• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

i   

ANALISIS DOKUMENTER PROFIL MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN DAN PENGGUNAAN WAKTU LUANG BERBASIS DATA KARTU PRIBADI PADA SISWA DAN SISWI KELAS VII SMP STELLA

DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

MONICA WERU 031114049

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

(2)

ii   

(3)

iii   

(4)

iv   

MOTTO

Kerjakanlah bagianmu Biarkanlah tuhan Yang menyelesaikannya.

Segala perkara dapat kutanggung dalam dia yang memberikan kekuatan kepadaku (Filifi 4:3). Masa depan mu sungguh ada dan harapan mu tidak akan hilang.

(Amsal 23:18)

Karena itu, tetaplah bersabar pada pemenuhan janji-janji tuhan bagi kita. Jangan buru-buru menanti hasil akhir saja.

Kita pun harus menyediakan diri untuk bekerja keras, juga bertekun dalam perjuangan dengan tetap mengandalkan tuhan. Maka, dia akan memberikan kita kemenangan demi kemenangan kepada kita, sesuai janjinya. (Buku renungan harian)

(5)

v   

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan yesus yang selalu memberiku kekuatan untuk selalu sabar dan tetap bertahan.

2. Orang tuaku tercinta almarhum Bapak Jack Weru dan Ibunda Ester P.Rery.

yang dengan sabar menungguku, dan juga cinta, doa mereka yang kurasakan selama ini, sepupuku K Rahel, Jocy, keponakanku Putri, Rico, Tom, Hera, Caspar, Puan.

3. Saudara-saudariku kak Caspar, Nanda, Yakoba, Rudolf, Charles, dan Carolina, Weru yang sudah mendukungku dalam hal pemberian dukungan, materi dan doa.

4. Teman-temanku di Kos Barokah: kak Tresi, Meity, Jepang, Leny, Ina, Ajeng, Viona, Sora, Anggun, Sisca, Esti, yang tak henti-hentinya memberikan semangat padaku.

5. Orang-orang terkasihku Amore yang selalu memberiku perhatian dan dukungan.

(6)

vi   

(7)

vii   

(8)

viii   

ABSTRAK

ANALISIS DOKUMENTER TENTANG PROFIL MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN DAN PENGGUNAAN WAKTU LUANG BERBASIS DATA KARTU PRIBADI PADA SISWA DAN SISWI KELAS VII SMP STELLA

DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

Monica Weru Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan studi dokumenter. Subjek penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 berjumlah 62 orang. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah diagram pie dan persentase yaitu dengan membuat tabulasi data ( pengskoringan dan penjumlahan) dalam tabel induk dengan membedakan jenis kelamin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil minat dan penggunaan waktu luang siswa dan siswi kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. Studi dokumenter bersumber dari data pribadi siswa yaitu minat dan penggunaan waktu luang kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dan siswi tertarik pada mata pelajaran adalah Geografi (13%), Kesenian (12%), Matematika (11%), dan sebagian besar siswa dan siswi tidak tertarik pada mata pelajaran Sejarah (21%), PKK (21%), Fisika (18%). Sebagian besar siswa dan siswi mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Sepak bola (17%), Menyanyi (13%), Basket (14%). Sebagian besar waktu luang yang digunakan siswa dan siswi adalah Bermain (27%) dan Menonton televisi (16%).

(9)

ix   

ABSTRACT

A DOCUMENTARY ANALYSIS OF STUDENTS’ INTEREST PROFILE ON SCHOOL SUBJECTS AND LEISURE TIME SPENDING BASED ON

PERSONAL CARD DATA OF SEVENTH GRADE STUDENTS IN STELLA DUCE 2 JUNIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA ACADEMIC

YEAR 2010/2011 Monica Weru Sanata Dharma University

2011

This study belongs to a descriptive study by conducting a documentary analysis. The subject of this study is 62 seventh grade Junior High School students in Stella Duce 2 Yogyakarta academic year 2010/2011. The analysis method applied in this study is using a pie chart and percentage, i.e. by creating data tabulation (scoring and summation) in the parent table by distinguishing the gender.

This study aimed to obtain information about students’ interest profile on school subjects and leisure time spending which took place at Stella Duce 2 Junior High School in Yogyakarta academic year 2010/2011. Documentary study is based on students’ personal card data which described their interest and leisure time spending.

The result of this study shows that most of the students have an interest on Geography (13%), Art (12%), Mathematics (11%), and most of them have no interest on subjects like History (21%), PKK (21%), and Physics (18%). Most students attend extracurricular activity, such as football (17%), singing (13%), and basketball (14%). Leisure time is spent mostly to play around (27%) and to watch television (16%).

(10)

x   

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus atas cinta kasih dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di bidang Bimbingan Dan Konseling. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. Sebagai ketua program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma sehingga skripsi ini selesai.

2. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Dosen Pembimbing yang dengan tulus memberikan tuntunan, semangat petunjuk, bimbingan dan perhatian hingga skripsi ini selesai, yang telah menyetujui dan memberikan ijin melakukan penelitian ini.

3. SMP Stella Duce II Bantul Yogyakarta yang telah menerima penulis untuk melakukan penelitian.

4. Dra. S. Listyawati S.N. Yang memberi kesempatan kepada penulis untuk penelitian di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

5. Guru-guru pembimbing yang sudah setia untuk mendampingi , memberikan imformasi tentang data anak didik kepada peneliti

6. Segenap dosen Program Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah dan pernah mendidik penulis selama kuliah serta ilmu yang telah dan pernah mendidik penulis selama kuliah serta ilmu

(11)

xi   

(12)

xii   

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Defenisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6

A. Karateristik Siswa ... 6

(13)

xiii   

1. Siswa SMP ... 6

2. Remaja di sekolah... 8

B. Minat ... 9

1. Pengertian Minat ... 9

2. Minat sebagai Sumber Motivasi... 13

3. Minat dan Perhatian ... 15

4. Peran Minat dalam Dunia Pendidikan ... 17

C. Waktu Luang ... 18

1. Pengertian ... 18

a. Manfaat Mengisi Waktu Luang Siswa dan Siswi ... 20

b. Fungsi waktu luang sebagai pemenuhan kebutuhan sosial .. 21

2. Peranan Bimbingan dan Konseling ... 22

D. Minat dan Waktu luang siswa SMP Stella Duce 2, Yogyakarta 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Subjek Penelitian ... 24

C. Alat Pengumpul Data ... 24

D. Teknik Analisis Data ... 25

1. Memperhatikan Jenis Kelamin ... 26

2. Perhitungan Persentase dengan Menggunakan Diagram Pie .. 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Hasil Penelitian ... 28

a. Mata Pelajaran yang Menarik bagi Siswa-Siswi ... 28

(14)

xiv   

b. Mata Pelajaran yang Menarik bagi Siswa ... 29

c. Mata Pelajaran yang Menarik bagi Siswi... 30

a. Mata Pelajaran yang tidak Menarik bagi Siswa dan Siswi .... 31

b. Mata Pelajaran yang tidak Menarik bagi Siswa ... 32

c. Mata Pelajaran yang tidak Menarik bagi Siswi... 33

a. Kegiatan Ekstrakurikuler bagi Siswa dan Siswi ... 34

b. Ekstrakurikuler bagi Siswa ... 35

c. Ekstrakurikuler bagi Siswi ... 36

a. Penggunaan Waktu Luang Siswa dan Siswi ... 37

b. Penggunaan Waktu Luang Siswa ... 38

c. Penggunaan Waktu Luang Siswi ... 39

B. PEMBAHASAN ... 41

BAB V PENUTUP ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN ... 63

(15)

xv   

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Diagram Mata Pelajaran yang Menarik Siswa-siswi ... 29

Diagram 2. Diagram Mata Pelajaran yang Menarik Siswa ... 30

Diagram 3. Diagram Mata Pelajaran yang Menarik Siswi ... 31

Diagram 4. Diagram Mata Pelajaran yang Tidak Menarik Siswa-Siswi ... 32

Diagram 5. Diagram Mata Pelajaran yang Tidak Menarik Siswa ... 33

Diagram 6. Diagram Mata Pelajaran yang Tidak Menarik Siswi ... 34

Diagram 7. Diagram Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa –Siswi ... 35

