PENGARUH MEDIA EVERYCIRCUIT DALAM PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS
(Kuasi Eksperimen di SMAN 5 Kota Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2019/2020)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MUHAMMAD EKI ISLAMI 11150163000056
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2020
i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
iv
ABSTRAK
MUHAMMAD EKI ISLAMI, NIM. 11150163000056. Pengaruh Media EveryCircuit dalam Pembelajaran Discovery Learning terhadap Kemampuan Menganalisis Siswa pada Materi Listrik Dinamis. Skripsi Program Studi Tadris Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media EveryCircuit dalam pembelajaran discovery learning terhadap kemampuan menganalisis siswa pada materi listrik dinamis. Penelitian dilakukan di SMAN 5 Kota Tangerang Selatan pada bulan September 2019. Sampel dalam penelitian ini, yaitu kelas XII MIPA 4 sebagai kelas eksperimen dan XII MIPA 1 sebagai kelas kontrol. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, dimana sampel diambil berdasarkan pertimbangan nilai pretest. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain non-equivalent control group. Pada desain ini terdapat dua kelompok berbeda berdasarkan perlakuan yang diberikan, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Instrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa 15 soal pilihan ganda dan instrumen nontes berupa lembar observasi. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji Mann-Whitney, diperoleh informasi bahwa nilai Sig. (2-tailed) < taraf signifikansi (𝛼). Artinya, terdapat pengaruh media EveryCircuit dalam pembelajaran discovery learning terhadap kemampuan menganalisis siswa pada materi listrik dinamis. Selain itu, hasil observasi menunjukkan bahwa media EveryCircuit mampu meminimalisir kelemahan model discovery learning pada tahap pengumpulan data (data collection). Hasil observasi tersebut masuk dalam kategori baik (77,8%).
Kata Kunci: EveryCircuit, Discovery Learning, Kemampuan Menganalisis, Listrik Dinamis.
v
ABSTRACT
MUHAMMAD EKI ISLAMI, NIM. 11150163000056. The Effect of EveryCircuit Media in Discovery Learning towards Students’ Analyze Capabilities on the material Dynamic Electricity. “A Skripsi” of the Physics Education Major, The Faculty of Tarbiya and Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2020.
This research aims to determine the effect of EveryCircuit media in discovery learning towards students’ analyze capabilities on the material dynamic electricity.
The research was conducted at SMAN 5 Kota Tangerang Selatan in September 2019. The sample in this research that class XII Science 4 as an experimental class and XII Science 1 as a control class. Determination of the sample by purposive sampling technique, where the sample is taken based on consideration of the pre- test value. The researcher used quasi-experimental method with a non-equivalent control group design. In this design there are two different groups based on the treatment given, the control group and the experimental group. The instrument that researcher used a test instrument in the form of 15 multiple choice questions and a non-test instrument in the form of an observation sheet. Based on the results of hypothesis testing used the Mann-Whitney test, obtained information that the value of Sig. (2-tailed) < significance level (𝛼). That means, there is an effect of EveryCircuit media in discovery learning towards students’ analyze capabilities on the material dynamic electricity. In addition, the observation shows that EveryCircuit media was able to minimize the weaknesses of the discovery learning model at the data collection stage. The results of these observations are in the good category (77.8%).
Keywords: EveryCircuit, Discovery Learning, Analyze Capabilities, Dynamic Electricity.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Media EveryCircuit dalam Pembelajaran Discovery Learning terhadap Kemampuan Menganalisis Siswa pada Materi Listrik Dinamis”. Semoga skripsi ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Apresiasi dan terima kasih peneliti sampaikan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan ucapan terima kasih tersebut disampaikan kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Tadris Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Erina Hertanti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan saran dan arahan selama proses pembuatan skripsi.
4. Kinkin Suartini, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa Tadris Fisika.
5. Iwan Permana Suwarna, M.Pd. dan Ai Nurlaela, M.Si., selaku Dosen Penguji Skripsi.
6. Seluruh dosen, staf dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Program Studi Tadris Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman dan pelayanan selama proses perkuliahan.
7. Drs. H. Hamdari, M.Pd., selaku kepala SMAN 5 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin penelitian di SMAN 5 Kota Tangerang Selatan.
8. Daryono, S.Pd, MM, selaku guru bidang studi fisika SMAN 5 Kota Tangerang Selatan yang telah membimbing selama penelitian berlangsung.
9. Keluarga tercinta, khususnya papah (Alm. H. Ibrahim), mamah (Hj. Siti Rohmah), kakak (Desi, Jaka, Hani, Fariz) dan adik (Ferdi, Putri) yang selalu memberikan doa dan dukungan serta menjadi motivasi kepada penulis, serta
vii
keponakan (Jibril, Mikala, Zamir, Kasya, Nahda) yang selalu menghibur penulis.
