Daftar Isi
PB i
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR BAGAN ii
DAFTAR GRAFIK iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR DIAGRAM v
DAFTAR GAMBAR v
REKAM JEJAK 2017 PUSTEKKOM vi
KATA PENGANTAR viii
IKHTISAR EKSEKUTIF x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Gambaran Umum 2
1.2 Dasar Hukum 4
1.3 Maksud dan Tujuan 5
1.4 Tugas, Fungsi dan Struktur Organiasi 5
1.5 Permasalahan Utama 9
BAB II PERENCANAAN KINERJA 11
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 19
3.1 Capaian Kinerja 20
3.2 Realisasi Anggaran 73
BAB IV PENUTUP 91
Daftar Isi
ii iii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
DAFTAR BAGAN
Daftar Isi
ii iii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Capaian Kinerja TA 2017. 21
Grafik 3.2 Zona Sekolah Jardiknas TA 2017. 23
Grafik 3.3 Sebaran Zona Kantor Jardiknas 2017. 28
Grafik 3.4 Satker yang Terkoneksi Jaringan Online Berdasarkan Rumpun Satker TA 2017.
29
Grafik 3.5 Grafik Pengunjung Rumah Belajar Tahun 2017. 34
Grafik 3.6 Sebaran Sekolah Inovatif. 35
Grafik 3.7 Sekolah yang Memanfaatkan PSB Berdasarkan Jenjang Sekolah.
38 Grafik 3.8 Penerima Sarana Pendukung Pembelajaran SGD (Menurut
Jenjang Sekolah).
39 Grafik 3.9 Jumlah Kumulatif Satuan Pendidikan yang Mengakses dan
atau Memanfaatkan e-Pembelajaran.
40 Grafik 3.10 Jumlah Kumulatif Satuan Pendidikan yang Mengakses dan
atau Memanfaatkan Siaran Radio dan Televisi Pendidikan.
43 Grafik 3.11 Jumlah e-Layanan Kementerian yang Sesuai dengan Tata
Kelola TIK (Kumulatif).
48 Grafik 3.12 Jumlah Lembaga/Satker yang Melakukan Kerjasama
Pendayagunaan TIK untuk Pendidikan dan Kebudayaan.
53
Grafik 3.13 Bahan Ajar Berbasos Video/Televisi TA 201. 60
Grafik 3.14 Grafik Bahan Belajar Berbasis Audio/Radio Tahun 2017. 61 Grafik 3.15 Jumlah Bahan Belajar Berbasis Multimedia dan Web
Berdasarkan Jenjang Sekolah.
61 Grafik 3.16 Jumlah Kumulatif Bahan Belajar/Media Pembelajaran
Berbasis TIK.
62 Grafik 3.17 Sebaran SDM yang Terampil dalam Mengembangkan dan
Memanfaatkan TIK.
65 Grafik 3.18 Jumlah Kumulatif SDM yang Terampil dalam Mengembangkan
& Memanfaatkan TIK untuk Pendidikan & Kebudayaan.
66 Grafik 3.19 Jumlah Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi
Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan.
71 Grafik 3.20 Realisasi Anggaran TA 2017 Berdasarkan Jenis Belanja. 74 Grafik 3.21 Ikhtisar Realisasi Anggaran Berdasarkan Indikator Kinerja. 75
Daftar Isi
iv v
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Indikator Kinerja-1. 22
Tabel 3.2 Perbandingan Target Usulan dan Implementasi Program USO.
25
Tabel 3.3 Tabel Indikator Kinerja-2. 27
Tabel 3.4 Tabel Indikator Kinerja-3. 31
Tabel 3.5 Sebaran Implementasi Pembelajaran Berbasis TIK. 39
Tabel 3.6 Tabel Indikator Kinerja-4. 41
Tabel 3.7 Tabel Indikator Kinerja-5. 45
Tabel 3.8 Tabel Indikator Kinerja-6. 49
Tabel 3.9 Daftar Lembaga yang Menerapkan IDLN. 50
Tabel 3.10 Daftar Instansi Kerjasama Pendayagunaan TIK Tahun 2017. 52 Tabel 3.11 Daftar Instansi Kerjasama Pendayagunaan TIK
yang Masih Berlaku di Tahun 2017.
52
Tabel 3.12 Tabel Indikator Kinerja-7. 54
Tabel 3.13 Tabel Indikator Kinerja-8. 59
Tabel 3.14 Tabel Indikator Kinerja-9. 63
Tabel 3.15 Rekap jumlah SDM yang terampil mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk e-Pembelajaran dan e-Administrasi berdasarkan jenjang sekolah
64
Tabel 3.16 Tabel Indikator Kinerja-10. 67
Tabel 3.17 Alokasi Anggaran Berdasarkan Pengemban Indikator Kinerja. 73
Tabel 3.18 Tabel Alokasi anggaran Per Jenis Belanja. 75
Tabel 3.19 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-1. 77
Tabel 3.20 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-2. 78
Tabel 3.21 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-3. 81
Tabel 3.22 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-4. 82
Tabel 3.23 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-5. 84
Tabel 3.24 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-6. 85
Tabel 3.25 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-7. 86
Tabel 3.26 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-8. 87
Tabel 3.27 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-9. 89
Daftar Isi
iv v
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 Jumlah PTP Berdasarkan Tingkatannya. 69
Diagram 3.2 Alokasi Anggaran Berdasarkan Pengemban Indikator Kinerja.
73
Diagram 3.3 Alokasi Anggaran Per Jenis Belanja. 74
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Sebaran Koneksi Internet pada Satuan Pendidikan yang Terkoneksi dan Memanfaatkan Jaringan Online.
23 Gambar 3.2 Monitoring Aktivitas Satker pada e-Office TA 2017. 55
vi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
REKAM
JEJAK 2017
PUSTEKKOM
Rekam Jejak 2017 Pustekkom
vii
Kata Pengantar
viii ix
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya Pustekkom dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2017. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom Kemendikbud) tahun 2017 merupakan pertanggungjawaban Pustekkom atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai salah satu unit di lingkungan Kemendikbud sebagaimana diatur di dalam Permendikbud No. 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2016, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja ini dimaksudkan sebagai media pertanggungjawaban kinerja Pustekkom kepada seluruh stakeholders dan masyarakat, dan sebagai sumber informasi dalam upaya untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas kinerja Pustekkom di masa mendatang secara berkelanjutan (continuous improvement). LAKIP Pustekkom Kemendikbud tahun 2017 memuat tentang informasi rencana dan capaian kinerja selama tahun 2017. Rencana Kinerja tahun 2017 pada dasarnya merupakan sasaran kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2017 sesuai yang ditetapkan dalam rencana strategis, sedangkan capaian kinerja (performance results) adalah hasil realisasi dari rencana kinerja yang telah diperjanjikan dalam kontrak kinerja. Oleh karena itu di dalam laporan akuntabilitas kinerja ini menyajikan data kontribusi keberhasilan Pustekkom tahun 2017 yang meliputi kinerja atas terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan.
Kata Pengantar
viii ix
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
Dengan dukungan alokasi anggaran yang diberikan kepada Pustekkom, maka diharapkan Pustekkom dapat melaksanakan pembangunan pendidikan melalui pemanfaatan dan pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Rencana Kinerja Pustekkom tahun 2017 serta Rencana Strategis Kemendikbud tahun 2015-2019.
