• Tidak ada hasil yang ditemukan

S K R I P S I. Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "S K R I P S I. Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara."

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PRINSIP KETERBUKAAN SEBAGAI UPAYA MELINDUNGI INVESTIOR DARI INFORMASI YANG MENYESATKAN DALAM

PROSPEKTUS PADA PRUSAHAAN GO-PUBLIC PADA TRANSAKSI PASAR MODAL

S K R I P S I

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

NIKITA DANA ISWARA 140200244

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)
(3)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : NIKITA DANA ISWARA

NIM : 140200244

Departemen/PK : Hukum Ekonomi

Judul Skripsi : PENERAPAN PRINSIP KETERBUKAAN SEBAGAI UPAYA MELINDUNGI INVESTIOR DARI INFORMASI YANG MENYESATKAN DALAM PROSPEKTUS PADA PRUSAHAAN GO-PUBLIC PADA TRANSAKSI PASAR MODAL

Dengan ini menyatakan :

1. Bahwa isi skripsi yang saya tulis tersebut di atas adalah benar tidak merupakan jiplakan dari skripsi atau karya ilmiah orang lain.

2. Apabila bahwa kemudian hari skripsi tersebut adalah jiplakan, maka segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggungjawab saya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak manapun.

Medan, Januari 2019

NIKITA DANA ISWARA NIM : 140200244

(4)

ABSTRAK

PENERAPAN PRINSIP KETERBUKAAN SEBAGAI UPAYA MELINDUNGI INVESTIOR DARI INFORMASI YANG MENYESATKAN DALAM

PROSPEKTUS PADA PRUSAHAAN GO-PUBLIC PADA TRANSAKSI PASAR MODAL

Nikita Dana Iswara*)

Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H**) Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum***)

Sengketa akan muncul bila terjadi pelanggaran peraturan prinsip keterbukaan itu, pada umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan terdiri dari pernyataan menyesatkan (misleading statement) yang disebabkan adanya misrepresentation. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah prinsip keterbukaan dalam hukum pasar modal Indonesia. Prospektus yang menyesatkan pada transaksi pasar modal. Penerapan prinsip keterbukaan sebagai upaya melindungi informasi yang menyesatkan dalam prospektus pada prusahaan go- public pada transaksi pasar modal. Penelitian bersifat deskriptif dan menggunakan pendekatan yuridis normatif. Data diperoleh melalui penelitian kepustakaan (library research) dan dianalisis dengan metode kualitatif.

Prinsip keterbukaan di pasar modal diatur pada UU Pasar Modal mengamanatkan agar emiten dan atau perusahaan publik senantiasa menjalankan prinsip keterbukaan, yang diimplementasikan melalui penyampaian informasi atau fakta material terkait usaha atau efeknya, yaiti keterbukaan informasi di pasar modal terbagi atas beberapa item penting dan didasarkan terhadap aspek keterbukaan informasi. Prospektus yang menyesatkan pada transaksi pasar modal, yaitu melakukan penipuan menurut UU Pasar Modal Pasal 90 huruf c adalah membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendii atau pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek.

Penerapan prinsip keterbukaan di pasar modal adalah dengan adanya kewajiban emiten atau perusahaan publik untuk membuat Prospektus sebelum melakukan Penawaran Umum sebagaimana diatur dalam Pasal 78 UU Pasar Modal, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8 /POJK.04/2017 Tentang Bentuk Dan Isi Prospektus Dan Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 9 /POJK.04/2017 Tentang Bentuk dan Isi Prospektus Dan Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Bersifat Utang. Pembuatan prospektus harus mencantumkan klausul yang melepaskan OJK dari tanggungjawab hukum apabila terdapat informasi yang tidak benar di dalam prospektus.

Kata Kunci : Penerapan Prinsip, Keterbukaan, Melindungi, Investior Informasi Menyesatkan

1

*) Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

**) Dosen Pembimbing I

***) Dosen Pembimbing II

(5)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Prinsip Keterbukaan Sebagai Upaya Melindungi Investior Dari Informasi Yang Menyesatkan Dalam Prospektus Pada Prusahaan Go-Public Pada Transaksi Pasar Modal”

Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Teristimewa dan tersayang kepada kedua orang tua, Ayahanda Rudy Pane dan Ibunda Nur Hijjah Rangkuti yang selalu mendoakan, memberikan dukungan, semangat dan kasih sayang kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak mungkin dapat selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moral maupun materil. Untuk itu penulis mengucapakan terima kasih banyak kepada semua pihak yang terlibat:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H, M.Hum, selaku Dekan Fakultas hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. OK. Saidin SH, M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Prof. Dr. Bismar Nasution,SH. M.Hum, selaku Ketua Departemen Hukum

Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing I, yang

(6)

telah memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

5. Bapak Dr. Mahmul Siregar. SH, M.hum selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan untuk menyelesaikan skripsi.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

7. Kedua orang tua penulis Papa dan Mama tercinta yang dengan tulus, penuh kasih sayang dan kesabaran memberikan kepercayaan, dorongan semangat, dukungan materil dan doa yang tidak pernah putus sehingga dapat menyelesaikan studi.

Semoga Allah Swt memberikan balasan atas semua bantuan yang diberikan, penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk skripsi ini dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita semua, terima kasih.

Medan, Januari 2019 Penulis

Nikita Dana Iswara

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR ISTILAH ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

D. Keaslian Penelitian ... 11

E. Tinjauan Pustaka ... 14

F. Metode Penelitian ... 24

G. Sistematika Penulisan ... 28

BAB II PRINSIP KETERBUKAAN DALAM HUKUM PASAR MODAL INDONESIA A. Tinjauan Umum Pasar Modal di Indonesia ... 30

1. Pengertian dan Sumber Hukum ... 30

2. Para Pihak di Pasar Modal ... 34

3. Objek Transaksi di Pasar Modal ... 44

4. Pengawasan Transaksi di Pasar Modal ... 47

B. Tinjauan Umum Tentang Prinsip Keterbukaan... 50

1. Pengertian dan Dasar Hukum ... 50

(8)

2. Tujuan dan Manfaat Prinsip Keterbukaan... 55

3. Hubungan Prinsip Keterbukaan dengan Informasi Fakta Material ... 57

C. Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal ... 60

1. Keterbukaan di Pasar Modal ... 60

2. Keterbukaan di Pasar Sekunder ... 62

3. Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal ... 67

BAB III PROSPEKTUS YANG MENYESATKAN PADA TRANSAKSI PASAR MODAL A. Kedudukan Prospektur dalam Transaksi di Pasar Modal ... 71

1. Pengertian dan Jenis-jenis Prospektus ... 71

2. Tujuan dan Kegunaan Prospektus ... 73

3. Isi Prospektur ... 75

4. Kedudukan Prospektur dalam Transaksi di Pasar Modal .... 77

B. Prospektus yang Menyajikan dalam Informasi atau Fakta Material ... 79

1. Pengertian Informasi yang menyesatkan dalam prospektur . 79 2. Akibat prospektur yang menyesatkan ... 81

3. Pihak yang bertanggungjawab terhadap prospektus yang menyesatkan ... 83

C. Kasus-kasus Prospektus yang menyesatkan... 84

D. Prospektus yang Menyesatkan di Pasar Modal ... 87

(9)