10. Keluarga Pendidikan Fisika 2015, khususnya 7 Icon (Faras, Fatih, Habib, Haris, Mustofa, Sidik), dan LOD45 yang telah memberikan pelajaran dan pengalaman dalam berbagai bentuk selama masa perkuliahan.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini sangat penulis nantikan. Penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, Januari 2020
Penulis
viii
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Perumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Kegunaan Penelitian... 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 7
A. Deskripsi Teoritik... 7
1. Model Pembelajaran ... 7
2. Model Discovery Learning ... 9
3. Media EveryCircuit dalam Discovery Learning ... 14
4. Kemampuan Menganalisis ... 19
5. Listrik Dinamis ... 22
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27
C. Kerangka Berpikir ... 29
D. Hipotesis Penelitian ... 32
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
B. Metode Penelitian... 33
C. Desain Penelitian ... 33
D. Variabel Penelitian ... 34
E. Populasi dan Sampel ... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
G. Instrumen Penelitian... 35
1. Instrumen Tes ... 35
2. Instrumen Nontes ... 36
H. Kalibrasi Instrumen ... 37
1. Uji Validitas ... 37
2. Uji Reliabilitas ... 38
3. Taraf Kesukaran ... 39
4. Daya Pembeda ... 40
I. Teknik Analisis Data ... 41
1. Analisis Data Tes ... 41
2. Analisis Data Nontes ... 45
J. Hipotesis Statistik ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
A. Hasil Penelitian ... 47
1. Hasil Pretest ... 47
2. Hasil Posttest ... 48
3. Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Menganalisis Siswa ... 49
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik ... 49
5. Hasil Uji Hipotesis ... 51
6. Peningkatan Indikator Kemampuan Menganalisis ... 52
7. Hasil Analisis Data Lembar Observasi ... 53
B. Pembahasan ... 53
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58
A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 34
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes ... 36
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi ... 36
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 38
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ... 38
Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 39
Tabel 3.7 Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran ... 39
Tabel 3.8 Hasil Taraf Kesukaran Instrumen Tes ... 40
Tabel 3.9 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda ... 41
Tabel 3.10 Hasil Daya Pembeda Instrumen Tes ... 41
Tabel 3.11 Kriteria Penilaian Lembar Observasi ... 45
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 49
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 50
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 51
Tabel 4.4 Uji Hipotesis Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 51
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Analisis Data Lembar Observasi ... 53
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampilan Respon EveryCircuit secara Real Time ... 15
Gambar 2.2 Penjelasan Mengenai Beberapa Materi Fisika ... 16
Gambar 2.3 (a) Tampilan Menyimpan Rangkaian Listrik pada EveryCircuit .. 17
(b) Tampilan Memuat Rangkaian Listrik pada EveryCircuit ... 17
Gambar 2.4 Animasi Rangkaian Listrik pada EveryCircuit ... 18
Gambar 2.5 Rangkaian Listrik ... 19
Gambar 2.6 Peta Konsep Listrik Dinamis ... 23
Gambar 2.7 Tiga Resistor Terhubung secara Seri antara Titik a dan b ... 24
Gambar 2.8 Rangkaian Ekuivalen, dimana Ketiga Resistor Diganti oleh 𝑅𝑒𝑘 ... 25
Gambar 2.9 (a) Tiga Resistor Terhubung Paralel antara Titik a dan b ... 25
(b) Rangkaian Ekuivalen, Ketiga Resistor Diganti dengan 𝑅𝑒𝑘 ... 25
Gambar 2.10 Skema Rangkaian Listrik ... 26
Gambar 2.11 Bagan Kerangka Berpikir ... 32
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 47
Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 48
Gambar 4.3 Diagram Hasil Pretest dan Posttest Indikator Kemampuan Menganalisis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 52
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran ... 63
Lampiran A.1 RPP Kelas Eksperimen ... 64
Lampiran A.2 RPP Kelas Kontrol ... 103
Lampiran A.3 LKS Kelas Eksperimen ... 141
Lampiran A.4 LKS Kelas Kontrol ... 163
Lampiran B Instrumen Penelitian ... 180
Lampiran B.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes ... 181
Lampiran B.2 Instrumen Tes ... 182
Lampiran B.3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 214
Lampiran B.4 Soal Instrumen Penelitian ... 215
Lampiran B.5 Kisi-Kisi Instrumen Non Tes (Lembar Observasi) ... 241
Lampiran B.6 Lembar Observasi ... 242
Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian ... 244
Lampiran C.1 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... ... 245
Lampiran C.2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 246
Lampiran C.3 Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 248
Lampiran C.4 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .... ... 250
Lampiran C.5 Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 251
Lampiran C.6 Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 253
Lampiran C.7 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ... 255
Lampiran C.8 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ... 256
Lampiran C.9 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ... 257
Lampiran C.10 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ... 258
Lampiran C.11 Uji Homogenitas Data Pretest ... 259
Lampiran C.12 Uji Homogenitas Data Posttest ... 260
Lampiran C.13 Uji Hipotesis Data Pretest ... 261
xiv
Lampiran C.14 Uji Hipotesis Data Posttest ... 262
Lampiran C.15 Data Persentase Indikator Kemampuan Menganalisis .... 263
Lampiran C.16 Data Hasil Observasi ... 271
Lampiran D Surat-Surat Penelitian ... 273
Lampiran D.1 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 274
Lampiran D.2 Surat Keterangan Penelitian ... 275
Lampiran E Lain-Lain ... 276
Lampiran E.1 Print Screen EveryCircuit ... 277
Lampiran E.2 Lembar Uji Referensi ... 279
Lampiran E.3 Biodata Penulis ... 286
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill) merupakan proses berpikir yang tidak sekedar menghafal dan menyampaikan kembali informasi yang ada, namun proses berpikir yang dapat menghubungkan pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki.1 Kemampuan berpikir tingkat tinggi menuntut siswa untuk mampu menggabungkan fakta dan ide dalam proses menganalisis, mengevaluasi, sampai pada tahap membuat.2 Kemampuan berpikir tingkat tinggi perlu dimiliki oleh siswa. Namun, kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa Indonesia menempati peringkat 70 dari 79 negara.3 Kategori untuk kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi.4 Dilihat dari ketiga kategori tersebut, kemampuan menganalisis merupakan gerbang awal dari kemampuan berpikir tingkat tinggi yang harus dikuasai siswa. Hal ini senada seperti yang dikatakan Lorin, menganalisis dipandang sebagai perluasan dari memahami dan sebagai pembuka untuk mengevaluasi atau mencipta.5
Kemampuan menganalisis merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa, karena tinggi rendahnya kemampuan menganalisis memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.6 Kemampuan menganalisis merupakan kecakapan
1 Emi Rofiah, dkk, "Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika pada Siswa SMP", Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 1, No. 2, 2013, h. 18.
2 Tia Agusti Annuuru, dkk, "Peningkatan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik Sekolah Dasar melalui Model Pembelajaran Treffinger", EDUTECHNOLOGIA, Vol. 3, No. 2, 2017, h. 137.
3 An Programme for International Student Assesment Result from PISA 2018 (Paris: OECD Publishing, 2019), h. 8.
4 Wihdati Martalyna, dkk, "Integrasi Keterampilan Higher Order Thinking dalam Perspektif Literasi Matematika", Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2018, h. 357.
5 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, (New York: Addison Wesley, 2001), h. 79.
6 Suliman, dkk, "Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Fisika dengan Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kemampuan Analisis Siswa", Jurnal Inkuiri, ISSN. 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017, h. 23 dan 25.
diri untuk memecahkan sebuah permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan, mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.7 Guru harus memberikan perlakuan di dalam kelas berupa menerapkan model pembelajaran ataupun menggunakan media pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan agar siswa dapat menentukan sudut pandang tidak hanya melalui proses mengingat, memahami, ataupun menghitung, melainkan juga melalui proses menganalisis.