Dalam laporan akuntabilitas kinerja ini diungkapkan tentang kinerja yang telah berhasil dicapai Pustekkom selama tahun 2017. Selain itu diungkapkan pula tentang hambatan dan kendala yang dihadapi serta cara mengantisipasinya. Artinya menyajikan penjelasan atas kegagalan dan identifikasi peluang perbaikan ditahun mendatang. Di dalam laporan ini juga telah diberikan informasi dan analisis secara singkat terhadap capaian kinerja dari masing-masing sasaran/tujuan. Bahkan laporan akuntabilitas ini menyajikan informasi keberhasilan pencapaian tujuan/sasaran dengan menggunakan indikator kinerja output sebagai alat ukur keberhasilan. Semoga informasi kinerja yang disajikan dalam LAKIP memberikan informasi yang lengkap mengenai kinerja yang berhasil dicapai Pustekkom tahun 2017 dan dapat meningkatkan kinerja dan menguatkan akuntabilitas kinerja di lingkungan Kemendikbud.
Jakarta, Januari 2018
Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan
Gogot Suharwoto, Ph.D NIP 197102111993011002
Ikhtisar Eksekutif
x xi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
IKHTISAR
EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pustekkom Tahun 2017, adalah Laporan Kinerja yang berisi pertanggungjawaban Pustekkom selama tahun 2017, dalam mencapai tujuan/sasaran strategisnya.
Kinerja Pustekkom diukur melalui capaian Penetapan Kinerja yang telah mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Pustekkom 2015-2019, yang disusun secara berjenjang/hirarkis berdasarkan renstra Kemendikbud 2015-2019, dan renstra Setjen Kemendikbud 2015-2019.
Tugas dan fungsi Pustekkom diadakan guna mendukung kegiatan pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan.
Renstra menetapkan 5 (lima) misi Pustekkom tahun 2015-2019 yaitu:
1. Meningkatkan kualitas tata kelola birokrasi berbasis TIK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
2. Meningkatkan akses layanan TIK untuk pengembangan pendidikan dan kebudayaan;
3. Meningkatkan kualitas layanan pendidikan melalui penerapan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (e-pembelajaran);
4. Meningkatkan ketersediaan bahan belajar dan model media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi; dan
5. Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan.
Untuk mengukur pencapaian lima misi tersebut, Renstra menetapkan 8 tujuan strategis untuk mengembangkan dan medayagunakan teknologi informasi dan komunikasi, yang terdiri dari satu sasaran strategis, yang di tahun anggaran 2017 ditetapkan 10 Indikator Kinerja yang dijabarkan melalui 13 output dengan target dan pencapaiannya setiap tahun, seperti yang dipaparkan dalam Perjanjian Kinerja Kepala Pustekkom 2017. Adapun anggaran DIPA yang diperjanjikan dalam PK
Ikhtisar Eksekutif
x xi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
sebesar Rp149.339.476.000 dari total pagu anggaran tahun 2017 sebesar Rp211.803.415.000. Sesuai dengan kebijakan pemerintah mengenai efesiensi, maka pagu anggaran Pustekkom mengalami revisi beberapa kali dengan total efesiensi atau pemotongan anggaran sebesar Rp21.438.062.000 sehingga pagu anggaran setelah revisi berubah menjadi Rp190.365.353.000.
INDIKATOR KINERJA (IKK) adalah ukuran kinerja yang harus dicapai yang berbentuk kegiatan untuk mencapai hasil keluaran (output) yang ditetapkan. Ukuran keberhasilan kinerja Pusetkkom tahun 2017 dinilai melalui pencapaian 10 Indikator Kinerja sebagai berikut:
1. Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. 2. Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan
online.
3. Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-pembelajaran.
4. Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif).
5. Persentase e-Layanan kementerian yang sesuai dengan tata kelola TIK (Kumulatif).
6. Jumlah lembaga/satuan kerja yang melakukan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan.
7. Jumlah satuan kerja dan satuan pendidikan yang memanfaatkan e-Administrasi. 8. Jumlah Kumulatif bahan belajar/media pembelajaran berbasis TIK.
9. Jumlah Kumulatif SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk Pendidikan dan Kebudayaan.
10. Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan.
Pecapaian target misi dalam Renstra yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja tahun 2017 melalui perspektif capaian fisik terdiri dari 10 Indikator Kinerja yang tersebar melalui 13 output sebagai berikut:
Ikhtisar Eksekutif
xii xiii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
SA SAR AN STR A TEGIS INDIK A TOR KINER JA JUML AH OUTPUT TINGK A T PENC AP AIAN MEL AMP A UI TAR GET (>100%) % C AP AIAN SESU AI TAR GET (100%) % C AP AIAN BEL UM MENC AP AI TAR GET (<100%) % C AP AIAN Terlaksanan ya
pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (
TIK)
untuk pendidikan Terlaksanan
ya
pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan k
omunikasi
(TIK) untuk pendidikan. Jumlah satuan pendidikan yang terk
oneksi dan
memanfaatkan jaringan online. 1 (satu) yaitu: Satuan pendidikan yang terk
oneksi jardiknas.
1 (satu)
100
Jumlah satuan k
erja/unit
kerja yang terk
oneksi dan
memanfaatkan jaringan online. 1 (satu) yaitu: Satuan kerja dan satuan pendidikan yang terk
oneksi jardiknas.
1 (satu)
95,88
Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-P
embelajaran.
3 (tiga
) yaitu: Satuan
Pendidikan Y
ang
Menerapkan TIK untuk e-P
embelajaran.
1 (satu)
100,12%
Sek
olah yang
Menerapkan Pusat Sumber Belajar
.
1 (satu)
100%
Sek
olah Garis Depan
Berbasis TIK
/3T
.
1 (satu)
100%
Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif
).
1 (satu) yaitu: Satuan pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif
).
1 (satu)
100%
Persentase e-layanan kementerian yang sesuai dengan tata k
elola TIK
(kumulatif
).
1 (satu) yaitu: Persentase e-layanan kementerian yang sesuai dengan tata kelola TIK (kumulatif
).
1 (satu)
100%
Jumlah lembaga/satuan kerja yang melakukan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan. 1 (satu) yaitu: Lembaga yang Menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK di Indonesia (IDLN).
1 (satu)
Ikhtisar Eksekutif
xii xiii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
SA SAR AN STR A TEGIS INDIK A TOR KINER JA JUML AH OUTPUT TINGK A T PENC AP AIAN MEL AMP A UI TAR GET (>100%) % C AP AIAN SESU AI TAR GET (100%) % C AP AIAN BEL UM MENC AP AI TAR GET (<100%) % C AP AIAN Terlaksanan ya
pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (
TIK)
untuk pendidikan Terlaksanan
ya
pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan k
omunikasi
(TIK) untuk pendidikan.
Jumlah satuan k
erja
dan satuan pendidikan yang memanfaatkan e-Administrasi.
2 (dua
) yaitu:
Peningkatan Kompetensi SDM dalam mengembangkan dan memanfaatkan e-Offic
e.
1 (satu)
160,42%
1 (satu)
100%
Peningkatan Kemampuan SDM Teknis Jejaring Pendidikan.
