berdasarkan hasil analisis Independent Sample t-test yang digunakan untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menyusun skripsi antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu adalah sebagai berikut:

(55)

dengan nilai mean mahasiswa yang bekerja paruh waktu sebesar 31,7733, dan nilai mean mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu sebesar 29,5333.

b. Tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dengan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu pada faktor afektif. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh memiliki tingkat kecemasan yang sama tingginya pada faktor afektif. c. Tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswa yang

bekerja paruh waktu dengan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu pada faktor fisiologis. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh memiliki tingkat kecemasan yang sama tingginya pada faktor fisiologis.

(56)

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan khususnya mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dan sedang bekerja paruh waktu sebagai berikut:

1. Adanya perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu maka penting bagi para mahasiswa yang saat ini sedang menyusun skripsi dan bekerja paruh waktu untuk dapat membagi/me-manage waktu dengan baik, yaitu menyusun skripsi maupun bekerja. Selain itu bagi mahasiswa yang bekerja paruh waktu disarankan untuk mengurangi aktivitasnya dalam bekerja atau mempertimbangkan dengan matang untuk sementara waktu berhenti dari pekerjaannya dan berkonsentrasi menyelesaikan skripsinya jika keadaan memungkinkan. 2. Peranan orangtua sangatlah penting bagi mahasiswa yang mengalami

(57)

mengenai kesulitan yang dihadapinya, sambil sesekali mengingatkan agar dapat membagi waktu dengan baik akan dapat lebih meringankan tekanan pikiran anak dalam menghadapi kecemasannya menyusun skripsi sambil bekerja paruh waktu.

3. Dosen pembimbing skripsi juga memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan penulisan skripsi mahasiswa. Mahasiswa dapat secara terbuka mengatakan status bekerjanya kepada dosen pembimbing skripsi. Namun disarankan agar dosen pembimbing mau dan bisa mengerti mengapa mahasiswanya bekerja paruh waktu. Sedapat mungkin membantu mahasiswa yang bekerja paruh waktu, misalnya dengan memberikan waktu yang pasti dan jelas kapan dosen bisa ditemui untuk bimbingan skripsi agar mahasiswa yang bekerja paruh waktu dapat menyesuaikan jam kerjanya dengan waktu bimbingan skripsi. Disini diperlukan komunikasi, keterbukaan dan kerja sama yang baik antara mahasiswa dan dosen pembimbing skripsi.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, K.D 2002. Hubungan antara Efikasi Diri dan Kecemasan Menghadapi Tugas Keperawatan pada Mahasiswa Akademi Perawatan (AKPER) tingkat II di Akademi Perawatan (AKPER) Bethesda Yogyakarta.

Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. Azwar, Z. (2000). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bucklew, J. 1980. Paradigms Psychopathology. New York: Lippincot Company. Corey, Gerald. 1997. Teori dan Praktek: Konseling dan Psikoterapi. Bandung:

Refika Aditama.

Darajat, Z. 1996. Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung

Dewi, Y. C. 2002. Hubungan antara Sels Esteem dan Kecemasan pada Para Usia Lanjut. (Skripsi tidak diterbitkan). Yogyakarta. Fakultas Psikologi. Universitas Sanata Dharma.

Feist, G., and Feist, J. 1988. Theories of Personality (fourth edition). New York: McGraw Hill Companies.

Freud, S. 1959. Inhibitions, symptoms, and anxiety. In Standard edition. Vol 20. London: Hogarth Press (First German edition, 1926b).

Gunarsa, D. Singgih. 1995. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Hadi, Sutrisno. 1996. Statistik Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset. Hardy, M. 1988. Pengantar Psikologi (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan “Suatu Pendekatan Sepanjang Masa” (terjemahan). Jakarta:Erlangga.

Johston, M.K. 1971. Mental Health and Mental Illness. Philadelpia: Lippencot Company.

Kasscahu, A. R. 1995. Understanding Psychology. New York: McGraw-Hill Kerlinger, N. Fred. 2000. Asas-asas Penelitian Behavioral (terjemahan). Gadjah

Mada University Press.

(59)

Marhijanto, B. 1987. Cemas Mempengaruhi Ketenangan Jiwa. Lamongan: CV Bintang Pelajar.