Dengan begitu, kemampuan menganalisis siswa dapat meningkat. Beberapa hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh dari masing-masing perlakuan yang diberikan terhadap kemampuan menganalisis siswa pada mata pelajaran, seperti kimia,8 biologi,9 ekonomi,10 dan fisika.11
Dalam mata pelajaran fisika terdapat beberapa materi yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis, salah satunya adalah listrik dinamis. Namun, terdapat permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran pada listrik dinamis, yaitu siswa lebih sering mendengarkan penjelasan dari guru daripada melakukan percobaan di laboratorium.12 Fakta di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran fisika yang sering digunakan guru berupa penyajian materi dalam kumpulan rumus dan siswa wajib untuk menghafal.13 Pembelajaran seperti ini tidak melatih siswa dalam menganalisis, karena siswa tidak terlibat di dalam
7 Martalyna, Loc. Cit., h. 358.
8 Lilik Saputra, "Pengaruh Model Pembelajaran Multiliterasi dan Kemampuan Berorganisasi terhadap Kemampuan Analisis Kimia Peserta Didik (Eksperimen pada Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan Cilodong Kota Depok)", Alfarisi: Jurnal Pendidikan MIPA, ISSN. 2615-7756, Vol.
1, No. 1, 2018, h. 68.
9 Sindy Dewina, dkk, "Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Menganalisis dan Keterampilan Berargumentasi Siswa pada Konsep Pencemaran Lingkungan di Kelas X", Quagga, ISSN. 1907-3089, Vol. 9, No. 2, 2017, h. 54.
10 Arie Indra G., "Pengaruh Pendekatan Saintifik dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Analisis Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi", Jurnal Edunomic, Vol.
5, No. 1, 2017, h. 1.
11 Hamidah Lidiana, dkk, "Pengaruh Model Discovery Learning Berbantuan Media PhET terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Kediri Tahun Ajaran 2017/2018", Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, Vol. 4, No. 1, 2018, h. 38.
12 Dwi Fajar Saputri dan Arif Dwi Rahman, "Penerapan Metode Eksperimen Berbantuan Software PhET pada Materi Listrik Dinamis Ditinjau dari Kemandirian Belajar Siswa Kelas X MAN Sintang", Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA, Vol. 9, No. 1, 2018, h. 95.
13 Silvia Qaulina Damayanti, dkk, "Penerapan Model Discovery Learning Berbantuan Media Animasi Macromedia Flash disertai LKS yang Terintegrasi dengan Multirepresentasi dalam Pembelajaran Fisika di SMA", Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 4, No. 4, 2016, h. 357-358.
pembelajaran. Siswa tidak dapat memilih informasi relevan ataupun menghubungkan informasi dengan pengalaman pribadi sehingga kesulitan untuk menentukan sudut pandang suatu materi. Berdasarkan penelitian Hamidah, model discovery learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis.14 Oleh karena itu, upaya yang dilakukan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menganalisis siswa selama proses pembelajaran, yaitu menerapkan model pembelajaran discovery learning.
Model discovery learning dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah, mendorong keterlibatan keaktifan siswa, dan mendorong siswa berpikir intuisi serta merumuskan hipotesis sendiri.15 Siswa dapat mencari dan menemukan permasalahan secara sistematis, kritis, logis dan analitis, sehingga siswa dapat merumuskan penemuannya dengan percaya diri. Namun, berdasarkan beberapa hasil penelitian ditemukan kelemahan pada model discovery learning.
Pertama, terlalu banyak langkah-langkah pembelajaran dalam penerapan model ini, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.16 Kedua, terjadi ketidakefisienan waktu pada fase pengumpulan data (data collection).17 Kelemahan-kelemahan tersebut menjadikan model discovery learning kurang tepat untuk diterapkan.
Upaya yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengatasi kelemahan model discovery learning tersebut, yaitu menerapkan media laboratorium virtual ke dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran menggunakan laboratorium virtual dapat meningkatkan efisiensi dari pekerjaan siswa, karena siswa dapat melakukan eksperimen dalam waktu yang lebih singkat dan melakukan sedikit kesalahan.18 Laboratorium virtual (virtual laboratory) merupakan serangkaian program yang dapat
14 Lidiana, dkk, Loc. Cit.
15 M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), h. 288.
16 Damayanti, dkk, Loc. Cit., h. 363.
17 Ihdi Shabrona Putri, dkk, "Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Siswa dan Aktivitas Siswa", Jurnal Pendidikan Fisika, ISSN. 2252-732X, Vol. 6, No.
2, 2017, h. 94.
18 Piotr Jagodzinski dan Robert Wolski, "The Examination of the Impact on Students’ Use of Gestures while Working in A Virtual Chemical Laboratory for Their Cognitive Abilities", Problems of Education in The 21th Century, Vol. 61, 2014, h. 53.
memvisualisasikan fenomena atau percobaan yang rumit dilakukan di laboratorium nyata, sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar dalam upaya mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah.19 Banyak pengembang yang menyediakan media laboratorium virtual untuk pembelajaran, seperti ViPhyLab, Protheus, Multisim, Ltspice, OrCad, Pspice, dan EveryCircuit. Pada penelitian ini, media laboratorium yang digunakan adalah EveryCircuit. Pemilihan EveryCircuit didasari karena belum banyaknya pemanfaatan EveryCircuit dalam proses pembelajaran.
EveryCircuit merupakan aplikasi berupa simulator rangkaian elektronika.20 Pengguna EveryCircuit dapat membuat dan mensimulasikan rangkaian pada smartphone sesuai dengan keinginan. Aplikasi ini nantinya akan menampilkan worksheet yang di dalamnya terdapat komponen-komponen elektronika. Fitur ini memungkinkan siswa dapat menambahkan beberapa komponen, misalnya sumber tegangan, sumber arus, dan hambatan dengan nilai yang telah ditentukan. Fitur ini juga memungkinkan siswa dapat merangkai komponen secara seri dan paralel, yaitu dengan meng-click dan men-drag komponen sesuai keinginan atau petunjuk.
Selanjutnya, pembuktian kebenaran dari rangkaian yang telah disusun dilakukan dengan menjalankan simulasi. Kebenaran dari rangkaian ditunjukkan dengan adanya arus listrik yang mengalir pada rangkaian tersebut.