1 (satu)
91,27
Jumlah Kumulatif bahan belajar
/media
pembelajaran berbasis TIK
.
1 (satu) yaitu: Bahan Belajar Berbasis TIK untuk P
embelajaran
(K
onten dan Aplikasi).
1 (satu)
106,83%
Jumlah Kumulatif SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk pendidikan dan Kebudayaan. 1 (satu) yaitu: SDM yang T
erampil Dalam
Mengembangkan dan Memanfaatkan TIK untuk e-P
embelajaran dan e-Administrasi. 1 (satu) 99,18% Pejabat F ungsional Pengembang T eknologi
Pembelajaran yang Memperoleh P
embinaan.
1 (satu) yaitu: Pejabat F
ungsional
Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan.
1 (satu)
Ikhtisar Eksekutif
xiv xv
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
PRESENTASE CAPAIAN 90 % - 99,99% 100 % > 100%
JUMLAH OUTPUT 3 7 3
Berikut uraian rinci pencapaian 10 Indikator Kinerja tersebut:
1. Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. Berdasarkan data pada tahun 2017, 2.000 sekolah telah terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online dengan persentase capaian sebesar 100%.
2. Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan
online.
Berdasarkan data tahun 2017, 163 satuan kerja telah terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online dengan persentase capaian sebesar 95,88%. Capaian ini belum termasuk satuan kerja yang ada di lingkungan Kemendikbud yang ada di Senayan, Cipete, Rawamangun, dan Ciputat, jika dikumulatifkan jumlahnya mencapai 217 satker.
3. Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-Pembelajaran.
Pada tahun 2017 tercatat 10.760 sekolah telah mengakses dan memanfaatkan e-Pembelajaran, dengan persentase capaian 100,12%. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
• Satuan Pendidikan yang Memanfaatkan Rumah Belajar sebanyak 10.447 sekolah;
• Satuan Pendidikan yang Menerapkan Model Pembelajaran Inovatif sebanyak 100 sekolah;
• Sekolah yang Menerapkan Pusat Sumber Belajar sebanyak 49 sekolah; dan • Sekolah Garis Depan Berbasis TIK/3T sebanyak 164 SGD.
4. Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif).
Berdasarkan data pada tahun 2017, 2.756 satuan pendidikan telah mengakses dan memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan dengan persentase capaian 100%.
5. Persentase e-layanan kementerian yang sesuai dengan tata kelola TIK (Kumulatif). Berdasarkan data pada tahun 2017, Pengembangan dan pemanfaatan e-Layanan khususnya untuk e-Administrasi sampai dengan semester I tahun 2017 sebesar 10%. Pengukuran kinerja terhadap indikator yang dimaksud diperoleh capaian 100%.
Ikhtisar Eksekutif
xiv xv
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
6. Jumlah lembaga/satuan kerja yang melakukan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan.
Berdasarkan data capaian kinerja tahun 2017 jumlah lembaga/satuan kerja yang melakukan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan adalah sebanyak 70 lembaga atau sebesar 100%.
7. Jumlah satuan kerja dan satuan pendidikan yang memanfaatkan e-Administrasi, capaiannya sebanyak 380 satuan kerja dan satuan pendidikan dengan persentase capaiannya 100%.
8. Jumlah Bahan Belajar/Media Pembelajaran berbasis TIK, capaiannya sebanyak 876 bahan ajar dengan persentase capaiannya 106,83%.
9. Jumlah SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk pendidikan, capaiannya sebanyak 5.080 orang dengan persentase capaiannya 99,18%.
10. Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan, capaianya sebanyak 317 orang dengan persentase capaiannya sebesar 100%.
Untuk Capaian kinerja yang optimal diperlukan evaluasi untuk memperbaiki hasil kinerja dan mengatasi permasalahan/kendala yang dihadapi dalam proses pencapaiannya, termasuk mengejar presentase capaian kinerja dan anggaran yang kurang maksimal karena kendala kebijakan pemotongan anggaran, pembatasan biaya perjalanan yang sudah ditetapkan, dan kekurangan dalam perencanaannya. Sehingga diharapkan untuk selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan agar target-target di tahun yang akan datang dapat tercapai dengan hasil maksimal.
BAB 1
PENDAHULUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Bab 1 - Pendahuluan
Bab 1 - Pendahuluan
2 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. GAMBARAN UMUM
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) adalah salah satu Satuan Kerja (Satker) di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan.
Pustekkom berdiri berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1978 dan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0145/O/1979 yang diperbaharui dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0222g/O/1980 dengan nama Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan atau dikenal dengan TKPK. Pada Tahun 2000 Pustekkom memperluas lingkup kerjanya dengan menambahkan unsur teknologi informasi ke dalam bidang tugasnya, sehingga nama lembaga ini menjadi Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, dengan akronim tetap Pustekkom
(ICT Center for Education).
Sejalan dengan tugas dan fungsinya Pustekkom hadir menjawab tantangan perkembangan peradaban bangsa. Pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi ditujukan untuk keperluan pembelajaran dan atau pendidikan yang mencakup penggunaan teknologi radio/audio, televisi/video, komputer, internet dan intranet, multimedia, web, dan mobile, serta peningkatan kemampuan sumberdaya manusia untuk mendukung upaya-upaya mengatasi kesenjangan digital dan kesenjangan pengetahuan, dalam rangka meningkatkan perluasan dan pemerataan akses serta peningkatan mutu pendidikan.
Pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diharapkan akan mempunyai peran sebagai tulang punggung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan layanan pendidikan dan kebudayaan kepada masyarakat secara merata, berkeadilan dan berkualitas yang salah satunya dengan mengoptimalkan peran TIK untuk meningkatkan ketersediaan
Bab 1 - Pendahuluan
2 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
serta keterjangkauan layanan pendidikan, baik untuk masyarakat yang berada di perkotaan maupun masyarakat yang berkebutuhan khusus, serta masyarakat yang berada di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Terwujudnya pembelajaran yang bermutu adalah harapan semua masyarakat yang dapat meningkatkan mutu pendidikan sesuai lingkup standar nasional pendidikan. Oleh sebab itu, fokus kebijakan harus berdasarkan percepatan peningkatan mutu untuk menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan keberagaman, dan penguatan praktik baik dan inovasi. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya demi mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, legitimate dan akuntabel serta berorientasi pada hasil. Untuk itu, Pustekkom berkewajiban menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai bentuk pertanggungjawaban pencapaian kinerja dan pengelolaan
anggaran dalam rangka
mengembangkan dan mendayagunaakan TIK untuk
pendidikan dan kebudayaan. Dengan demikian, diharapkan LAKIP mampu menjadi alat kontrol untuk mengoreksi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih, dan bertanggung jawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Mengingat tahun anggaran 2017 sudah berakhir, maka laporan akuntabilitas kinerja kinerja (LAKIP) Pustekkom Kemendikbud tahun Anggaran 2017 perlu diinformasikan. LAKIP Pustekkom Kemendikbud Tahun 2017 merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban atas pencapaian kinerja yang dilaksanakan selama tahun 2017 dengan berbagai hambatan dan masalah yang dihadapi serta pemecahan masalah untuk pencapaian kinerja yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Bab 1 - Pendahuluan
4 5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
LAKIP Pustekkom Kemendikbud Tahun 2017 menyajikan akuntabilitas capaian kinerja dan keuangan yang terperinci dalam suatu kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing bidang dan bagian dalam suatu kinerja yang bersinergi untuk mencapai hasil kinerja yang optimal, sehingga tingkat ketercapaian kinerja dari masing-masing bidang dan bagian dapat diketahui dan diukur. Pelaksanaan pencapaian kinerja Pustekkom Kemendikbud berpedoman kepada tugas dan fungsi yang tercantum di dalam Permendikbud Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
1.2. DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara;
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;
e. Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
f. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
g. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2016, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bab 1 - Pendahuluan
4 5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan LAKIP Pustekkom tahun 2017 Kemendikbud adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Kepala Pustekkom Kemendikbud kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Sekretaris Jenderal atas pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan anggaran dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.