Prawirohusodo, S. (1988). Stress dan Kecemasan. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.

Robert, N. Singer. 1993. Handbook of Research on Sport Psychology. New York: MacaMillan Publishity Company.

Supratiknya, A. 1993. Psikologi Kepribadian 1: Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius

Widdicombe, Sue, & Wooffitt, Robin. 1995. Language of Youth Subcultures “Social Identity in Action”. Harvester Wheatsheaf.

(60)

LAMPIRAN I

(61)

Skala Kecemasan

Berikut ini saudara/i akan mendapatkan beberapa pernyataan. Setelah membaca setiap pernyataan, saudara/i diminta untuk memberikan penilaian sejauh mana pernyataan tersebut sesuai dengan pikiran dan perasaan saudara/i. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang salah, yang terpenting seberapa jauh pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan saudara/i.

Pilihlah jawaban dengan memberikan tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban di tempat yang sudah disediakan. Adapun pilihan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :

SS : Sangat Sesuai, jika pernyataan sangat sesuai dengan keadaan saudara/i.

S : Sesuai, jika pernyataan sesuai dengan keadaan saudara/i.

TS : Tidak Sesuai, jika pernyataan tidak sesuai dengan keadaan saudara/i.

STS : Sangat Tidak Sesuai, jika pernyataan sangat tidak sesuai dengan keadaan saudara/i.

Nama : ________________________(boleh tidak diisi) Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan*

Status Bekerja : Bekerja Paruh Waktu / Tidak Bekerja Paruh Waktu*

*) coret yang tidak perlu

No. Pertanyaan SS S TS STS

1. Saya dapat menjawab pertanyaan dari dosen agar dapat memperoleh pekerjaan yang baik. 5. Saya merasa malu saat ditanya oleh teman

tentang bagaimana skripsi saya.

(62)

pertanyaan dari teman mengenai kemajuan pengerjaan skripsi saya.

7. Saya tidak mengalami kesulitan dalam mencari tema untuk penulisan skripsi saya. buku yang berkaitan dengan materi skripsi saya. 11. Saya merasa takut saat saya tidak dapat

memperoleh bahan untuk skripsi saya.

12. Saya merasa senang dosen pembimbing saya bisa diajak bekerjasama dalam penulisan skripsi saya.

13. Saya menghindar dari orangtua agar tidak ditanya kapan akan lulus.

14. Saya khawatir jika tidak menyelesaikan kuliah tepat waktu, saya akan kesulitan mencari

18. Saya dengan senang hati menjawab pertanyaan dari teman-teman kapan saya akan lulus.

19. Saya merasa tidak percaya diri karena tidak dapat menjawab pertanyaan dari dosen pembimbing.

20. Saya menjawab pertanyaan dari orang tua dengan kasar karena bosan ditanya kapan saya akan lulus.

(63)

keinginan orangtua saya.

22. Badan saya lebih sering terasa pegal saat mengerjakan skripsi.

23. Saya menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan lain di luar kampus agar tidak terpikir mengenai masalah saya dalam penulisan skripsi. 24. Saya menjadi sulit membuat keputusan saat

dihadapkan pilihan selama proses mengerjakan skripsi.

25. Saya bingung memikirkan skripsi saya saat ditanya oleh orangtua kapan saya akan lulus. 26. Saya menjadi panik saat saya kesulitan

mendapatkan materi yang dibutuhkan untuk skripsi saya.

27. Badan saya terasa tegang saat akan bertemu dengan dosen pembimbing skripsi.

28. Orangtua sering bertanya kapan saya akan lulus, sehingga saya merasa khawatir saya akan mengecewakan mereka.

(64)

35. Saya merasa sungkan bertemu dengan orangtua karena skripsi saya belum selesai.

36. Saya senang karena dapat mengerjakan skripsi dengan lancar.

37. Saya tidak yakin penelitian saya akan berjalan baik.

38. Kondisi fisik saya tetap bugar meskipun dalam proses pengerjaan skripsi saya mengalami banyak hambatan dan tantangan.