Berdasarkan karakteristik EveryCircuit yang telah diuraikan di atas, artinya salah satu materi yang dapat diterapkan menggunakan EveryCircuit adalah materi listrik dinamis, karena aplikasi EveryCircuit dapat meningkatkan kemampuan menganalisis rangkaian pada siswa.21 Selain itu, berdasarkan kompetensi dasarnya, materi listrik dinamis juga menuntut siswa untuk menganalisis. Oleh karena itu, penting untuk menuangkan dasar pemikiran ini melalui sebuah penelitian yang
19 Dewi Purwati, dkk, "Penerapan Media Laboratorium Virtual dalam Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 2 Sengkang", Jurnal Pendidikan Fisika, Universitas Muhammadiyah Makassar, ISSN.
2302-8939, Vol. 3, No. 1, 2017, h. 57-58.
20 Evie Suci Kartikasari dan Lusia Rakhmawati, "Pengembangan Modul Pembelajaran Berbantuan Aplikasi EveryCircuit pada Mata Pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika Kelas XI di SMK Negeri 2 Surabaya", Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Vol. 5, No. 3, 2016, h. 992.
21 Tursina Ratu dan Muhammad Erfan, "The Effect of EveryCircuit Simulator to Enhance Motivation and Students Ability in Analyzing Electrical Circuits", AES 2017 – 2nd Asian Education Symposium, ISBN. 978-989-758-331-5, 2017, h. 403.
berjudul Pengaruh Media EveryCircuit dalam Pembelajaran Discovery Learning terhadap Kemampuan Menganalisis Siswa pada Materi Listrik Dinamis.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut.
1. Siswa hanya disajikan materi fisika dalam bentuk kumpulan rumus.
2. Siswa tidak dapat memilih informasi relevan ataupun menghubungkan informasi dengan pengalaman pribadi.
3. Siswa jarang melakukan percobaan di laboratorium.
4. Rendahnya kemampuan menganalisis siswa.
5. Terlalu banyak langkah-langkah pembelajaran dalam penerapan model discovery learning.
6. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan pemahamannya sendiri.
7. Siswa tidak dilatih untuk menyimpulkan suatu materi berdasarkan pandangan konstruktivisme.
8. Terjadi ketidakefisienan waktu pada fase pengumpulan data (data collection).
9. Siswa kesulitan untuk menganalisis hubungan antar-variabel ketika melakukan percobaan pada tahap pengumpulan data (data collection).
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan menganalisis. Kemampuan menganalisis yang dimaksud, yaitu kemampuan menganalisis pada materi listrik dinamis dengan menggunakan pembelajaran konvensional (menggunakan model discovery learning), dan media EveryCircuit dalam pembelajaran discovery learning.
Kemampuan menganalisis siswa mengacu pada taksonomi Bloom revisi Anderson Krathwohl ranah kognitif C4 yang terdiri dari tiga indikator, yakni membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh dari media EveryCircuit dalam pembelajaran discovery learning terhadap kemampuan menganalisis siswa pada materi listrik dinamis?”
2. Bagaimana proses pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tahapan pengumpulan data (data collection)?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui pengaruh media EveryCircuit dalam pembelajaran discovery learning terhadap kemampuan menganalisis siswa pada materi listrik dinamis.
2. Mengetahui proses pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tahapan pengumpulan data (data collection).
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Merekomendasikan guru untuk menerapkan media EveryCircuit dalam pembelajaran discovery learning di kelas.
2. Memberikan informasi mengenai fitur-fitur pada aplikasi EveryCircuit yang dapat diterapkan ke dalam materi listrik dinamis.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh informasi bahwa terdapat pengaruh media EveryCircuit dalam pembelajaran discovery learning terhadap kemampuan menganalisis siswa pada materi listrik dinamis. Hal ini terlihat pada hasil uji hipotesis data posttest, dimana nilai Sig. (2-tailed) (0,000) lebih kecil dari taraf signifikansi (0,05). Sementara, hasil observasi menunjukkan bahwa aplikasi EveryCircuit mampu meminimalisir kelemahan model discovery learning pada tahapan pengumpulan data (data collection).
B. Saran
Saran yang dapat dijadikan tindak lanjut dari penelitian, yaitu:
1. LKS yang digunakan dalam penelitian ini belum mendeskripsikan secara detail perihal komponen-komponen listrik di EveryCircuit, seperti lampu dan ground, sehingga perlu dipertimbangkan kembali.
2. Memberikan aktivitas praktikum menggunakan laboratorium riil pada kelas kontrol.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. Fisika Dasar II. Bandung: ITB, 2017.
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA & Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Prenada Media Group, 2015.
Anderson, Lorin W. dan David R. Krathwohl. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing. New York: Addison Wesley, 2001.
Anderson, Lorin W. dan David R. Krathwohl. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Annuuru, Tia Agusti, Riche Cynthia Johan dan Mohammad Ali. Peningkatan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik Sekolah Dasar melalui Model Pembelajaran Treffinger.
Edutechnologia. 2017.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara, 2018.
Damayanti, Silvia Qaulina, I Ketut Mahardika dan Indrawati. Penerapan Model Discovery Learning Berbantuan Media Animasi Macromedia Flash Disertai LKS yang Terintegrasi dengan Multirepresentasi dalam Pembelajaran Fisika di SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika. 2016.
Dewina Sindy, Ondi Suganda dan Rahma Widiantie. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Menganalisis dan Keterampilan Berargumentasi Siswa pada Konsep Pencemaran Lingkungan di Kelas X. Quagga. 2017.
Giancoli, Douglas C. Fisika 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga 2001.
Halliday, David. Fisika Edisi Ketiga Jilid Dua. Jakarta: Erlangga, 1978.
Halliday, David, Robert Resnick dan Jearl Walker. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid Dua. Jakarta: Erlangga, 2010.
Hanief, Yulingga Nanda dan Wasis Himawanto. Statistika Pendidikan.
Yogyakarta: Deepublish. 2017.
Hidayat, Rian. Pengaruh Model Guided Discovery Learning Berbantuan Media Simulasi PhET terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika. 2019.
Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21:
Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia. 2014.
Indra G., Arie dan Imas Amaliyah. Pengaruh Pendekatan Saintifik dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Analisis Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi. Jurnal Edunomic. 2017.
Jagodzinski, Piotr dan Robert Wolski. The Examination of the Impact on Students’
use of Gestures while Working in a Virtual Chemical Laboratory for their Cognitive Abilities. Problems of Education in The 21th Century. 2014.
Kadir. Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers. 2015.