Diagram 8. Diagram Ekstrakurikuler Siswa ... 36

Diagram 9. Diagram Ekstrakurikuler Siswi ... 37

Diagram 10. Diagram Penggunaan Waktu Luang Siswa-siswi ... 38

Diagram 11. Diagram Penggunaan Waktu Luang Siswa ... 39

Diagram 12. Diagram Penggunaan Waktu Luang Siswi ... 40

(16)

xvi   

DAFTAR LAMPIRAN TABEL DAN DIAGRAM

Lampiran 1. Tabel dan Diagram Mata Pelajaran yang Menarik bagi Siswa- siswa ……… 63 Lampiran 2. Tabel dan Diagram Mata Pelajaran yang Menarik bagi Siswa .... 64 Lampiran 3. Tabel dan Diagram Mata Pelajaran yang Menarik bagi Siswi ... 65 Lampiran 4. Tabel dan Diagram Mata Pelajaran yang Tidak Menarik bagi

Siswa-Siswi ... 66 Lampiran 5. Tabel dan Diagram Mata Pelajaran yang Tidak Menarik bagi

Siswa... 67 Lampiran 6. Tabel dan Diagram Mata Pelajaran yang Tidak Menarik bagi

Siswi ... 68 Lampiran 7. Tabel dan Diagram Kegiatan Ekstrakurikuler bagi Siswa –Siswi 69

Lampiran 8. Tabel dan Diagram Ekstrakurikuler Siswa ... 70 Lampiran 9. Tabel dan Diagram Ekstrakurikuler Siswi ... 71 Lampiran 10. Tabel dan Diagram Penggunaan Waktu Luang

Siswa-siswi ... 72 Lampiran 11. Tabel dan Diagram Penggunaan Waktu Luang Siswa ... 73

Lampiran 12. Tabel dan Diagram Penggunaan Waktu Luang Siswi ... 74 Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian dari Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 75 Lampiran 14. Format Data Pribadi... 76

(17)

xvii   

Lampiran 15. Tabel Data Hasil Pencapaian Skor Terhadap Mata Pelajaran yang Menarik Siswa dan Siswi Kelas VII Sukesi ... 77 Lampiran 16. Tabel Data Hasil Pencapaian Skor Terhadap Mata Pelajaran Yang

Tidak Menarik Siswa dan siswi ... 78 Lampiran 17. Tabel Data Hasil Pencapaian Skor Terhadap kegiatan

Ekstrakurikuler ... 79 Lampiran 18. Tabel Data Hasil Pencapaian Skor Terhadap Penggunaan Waktu

luang Siswa dan Siswi ………...….. 80 Lampiran 19. Tabel Data Hasil Pencapaian Skor Terhadap Mata Pelajaran yang

Menarik Siswa dan siswi kelas VII arimbi ……… 81 Lampiran 20. Tabel Data Hasil Pencapaian Skor Terhadap Mata Pelajaran yang

tidak Menarik Siswi dan siswi ... 82 Lampiran 21. Tabel Data Hasil Pencapaian Skor Terhadap kegiatan

Ekstrakurikuler siswa dan siswi ………... 83 Lampiran 22. Tabel Data Hasil Pencapaian Skor Terhadap Penggunaan Waktu

luang siswa dan siswi ……… 84

(18)

1

PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan defenisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

SMP Stella Duce 2 yang bernaung di bawah Yayasan Tarakanita Katholik telah memiliki unit bimbingan dan konseling, untuk pelayanan bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir kepada siswa-siswa kelas VII SMP.

Pelayanan bimbingan sangat dibutuhkan untuk membantu dan melayani siswa yang mengalami persoalan. Guru Bimbingan dan Konseling (BK) diharapkan dapat memberikan pelayanan bimbingan pribadi-sosial, belajar dan karir yang berguna bagi siswa dan siswinya.

Home visit merupakan salah satu kegiatan pelayanan bimbingan yang dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling bersama wali kelas dengan tujuan untuk lebih mengenal lingkungan hidup siswa sehari-hari melalui pertemuan dengan orang tua/wali siswa di rumah. Home visit ini sangat bermanfaat bila informasi tentang siswa yang dibutuhkan tidak cukup diperoleh melalui angket siswa atau wawancara informasi. Kegiatan home visit di SMP Stella Duce 2 ini dilaksanakan oleh guru Bimbingan dan Konseling secara intensif untuk mengetahui keberadaan siswa atau keadaan siswa yang sebenarnya. Menurut Winkel (1991; 264) home visit dilaksanakan mengingat permasalahan yang kompleks dan latar belakang kehidupan siswa yang berbeda-beda. Oleh sebab

(19)

itu, harus dilaksanakan secara intensif sehingga dibutuhkan kerja sama yang baik antara guru BK, wali kelas, orang tua dan siswa untuk mendapatkan penyelesaian permasalahan yang dihadapi siswa di sekolah / di rumah.

Minat siswa terhadap mata pelajaran dan penggunaan waktu luang berkaitan dengan home visit karena ketika guru Bimbingan dan Konseling berkunjung ke rumah siswa, guru dapat bertanya kepada siswa tentang minat dan waktu luang yang siswa gunakan baik di rumah maupun sekolah.

Data siswa dan siswi di SMP Stella Duce 2 khususnya kelas VII tentang penggunaan waktu luang diperlukan untuk membantu pengembangan diri mereka dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Ini sangat penting, karena dengan data tersebut siswa dan siswi akan memahami tentang penggunaan waktu luang yang berguna bagi dirinya. Siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berarti siswa mengembangkan penggunaan waktu luang itu sendiri. Selain siswa menyalurkan hobinya melalui kegiatan ekstrakurikuler, siswa juga menggunakan waktu luangnya untuk belajar misalnya, siswa mengikuti bimbingan belajar di luar maupun di dalam sekolah.

Minat dan penggunaan waktu luang penting untuk diteliti untuk mengetahui kemampuan siswa dalam belajar di bidang yang siswa minati. Jika siswa hanya mengembangkan diri dengan hobinya, tetapi tidak diimbangi dengan belajar maka hasil yang akan dicapai tidaklah seimbang. Apabila siswa ingin memiliki hasil yang seimbang, siswa dituntut untuk bisa membagi waktu antara hobi dan belajar. Bagi guru Bimbingan dan Konseling minat dan penggunaan waktu luang

(20)

itu penting untuk di pahami karena dapat mempermudah guru dalam mengarahkan minat siswa.

Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat itu sendiri merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan.

Sedang waktu luang adalah waktu senggang yang dimiliki siswa di luar jam belajarnya yang digunakan untuk mengikuti berbagai kegiatan lain yang ia senangi. Seharusnya dengan adanya waktu luang, siswa dapat mengembangkan minatnya terhadap mata pelajaran tertentu. Misalnya siswa menggunakan waktu luangnya untuk membaca di perpustakaan, atau membaca artikel-artikel yang berguna untuk bahan belajarnya. Siswa dapat mengembangkan wawasan melalui kegiatan membaca. Guru Bimbingan dan Konseling perlu memahami benar bahwa minat dan waktu luang itu penting bagi siswa untuk menyalurkan hobi dan ketertarikannya terhadap mata pelajaran tertentu. Guru Bimbingan dan Konseling mendorong dan memotivasi siswa untuk mengembangkan minatnya tersebut. Guru bisa melihat kemampuan siswa dalam belajar atau kemampuannya terhadap bidang studi tertentu.

Ketika minat itu dikembangkan oleh siswa seringkali menimbulkan masalah, misalnya siswa berminat terhadap mata pelajaran tertentu, tetapi siswa menggunakan waktu luangnya untuk hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan minatnya. Siswa dapat meminta bimbingan kepada guru Bimbingan dan Konseling untuk memberikan dorongan dan motivasi agar siswa tetap memiliki semangat untuk mempelajari mata pelajaran tertentu yang diminatinya. Peran guru BK dengan data yang di peroleh di SMP Adalah tentunya melihat dengan

(21)

cermat permasalahan yang di hadapi yaitu mendampingi siswa dengan tulus, mengarahkan siswa untuk mengembangkan minatnya terhadap mata pelajaran dan waktu luang yang siswa senangi agar siswa merasa di perhatikan atau dibantu ketika ada masalah dalam kehidupan belajarnya.