39. Saya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dosen pembimbing saya dengan baik.

40. Saya tidak melakukan kegiatan lain yang dapat mengganggu konsentrasi saya dalam mengerjakan skripsi.

41. Saya malas mengerjakan skripsi saya.

42. Saya merasa tidak percaya diri karena tidak dapat memenuhi harapan orang tua untuk segera lulus kuliah.

43. Saya merasa lega saat saya selesai menyusun satu bab.

44. Saya yakin dapat menyusun skripsi dengan baik dan lancar.

45. Perasaan saya tak menentu saat merasa kesulitan mengerjakan skripsi.

46. Saya sering mengalami sulit tidur selama pengerjaan skripsi saya.

47. Saat orang tua terlampau sering bertanya kapan saya akan lulus membuat saya menjadi mudah marah jika berada di rumah.

48. Saya merasa kecewa dengan dosen pembimbing saya karena sulit untuk diajak bekerjasama. 49. Saya menjadi sangat gelisah saat orangtua

bertanya kapan saya akan lulus.

50. Saya dapat memahami materi skripsi saya dengan baik.

(65)

menyelesaikan skripsi tepat waktu.

52. Jantung saya berdebar lebih kencang saat ditanya bagaimana perkembangan skripsi saya. 53. Saya giat mengerjakan skripsi saya.

54. Saat akan bertemu dengan dosen pembimbing saya tetap tenang.

Mohon periksa lagi kelengkapan jawaban Anda Terima kasih atas kerja sama Anda.

(66)

LAMPIRAN II

(67)

Validitas dan Reliabilitas: Tahap 1

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

(68)
(69)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

153.95 199.574 14.127 60

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

(70)
(71)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(72)

Validitas dan Reliabilitas : Kognitif 1

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(73)

Validitas dan Reliabilitas : Kognitif 2

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(74)

Validitas dan Reliabilitas : Afektif 1

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(75)

Validitas dan Reliabilitas : Afektif 2

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(76)

Validitas dan Reliabilitas : Fisiologis 1

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(77)

Validitas dan Reliabilitas : Fisiologis 2

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(78)

Validitas dan Reliabilitas : Perilaku 1

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(79)

Validitas dan Reliabilitas : Perilaku 2

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(80)

LAMPIRAN III

(81)

Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 57 38.0 38.0 38.0

Perempuan 93 62.0 62.0 100.0

Total 150 100.0 100.0

Status Bekerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Bekerja Paruh Waktu 75 50.0 50.0 50.0

Tidak Bekerja Paruh

Waktu 75 50.0 50.0 100.0

(82)

LAMPIRAN IV

(83)

Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kognitif Afektif Fisiologis Perilaku

N 150 150 150 150

Normal Parameters(a,b) Mean 30.6533 32.0133 31.6800 32.4467

Std. Deviation 6.12837 6.90004 7.05236 5.43730

Most Extreme Differences

Absolute .109 .107 .110 .101

Positive .057 .065 .077 .081

Negative -.109 -.107 -.110 -.101

Kolmogorov-Smirnov Z 1.338 1.316 1.346 1.233

Asymp. Sig. (2-tailed) .056 .063 .053 .096

(84)

LAMPIRAN V

(85)

Test of Homogeneity

Test of Homogeneity of Variances

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Kognitif .031 1 148 .860

Afektif .251 1 148 .617

Fisiologis .029 1 148 .864

(86)

LAMPIRAN VI

(87)

T-Test

Group Statistics

Status Bekerja N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Kecemasan Bekerja Paruh Waktu 75 130.6000 23.77200 2.74495

Tidak Bekerja Paruh

Waktu 75 122.9867 23.22946 2.68231

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Kecemasan Equal variances

assumed 1.984 148 .049 7.61333

Equal variances not

(88)

LAMPIRAN VII

(89)

Case Summaries

JK Status Item_1 Item_2 Item_3 Item_4 Item_5 Item_6

(90)
(91)
(92)

149 2 2 3 2 2 2 2 3

(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)

LAMPIRAN VIII

(115)

WAWANCARA

Q :Anda sekarang sedang menyusun skripsi?

A : Ya.

Q : Anda juga bekerja paruh waktu?

A : Ya.

Q :Apa pekerjaan paruh waktu anda?