BAB IV PENERAPAN PRINSIP KETERBUKAAN SEBAGAI UPAYA MELINDUNGI INFORMASI YANG

MENYESATKAN DALAM PROSPEKTUS PADA PRUSAHAAN GO-PUBLIC PADA TRANSAKSI PASAR MODAL

A. Prinsip Keterbukaan Sebagai Upaya Melindungi Investor

dari Informasi Yang Menyesatkan dalam prospektus ... 92 B. Tanggungjawab Emiten dan Profesi Penunjang Pasar

Modal terhadap Investor atas Informasi yang menyesatkan Dalam Prospektus Pada Prusahaan Go-Public Pada Transaksi Pasar Modal ... 94 C. Penerapan Prinsip Keterbukaan Sebagai Upaya Investor

dari Melindungi Informasi Yang Menyesatkan Dalam Prospektus Pada Prusahaan Go-Public dalam Transaksi

Pasar Modal ... 100 D. Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Melindungi Investor

dari Informasi yang menyesatkan dalm prospektur. ... 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 107

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR ISTILAH Market discipline :

Bonds : hutang

Capital market : Pasar modal Corporate Action : Aksi korporasi

Caveat vendor : Penjual harus berhati-hati Closed end : Perseroan tertutup

Disclosure : Prinsip keterbukaan

Efek : Surat berharga

Ekspansi : Perluasan usaha

Emiten : Perusahaan

Financial market : Pasar keuangan

Equal treatment : kualitas informasi yang sama

Fraud : Penipuan

Fraudulent act : Perbuatan curang

Go Public : Menjual saham perusahaan ke para investor Institusional investor : Institusional

Initial public offering : melakukan penawaran umum

Investor : Pemodal

investment company : Pengelola dana perusahaan Informational advantages : Posisi insider yang lebih baik Legal audit : Pemeriksaan hukum

Legal opinion : Pendapat hukum Legal frame work : Kerangka hukum Library research : Studi kepustakaan Misleading statement : Pernyataan menyesatkan

Misleading : Menyesatkan

Mutual fund : Reksa dana

negotiable) : Yang tidak dapat dinegosiasikan Nonnegotiable : Yang dapat dinegosiasikan

Omission : Penghilangan

Open end : Perusahaan terbuka

Public authorities : Diterbitkan oleh pemerintah Primary market : Pasar perdana

Private sectors : Perusahaan swasta

Risk seeker : Investor yang suka terhadap risiko Risk neutrality : Investor yang netral terhadap risiko Risk averter : Investor yang tidak suka terhadap risiko Right issue : Penerbitan saham baru

Repurchasing Agreement

Reverse Repo : Perjanjian Membeli atau Menjual Kembali

(11)

Secondary market : Pasar sekunder Securities lending

and borrowing : Transaksi pinjam-meminjam efek Self congralatory prospectus : Sekedar mengangkat image perusahaan Shareholder value : Meningkatkan nilai perusahaan

Sekuritas : Instrument keuangan

Stocks : Modal sendiri

Supplier of fund : Pihak yang memiliki dana Securities company : Surat berharga perusahaan

Timely and fully disclosed) : Disampaikan secara cepat dan penuh

User of fund : Pihak yang membutuhkan dana

Underwriter : Penjamin emisi

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Negara merupakan wadah bagi suatu bangsa untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsanya. Hakikat negara berkaitan erat dengan tujuan dari negaranya.

2

Tujuan Negara Republik Indonesia termuat di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945) alenia ke-4 yang merupakan dasar konstitusi Negara Republik Indonesia yaitu salah satunya "Memajukan Kesejahteraan Umum”. Adanya tujuan negara tersebut memberikan hak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk memperoleh jaminan kesejahteraan yang wajib dipenuhi oleh negaranya.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa negara adalah wadah bagi masyarakat untuk mencapai kesejahteraan.

3

Perekonomian modern saat ini keberadaan pasar modal merupakan suatu kebutuhan negara-negara yang ekonominya maju. Pasar modal yang berwujud Bursa Efek seperti juga lembaga perbankan, memainkan peranan penting. Pasar modal sebagai barometer perekonomian suatu negara menunjukkan aktivitasnya.

Pasar modal menjadi petunjuk bagaimana emiten dan pemodal reksadana berinteraksi secara tidak langsung dalam kegiatan ekonomi. Emiten diwakili oleh perusahaan go public mencari dana melalui pasar modal sedangkan pemodal reksadana menginvestasikan uangnya, juga dengan memasuki pasar modal. Dalam hal ini investasi dari pemodal reksadana harus melalui perantara yaitu perseroan

2 Soehino. Ilmu Negara, (Yogyakarta:Liberty,2008), hlm.146.

3 Ibid., hlm 148

(13)

yang telah mempunyai izin reksadana sesuai Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Pasar Modal (selanjutnya disebut UU Pasar Modal) maupun melalui Manajer Investasi sesuai Pasal 18 ayat (5) UU Pasar Modal. Dana yang terkumpul diakumulasikan pada sektor riil sebagai tolok ukur berkembang atau menurunnya perekonomian suatu masyarakat. Tingkat perekonomian ditunjukkan oleh indeks pasar modal yang setiap hari berubah seiring aktivitas perekonomian emiten secara keseluruhan.

4

Undang-Undang Pasar Modal Indonesia dengan UU Pasar Modal negara- negara maju, khususnya mengenai prinsip keterbukaan sebagai jawaban atas tuduhan investor asing bahwa tingkat kualitas keterbukaan perusahaan nasional sangat rendah. Hal ini bertujuan untuk memfungsikan arus informasi ke pasar dan menciptakan informasi yang akurat. Dengan ini pelaku pasar dapat melakukan market discipline berdasarkan keterbukaan informasi melalui doktrin caveat vendor diartikan sebagai si penjual harus berhati-hati.

5

Pasar modal merupakan sarana pertemuan penjual dan pembeli memperdagangkan saham dan obligasi, dalam hal ini juga dikenal saham yang diterbitkan reksadana berbentuk perseroan terbuka atau open end, yang dilaksanakan melalui bursa efek sesuai Pasal 19 UU Pasar Modal perseroan tertutup (closed end).

6

4 Agam Sulaksono, Perlindungan Pemodal Reksadana Melalui Good Corporate Government (Studi Kasus Bank Global), Jurnal Perspektif Volume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei, 2015, hlm 173

5 Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, Cetakan Pertama, (Jakarta:

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Program Pascasarjana, 2001), hlm. 6

6 Agam Sulaksono, Loc.Cit

(14)

Peranan pasar modal dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, selain sebagai salah satu barometer investasi, namun juga menjadi cermin atas tingkat kepercayaan pemodal domestik maupun pemodal asing. Sejalan dengan hal itu peranan hukum bagi perkembangan pasar modal menjadi tolok ukur untuk melahirkan pranata investasi yang kuat. Hukum pasar modal dapat digolongkan ke dalam kelompok hukum ekonomi yang khusus dan memiliki sifat universal.