B. Rumusan Masalah

Masalah pokok dirumuskan secara rinci sebagai berikut

1. Bagaimanakah profil minat siswa-siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun 2010/2011?

2. Bagaimanakah profil penggunaan waktu luang siswa-siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun 2010/2011?

C. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui profil minat dan penggunaan waktu luang siswa-siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah sebagai bahan pertimbangan menyusun program bimbingan belajar bagi siswa kelas VII SMP Stella Duce 2. Bagi penulis sebagai bahan belajar untuk mengetahui minat dan waktu luang siswa-siswa SMP Stella Duce 2 tahun 2010/2011 dan bekal untuk bekerja dikemudian hari.

(22)

E. Definisi Operasional

1. Minat terhadap mata pelajaran adalah keterlibatan sepenuhnya seorang siswa melalui segenap pikiran dan perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah. Minat terhadap mata pelajaran diartikan sebagai kecenderungan yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu.

2. Penggunaan waktu luang adalah waktu senggang yang dapat diisi dengan kegiatan yang bermanfaat bagi siswa. Waktu luang (leisure) merujuk pada waktu yang menyenangkan setelah bekerja ketika individu bebas untuk mengikuti aktivitas dan keinginan yang mereka pilih sendiri—misalnya hobi, olahraga, atau membaca.

(23)

6

KAJIAN TEORITIS

Bab ini akan membahas kajian teoritis yang berisi tentang pengertian siswa, pengertian minat, pengertian waktu luang, minat dan waktu luang di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

A. Karakteristik Siswa SMP 1. Siswa SMP

Siswa SMP adalah siswa berumur 13-15 tahun. Siswa banyak mengalami perubahan dan perkembangan dalam aspek pribadinya sehingga guru dan orang tua bekerja sama untuk membantu, mengarahkan, membimbing, memotivasi siswa atau anaknya untuk berada dalam masa perkembangan yang sesuai dengan usianya.

Perpindahan dari sekolah dasar kejenjang pendidikan lanjutan ini merupakan langkah yang cukup berarti dalam kehidupan anak, baik karena tuntutan-tuntutan belajar bagi siswa yang menjadi lebih berat maupun karena siswa akan mengalami banyak perubahan dalam diri sendiri selama tahun- tahun ini. Siswa akan berhadapan dengan sejumlah guru yang masing-masing memegang bidang studi tertentu; hal ini menuntut siswa untuk menyesuaikan diri dengan sekian gaya mengajar pula. Secara berangsur-angsur siswa akan berusaha untuk melepaskan diri dari pengawasan orang tuanya, dan akan dihadapkan pada perubahan-perubahan kejasmanian dalam dirinya (dalam Winkel, 1991:146)

(24)

E.H. Erikson (1981; 18) mengemukakan bahwa remaja merupakan masa dimana terbentuk suatu perasaaan baru. Perubahan-perubahan yang dialami oleh remaja yaitu memiliki rasa ketertarikan terhadap sesuatu yang di sukainya. Menurut Anna Freud ( dalam Gunarsa 1981; 18) remaja merupakan suatu masa yang meliputi proses perkembangan dimana terjadi perubahan- perubahan dan hal-hal motivasi seksual, organisasi daripada ego, dalam hubungan dengan orang tua, orang lain dan cita-cita yang dikejarnya. Masa remaja sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio emosional. Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri memasuki masa dewasa (Larson dkk, 2002).

Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana remaja tidak lagi merasa di bawah orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek afektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok, transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode-periode perkembangan ini.

(Gunarsa, 1981: 206).

Remaja menginginkan teman yang mempunyai minat dan nilai-nilai yang sama, yang dapat mengerti dan membuatnya merasa aman, dan yang

(25)

kepadanya ia dapat mempercayakan masalah-masalah dan membahas hal-hal yang tidak dapat dibicarakan dengan orang tua maupun guru (Gunarsa, 1981:

215-216).

Dalam suatu penelitian mengenai apa yang diinginkan remaja, Joseph (dalam Gunarsa 1981:216) menunjukkan bahwa sebagian besar remaja mengatakan bahwa mereka ingin seseorang yang dapat dipercaya, seseorang yang dapat diajak bicara, seseorang yang dapat diandalkan. Karena adanya perubahan nilai, maka teman semasa kanak-kanak belum tentu menjadi teman dalam masa remaja.

Jadi, pada masa remaja biasanya seorang remaja ingin mempunyai teman yang memiliki minat yang sama terhadap mata pelajaran tertentu, maka remaja tersebut akan lebih termotivasi untuk mengembangkan minatnya tersebut. Pada masa inilah remaja mengalami perubahan dalam cara bersosialisasi dengan teman sebayanya. Teman Sebaya pada banyak remaja, bagaimana mereka dipandang oleh teman sebaya merupakan aspek yang terpenting dalam kehidupan mereka. Beberapa remaja akan melakukan apapun agar dapat dimasukkan sebagai anggota. Yang merupakan teman sebaya (peers) adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama ( Santrock 2003: 217).

2. Remaja di sekolah

Pengaruh sekolah itu tentunya diharapkan positif terhadap perkembangan jiwa remaja, karena sekolah adalah lembaga pendidikan.

Sebagai lembaga pendidikan, sebagaimana halnya dengan keluarga, sekolah

(26)

juga mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Di samping itu, sekolah mengajarkan berbagai ketrampilan dan kepandaian kepada para siswanya. Akan tetapi, seperti halnya juga dengan keluarga, fungsi sekolah sebagai pembentuk nilai dalam diri anak sekarang ini banyak menghadapi tantangan. Khususnya karena sekolah berikut segala kelengkapanya tidak lagi merupakan satu-satunya lingkungan setelah lingkungan keluarga, sebagaimana yang pernah berlaku di masa lalu. Salah satu faktor yang sering dianggap menurunkan motivasi siswa remaja untuk belajar adalah materi pelajaran itu sendiri dan guru yang menyampaikan materi pelajaran itu. Mengenai materi pelajaran, sering dikeluhkan oleh para siswa sebagai membosankan, terlalu sulit, tidak ada manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari, terlalu banyak bahannya untuk waktu yang terbatas, dan sebagainya. Akan tetapi, lebih utama dari materi faktor materi pelajaran, sebenarnya adalah faktor guru ( Sarwono, 2007: 124).

B. Minat

1. Pengertian

Minat adalah sesuatu yang disenangi atau digemari oleh sebagian orang yang merasa tertarik dengan sesuatu hal, dan salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam berbagai bidang seperti studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun (Sudarsono, 2003:28). Menurut Sukardi (1994: 46) minat ialah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi perpaduan dan campuran dari

(27)

perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan- kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

Menurut Crow and Crow (dalam Kasijan, 1988: 351) minat adalah kemampuan untuk memberi stimuli yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang distimuli oleh kegiatan itu sendiri.

Menurut Slameto (1991: 182) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar. Semakin besar minat kita terhadap mata pelajaran atau aktivitas tertentu maka semakin besar juga ketertarikan kita pada hal tersebut.

Menurut Loekmono (1994: 62) minat adalah kecenderungan untuk merasa tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu. Menurut Winkel (1991: 188) minat adalah kecendrungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu.

Minat adalah suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan kesenangan (Natawijaya, 1978:94). Pendapat tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat

Slameto (dalam Darmawan, 2007) yang menyatakan bahwa minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada hakekatnya adalah penerimaan hubungan antara diri

(28)

sendiri dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya. Aiken ( dalam Ginting, 2005) mengungkapkan minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya, Anastasia dan Urbina, (dalam Ginting, 2005). Selanjutnya Ginting (2005) menjelaskan, minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik; lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang (www1.bpk penabur.or.id/jurnal/04/017-035.pdf).