Kartikasari, Evie Suci dan Lusia Rakhmawati. Pengembangan Modul Pembelajaran Berbantuan Aplikasi EveryCircuit pada Mata Pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika Kelas XI di SMK Negeri 2 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. 2016.
Kurniawan, Asep. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018.
Lidiana, Hamidah, Gunawan dan Muhammad Taufik. Pengaruh Model Discovery Learning Berbantuan Media PhET terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Kediri Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. 2018.
Martalyna, Wihdati, Wardono dan Kartono. Integrasi Keterampilan High Order Thinking dalam Perspektif Literasi Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika. 2018.
Muryani, Arik Diyah dan Rochmawati. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning yang Berbantuan dan Tanpa Berbantuan Lembar Kerja Siswa. Jurnal Pendidikan Ekonomi. 2015.
MuseMaze. http:play.google.com./. (Diakses pada tanggal 20 Juni 2019).
Nahampun, Jeperis. Efek Modul Discovery Learning Berbantuan Multimedia dan Kreativitas terhadap Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Fisika.
2014.
Nofita, Inka, Afrizal Mayub dan Eko Swistoro. Pengaruh Model Discovery Learning dengan LKS Berbasis Penemuan terhadap Hasil Belajar, Keterampilan Proses Sains, serta Minat Belajar pada Konsep Getaran dan Gelombang di SMPN 1 Kota Bengkulu. Jurnal Pembelajaran Fisika. 2017.
Nur, Masruhin. Pengaruh Model Pemecahan Masalah POLYA Berbantuan LKPD terhadap Kemampuan Menganalisis Materi Fisika Peserta Didik SMAN 1 Selong Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi.
2017.
Purwati, Dewi, Ahmad Yani dan Abd. Haris. Penerapan Media Laboratorium Virtual dalam Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 2 Sengkang. Jurnal Pendidikan Fisika.
Putri, Ihdi Shabrona, Rita Juliana dan Ilan Nia Lestari. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Siswa dan Aktivitas Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika. 2017.
Putri, Rizka Hartami, Albertus Djoko Lesmono dan Pramudya Dwi Aristya.
Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Fisika Siswa MAN Bondowoso. Jurnal Pembelajaran Fisika. 2017.
Ratu, Tursina dan Muhammad Erfan. The Effect of EveryCircuit Simulator to Enhance Motivation and Students Ability in Analyzing Electrical Circuits. AES 2017 – 2nd Asian Education Symposium. 2017.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penelitian Pemula.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Rofiah, Emi, Nonoh Siti Aminah dan Elvin Yusliana Ekawati. Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika pada Siswa SMP.
Jurnal Pendidikan Fisika. 2013.
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Saputri, Dwi Fajar dan Arif Dwi Rahman. Penerapan Metode Eksperimen Berbantuan Software PhET pada Materi Listrik Dinamis ditinjau dari Kemandirian Belajar Siswa Kelas X MAN Sintang. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA. 2018.
Saputra, Lilik. Pengaruh Model Pembelajaran Multiliterasi dan Kemampuan Berorganisasi terhadap Kemampuan Analisis Kimia Peserta Didik (Eksperimen pada Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan Cilodong Kota Depok). Alfarisi: Jurnal Pendidikan MIPA. 2018.
Sari, Devi Permata dan Mariati P. Simanjuntak. Pengaruh Model Discovery Learning Berbantuan Media PhET terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inpafi.
2016.
Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan Edisi Ketiga.
Jakarta: Prenadamedia Group, 2013.
Siyoto, Sandu. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015.
Sudaryono. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.
Suliman, Sarwanto dan Suparmi. Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Fisika dengan Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kemampuan Analisis Siswa. Jurnal Inkuiri. 2017.
Sundayana, Rostina. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta: 2014.
Sutirman. Media & Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group. 2013.
Uyanto, Stanislaus S. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
Waluyo, Widodo. Solusi Smart Fisika. Jakarta: Cmedia, 2004.
Winarno. Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. Malang: UM Press, 2013.
Winarti. Profil Kemampuan Berpikir Analisis dan Evaluasi Mahasiswa dalam Mengerjakan Soal Konsep Kalor. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika.
2015.
63
LAMPIRAN A Perangkat Pembelajaran
1. RPP Kelas Eksperimen 2. RPP Kelas Kontrol 3. LKS Kelas Eksperimen 4. LKS Kelas Kontrol
Lampiran A.1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Sekolah : SMAN 5 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XII / 1
Materi Pokok : Listrik Dinamis
Sub Materi Pokok : Kuat arus dan tegangan, hukum Ohm, dan hambatan listrik Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit
Pertemuan : 1
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) berikut keselamatannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
3.1.1 Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hambatan penghantar.
3.1.2 Menganalisis hubungan hambatan, tegangan dan kuat arus pada rangkaian tertutup.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hambatan penghantar setelah melakukan praktikum menggunakan media EveryCircuit dan mengolah data berdasarkan percobaan 1.
2. Siswa mampu menganalisis hubungan hambatan, tegangan dan kuat arus pada rangkaian tertutup setelah melakukan praktikum menggunakan media EveryCircuit dan mengolah data berdasarkan percobaan 2.
E. Materi Pembelajaran 1. Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik didefinisikan sebagai banyaknya muatan yang mengalir dalam satu detik. Alat untuk mengukur kuat arus yang mengalir dalam suatu komponen listrik adalah amperemeter. Amperemeter harus dirangkai seri dengan komponen yang akan diukur arusnya. Arus listrik harus mengalir masuk ke kutub positif dan keluar melalui kutub negatif. Jika dihubungkan secara terbalik, jarum penunjuk akan menyimpang dalam arah kebalikan. Akan tetapi, jika menggunakan amperemeter digital yang memiliki polaritas otomatis, hubungan dengan polaritas terbalik tidak masalah. Gambar berikut merupakan cara mengukur kuat arus komponen menggunakan amperemeter.
Gambar 1 Merangkai amperemeter untuk mengukur kuat arus melalui resistor 2. Tegangan Listrik
Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah voltmeter.
Voltmeter harus dihubungkan secara paralel pada komponen listrik yang akan diukur tegangannya. Perhatikan bahwa titik yang potensialnya lebih tinggi harus dihubungkan ke kutub positif dan titik yang potensialnya lebih rendah harus dihubungkan ke kutub negatif. Gambar berikut merupakan cara mengukur tegangan menggunakan voltmeter.