Kekhususan hukum pasar modal terletak pada kerangka hukum (legal frame work) yang sangat dinamis sesuai dengan perkembangan pasar. Sifat universal yang termuat dalam hukum Pasar Modal disebabkan oleh adanya kesamaan sistem dan mekanisme pasar modal yang ada di seluruh dunia.

7

Peranan informasi bagi kegiatan pasar modal adalah sangat penting sehingga diibaratkan bahwa pasar modal tanpa informasi adalah judi. Keterbukaan informasi itu tidak saja diwajibkan pada waktu perusahaan menawarkan efeknya kepada masyarakat pertama kali pada pasar perdana, akan tetapi juga selama efek perusahaan tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Salah satu mekanisme agar keterbukaan informasi terjamin bagi investor adalah lewat keharusan menyediakan suatu dokumen yang disebut prospektus bagi suatu perusahaan dalam proses melakukan go-public. Suatu prospektus harus benar-benar berisikan informasi penting mengenai perusahaan (emiten) seperti apa adanya, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 78 ayat (1) UU Pasar Modal, yang berbunyi “Setiap prospektus dilarang memuat keterangan yang tidak benar tentang fakta material

7Sumantoro, Bunga Rampai Permasalahan Penanaman Modal dan Pasar Modal, (Bandung: Binacipta, 2004), hlm. 9.

(15)

atau tidak memuat keterangan yang benar tentang fakta material yang diperlukan agar prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan”

8

Prinsip keterbukaan yang diamanatkan oleh UU Pasar Modal diwujudkan melalui kewajiban emiten atau perusahaan publik untuk membuat Prospektus pada saat sebelum go-public dan sesudah go public. Perusahaan publik atau emiten yang akan melakukan penawaran umum sebelum go-public wajib melaksanakan pernyataan pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disebut OJK) dengan meyertakan kelengkapan dokumen dan prospektus yang berisi informasi sebenarnya.

9

Latar belakang yuridis pembentukan OJK adalah Pasal 34 Undang- Undang Bank Indonesia yang mengamanatkan dibentuknya lembaga pengawasan sektor jasa keuangan independen yang mencakup pengawasan perbankan, pasar modal, industri keuangan nonbank serta badanbadan lain yang menyelenggarakan pengelolaan dana masyarakat. Kewenangan pengawasan perbankan yang dimiliki OJK merupakan perolehan wewenang yang diperoleh secara atribusi, yaitu melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 yang mengamanatkan pembentukan pembentukan Lembaga Pengawas Jasa Keuangan dan Undang- Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Ototitas Jasa Keuangan (selanjutnya disebut UU OJK) yang memberikan wewenang kepada OJK dalam mengawasi sektor perbankan di Indonesia. Berikut adalah bunyi Pasal 34 beserta penjelasan

8 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung: Citra Aditya Bhakti, 2001), hlm. 81

9Rusdin, Pasar Modal: Teori, Masalah, dan Kebijakan Publik, (Bandung:

Alfabeta.,2008), hlm. 56

(16)

yang ada dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yaitu:

Pasal 34:

(1) Tugas mengawasi bank yang akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang independen, dan dibentuk dengan undang- undang.

(2) Pembentukan lembaga pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akaan dilaksanakan selambat-lambatnya 31 Desember 2002.

10

Ketentuan ini dengan jelas telah memberikan amanat bahwa semua fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (selanjutnya disebut Bapepam-LK) beralih menjadi kewenangan Otoritas Jasa Keuangan, dalam sektor Pasar Modal. Dalam UU OJK pada Pasal 6, bahwa OJK melaksanakan pengaturan dan pengawasan terhadap:

1. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan 2. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal.

3. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Keuangan lainnya.

11

Pasal 59 menyatakan sejak diangkatnya anggota Dewan Komisioner sampai dengan beralihnya fungsi dan tugas dan wewenang dewan komisionaris bertugas:

10 Reza Fazlur Rahman, Analisis Pemisahan Wewenang Pengawasan Lembaga Keuangan Perbankan Antara Bank Indonesia Dengan Otoritas Jasa Keuangan, Privat Law Vol. V No. 1 Januari-Juni 2017, hlm 10-11

11 Indra Rahadiyan, Pengawasan Pasar Modal Pasca Terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan, (Yogyakarta:UII res,2014),hlm.5

(17)

a. Menetapkan struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, rancang bangunan infrastruktur dan teknologi informasi, sistem sumber daya manusia, dan standar prosedur operasional;

b. menetapkan rencana kerja dan anggaran OJK tahun 2013 c. mengangkat pejabat dan pegawai OJK

d. mengangkat pejabat dan pegawai organ pendukung Dewan Komisioner;

dan

e. menetapkan hal lain yang diperlukan dalam rangka pengalihan fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor jasa keuangan dari Bank Indonesia, Menteri Keuangan, dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK.

12

Namun dalam praktik banyak tuduhan bahwa emiten yang melakukan go public di pasar modal Indonesia banyak yang menyediakan prospektus secara tidak layak, yakni hanya untuk :

1. Sekedar memenuhi kewajiban yuridisnya yang terbit dari peraturan-peraturan yang ada, jadi hanya sekedar basa-basi saja.

2. Sekedar mengangkat image perusahaan (self congralatory prospectus).

3. Bahwa hanya sekedar iklan belaka bagi suatu perusahaan (emiten) untuk dapat membuat saham-sahamnya menjadi laku di pasar modal, tidak ubahnya seperti fungsi iklan-iklan yang ada di media massa.

13

12Susi Muliyanti, Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Setelah Berlakunya Undang-Undang No. 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, USU Law Journal, Vol.II-No.2 (Nov-2013), hlm 85

13Indra Rahadiyan., Op.Cit.,hlm 10

(18)

Pengaturan pasar modal melalui UU Pasar Modal mengamanatkan adanya prinsip-prinsip utama dalam menjalankan kegiatan di pasar modal. Prinsip tersebut antara lain: keterbukaan informasi, profesionalitas dan tanggungjawab para pelaku pasar modal, pasar yang tertib dan modern, efisiensi, kewajaran, serta perlindungan investor. Segala bentuk kegiatan yang dilakukan di pasar modal haruslah dilakukan dengan mengutamakan perlindungan bagi kepentingan investor atau pemodal (selanjutnya disebut sebagai pihak ketiga). Investor adalah masyarakat baik perorangan atau lembaga yang membeli saham atau obligasi yang diterbitkan oleh emiten.

14

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa eksistensi pasar modal adalah sebagai sarana pendemokratisasian perusahaan kepada masyarakat, maka diperlukan suatu gambaran umum yang utuh mengenai hal ihwal yang berkaitan dengan perusahaan-perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.

Dalam kaitan dengan sasaran yang hendak dicapai UU Pasar Modal sebagaimana diuraikan di atas, maka penerapan prinsip keterbukaan dalam pasar modal oleh para pelaku pasar modal adalah penting dan mutlak.

15

Prinsip keterbukaan atau transparansi yang diterapkan dipasar modal merupakan suatu bentuk perlindungan kepada masyarakat, mengingat pasar modal merupakan tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana dalam jumlah yang amat besar dan datang dari mana saja untuk kegiatan bisnis. Oleh karena itu, prinsip keterbukaan merupakan suatu prinsip yang amat diperlukan bagi investor

14Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Hukum Pasar Modal Indonesia. (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm.23.