Nunnally (Sutjipto, 2001) menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, sehingga kegiatan itu disukainya. Sedangkan Guilford (Sutjipto, 2001) menyatakan minat sebagai tendensi seseorang untuk berperilaku berdasarkan ketertarikannya pada jenis-jenis kegiatan tertentu. Sementara itu Sax (Sutjipto, 2001) mendefinisikan minat sebagai kecenderungan seseorang terhadap kegiatan tertentu di atas kegiatan yang lainnya. Sedangkan Crites (Sutjipto, 2001) mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai rasa senang terhadap objek tersebut (www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.htm).

Hurlock (1993) mengemukakan bahwa minat merupakan hasil dari pengalaman belajar, bukan hasil bawaan sejak lahir. Hurlock (1978) juga

(29)

menjelaskan bahwa secara keseluruhan, pada masa anak-anak, minat memberikan sebuah kekuatan untuk belajar. Anak-anak yang berminat dalam sebuah aktivitas, berada dimanapun, akan memberikan usaha empat kali lipat untuk belajar dibandingkan anak-anak yang minatnya sedikit atau mudah merasa bosan. Jika pengalaman belajar menimbulkan kesan pada anak-anak, maka akan menjadi minat. Hal tersebut adalah sesuatu yang dapat diasah dengan proses pembelajaran. Di masa yang akan datang, minat sangat berpengaruh pada bentuk dan intensitas dari cita-cita pada anak. Garner (Ormrod, 2003) menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki minat terhadap apa yang dipelajari lebih dapat mengingatnya dalam jangka panjang dan menggunakannya kembali sebagai sebuah dasar untuk pembelajaran dimasa yang akan datang.

Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Kamisa, 1997: 370). Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya (Gunarsa, 1995: 68). Minat merupakan bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari betapa pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut (Sudarsono,2003: 28). Sutjipto (2001) menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat

(30)

merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. (www. depdiknas. Go .id/Jurnal/45/sutjipto.htm). Minat adalah suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan kesenangan (Natawijaya, 1978: 94). Suyanto (1969: 9) memandang minat sebagai pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan.

Dari beberapa pengertian minat di atas terdapat kesamaan yaitu merupakan kesamaan psikis, adanya pemusatan perhatian terhadap obyek atau aktivitas tertentu. Beberapa pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan sesuatu yang disenangi, dapat mengarahkan individu ke suatu pilihan tertentu, dapat memberi stimuli, memiliki ketertarikan pada sesuatu hal atau aktivitas yang menarik pada mata pelajaran, atau kegiatan yang remaja senangi, dan merupakan hasil pengalaman belajar.

2. Minat Sebagai Sumber Motivasi

Minat itu sesuatu yang disenangi oleh individu ( siswa) dan menjadi sumber motivasi belajar untuk melakukan hal-hal yang penting. Minat sebagai sumber motivasi mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan mereka merasa berminat kemudian mendatangkan kepuasan.

Bila kepuasan berkurang minat pun berkurang (Hurlock, 1978:114). Minat akan semakin bertambah jika disalurkan dalam suatu kegiatan. Semakin

(31)

sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah ia ( Hurlock, 1990: 144).

Menurut Soesilowindradini (dalam Tuharjo, 1989: 13), suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan. Menurut Pintrich dan Schunk (1996) dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat seseorang merupakan sebuah aspek penting dari motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir dan prestasi, mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi.

Hal senada juga dikemukakan oleh Sandjaja (2005) bahwa suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang terhadap aktivitas tersebut. Disini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih.

Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka hal itu akan menimbulkan minat, kemudian hal tersebut mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

Hurlock (1993) juga menekankan minat sebagai sumber motivasi kuat bagi seseorang untuk belajar, minat juga mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi seseorang dan minat juga menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang. Lester & Alice Crow ( dalam Loekmono

(32)

1994: 61) mengemukakan lima butir motif penting yang dapat dijadikan alasan–alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seseorang:

1) Suatu hasrat keras untuk memperoleh nlai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran

2) Suatu dorongan batin memuaskan rasa ingin tahu dalam satu bidang atau lain bidang studi

3) Hasrat untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi 4) Hasrat untuk menerima pujian dari orang tua, guru dan teman-teman 5) Gambaran diri di masa mendatang untuk meraih sukses dalam bidang

khusus tertentu.

Dari pendapat-pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan perubahan energi dalam pribadi seseorang, sesuatu yang disenangi, kemudian menjadi sumber motivasi. Jika minat disalurkan akan semakin kuat minat sebagai sumber motivasi akan mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir, dan berprestasi, karena motivasi mendorong orang untuk melakukan apa yang diinginkan ketika bebas memilih dan merupakan perpaduan antara keinginan dan kemauan.

3. Minat dan Perhatian

Ketika siswa merasa tertarik terhadap sesuatu maka siswa menaruh perhatian kepadanya. Menurut Ahmadi (1992: 151) antara minat dan perhatian pada umumnya dianggap sama atau tidak ada perbedaan. Memang keduanya hampir sama, dan dalam praktek selalu berhubungan satu sama

(33)

lain. Apa yang menarik minat dapat menyebabkan adanya perhatian terhadap sesuatu tertentu disertai dengan minat. Menurut Dakir (1996: 130) Minat sering dikacaukan dengan istilah perhatian yang artinya keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu, baik yang ada dalam maupun diluar kita.

Minat momentan ialah perasaan tertarik terhadap suatu topik yang sedang dibahas atau dipelajari untuk itu kerap digunakan istilah perhatian.

Minat momentan perlu dibedakan dari perhatian dalam arti konsentrasi.

Antara minat dan berperasaan senang terdapat hubungan timbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau siswa yang berperasaan tidak senang, juga akan kurang berminat (Winkel 1966: 188).

Purnama (1994: 15) menjabarkan karakteristik individu yang memiliki minat tinggi terhadap sesuatu yaitu: adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada keberhasilan, mempunyai kebangggaan, kesediaan untuk berusaha dan mempunyai pertimbangan yang positif.

Beberapa pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada umumnya dianggap sama tidak ada perbedaan antara minat dan perhatian, dengan perhatian menyadarkan seseorang terhadap suatu objek untuk berminat terhadap sesuatu, minat tinggi berorientasi pada keberhasilan, bangga dan mempunyai pertimbangan yang positip dan perasaan tertarik

(34)

terhadap suatu topik yang sedang dibahas atau dipelajari untuk itu kerap digunakan istilah perhatian.

4. Peran minat dalam dunia pendidikan

Minat akan membantu penyesuaian pribadi dan sosial siswa orang akan bertanya, bagaimana mungkin mengetahui minat siswa dan bagaimana mungkin membedakan minat siswa dari kesenangan sementara ( Hurlock, 1980:116 ). Oleh sebab itu orang tua maupun guru melihat langsung aktivitas siswa selama siswa sedang belajar di sekolah atau di rumah dan berusaha mendorong siswa untuk mengembangkan minat yang siswa senangi.

Kelompok siswa mempunyai lapangan sendiri terutama waktu luang yang dapat memberikan kebebasan untuk bertindak sesuai dengan keinginannya sendiri.

Menurut Surtinah (2004: 16) minat mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan, karena minat merupakan salah satu faktor yang memungkinkan siswa lebih konsentrasi, lebih semangat dan menimbulkan perasaan gembira sehingga siswa tidak mudah bosan, tidak mudah lupa dalam usahanya untuk belajar. Pada hakekatnya secara psikis seseorang memiliki suatu kegiatan pada dirinya berbeda-beda, misalnya motivasi, minat bakat dan sebagainya.

Oleh karena itu seorang guru dalam menyampaikan pelajaran harus mampu membuat siswa senang dalam belajar. Dengan adanya minat yang timbul maka besar juga usaha untuk mempelajari pelajaran tersebut dan

(35)

diharapkan siswa memperoleh hasil yang baik. Hal ini, dapat dilihat bahwa sesuatu yang menarik akan mendorong minat siswa khususnya dalam belajar.

Beberapa pengertian pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat akan membantu penyesuaian pribadi dan sosial siswa, minat merupakan salah satu faktor yang memungkinkan siswa lebih konsentrasi dan mempunyai peranan dalam dunia pendidikan orang tua maupun guru langsung melihat aktivitas siswa selama proses belajar.