Gambar 2 Menggunakan voltmeter untuk mengukur tegangan listrik 3. Hukum Ohm
Arus listrik pada rangkaian dapat dihasilkan dengan adanya beda potensial.
Satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. George Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda potensial 𝑉 yang diberikan ke ujung-ujungnya:
I ∞ V
Jika pada ujung-ujung sebuah hambatan 𝑅 diberi beda potensial 𝑉, arus akan mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut.
I =V R Keterangan:
I : kuat arus listrik (A) V : tegangan listrik (V) R : hambatan listrik (Ω) 4. Hambatan Listrik
Ketika arus listrik mengalir dalam kawat konduktor, elektron mengalami rintangan dari molekul-molekul dan ion-ion dalam konduktor tersebut, sehingga aliran arus listrik mengalami hambatan. Hambatan konduktor bergantung pada jenis konduktor, luas penampang konduktor, panjang konduktor dan temperatur konduktor. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut.
R = ρ l A Keterangan:
R : hambatan (Ω)
ρ : hambatan jenis (kg/m3) l : panjang kawat (m)
A : luas penampang kawat (m2) F. Pendekatan Pembelajaran
1. Model : Discovery Learning
2. Metode : Praktikum dan Diskusi Kelompok
G. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Smartphone, LKS, Buku Paket Fisika 2. Sumber : EveryCircuit, Listrik Dinamis
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
• Memberi salam dan meminta ketua kelas memimpin doa sebelum memulai pembelajaran.
• Mengkondisikan kelas agar siswa siap untuk mengikuti pembelajaran.
• Menanyakan kehadiran siswa.
• Menjawab salam dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
• Mengikuti arahan dari guru dan mempersiapkan diri untuk memulai pembelajaran.
• Menjawab siapa yang hadir ataupun tidak hadir.
10 menit
Apersepsi
Menggali
kemampuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan
“Apakah lampu akan menyala jika dihubungkan ke baterai?”
Mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
Motivasi
Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Memperhatikan guru.
Pemberian Acuan
• Membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4- 6 orang, dilanjut dengan
membagikan LKS.
• Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pembelajaran.
• Mengikuti arahan guru dan menuju kelompok masing- masing.
• Memperhatikan guru.
Inti
Stimulus (Stimulation)
• Meminta siswa mengamati gambar yang disajikan.
Gambar 1
Gambar 2
Mengamati
• Mengamati gambar yang disajikan guru.
70 menit
Identifikasi Masalah (Problem Statement)
• Meminta siswa untuk bertanya terkait kuat arus, tegangan, hukum Ohm, dan
hambatan listrik berdasarkan gambar yang disajikan di atas.
• Meminta siswa untuk berdiskusi dengan
kelompoknya dan
mengidentifikasi masalah terkait kuat arus,
tegangan, hukum Ohm, dan
hambatan listrik berdasarkan gambar yang disajikan di atas.
Menanya
• Bertanya kepada guru terkait kuat arus, tegangan, hukum Ohm, dan hambatan listrik berdasarkan gambar yang disajikan di atas.
• Berdiskusi dengan kelompok dan mengidentifikasi masalah yang ada.
• Mengarahkan siswa untuk merumuskan hipotesis.
• Merumuskan hipotesis dengan kelompoknya.
Pengumpulan Data (Data Collection)
• Meminta setiap siswa membuka aplikasi
EveryCircuit.
• Meminta siswa merangkai komponen di EveryCircuit terkait cara pengukuran arus, cara pengukuran tegangan, dan hukum Ohm.
• Memantau kegiatan siswa dan memberikan bantuan bagi yang mengalami kendala.
• Meminta siswa untuk mengambil data praktikum.
• Meminta siswa untuk berdiskusi dengan
kelompoknya.
Mengumpulkan informasi
• Membuka aplikasi EveryCircuit.
• Merangkai komponen pada EveryCircuit.
• Mengambil data praktikum.
• Berdiskusi dengan kelompoknya.
Pengolahan Data (Data
Processing) Meminta siswa untuk mengolah data yang didapat.
Mengasosiasi Mengolah data yang didapat.
Pembuktian (Verification)
Meminta siswa untuk memeriksa kebenaran hipotesis awal berdasarkan hasil olahan data.
Memeriksa hipotesis yang telah
didiskusikan berdasarkan hasil olahan data.
Penarikan Kesimpulan (Generalitation)
• Meminta siswa untuk
mempresen- tasikan hasil diskusi dengan kelompoknya.
• Memberikan pemahaman terkait materi yang dipelajari.
Mengkomunikasikan
• Mempresentasikan hasil diskusi.
• Memperhatikan guru.
Penutup
Evaluasi
Meminta siswa mengerjakan soal evaluasi.
Mengerjakan soal evaluasi.
10 menit
Doa
• Meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
• Menutup pembelajaran dengan salam.
• Ketua kelas memimpin doa.
• Menjawab salam.
Total Alokasi Waktu 90
menit I. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis 2. Bentuk Instrumen : Tes Pilihan Ganda J. Pedoman Penilaian
1. Penilaian Sikap (Terlampir)
2. Penilaian Psikomotorik (Terlampir) 3. Penilaian Kognitif (Terlampir)
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP No. Nama
Kelompok Nama Siswa Aspek yang Dinilai
Skor Aktif Jujur
1 1.
2.
3.
4.
2 1.
2.
3.
4.
Rubrik:
No. Aspek yang Dinilai Rubrik Penilaian 1 Menunjukkan keaktifan diri
terhadap materi pembelajaran dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.
1. Tidak menunjukkan keaktifan diri dalam pembelajaran.
2. Menunjukkan keaktifan diri, namun tidak mencari informasi tambahan dari sumber bacaan lain.
3. Menunjukkan keaktifan diri yang besar serta mencari informasi tambahan dari sumber bacaan yang lain.
2 Menunjukkan sikap jujur dalam menyelesaikan latihan-latihan yang diberikan.
1. Tidak menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan tugas yang diberikan, masih mengandalkan jawaban temannya.
2. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru secara individu, namun memberikan jawaban kepada temannya.
3. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru secara individu.
Format Penilaian:
1. Skor maksimal = 3 x 2 = 6 2. Nilai
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
6 × 100
3. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut.
Sangat baik (SB) = 80 – 100
Baik (B) = 70 – 79
Cukup (C) = 60 – 69
Kurang (K) = < 60
INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK
No. Nama
Kelompok Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Skor Keterampilan
Menganalisis Rangkaian
Keterampilan Mencari Informasi
1 1.