Tujuan penyusunan LAKIP Pustekkom tahun 2017 adalah antara lain untuk:
a. Wujud pertanggungjawaban administratif dalam pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangan
Pustekkom Kemendikbud kepada seluruh stakeholders yang
berkepentingan.
b. Mendorong Pustekkom Kemendikbud melaksanakan
good governance, karena
LAKIP merupakan dasar untuk mengukur kinerja secara transparan, sistemik, dan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Sekretaris Jenderal, atas kinerja yang telah dan seharusnya tercapai.
d. Perbaikan yang berkesinambungan bagi Pustekkom Kemendikbud dalam meningkatkan kinerjanya.
1.4. TUGAS, FUNGSI DAN
STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Permendikbud Nomor 11 tahun 2015, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) adalah unsur pendukung tugas Kementerian di bidang teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan. Pustekkom Kemendikbud dipimpin oleh Kepala Pusat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sesuai dengan Permendikbud tersebut Pustekkom Kemendikbud mempunyai tugas:
“Melaksanakan
pengembangan dan
pendayagunaan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk pendidikan dan
kebudayaan”.
Untuk melaksanakan tugas itu, Pustekkom Kemendikbud menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. penyusunan kebijakan teknis di bidang teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan;
b. pengembangan teknologi pembelajaran untuk pendidikan
dan kebudayaan berbasis radio, televisi, film, multimedia, dan web;
6
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah c. pengembangan dan pengelolaan
jejaring teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan;
d. pengelolaan dan pengintegrasian e-Layanan pendidikan dan kebudayaan;
e. fasilitasi pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan;
f. pemantauan dan evaluasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan;
g. pelaksanaan kerja sama di bidang pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan;
h. penyusunan laporan pelaksanaan pengembangan
dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan;
i. pembinaan jabatan fungsional
pengembang teknologi pembelajaran; dan
j. pelaksanaan administrasi Pusat.
Berdasarkan Permendikbud tersebut, Pustekkom Kemendikbud mempunyai 1 (satu) Bagian dan 3 (tiga) Bidang. Bagian Tata Usaha membawahi tiga Sub Bagian, yaitu Subbagian Perencanaan, Tata Laksana dan Kepegawaian, Subbagian Keuangan, dan Subbagian Rumah Tangga. Bidang Pengembangan Teknologi Pembelajaran Berbasis Radio, Televisi, dan Film membawahi 2 (dua) sub bidang, yaitu Subbidang Perancangan dan Produksi dan Subbidang Penyiaran dan Pengendalian. Bidang Pengembangan Teknologi Pembelajaran Berbasis Multimedia dan
Web membawahi 2 (dua) sub bidang,
yaitu Subbidang Perancangan dan Produksi dan Subbidang Aplikasi dan Pengendalian. Bidang Pengembangan Jejaring membawahi 2 (dua) sub bidang, yaitu Subbidang Pengkajian dan Perancangan dan Subbidang Pengembangan dan Pemeliharaan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka struktur organisasi Pustekkom Kemendikbud dapat digambarkan sebagai berikut:
Bab 1 - Pendahuluan
7
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
STRUKTUR BAGAN ORGANISASI Pustekkom Kemendikbud BAGIAN TATA USAHA SUBBAG. RUMAH TANGGA SUBBAG. KEUANGAN SUBBAG. PERENCANAAN, TATALAKSANA DAN KEPEGAWAIAN BIDANG PTP
BERBASIS RTF BERBASIS MM DAN WEBBIDANG PTP
BIDANG PENGEMBANGAN JEJARING KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUBBIDANG PENYIAR DAN PENGENDALIAN SUBBIDANG PERANCANGAN DAN PRODUKSI SUBBIDANG APLIKASI DAN PENGENDALIAN SUBBIDANG PERANCANGAN DAN PRODUKSI SUBBIDANG PENGKAJIAN DAN PERANCANGAN SUBBIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN
Agar tugas dan fungsi dapat terlaksana dengan baik, maka perlu dijabarkan ke dalam visi, misi, serta tujuan strategis Pustekkom Kemendikbud.
Visi Pustekkom Kemendikbud adalah
”Terwujudnya layanan prima pendidikan dan
kebudayaan melalui pendayagunaan teknologi infomasi
dan komunikasi dengan melibatkan peranserta
8
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Untuk mencapai visi yang telah
ditetapkan, Pustekkom Kemendikbud telah merumuskan misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan akses layanan TIK untuk pengembangan pendidikan dan kebudayaan;
2. Meningkatkan kualitas pendidikan melalui penerapan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (e-Pembelajaran);
3. Meningkatkan ketersediaan bahan belajar dan model media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi;
4. Meningkatkan kompetensi TIK pendidik dan tenaga kependidikan untuk pembelajaran dan administrasi; dan
5. Meningkatkan kualitas tata kelola birokrasi berbasis TIK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Adapun tujuan strategis yang akan dicapai selama 5 (lima) tahun ke depan adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan akses layanan TIK untuk pengembangan pendidikan dan kebudayaan;
2. Peningkatan kualitas pendidikan
melalui penerapanan pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi (e-Pembelajaran);
3. Peningkatan ketersediaan bahan belajar dan model media
pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi;
4. Peningkatan kompetensi TIK pendidik dan tenaga kependidikan untuk pembelajaran dan administrasi; dan
5. Peningkatan kualitas tata kelola birokrasi berbasis TIK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bab 1 - Pendahuluan
9
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017 Agar visi dan misi serta tujuan strategis
yang telah ditetapkan dapat terwujud dengan baik, maka diperlukan tata nilai yang sesuai bagi seluruh pegawai Pustekkom Kemendikbud dalam melaksanakan tugasnya. Untuk itu, Kemendikbud telah menetapkan 7 (tujuh) tata nilai yang menjadi dasar bagi seluruh pegawai di lingkungan Kemendikbud termasuk Pustekkom, antara lain: memiliki integritas, kreatif dan inovatif, inisiatif, pembelajar, menjunjung meritokrasi, terlibat aktif, dan tanpa pamrih.