C. Waktu Luang 1. Pengertian

Waktu luang merupakan saat dimana seseorang melakukan kegiatan- kegiatan yang disenangi. Di sekolah, siswa mempunyai waktu luang untuk mengembangkan potensinya dalam belajar maupun mengikuti berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang siswa sukai. Waktu luang seringkali diasosiasikan dengan tidak melakukan apa-apa dan juga bermalas-malasan, padahal tidak seperti itu (Sukadji, 2000). Dari segi cara pengisian, waktu luang diisi oleh siswa dengan kegiatan pilihan sendiri yang dimanfaatkan sesuka hati untuk mengembangkan potensi, meningkatkan mutu pribadi, kegiatan terapeutik bagi yang mengalami gangguan emosi. Menurut Brightbill ( dalam Haditono 1966: 453) menanamkan waktu luang merupakan tantangan karena seseorang dihadapkan pada pilihan untuk mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang mendukung minatnya atau yang sebaliknya.

Sebagian remaja mengalami banyak kesukaran dalam memanfaatkan waktu

(36)

luangnya itu daripada remaja yang tidak menggunakan waktu luangnya sama sekali untuk mendukung minatnya dan bahwa mereka lebih sering melakukan hal-hal to kill the time Siswa seharusnya cenderung, mengisi waktu luangnya dengan hal-hal yang lebih bermanfaat, misalnya dengan membaca, belajar, melatih membuat ketrampilan.

Waktu luang dapat betul-betul bersifat membebaskan bila ia dihayati sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri dan untuk melepaskan ketegangan. Sifat khas remaja adalah bahwa ia justru bukan seperti anak-anak lagi. Dorongan remaja ke arah originalitas ke arah perwujudan diri yang asli yang berarti lain daripada anak dan lain daripada orang dewasa, menyebabkan remaja menggunakan waktu luangnya juga secara original. Banyak remaja menyukai olah raga. Di situ remaja dapat menunjukkan originalitasnya karena ia dalam tingkatan yang hampir profesional tapi masih dapat bertindak secara main-main. Dengan begitu dalam berlatih olah raga ia dapat bermain tidak sebagai kanak-kanak lagi, namun juga belum sepenuhnya sebagai orang dewasa. Siswa dapat melepaskan kelebihan energinya dalam berolahraga dan menemukan identitasnya, dapat membandingkan kemampuan dengan teman- teman dalam mencari identitas dan dominansi yang pada siswa laki-laki lebih berkorelasi dengan prestasi dan olah raga daripada dengan sifat atraktif dan intelegensi (Wersfeld dkk, 1983).

Remaja adalah masa penuh semangat dan dipenuhi rasa keingintahuan.

Jika remaja mengisi waktu luangnya dengan hal-hal positif adalah hal yang sangat wajar. Harus diingat pengisian waktu luang bagi para remaja, pertama-

(37)

tama merupakan kewajiban orangtua karena orang tua tidak hanya mengawasi kegiatan yang diikuti, tetapi juga memotivasi siswa untuk menggunakan waktu luangnya dengan baik, misalnya mempunyai waktu belajar dengan mempelajari kembali pelajaran yang diterima di kelas, mengerjakan tugas di rumah dengan baik, mempunyai waktu bermain selain istirahat juga waktu untuk bersosialisai dengan teman sebaya. Orang tua paling banyak mengetahui tentang kebutuhan dasar anak-anaknya, sebaliknya adalah sangat ganjil sekali bahwa orang tua terlalu tenggelam didalam kesibukan- kesibukannya, sehingga yang sempat terpikirkan mungkin hanya pendidikan formil si anak dan kebutuhan materiilnya. Pengisian waktu terluang dengan kegiatan-kegiatan yang produktif akan dapat memperkecil peluang masuknya unsur-unsur negatif didalam perkembangan jiwa para remaja tersebut . (http://www.dinohp.info/2009/03/remaja-dan-waktu-luang.html).

Pengisian waktu luang digunakan oleh siswa untuk ha-hal yang berguna untuk masa depannya. Misalkan waktu untuk belajar, bermain, berinteraksi dengan remaja lain yang punya kebisaan yang sama dengannya.

a. Manfaat mengisi waktu luang

Mengisi waktu luang ini tentu saja memiliki manfaat. Manfaat mengisi waktu luang yaitu:

1) Meningkatkan kesejahteraan jasmani

2) Meningkatkan kesegaran mental dan emosional 3) Mengenali kemampuan diri sendiri

4) Mendukung konsep diri serta harga diri

(38)

5) Sarana belajar dan pengembangan kemampuan

6) Pelampiasan ekspresi dan keseimbangan jasmani, mental, intelektual, spiritual, maupun estetika

7) Melakukan penghayatan terhadap apa yang Anda sukai tanpa tidak Mempedulikan segi materi

b. Waktu luangberfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan sosial, seperti : 1) Meningkatkan daya kerja sehingga memacu prestasi dan produktivitas 2) Menambah konsumsi, sehingga meningkatkan lapangan kerja yaitu

dengan adanya waktu luang bisa digunakan dengan hal-hal yang bermanfaat. Disamping belajar beberapa remaja menggunakan waktu luangnya dengan bekerja untuk menghasilkan uang.

3) Mengurangi kriminalitas dan kenakalan

4) Meningkatkan kehidupan bermasyarakat (http://popsy.wordpress.com, 2007/06/05).

Waktu luang, bukanlah waktu dimana orang tidak harus mengerjakan sesuatu, bahkan adalah waktu yang disisihkan untuk istirahat dari pekerjaan rutin sehari-hari dan beristirahat untuk memperbaharui kegiatan. Akan tetapi, ada orang yang mengisi waktu luangnya dengan acara-acara istirahat yang bermacam-macam seperti mendengar musik, menonton flm, membaca buku-buku ringan atau melakukan olahraga.

Maka ini juga memberikan kesempatan kepada remaja untuk menyingkap bakat mereka di lapangan bukan sekolah, maka mereka mengisi waktu

(39)

luangnya dengan berbagai hobi yang berhubungan dengan kekuatan- kekuatan yang baru mereka temukan itu.

Oleh sebab itu, maka pengisian waktu luang, termasuk masalah yang sangat menjadi perhatian pemimpin-pemimpin masyarakat. Masyarakat maju, berusaha untuk menyiapkan bagi anak-anak mereka cara-cara yang baik untuk mengisi waktu luangnya. Bahkan dikatakan bahwa kemajuan suatu bangsa dapat diukur dengan cara mereka mengisi waktu luangnya.

Adapun di indonesia, masalahnya agak berbeda. Tampaknya belum ada kesadaran pada orang tua dan masyrakat pada umumnya untuk mengisi waktu luang itu dengan baik, terutama bagi para remaja. Oleh karena itu, maka orang tua kadang-kadang bersalah, karena memaksa anaknya bekerja atau belajar pada waktu-waktu luang yang harusnya diisi dengan kegiatan yang menggembirakan. Remaja di indonesia, menderita juga oleh karena, tidak pandainya mengisi waktu luang ( Daradjat 1974:165-166).

2. Peranan Bimbingan dan Konseling

Peranan guru Bimbingan dan Konseling dapat mengarahkan siswa dan siswi terhadap penggunaan waktu luang untuk meningkatkan minat siswa dan siswi di SMP Stella Duce II Yogyakarta khususnya kelas VII. Guru BK disamping mengarahkan minat dan waktu luang, juga mendampingi siswa untuk mengetahui ketertarikanya bukan hanya di mata pelajaran tapi juga dalam kegiatan ekstrakurikuler yang di ikuti dan dari waktu luang yang di gunakan, dari kedua aspek inilah guru BK mengarahkan, mendampingi, memotivasi sehingga siswa merasa sangat diperhatikan ditolong untuk

(40)

mengatasi permasalahanya. Pelayanan bimbingan di sekolah menyentuh segala aspek kehidupan para peserta didik, dengan demikian, sangat luas ruang lingkupnya tetapi ruang lingkup itu selalu dipandang dan disoroti dari sudut perkembangan yang optimal bagi setiap peserta didik. Maka, sasaran pelayanan bimbingan di sekolah menyangkut tujuan hidup, tata nilai kehidupan, cita-cita realistis kehidupan terhadap diri sendiri dan lingkungan ( Winkel dan Sri Hastuti 2004: 44).