15Indyo Pramono, Sertifikasi Saham PT Go Public dan Hukum Pasar Modal diIndonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997), hlm. 2.

(19)

untuk menyakinkan dirinya mendapatkan informasi yang benar dan lengkap.

16

Dari sisi yuridis, transparansi merupakan jaminan bagi hak publik untuk mendapatkan akses penting dengan sanksi untuk hambatan atau kelalaian yang dilakukan perusahaan. Berkaitan sanksi hukum, UU Pasar Modal memuat sanksi pidana, sanksi perdata, dan sanksi administrasi. Pengenaan sanksi yang termuat dalam UU Pasar Modal serta penegakan hukum atas stiap pelanggaran ketentuan mengenai keterbukaan ini menjadikan pemegang saham atau investor terlindungi secara hukum dari parktik-praktik manipulasi dalam perusahaan publik.

17

Prinsip keterbukaan ini merupakan suatu bentuk perlindungan kepada pemodal (investor). Dari segi substansial, prinsip keterbukaan memampukan publik untuk mendapatkan akses informasi penting yang berkaitan dengan perusahaan. Suatu pasar modal dikatakan fair dan efisien apabila semua pemodal memperoleh informasi dalam waktu bersamaan disertai kualitas informasi yang sama (equal treatment) dalam mengakses informasi.

18

Bismar Nasution berpendapat bahwa prinsip keterbukaan merupakan jiwa pasar modal. Keterbukaan tentang fakta material sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi investor untuk secara rasional dapat mengambil keputusan melakukan pembelian atau penjualan saham.

19

Fungsi keterbukaan di pasarmodal adalah memelihara kepercayaan publik terhadap pasar. Makin jelas informasi perusahaan, maka keinginan investor untuk melakukan investasi

16 Irsan Nasaruddin, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 226

17 Ibid

18Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op.Cit, hlm 26.

19 Bismar Nasution., Op.Cit.hlm 1

(20)

semakin tinggi, sebaliknya ketiadaan, kekurangan atau ketertutupan informasi dapat menimbulkan ketidakpastian bagi investor, sehingga menimbulkan ketidakpercayaan investor dalam melakukan investasi melalui pasar modal.

Prinsip keterbukaan berfungsi menciptakan mekanisme pasar yang efisien. Pasar dapat dikatakan efisien jika harga saham sepenuhnya merupakan refleksi dari seluruh informasi yang tersedia. Tanpa informasi, masyarakat tidak dapat mengevaluasi produk-produk lembaga keuangan tersebut, di sisi lain jika emiten tidak menyediakan informasi secara luas dan akurat, maka ia akan kehilangan kesempatan menjual sahamnya. Prinsip keterbukaan penting untuk mencegah penipuan (fraud).

20

Sengketa akan muncul bila terjadi pelanggaran peraturan prinsip keterbukaan itu. Pada umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan terdiri dari pernyataan menyesatkan (misleading statement) yang disebabkan adanya tindakan yang memberikan penyampaian yang keliru atau tidak benar kepada pihak lainnya dalam berkontrak (misrepresentation). Dalam pandangan hukum pasar modal pelanggaran peraturan prinsip keterbukaan tersebut dikategorikan sebagai penipuan (fraud).

21

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul Penerapan Prinsip Keterbukaan Sebagai Upaya Melindungi Investor Dari Informasi Yang Menyesatkan dalam Prospektus pada Perusahaan Go-Public pada Transaksi Pasar Modal.

20 Ibid, hlm 9-11

21 Indra Safitri, Transparansi, Independensi, dan Pengawasan Kejahatan Pasar Modal, (Jakarta: Go Global Book & Publication Book Division, 1998), hlm . 65

(21)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan secara ringkas latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan permasalahan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah prinsip keterbukaan dalam hukum pasar modal Indonesia?

2. Bagaimanakah prospektus yang menyesatkan pada transaksi pasar modal?

3. Bagaimanakah penerapan prinsip keterbukaan sebagai upaya melindungi informasi yang menyesatkan dalam prospektus pada perusahaan go-public pada transaksi pasar modal?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan urutan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui prinsip keterbukaan dalam hukum pasar modal Indonesia.

2. Untuk mengetahui prospektus yang menyesatkan pada transaksi pasar modal.

3. Untuk mengetahui penerapan prinsip keterbukaan sebagai upaya melindungi informasi yang menyesatkan dalam prospektus pada perusahaan go-public pada transaksi pasar modal?

Adapun manfaat penelitian antara lain : 1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu hukum khususnya di bidang penerapan prinsip

(22)

keterbukaan sebagai upaya melindungi investor dari informasi yang menyesatkan dalam prospektus pada perusahaan go-public pada transaksi pasar modal.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan kepada pemerintah terutama berkaitan dengan penerapan prinsip keterbukaan sebagai upaya melindungi investor dari informasi yang menyesatkan dalam prospektus pada perusahaan go-public pada Transaksi pasar modal.

D. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran baik secara fisik maupun melalui internet pada direktori Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, skripsi berjudul Penerapan Prinsip Keterbukaan Sebagai Upaya Melindungi Investor dari Informasi Yang Menyesatkan dalam Prospektus pada Perusahaan Go-Public pada Transaksi Pasar Modal, belum pernah dilakukan, namun ada beberapa penelitian terdahulu terkait dengan Prinsip Keterbukaan Sebagai Upaya Melindungi Investor dari Informasi Yang Menyesatkan dalam Prospektus, antara lain :

Rendy N. Dachi. Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan (2010), dengan judul penelitian Perlindungan Hukum Terhadap Investor Akibat Prospektus Yang Menyesatkan Dalam Transaksi Efek Di Pasar Modal. Adapun permasalahan dalam penelitian ini :

1. Perlindungan hukum terhadap investor akibat prospektus yang menyesatkan

dalam transaksi efek di pasar modal

(23)

2. Posisi hukum dari prospektus dalam menyajikan informasi atau fakta material.

3. Perlindungan hukum terhadap investor akibat prospektus yang menyesatkan dalam transaksi efek di pasar modal.

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu selain subjek dan objek penelitian juga permasalahan, adapun permasalahan dalam penelitian yaitu prinsip keterbukaan dalam hukum pasar modal Indonesia. Prospektus yang menyesatkan pada transaksi pasar modal. Penerapan prinsip keterbukaan sebagai upaya melindungi informasi yang menyesatkan dalam prospektus pada prusahaan go- public pada transaksi pasar modal.

Nabil Abduh Hilabi. Fakultas Hukum Program Studi Ilmu Hukum Kekhususan Hukum Tentang Kegiatan Ekonomi (2012) dengan judul penelitian Keterbukaan Informasi Sebagai Perlindungan Hukum Terhadap Investor Dalam Transaksi Penawaran Umum Di Pasar Modal Studi Kasus Gugatan Perdata Investor Atas Prospektus Menyesatkan Pada Penawaran Umum Saham PT.Media Nusantra Citra Tbk. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Proses penawaran umum PT.MNC telah sesuai dengan peraturan perundangan perundangan yang ada dalam kaitan dengan prospektus yang menyesatkan.