2.
3.
4.
2 1.
2.
3.
4.
Rubrik:
No. Aspek yang Dinilai Rubrik Penilaian 1 Keterampilan menganalisis
rangkaian
1. Tidak mampu menganalisis rangkaian.
2. Mampu menganalisis rangkaian tetapi salah dalam perhitungan.
3. Mampu menganalisis rangkaian serta benar dalam perhitungan.
2 Keterampilan mencari informasi 1. Tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
2. Mendapatkan materi yang dibutuhkan tetapi kurang lengkap.
3. Mendapatkan materi yang dibutuhkan dengan lengkap.
Format Penilaian:
1. Skor maksimal = 3 x 2 = 6 2. Nilai
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
6 × 100
3. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut.
Sangat baik (SB) = 80 – 100
Baik (B) = 70 – 79
Cukup (C) = 60 – 69
Kurang (K) = < 60
INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF
No. Soal Jawaban Skor
1 Seorang siswa diminta untuk mengukur tegangan dan kuat arus menggunakan voltmeter dan amperemeter pada rangkaian berikut.
Skema rangkaian yang tepat untuk pengukuran tegangan dan kuat arus pada R2 adalah ...
a.
b.
Amperemeter dipasang secara seri dan voltmeter dipasang secara paralel pada rangkaian yang akan diukur.
Jawaban: b
25
c.
d.
e.
2 Voltmeter V memiliki hambatan 1 kΩ, sedangkan amperemeter A memiliki hambatan 1 Ω. Kedua alat ini digunakan untuk mengukur hambatan X dengan menggunakan rangkaian seperti pada gambar.
Diketahui:
VV= 5 V
RV = 1 kΩ = 1000 Ω IA = 25 mA = 0,025 A RA = 1 Ω
Ditanya:
R = . . . ? Jawab:
IA = IX+ IV IX = IA− IV
25
Jika pada voltmeter terbaca 5 V dan pada
amperemeter 25 mA, besar hambatan X adalah ...
a. 250 Ω b. 200 Ω c. 100 Ω d. 0,25 Ω e. 0,20 Ω
VV= IVRV IV =VV
RV= 5 V
1000 Ω= 0,005 A IV = 5 mA
IX = IA− IV
IX = 25 mA − 5 mA IX = 20 mA = 0,020 A VX = IXRX
RX = VX
IX = 5 V
0,020 A= 5000 V
20 Ω RX = 250 Ω
Jawaban: a
3 Faras melakukan sebuah percobaan dengan merangkai resistor, potensiometer, sumber
tegangan, saklar, voltmeter dan amperemeter. Dia menggunakan tiga potensiometer yang berbeda untuk melihat perbedaan tegangan dan kuat arus yang terbaca pada voltmeter dan amperemeter.
Saat saklar dihubungkan, terlihat nilai pada voltmeter dan amperemeter untuk masing-masing potensiometer yang berbeda seperti gambar berikut.
Terlihat tegangan dan kuat arus nilainya sama pada masing-masing potensiometer yang berbeda, sehingga dapat disimpulkan bahwa tegangan sebanding dengan kuat arus.
Jawaban: c
25
I V
Grafik yang tepat untuk menggambarkan percobaan Faras adalah ...
a.
b.
I
R
I V
c.
d.
e.
4 Fani merangkai sejumlah resistor identik dengan nilai 120 Ω secara paralel. Dia ingin kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut sebesar 5 A. Jika sumber tegangan yang akan
dihubungkan pada rangkaian adalah 100 V, maka jumlah resistor yang dibutuhkan adalah ...
a. 4 buah b. 5 buah c. 6 buah d. 7 buah e. 8 buah
Diketahui:
R1 = R2 = . . . = Rn = 120 Ω I = 5 A
V = 100 V Ditanya:
n = . . . ? Jawab:
25
I V
R V
I V
1 𝑅𝑝= 1
𝑅1+ 1
𝑅2+ 1
𝑅3+ 1
𝑅4+ 1
𝑅5+
1 𝑅6
1
𝑅𝑝= ( 1
120+ 1
120+ 1
120+ 1
120+
1 120+ 1
120) Ω = 6
120 Ω 𝑅𝑝= 120
6 Ω = 20 Ω 𝐼 =𝑉
𝑅 =100 𝑉
20 Ω = 5 𝐴 Jadi, jumlah resistor yang dibutuhkan adalah 6 buah.
Jawaban: c Format Penilaian:
1. Nilai
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 × 4
2. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut.
Sangat baik (SB) = 80 – 100
Baik (B) = 70 – 79
Cukup (C) = 60 – 69
Kurang (K) = < 60
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Sekolah : SMAN 5 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XII / 1
Materi Pokok : Listrik Dinamis
Sub Materi Pokok : Susunan seri dan paralel resistor Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit
Pertemuan : 2
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) berikut keselamatannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
3.1.1 Mengidentifikasi prinsip utama susunan seri dan paralel resistor D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi prinsip utama susunan seri dan paralel resistor setelah melakukan praktikum menggunakan media EveryCircuit dan mengolah data berdasarkan percobaan 1 dan 2.
2. Siswa mampu menganalisis rangkaian seri dan paralel setelah melakukan praktikum menggunakan media EveryCircuit dan mengolah data berdasarkan percobaan 1 dan 2.
E. Materi Pembelajaran 1. Rangkaian Seri Resistor
Rangkaian seri adalah rangkaian yang tidak memiliki percabangan, terlihat seperti gambar berikut.
Gambar 1 Rangkaian seri resistor
Jika dilakukan pengukuran pada rangkaian seri resistor, maka diperoleh prinsip utama rangkaian seri. Adapun prinsip utama rangkaian seri, yaitu:
a. Kuat arus yang mengalir pada tiap resistor sama besar dan akan sama dengan kuat arus utama rangkaian.
b. Tegangan pada masing-masing resistor sebanding dengan hambatan resistor.
c. Tegangan yang diberikan pada rangkaian seri sama dengan jumlah tegangan tiap resistor.
Jika persamaan 𝑉 = 𝐼𝑅𝑠 dan 𝑉𝑛 = ∑ 𝐼𝑅𝑛 disubstitusikan ke poin c, maka diperoleh persamaan
𝑅𝑠 = ∑ 𝑅𝑛 = 𝑅1+ 𝑅2+ . . . +𝑅𝑛 2. Rangkaian Paralel Resistor
Rangkaian paralel adalah rangkaian yang memiliki titik percabangan, terlihat seperti gambar berikut.