1.5. PERMASALAHAN UTAMA
Untuk mewujudkan layanan prima pendidikan dan kebudayaan melalui pendayagunaan teknologi infomasi dan komunikasi dengan melibatkan peran serta masyarakat ada beberapa permasalahan yang perlu diselesaikan. Pustekkom Kemendikbud telahmengidentifikasi permasalahan
tersebut, yaitu antara lain:
a. Masih banyak satuan pendidikan yang belum tersambung akses internet bahkan masih ada yang belum memiliki jaringan listrik dan telepon khususnya di daerah-daerah terdepan, terpencil dan tertinggal.
b. Masih rendahnya satuan pendidikan yang dapat penerapan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai upaya peningkatan mutu pembelajran dan atau pendidikan.
c. Terbatasnya ketersediaan konten dan bahan-bahan belajar atau media pembelajaran berbasis TIK yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik.
d. Masih rendahnya kompetensi TIK pendidik dan tenaga kependidikan yang dapat menerapkan dan memaanfaatkan TIK untuk pembelajaran dan administrasi dalam upaya untuk menunjang pelaksanaan tugasnya. Rendahnya dukungan kebijakan dari pejabat baik di pusat dan daerah serta kesadaran para staf tentang tata kelola birokrasi berbasis TIK sebagai upaya menuju
10
11
Bab 2 - Perencanaan Kinerja
BAB 2
PERENCANAAN
KINERJA
Bab 2 - Perencanaan Kinerja
12 13
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
Selaras dengan tugas Pustekkom Kemendikbud, yaitu melaksanakan pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan. Pustekkom Kemendikbud menyusun perjanjian kinerja dalam bentuk Penetapan Kinerja tingkat eselon II yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbud. Penetapan perjanjian kinerja merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 26 tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Perjanjian Kinerja merupakan sebuah bentuk dokumen yang berisi tentang komitmen kesepakatan kerja antara Kepala Pustekkom Kemendikbud selaku penerima amanah dengan Kepala Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan & Kebudayaan selaku pemberi amanah, dalam tugasnya
BAB 2
PERENCANAAN
KINERJA
untuk menjawab isu strategis yang tertuang dalam Renstra Pustekkom Kemendikbud 2015-2019. Didalamnya mencakup sasaran strategis, indikator kinerja, target kinerja, dan pagu anggaran Pustekkom yang dialokasikan untuk membiayai kegiatan selama tahun 2017 sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan. Berikut adalah target kinerja yang dijabarkan dalam 10 indikator kinerja meliputi 13 INDIKATOR KINERJA/output, yang akan dipertanggungjawabkan oleh Kepala Pustekkom Kemendikbud selama tahun 2017, dalam rangka mencapai sasaran strategis:
“Terlaksananya
pengembangan dan
pendayagunaan
teknologi informasi
dan komunikasi (TIK)
Bab 2 - Perencanaan Kinerja
12 13
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
1. IK : Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan
online.
Indikator Kinerja ini terdiri dari satu
output, sebagai berikut:
a. Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jardiknas.
Pada tahun 2017 Pustekkom Kemendikbud menetapkan target sebanyak 2.000 satuan pendidikan. Anggaran yang disepakati untuk mendukung Indikator kinerja ini sebesar R p 2 5 . 0 3 6 . 7 9 2 . 0 0 0 . S e j a l a n dengan kebijakan pemerintah, anggaran tersebut mengalami efisiensi sedangkan untuk target
output tetap tidak mengalami
perubahan.
Adapun anggaran yang disepa-kati setelah efisiensi berubah menjadi Rp20.385.424.000. Dengan anggaran tersebut Pus-tekkom Kemendikbud berkomit-men untuk melakukan optimal-isasi dalam pencapaian target.
2. IK : Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan
online.
Indikator Kinerja ini terdiri dari satu
output, sebagai berikut:
a. Satuan kerja yang terkoneksi jardiknas.
Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 170 satuan kerja. Anggaran yang disepakati untuk medukung Indikator kinerja ini sebesar Rp45.275.733.000 menjadi Rp43.486.444.000. Sejalan dengan kebijakan pemerintah, anggaran tersebut mengalami efisiensi sebesar
Rp1.464.517.000. Adapun
anggaran yang disepakati setelah efisiensi berubah menjadi Rp44.004.323.000. Dengan anggaran tersebut Pustekkom Kemendikbud berkomitmen untuk melakukan optimalisasi dalam pencapaian target.
14
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
3. IK : Jumlah satuan pendidikan yang memanfaatkan e-Pembelajaran.
Indikator Kinerja ini terdiri dari empat output, sebagai berikut:
a. Satuan Pendidikan Yang Menerapkan TIK untuk e-Pembelajaran.
Dalam pencapaian kinerjanya
output ini didukung oleh 2 suboutput dibawah ini:
• Satuan Pendidikan Yang Memanfaatkan Rumah Belajar.
Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 10.447 sekolah; sedangkan untuk anggaran yang disepakati sebelum di revisi untuk medukung INDIKATOR KINERJA/output ini sebesar Rp5.356.721.000. Sejalan dengan kebijakan pemerintah, anggaran tersebut mengalami efisiensi sebesar Rp603.767.000. Alokasi anggaran setelah revisi berubah menjadi Rp4.752.954.000.
• Satuan Pendidikan Yang Menerapkan Model Pembelajaran Inovatif.
Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 100 sekolah sedangkan anggaran yang disepakati sebelum di revisi untuk medukung INDIKATOR KINERJA/output ini sebesar Rp2.735.273.000. Sejalan dengan kebijakan pemerintah, anggaran tersebut mengalami efisiensi sebesar Rp405.960.912. Alokasi anggaran setelah revisi berubah menjadi Rp2.419.236.000.
b. Sekolah yang Menerapkan Pusat Sumber Belajar.
Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 49 sekolah; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp1.118.200.000. Efisiensi anggaran untuk output Sekolah yang menerapkan Pusat Sumber Belajar sebesar Rp106.500.000. Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini berubah menjadi Rp1.011.700.000.
Bab 2 - Perencanaan Kinerja
15
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017 c. Sekolah Garis Depan Berbasis
TIK/3T.
Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 164 sekolah; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp6.819.964.000. Efisiensi anggaran untuk output Sekolah Garis Depan Berbasis TIK/3T sebesar Rp1.117.303.000. Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini berubah menjadi Rp5.702.661.000.
4. IK : Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif).
Indikator Kinerja ini terdiri dari satu
output, sebagai berikut :
a. Satuan Pendidikan Yang Memanfaatkan Siaran TV Edukasi, Radio Edukasi dan Jejaring Pendidikan.
Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 2.756 sekolah; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp14.702.792.000. Efisiensi anggaran untuk output Satuan pendidikan yang dapat dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan sebesar Rp1.029.433.000. Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini berubah menjadi Rp13.673.359.000.
16
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
5. IK : Jumlah e-layanan yang menggunakan infrastruktur TIK Kementerian (aplikasi yang sesuai tatakelola.
Perealisasiannya Indikator Kinerja ini terdiri dari satu output, sebagai berikut:
a. Layanan Kementerian yang sesuai dengan Tata Kelola TIK. Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 10 layanan; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp8.614.240.000. Efisiensi anggaran untuk output Layanan Kementerian yang sesuai dengan Tata Kelola TIK sebesar Rp656.360.000. Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini berubah menjadi Rp7.957.880.000.
6. IK : Jumlah lembaga/satuan kerja yang melakukan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan.
Indikator Kinerja ini terdiri dari satu
output, sebagai berikut:
a. Lembaga yang Menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK di Indonesia (IDLN). Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 70 Lembaga; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp1.738.231.000. Efisiensi anggaran untuk output Lembaga yang Menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK di Indonesia (IDLN) sebesar Rp477.812.000. Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini berubah menjadi Rp1.260.419.000.