A : Operator warnet, staf counter handphone, anggota Multi Level Marketing (MLM), Sales Promotion Girl (SPG)

Q :Mengapa anda menyusun skripsi sambil bekerja?

A 1 : Karena sekarang hanya tinggal skripsi tidak ambil mata kuliah lagi jadi punya banyak waktu luang, kerja paruh waktu bisa menambah pengalaman kerja, selain itu gaji yang didapat untuk menambah uang saku.

A 2 : Dari awal kuliah saya sudah bekerja paruh waktu, karena saya bukan berasal dari keluarga yang mampu, jadi harus mencari tambahan dana untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

A 3 : Daripada hanya bengong di kos-kos-an, kalau kerja paruh waktu itu kegiatan pengisi waktu luang yang positif.

Q :Jam kerja paruh waktu bagaimana mengaturnya?

(116)

A 2 : di counter HP, jam kerjanya dari jam 09.00-13.00, 13.00-17.00, 17.00-21.00, itu bisa pilih.

A 3 : SPG rokok biasanya malam. Karena harus keliling di mall atau tempat clubbing.

A 4 : Karena saya ikut MLM jadi jamnya bebas sebisanya saya dan klien. Kalau calon klien saya bisanya siang untuk janjian ketemu ya ketemunya siang. Lamanya tergantung lamanya presentasi, tergantung kliennya juga.

Q : Apakah mengalami kesulitan dalam mengatur jam kerja dengan

menyusun skripsi?

A 1 : Sulit juga. Karena saya perempuan, jadi bisanya ambil shift kerja yang pagi atau siang. Kadang jadwal bimbingan skripsi dengan jam kerja bebenturan.

A 2 : Agak sulit. Karena setelah kerja badan capek banget. Jadi waktu yang seharusnya saya pakai untuk mencari data jadi terpakai untuk tidur.

A 3 : Saya ambil shift kerja malam sampai dini hari, jadi siang saya pakai untuk tidur. Padahal kalau ke kampus sore seringnya dosen sudah tidak ada.

(117)

Q : Apa anda merasa cemas, khawatir atau takut karena terhambatnya

skripsi?

A 1 : Iya khawatir. Pengennya cepat lulus. Orangtua juga sering banget nanya kapan saya akan lulus, tapi saya tidak bisa jawab.

A 2 : Takut nggak lulus. Habisnya kerja lebih enak, dapat duit. Jadi lebih cenderung berat di kerjaan.

A 3 : Jadi pusing kalau bahas skripsi. Mending nanya yang lain saja deh.

Gambar

Tabel 3.1 Blue Print
Tabel 3.3skala kecemasan yang lolos seleksi dan yang gugur tahap pertama
Tabel 4.1Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3Uji Normalitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Suatu ruang vektor adalah suatu himpunan objek yang dapat dijumlahkan satu sama lain dan dikalikan dengan suatu bilangan, yang masing-masing menghasilkan anggota lain

Direksi memuji reformasi penentu atas subsidi energi di tahun 2015, termasuk rencana untuk subsidi listrik sebagai sasaran subsidi yang lebih baik, dan penggunaan ruang fiskal

terasa di awal tahun 2009, yang ditunjukkan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebesar 4,1% (yoy) pada triwulan I-2009, melambat dibandingkan dengan triwulan

Pada kondisi awal, kemampuan pemecahan masalah siswa SMP N 1 Ngemplak masih rendah. Hal tersebut disebabkan oleh guru yang masih menerapkan strategi pembelajaran

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik

Aktualisasi diri yang terdapat dalam UKM Sepak Bola USU dapat dilihat dari kebutuhan fisiologis yang didapat oleh mahasiswa, kenyamanan berada dilingkungan

P Permanen: 2) P-O-P Temporer; dan 3) Media in store (di dalam toko). Bagi para manajer ritel penerapan Point-of-Purchase dilakukan karena keinginan untuk mencapai: 1) Hasil

Yang dimaksud dengan “kondisi krisis atau darurat penyediaan tenaga listrik” adalah kondisi dimana kapasitas penyediaan tenaga listrik tidak mencukupi kebutuhan beban di daerah