D. Minat dan Waktu luang Siswa SMP Stella Duce 2, Yogyakarta

Pada awal tahun ajaran baru di SMP Stella Duce 2, Guru Bimbingan dan Konseling menyiapkan kartu pribadi yang di simpan dalam arsip yang telah diisi oleh guru bimbingan dan konseling, secara lengkap. Kartu pribadi merupakan arsip yang dimiliki sekolah yang disimpan oleh guru Bimbingan dan Konseling di ruang Bimbingan dan Konseling. Data pribadi berisi data tentang identitas siswa, kegiatan akademik, kegiatan ekstrakurikuler (non-akademik), kehidupan siswa dirumah, kesehatan, riwayat sekolah, keluarga dan tempat tinggal. Kartu pribadi juga berisi tentang minat terhadap mata pelajaran yang menarik tidak menarik dan penggunaan waktu luang, hobi, kegiatan ekstrakurikuler. Data pribadi dapat disimpan untuk beberapa tahun ke depan dan menjadi milik sekolah SMP Stella Duce II. Dari data pribadi, guru Bimbingan dan Konseling dapat menghasilkan suatu deskripsi tentang kepribadian siswa dalam berbagai aspeknya (Winkel,1991: 268).

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan membahas tentang metodologi penelitian yang berisi jenis penelitian, populasi, alat pengumpul data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan studi dokumenter.

Dokumen kartu pribadi siswa merupakan sarana untuk mengumpulkan data atau informasi tentang minat dan penggunaan waktu luang. (http: //www.ardhana 12.Wordpress.com). Variabel penelitian ini adalah minat dan penggunaan waktu luang siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa putra dan putri kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari kelas Sukesi dan Arimbi. Jumlah keseluruhan siswa kelas VII Sukesi adalah 31 orang;

15 orang siswa dan 16 orang siswi. Kelas VII Arimbi berjumlah 31 orang; 15 orang siswa dan 16 orang siswi. Jumlah keseluruhan populasi adalah 62 orang.

C. Alat Pengumpul Data

Data Penelitian ini bersumber dari kartu pribadi siswa yang dimiliki oleh sekolah dan menjadi arsip sekolah. Kartu pribadi digunakan oleh guru

24

(42)

Bimbingan dan Konseling untuk lebih mengenal siswa-siswi disekolah tersebut.

Kartu pribadi yang berupa dokumen sekolah berisikan identitas siswa, data minat terhadap mata pelajaran yang menarik dan mata pelajaran yang tidak menarik (akademik), kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti di kelas/

sekolah, misalnya tennis, futsal, badminton dan lain-lain, penghargaan yang pernah diraih, tentang kehidupan dan belajar siswa di rumah yaitu hobi yang dilakukan siswa dan siswi untuk mengisi waktu luang seperti nonton tv, membaca, membantu orang tua, belajar dan lain-lain. Peneliti mengambil data minat terhadap mata pelajaran yang menarik, mata pelajaran yang tidak menarik ekstrakurikuler, dan penggunaan waktu luang.

D. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui profil minat dan penggunaan waktu luang data yang telah diperoleh di gambar dengan diagram pie. Grafik lingkaran adalah gambar grafik berupa lingkaran. Luas lingkaran merupakan komponen dari beberapa nilai ( Supranto, 1989: 42). Diagram lingkaran sangat cocok untuk menyajikan data yang berbentuk kategori atau atribut dalam persentase ( Usman, 1995: 54 ).

Peneliti mengambil kesimpulan bahwa diagram lingkaran cocok untuk menyajikan data kategori atau atribut dalam persentase. Diagram pie memudahkan pembaca untuk mengerti apa yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut.

(43)

Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:

1. Memperhatikan jenis kelamin

Data tentang jenis kelamin diperlukan karena setiap pribadi siswa dan siswi mempunyai minat dan waktu luang yang berbeda. Oleh karena itu peneliti membedakan jenis kelamin siswa dan siswi sehingga dapat diketahui minat apa saja yang menarik bagi siswa dan siswi, ekstrakurikuler dan waktu luang yang digunakan oleh siswa dan siswi. Peneliti lebih memfokuskan pada pengambilan data tentang minat terhadap mata pelajaran yang menarik, yang tidak menarik, eksktrakurikuler, dan penggunaan waktu luang. Data-data penelitian kelas Sukesi dan Arimbi yang hasilnya digabung dalam dua kelas dibedakan menurut jenis kelamin siswa dan siswi dan dimasukan ke dalam kolom setelah dihitung jumlah dan rata-ratanya, data-data ini dibuat dalam diagram pie. Dari hasil persentase data-data itu dimasukan ke dalam diagram pie, sehingga diketahui untuk setiap kelasnya antara siswa dan siswi minat terhadap mata pelajaran yang menarik dan yang tidak menarik begitu juga dengan data ekstrakurikuler dan waktu luang nya. Dari data ini yang dihitung adalah minat terhadap mata pelajaran yang menarik, yang tidak menarik menurut jenis kelamin siswa dan siswi, ekstrakurikuler menurut jenis kelamin juga waktu luang menurut jenis kelamin.

2. Perhitungan persentase dengan menggunakan diagram Pie

a. Data yang sudah terkumpul dimasukkan kedalam tabulasi data ( pengskoringan dan penjumlahan) dalam tabel induk dengan menggunakan

(44)

program excel yaitu dengan cara dijumlahkan dan dimasukkan dalam diagram pie.

b. Dari hasil tabel induk peneliti melakukan pengkualifikasian data yang meliputi minat terhadap mata pelajaran yang menarik, tidak menarik, ektrakurikuler, dan penggunaan waktu luang. Data tersebut berdasarkan jenis kelamin maupun secara umum masing-masing aspek dijumlahkan kemudian dimasukkan ke dalam diagram pie untuk dilihat persentase minat siswa terhadap mata pelajaran yang menarik, tidak menarik, ekstrakurikuler dan penggunaan waktu luang.

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini akan membahas hasil penelitian dan pembahasan yaitu Studi Deskriptif Tentang Profil Minat dan Penggunaan Waktu Luang.

a. Mata Pelajaran yang menarik bagi siswa-siswi

Hasil penelitian tentang profil minat, khususnya tentang mata pelajaran yang menarik bagi siswa dan siswi menunjukkan bahwa sembilan orang (9% ) tertarik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tiga belas orang (10%) tertarik pada mata pelajaran Fisika. Enam belas orang (13% ) tertarik pada mata pelajaran Geografi. Empat belas orang (11%) tertarik pada mata pelajaran Matematika. Dua belas orang (10%) tertarik pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Sembilan orang (7%) tertarik pada mata pelajaran Penjaskes.

Sebelas orang (7%) tertarik pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Sembilan orang (7%) tertarik pada mata pelajaran Ppkn. Lima belas orang (12%) tertarik pada mata pelajaran Kesenian. Empat orang (3%) tertarik pada mata pelajaran Sejarah. Empat orang (7%) tertarik pada mata pelajaran Agama. 4 orang (3%) tertarik pada mata pelajaran Pkk. Lima orang (4%) tertarik pada Bimbingan dan Konseling. Satu orang (1%) tertarik pada mata pelajaran Biologi.

28

(46)

Diagram 1. Mata pelajaran yang menarik bagi Siswa dan siswi

b. Mata pelajaran yang menarik bagi Siswa

Hasil penelitian tentang profil minat, khususnya tentang mata pelajaran yang menarik bagi siswa menunjukkan bahwa ada tiga orang (5%) tertarik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Enam orang (10%) tertarik pada mata pelajaran Fisika. Sepuluh orang (17%) tertarik pada mata pelajaran Geografi. Lima orang (8%) tertarik pada mata pelajaran Matematika. Empat orang (7%) tertarik pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

Empat orang (7%) tertarik pada mata pelajaran Penjaskes. Tujuh orang (12%) tertarik pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Lima orang (8%) tertarik pada mata pelajaran Matematika. Empat orang (5%) tertarik pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Empat orang (7%) tertarik pada mata pelajaran Penjaskes. Tujuh orang (12%) tertarik pada mata pelajaran Ppkn. Delapan orang (14%) tertarik pada mata pelajaran Kesenian. Dua orang (3%) tertarik pada mata pelajaran Sejarah. Tiga orang (5%) tertarik pada mata pelajaran Agama. Dua orang (3%) tertarik pada mata pelajaran Pkk. Satu orang (2%)

(47)

tertarik pada Bimbingan dan Konseling. Sedangkan pada mata pelajaran Biologi siswa tidak mempunyai minat.