Bab 2 - Perencanaan Kinerja
17
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
7. IK : Jumlah satuan kerja yang memanfaatkan
e-Administrasi.
Indikator Kinerja ini terdiri dari dua
output/suboutput, sebagai berikut:
a. Peningkatan Kompetensi SDM dalam mengembangkan dan memanfaatkan e-Office.
Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 48 Satker; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp538.097.000,-. Efisiensi anggaran untuk
suboutput peningkatan
kompetensi SDM dalam mengembangkan dan memanfaatkan e-Office sebesar
Rp74.978.000. Sehingga alokasi anggaran setelah revisi
yang dapat digunakan untuk mencapai target berubah menjadi Rp538.097.000.
b. Peningkatan Kemampuan SDM Teknis Jejaring Pendidikan. Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 332 satker; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp2.440.382.000. Efisiensi anggaran untuk
suboutput peningkatan
kemampuan SDM Teknis Jejaring Pendidikan adalah sebesar Rp304.848.000.
Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target berubah menjadi Rp2.135.534.000.
8. IK : Jumlah bahan belajar/media pembelajaran berbasis TIK.
Indikator Kinerja ini terdiri dari satu
output, sebagai berikut:
a. Bahan Belajar Berbasis TIK Untuk Pembelajaran (Konten Dan Aplikasi).
Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 820 bahan belajar; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp22.199.822.000. Efisiensi anggaran untuk
output Bahan Belajar Berbasis
TIK untuk Pembelajaran (Konten dan Aplikasi) sebesar Rp3.221.180.000. Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target
output ini berubah menjadi
Rp18.978.642.000. Dengan
anggaran tersebut Pustekkom Kemendikbud berkomitmen untuk melakukan optimalisasi dalam pencapaian target yang telah disepakati.
18
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
9. IK : Jumlah SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk pendidikan.
Indikator Kinerja ini terdiri dari satu
output, sebagai berikut:
a. SDM yang Terampil Dalam Mengembangkan dan Memanfaatkan TIK untuk e-Pembelajaran dan e-Administrasi.
Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 5.122 orang; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp9.566.953.000. Efisiensi anggaran untuk
output SDM yang terampil
dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk e-Pembelajaran dan
e-Administrasi sebesar
Rp877.760.000. Sehingga
alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini berubah menjadi
Rp8.689.193.000. Dengan
anggaran tersebut Pustekkom Kemendikbud berkomitmen untuk melakukan optimalisasi dalam pencapaian target yang telah disepakati.
10. IK : Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan.
Indikator Kinerja ini terdiri dari satu
output, sebagai berikut:
a. Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran Yang Memperoleh Pembinaan.
Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 317 orang; sedangkan anggaran yang disepakati untuk medukung INDIKATOR KINERJA/output ini sebesar Rp3.088.948.000.
JUMLAH ANGGARAN
Jumlah Anggaran yang yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas dan fungsi Pustekkom Kemendikbud serta mendukung indikator kinerja yang tertuang dalam perjanjian kinerja adalah Rp211.803.415.000; adapun efisiensi anggaran yang diberlakukan karena kebijakan pemerintah untuk Tahun 2017 sebesar Rp20.473.062.000, dan realokasi anggaran gaji Kemendikbud sebesar Rp965.000.000, sehingga jumlah alokasi yang dapat dipergunakan untuk mendukung seluruh indikator kinerja di Pustekkom Kemendikbud setelah efisiensi adalah sebesar
Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja
19
BAB 3
AKUNTABILITAS
KINERJA
Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja
20 21
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
3.1. CAPAIAN KINERJA
PUSTEKKOM KEMENDIKBUD
Analisis capaian kinerja dilakukan dengan tujuan untuk:1. mengukur efektivitas program dan kegiatan;
2. mengukur kecenderungan (trend) capaian program dan kegiatan; dan
3. mengukur efisiensi program dan kegiatan.
Efektivitas program dan kegiatan diukur dengan membandingkan capaian kinerja indikator program dan kegiatan dengan kategori capaian. Semakin mendekati kategori memuaskan, maka program dan kegiatan dapat dikatakan semakin efektif.
Ketercapaian Indikator Kinerja dilakukan dengan membandingkan capaian kinerja indikator tahun berjalan dengan capaian kinerja indikator tahun sebelumnya. Dengan perbandingan ini akan dapat dilihat apakah capaian kinerja tahun berjalan mengalami peningkatan atau penurunan. Peningkatan atau penurunan tersebut kemudian dianalisis faktor-faktor penyebabnya.
Sedangkan efisiensi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan membandingkan capaian kinerja keluaran/output dengan realisasi anggaran. Dengan perbandingan ini, dapat diperoleh gambaran apakah program/kegiatan yang terkait telah dilaksanakan secara efisien.
Berikut tingkat ketercapaian sasaran strategis Pustekkom Kemendikbud Kemendikbud sampai dengan tahun anggaran 2017 sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2017. Tingkat keberhasilan maupun kegagalan pencapaian pada sasaran strategis Sekretariat Jenderal Kemendikbud adalah
“Terlaksananya
pengembangan dan
pendayagunaan teknologi
informasi dan komunikasi
(TIK) untuk pendidikan dan
kebudayaan”.
Renstra tersebut diukur/dilihat dari tingkat ketercapaian indikator kinerja yang ada di Pustekkom Kemendikbud.
BAB 3
AKUNTABILITAS
KINERJA
Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja
20 21
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
Berdasarkan data kinerja, berikut rincian penjelasan tingkat ketercapaian sepuluh INDIKATOR KINERJA yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran strategis terselenggaranya pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan. Adapun ikhtisar capaian output per indikator kinerja tahun 2017 dapat dilihat pada Grafik 3.1 berikut:
Grafik 3.1
Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja
22 23
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
INDIKATOR KINERJA PERTAMA
Jumlah Satuan Pendidikan yang Terkoneksi dan Memanfaatkan Jaringan Online
Indikator kinerja ini capaian realisasi kinerjanya diukur melalui 1 (satu) output, dengan capaian seperti yang tertera pada table 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Tabel Indikator Kinerja-1
Jumlah Satuan Pendidikan yang Terkoneksi dan Memanfaatkan Jaringan Online SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
REALISASI CAPAIAN TA 2017 TARGET REALISASI % Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan & kebudayaan. Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. Output: 1. Satuan satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jardiknas. 2.000 2.000 2.000 2.000 100 100
1. Satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jardiknas.
Jumlah sekolah yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online tahun 2017 adalah sebanyak 2.000 sekolah sesuai dengan target yang diperjanjikan dalam perjanjian kinerja tahun 2017. Pengukuran kinerja terhadap indikator yang dimaksud diperoleh capaian sebesar 100%. Data ini diperoleh dari penyediaan akses internet untuk sekolah sebanyak 2.000 titik yang tersebar di 33 Provinsi. Akses internet yang disambungkan ke sekolah-sekolah atau satuan pendidikan tersebut telah dimanfaatkan untuk administrasi seperti pengiriman dapodik dan juga untuk pembelajaran seperti mencari sumber-sumber belajar baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa.