2. Prospektus yang termasuk informasi menyesatkan di Pasar Modal.

3. Cara investor mendapatkan perlindungan hukum akibat Prospektus yang menyesatkan dalam analisis kasus gugatan perdata yang diajukan oleh investor ke Pengadilan Negeri.

Retno Safitri. Fakultas Hukum Program Studi Ilmu Hukum Kekhususan

Hukum Tentang Kegiatan Ekonomi (2012), dengan judul penelitian Analisis

(24)

Prinsip Keterbukaan Informasi Terhadap Dugaan Insider Trading pada Initial Public Offering PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Pengaturan prinsip keterbukaan informasi dalam Pasar Modal di Indonesia 2. Praktik insider trading yang diatur dalam Pasar Modal Indonesia.

3. Penerapan prinsip keterbukaan informasi terhadap dugaan insider trading pada IPO PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.

Tamara Alifadina. Universitas Islam Indonesia Fakultas Hukum (2018), dengan judul penelitian Perlindungan Hukum Terhadap Investor Akibat Adanya Informasi Yang Menyesatkan dalam Prospektus. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini :

1. Penerapan prinsip keterbukaan melalui upaya preventif dan upaya represif sebagai perlindungan terhadap Investor dari informasi yang menyesatkan.

2. Tanggung jawab Emiten dan Profesi Penunjang Pasar Modal terhadap investor atas informasi yang menyesatkan.

Hilyan Kusliatin. Fakultas Hukum Universitas Mataram (2015), dengan judul Penerapan Prinsip Keterbukaan Perusahaan Go Public Berdasarkan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Penerapan prinsip keterbukaan perusahaan go public pada pasar modal.

2. Sanksi bagi perusahaan go public yang melanggar prinsip keterbukaan pada

perdagangan efek dalam Pasar Modal.

(25)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dibedakan dengan penelitian sebelumnya, adapun perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu subjek dan objek penelitian, yang menjadi objek penelitian ini adalah prinsip keterbukaan dalam hukum pasar modal Indonesia. Prospektus yang menyesatkan pada transaksi pasar modal. Penerapan prinsip keterbukaan sebagai upaya melindungi informasi yang menyesatkan dalam prospektus pada prusahaan go public pada transaksi pasar modal.

E. Tinjauan Pustaka 1. Prinsip Keterbukaan

Prinsip keterbukaan merupakan pedoman umum yang mensyaratkan emiten, Perusahaan Publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi Material mengenaiusahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.

22

Prinsip keterbukaan di dalam Pasar Modal berkaitan dengan masa sebelum listing dan masa sesudah listing. Pada saat masa sebelum listing bagi perusahaan Go Public sebelum melakukan penawaran umum harus mengeluarkan prospektus yang berisi data perusahaan atau jati diri perusahaan tersebut yang bertujuan untuk menarik minat calon investor dengan catatan bahwa prospektus harus disusun berdasarkan fakta dan bersifat relevan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada masa sesudah listing, perusahaan Go

22 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1 angka 25

(26)

Public harus membuat laporan keuangan secara berkala yang diberikan kepada Bapepam (saat ini OJK) dan diumumkan kepada investor.

23

Penyampaian informasi yang akurat dan memadai di dalam pengelolaan Pasar Modal oleh emiten atau perusahaan publik tentunya sangat dibutuhkan oleh masyarakat investor dalam membuat suatu keputusan mengenai kemungkinan resiko dan keuntungan yang akan diperoleh dari hasil investasinya. Keterbukaan informasi atau transparansi sebagai wujud pelaksanaan dari peraturan perundang- undangan yang berlaku, sehingga dapat dikenakan sanksi.

24

Prinsip keterbukaan (disclosure) merupakan terminologi yang teramat sering dikumandangkan dalam dunia hukum pasar modal, dan hukum pasar modal sendiri seakan belum sah jika belum mengatur tentang disclosure ini. Setidak- tidaknya ada tiga fungsi prinsip keterbukaan dalam pasar modal: a. Untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar. b. Prinsip keterbukaan berfungsi untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien. c. Prinsip keterbukaan penting untuk mencegah penipuan (fraud). Salah satu mekanisme agar keterbukaan informasi terjamin bagi investor atau publik adalah lewat keharusan menyediakan suatu dokumen yang disebut dengan prospektus bagi suatu perusahaan dalam proses penawaran umum, tetapi di dalam praktek pasar modal, terdapat prospektus yang tidak benar dalam menyajikan informasi. Pihak yang bertanggung jawab

23Hilyan Kusliatin, Penerapan Prinsip Keterbukaan Perusahaan Go Public Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Karya Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Mataram 2015, hlm 6-7

24 Ibid

(27)

adalah setiap pihak yang menawarkan atau menjual efek tersebut dengan menggunakan propektus yang menyesatkan.

25

2. Investor

Istilah investor ini juga digunakan untuk menyebutkan seseorang yang melakukan pembelian properti yang mata uang, komoditi, derivatif, saham perusahaan, ataupun aset lainnya dengan suatu tujuan untuk memperoleh keuntungan dan bukan merupakan profesinya serta hanya untuk suatu jangka pendek saja. Menurut Robert Ang, Investor baik perseorangan maupun institusi dapat berasal dari Warga Negara Indonesia (WNI) atau badan hukum Indonesia maupun Warga Negara Asing (WNA) dan badam hukum asing.

26

Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal arti dari penanam modal atau investor merupakan perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal, dapat berupa penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing.

Menurut Bapepam, Investor merupakan pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi. Dalam dunia keuangan, investor digolongkan menjadi beberapa tipe investor yaitu investor asing dan investor domestik, tipe investor masih ada penggolong berdasarkan individual (retail investor) dan institusional (institusional investor). Investor individu terdiri dari individu-individu yang melalukan investasi, sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari

25 Adrian Sutedi, Segi-Segi Hukum Pasar Modal, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), hlm.

102

26 Nor Hadi. Acuan Teoritis dan Prakts Investasi di Instrumen Keuangan Pasar Modal.

(Yogyakarta: Graha Ilmu.,2013), hlm. 30

(28)

perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, reksadana, maupun perusahaan investasi.

Investor publik adalah masyarakat umum yang mendaftar atas nama pribadi mereka di plat form Amartha. Untuk ikut serta sebagai investor publik, langkah pertama yang dilakukan adalah membuat akun di amartha.com dengan melampirkan semua persyaratan agar dapat mulai berinvestasi. Siapa pun dapat mendaftar sebagai investor selama memiliki rekening di bank. Nilai minimal investasi untuk investor publik sebesar Rp. 3.000.000 (tiga juta rupiah).

27

Sedangkan investor institutional adalah mereka yang mendaftarkan diri sebagai sebuah perusahaan dengan badan hukum, seperti PT atau CV, dengan berbagai jenis usaha. Seorang Relationship Manager akan disiapkan untuk membantu mengelola profil dan proses investasi ini.

28

Berdasarkan sifatnya investor juga dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu:

a. Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker) merupakan sifat investor yang suka mengambil investasi dengan risiko lebih besar. Investor jenis ini biasanya bersifat agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi.

b. Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) merupakan investor yang akan meminta kenaikan pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investor jenis ini umumnya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati (prudent) dalam mengambil keputusan investasi.

