• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008 dan implikasinya terhadap program bimbingan pribadi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Deskripsi kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008 dan implikasinya terhadap program bimbingan pribadi."

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ABSTRAK

DESKRIPSI KECERDASAN INTRAPERSONAL PARA SISWI YANG TINGGAL DI ASRAMA

PUTRI STELLA DUCE SAMIRONO TAHUN AJARAN 2007/2008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI

Erna Yulianingsih Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008 dan menyusun suatu usulan program bimbingan pribadi yang sesuai bagi para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008.

Subjek penelitian ini adalah para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008 berjumlah 101 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner kecerdasan intrapersonal yang disusun oleh peneliti. Instrumen berjumlah 70 item, dimana setiap item terdiri dari 4 pernyataan. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan pengkategorisasian yang disusun berdasarkan model distribusi normal dengan kategorisasi jenjang/ordinal berdasarkan Azwar (1999).

(2)

viii

ABSTRACT

THE DESCRIPTION ON INTRAPERSONAL INTELLIGENCE LEVEL AMONG STUDENTS WHO LIVE IN

“ASRAMA PUTRI STELLA DUCE SAMIRONO” IN 2007/2008

AND ITS IMPLICATIONS TO THE PROPOSAL OF PERSONAL GUIDANCE PROGRAM

Erna Yulianingsih Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

This research was a discriptive research, aiming to describe the students intrapersonal intelligence who live in Asrama Putri Stella Duce Samirono in 2007/2008 and to arrange an appropriate program of personal guidance for them.

This subject of this research was 101 students who live in Asrama Putri Stella Duce Samirono in 2007/2008. This research instrument was intrapersonal intelligence questionare developed by the researcher. This questionare has 70 items and each item consists of four statements. The data analysis technique of this research was continuous level on normal distribution based on Azwar (1999).

(3)

DESKRIPSI

PARA SIS

PUTRI STELLA DU

DAN IMPLIKAS

Diajuka Mem Progr

PROGRAM STU

JURU

FAKULTAS KEGU

UNIVER

SI KECERDASAN INTRAPERSONAL

ISWI YANG TINGGAL DI ASRAMA

UCE SAMIRONO TAHUN AJARAN 2007/2008

ASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM

BIMBINGAN PRIBADI

S k r i p s i

ukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat emperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ogram Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

ERNA YULIANINGSIH

NIM: 031114042

STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

USAN ILMU PENDIDIKAN

KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

2007/2008

NG

(4)

DESKRIPSI

PARA SIS

PUTRI STELLA DU

DAN IMPLIKAS

Diajuka Mem Progr

PROGRAM STU

JURU

FAKULTAS KEGU

UNIVER

i

SI KECERDASAN INTRAPERSONAL

ISWI YANG TINGGAL DI ASRAMA

UCE SAMIRONO TAHUN AJARAN 2007/2008

ASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM

BIMBINGAN PRIBADI

S k r i p s i

ukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat emperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ogram Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

ERNA YULIANINGSIH

NIM: 031114042

STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

USAN ILMU PENDIDIKAN

KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

2007/2008

NG

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Hidupku bukanlah hari ini Hidupku adalah masa depanku Hari ini menentukan hari esokku

Segala yang aku lakukan adalah untuk masa depanku Hari ini bukan hanya untuk kesenangan Tetapi hari ini adalah belajar dari pengalaman Jangan pernah melakukan keputusan yang salah Karena setiap hari adalah keputusan

Segala sesuatu yang kulakukan Setiap detik, menit dan jam Hanyalah mengambil keputusan

Jadi berpikirlah selalu untuk sebuah keputusan

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku

mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan

bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang

penuh harapan” (Yeremia 29: 11)

”Berjuang dan berusaha, gigih, tekun, pantang menyerah sampai kesuksesan kudapat”

Kupersembahkan Karya Ini Untuk:

Tuhan Yesus atas berkat dan kasih-Nya yang melimpah dalam hidupku Bapak dan Ibuku tercinta yang telah mengasihiku dengan sepenuh hati

(8)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Erna Yulianingsih

Nomor Mahasiswa : 031114042

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“Deskripsi Kecerdasan Intrapersonal Para Siswi Yang Tinggal Di Asrama Putri Stella Duce Samirono Tahun Ajaran 2007/2008 Dan Implikasinya Terhadap Program Bimbingan Pribadi”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 9 Mei 2008

Yang menyatakan

(9)
(10)

vii

ABSTRAK

DESKRIPSI KECERDASAN INTRAPERSONAL PARA SISWI YANG TINGGAL DI ASRAMA

PUTRI STELLA DUCE SAMIRONO TAHUN AJARAN 2007/2008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI

Erna Yulianingsih Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008 dan menyusun suatu usulan program bimbingan pribadi yang sesuai bagi para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008.

Subjek penelitian ini adalah para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008 berjumlah 101 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner kecerdasan intrapersonal yang disusun oleh peneliti. Instrumen berjumlah 70 item, dimana setiap item terdiri dari 4 pernyataan. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan pengkategorisasian yang disusun berdasarkan model distribusi normal dengan kategorisasi jenjang/ordinal berdasarkan Azwar (1999).

(11)

viii

ABSTRACT

THE DESCRIPTION ON INTRAPERSONAL INTELLIGENCE LEVEL AMONG STUDENTS WHO LIVE IN

“ASRAMA PUTRI STELLA DUCE SAMIRONO” IN 2007/2008

AND ITS IMPLICATIONS TO THE PROPOSAL OF PERSONAL GUIDANCE PROGRAM

Erna Yulianingsih Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

This research was a discriptive research, aiming to describe the students intrapersonal intelligence who live in Asrama Putri Stella Duce Samirono in 2007/2008 and to arrange an appropriate program of personal guidance for them.

This subject of this research was 101 students who live in Asrama Putri Stella Duce Samirono in 2007/2008. This research instrument was intrapersonal intelligence questionare developed by the researcher. This questionare has 70 items and each item consists of four statements. The data analysis technique of this research was continuous level on normal distribution based on Azwar (1999).

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus atas segala kasih dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Kasih Tuhan yang selalu menyertai dan Roh Kudus yang selalu memberi semangat memampukan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini berjalan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin untuk penelitian.

2. Dra. M. J. Retno Priyani, M. Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, perhatian, memberikan masukan-masukan dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

3. Fajar Santoadi, S. Pd., selaku Sekretaris Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Pembimbing II yang telah mengoreksi, membimbing dan memberikan masukan-masukan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. T. A. Prapanca Harry. M. Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan-masukan yang berarti bagi penuslis demi perbaikan skripsi.

(13)

x

6. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan telah memberikan banyak bimbingannya selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.

7. Kedua Orang tuaku yang telah mengasihiku, merawat, mengasuh, mendidik dan terima kasih atas perjuangannya dalam memberikan pendidikan yang terbaik buatku dan terima kasih atas doanya untuk penulis.

8. Kakakku Krisriyanto Atmojo dan adikku Rini Aningsih, kalian telah menjadi inspirasi bagiku untuk lebih baik lagi. Terima kasih atas segenap kasihmu padaku. Semoga pekerjaan kalian lancar, Tuhan selalu menyertai dan memberkati kalian.

9. Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan perhatian, kasih dan persaudaraannya dan segenap dukungan serta motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan studi.

10. Stepanus Pitra Praga Kusuma yang telah memberikan banyak perhatian, kasih dan cintanya sehingga hidupku menjadi lebih berwarna.

11. Sahabat-sahabatku: Litha, Bertha, Tutus, Mbak Surmi, Om Gugun, Ida, Putri, Sr. Margareta Nono terima kasih atas dukungan dan motivasinya dan terima kasih atas segala bentuk bantuannya.

(14)

xi

dukungannya selama mengikuti kuliah bersama dan untuk temen-teman yang ada di kelas A terima kasih atas kebersamaannya.

13. Ardian Septiantono terima kasih telah membantu penulis selama pelaksanaan penelitian.

14. Teman-temanku di Tim Pendampingan ”Guidance and Counseling Ministry” (Donald, Kak Ino, Mbak Siska, Mbak Sisil, Mandus, Gugun, Ida, Sepri, Br. Cahyo, Nawang, Yasinta, Sigit, Sr. Yustisia, Ardi dan Aca) terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya selama ini. Semoga tim ini semakin berkembang lagi dan semakin semangat dalam pelayanan. Teruskan perjuangan kalian...!

15. Teman-temanku di Persekutuan Pemuda GKJ Palihan yang telah menjadi pendorong dan penyemangatku, terima kasih telah bersedia menjadi tempat

sharingku. Semoga kita semakin bertumbuh di dalam Tuhan. I Love U All and GBU...!

16. Temanku sedari kecil Wulan ”Lanchip” dan sahabatku Martinus ”Noezt” terima kasih atas dukungan dan motivasinya serta terima kasih telah setia menemaniku dikala suka dan duka. Terima kasih juga telah bersedia mendengarkan segala keluh kesahku selama ini. Semoga kita menjadi orang yang berhasil, Amin.

(15)

xii

18. Teman-temanku yang ada di Kos Bambang Tetuko 9: Mbak Indah, Irna, Rina, Iren, Yessy, Varo, Kristin, Bila dan teman-temanku yang lainnya. Terima kasih atas canda, tawa dan sukacita bersama yang telah membuatku bertumbuh semakin dewasa dan mandiri serta terima kasih atas doanya. 19. Para siswi Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008. 20. Para siswi Asrama Santo Thomas Ngawen Wonosari tahun ajaran 2007/208.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca demi peningkatan dan perbaikan penelitian ini. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 22 April 2008 Penulis

(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...………. ii

HALAMAN PENGESAHAN.……….. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.……….. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.………. v

ABSTRAK.…..……….. vi

ABSTRACT.………. vii

KATA PENGANTAR.……….. viii

DAFTAR ISI .……… xii

DAFTAR TABEL ………. xv DAFTAR LAMPIRAN .………. xvi

BAB I PENDAHULUAN.………. 1

A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Rumusan Masalah……….. 6

C. Tujuan Penelitian………... 6

D. Manfaat Penelitian………. 7

E. Definisi Operasional.………. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA.………. 9

A. Kecerdasan Intrapersonal.……….. 9

1. Pengertian Kecerdasan Intrapersonal.……….. 9

(17)

xiv

3. Manfaat Kecerdasan Intrapersonal.……….. 18

4. Upaya-Upaya Untuk Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal.………. 20

B. Siswi Sebagai Remaja.………. 24

1. Pengertian Remaja……… 24

2. Tugas Perkembangan Remaja.………... 25

C. Program Bimbingan Pribadi………... 27

1. Pengertian Program Bimbingan Pribadi ... 27

2. Syarat Program Bimbingan……….. 29

3. Langkah-Langkah Penyusunan Program Bimbingan ... 31

D. Pelayanan Bimbingan Pribadi Di Asrama ... 33

1. Pengertian Asrama dan Asrama Putri Stella Duce Samirono 33 2. Peran Pelayanan Bimbingan Pribadi dalam Peningkatan Kecerdasan Intrapersonal ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Subjek Penelitian ... 38

C. Alat Penelitian ... 39

1. Alat Pengumpul data ... 39

2. Pemberian Skor ... 44

3. Uji Coba Alat ... 45

4. Validitas dan Reliabilitas ... 46

(18)

xv

1. Tahap Persiapan ... 59

2. Tahap Pelaksanaan ... 59

E. Teknik Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 65

A. Hasil Penelitian ……….. 65

1. Kategorisasi Kecerdasan Intrapersonal Para Siswi Yang Tinggal Di Asrama Putri Stella Duce Samirono Tahun Ajaran 2007/2008... 65

2. Kategorisasi Item Dalam Skala ... 66

B. Pembahasan ………. 71

BAB V USULAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BAGI SISWI ASRAMA PUTRI STELLA DUCE SAMIRONO TAHUN AJARAN 2007/2008 ... 79

BAB VI PENUTUP ... 92

A. Ringkasan ... 92

B. Kesimpulan ... 94

C. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Harian Asrama ... 34

Tabel 2 Rincian Jumlah Penghuni Asrama Putri Stella Duce Samirono Tahun Ajaran 2007/2008 ... 39

Tabel 3 Kisi-Kisi Kecerdasan Intrapersonal ... 41

Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Analisis Diskriminasi/Daya Beda ... 50

Tabel 5 Komposisi Kuesioner Setelah Uji Coba ... 56

Tabel 6 Penggolongan Tingkat Kecerdasan Intrapersonal Para Siswi Yang Tinggal Di Asrama Putri Stella Duce Samirono Tahun Ajaran 2007/2008 ... 65

Tabel 7 Rincian Penggolongan Per-Item Kecerdasan Intrapersonal.... 67

Tabel 8 Rincian Sub Aspek Kecerdasan Intrapersonal Yang Kurang Dimiliki Para Siswi Yang Tinggal Di Asrama Putri Stella Duce Samorino Tahun Ajaran 2007/2008 ... 68

Tabel 9 Rincian Sub Aspek Kecerdasan Intrapersonal Yang Sudah Dimiliki Para Siswi Yang Tinggal Di Asrama Putri Stella Duce Samirono Tahun Ajaran 2007/2008 ... 69

Tabel 10 Usulan Program Bimbingan Pribadi ... 85

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 100

Lampiran 2. Lembar Jawab ... 110

Lampiran 3. Lembar Kunci Jawaban Kuesioner Penelitian ... 111

Lampiran 4. Tabulasi Skor Penelitian ... 113

Lampiran 5. Kuesioner Uji Coba ... 125

Lampiran 6. Lembar Kunci Jawaban Kuesioner Uji Coba ... 137

Lampiran 7. Tabulasi Skor Uji Coba ... 139

Lampiran 8. Uji Diskriminasi/Daya Beda ... ... 142

Lampiran 9. Rekapitulasi Uji Daya Beda ... ... 145

Lampiran 10. Surat Permohonan Ijin Uji Coba ... 147

Lampiran 11. Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 148

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang mengalami suatu dorongan kuat untuk mengetahui siapa diri mereka sesungguhnya. Mereka berusaha untuk menjawab pertanyaan besar yang ada dalam dirinya yaitu “Siapakah aku?”. Ketika pertanyaan ini

muncul dalam diri seseorang, maka ia mulai menyelidiki dan membuat penafsiran tentang dirinya. Ia juga berusaha mencari jawabannya dengan bertanya pada orang lain tentang pandangan orang lain tersebut terhadap dirinya.

Seseorang akan mudah mengetahui dirinya sendiri, apabila ia mengenali dirinya sendiri secara mendalam. Pengenalan akan diri sendiri secara mendalam, dapat membantu seseorang untuk lebih tahu segala keadaan dalam dirinya baik perasaan yang dialami ataupun kelemahan dan kelebihannya. Selanjutnya mereka juga akan semakin mampu untuk bertindak atau berperilaku sesuai dengan pengenalan akan dirinya tersebut.

(22)

Setiap orang pada dasarnya sejak lahir telah memiliki kecerdasan intrapersonal, dan dapat berkembang sepanjang hidup. Kecerdasan intrapersonal berkembang dalam diri seseorang sebagai gabungan dari unsur keturunan, lingkungan dan pengalaman (Gunawan, 2003). Oleh karena itu setiap orang perlu meningkatkan kecerdasan intrapersonalnya, karena orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang tinggi mampu mengenali diri sendiri secara mendalam dan juga mampu bertindak sesuai dengan pengenalan dirinya. Mereka juga nyaman dengan diri sendiri, bersikap positif dan puas terhadap apa yang mereka lakukan, mereka tidak hanya tahu perasaannya sendiri tetapi juga tahu cara mengungkapkan perasaannya tersebut, dan percaya diri. Selain itu mereka juga tahu akan sesuatu yang mereka inginkan yaitu sasaran atau tujuan hidupnya dan tahu hal-hal yang penting bagi diri sendiri (Adler, 2001).

(23)

berkaitan dengan kelebihan dan kelemahannya. Apabila remaja dapat mengenali dirinya sendiri dengan baik, maka mereka menjadi tahu potensi yang ada dalam dirinya dan mereka dapat mengembangkan potensi tersebut secara optimal selain itu mereka juga akan merasa nyaman dengan diri sendiri serta percaya diri.

Setiap orang perlu meningkatkan kecerdasan intrapersonalnya, namun juga perlu meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang lainnya seperti: kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual dan kecerdasan interpersonal. Sebagai contohnya, kecerdasan interpersonal juga perlu dikembangkan/ditingkatkan karena orang akan mampu berelasi dengan orang lain secara baik bila mereka memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dan bergaul baik dengan orang lain (Stein dan Book, 2004). Kecerdasan interpersonal ini penting untuk ditingkatkan oleh setiap orang karena mereka tidak hidup sendiri, selain itu mereka juga perlu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.

(24)

mengungkapkan perasaan-perasaan akan membantu mengembangkan kecerdasan intrapersonal.

Lingkungan pendidikan atau sekolah lebih mengutamakan para siswanya untuk berprestasi di bidang akademik. Goleman (2003) menyebutkan bahwa sekolah lebih menitik beratkan pada kemampuan akademis dan mengabaikan kecerdasan emosional termasuk juga di dalamnya yaitu kecerdasan intrapersonal. Djohar (Kompas, 2007) menyebutkan bahwa orientasi pendidikan yang dikembangkan saat ini lebih condong pada tujuan membangun intelektual peserta didik. Selain itu proses pendidikan hanya melatih siswa menghafal berbagai teori sehingga menjauhkan siswa dari realitas. Kecerdasan intrapersonal kurang dikembangkan oleh sekolah, sebagai contoh: alokasi waktu yang lebih banyak untuk mata pelajaran dibandingkan dengan bimbingan klasikal yang diberikan oleh guru Bimbingan dan Konseling.

Penelitian ini mengkhususkan pada lingkungan asrama dengan pertimbangan bahwa pendamping atau pembimbing asrama memiliki kesempatan dan peran yang besar untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal. Lingkungan asrama juga merupakan lingkungan pengganti keluarga, yang juga memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan kecerdasan intrapersonal para penghuninya.

(25)

besar remaja dan juga mengingat pentingnya seorang remaja memiliki kecerdasan intrapersonal yang tinggi. Upaya peningkatan kecerdasan intrapersonal dapat membantu para penghuni asrama tumbuh menjadi orang yang dewasa dan mampu bertanggungjawab terhadap kehidupannya serta membantu mereka untuk merencanakan masa depannya. Upaya peningkatan kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan mengadakan layanan bimbingan pribadi.

Peran pendamping/pembimbing asrama dalam pelaksanaan bimbingan pribadi adalah sangat penting karena mereka menjadi penanggungjawab dalam pelaksanaannya. Pelayanan bimbingan pribadi dapat terlaksana dengan baik dan terkoordinasi serta dapat dipertanggungjawabkan, apabila sebelumnya dibuat program bimbingan. Oleh karena itu penting bagi para pendamping/pembimbing asrama membuat program bimbingan yang relevan dengan kebutuhan penghuni asrama, agar dapat membantu penghuni asrama berkembang seutuhnya. Program bimbingan dibuat dengan memperhatikan taraf perkembangan, kebutuhan dan permasalahan yang dialami oleh para penghuni asrama. Program bimbingan di asrama mungkin menjadi satu hal yang baru, akan tetapi perlu di upayakan agar penghuni asrama dapat meraih kesuksesan dalam hidup.

(26)

intrapersonal, maka penelitian tentang kecerdasan intrapersonal perlu dilakukan. Berdasarkan hal tersebutlah penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Deskripsi Kecerdasan Intrapersonal Para Siswi Yang

Tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono Tahun Ajaran 2007/2008 dan Implikasinya Terhadap Usulan Program Bimbingan Pribadi”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008?

2. Program bimbingan pribadi manakah yang sesuai bagi para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008.

(27)

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu:

1. Bagi Pendamping/pembimbing Asrama Putri Stella Duce Samirono

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna demi peningkatan kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di Asrama Stella Duce Samirono dan usulan program bimbingan pribadi yang dibuat oleh peneliti dapat menjadi masukkan bagi para pendamping/pembimbing asrama untuk pengembangan program bimbingan di asrama.

2. Bagi para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono

Para siswi dapat merasakan manfaat dari program bimbingan pribadi yang dilaksanakan oleh pihak asrama dan selanjutnya mereka dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal secara individual.

3. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman dalam mengungkap kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di Asrama Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008 dan memperoleh wawasan yang lebih luas tentang kecerdasan intrapersonal.

4. Bagi Peneliti Lain

(28)

E. Definisi Operasional

1. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan dalam diri seseorang untuk mengenal dan memahami diri sendiri baik perasaan yang dialami, kekuatan maupun kelebihannya, kemampuan mengungkapkan setiap emosi/perasaannya secara tepat dan kemampuan memotivasi diri sendiri untuk terus memperbaiki diri dilihat dari perilaku yang cenderung konsisten dilakukan.

2. Bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu/kelompok agar mereka dapat memahami dirinya sendiri dan lingkungannya, melakukan penyesuaian diri dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

3. Program bimbingan adalah suatu rangkaian kegiatan/materi bimbingan yang dijadikan bahan pelayanan yang terencana, terorganisasi dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu.

4. Program bimbingan pribadi adalah suatu rangkaian kegiatan/materi yang terkait dengan pengembangan kemampuan personal yang direncanakan untuk dijadikan bahan pelayanan bimbingan dalam periode waktu tertentu 5. Siswi Asrama Stella Duce Samirono adalah siswi SMA Stella Duce

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kecerdasan Intrapersonal

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai pengertian kecerdasan intrapersonal, aspek-aspek kecerdasan intrapersonal, manfaat dari kecerdasan intrapersonal dan upaya untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal.

1. Pengertian Kecerdasan Intrapersonal

Menurut Adler (2001), kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan bertindak bijaksana terhadap pengetahuan diri tersebut. Pendapat Adler sejalan dengan pendapat Suparno (2004), yang menyebutkan bahwa kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri tersebut. Jadi setiap tindakan yang dilakukan seseorang didasari oleh pengetahuan akan diri sendiri termasuk juga perasaan-perasaannya. Kecerdasan intrapersonal terkait dengan kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengendalikan diri sendiri (Stein dan Book, 2004)

(30)

memperbaiki diri setiap saat (Thorndike dalam Young, 1996). Pendapat Thorndike sejalan dengan pendapat Gardner (1993), bahwa orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal tinggi gemar melakukan intropeksi diri, meneliti kekurangan dan kelebihannya, lalu mengusahakan terus menerus untuk memperbaiki diri.

Menurut Adler (2001), orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang tinggi akan merasa lebih nyaman dengan diri sendiri, bersikap positif dan puas terhadap apa yang mereka lakukan, mereka tidak hanya tahu perasaannya sendiri tetapi juga tahu bagaimana mengungkapkan perasaan-perasaannya tersebut, dan percaya diri. Mereka juga tahu akan apa yang mereka inginkan (yaitu tujuan-tujuan hidup) dan tahu apa yang penting bagi mereka. Menurut Goleman (2003), orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal tinggi akan merasa nyaman dengan dirinya sendiri, sehingga selalu ceria, spontan, mampu bersikap tegas dan memandang dirinya sendiri secara positif.

(31)

2. Aspek-aspek Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal adalah suatu kemampuan yang dapat dikembangkan dan dipelajari. Kecerdasan intrapersonal dapat dikembangkan secara baik dengan terlebih dahulu mengetahui dan memahami aspek-aspeknya. Goleman (2003) menyebutkan aspek-aspek kecerdasan intrapersonal adalah sebagai berikut:

a. Menyadari dan Mengenali Emosinya Sendiri

Emosi merupakan bagian dari diri seseorang. Mengenali emosi diri berarti kemampuan seseorang dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu muncul, mengidentifikasikan dan menamai emosi-emosi yang sedang timbul. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional. Seseorang yang tidak mampu mengenali perasaannya sendiri akan membuat ia berada dalam kekuasaan perasaan tersebut. Ia tidak akan dapat mengendalikan perasaannya sendiri, sehingga justru perilakunya akan dikendalikan oleh perasaannya itu.

(32)

Menurut Goleman (2003: 58), “Orang yang memiliki keyakinan

yang lebih tentang perasaannya adalah pilot yang handal bagi

kehidupan mereka, karena mereka memiliki kepekaan yang tinggi akan

perasaan mereka yang sesungguhnya”. Orang yang mengenal

perasaannya sendiri dengan baik akan mampu mengarahkan setiap tindakannya dengan baik dan mampu membuat keputusan-keputusan yang bijaksana dalam menentukan arah hidupnya. Adler (2001) mengungkapkan bahwa orang yang memiliki keyakinan besar terhadap perasaan-perasaannya sendiri, mereka menjadi lebih pasti dalam membuat keputusan-keputusan pribadi. Jadi kunci menuju pengambilan keputusan pribadi adalah dengan menyesuaikan diri terhadap perasaan sendiri.

Menurut Goleman (2003), aspek dari menyadari dan mengenali emosi sendiri terdiri dari:

1) Kesadaran emosi.

Kesadaran emosi berarti mengenali emosi sendiri dan pengaruhnya terhadap kerja. Orang yang memiliki kesadaran emosi yang tinggi mampu:

a) Mengetahui emosi yang sedang dirasakannya. b) Mengetahui penyebab dari emosi/perasaannya c) Mengetahui pengaruh emosi terhadap cara kerjanya.

(33)

2) Penilaian diri

Penilaian diri berarti mengetahui kemampuan dan keterbatasan diri. Orang yang memiliki penilaian diri yang teliti mampu:

a) Mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya b) Menyempatkan diri untuk merenung dan belajar dari

pengalaman.

c) Terbuka terhadap umpan balik yang tulus, bersedia menerima perspektif baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri. 3) Percaya diri

Percaya diri berarti kesadaran yang kuat tentang harga dan kemampuan diri sendiri.

Orang yang memiliki rasa percaya diri tinggi mampu:

a) Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan “keberadaannya”.

b) Berani menyuarakan pandangan/pemikirannya.

c) Bersikap tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan ketidakpastian dan tertekan.

b. Mengelola emosi

(34)

emosi tidak dikelola/dikendalikan, maka akan menjadi sumber penyakit seperti: depresi berat, kecemasan yang berlebihan, dan gangguan-gangguan emosi lainnya. Bukan berarti bahwa orang hanya boleh merasakan perasaan bahagia saja. “Penderitaan maupun kebahagiaan

adalah bumbu kehidupan, akan tetapi keduanya harus berjalan

seimbang” (Goleman, 2003: 78). Intinya, bukan menjauhi perasaan tak

menyenangkan agar selalu bahagia, namun tidak membiarkan perasaan menderita berlangsung tidak terkendali.

Menurut Goleman (2003), aspek mengelola emosi adalah: 1) Pengendalian diri (Mengendalikan emosi diri)

Pengendalian diri berarti menjaga agar emosi dan impuls yang merusak tetap terkendali.

Orang yang dapat mengendalikan emosi diri secara tepat mampu: a) Mengelola dengan baik emosi/perasaan yang dialami.

b) Tetap berpikiran positif dan tidak goyah bahkan dalam situasi yang paling berat.

c) Berpikir jernih dan tetap terfokus kendati dibawah tekanan. 2) Sifat dapat dipercaya dan sifat bersungguh-sungguh

Sifat dapat dipercaya dan bersungguh-sungguh berarti menunjukkan integritas dan sikap bertanggungjawab dalam mengelola diri sendiri. Orang yang dapat dipercaya mampu:

(35)

b) Mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatan tidak etis orang lain.

c) Berpegang kepada perinsip secara teguh bahkan bila akibatnya adalah menjadi tidak disukai.

Sedangkan orang yang memiliki sifat bersungguh-sungguh mampu: a) Memenuhi komitmen dan mematuhi janji.

b) Bertanggungjawab c) Cermat dalam bekerja.

3) Adabtabilitas (Menyesuaikan diri dengan lingkungannya)

Adabtabilitas berarti keluwesan dalam menangani perubahan dan tantangan. Orang yang memiliki adabtabilitas yang tinggi mampu: a) Luwes dalam memandang sesuatu/fleksibel.

b) Memiliki prioritas.

c) Menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

c. Memotivasi Diri Sendiri

(36)

mampu memotivasi diri sendiri akan lebih produktif dan efektif dalam hal-hal yang mereka kerjakan, sehingga mereka akan lebih berhasil dalam hidup dibandingkan orang-orang yang mengharapkan motivasi dari luar dirinya.

Orang yang mampu memotivasi diri dengan baik, pada akhirnya mereka: 1) Tidak mudah hancur, menyerah, atau surut di bawah beban stress atau bingung serta kalang kabut apabila tertekan; 2) Siap menghadapi tantangan/ hambatan-hambatan sekalipun sulit; 3) Percaya diri, yakin akan kemampuannya, dapat dipercaya dan dapat diandalkan; 4) Mereka sering mengambil inisiatif.

Menurut Goleman (2003), aspek memotivasi diri sendiri terdiri dari:

1) Dorongan untuk berprestasi

Dorongan berprestasi berarti upaya untuk meningkatkan kualitas diri atau memenuhi standar keunggulan.

Orang yang memiliki dorongan untuk berprestasi tinggi mampu: a) Berorientasi pada tujuan dengan penuh semangat untuk

meraihnya.

b) Menetapkan tujuan hidup yang menantang dan berani mengambil setiap resiko yang telah diperhitungkannya.

(37)

d) Mencari informasi sebanyak-banyaknya guna mengurangi ketidakpastian dan mencari cara yang lebih baik.

2) Memiliki Inisiatif

Memiliki inisiatif berarti suatu kemampuan yang menunjukkan proaktivitas.

Orang yang memiliki inisiatif yang tinggi mampu:

a) Memanfaatkan peluang/kesempatan untuk mengembangkan diri.

b) Mengejar sasaran lebih daripada yang disyaratkan atau diharapkannya.

c) Berani mengajak orang lain bekerjasama untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik/berguna.

d) Memanfaatkan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya demi pengembangan diri.

3) Optimisme

Optimisme berarti memiliki harapan yang kuat atau tidak berputus asa sekalipun ditimpa kemunduran.

Orang yang optimis mampu:

a) Bersikap tekun dalam mengejar cita-citanya kendati banyak kendala dan kegagalan yang dihadapi.

b) Belajar dari setiap kegagalan dalam hidup.

(38)

3. Manfaat Kecerdasan Intrapersonal

Beberapa manfaat kecerdasan intrapersonal adalah:

a. Dapat Memilah-milah Emosi Batin

Menurut Armstrong (2002), orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal akan mampu untuk membeda-bedakan emosi yang muncul dalam batinnya serta menamai emosi itu (seperti : sedih, kecewa, jengkel dan lain-lain), kemudian mampu mengungkapkan perasaannya tersebut. Seseorang yang mampu menyadari emosinya, maka ia akan memahami perilakunya dan dapat mengarahkan perilakunya ke arah yang tepat.

b. Mampu Membimbing Diri Sendiri

Menurut Armstrong (2002), orang yang kecerdasan intrapersonalnya tinggi akan mudah memahami perasaannya sendiri, dapat membedakan berbagai macam keadaan emosi kemudian dapat menggunakan pemahamannya tentang perasaannya tersebut untuk membimbing dirinya sendiri. Lwin, Khoo, Lyen dan Carolin (2008) menyatakan bahwa orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal tinggi cenderung menjadi pemikir yang tercermin pada apa yang mereka lakukan dan terus menerus membuat penilaian diri, mereka mampu mengarahkan emosi untuk memperkaya dan membimbing diri sendiri.

(39)

memiliki integritas diri tinggi dan memiliki kemampuan untuk menyelaraskan perasaan dengan tindakan. Menurut Adler ( 2001), orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal mampu mengenali perasan diri sendiri dan bertindak bijaksana terhadap pengetahuan diri tersebut. Hal ini berarti bahwa mereka mampu membimbing dirinya sendiri untuk bertindak secara adaptif berdasarkan pengetahuan akan diri sendiri tersebut.

c. Mampu Mengaktualisasikan Diri

Orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal tinggi, dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan diri. Setelah mereka mampu mengetahui kelebihan dirinya, maka ia dapat mengaktualisasikan kelebihannya tersebut secara optimal. Namun harus disertai usaha dan perjuangan untuk mengembangkan kelebihanya tersebut. Mereka juga mampu menentukan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Adler (2001), kecerdasan intrapersonal terkait dengan keterampilan menetapkan tujuan. Keterampilan menetapkan tujuan ini dapat meningkatkan peluang-peluang keberhasilan dan menghindarkan mereka dari mengejar sasaran yang tidak begitu mereka inginkan.

d. Lebih Percaya Diri dalam Berelasi

(40)

sehingga selalu ceria, spontan, mampu bersikap tegas dan memandang dirinya sendiri secara positif. Hal ini berarti mereka memiliki rasa percaya diri tinggi dan berelasi dengan orang lain dengan apa adanya tanpa membuat topeng atau kedok. Mereka dapat tampil apa adanya sesuai dengan dirinya sendiri.

4. Upaya-upaya Untuk Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal

Menurut Gardner (Schimdt, 2002), semua jenis kecerdasan dapat berkembang sepanjang hidup manusia apabila dibina dan ditingkatkan. Oleh karena itu kecerdasan intrapersonal juga dapat dikembangkan melalui latihan-latihan. Armstrong (2002) menjelaskan beberapa latihan yang dapat dilakukan untuk dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal yaitu sebagai berikut:

a. Mengisi Buku Pribadi

Kegiatan mengisi buku harian merupakan sarana yang sangat berharga untuk menjajaki kedalaman jiwa dan sebagai sarana untuk memahami diri sendiri. Teknik yang dapat digunakan dalam mengisi buku harian untuk mencapai pemahaman diri adalah:

1) Mencatat hal-hal yang membahagiakan dan menyedihkan. 2) Melukis gambaran mimpi dan khayalan.

(41)

Progoff (Armstrong, 2002) membagi buku hariannya dalam beberapa bagian yang mewakili berbagai macam segi pengalaman, antara lain: mimpi, lamunan, data riwayat hidup, peristiwa sehari-hari.

b. Meditasi

Menurut Hardjana (2003: 52), “meditasi adalah kegiatan mental

terstruktur yang dilakukan selama jangka waktu tertentu”. Kegiatan ini

dilakukan untuk menganalisis, menarik kesimpulan dan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan tindakan atau menyelesaikan masalah. Meditasi berlangsung selama waktu tertentu, tergantung pada masalah, tersedianya waktu dan keadaan orang yang bermeditasi.

Meditasi dapat berupa memusatkan perhatian pada nyala sebatang lilin, mengamati gagasan-gagasan yang muncul dan tenggelam dalam pikiran dan kesemuanya menuntun orang untuk secara sadar melihat pengalaman batin yang biasanya terlupakan oleh kesibukan sehari-hari.

Menurut Hardjana (2003), manfaat yang dapat diperoleh dari meditasi antara lain sebagai berikut:

1) Mempertajam daya analisis dan pikiran.

(42)

3) Menjaga kesehatan mental. Meditasi yang dilakukan terus menerus dapat membersihkan pikiran seseorang dari perasaan-perasaan negatif.

c. Latihan Mengenal Mimpi

Sigmund Freud (Armstrong, 2002) menyebut mimpi sebagai “jalan

raya menuju bawah sadar”. Mengingat–ingat dan belajar memahami mimpi dapat menjadi cara ampuh untuk menjajaki diri batiniah. Mimpi dapat membongkar emosi yang tertekan, melepaskan ingatan yang telah terlupakan, menghidupkan ide kreatif dan melahirkan sudut pandang baru terhadap kehidupan dan diri sendiri.

d. Kolase diri

Kolase diri adalah suatu latihan yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi subdiri dan menolong seseorang merumuskan “inti” makna diri atau diri sejati secara jelas. Latihan ini dapat menolong

seseorang untuk menegaskan konsep diri dan menyajikan Blue print

untuk perkembangan makna batin diri. Kolase diri dilakukan dengan prosedur sebagai berikut (Armstrong, 2002: 120):

(43)

e. Latihan Memelihara Sasaran

Latihan memelihara sasaran dapat membantu seseorang untuk menentukan sasaran/tujuan hidup dan mempertajam kemampuan pengelolaan diri. Sasaran hidup tidak akan tercapai hanya dengan mendaftarkan sasaran tertentu, namun ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu memilih sasaran hidup yang dapat dicapai dan menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk dapat mencapai sasaran tersebut. Dalam menentukan sasaran, seseorang perlu mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri sendiri.

Menurut Armstrong (2002), prosedur latihan memilih sasaran adalah sebagai berikut:

1) Daftarlah 10 sasaran penting yang ingin dicapai dalam kehidupan pribadi Anda pada sehelai kertas kosong. Sasaran hendaknya terperinci, penting dan dapat dicapai.

2) Urutkanlah sasaran tersebut dari sasaran terpenting hingga sasaran yang kurang penting, sekaligus mencantumkan kapan sasaran-sasaran tersebut ingin dicapai.

3) Tuliskan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Daftar kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut menurut urutan kepentingannya.

(44)

B. Siswi sebagai Remaja

1. Pengertian Remaja

Siswi SMA adalah siswi yang duduk di bangku sekolah dengan rentang usia antara 16-18 tahun. Orang yang berusia antara 12-18 tahun disebut sebagai remaja. Jadi siswi SMA juga disebut sebagai remaja. Menurut Syahril dan Ahmad (1986), remaja adalah individu yang sedang dalam masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Masa peralihan dari anak-anak ke dewasa ini bukan hanya dalam artian psikologis tetapi juga fisik. Perubahan-perubahan fisik/biologis merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan pertumbuhan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik.

Perubahan biologis yang dapat mempengaruhi tingkah laku remaja adalah a) ukuran badan, b) bentuk badan, c) seks primer dan, d) seks sekunder. Selain perubahan secara biologis, remaja juga mengalami perubahan dalam emosi (psikis). Emosi berbeda dengan perasaan yaitu emosi menyangkut keadaan perasaan yang lebih mendalam yang biasanya dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan. Sedangkan perasaan lebih luas dari emosi yaitu menyangkut keadaan fisik dan psikis dan emosi hanya menyangkut keadaan psikis saja (Syahril dan Ahmad, 1986).

(45)

c) kebiasaan nervous seperti mengigit kuku, d) ledakan-ledakan emosi seperti membanting benda, berkelahi, e) tidak suka makan.

2. Tugas Perkembangan Remaja

Setiap tahap kehidupan manusia mempunyai tugas perkembangan sendiri. Tugas perkembangan merupakan tugas yang harus dijalankan oleh setiap orang dalam tahap kehidupan tertentu agar terjadi proses perubahan yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya kemampuan dan karakteristik psikis yang baru (Ali dan Asrori, 2005). Tugas perkembangan pada setiap tahap kehidupan harus dijalakankan dengan baik agar tidak ada hambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangan di tahap kehidupan selanjutnya. Begitu juga dengan remaja, semua memiliki tugas perkembangananya sendiri yang harus dijalankan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan selanjutnya.

Tugas perkembangan remaja yang terkait dengan kecerdasan intrapersonal adalah mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya (seperti: guru, kakak atau orang lain yang lebih dewasa). Hakekat dari tugas ini adalah bertujuan membebaskan sikap kekanak-kanakan yang selalu menggantungkan diri pada orang tua dan mengembangkan sikap yang lebih dewasa.

(46)

Terkadang remaja masih bergantung pada orang tua. Hal ini bisa terjadi karena orang tua yang memanjakan anaknya ataupun karena perasaan cemas orang tua. Orang tua sering merasa cemas bila anak-anaknya tidak mampu menyelesaikan permasalahannya baik yang menyangkut emosi maupun lainnya.

Kepekaan emosi remaja dapat meningkat karena faktor fisik maupun lingkungan sosial. Berkaitan dengan faktor fisik antara lain perubahan dalam sistem endokrin dan faktor-faktor nutrisi, seperti kurang makanan sehingga menimbulkan ketegangan emosi. Lingkungan sosial antara lain penghargaan sosial akan tingkah laku, penyesuaian diri terhadap lingkungan baru, tidak dapat mencapai cita-cita, masalah-masalah sekolah, kurang pengertian dari orang tua dan lain-lain.

Ketika remaja tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah dalam hidupnya seringkali menjadi frustrasi. Remaja diharapkan sudah tidak bergantung secara emosi pada orang tua/ orang dewasa lainnya, sehingga diharapkan dapat menyelesaikan permasalahaanya sendiri. Frustrasi dapat berupa “agresi” yaitu melakukan serangan fisik terhadap orang lain

ataupun dalam bentuk kata yang ditujukan pada diri sendiri, dapat pula mengalihkan emosi marah kepada objek lain ataupun mencoba melarikan diri dalam alam fantasi/melamun (Syahril dan Ahmad, 1986).

(47)

Jika remaja gagal menemukan identitas dirinya, maka mereka akan mengalami krisis identitas. Krisis identitas pada masa remaja akan berakibat buruk pada masa berikutnya. Menurut Hurlock (1997), tanpa penetapan suatu identitas yang terintegrasi dengan baik, manusia selama masa dewasanya akan mengalami kesulitan terus menerus dan akan tetap dibebani dengan berbagai macam konflik yang mengacaukan.

Remaja dapat menemukan identitas dirinya bila ia memiliki kemampuan untuk mengenal diri sendiri dengan baik. Mereka mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya dan mengusahakan terus menerus untuk memperbaiki diri. Untuk dapat menemukan dirinya secara pribadi dengan segala kekuatan dan kelemahannya, peran kecerdasan intrapersonal sangat dibutuhkan. Jadi proses pencarian identitas diri dan mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya akan mudah tercapai bila memiliki kecerdasan intrapersonal.

C. Program Bimbingan Pribadi

1. Pengertian Program Bimbingan Pribadi

(48)

Bimbingan pribadi adalah bimbingan yang bertujuan membantu anak/siswa agar mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri serta sehat jasmani rohani (Winkel, 1997). Layanan bimbingan pribadi dapat terlaksana dengan baik, terkoordinasi dan dapat dipertanggungjawabkan apabila sebelumnya telah dibuat sebuah program bimbingan yang terkait dengan pengembangan personal/pribadi.

Menurut Winkel (1997: 143), “program bimbingan adalah

rangkaian kegiatan atau materi bimbingan yang terencana, terorganisasi

dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun

ajaran”. Program bimbingan pribadi berarti suatu rangkaian kegiatan atau

materi yang terkait dengan pengembangan kemampuan personal yang direncanakan untuk dijadikan bahan pelayanan bimbingan dalam periode waktu tertentu. Kegiatan-kegiatan bimbingan diselenggarakan berdasarkan program yang telah disusun untuk periode waktu tertentu dan program tersebut telah disepakati oleh pihak-pihak yang terkait.

Pengelolaan program bimbingan akan efisien dan efektif apabila program itu mendapat dukungan penuh dari pimpinan lembaga dan seluruh pihak lembaga. Perencanaan dan pengelolaan program bimbingan menuntut pemikiran yang kreatif dan daya tahan yang besar terhadap kendala-kendala yang mungkin dihadapi.

(49)

bimbingan. Program bimbingan yang disusun secara tertulis dan jelas memudahkan pembimbing untuk mengadakan penilaian atau evaluasi terhadap pencapaian tujuan pelayanan bimbingan (Winkel, 1997).

Beberapa keuntungan yang diperoleh pembimbing apabila mereka bekerja berdasarkan program yang jelas adalah sebagai berikut (Slameto, 1990):

a. Ruang lingkup pelayanan bimbingan jauh lebih luas, terutama melalui bimbingan kelompok yang terencana matang berdasarkan masalah binimbing.

b. Kerjasama dalam tim bimbingan dapat lebih optimal dengan pembagian tugas yang telah disepakati bersama.

c. Sifat bimbingan yang lebih menonjol ialah sifat preventif dan perserevatif.

d. Lebih memungkinkan diadakan evaluasi oleh pihak-pihak terkait.

e. Lebih disadari oleh pihak lembaga bahwa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan bimbingan dibutuhkan orang yang telah mendapatkan pendidikan prajabatan yang memadai.

2. Syarat Program Bimbingan

(50)

a. Berdasarkan kebutuhan

Program bimbingan harus disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik dan sesuai dengan kondisi pribadinya, serta jenjang dan jenis pendidikannya.

b.Lengkap dan menyeluruh

Program bimbingan yang dimuat seharusnya memuat segenap fungsi bimbingan, yaitu meliputi jenis layanan dan kegiatan pendukung, serta menjamin dipenuhinya prinsip dan asas-asas bimbingan dan konseling.

c. Sistematik

Sistematik dalam arti program disusun menurut urutan logis, tersinkronisasi dengan menghindari tumpang tindih yang tidak perlu, serta dibagi-bagi secara logis.

d. Terbuka dan luwes

Program bimbingan yang tersusun secara terbuka dan luwes dapat memudahkan untuk pengembangan dan penyempurnaannya, tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh.

e. Memungkinkan kerja sama

(51)

f. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut.

Penilaian dan tindak lanjut digunakan untuk penyempurnaan program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan keefisienan penyelenggaraan program bimbingan dan konseling pada umumnya.

Ohlsen (Slameto, 1990), mengungkapkan bahwa hal-hal yang sangat esensi dalam program bimbingan adalah sebagai berikut:

a. Program bimbingan disusun atas dasar kebutuhan dan persoalan anak didik.

b. Pembimbing yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan anak didik, diberi tempat atau kedudukan yang pokok.

c. Penting adanya seorang yang ahli dan terlatih dalam lapangan bimbingan. d. Kerjasama pemimpin lembaga sangat penting di dalam dan

melaksanakan program bimbingan.

3.Langkah-langkah Penyusunan Program Bimbingan

Slameto (1990), menyebutkan beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun program bimbingan yaitu:

a. Mengadakan inventarisasi masalah dan kebutuhan anak didik.

Bimbingan dapat perfungsi optimal bila program bimbingan relevan dengan kebutuhan anak didik.

(52)

dan yang mungkin dapat dikembangkan, keuangan yang dapat disediakan, alat-alat yang akan memperlancar penyelenggaraan bimbingan.

c. Mempertimbangkan sifat-sifat khas lembaga, seperti: tingkat atau jenis lembaga, tujuan dan sifat pendidikan, lingkungan dan lain-lain. d.Menentukan program kerja. Program bimbingan atas dasar

masalah-masalah yang perlu segera ditangani.

e. Menentukan personalia atau pembagian tugas dan tanggungjawab. Penentuan tugas dan tanggungjawab dibuat secara merata dengan pertimbangan minat, kesempatan dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap petugas yang ada.

Prayitno (1997), menyebutkan langkah-langkah menyusun program bimbingan yaitu:

a. Mengidentifikasi dan menginventarisasi masalah atau kebutuhan yang ada.

b. Menentukan prioritas masalah atau kebutuhan yang perlu ditangani. c. Mengidentifikasi dan menginventarisasi fasilitas yang ada.

d. Menentukan pokok-pokok program (sesuai dengan masalah yang akan ditangani).

e. Menentukan pelaksana, pembagian tugas dan bentuk kerjasama. f. Menentukan organisasi, anggaran, fasilitas yang diperlukan. g. Menentukan jangka waktu pelaksanaan program.

(53)

D. Pelayanan Bimbingan Pribadi Di Asrama

1. Pengertian Asrama dan Asrama Putri Stella Duce Samirono

Asrama adalah sebuah rumah pemondokan yang besar yang menerima banyak anak/orang dan sering berhubungan dengan suatu sekolah atau yayasan tertentu dan memiliki suatu tujuan tertentu (Slameto, 1990). Oleh karena itu yang diterima dalam suatu asrama biasanya merupakan kelompok tertentu yang memenuhi syarat tertentu misalnya syarat yang berkaitan dengan jenjang pendidikan, jenis kelamin dan agama.

Asrama Putri Stella Duce Samirono juga memiliki persyaratan tertentu yaitu anak yang diperbolehkan tinggal di asrama adalah pelajar SMA Stella Duce Yogyakarta dan bersedia memenuhi dan mematuhi segala persyaratan untuk masuk menjadi warga asrama.

Asrama Putri Stella Duce adalah asrama pelajar SMA Stella Duce Yogyakarta, yang dikelola oleh Yayasan Syantikara, yang didirikan oleh suster-suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus (CB) dengan dasar pendidikan katolik. Asrama Putri Stella Duce Samirono adalah salah satu unit asrama Putri Stella Duce yang beralamat di Samirono, Yogyakarta. Dua unit yang lain adalah Asrama Jl. Supadi dan Asrama Trenggono.

Tujuan Asrama Putri Stella Duce (dalam buku “Tata Kehidupan

Asrama Putri Stella Duce Yogyakarta”) adalah:

(54)

pribadi manusia, mandiri serta tanggap terhadap kebutuhan sesama dan lingkungan sekitarnya.

b Menyediakan tempat yang layak dan suasana belajar yang teratur dan tenang kepada warganya, agar dapat belajar dengan baik, serta menjalankan kegiatan kemasyarakatan.

Asrama Stella Duce Samirono memiliki jadwal rutin atau jadwal harian yang harus dilakukan oleh warga asrama. Jadwal rutin atau harian asrama adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Jadwal Rutin/Harian Asrama Putri Stella Duce Samirono

Jam Kegiatan

04.30-05.30  Bangun, Mandi, Berhias

 Menyiapkan makan pagi (bagi yang bertugas), Misa ke Gereja (tidak diwajibkan namun disarankan) 05.30-06.30  Doa pagi bersama

 Makan pagi

 Keperluan pribadi, mengembalikan sisa makanan bagi yang bertugas

06.30  Semua anak sudah harus berangkat ke sekolah 06.45-13.30  Berada di sekolah

13.30-14.30  Menyiapkan makan siang bagi yang bertugas

 Makan siang (bebas disesuaikan dengan waktu dan kebutuhan masing-masing)

14.30-16.00  Istirahat (waktu tenang) 16.00-17.00  Bangun, Mandi, Berhias

(55)

Jam Kegiatan

17.00-18.00  Belajar I (tenang) 18.00-19.00  Doa makan bersama

 Menyiapkan makan malam (bagi yang bertugas)  Makan malam bersama

 Mengembalikan sisa makanan bagi yang bertugas  Keperluan pribadi

19.00-21.00  Belajar II (tenang)

21.00-22.00  Rekreasi/keperluan pribadi (boleh nonton TV) 22.00-23.00  Waktu tenang (TV dimatikan)

 Belajar III bagi yang membutuhkan 23.00-04.30  Istirahat

Kegiatan-kegiatan tersebut wajib dilakukan oleh warga Asrama Stella Duce Samirono. Selain kegiatan-kegiatan rutin, di asrama juga dilakukan kegiatan lain seperti program bimbingan pengembangan berkala untuk setiap kelas X, XI dan XII. Program bimbingan untuk kelas X bertema “Who am I?”, kelas XI bertema” kerjasama atau tim building”dan kelas XII bertema “panggilan hidup”. Program tersebut dilaksanakan

(56)

2. Peran Pelayanan Bimbingan Pribadi Di Asrama Dalam Peningkatan

Kecerdasan Intrapersonal

Pelayanan bimbingan di asrama penting untuk membantu perkembangan para warganya. Pelayanan bimbingan di asrama dapat membantu siswi untuk mencapai kepribadian yang utuh dan menjadi pribadi yang dewasa, mandiri serta bertanggung jawab. Hal ini juga menjadi salah satu tujuan dari Asrama Putri Stella Duce Samirono.

Selama ini pelayanan bimbingan dilakukan di sekolah, tetapi pelayanan bimbingan di sekolah sering kali kurang optimal karena banyaknya kendala seperti: guru pembimbing tidak memiliki waktu khusus untuk memberikan bimbingan klasikal atau waktu bimbingan yang tidak sebanding dengan waktu untuk pelajaran, jumlah siswi yang tidak sebanding dengan guru pembimbing. Hal seperti ini sering kali tidak membuat pelayaan bimbingan optimal dan menyeluruh ke semua siswa/i. Oleh sebab itu pembimbing atau pendamping di asrama perlu melaksanakan pelayanan bimbingan terhadap para warganya. Pelayanan bimbingan dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal yang dibutuhkan siswa dan hal-hal yang kurang diperhatikan oleh pihak sekolah.

(57)

pribadi yang nyaman dengan dirinya, percaya diri , bertanggung jawab, mandiri dan memiliki tujuan hidup yang jelas. Apabila hal itu dapat tercapai, maka kemungkinan mereka juga dapat menjadi siswi yang berprestasi di bidang akademik. Mereka menjadi tahu apa yang penting bagi dirinya dan karena mereka merasa nyaman dengan dirinya sendiri, maka mereka akan lebih percaya diri dalam bergaul. Pembimbing atau pendamping asrama dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal para warganya melalui pelayanan bimbingan pribadi yang dapat meningkatkan kecerdasan intrapersonal.

Pelayanan bimbingan pribadi yang dilakukan secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu dapat membantu siswi untuk semakin mengembangkan kemampuan personalnya seperti halnya kemampuan yang terkait dengan kecerdasan intrapersonal. Jadi pelayanan bimbingan pribadi menjadi suatu bagian yang penting dalam usaha meningkatkan kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di asrama. Melalui pelayanan bimbingan pribadi, siswi dibantu untuk semakin bertumbuh menjadi orang yang dewasa yang bertanggungjawab terhadap kehidupannya sendiri serta mampu merencanakan masa depannya.

(58)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian di bidang pendidikan khususnya bidang bimbingan dan konseling di luar sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif dengan menggunakan metode survei. Menurut Sudjana dan Ibrahim (1989), penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mengambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Wasito (1992) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta. Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif karena penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008.

B. Subjek Penelitian

(59)

seluruh siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono, oleh karena itu disebut sebagai penelitian populasi atau sensus. Rincian jumlah penghuni asrama Putri stella Duce Samirono dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Rincian Jumlah Penghuni Asrama Putri Stella Duce Samirono

Tahun Ajaran 2007/2008

Kelas Jumlah Siswi

X 33

XI 44

XII 25

Jumlah Total 102

Peneliti memilih penelitian di asrama dengan pertimbangan: (1) warga asrama sering mengalami masalah yang kompleks dan dalam penyelesaiannya dibutuhkan kecerdasan intrapersonal; (2) Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan program pembinaan/bimbingan di Asrama Putri Stella Duce Samirono, khususnya pembinaan/bimbingan kecerdasan intrapersonal; (3) Pembimbing/pendamping asrama memiliki kesempatan yang besar untuk meningkatkan dan mengembangkan kecerdasan intrapersonal para penghuni asrama.

C. Alat Penelitian

1. Alat Pengumpul Data

(60)

disusun berdasarkan aspek-aspek kecerdasan intrapersonal menurut Goleman (2003). Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner tertutup, yang berarti bahwa kuesioner telah berisi pertanyaan/pernyataan yang telah disertai pilihan-pilihan jawaban. Bentuk dan format item dalam kuesioner kecerdasan intrapersonal ini adalah bentuk pernyataan dengan pilihan-pilihan. Responden dihadapkan pada stimulus yang berupa keadaan, situasi atau masalah dan responden harus menentukan salah satu tindakan di antara pilihan-pilihan yang disediakan.

Kuesioner kecerdasan intrapersonal ini terdiri dari 2 bagian yaitu: (1) bagian pengantar dan petunjuk pengisian dan (2) bagian pernyataan yang menggungkapkan kecerdasan intrapersonal yang terdiri dari 80 item pernyataan.

(61)

Tabel 3

Kisi-kisi Kecerdasan Intrapersonal

No. Aspek

Kecerdasan

Intrapersonal

Subaspek Indikator No. Item

dalam

kuesioner

Jumlah

item

1 Menyadari dan

mengenali

emosinya sendiri

1. Kesadaran

emosi

2. Penilaian diri

3. Percaya diri

1. Mengetahui emosi yang

dirasakan

2. Mengetahui penyebab dari

emosi/perasaan

3. Menyadari keterkaitan antara

perasaan dengan pikiran,

perbuatan dan perkataan

4. Menyadari bahwa perasaan

dapat mempengaruhi kinerja

1. Sadar akan

kekuatan-kekuatan dan

kelemahan-kelemahannya

2. Menyempatkan diri untuk

merenung dan belajar dari

pengalaman

3. Terbuka terhadap umpan

balik yang tulus, bersedia

menerima perspektif yang

baru

1. Berani tampil dengan

keyakinan diri, berani

menyatakan keberadaaanya

2. Berani menyuarakan

pandangan/pemikiran atau

pendapatnya

3. Bersikap tegas, mampu

membuat keputusan yang

baik kendati dalam keadaan

(62)

No.

2. Sifat dapat

dipercaya

1. Mengelola dengan baik

emosi/perasaan yang dialami

2. Tetap berpikir positif

3. Tidak goyah bahkan dalam

situasi yang berat

4. Berpikir jernih dan tetap

fokus kendati dibawah

tekanan

1. Bertindak menurut etika

2. Mengakui kesalahan sendiri

3. Berani menegur perbuatan

tidak etis orang lain

4. Berpegang kepada perinsip

secara teguh bahkan bila

akibatnya adalah menjadi

tidak disukai

5. Memenuhi komitmen dan

mematuhi janji

6. Bertanggungjawab

7. Cermat dalam bekerja

1. Luwes dalam memandang

sesuatu/fleksibel

2. Memiliki prioritas

3. Menyesuaikan diri dengan

lingkungan

3. Memotivasi diri

sendiri

1. Dorongan

untuk

berprestasi

1. Berorientasi pada tujuan

2. Menetapkan tujuan hidup

yang menantang

3. Berani mengambil setiap

resiko yang telah

diperhitungkan

4. Memiliki semangat untuk

terus belajar untuk

(63)

No. Aspek

5. Mencari informasi

sebanyak-banyaknya guna mengurangi

ketidakpastian dan mencari

cara yang lebih baik lagi

1. Memanfaatkan

peluang/kesempatan untuk

mengembangkan diri

2. Mengejar sasaran lebih dari

pada yang diisyaratkan atau

diharapkannya

3. Berani mengajak orang lain

untuk menghasilkan sesuatu

yang lebih baik/berguna

4. Memanfaatkan

keterampilan-keterampilan yang

dimilikinya demi

pengembangan diri

1. Bersikap tekun dalam

mengejar cita-citanya kendati

banyak kendala dan

kegagalan yang dihadapi

2. Belajar dari setiap kegagalan

hidup

3. Berpikir positif terhadap

setiap kegagalan sehingga

cepat/mudah bangkit dari

kegagalan

(64)

2. Pemberian Skor

(65)

3. Uji Coba Alat

Sebelum alat penelitian di pergunakan dalam penelitian, alat diuji coba terlebih dahulu. Uji coba bertujuan untuk mengetahui daya beda dan reliabilitas alat yang bersangkutan. Uji coba kuesioner dilaksanakan di Asrama Santo Thomas Ngawen, pada tanggal 7 November 2007. Respondennya adalah penghuni asrama putri dengan keseluruhan subjek sebanyak 32 siswi. Pelaksanaan uji coba berjalan lancar dan para siswi mengerjakan atau mengisi kuesioner dengan tenang dan antusias. Skor hasil uji coba kecerdasan intrapersonal dapat dilihat pada lampiran 7 dan rekapitulasiuji daya beda dapat dilihat padalampiran 9.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan uji coba alat adalah sebagai berikut:

a. Meminta surat izin kepada sekretariat Program Studi Bimbingan dan Konseling guna melaksanaakan uji coba alat/kuesioner di Asrama Santo Thomas Ngawen.

b. Mendatangi Asrama Santo Thomas Ngawen untuk meminta izin melaksanakan uji coba dan saat itu juga diberikan waktu untuk uji coba.

c. Melaksanakan uji coba pada waktu yang telah disepakati.

d. Pelaksanaan uji coba diawali dengan peneliti memperkenalkan diri. e. Peneliti memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan

(66)

f. Peneliti membagikan lembar kuesioner dan lembar jawaban kepada seluruh siswi.

g. Peneliti memberikan penjelasan mengenai petunjuk cara mengerjakan atau mengisi kuesioner. Responden diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.

h. Selama pengisian kuesioner berlangsung, peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya mengenai item-item yang belum jelas atau belum dipahami.

i. Peneliti mengecek kembali kelengkapan lembar kuesioner dan lembar jawaban setelah semua terkumpul.

4. Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas

(67)

Validitas terdiri dari: (1) validitas isi, yaitu derajat sejauhmana item-item dalam tes mencakup keseluruhan subtansi/kawasan yang ingin diukur atau sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur (Azwar, 1997), (2) validitas konstruk/konsep, yaitu suatu validitas yang menunjukan sampai dimana isi suatu tes sesuai dengan konsep yang seharusnya menjadi isi suatu tes. Sudjana dan Ibrahim (1989), menyebutkan bahwa validitas konstruk adalah kesanggupan alat ukur mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya, (3) Validitas kriteria, yaitu suatu validitas yang memperhatikan hubungan yang ada antara alat pengukur dengan pengukur lain yang berfungsi sebagai kriteria.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diperoleh melalui pengujian terhadap alat ukur dengan analisis rasional yang memerlukan pertimbangan para pakar (professional judgement). Pendapat/pertimbangan oleh pakar dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing dalam proses pengembangan instrumen penelitian ini hingga merevisi item. Hal-hal yang diusahakan oleh peneliti untuk menjamin validitas kuesioner adalah dengan konsultasi kepada dosen pembimbing mengenai bentuk, aspek, sub aspek/komponen, indikator dan sebaran item.

(68)

beda/diskriminasi adalah kemampuan item dalam membedakan antara subjek yang memiliki atribut yang diukur dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Skala yang disusun dalam penelitian ini adalah skala untuk mengungkapkan kecerdasan intrapersonal, maka item yang berdaya beda tingggi adalah item yang mampu menunjukkan siswi yang memiliki kecerdasan intrapersonal dan yang tidak memiliki kecerdasan intrapersonal.

Azwar (1999) menyatakan bahwa pengujian daya diskriminasi item menghendaki dilakukannya komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan skor kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri (

r

ix), yang dikenal dengan sebutan parameter

beda item. Proses penghitungan koefisien korelasi item-total digunakan korelasi product moment dari Pearson (Azwar, 1999). Rumusproduct momentyang dimaksud adalah:

iX-(i) (X)/n

r

ix = ____________________________________________________

 

 

 i² -( i)²/n X² -( X)²/n

Keterangan:

r

ix : koefisien korelasi

i : skor item X : skor skala

n : banyaknya subjek.

(69)

digunakan patokan atau batasan harga koefisien korelasi minimal 0,30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya memuaskan dan jika kurang dari 0,30 daya bedanya rendah. Dengan demikian item yang koefisien korelasinya < 0,30 perlu diperbaiki atau dinyatakan gugur.

Selanjutnya, proses perhitungan koefisien korelasi dilakukan dengan komputer melalui program SPSS (Statistical Programe for Social Science). Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap 80 item kuesioner diperoleh 62 Item yang taraf koefisien korelasinya ≥ 0,30. Hasil uji daya beda dapat dilihat pada lampiran 8

(70)

Tabel 4

Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Daya Beda

No. Aspek

Kecerdasan

Intrapersonal

Subaspek Indikator Jumlah

Item yang

2. Penilaian diri

3. Percaya diri

1. Mengetahui emosi yang

dirasakan

2. Mengetahui penyebab dari

emosi/perasaan

3. Menyadari keterkaitan antara

perasaan dengan pikiran,

perbuatan dan perkataan

4. Menyadari bahwa perasaan

dapat mempengaruhi kinerja

1. Sadar akan

kekuatan-kekuatan dan

kelemahan-kelemahannya

2. Menyempatkan diri untuk

merenung dan belajar dari

pengalaman

3. Terbuka terhadap umpan

balik yang tulus, bersedia

menerima perspektif yang

baru

1. Berani tampil dengan

keyakinan diri, berani

menyatakan keberadaaanya

2. Berani menyuarakan

pandangan/pemikiran atau

pendapatnya

3. Bersikap tegas, mampu

membuat keputusan yang

baik kendati dalam keadaan

(71)

No.

2. Sifat dapat

dipercaya dan

1. Mengelola dengan baik

emosi/perasaan yang dialami

2. Tetap berpikir positif

3. Tidak goyah bahkan dalam

situasi yang berat

4. Berpikir jernih dan tetap

fokus kendati dibawah

tekanan

1. Bertindak menurut etika

2. Mengakui kesalahan sendiri

3. Berani menegur perbuatan

tidak etis orang lain

4. Berpegang kepada perinsip

secara teguh bahkan bila

akibatnya adalah menjadi

tidak disukai

5. Memenuhi komitmen dan

mematuhi janji

6. Bertanggungjawab

7. Cermat dalam bekerja

1. Luwes dalam memandang

sesuatu/fleksibel

2. Memiliki prioritas

3. Menyesuaikan diri dengan

lingkungan

1. Berorientasi pada tujuan

2. Menetaplan tujuan hidup

yang menantang

3. Berani mengambil setiap

resiko yang telah

diperhitungkan

4. Memiliki semangat untuk

terus belajar untuk

(72)

No. Aspek

6. Mencari informasi

sebanyak-banyaknya guna mengurangi

ketidakpastian dan mencari

cara yang lebih baik lagi

1. Memanfaatkan

peluang/kesempatan untuk

mengembangkan diri

2. Mengejar sasaran lebih dari

pada yang diisyaratkan atau

diharapkannya

3. Berani mengajak orang lain

untuk menghasilkan sesuatu

yang lebih baik/berguna

4. Memanfaatkan

keterampilan-keterampilan yang

dimilikinya demi

pengembangan diri

1. Bersikap tekun dalam

mengejar cita-citanya kendati

banyak kendala dan

kegagalan yang dihadapi

2. Belajar dari setiap kegagalan

hidup

3. Berpikir positif terhadap

setiap kegagalan sehingga

cepat/mudah bangkit dari

kegagalan

Referensi

Dokumen terkait

Judul skripsi UPAYA MENCEGAH ABORSI MELALUI PELAJARAN AGAMA DENGAN AUDIO VISUAL BAGI PARA SISWI DI SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA dipilih dengan melihat kenyataan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden penelitian yaitu siswi SMA Stella Duce 1 memiliki kebutuhan yang ingin dipernuhi tentang Korean Pop dengan membaca media massa

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah pertama, bagaimanakah respon terhadap stres siswa-siswi kelas II SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006.. Kedua,

Menurut hasil penelitian terhadap Manfaat program pembinaan menjadi pribadi agung (belajar pada hidup Elisabeth Gruyters) bagi penghuni asrama SMA Stella Duce 1

Hasil penelitian ini adalah: (1) Tingkat penyesuaian diri para siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 yang termasuk dalam kategori “sangat tinggi” ada

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) dalam pemenuhan kebutuhan para remaja penghuni asrama Stella Duce 2 Trenggono Yogyakarta pada tahun II tahun ajaran 2010/2011, terdapat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan belajar yang banyak dialami para siswi kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut: (1)

Saya sedang melakukan penelitian dengan judul “TINGKAT KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA SMA PENGGUNA JEJARING SOSIAL Studi Deskriptif Pada Siswi Kelas XI SMA Stella Duce