Pencapaian output dapat diselesaikan seluruhnya pada Triwulan II. Proses implementasi dilakukan di bulan juni pada semua titik, sedangkan untuk pembayaran dilakukan per termin. Data sebaran satuan pendidikan yang terkoneksi internet dan memanfaatkan jaringan online tampak gambar 3.1 dan grafik 3.2 berikut.
Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja
22 23
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
Gambar 3.1
Sebaran Koneksi Internet pada Satuan Pendidikan yang Terkoneksi dan Memanfaatkan Jaringan Online
Grafik 3.2
Zona Sekolah Jardiknas Tahun 2017
Selain satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jardiknas, Pustekkom Kemendikbud berkontribusi dalam penyediaan data sekolah dan pemanfaatan Program Akses Internet Program Universal Service Obligation (USO) khususnya Sekolah Garis Depan dan atau daerah 3T.
Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja
24 25
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
Program penyediaan akses internet merupakan salah satu program Redesain-USO (Universal Service Obligation/Kewajiban Pelayanan Universal) di bidang telekomunikasi dan informatika yang dikelola BP3TI Kemkominfo. Layanan ini menyediakan akses internet di sekolah-sekolah, balai latihan kerja, puskesmas, balai desa, kantor-kantor pemerintahan serta lokasi publik di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) bekerjasama dengan Kementerian dan atau Lembaga terkait. Khusus untuk bidang Pendidikan, program USO memiliki “lokasi prioritas” kepada daerah tertinggal, sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 131 tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal 2015-2019 yang menetapkan 122 Kabupaten dari 24 Provinsi di Indonesia.
Dari 122 Kabupaten tersebut terdapat 35.478 sekolah (jenjang SD-SMP-SMA-SMK) dan sebanyak 12.988 (36.60%) sekolah belum memiliki koneksi internet sendiri.
Dasar Hukum
• Nota kesepahaman anatara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika nomor 583/M.KOMINFO / HK.03.02/ 8/2015, nomor 06/VIII/NK/2015 tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kebudayaan.
Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja
24 25
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
• Perjanjian Kerjasama antara Sekretaris Jenderal Kemendikbud dengan Dirjen PPI Kemkominfo terkait penyediaan akses internet dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah daerah 3T melalui program USO atau Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KKPU).
Tujuan
Tujuan kerjasama mewujudkan percepatan penyediaan akses internet secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah, khususnya di daerah terpencil, terluar dan tertinggal.
Kewajiban Kemendikbud (Pustekkom Kemendikbud) sesuai PKS, yaitu:
1. menyediakan data dan lokasi sekolah serta rencana penggunaan akses internet yang dibutuhkan;
2. menyiapkan sarana dan prasarana akses komputer;
3. melakukan pelatihan kepada guru dan siswa dalam rangka pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; dan
4. melakukan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan. Kewajiban Kemkominfo (BP3TI) sesuai PKS, yaitu:
1. menyediakan akses internet sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan anggaran;
2. melakukan dukungan teknis untuk layanan akses internet;
3. memberikan informasi apabila terjadi gangguan atau masalah terhadap penyediaan dan prasarana akses internet; dan
4. melakukan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan.
Berikut adalah usulan sekolah dari Pustekkom Kemendikbud untuk mendapatkan program USO dan implementasinya yang tampak pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2
Perbandingan Target Usulan dan Implementasi Program USO TAHUN TARGET USULAN IMPLEMENTASI TOTAL
2015 398 sekolah 397 sekolah 397 sekolah
2016 843 sekolah 208 sekolah 605 sekolah
Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja
26 27
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
Apabila target usulan Pustekkom Kemendikbud digabung dengan usulan PEMDA maka jumlah implementasi satuan pendidikan yang terkoneksi internet melalui program USO adalah sebanyak 1.001 satuan pendidikan.
Meskipun realisasi capaian telah mencapai target, namun pada saat pelaksanaannya masih ditemukan permasalahan sebagai berikut:
• Terjadinya pergeseran lokasi sekolah yang akan mendapatkan layanan. • Keadaan geografis di daerah 3T sulit terjangkau, menyebabkan perangkat
yang dimiliki pihak penyedia jasa layanan mengalami kesulitan dalam menjangkau daerah tersebut. Walapun demikian Pustekkom Kemendikbud mengupayakan dengan optimalisasi intergrasi data secara sinergi dengan satuan kerja lainnya yang memiliki tujuan sama sehingga output kinerja dapat tercapai.
Langkah antisipasi yang dapat ditempuh antara lain sebagai berikut:
• Memberikan data cadangan sekolah penerima layanan jardiknas,data ini kemudian diinformasikan kepada pihak provider atau penyedia jasa.
• Agar keterjangkauan jaringan online dapat dimanfaatkan oleh daerah 3T, Pustekkom Kemendikbud menggunakan perangkat VSAT untuk sekolah yang kondisi geografisnya sulit untuk diakses.
Berdasarkan data dapat dijelaskan bahwa Indikator Kinerja Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online pada tahun 2017 tercapai 100%. Jika dibadingkan dengan realisasi sasaran pada tahun 2016, maka pada tahun ini mengalami penurunan 1,9% hal ini disebabkan oleh capaian fisik pada tahun 2016 dari program USO Kementerian Komunikasi dan Informatika di-klaim sebagai capaian fisik Pustekkom Kemendikbud dari indikator kinerja satuan pendidikan yang terkoneksi jaringan online sehingga pencapaian output bisa melebihi target, sedangkan di Tahun 2017 Pemanfaatan dana USO tercatat terpisah hal ini berdasar kepada perubahan kebijakan dimana Pustekkom Kemendikbud hanya sebagai penyedia nama dan lokasi sekolah yang akan dikoneksikan serta penyediaan sarana pembelajaran dan juga bimbingan teknis pemanfaatannya.
Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja
26 27
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
INDIKATOR KINERJA KEDUA
Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online)
Indikator kinerja ini capaian kinerjanya diukur melalui 1 (satu) output, dengan rincian tingkat pencapaian seperti pada table 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Tabel Indikator Kinerja-2
Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
REALISASI CAPAIAN TA 2017 TARGET REALISASI % Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan & kebudayaan.
Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. Output:
1. Satuan kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jardiknas. 170 170 163 163 95,88 95,88
1. Satuan kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jardiknas.
Jumlah satuan kerja (satker) yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online tahun 2017 adalah sebanyak 163 satker, sedangkan target yang direncanakan dalam perjanjian kinerja tahun 2017 sebanyak 170 satker. Pengukuran kinerja terhadap indikator yang dimaksud diperoleh capaian sebesar 95,88%. Data ini diperoleh dari penyediaan akses internet untuk satker sebanyak 163 titik yang tersebar di 34 provinsi. Pencapaian output dapat diselesaikan pada Triwulan II. Proses implementasi dilakukan di bulan juni di 163 titik, sedangkan untuk pembayaran dilakukan per termin.