27Faq.Amartha. https://com/hc/en-us/articles/115000679233-Apakah-perbedaan-antara- investor-individu-dan-investor-institusional-diakses tanggal 21 Oktober 2018

28 Ibid

(29)

c. Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter) merupakan sifat investor yang lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil.

Investor jenis ini biasanya cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas keputusan investasinya.

29

3. Informasi Yang Menyesatkan

Informasi yang menyesatkan merupakan segala informasi di dalam prospektus yang tidak sesuai dengan fakta material yang ada dimana terdapat pernyataan yang salah pada isi prospectus disebabkan adanya kegagalan memasukan seluruh fakta materiil atau pengungkapan informasi.

30

Informasi yang menyesatkan atau ke tidak benaran informasi merupakan pemberian informasi yang salah sama sekali, memberikan informasi setengah benar, memberikan informasi yang tidak lengkap, dan sama sekali diam dalam informasi material sehingga menyebabkan informasi yang menyesatkan yang dilarang dalam prinsip keterbukaan (disclosure).

31

Keterbukaan informasi adalah hal yang mendasar yang harus ada di dalam pasar modal. Transparansi atau keterbukaan ini merupakan suatu bentuk perlindungan kepada masyarakat investor. Suatu Pasar Modal dikatakan fair dan efisien apabila semua pemodal memperoleh informasi yang sama (equal treatment dalam akses informasi). Memberikan informasi yang salah dan setengah benar berkaitan dengan kualitas informasi. Artinya informasi yang disampaikan tidak

29Tristantyo R Wishnu. Analisis Perilaku Herding Berdasarkan Tipe Investor Dalam Kepemilikan Saham. Skripsi pada FE UNDIP Semarang, 2014, hlm 21

30 Tamara Alifadina, Perlindungan Hukum Terhadap Investor Akibat Adanya Informasi Yang Menyesatkan DalaM Prospektus, Skripsi Universitas Islam Indonesia Fakultas Hukum 2018, hlm 33

31 Ibid

(30)

akurat atau tidak benar atau menyesatkan, yang semata-mata ditujukan sebagai window dressing untuk menarik investor, hal mana tergolong sebagai kejahatan korporasi.

32

Tindakan yang memberikan penyampaian yang keliru atau tidak benar kepada pihak lainnya dalam berkontrak (misrepresentation) merupakan perbuatan yang ditandai dengan adanya keterangan (baik dalam bentuk pernyataan lisan ataupun dokumen tertulis) yang secara material tidak benar atau menyesatkan.

33

Sengketa akan muncul bila terjadi pelanggaran peraturan prinsip keterbukaan itu. Pada umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan terdiri dari pernyataan menyesatkan (misleading statement) yang disebabkan adanya misrepresentation. Dalam pandangan hukum pasar modal pelanggaran peraturan prinsip keterbukaan tersebut dikategorikan sebagai penipuan (fraud).

34

Kategori perbuatan tersebut disebut juga dengan misleading statement, dimana terdapat pernyataan yang salah disebabkan adanya kegagalan memasukkan seluruh fakta material atau omission (pengurangan informasi)

UU Pasar Modal menyediakan kerangka hukum yang kokoh untuk menjamin transparansi. Dilain pihak, perusahaan publik atau emiten yang ingin sahamnya diminati oleh investor harus berusaha untuk membuka diri yaitu bersedia memberikan Informasi Material yang berkenaan dengan keadaan

32Ratna, Tinjauan Hukum Terhadap Keterbukaan Informasi Dalam Hubungannya dengan Upaya Perlindungan Hukum Bagi Investor Berkait An Dengan Kasus Informasi Yang Menyesatkan (misleading information) (stuoi pada kasus PT. Lippo life Tbk.) Jurnal-Iukum dan Pembangunan Tahun Ke-36 No .1 Oktabe/"- Desember 2006, hlm 408

33 Nouzula Amouriza Goufe, Perlindungan Hukum Terhadap Investor Akibat Informasi Menyesatkan Di Dalam Prospektus Pada Transaksi Efek Di Pasar Modal, Diponegoro Law Journal Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, hlm 6.

34 Indra Safitri, Transparansi,Op.Cit., hlm. 65.

(31)

perusahaannya. Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum. Dengan demikian istilah emiten mengacu kepada kegiatan yang dilakukan perusahaan yang menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat investor melalui Penawaran Umum (pasar perdana). Saham yang telah dijual kepada investor tersebut akan diperjualbelikan kembali antar investor melalui bursa efek (Pasar Sekunder).

35

4. Prospektus

Prospektus yang menggambarkan fakta material yang benar sangat penting bagi investor. Menurut Edward G. Eisert sebagaimana dikutip Bismar Nasution, bahwa prospektus bertujuan untuk menyediakan informasi penting tentang perusahaan yang melakukan pendaftaran. Penyediaan informasi yang demikian itu membantu para investor dalam membuat keputusan untuk membeli saham yang ditawarkan.

36

Menurut Pasal 1 angka 26 UU Pasar Modal menyatakan bahwa prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek. Ketika perusahaan akan melakukan go public, perusahaan perlu membuat informasi dan dokumen-dokumen yang diwajibkan oleh hukum dan peraturan yang berlaku. Salah satu dokumen itu adalah prospektus. Prospektus adalah dokumen yang berisi informasi tentang perusahaan penerbit sekuritas dan informasi lainnya yang berkaitan dengan sekuritas yang ditawarkan.

37

Jadi prospektus berguna saat perusahaan akan melakukan go public, sebagai dokumen yang berisikan informasi mengenai

35 Ratna., Loc.Cit.

36 Bismar Nasution, Op.Cit., hlm 29

37Hartono, Jogiyanto. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kesembilan.

(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2014), hlm 66

(32)

perusahaan. Informasi berisikan mengenai keuangan dan non keuangan perusahaan yang dapat dipublikasikan kepada investor, sebagai pertimbangan pemilihan investasi yang akan dipilihnya

5. Perusahaan Go-Public

Go-public menurut Sri Hermuningsih adalah penawaran saham atau obligasi pada masyarakat umum untuk pertama kalinya, pertama kali artinya bahwa pihak emiten/perusahaan yang menerbitkan efek pertama kalinya melakukan penjualan efek, peristiwanya disebut penawaran efek/surat berharga, sedangkan kegiatannya disebut pasar perdana (primary market).

38

Ketentuan Pasal 1 ayat (22) UU Pasar Modal yang berbunyi Perusahaan Publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000,-(tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

39

Ketentuan Pasal 73 UU Pasar Modal mengatur bahwa setiap perusahaan publik wajib menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam.

40

Berdasarkan ketentuan Pasal 73 UU Pasar Modal tersebut di atas, dapat dilihat bahwa tersirat makna pemerintah mewajibkan perusahaan publik untuk melakukan pendaftaran sehingga perusahaan tersebut secara otomatis akan melakukan penawaran umum (initial public offering/ IPO) atau sering dikenal dengan istilah go-public. Go-public merupakan istilah bagi perseroan yang

38Sri Hermuningsih, Pengantar Pasar Modal Indonesia, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2012), hlm 60.