Diagram 2. Mata pelajaran yang menarik bagi Siswa

c. Mata Pelajaran yang menarik bagi siswi

Hasil penelitian tentang profil, minat khususnya tentang mata pelajaran yang menarik bagi siswi menunjukkan bahwa enam orang (6%) tertarik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tujuh orang (10%) tertarik pada mata pelajaran Fisika. Enam orang (9%) tertarik pada mata pelajaran Geografi. Sembilan orang (13%) tertarik pada mata pelajaran Matematika.

Delapan orang (12%) tertarik pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Lima orang (8%) tertarik pada mata pelajaran Penjaskes. Empat orang (9%) tertarik pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Lima orang (7%) tertarik pada mata pelajaran Ppkn. Tujuh orang (10%) tertarik pada mata pelajaran Kesenian. Dua orang (3%) tertarik pada mata pelajaran Sejarah. Satu orang (2%) tertarik pada mata pelajaran Agama. Dua orang (3%) tertarik pada mata

(48)

pelajaran Pkk. Empat orang (6%) tertarik pada Bimbingan dan Konseling. 1 orang (2%) tertarik pada mata pelajaran Biologi.

Diagram 3. Mata pelajaran yang menarik bagi Siswi

a. Mata pelajaran yang tidak menarik bagi siswa dan siswi

Hasil penelitian tentang profil minat khususnya tentang mata pelajaran yang tidak menarik bagi siswa dan siswi menunjukkan bahwa Lima orang (6%) tidak tertarik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Empat orang (18%) tidak tertarik pada mata pelajaran Fisika. Satu orang (1%) tidak tertarik pada mata pelajaran Geografi. Sebelas orang (14%) tidak tertarik pada mata pelajaran Matematika. Tiga orang (4%) tidak tertarik pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Dua orang (3%) tidak tertarik pada mata pelajaran Penjaskes. Dua orang (3%) tidak tertarik pada mata pelajaran Bahasa Jawa.

Tiga orang (4%) tidak tertarik pada mata pelajaran Ppkn. Dua orang (3%) tidak tertarik pada mata pelajaran Kesenian. Enam belas orang (21%) tidak tertarik pada mata pelajaran Sejarah. Satu orang (1%) tidak tertarik pada mata pelajaran Agama. Enam belas orang (21% ) tidak tertarik pada mata pelajaran

(49)

Pkk. Satu orang (1% ) tidak tertarik pada Bimbingan dan Konseling. siswa dan siswi tidak tertarik pada mata pelajaran Biologi.

Diagram 4. Mata pelajaran yang tidak menarik bagi Siswa dan siswi

b. Mata pelajaran yang tidak menarik bagi siswa

Hasil penelitiaan tentang profil minat khususnya tentang mata pelajaran yang tidak menarik bagi siswa menunjukkan bahwa dua orang (5%) tidak tertarik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Empat orang (10%) tidak tertarik pada mata pelajaran Fisika. Satu orang (2%) tidak tertarik pada mata pelajaran Geografi. Delapan orang (2%) tidak tertarik pada mata pelajaran Matematika. Dua orang (2%) tidak tertarik pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Dua orang (5%) tidak tertarik pada mata pelajaran Penjaskes.

Satu orang (2%) tidak tertarik pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Dua orang (5%) tidak tertarik pada mata pelajaran Ppkn. Satu orang (2 %) tidak tertarik pada mata pelajaran Kesenian. Tujuh orang (18%) tidak tertarik pada mata pelajaran Sejarah. Satu orang (2%) tidak tertarik pada mata pelajaran Agama.

(50)

Delapan orang (20%) tidak tertarik pada mata pelajaran Pkk. Satu orang (3%) tidak tertarik pada Bimbingan dan Konseling. Siswa tidak tertarik pada mata pelajaran Biologi.

Diagram 5. Mata pelajaran yang tidak menarik bagi Siswa

c. Mata pelajaran yang tidak menarik bagi siswi

Hasil penelitian tentang profil minat khususnya tentang mata pelajaran yang tidak menarik bagi siswi menunjukkan bahwa tiga orang (8%) tidak tertarik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sepuluh orang (27%) tidak tertarik pada mata pelajaran Fisika. Tiga orang (8%) tidak tertarik pada mata pelajaran Matematika. Satu orang (3%) tidak tertarik pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Satu orang (3%) tidak tertarik pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Satu orang (3%) tidak tertarik pada mata pelajaran Ppkn. Satu orang (3%) tidak tertarik pada mata pelajaran Kesenian. Sembilan orang (24%) tidak tertarik pada mata pelajaran Sejarah. Delapan orang (21%) tidak tertarik pada mata pelajaran Pkk. Beberapa siswi tidak tertarik terhadap mata

(51)

pelajaran Geografi, Penjas-kes, Agama, Bimbingan dan Konseling, dan Biologi.

Diagram 6. Mata pelajaran yang tidak menarik bagi Siswi

a. Kegiatan Eksktrakurikuler Bagi Siswa dan Siswi

Hasil penelitian tentang profil minat terhadap kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa dan siswi menunjukkan bahwa empat orang (5%) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menggambar. Tiga orang (4%) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tarian. Sepuluh orang (13%) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menyanyi. Dua orang (2%) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Tae kwondo. Sembilan orang (11%) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tennis meja. Tiga belas orang (17%) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepak bola. Tujuh orang (9%) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal. Sebelas orang (14%) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler basket. Sepuluh orang (13%) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berenang. Dua orang siswa dan siswi (3%) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulu tangkis. Tiga orang (4%) mengikuti kegiatan

(52)

ekstrakurikuler musik. Tiga orang (4% ) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara. Satu orang siswi (1%) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler membaca.

Diagram 7. Kegiatan Ekstrakurikuler bagi Siswa dan siswi

b. Ekstrakurikuler Bagi siswa

Hasil penelitian tentang profil minat terhadap kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa menunjukkan bahwa dua orang (3%) mengikuti kegiatan menggambar. Dua orang (5%) mengikuti kegiatan tarian. Tiga orang (8%) mengikuti kegiatan menyanyi. Lima orang (13%) mengikuti kegiatan tennis meja. Delapan orang (21%) mengikuti kegiatan sepak bola. Lima orang (13%) mengikuti kegiatan futsal. Tujuh orang (18%) mengikuti kegiatan basket. Satu orang (3% ) mengikuti kegiatan berenang. Satu orang (3%) mengikuti kegiatan bulu tangkis. Tiga orang (8%) mengikuti kegiatan musik.

(53)

Satu orang (3%) yang mengikuti kegiatan paduan suara. Beberapa siswa tidak mengikuti kegiatan membaca, tae kwondo.

Diagram 8. Kegiatan Ekstrakurikuler bagi Siswa

c. Ekstrakurikuler Bagi siswi

Hasil penelitian tentang profil minat terhadap kegiatan ekstrakurikuler menunjukkan bahwa dua orang (3%) mengikuti kegiatan menggambar. Satu orang (2%) mengikuti kegiatan tarian. Tujuh orang (17%) mengikuti kegiatan menyanyi. Dua orang (5%) mengikuti kegiatan tae kwondo. Empat orang (10%) yang mengikuti kegiatan tennis meja. Lima orang (12%) mengikuti kegiatan sepak bola. Dua orang (5%) mengikuti kegiatan futsal. Empat orang (10%) mengikuti kegiatan basket. Sembilan orang (23%) mengikuti kegiatan berenang. Satu orang (3%) mengikuti kegiatan Bulu Tangkis. Dua orang (5%) mengikuti kegiatan Paduan Suara. Satu orang (3%) mengikuti kegiatan membaca. Semua siswi tidak mengikuti kegiatan musik.