Gambar 2 Rangkaian paralel resistor
Jika dilakukan pengukuran pada rangkaian paralel resistor, maka diperoleh prinsip utama rangkaian paralel. Adapun prinsip utama rangkaian paralel, yaitu:
a. Tegangan pada ujung-ujung tiap resistor sama besar dan sama dengan tegangan yang diberikan pada rangkaian.
b. Arus yang melalui tiap resistor berbanding terbalik dengan hambatan resistor.
c. Kuat arus yang diberikan pada rangkaian paralel sama dengan jumlah kuat arus melalui tiap resistor.
Jika persamaan 𝐼 = 𝑉
𝑅𝑝 dan 𝐼𝑛 = ∑ 𝑉
𝑅𝑛 disubstitusikan ke poin c, maka diperoleh persamaan
1
𝑅𝑝 = ∑ 1 𝑅𝑛 = 1
𝑅1+ 1
𝑅2+ . . . + 1 𝑅𝑛 F. Pendekatan Pembelajaran
1. Model : Discovery Learning
2. Metode : Praktikum dan Diskusi Kelompok G. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Smartphone, LKS, Buku Paket Fisika 2. Sumber : EveryCircuit, Listrik Dinamis
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
• Memberi salam dan meminta ketua kelas memimpin doa sebelum memulai pembelajaran.
• Mengkondisikan kelas agar siswa siap untuk mengikuti pembelajaran.
• Menanyakan kehadiran siswa.
• Menjawab salam dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
• Mengikuti arahan dari guru dan mempersiapkan diri untuk memulai pembelajaran.
• Menjawab siapa yang hadir ataupun tidak hadir.
10 menit
Apersepsi
Menggali
kemampuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan
“Apakah lampu ruang tamu rumah kalian akan mati jika lampu toiletnya dimatikan?”
Mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
Motivasi
Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Memperhatikan guru.
Pemberian Acuan • Membagi siswa menjadi beberapa
• Mengikuti arahan guru dan menuju
kelompok yang beranggotakan 4- 6 orang, dilanjut dengan
membagikan LKS.
• Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pembelajaran.
kelompok masing- masing.
• Memperhatikan guru.
Inti
Stimulus (Stimulation)
• Meminta siswa mengamati gambar yang disajikan.
Gambar 1
Mengamati
• Mengamati gambar yang disajikan guru.
70 menit
Identifikasi Masalah (Problem Statement)
• Meminta siswa untuk bertanya terkait prinsip utama susunan seri dan paralel berdasarkan gambar yang disajikan di atas.
• Meminta siswa untuk berdiskusi dengan
kelompoknya dan
mengidentifikasi masalah terkait prinsip utama susunan seri dan paralel
berdasarkan gambar yang disajikan di atas.
Menanya
• Bertanya kepada guru terkait prinsip utama susunan seri dan paralel
berdasarkan gambar yang disajikan di atas.
• Berdiskusi dengan kelompok dan mengidentifikasi masalah yang ada.
• Mengarahkan siswa untuk merumuskan hipotesis.
• Merumuskan hipotesis dengan kelompoknya.
Pengumpulan Data (Data Collection)
• Meminta setiap siswa membuka aplikasi
EveryCircuit.
• Meminta siswa merangkai komponen di EveryCircuit terkait cara susunan seri dan paralel.
• Memantau kegiatan siswa dan memberikan bantuan bagi yang mengalami kendala.
• Meminta siswa untuk mengambil data praktikum.
• Meminta siswa untuk berdiskusi dengan
kelompoknya.
Mengumpulkan informasi
• Membuka aplikasi EveryCircuit.
• Merangkai komponen pada EveryCircuit.
• Mengambil data praktikum.
• Berdiskusi dengan kelompoknya.
Pengolahan Data (Data
Processing) Meminta siswa untuk mengolah data yang didapat.
Mengasosiasi Mengolah data yang didapat.
Pembuktian (Verification)
Meminta siswa untuk memeriksa kebenaran hipotesis awal berdasarkan hasil olahan data.
Memeriksa hipotesis yang telah
didiskusikan berdasarkan hasil olahan data.
Penarikan Kesimpulan (Generalitation)
• Meminta siswa untuk
mempresen- tasikan hasil diskusi dengan kelompoknya.
• Memberikan pemahaman terkait materi yang dipelajari.
Mengkomunikasikan
• Mempresentasikan hasil diskusi.
• Memperhatikan guru.
Penutup
Evaluasi
Meminta siswa mengerjakan soal evaluasi.
Mengerjakan soal evaluasi.
10 menit
Doa
• Meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
• Menutup pembelajaran dengan salam.
• Ketua kelas memimpin doa.
• Menjawab salam.
Total Alokasi Waktu 90
menit I. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis 2. Bentuk Instrumen : Tes Pilihan Ganda J. Pedoman Penilaian
1. Penilaian Sikap (Terlampir)
2. Penilaian Psikomotorik (Terlampir) 3. Penilaian Kognitif (Terlampir)
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP No. Nama
Kelompok Nama Siswa Aspek yang Dinilai
Skor Aktif Jujur
1 1.
2.
3.
4.
2 1.
2.
3.
4.
Rubrik:
No. Aspek yang Dinilai Rubrik Penilaian 1 Menunjukkan keaktifan diri
terhadap materi pembelajaran dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.
1. Tidak menunjukkan keaktifan diri dalam pembelajaran.
2. Menunjukkan keaktifan diri, namun tidak mencari informasi tambahan dari sumber bacaan lain.
3. Menunjukkan keaktifan diri yang besar serta mencari informasi tambahan dari sumber bacaan yang lain.
2 Menunjukkan sikap jujur dalam menyelesaikan latihan-latihan yang diberikan.
1. Tidak menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan tugas yang diberikan, masih mengandalkan jawaban temannya.
2. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru secara individu, namun memberikan jawaban kepada temannya.
3. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru secara individu.
Format Penilaian:
1. Skor maksimal = 3 x 2 = 6 2. Nilai
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
6 × 100
3. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut.
Sangat baik (SB) = 80 – 100
Baik (B) = 70 – 79
Cukup (C) = 60 – 69
Kurang (K) = < 60