Pustekkom Kemendikbud sebagai penyedia layanan Jardiknas Zona Kantor atau satker telah memberikan bantuan koneksi VPN (Virtual Private Network) ke kantor-kantor atau satker di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang ada di daerah serta beberapa unit pelaksana teknis daerah yang berada di seluruh Indonesia. Untuk memantau apakah bantuan yang telah diberikan sudah dimanfaatkan, maka Pustekkom Kemendikbud telah mengembangkan NMS (Network Monitoring System), yaitu untuk mengetahui apakah setiap titik yang diberikan bantuan akses Jardiknas dalam kondisi aktif atau tidak. Selain itu, untuk melihat trafik data yang dilakukan di setiap titik apakah sesuai dengan Service Level Agreement. Akses internet yang diterima oleh setiap satker
Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja
28 29
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
sebagian besar dimanfaatkan untuk mendukung e-Goverment dan kelancaran administrasi perkantoran seperti untuk e-Mail, e-Office, e-Pembelajaran, e-Administrasi dan beberapa pengelolaan administrasi perkantoran lainnya di samping dimanfaatkan juga untuk menambah pengetahun dan ketrampilan para pegawai satker masing-masing. Sebaran satker yang terkoneksi jardiknas dapat di lihat pada grafik 3.3 berikut.
Grafik 3.3
Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja
28 29
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
Data penyediaan akses internet untuk satker berdasarkan rumpun satker di lingkungan Kemendikbud Tahun 2017 dapat dilihat pada grafik 3.4 berikut.
Grafik 3.4
Satker yang Terkoneksi Jaringan online Berdasarkan Rumpun Satker TA 2017
Beberapa layanan yang telah dimanfaatkan oleh satker meliputi layanan
bandwidth, email kemdikbud dan domain Kemdikbud, layanan collocation, layanan hosting, dan layanan awan (cloud), dan layanan keamanan (security) serta layanan video conference. Seluruh satker yang menjadi target sudah terlayani dan secara
rutin berkoordinasi dengan Pustekkom Kemendikbud selaku pengelola TIK untuk selanjutnya dapat menjalankan tata kelola TIK dengan baik sesuai dengan Permendikbud nomor 99 tahun 2013.
Dalam pencapaian target tidak terlepas dari permasalahan, adapun kendala yang ditemukan antara lain:
• Minimnya bandwidth yang dibagikan ke masing-masing satker, menyebabkan pemanfaatan jaringan online kurang maksimal. Bandwidth yang diberikan hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan standar e-Administrasi, belum bisa untuk memenuhi kebutuhan internet lain yang sifatnya bukan pekerjaan rutin kantor.
Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja
30 31
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
• Pengelola TIK di masing-masing satker masih ada yang belum mampu mendistribusikan atau mengelola bandwidth yang tersedia secara maksimal. Langkah antisipasi yang dapat ditempuh untuk meyempurnakan capaian kinerja sebagai berikut:
• Agar penggunaan layanan internet dapat dilakukan dengan maksimal, bisa dilakukan dengan cara sharing koneksi internet kemudian mengintegrasikan koneksi Jardiknas dengan layanan koneksi internal di lokasi tersebut.
• Mengedukasi dan memberikan bimbingan teknis kepada para pengelola jaringan atau TIK di setiap satker.
Berdasarkan data dapat dijelaskan bahwa Indikator Kinerja Jumlah satuan kerja/ unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online, pada tahun 2017 tercapai 95,88%.
Jumlah realisasi sasaran pada tahun 2017 ini mengalami penuruanan sebesar 4,12% dibandingkan dengan realisasi sasaran tahun 2016 yaitu sebesar 100%. Meskipun secara persentase kinerja mengalami penurunan akan tetapi secara kuantitas satuan kerja yang terkoneksi jaringan online pada tahun 2017 jumlahnya lebih besar dibanding tahun 2016. Jumlah satker yang terkoneksi jaringan online pada tahun ini adalah sebanyak 163 satker sedangkan pada tahun 2016 hanya 138 satker.
Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja
30 31
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
INDIKATOR KINERJA KETIGA
Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-Pembelajaran
Capaian fisik dari indikator kinerja satuan pendidikan yang mengakses dan atau memanfaatkan e-Pembelajaran pada tahun 2017 adalah sebanyak 10.760 sekolah. Pengukuran kinerja terhadap indikator yang dimaksud diperoleh capaian sebesar 100,12%. Adapun target tahunan yang dijanjikan dalam perjanjian kinerja tahun 2017 adalah sebanyak 10.747 sekolah, sedangkan target secara kumulatif sampai dengan akhir tahun 2017 adalah sebanyak 87.305 sekolah.
Ketercapaian Indikator Kinerja ini didukung oleh tiga output seperti yang terdapat dalam tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Tabel Indikator Kinerja-3
Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-Pembelajaran
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
REALISASI CAPAIAN TA 2017 TARGET REALISASI % Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-Pembelajaran. Output:
1. Satuan Pendidikan Yang Menerapkan TIK untuk e-Pembelajaran.
2. Satuan pendidikan yang menerapkan Pusat Sumber Belajar (PSB). 3. Sekolah Garis Depan /3T
berbasis TIK. 10.747 Sekolah 10.532 49 164 10.760 Sekolah 10.547 49 164 100,12 100,12 10,20 27,44
Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa:
1. Satuan Pendidikan Yang Menerapkan TIK untuk e-Pembelajaran.
Satuan pendidikan yang menerapkan TIK untuk e-Pembelajaran diukur dari banyaknya sekolah yang memanfaatkan TIK khususnya Rumah Belajar dan sekolah yang menerapkan Model Pembelajaran Inovatif.
• RUMAH BELAJAR
Salah satu penerapan TIK untuk e-Pembelajaran adalah Rumah Belajar. Rumah Belajar merupakan portal pembelajaran berbasis internet (online)
Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja
32 33
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017
yang dibangun secara khusus untuk memudahkan para guru dan siswa mendapatkan bahan untuk kepentingan pembelajaran. Portal ini bisa diakses melalui: http://belajar.Kemendikbud.go.id. Berbeda dengan situs internet pada umumnya, portal rumah belajar lebih menekankan pada sisi interaktivitas antara pengguna yakni guru dan siswa dengan portal rumah belajar. Melalui portal rumah belajar, para guru dan siswa bisa mengakses dan mengunduh bahan belajar serta berkomunikasi atau berinteraksi antar komunitas pendidikan. Portal ini juga bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain yang punya kemauan untuk belajar.
Buku sekolah elektronik
Rumah Belajar merupakan sarana pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui peningkatan kolaborasi antara
stakeholder pendidikan, antara guru dengan guru, antara guru dengan siswa
atau antara siswa dengan siswa. Portal Rumah Belajar dirancang untuk secara bertahap dapat melayani kurang lebih 2,7 Juta Guru dan 45 Juta Siswa yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan Sekolah Indonesia di luar negeri (diambil dari data Dapodik Per 21 Des 2017). Oleh karena itu seiring dengan pengembangan Rumah Belajar yang sedang berjalan maka prasarana Layanan Bantuan Online Terintegrasi sangat penting diselenggarakan untuk mendukung program sosialisasi dan bantuan layanan teknis non teknis agar pengguna portal rumah belajar terus meningkat dari waktu ke waktu sehingga mampu membentuk komunitas. Dengan terbangunnya komunitas belajar melalui portal rumah belajar, diharapkan konten dalam Rumah Belajar bisa terus dikembangkan secara mandiri oleh para guru dan siswa yang aktif memanfaatkannya.