39 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995, Op.Cit., Pasal 1 ayat (22)

40 Ibid., Pasal 73

(33)

menawarkan sahamnya kepada pihak umum melalui pasar modal. Hal ini dilakukan oleh perseroan untuk menggalang dana bagi kelangsungan perseroan itu sendiri.

Secara umum, perseroan yang memutuskan untuk menjual sahamnya ke pihak umum, memiliki beberapa tujuan, manfaat yang diperoleh dan konsekuensi yang harus ditanggung oleh perseroan tersebut. Perseroan yang melakukan go public mempunyai beberapa tujuan yang dengan jelas dapat dipahami. Tujuan tersebut antara lain:

1) Mendapatkan dana untuk perluasan usaha (ekspansi) atau diversifikasi usaha dan memperbaiki struktur modal perusahaan.

2) Meningkatkan nilai perusahaan (shareholder value).

3) Melepaskan sahamnya untuk mendapatkan keuntungan (divestasi).

41

Perseroan dapat memperoleh dana untuk melakukan perluasan usahanya dengan melakukan go public. Mekanismenya adalah melalui go public, perseroan yang menjual sahamnya tersebut tentunya memperoleh pendapatan dari hasil penjualan sahamnya, kemudian uang hasil penjualan tersebut dapat dimanfaatkan untuk memperluas usahanya misalnya dengan mendirikan kantor cabang perseroan di daerah lain, menambah karyawan untuk kepentingan produksi, atau membeli bahan baku produksi untuk memenuhi permintaan masyarakat/

konsumen, dan lain sebagainya. Kemudian dengan melakukan go public, perseroan tersebut akan meningkat nilainya. Hal ini terjadi karena banyaknya investor yang membeli saham perseroan tersebut sehingga harga per lembar

41 Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 153

(34)

saham perusahaan tersebut akan meningkat dan memberikan keuntungan bagi perseroan karena selain harga saham meningkat, kepercayaan masyarakat/investor akan kinerja perseroan tersebut semakin baik. Hal ini sejalan dengan tujuan yang ketiga, mekanismenya ketika perseroan tersebut telah memiliki nilai tinggi dalam artian sahamnya berharga karena banyaknya investor yang membeli saham, maka pada saat perseroan tersebut melakukan penerbitan saham baru atau sering diistilahkan dengan right issue, maka harga saham yang dijual memiliki nilai yang lebih mahal jika dibandingkan dengan harga saham yang diterbitkan pada saat penawaran umum.

42

6. Pasar Modal

Secara teoritis pasar modal (capital market) didefinisikan sebagai perdagangan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentyk modal sendiri (stocks) maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (private sectors).

Pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market), karena pasar keuangan memperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik yang bersifat dapat dinegosiasikan (negotiable) maupun yang tidak dapat dinegosiasikan (nonnegotiable).

43

Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

42 Ibid., hlm 158

43 Budi Untung, Hukum Bisnis Pasar Modal, (Yogyakarta: ANDI, 2011), hlm.7.

(35)

dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi padainstrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen.

44

Instrumen pasar modal merupakan objek yang diperjualbelikan di pasar modal. Instrumen tersebut disebut sebagai efek (surat berharga), yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Untuk memberikan pemahaman yang sama dan mendasari analisis pada bagian selanjutnya maka akan dipaparkan terlebih dahulu mengenai siapa saja pelaku di pasar modal, yang dilanjutkan dengan bentuk keterbukaan di pasar modal yang tertuang dalam prospektus, dan juga proses pembuatan prospektus.

45

F. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif merupakan suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktirn-

44 Indirani Wauran-Wicaksono, Tanggung Jawab Emiten dan Profesi Penunjang Pasar Modal Atas Isi Prospektus Yang Tidak Benar Dalam Penawaran Umum Reksa Dana, Jurnal Refleksi Hukum, Vol. 8, No. 2, 2014, hlm 155-156

45 Ibid., hlm 156

(36)

doktrin hukum untuk menjawab permasalah hukum yang dihadapi.

46

Alasan penggunaan hukum normatif dalam penelitian penulis ingin mendeskripsikan prinsip keterbukaan dalam hukum pasar modal Indonesia, prospektus yang menyesatkan pada transaksi pasar modal dan penerapan prinsip keterbukaan sebagai upaya melindungi informasi yang menyesatkan dalam prospektus pada prusahaan go-public pada transaksi pasar modal.

2. Sifat penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu penelitian yang hanya menggambarkan fakta-fakta tentang objek penelitian baik dalam kerangka sistematisasi maupun sinkronisasi berdasarkan aspek yurisdis, dengan tujuan menjawab permasalahan yang menjadi objek penelitian.

47

Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis, dan buku-buku yang relevan, atau lisan dari orang-orang perilaku yang diamati berkaitan dengan penerapan prinsip keterbukaan sebagai upaya melindungi investor dari informasi yang menyesatkan dalam prospektus pada prusahaan go-public pada transaksi pasar modal.

3. Sumber data

Penelitian ini bersumber pada studi kepustakaan (library research), sehingga jenis data yang akan dikaji adalah data sekunder.

48

Dalam penelitian ini jenis data sekunder yang peneliti gunakan terdiri dari :

46 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana,2005), hlm. 35.

47 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 116-117.

48 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 12.

(37)

a. Bahan hukum primer: merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas, yang terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi. Bahan hukum primer tersebut merupakan bahan yang terkait dengan pelarangan eksport konsentrat meliputi :

1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

2) Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia.

4) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris 5) Peraturan Ketua Bapepam-LK Nomor: PER-06/BL/2012 tentang

Perubahan atas Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor PER-03/BL/2007 tentang Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah.

6) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 9 /POJK.04/2017 tentang Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus Ringkas dalam Rangka Penawaran umum Efek bersifat Utang.

7) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8 /POJK.04/2017 Tentang Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas.

b. Bahan hukum sekunder, merupakan bahan hukum yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti misalnya undang-

undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum dan jurnal

(38)

serta artikel. Penelitian ini menggunakan bahan hukum sekunder yang terdiri dari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

c. Bahan hukum tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus hukum, kamus Bahasa Indonesia dan internet.

4. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan secara studi kepustakaan (library research) artinya data yang diperoleh melalui penelusuran kepustakaan berupa data sekunder ditabulasi yang kemudian disistematisasikan dengan memilih perangkat-perangkat hukum yang relevan dengan objek penelitian. Penelitian kepustakaan yaitu melakukan penelitian terhadap buku-buku, literatur-literatur, serta peraturan perundang-undangan yang erat kaitannya dengan Penerapan Prinsip Keterbukaan Sebagai Upaya Melindungi Investor Dari Informasi Yang Menyesatkan dalam Prospektus pada Perusahaan Go-Public pada Transaksi Pasar Modal.

5. Analisis data

Penelitan ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian

deskriptif yaitu dengan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai

dengan permasalahan yang terjadi. Analisis yang digunakan adalah pendekatan

kualitatif terhadap data sekunder yang didapat. Bahan hukum yang dianalisis

secara kualitatif akan dikemukakan dalam bentuk uraian secara sistematis dengan

menjelaskan hubungan antara berbagai jenis bahan hukum, selanjutnya semua

bahan hukum diseleksi dan diolah, kemudian dinyatakan secara deskriptif

(39)

sehingga menggambarkan dan mengungkapkan dasar hukumnya, sehingga memberikan jawaban terhadap permasalahan yang dimaksud. Dari hasil tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan ini.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan menjadi salah satu metode yang di pakai dalam melakukan penulisan skripsi ini, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam menyusun serta mempermudah pembaca untuk memahami dan mengerti isi dari skripsi ini. Keseluruhan skripsi ini, meliputi 5 (lima) bab yang secara garis besar isi bab-bab diuraikan sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan merupakan awal dalam penulisan skripsi yang terdiri atas latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan dan metode penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Prinsip Keterbukaan Dalam Hukum Pasar Modal Indonesia, bab ini berisikan Tinjauan Umum Pasar Modal di Indonesia yang terdiri atas Pengertian dan Sumber Hukum. Para Pihak di Pasar Modal. Objek Transaksi di Pasar Modal.

Pengawasan Transaksi di Pasar Modal dan Tinjauan Umum Tentang Prinsip

Keterbukaan, yang terdiri atas Pengertian dan Dasar Hukum. Tujuan dan Manfaat

Prinsip Keterbukaan. Hubungan Prinsip Keterbukaan dengan Informasi Fakta

Material serta Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal yang terdiri atas

Keterbukaan di Pasar Modal. Keterbukaan di Pasar Sekunder peran. Peran

Otoritas Jasa Keuangan dalam Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal.

(40)

BAB III Prospektus Yang Menyesatkan Pada Transaksi Pasar Modal. Bab ini berisikan Kedudukan Prospektur dalam Transaksi di Pasar Modal yang berisikan Pengertian dan Jenis-jenis Prospektur. Tujuan dan Kegunaan Prospektur. Isi Prospektur. Kedudukan Prospektur dalam Transaksi di Pasar Modal dan Prospektus yang Menyajikan dalam Informasi atau Fakta Material yang terdiri atas Pengertian Informasi yang menyesatkan dalam prospektur.

Akibat prospektur yang menyesatkan. Pihak yang bertanggungjawab terhadap prospektur yang menyesatkan. Kasus-kasus Prospektus yang menyesatkan dan Prospektus yang Menyesatkan di Pasar Modal.

BAB IV, Penerapan Prinsip Keterbukaan Sebagai Upaya Melindungi Informasi Yang Menyesatkan Dalam Prospektus Pada Prusahaan Go-Public Pada Transaksi Pasar Modal, bab ini berisikan Prinsip Keterbukaan Sebagai Upaya Melindungi Investor dari Informasi Yang Menyesatkan dalam prospectus.

Tanggungjawab Emiten dan Profesi Penunjang Pasar Modal terhadap Investor atas Informasi yang menyesatkan Dalam Prospektus Pada Prusahaan Go-Public Pada Transaksi Pasar Modal danPenerapan Prinsip Keterbukaan Sebagai Upaya Investor dari Melindungi Informasi Yang Menyesatkan Dalam Prospektus Pada Prusahaan Go-Public dalam Transaksi Pasar Modal serta Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Melindungi Investor dari Informasi yang menyesatkan dalm prospektur.

Bab V, Kesimpulan dan Saran, dalam bab ini diuraikan mengenai

kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang dikemukakan serta

saran-saran atas jawaban permasalahan tersebut.

(41)

BAB II

PRINSIP KETERBUKAAN DALAM HUKUM PASAR MODAL INDONESIA

A. Tinjauan Umum Pasar Modal di Indonesia 1. Pengertian dan Sumber Hukum

Pasar modal memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara, Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Pasar modal sebagai wadah untuk mencari dana bagi perusahaan dan alternatif sarana investasi bagi masyarakat (investor) dimana di dalamnya terdapat transaksi penawaran umum dan perdagangan efek dari perusahaan publik (emiten) kepada masyarakat investor.

49

Menurut Pasal 1 angka 13 UU Pasar Modal menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.

50

Sedangkan bursa efek menurut UU Pasar Modal Pasal 1 angka 4 menyatakan bahwa Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek, pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.

51

Pasar Modal menurut Sunariyah adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi,

49 Najib A. Gisymar, Insider Trading dalam Transaksi Efek,(Bandung: Citra Aditya Bakti,1999), hlm. 10

50 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995, Op.Cit., Pasal 1 angka 13

51 Ibid., Pasal 1 angka 4

(42)

dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.

52

Pasar modal dalam pengertian klasik diartikan sebagai suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikan saham, dan obligasi atau efek-efek pada umumnya.

53

Sedangkan menurut Rusdin mengatakan pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

54

Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Pasar modal (capital market). Sarana yang mempertemukan antara pihak yang memiliki dana (supplier of fund) dengan pihak yang membutuhkan dana (user of fund) untuk tujuan investasi jangka menengah dan jangka panjang.

55

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan:

1. Pasar modal bisa berupa pasar dalam pengertian abstrak ataupun dalam pengertian konkret. Dalam pengertian abstrak maka perdagangan surat berharga tidak harus terjadi pada suatu tempat tertentu. Sedangkan dalam pengertian konkret, maka pasar modal adalah bursa efek.

2. Komoditi yang diperdagangkan adalah surat-surat berharga jangka panjang.

52 Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi ke-6, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2011), hlm 4

53 Ana Rokhmatussa’dyah, Suratman, Hukum Investasi & Pasar Modal, (Jakarta:

SinarGrafika, 2011), hlm. 166

54 Rusdin., Op.Cit., hlm 1

55 Nasarudin Irsan, Op.Cit, hlm.10.

Referensi

Dokumen terkait

3) Periksa dengan seksama kondisi kamera dan lensa tersebut, mulai dari kondisi fisik dan tombol-tombol fungsi produk. 4) Cek kelengkapan dari paket tersebut, mulai

dan saksi Dedi Irwanto Tarigan (Anggota Kepolisian Ditresnarkoba Polda Sumut) melakukan penyamaran dengan berpura-pura akan membeli kosmetik berupa Temulawak Cream

Skripsi ini mengemukakan permasalahan mengenai bentuk-bentuk pelanggaran terhadap perempuan korban perang di Suriah ditinjau menurut hukum internasional, diantara banyak

Pasal tersebut menyatakan bahwa asuransi pada umumnya adalah suatu persetujuan dimana penanggung dengan menikmati suatu premi mengikat dirinya terhadap tertanggung

Data diperoleh melalui penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Penelitian Kepustakaan dilakukan dengan menganalisis Putusan

1) Selama masih dalam pemeriksaan dan untuk mencegah kerugian yang lebih besar, pemilik Merek dan/atau penerima Lisensi selaku penggugat dapat mengajukan permohonan

Hukum perizinan merupakan hukum publik yang pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah di pusat maupun di daerah sebagai aparatur penyelenggaraan negara

Seperti diantaranya adalah praktik perjanjian jual beli tanah hak milik oleh pihak asing dengan cara pinjam nama (nominee) yang seolah-olah bahwa pembeli tanah