(54)

Diagram 9. kegiatan Ekstrakurikuler bagi Siswi

a. Penggunaan waktu luang bagi siswa-siswi

Hasil penelitian tentang profil penggunaan waktu luang bagi siswa dan siswi menunjukkan bahwa dua belas orang (16%) menggunakan waktu luangnya untuk menonton televisi. Dua puluh satu orang (21%) menggunakan waktu luangnya untuk bermain. Enam orang (8%) menggunakan waktu luangnya untuk olahraga renang. Delapan orang (10%) menggunakan waktu luangnya untuk belajar. Dua orang (3%) menggunakan waktu luangnya untuk bermusik. Enam orang (8%) menggunakan waktu luangnya untuk Beristirahat. Enam orang (8%) menggunakan waktu luangnya untuk Membantu Orang tua. Tujuh orang (9%) menggunakan waktu luangnya untuk membaca buku. Dua orang (3%) menggunakan waktu luangnya untuk makan.

Satu orang (1%) menggunakan waktu luangnya untuk menulis puisi. Tiga orang (4%) menggunakan waktu luangnya untuk jalan-jalan. Dua orang (3%)

(55)

menggunakan waktu luangnya untuk bermain game online. Siswa dan siswi tidak menggunakan waktu luangnya dengan menulis.

Diagram 10. Waktu luang bagi Siswa dan siswi

b. Penggunaan waktu luang bagi siswa

Hasil penelitian tentang profil penggunaan waktu luang bagi siswa menunjukkan bahwa Lima orang (13%) menggunakan waktu luangnya untuk menonton televisi. Tiga belas orang (34%) menggunakan waktu luangnya untuk bermain. Enam orang (9%) menggunakan waktu luangnya untuk belajar. Dua orang (5%) menggunakan waktu luangnya untuk bermusik. Dua orang (5%) menggunakan waktu luangnya untuk beristirahat. Tiga orang (4%) menggunakan waktu luangnya untuk olahraga renang. Empat orang (10%) menggunakan waktu luangnya untuk membaca buku. Dua orang (5%) menggunakan waktu luangnya untuk jalan-jalan. Satu orang (3%) bermain

(56)

game online. Beberapa Siswa tidak menggunakan waktu luangnya untuk membantu orang tuanya, menulis, menulis puisi, makan.

Diagram 11. Waktu luang bagi Siswa

c. Penggunaan waktu luang bagi siswi

Hasil penelitian tentang profil penggunaan waktu luang bagi siswi menunjukkan bahwa tujuh orang (18%) menggunakan waktu luangnya untuk menonton televisi. Delapan orang (21%) menggunakan waktu luangnya untuk bermain. Dua orang (5%) menggunakan waktu luangnya untuk belajar.

Empat orang (3%) menggunakan waktu luangnya untuk beristirahat. Tiga orang (4%) menggunakan waktu luangnya untuk olahraga renang. Enam orang (16 % ) menggunakan waktu luangnya untuk Membantu Orang tua.

Tiga orang (8%) menggunakan waktu luangnya untuk membaca buku. Dua orang (5%) menggunakan waktu luangnya untuk makan. Satu orang (3%) menggunakan waktu luangnya dengan menulis puisi. Satu orang (3%) menggunakan waktu luangnya untuk jalan-jalan. Satu orang (3%)

(57)

menggunakan waktu luangnya untuk bermain game online. Beberapa siswi tidak menggunakan waktu luangnya untuk bermusik dan menulis.

Diagram 12. Waktu luang bagi Siswi

(58)

B. Pembahasan

Bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. Sebagian besar waktu dan perhatian orang muda tercurahkan pada kepentingan belajar di sekolah (Winkel dan Sri Hastuti 2004).

Siswa dan siswi SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, pada umumnya tertarik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Fisika, Geografi, Matematika, Bahasa Inggris, Penjaskes, Bahasa Jawa, PPKN, Kesenian, Sejarah, Agama, PKK, Bimbingan dan Konseling. Pada beberapa siswa dan siswi, mata pelajaran yang tidak menarik yaitu Biologi. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti yaitu menggambar, menari, menyanyi, tae kwondo, tennis meja, sepak bola, futsal, basket, renang, bulu tangkis, musik, paduan suara, membaca. Penggunaan waktu luang siswa dan siswi adalah menonton TV, bermain, olah raga renang, belajar, musik, beristirahat, menulis, membantu orang tua, membaca buku, makan, menulis puisi, jalan-jalan, bermain game online.

Sesuai teori Coley (dalam Santrock, 2007:230) laki-laki memperlihatkan performa sedikit lebih tinggi dibandingkan perempuan yaitu menampilkan sesuatu yang lebih dari dirinya. Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris yaitu hanya berpusat pada dirinya sendiri. Misalnya minat anak laki-laki pada mata pelajaran matematika, berdasarkan suatu keyakinan bahwa kepandaian di bidang matematika di sekolah merupakan langkah penting menuju kedudukan yang

(59)

menguntungkan dan bergengsi didunia usaha hal itu terjadi juga pada siswi(

dalam Santrock, 2007: 230 ).

Meskipun demikian, secara keseluruhan, pada umumnya perempuan termasuk siswa yang superior, memperoleh rangking lebih tinggi, dan memiliki kemampuan membaca yang lebih baik dibandingkan laki-laki. Perempuan memperlihatkan prestasi membaca dan ketrampilan menulis yang lebih baik dari pada laki-laki. Perempuan cenderung lebih baik dalam menangani materi-materi akademis dan berpartisipasi di kelas, berusaha lebih keras dalam menyelesaikan tugas-tugas akademis, dan berpartisipasi di kelas Dezolt Hull (dalam santrock, 2007: 230). Singkatnya, faktor-faktor berkontribusi terhadap remaja berpikir dan bertindak sebagai laki-laki dan perempuan yaitu dengan adanya faktor tersebut remaja dapat melakukan semua kegiatanya dengan baik. tetapi terkadang siswa dan siswi tidak menyukai bahasa atau menulis karena sulit untuk menghafal, atau menulis yang indah.

Perempuan cenderung lebih baik dalam menangani materi-materi akademis, memberikan perhatian di kelas, berusaha lebih keras dalam menyelesaikan tugas-tugas akademis, dan berpartisipasi di kelas ( Dezolt Hull, dalam Santrock, 2007: 230). Singkatnya, faktor-faktor kognitif berkontribusi terhadap cara remaja berpikir dan bertindak sebagai laki-laki dan perempuan yaitu dengan adanya faktor tersebut remaja dapat melakukan semua kegiatanya dengan baik. (Gilligan dalam Santrock, 2003; 384 ) Giligan Juga menyatakan bahwa anak perempuan menghadapi masa kritis dalam perkembangan mereka ketika mencapai masa remaja. Gilligan mengatakan bahwa pada remaja awal (

Gambar

Diagram 1. Mata pelajaran yang menarik bagi  Siswa dan siswi
Diagram 2. Mata pelajaran yang menarik bagi Siswa
Diagram 3. Mata pelajaran yang menarik bagi  Siswi
Diagram 4. Mata  pelajaran  yang  tidak menarik bagi  Siswa dan siswi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu diharapkan orang tua dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dimana orang tua diharapkan melakukan diskusi dengan anak, memberikan kasih sayang dan kehangatan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki tingkat kecenderungan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Peranan guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IX yang pernah memiliki motivasi

Berdasarkan penjelasan diatas hubungan loyalitas pada teman sebaya akan sangat berperan penting jika tidak seimbang dengan kontrol diri yang baik maka dari itu untuk

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat memberi pendekatan dan ruang yang lebih kepada mahasiswa untuk menjaga serta

Efikasi diri merupakan keyakinan akan kemampuan diri dalam konteks belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efikasi diri siswa SMP kelas IX dan yang

Pernyataan “Dalam berkomunikasi, saya termasuk orang yang sulit dalam merangkai kata” menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal mahasiswa Bimbingan dan

Seluruh guru BK SMA di Sleman sudah sepakat menggunakan Panduan Operasional Pelaksanaan BK (POP BK) sebagai arah penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling di