• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI KECERDASAN INTRAPERSONAL PARA SISWI YANG TINGGAL DI ASRAMA PUTRI STELLA DUCE SAMIRONO TAHUN AJARAN 20072008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DESKRIPSI KECERDASAN INTRAPERSONAL PARA SISWI YANG TINGGAL DI ASRAMA PUTRI STELLA DUCE SAMIRONO TAHUN AJARAN 20072008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI PARA SIS PUTRI STELLA DU DAN IMPLIKAS

Diajuka

Mem

Progr

PROGRAM STU

JURU

FAKULTAS KEGU

UNIVER

SI KECERDASAN INTRAPERSONAL ISWI YANG TINGGAL DI ASRAMA

DUCE SAMIRONO TAHUN AJARAN 2007/2008 ASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM

BIMBINGAN PRIBADI

S k r i p s i

ukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

emperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

ogram Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

ERNA YULIANINGSIH NIM: 031114042

STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

RUSAN ILMU PENDIDIKAN

KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

2007/2008 M

NG

(2)

DESKRIPSI PARA SIS PUTRI STELLA DU DAN IMPLIKAS

SI KECERDASAN INTRAPERSONAL ISWI YANG TINGGAL DI ASRAMA

DUCE SAMIRONO TAHUN AJARAN 2007/2008 ASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM

BIMBINGAN PRIBADI

S k r i p s i

ukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

emperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

ogram Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

ERNA YULIANINGSIH NIM: 031114042

STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

RUSAN ILMU PENDIDIKAN

KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Hidupku bukanlah hari ini

Hidupku adalah masa depanku

Hari ini menentukan hari esokku

Segala yang aku lakukan adalah untuk masa depanku

Hari ini bukan hanya untuk kesenangan

Tetapi hari ini adalah belajar dari pengalaman

Jangan pernah melakukan keputusan yang salah

Karena setiap hari adalah keputusan

Segala sesuatu yang kulakukan

Setiap detik, menit dan jam

Hanyalah mengambil keputusan

Jadi berpikirlah selalu untuk sebuah keputusan

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku

mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan

bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang

penuh harapan” (Yeremia 29: 11)

”Berjuang dan berusaha, gigih, tekun, pantang menyerah sampai kesuksesan

kudapat”

Kupersembahkan Karya Ini Untuk: Tuhan Yesus atas berkat dan kasih-Nya yang melimpah dalam hidupku

Bapak dan Ibuku tercinta yang telah mengasihiku dengan sepenuh hati

Kakak dan adikku yang kukasihi atas segala kasih persaudaraannya

(6)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Erna Yulianingsih

Nomor Mahasiswa : 031114042

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“Deskripsi Kecerdasan Intrapersonal Para Siswi Yang Tinggal Di Asrama Putri Stella Duce Samirono Tahun Ajaran 2007/2008 Dan Implikasinya Terhadap Program Bimbingan Pribadi”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 9 Mei 2008

Yang menyatakan

(7)
(8)

vii ABSTRAK

DESKRIPSI KECERDASAN INTRAPERSONAL PARA SISWI YANG TINGGAL DI ASRAMA

PUTRI STELLA DUCE SAMIRONO TAHUN AJARAN 2007/2008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI Erna Yulianingsih

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008 dan menyusun suatu usulan program bimbingan pribadi yang sesuai bagi para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008.

Subjek penelitian ini adalah para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008 berjumlah 101 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner kecerdasan intrapersonal yang disusun oleh peneliti. Instrumen berjumlah 70 item, dimana setiap item terdiri dari 4 pernyataan. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan pengkategorisasian yang disusun berdasarkan model distribusi normal dengan kategorisasi jenjang/ordinal berdasarkan Azwar (1999).

(9)

viii ABSTRACT

THE DESCRIPTION ON INTRAPERSONAL INTELLIGENCE LEVEL AMONG STUDENTS WHO LIVE IN

“ASRAMA PUTRI STELLA DUCE SAMIRONO” IN 2007/2008

AND ITS IMPLICATIONS TO THE PROPOSAL OF PERSONAL GUIDANCE PROGRAM

Erna Yulianingsih Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

This research was a discriptive research, aiming to describe the students intrapersonal intelligence who live in Asrama Putri Stella Duce Samirono in 2007/2008 and to arrange an appropriate program of personal guidance for them.

This subject of this research was 101 students who live in Asrama Putri Stella Duce Samirono in 2007/2008. This research instrument was intrapersonal intelligence questionare developed by the researcher. This questionare has 70 items and each item consists of four statements. The data analysis technique of this research was continuous level on normal distribution based on Azwar (1999).

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus atas segala

kasih dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Kasih Tuhan yang

selalu menyertai dan Roh Kudus yang selalu memberi semangat memampukan

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini berjalan dengan baik berkat bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini disampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin untuk

penelitian.

2. Dra. M. J. Retno Priyani, M. Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, perhatian, memberikan masukan-masukan dan

motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

3. Fajar Santoadi, S. Pd., selaku Sekretaris Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Pembimbing II

yang telah mengoreksi, membimbing dan memberikan masukan-masukan

kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. T. A. Prapanca Harry. M. Si., selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan-masukan yang berarti bagi penuslis demi perbaikan

skripsi.

5. Ir. Sr. Yosefa Tri Retnaningsih, CB yang telah memberikan izin bagi penulis

(11)

x

6. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan telah

memberikan banyak bimbingannya selama penulis menyelesaikan studi di

Universitas Sanata Dharma.

7. Kedua Orang tuaku yang telah mengasihiku, merawat, mengasuh, mendidik

dan terima kasih atas perjuangannya dalam memberikan pendidikan yang

terbaik buatku dan terima kasih atas doanya untuk penulis.

8. Kakakku Krisriyanto Atmojo dan adikku Rini Aningsih, kalian telah

menjadi inspirasi bagiku untuk lebih baik lagi. Terima kasih atas segenap

kasihmu padaku. Semoga pekerjaan kalian lancar, Tuhan selalu menyertai

dan memberkati kalian.

9. Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan perhatian, kasih dan

persaudaraannya dan segenap dukungan serta motivasi bagi penulis untuk

menyelesaikan studi.

10. Stepanus Pitra Praga Kusuma yang telah memberikan banyak perhatian,

kasih dan cintanya sehingga hidupku menjadi lebih berwarna.

11. Sahabat-sahabatku: Litha, Bertha, Tutus, Mbak Surmi, Om Gugun, Ida,

Putri, Sr. Margareta Nono terima kasih atas dukungan dan motivasinya dan

terima kasih atas segala bentuk bantuannya.

12. Teman-temanku di Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2003,

(khususny kelas B: Tutus, Sonya, Bertha, Arie, Arjuna, Mandus, Litha,

Magna, Pipiet, Dian, Wulan, Bismo, Agung, Gugun, Mbak Surmi, Iin, Bayu,

(12)

xi

dukungannya selama mengikuti kuliah bersama dan untuk temen-teman

yang ada di kelas A terima kasih atas kebersamaannya.

13. Ardian Septiantono terima kasih telah membantu penulis selama

pelaksanaan penelitian.

14. Teman-temanku di Tim Pendampingan ”Guidance and Counseling Ministry” (Donald, Kak Ino, Mbak Siska, Mbak Sisil, Mandus, Gugun, Ida, Sepri, Br. Cahyo, Nawang, Yasinta, Sigit, Sr. Yustisia, Ardi dan Aca) terima

kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya selama ini. Semoga tim ini

semakin berkembang lagi dan semakin semangat dalam pelayanan. Teruskan

perjuangan kalian...!

15. Teman-temanku di Persekutuan Pemuda GKJ Palihan yang telah menjadi

pendorong dan penyemangatku, terima kasih telah bersedia menjadi tempat

sharingku. Semoga kita semakin bertumbuh di dalam Tuhan. I Love U All

and GBU...!

16. Temanku sedari kecil Wulan ”Lanchip” dan sahabatku Martinus ”Noezt” terima kasih atas dukungan dan motivasinya serta terima kasih telah setia

menemaniku dikala suka dan duka. Terima kasih juga telah bersedia

mendengarkan segala keluh kesahku selama ini. Semoga kita menjadi orang

yang berhasil, Amin.

17. Mbak Indah dan Irna terima kasih atas kasih persaudaraan dan

persahabatannya, dan terima kasih atas segenap perhatiannya. Semoga kita

(13)

xii

18. Teman-temanku yang ada di Kos Bambang Tetuko 9: Mbak Indah, Irna,

Rina, Iren, Yessy, Varo, Kristin, Bila dan teman-temanku yang lainnya.

Terima kasih atas canda, tawa dan sukacita bersama yang telah membuatku

bertumbuh semakin dewasa dan mandiri serta terima kasih atas doanya.

19. Para siswi Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008.

20. Para siswi Asrama Santo Thomas Ngawen Wonosari tahun ajaran 2007/208.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan

dari pembaca demi peningkatan dan perbaikan penelitian ini. Akhirnya, penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 22 April 2008

Penulis

(14)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...………. ii

HALAMAN PENGESAHAN.……….. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.……….. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.………. v

ABSTRAK.…..……….. vi

ABSTRACT.………. vii

KATA PENGANTAR.……….. viii

DAFTAR ISI .……… xii

DAFTAR TABEL ………. xv DAFTAR LAMPIRAN .………. xvi

BAB I PENDAHULUAN.………. 1

A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Rumusan Masalah……….. 6

C. Tujuan Penelitian………... 6

D. Manfaat Penelitian………. 7

E. Definisi Operasional.………. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA.………. 9

A. Kecerdasan Intrapersonal.……….. 9

1. Pengertian Kecerdasan Intrapersonal.……….. 9

(15)

xiv

3. Manfaat Kecerdasan Intrapersonal.……….. 18

4. Upaya-Upaya Untuk Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal.………. 20

B. Siswi Sebagai Remaja.………. 24

1. Pengertian Remaja……… 24

2. Tugas Perkembangan Remaja.………... 25

C. Program Bimbingan Pribadi………... 27

1. Pengertian Program Bimbingan Pribadi ... 27

2. Syarat Program Bimbingan……….. 29

3. Langkah-Langkah Penyusunan Program Bimbingan ... 31

D. Pelayanan Bimbingan Pribadi Di Asrama ... 33

1. Pengertian Asrama dan Asrama Putri Stella Duce Samirono 33 2. Peran Pelayanan Bimbingan Pribadi dalam Peningkatan Kecerdasan Intrapersonal ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Subjek Penelitian ... 38

C. Alat Penelitian ... 39

1. Alat Pengumpul data ... 39

2. Pemberian Skor ... 44

3. Uji Coba Alat ... 45

4. Validitas dan Reliabilitas ... 46

(16)

xv

1. Tahap Persiapan ... 59

2. Tahap Pelaksanaan ... 59

E. Teknik Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 65

A. Hasil Penelitian ……….. 65

1. Kategorisasi Kecerdasan Intrapersonal Para Siswi Yang Tinggal Di Asrama Putri Stella Duce Samirono Tahun Ajaran 2007/2008... 65

2. Kategorisasi Item Dalam Skala ... 66

B. Pembahasan ………. 71

BAB V USULAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BAGI SISWI ASRAMA PUTRI STELLA DUCE SAMIRONO TAHUN AJARAN 2007/2008 ... 79

BAB VI PENUTUP ... 92

A. Ringkasan ... 92

B. Kesimpulan ... 94

C. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Harian Asrama ... 34

Tabel 2 Rincian Jumlah Penghuni Asrama Putri Stella Duce Samirono Tahun Ajaran 2007/2008 ... 39

Tabel 3 Kisi-Kisi Kecerdasan Intrapersonal ... 41

Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Analisis Diskriminasi/Daya Beda ... 50

Tabel 5 Komposisi Kuesioner Setelah Uji Coba ... 56

Tabel 6 Penggolongan Tingkat Kecerdasan Intrapersonal Para Siswi Yang Tinggal Di Asrama Putri Stella Duce Samirono Tahun Ajaran 2007/2008 ... 65

Tabel 7 Rincian Penggolongan Per-Item Kecerdasan Intrapersonal.... 67

Tabel 8 Rincian Sub Aspek Kecerdasan Intrapersonal Yang Kurang Dimiliki Para Siswi Yang Tinggal Di Asrama Putri Stella Duce Samorino Tahun Ajaran 2007/2008 ... 68

Tabel 9 Rincian Sub Aspek Kecerdasan Intrapersonal Yang Sudah Dimiliki Para Siswi Yang Tinggal Di Asrama Putri Stella Duce Samirono Tahun Ajaran 2007/2008 ... 69

Tabel 10 Usulan Program Bimbingan Pribadi ... 85

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 100

Lampiran 2. Lembar Jawab ... 110

Lampiran 3. Lembar Kunci Jawaban Kuesioner Penelitian ... 111

Lampiran 4. Tabulasi Skor Penelitian ... 113

Lampiran 5. Kuesioner Uji Coba ... 125

Lampiran 6. Lembar Kunci Jawaban Kuesioner Uji Coba ... 137

Lampiran 7. Tabulasi Skor Uji Coba ... 139

Lampiran 8. Uji Diskriminasi/Daya Beda ... ... 142

Lampiran 9. Rekapitulasi Uji Daya Beda ... ... 145

Lampiran 10. Surat Permohonan Ijin Uji Coba ... 147

Lampiran 11. Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 148

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang mengalami suatu dorongan kuat untuk mengetahui siapa

diri mereka sesungguhnya. Mereka berusaha untuk menjawab pertanyaan

besar yang ada dalam dirinya yaitu “Siapakah aku?”. Ketika pertanyaan ini

muncul dalam diri seseorang, maka ia mulai menyelidiki dan membuat

penafsiran tentang dirinya. Ia juga berusaha mencari jawabannya dengan

bertanya pada orang lain tentang pandangan orang lain tersebut terhadap

dirinya.

Seseorang akan mudah mengetahui dirinya sendiri, apabila ia mengenali

dirinya sendiri secara mendalam. Pengenalan akan diri sendiri secara

mendalam, dapat membantu seseorang untuk lebih tahu segala keadaan dalam

dirinya baik perasaan yang dialami ataupun kelemahan dan kelebihannya.

Selanjutnya mereka juga akan semakin mampu untuk bertindak atau

berperilaku sesuai dengan pengenalan akan dirinya tersebut.

Kemampuan seseorang dalam mengenali diri sendiri dan bertindak

sesuai dengan pengenalan akan dirinya sendiri ini tercakup dalam kecerdasan

intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berkaitan

dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara

(20)

Setiap orang pada dasarnya sejak lahir telah memiliki kecerdasan

intrapersonal, dan dapat berkembang sepanjang hidup. Kecerdasan

intrapersonal berkembang dalam diri seseorang sebagai gabungan dari unsur

keturunan, lingkungan dan pengalaman (Gunawan, 2003). Oleh karena itu

setiap orang perlu meningkatkan kecerdasan intrapersonalnya, karena orang

yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang tinggi mampu mengenali diri

sendiri secara mendalam dan juga mampu bertindak sesuai dengan

pengenalan dirinya. Mereka juga nyaman dengan diri sendiri, bersikap

positif dan puas terhadap apa yang mereka lakukan, mereka tidak hanya tahu

perasaannya sendiri tetapi juga tahu cara mengungkapkan perasaannya

tersebut, dan percaya diri. Selain itu mereka juga tahu akan sesuatu yang

mereka inginkan yaitu sasaran atau tujuan hidupnya dan tahu hal-hal yang

penting bagi diri sendiri (Adler, 2001).

Seorang remaja juga perlu meningkatkan kecerdasan intrapersonalnya,

karena pada masa remaja tujuan utama dari seluruh perkembangannya adalah

pembentukan identitas diri. Dalam masa pembentukan identitas diri, seorang

remaja perlu memiliki kemampuan untuk mengenali dan memahami dirinya

sendiri secara baik dan tepat. Kemampuan untuk mengenali dan memahami

diri sendiri serta mengendalikan diri sendiri dapat menjadi awal yang baik

untuk menemukan identitas diri. Selain itu pengenalan dan pemahaman akan

diri sendiri juga dapat membantu remaja untuk mengetahui kekuatan-kekuatan

dan kelemahan-kelemahan dirinya. Menurut Hartosujono (Kompas, 2007),

(21)

berkaitan dengan kelebihan dan kelemahannya. Apabila remaja dapat

mengenali dirinya sendiri dengan baik, maka mereka menjadi tahu potensi

yang ada dalam dirinya dan mereka dapat mengembangkan potensi tersebut

secara optimal selain itu mereka juga akan merasa nyaman dengan diri sendiri

serta percaya diri.

Setiap orang perlu meningkatkan kecerdasan intrapersonalnya, namun

juga perlu meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang lainnya seperti:

kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual dan kecerdasan interpersonal.

Sebagai contohnya, kecerdasan interpersonal juga perlu

dikembangkan/ditingkatkan karena orang akan mampu berelasi dengan orang

lain secara baik bila mereka memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi.

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dan

bergaul baik dengan orang lain (Stein dan Book, 2004). Kecerdasan

interpersonal ini penting untuk ditingkatkan oleh setiap orang karena mereka

tidak hidup sendiri, selain itu mereka juga perlu menjalin hubungan yang baik

dengan orang lain.

Lingkungan seseorang merupakan salah satu unsur yang dapat

mengembangkan kecerdasan intrapersonal seperti yang telah disebutkan di

atas bahwa kecerdasan intrapersonal berkembang sebagai gabungan atas unsur

keturunan, lingkungan dan pengalaman. Lingkungan seseorang sangat

berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan intrapersonalnya, baik

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

(22)

mengungkapkan perasaan-perasaan akan membantu mengembangkan

kecerdasan intrapersonal.

Lingkungan pendidikan atau sekolah lebih mengutamakan para

siswanya untuk berprestasi di bidang akademik. Goleman (2003)

menyebutkan bahwa sekolah lebih menitik beratkan pada kemampuan

akademis dan mengabaikan kecerdasan emosional termasuk juga di dalamnya

yaitu kecerdasan intrapersonal. Djohar (Kompas, 2007) menyebutkan bahwa

orientasi pendidikan yang dikembangkan saat ini lebih condong pada tujuan

membangun intelektual peserta didik. Selain itu proses pendidikan hanya

melatih siswa menghafal berbagai teori sehingga menjauhkan siswa dari

realitas. Kecerdasan intrapersonal kurang dikembangkan oleh sekolah, sebagai

contoh: alokasi waktu yang lebih banyak untuk mata pelajaran dibandingkan

dengan bimbingan klasikal yang diberikan oleh guru Bimbingan dan

Konseling.

Penelitian ini mengkhususkan pada lingkungan asrama dengan

pertimbangan bahwa pendamping atau pembimbing asrama memiliki

kesempatan dan peran yang besar untuk mengembangkan kecerdasan

intrapersonal. Lingkungan asrama juga merupakan lingkungan pengganti

keluarga, yang juga memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan

kecerdasan intrapersonal para penghuninya.

Para pembimbing/pendamping asrama perlu berupaya untuk

meningkatkan dan mengembangkan kecerdasan intrapersonal para

(23)

besar remaja dan juga mengingat pentingnya seorang remaja memiliki

kecerdasan intrapersonal yang tinggi. Upaya peningkatan kecerdasan

intrapersonal dapat membantu para penghuni asrama tumbuh menjadi orang

yang dewasa dan mampu bertanggungjawab terhadap kehidupannya serta

membantu mereka untuk merencanakan masa depannya. Upaya peningkatan

kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan mengadakan layanan

bimbingan pribadi.

Peran pendamping/pembimbing asrama dalam pelaksanaan bimbingan

pribadi adalah sangat penting karena mereka menjadi penanggungjawab dalam

pelaksanaannya. Pelayanan bimbingan pribadi dapat terlaksana dengan baik

dan terkoordinasi serta dapat dipertanggungjawabkan, apabila sebelumnya

dibuat program bimbingan. Oleh karena itu penting bagi para

pendamping/pembimbing asrama membuat program bimbingan yang relevan

dengan kebutuhan penghuni asrama, agar dapat membantu penghuni asrama

berkembang seutuhnya. Program bimbingan dibuat dengan memperhatikan

taraf perkembangan, kebutuhan dan permasalahan yang dialami oleh para

penghuni asrama. Program bimbingan di asrama mungkin menjadi satu hal

yang baru, akan tetapi perlu di upayakan agar penghuni asrama dapat meraih

kesuksesan dalam hidup.

Berdasarkan pertimbangan akan pentingnya kecerdasan intrapersonal

bagi remaja, kurangnya perhatiannya dunia pendidikan terhadap

perkembangan kecerdasan intrapersonal, dan juga kesempatan yang besar bagi

(24)

intrapersonal, maka penelitian tentang kecerdasan intrapersonal perlu

dilakukan. Berdasarkan hal tersebutlah penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Deskripsi Kecerdasan Intrapersonal Para Siswi Yang

Tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono Tahun Ajaran 2007/2008 dan

Implikasinya Terhadap Usulan Program Bimbingan Pribadi”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di Asrama

Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008?

2. Program bimbingan pribadi manakah yang sesuai bagi para siswi yang

tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di Asrama

Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 2007/2008.

2. Menyusun suatu usulan program bimbingan pribadi yang sesuai bagi para

siswi yang tinggal di Asrama Stella Duce Samirono tahun ajaran

(25)

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa

pihak yaitu:

1. Bagi Pendamping/pembimbing Asrama Putri Stella Duce Samirono

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna

demi peningkatan kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di

Asrama Stella Duce Samirono dan usulan program bimbingan pribadi

yang dibuat oleh peneliti dapat menjadi masukkan bagi para

pendamping/pembimbing asrama untuk pengembangan program

bimbingan di asrama.

2. Bagi para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono

Para siswi dapat merasakan manfaat dari program bimbingan pribadi yang

dilaksanakan oleh pihak asrama dan selanjutnya mereka dapat

mengembangkan kecerdasan intrapersonal secara individual.

3. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman dalam mengungkap kecerdasan intrapersonal

para siswi yang tinggal di Asrama Stella Duce Samirono tahun ajaran

2007/2008 dan memperoleh wawasan yang lebih luas tentang kecerdasan

intrapersonal.

4. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan pembanding dalam

(26)

E. Definisi Operasional

1. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan dalam diri seseorang untuk

mengenal dan memahami diri sendiri baik perasaan yang dialami,

kekuatan maupun kelebihannya, kemampuan mengungkapkan setiap

emosi/perasaannya secara tepat dan kemampuan memotivasi diri sendiri

untuk terus memperbaiki diri dilihat dari perilaku yang cenderung

konsisten dilakukan.

2. Bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada

individu/kelompok agar mereka dapat memahami dirinya sendiri dan

lingkungannya, melakukan penyesuaian diri dalam lingkungan sekolah,

keluarga dan masyarakat.

3. Program bimbingan adalah suatu rangkaian kegiatan/materi bimbingan

yang dijadikan bahan pelayanan yang terencana, terorganisasi dan

terkoordinasi selama periode waktu tertentu.

4. Program bimbingan pribadi adalah suatu rangkaian kegiatan/materi yang

terkait dengan pengembangan kemampuan personal yang direncanakan

untuk dijadikan bahan pelayanan bimbingan dalam periode waktu tertentu

5. Siswi Asrama Stella Duce Samirono adalah siswi SMA Stella Duce

Yogyakarta yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono. Asrama

tersebut dikelola oleh Yayasan Syantikara, yang didirikan oleh

suster-suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus (CB) dengan dasar pendidikan

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kecerdasan Intrapersonal

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai pengertian kecerdasan

intrapersonal, aspek-aspek kecerdasan intrapersonal, manfaat dari kecerdasan

intrapersonal dan upaya untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal.

1. Pengertian Kecerdasan Intrapersonal

Menurut Adler (2001), kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan

mengenali perasaan diri sendiri dan bertindak bijaksana terhadap

pengetahuan diri tersebut. Pendapat Adler sejalan dengan pendapat Suparno

(2004), yang menyebutkan bahwa kecerdasan intrapersonal adalah

kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan

kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri

tersebut. Jadi setiap tindakan yang dilakukan seseorang didasari oleh

pengetahuan akan diri sendiri termasuk juga perasaan-perasaannya.

Kecerdasan intrapersonal terkait dengan kemampuan seseorang untuk

mengenal dan mengendalikan diri sendiri (Stein dan Book, 2004)

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan seseorang untuk

mengenal batinnya sendiri. Orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal

tinggi akan tanggap terhadap perasaan yang muncul dalam dirinya, gemar

(28)

memperbaiki diri setiap saat (Thorndike dalam Young, 1996). Pendapat

Thorndike sejalan dengan pendapat Gardner (1993), bahwa orang yang

memiliki kecerdasan intrapersonal tinggi gemar melakukan intropeksi diri,

meneliti kekurangan dan kelebihannya, lalu mengusahakan terus menerus

untuk memperbaiki diri.

Menurut Adler (2001), orang yang memiliki kecerdasan

intrapersonal yang tinggi akan merasa lebih nyaman dengan diri sendiri,

bersikap positif dan puas terhadap apa yang mereka lakukan, mereka tidak

hanya tahu perasaannya sendiri tetapi juga tahu bagaimana mengungkapkan

perasaan-perasaannya tersebut, dan percaya diri. Mereka juga tahu akan apa

yang mereka inginkan (yaitu tujuan-tujuan hidup) dan tahu apa yang

penting bagi mereka. Menurut Goleman (2003), orang yang memiliki

kecerdasan intrapersonal tinggi akan merasa nyaman dengan dirinya sendiri,

sehingga selalu ceria, spontan, mampu bersikap tegas dan memandang

dirinya sendiri secara positif.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan dalam diri seseorang

untuk mengenal dan memahami diri sendiri baik perasaan yang dialami,

kekuatan maupun kelebihannya, kemudian mampu mengungkapkan setiap

emosi/ perasannya secara tepat dan mampu memotivasi diri sendiri untuk

(29)

2. Aspek-aspek Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal adalah suatu kemampuan yang dapat

dikembangkan dan dipelajari. Kecerdasan intrapersonal dapat dikembangkan

secara baik dengan terlebih dahulu mengetahui dan memahami

aspek-aspeknya. Goleman (2003) menyebutkan aspek-aspek kecerdasan

intrapersonal adalah sebagai berikut:

a. Menyadari dan Mengenali Emosinya Sendiri

Emosi merupakan bagian dari diri seseorang. Mengenali emosi

diri berarti kemampuan seseorang dalam mengenali perasaan sewaktu

perasaan itu muncul, mengidentifikasikan dan menamai emosi-emosi

yang sedang timbul. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan

emosional. Seseorang yang tidak mampu mengenali perasaannya sendiri

akan membuat ia berada dalam kekuasaan perasaan tersebut. Ia tidak

akan dapat mengendalikan perasaannya sendiri, sehingga justru

perilakunya akan dikendalikan oleh perasaannya itu.

Stein dan Book (2004) menyebut kemampuan mengenali emosi

ini sebagai kesadaran-diri emosional yaitu kemampuan untuk mengenal

dan memilah-milah perasaan, memahami hal-hal yang sedang dirasakan

dan memahami mengapa hal itu dirasakan, serta mengetahui penyebab

munculnya perasaan tersebut. Orang yang memiliki kemampuan ini

mampu mengetahui saat mereka sedang kurang bersemangat, mudah

kesal, sedih ataupun bergairah dan dapat menyadari bahwa perasaannya

(30)

Menurut Goleman (2003: 58), “Orang yang memiliki keyakinan

yang lebih tentang perasaannya adalah pilot yang handal bagi

kehidupan mereka, karena mereka memiliki kepekaan yang tinggi akan

perasaan mereka yang sesungguhnya”. Orang yang mengenal

perasaannya sendiri dengan baik akan mampu mengarahkan setiap

tindakannya dengan baik dan mampu membuat keputusan-keputusan

yang bijaksana dalam menentukan arah hidupnya. Adler (2001)

mengungkapkan bahwa orang yang memiliki keyakinan besar terhadap

perasaan-perasaannya sendiri, mereka menjadi lebih pasti dalam

membuat keputusan-keputusan pribadi. Jadi kunci menuju pengambilan

keputusan pribadi adalah dengan menyesuaikan diri terhadap perasaan

sendiri.

Menurut Goleman (2003), aspek dari menyadari dan mengenali

emosi sendiri terdiri dari:

1) Kesadaran emosi.

Kesadaran emosi berarti mengenali emosi sendiri dan pengaruhnya

terhadap kerja. Orang yang memiliki kesadaran emosi yang tinggi

mampu:

a) Mengetahui emosi yang sedang dirasakannya.

b) Mengetahui penyebab dari emosi/perasaannya

c) Mengetahui pengaruh emosi terhadap cara kerjanya.

d) Menyadari keterkaitan antara perasaan, pikiran, perbuatan dan

(31)

2) Penilaian diri

Penilaian diri berarti mengetahui kemampuan dan keterbatasan diri.

Orang yang memiliki penilaian diri yang teliti mampu:

a) Mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya

b) Menyempatkan diri untuk merenung dan belajar dari

pengalaman.

c) Terbuka terhadap umpan balik yang tulus, bersedia menerima

perspektif baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri.

3) Percaya diri

Percaya diri berarti kesadaran yang kuat tentang harga dan

kemampuan diri sendiri.

Orang yang memiliki rasa percaya diri tinggi mampu:

a) Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan

“keberadaannya”.

b) Berani menyuarakan pandangan/pemikirannya.

c) Bersikap tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati

dalam keadaan ketidakpastian dan tertekan.

b. Mengelola emosi

Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan seseorang

untuk mengendalikan emosi yang berlebihan sehingga menjadi

seimbang. Tujuan mengelola emosi adalah keseimbangan emosi bukan

(32)

emosi tidak dikelola/dikendalikan, maka akan menjadi sumber penyakit

seperti: depresi berat, kecemasan yang berlebihan, dan

gangguan-gangguan emosi lainnya. Bukan berarti bahwa orang hanya boleh

merasakan perasaan bahagia saja. “Penderitaan maupun kebahagiaan

adalah bumbu kehidupan, akan tetapi keduanya harus berjalan

seimbang” (Goleman, 2003: 78). Intinya, bukan menjauhi perasaan tak

menyenangkan agar selalu bahagia, namun tidak membiarkan perasaan

menderita berlangsung tidak terkendali.

Menurut Goleman (2003), aspek mengelola emosi adalah:

1) Pengendalian diri (Mengendalikan emosi diri)

Pengendalian diri berarti menjaga agar emosi dan impuls yang

merusak tetap terkendali.

Orang yang dapat mengendalikan emosi diri secara tepat mampu:

a) Mengelola dengan baik emosi/perasaan yang dialami.

b) Tetap berpikiran positif dan tidak goyah bahkan dalam situasi

yang paling berat.

c) Berpikir jernih dan tetap terfokus kendati dibawah tekanan.

2) Sifat dapat dipercaya dan sifat bersungguh-sungguh

Sifat dapat dipercaya dan bersungguh-sungguh berarti menunjukkan

integritas dan sikap bertanggungjawab dalam mengelola diri sendiri.

Orang yang dapat dipercaya mampu:

a) Bertindak menurut etika dan tidak pernah mempermalukan orang

(33)

b) Mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatan tidak

etis orang lain.

c) Berpegang kepada perinsip secara teguh bahkan bila akibatnya

adalah menjadi tidak disukai.

Sedangkan orang yang memiliki sifat bersungguh-sungguh mampu:

a) Memenuhi komitmen dan mematuhi janji.

b) Bertanggungjawab

c) Cermat dalam bekerja.

3) Adabtabilitas (Menyesuaikan diri dengan lingkungannya)

Adabtabilitas berarti keluwesan dalam menangani perubahan dan

tantangan. Orang yang memiliki adabtabilitas yang tinggi mampu:

a) Luwes dalam memandang sesuatu/fleksibel.

b) Memiliki prioritas.

c) Menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

c. Memotivasi Diri Sendiri

Kemampuan memotivasi diri adalah kemampuan memberikan

semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu hal yang baik dan

bermanfaat. Dalam hal ini terkandung unsur dorongan hati untuk lebih

berprestasi, memiliki harapan, optimisme yang tinggi, sehingga orang

terdorong untuk melakukan sesuatu hal dengan lebih baik. Orang dengan

kecerdasan intrapersonal yang tinggi dimotivasi oleh kehendaknya

(34)

mampu memotivasi diri sendiri akan lebih produktif dan efektif dalam

hal-hal yang mereka kerjakan, sehingga mereka akan lebih berhasil

dalam hidup dibandingkan orang-orang yang mengharapkan motivasi

dari luar dirinya.

Orang yang mampu memotivasi diri dengan baik, pada akhirnya

mereka: 1) Tidak mudah hancur, menyerah, atau surut di bawah beban

stress atau bingung serta kalang kabut apabila tertekan; 2) Siap

menghadapi tantangan/ hambatan-hambatan sekalipun sulit; 3) Percaya

diri, yakin akan kemampuannya, dapat dipercaya dan dapat diandalkan;

4) Mereka sering mengambil inisiatif.

Menurut Goleman (2003), aspek memotivasi diri sendiri terdiri

dari:

1) Dorongan untuk berprestasi

Dorongan berprestasi berarti upaya untuk meningkatkan kualitas diri

atau memenuhi standar keunggulan.

Orang yang memiliki dorongan untuk berprestasi tinggi mampu:

a) Berorientasi pada tujuan dengan penuh semangat untuk

meraihnya.

b) Menetapkan tujuan hidup yang menantang dan berani mengambil

setiap resiko yang telah diperhitungkannya.

c) Memiliki semangat untuk terus belajar untuk meningkatkan

(35)

d) Mencari informasi sebanyak-banyaknya guna mengurangi

ketidakpastian dan mencari cara yang lebih baik.

2) Memiliki Inisiatif

Memiliki inisiatif berarti suatu kemampuan yang menunjukkan

proaktivitas.

Orang yang memiliki inisiatif yang tinggi mampu:

a) Memanfaatkan peluang/kesempatan untuk mengembangkan

diri.

b) Mengejar sasaran lebih daripada yang disyaratkan atau

diharapkannya.

c) Berani mengajak orang lain bekerjasama untuk menghasilkan

sesuatu yang lebih baik/berguna.

d) Memanfaatkan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya demi

pengembangan diri.

3) Optimisme

Optimisme berarti memiliki harapan yang kuat atau tidak berputus

asa sekalipun ditimpa kemunduran.

Orang yang optimis mampu:

a) Bersikap tekun dalam mengejar cita-citanya kendati banyak

kendala dan kegagalan yang dihadapi.

b) Belajar dari setiap kegagalan dalam hidup.

c) Berpikir positif terhadap setiap kegagalan sehingga cepat/mudah

(36)

3. Manfaat Kecerdasan Intrapersonal

Beberapa manfaat kecerdasan intrapersonal adalah:

a. Dapat Memilah-milah Emosi Batin

Menurut Armstrong (2002), orang yang memiliki kecerdasan

intrapersonal akan mampu untuk membeda-bedakan emosi yang muncul

dalam batinnya serta menamai emosi itu (seperti : sedih, kecewa, jengkel

dan lain-lain), kemudian mampu mengungkapkan perasaannya tersebut.

Seseorang yang mampu menyadari emosinya, maka ia akan memahami

perilakunya dan dapat mengarahkan perilakunya ke arah yang tepat.

b. Mampu Membimbing Diri Sendiri

Menurut Armstrong (2002), orang yang kecerdasan

intrapersonalnya tinggi akan mudah memahami perasaannya sendiri,

dapat membedakan berbagai macam keadaan emosi kemudian dapat

menggunakan pemahamannya tentang perasaannya tersebut untuk

membimbing dirinya sendiri. Lwin, Khoo, Lyen dan Carolin (2008)

menyatakan bahwa orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal tinggi

cenderung menjadi pemikir yang tercermin pada apa yang mereka

lakukan dan terus menerus membuat penilaian diri, mereka mampu

mengarahkan emosi untuk memperkaya dan membimbing diri sendiri.

Salovey dan Mayer (Goleman, 2003), menyebutkan bahwa

(37)

memiliki integritas diri tinggi dan memiliki kemampuan untuk

menyelaraskan perasaan dengan tindakan. Menurut Adler ( 2001), orang

yang memiliki kecerdasan intrapersonal mampu mengenali perasan diri

sendiri dan bertindak bijaksana terhadap pengetahuan diri tersebut. Hal

ini berarti bahwa mereka mampu membimbing dirinya sendiri untuk

bertindak secara adaptif berdasarkan pengetahuan akan diri sendiri

tersebut.

c. Mampu Mengaktualisasikan Diri

Orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal tinggi, dapat

mengetahui kelebihan dan kekurangan diri. Setelah mereka mampu

mengetahui kelebihan dirinya, maka ia dapat mengaktualisasikan

kelebihannya tersebut secara optimal. Namun harus disertai usaha dan

perjuangan untuk mengembangkan kelebihanya tersebut. Mereka juga

mampu menentukan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Adler (2001), kecerdasan intrapersonal terkait dengan

keterampilan menetapkan tujuan. Keterampilan menetapkan tujuan ini

dapat meningkatkan peluang-peluang keberhasilan dan menghindarkan

mereka dari mengejar sasaran yang tidak begitu mereka inginkan.

d. Lebih Percaya Diri dalam Berelasi

Menurut Goleman (2003), orang yang memiliki kecerdasan

(38)

sehingga selalu ceria, spontan, mampu bersikap tegas dan memandang

dirinya sendiri secara positif. Hal ini berarti mereka memiliki rasa

percaya diri tinggi dan berelasi dengan orang lain dengan apa adanya

tanpa membuat topeng atau kedok. Mereka dapat tampil apa adanya

sesuai dengan dirinya sendiri.

4. Upaya-upaya Untuk Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal Menurut Gardner (Schimdt, 2002), semua jenis kecerdasan dapat

berkembang sepanjang hidup manusia apabila dibina dan ditingkatkan. Oleh

karena itu kecerdasan intrapersonal juga dapat dikembangkan melalui

latihan-latihan. Armstrong (2002) menjelaskan beberapa latihan yang dapat

dilakukan untuk dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal yaitu

sebagai berikut:

a. Mengisi Buku Pribadi

Kegiatan mengisi buku harian merupakan sarana yang sangat berharga

untuk menjajaki kedalaman jiwa dan sebagai sarana untuk memahami

diri sendiri. Teknik yang dapat digunakan dalam mengisi buku harian

untuk mencapai pemahaman diri adalah:

1) Mencatat hal-hal yang membahagiakan dan menyedihkan.

2) Melukis gambaran mimpi dan khayalan.

(39)

Progoff (Armstrong, 2002) membagi buku hariannya dalam

beberapa bagian yang mewakili berbagai macam segi pengalaman, antara

lain: mimpi, lamunan, data riwayat hidup, peristiwa sehari-hari.

b. Meditasi

Menurut Hardjana (2003: 52), “meditasi adalah kegiatan mental

terstruktur yang dilakukan selama jangka waktu tertentu”. Kegiatan ini

dilakukan untuk menganalisis, menarik kesimpulan dan mengambil

langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan tindakan atau

menyelesaikan masalah. Meditasi berlangsung selama waktu tertentu,

tergantung pada masalah, tersedianya waktu dan keadaan orang yang

bermeditasi.

Meditasi dapat berupa memusatkan perhatian pada nyala sebatang

lilin, mengamati gagasan-gagasan yang muncul dan tenggelam dalam

pikiran dan kesemuanya menuntun orang untuk secara sadar melihat

pengalaman batin yang biasanya terlupakan oleh kesibukan sehari-hari.

Menurut Hardjana (2003), manfaat yang dapat diperoleh dari

meditasi antara lain sebagai berikut:

1) Mempertajam daya analisis dan pikiran.

2) Menjaga pikiran tetap jernih dan hidup seimbang, sebab dengan

meditasi seseorang bisa mengambil sikap terhadap masalah yang

dihadapi dan berusaha untuk menyelesaikannya, atau sekedar

(40)

3) Menjaga kesehatan mental. Meditasi yang dilakukan terus menerus

dapat membersihkan pikiran seseorang dari perasaan-perasaan

negatif.

c. Latihan Mengenal Mimpi

Sigmund Freud (Armstrong, 2002) menyebut mimpi sebagai “jalan

raya menuju bawah sadar”. Mengingat–ingat dan belajar memahami

mimpi dapat menjadi cara ampuh untuk menjajaki diri batiniah. Mimpi

dapat membongkar emosi yang tertekan, melepaskan ingatan yang telah

terlupakan, menghidupkan ide kreatif dan melahirkan sudut pandang baru

terhadap kehidupan dan diri sendiri.

d. Kolase diri

Kolase diri adalah suatu latihan yang dapat membantu seseorang

untuk mengidentifikasi subdiri dan menolong seseorang merumuskan

“inti” makna diri atau diri sejati secara jelas. Latihan ini dapat menolong

seseorang untuk menegaskan konsep diri dan menyajikan Blue print

untuk perkembangan makna batin diri. Kolase diri dilakukan dengan

prosedur sebagai berikut (Armstrong, 2002: 120):

“Kumpulkan beberapa bahan seni untuk menciptakan sebuah

kolase, termasuk lem, gunting, cat, krayon, pensil, majalah, koran dan sehelai kertas koran yang besar. Kemudian gambar, tulis dan tempelkan gambar di atas kertas, sesuai dengan bermacam segi diri sendiri (mungkin Anda dapat memasukan fotokopi diri dalam berbagai usia). Di tengah lembar tersebut bubuhkan kata-kata dan gambar yang sesuai dengan inti diri atau diri sejati Anda-makna diri yang Anda rasakan ketika merasa paling hidup dan bergairah.

Kemudian identifikasi subkepribadian atau “diri kecil” tertentu lalu

(41)

e. Latihan Memelihara Sasaran

Latihan memelihara sasaran dapat membantu seseorang untuk

menentukan sasaran/tujuan hidup dan mempertajam kemampuan

pengelolaan diri. Sasaran hidup tidak akan tercapai hanya dengan

mendaftarkan sasaran tertentu, namun ada beberapa hal yang harus

dilakukan yaitu memilih sasaran hidup yang dapat dicapai dan

menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk dapat

mencapai sasaran tersebut. Dalam menentukan sasaran, seseorang perlu

mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri sendiri.

Menurut Armstrong (2002), prosedur latihan memilih sasaran

adalah sebagai berikut:

1) Daftarlah 10 sasaran penting yang ingin dicapai dalam kehidupan

pribadi Anda pada sehelai kertas kosong. Sasaran hendaknya

terperinci, penting dan dapat dicapai.

2) Urutkanlah sasaran tersebut dari sasaran terpenting hingga sasaran

yang kurang penting, sekaligus mencantumkan kapan sasaran-sasaran

tersebut ingin dicapai.

3) Tuliskan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai

sasaran-sasaran tersebut. Daftar kegiatan yang perlu dilakukan untuk

mencapai sasaran tersebut menurut urutan kepentingannya.

(42)

B. Siswi sebagai Remaja 1. Pengertian Remaja

Siswi SMA adalah siswi yang duduk di bangku sekolah dengan

rentang usia antara 16-18 tahun. Orang yang berusia antara 12-18 tahun

disebut sebagai remaja. Jadi siswi SMA juga disebut sebagai remaja.

Menurut Syahril dan Ahmad (1986), remaja adalah individu yang sedang

dalam masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Masa peralihan

dari anak-anak ke dewasa ini bukan hanya dalam artian psikologis tetapi

juga fisik. Perubahan-perubahan fisik/biologis merupakan gejala primer

dalam pertumbuhan remaja, sedangkan pertumbuhan psikologis muncul

antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik.

Perubahan biologis yang dapat mempengaruhi tingkah laku remaja

adalah a) ukuran badan, b) bentuk badan, c) seks primer dan, d) seks

sekunder. Selain perubahan secara biologis, remaja juga mengalami

perubahan dalam emosi (psikis). Emosi berbeda dengan perasaan yaitu

emosi menyangkut keadaan perasaan yang lebih mendalam yang biasanya

dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan. Sedangkan perasaan lebih luas

dari emosi yaitu menyangkut keadaan fisik dan psikis dan emosi hanya

menyangkut keadaan psikis saja (Syahril dan Ahmad, 1986).

Pada masa remaja kepekaan emosi meningkat dan hal ini sering

menimbulkan ketegangan-ketegangan dan luapan-luapan emosi. Kepekaan

(43)

c) kebiasaan nervous seperti mengigit kuku, d) ledakan-ledakan emosi

seperti membanting benda, berkelahi, e) tidak suka makan.

2. Tugas Perkembangan Remaja

Setiap tahap kehidupan manusia mempunyai tugas perkembangan

sendiri. Tugas perkembangan merupakan tugas yang harus dijalankan oleh

setiap orang dalam tahap kehidupan tertentu agar terjadi proses perubahan

yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya kemampuan dan

karakteristik psikis yang baru (Ali dan Asrori, 2005). Tugas

perkembangan pada setiap tahap kehidupan harus dijalakankan dengan

baik agar tidak ada hambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangan

di tahap kehidupan selanjutnya. Begitu juga dengan remaja, semua

memiliki tugas perkembangananya sendiri yang harus dijalankan untuk

dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan selanjutnya.

Tugas perkembangan remaja yang terkait dengan kecerdasan

intrapersonal adalah mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau

orang dewasa lainnya (seperti: guru, kakak atau orang lain yang lebih

dewasa). Hakekat dari tugas ini adalah bertujuan membebaskan sikap

kekanak-kanakan yang selalu menggantungkan diri pada orang tua dan

mengembangkan sikap yang lebih dewasa.

Banyak remaja yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas

perkembangan mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang

(44)

Terkadang remaja masih bergantung pada orang tua. Hal ini bisa terjadi

karena orang tua yang memanjakan anaknya ataupun karena perasaan

cemas orang tua. Orang tua sering merasa cemas bila anak-anaknya tidak

mampu menyelesaikan permasalahannya baik yang menyangkut emosi

maupun lainnya.

Kepekaan emosi remaja dapat meningkat karena faktor fisik maupun

lingkungan sosial. Berkaitan dengan faktor fisik antara lain perubahan

dalam sistem endokrin dan faktor-faktor nutrisi, seperti kurang makanan

sehingga menimbulkan ketegangan emosi. Lingkungan sosial antara lain

penghargaan sosial akan tingkah laku, penyesuaian diri terhadap

lingkungan baru, tidak dapat mencapai cita-cita, masalah-masalah sekolah,

kurang pengertian dari orang tua dan lain-lain.

Ketika remaja tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah dalam

hidupnya seringkali menjadi frustrasi. Remaja diharapkan sudah tidak

bergantung secara emosi pada orang tua/ orang dewasa lainnya, sehingga

diharapkan dapat menyelesaikan permasalahaanya sendiri. Frustrasi dapat

berupa “agresi” yaitu melakukan serangan fisik terhadap orang lain

ataupun dalam bentuk kata yang ditujukan pada diri sendiri, dapat pula

mengalihkan emosi marah kepada objek lain ataupun mencoba melarikan

diri dalam alam fantasi/melamun (Syahril dan Ahmad, 1986).

Selain tugas perkembangan mencapai kebebasan emosional dari orang

tua dan orang dewasa lainnya, seorang remaja juga berusaha untuk

(45)

Jika remaja gagal menemukan identitas dirinya, maka mereka akan

mengalami krisis identitas. Krisis identitas pada masa remaja akan

berakibat buruk pada masa berikutnya. Menurut Hurlock (1997), tanpa

penetapan suatu identitas yang terintegrasi dengan baik, manusia selama

masa dewasanya akan mengalami kesulitan terus menerus dan akan tetap

dibebani dengan berbagai macam konflik yang mengacaukan.

Remaja dapat menemukan identitas dirinya bila ia memiliki

kemampuan untuk mengenal diri sendiri dengan baik. Mereka mengetahui

kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya dan mengusahakan terus

menerus untuk memperbaiki diri. Untuk dapat menemukan dirinya secara

pribadi dengan segala kekuatan dan kelemahannya, peran kecerdasan

intrapersonal sangat dibutuhkan. Jadi proses pencarian identitas diri dan

mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya

akan mudah tercapai bila memiliki kecerdasan intrapersonal.

C. Program Bimbingan Pribadi

1. Pengertian Program Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi adalah salah satu ragam bimbingan, ragam

bimbingan yang lainnya adalah bimbingan akademik, bimbingan karier dan

bimbingan sosial. Biasanya bimbingan pribadi terkait juga dengan

bimbingan sosial dan sering disebut sebagai bimbingan pribadi-sosial.

(46)

Bimbingan pribadi adalah bimbingan yang bertujuan membantu

anak/siswa agar mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri serta sehat jasmani rohani

(Winkel, 1997). Layanan bimbingan pribadi dapat terlaksana dengan baik,

terkoordinasi dan dapat dipertanggungjawabkan apabila sebelumnya telah

dibuat sebuah program bimbingan yang terkait dengan pengembangan

personal/pribadi.

Menurut Winkel (1997: 143), “program bimbingan adalah

rangkaian kegiatan atau materi bimbingan yang terencana, terorganisasi

dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun

ajaran”. Program bimbingan pribadi berarti suatu rangkaian kegiatan atau

materi yang terkait dengan pengembangan kemampuan personal yang

direncanakan untuk dijadikan bahan pelayanan bimbingan dalam periode

waktu tertentu. Kegiatan-kegiatan bimbingan diselenggarakan berdasarkan

program yang telah disusun untuk periode waktu tertentu dan program

tersebut telah disepakati oleh pihak-pihak yang terkait.

Pengelolaan program bimbingan akan efisien dan efektif apabila

program itu mendapat dukungan penuh dari pimpinan lembaga dan seluruh

pihak lembaga. Perencanaan dan pengelolaan program bimbingan menuntut

pemikiran yang kreatif dan daya tahan yang besar terhadap kendala-kendala

yang mungkin dihadapi.

Program bimbingan yang disusun untuk periode waktu tertentu,

(47)

bimbingan. Program bimbingan yang disusun secara tertulis dan jelas

memudahkan pembimbing untuk mengadakan penilaian atau evaluasi

terhadap pencapaian tujuan pelayanan bimbingan (Winkel, 1997).

Beberapa keuntungan yang diperoleh pembimbing apabila mereka

bekerja berdasarkan program yang jelas adalah sebagai berikut (Slameto,

1990):

a. Ruang lingkup pelayanan bimbingan jauh lebih luas, terutama melalui

bimbingan kelompok yang terencana matang berdasarkan masalah

binimbing.

b. Kerjasama dalam tim bimbingan dapat lebih optimal dengan pembagian

tugas yang telah disepakati bersama.

c. Sifat bimbingan yang lebih menonjol ialah sifat preventif dan

perserevatif.

d. Lebih memungkinkan diadakan evaluasi oleh pihak-pihak terkait.

e. Lebih disadari oleh pihak lembaga bahwa untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan bimbingan dibutuhkan orang yang telah mendapatkan

pendidikan prajabatan yang memadai.

2. Syarat Program Bimbingan

Program bimbingan disusun berdasarkan pertimbangan yang matang

dan hendaknya memenuhi syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam

menyusun suatu progam bimbingan. Prayitno (1997), mengemukakan

(48)

a. Berdasarkan kebutuhan

Program bimbingan harus disusun berdasarkan kebutuhan peserta

didik dan sesuai dengan kondisi pribadinya, serta jenjang dan jenis

pendidikannya.

b.Lengkap dan menyeluruh

Program bimbingan yang dimuat seharusnya memuat segenap

fungsi bimbingan, yaitu meliputi jenis layanan dan kegiatan pendukung,

serta menjamin dipenuhinya prinsip dan asas-asas bimbingan dan

konseling.

c. Sistematik

Sistematik dalam arti program disusun menurut urutan logis,

tersinkronisasi dengan menghindari tumpang tindih yang tidak perlu,

serta dibagi-bagi secara logis.

d. Terbuka dan luwes

Program bimbingan yang tersusun secara terbuka dan luwes dapat

memudahkan untuk pengembangan dan penyempurnaannya, tanpa harus

merombak program itu secara menyeluruh.

e. Memungkinkan kerja sama

Program yang disusun memungkinkan kerjasama dengan semua

pihak yang terkait dalam rangka sebesar-besarnya memanfaatkan

berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi kelancaran dan

(49)

f. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut. Penilaian dan tindak lanjut digunakan untuk penyempurnaan

program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan keefisienan

penyelenggaraan program bimbingan dan konseling pada umumnya.

Ohlsen (Slameto, 1990), mengungkapkan bahwa hal-hal yang sangat

esensi dalam program bimbingan adalah sebagai berikut:

a. Program bimbingan disusun atas dasar kebutuhan dan persoalan anak

didik.

b. Pembimbing yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan anak

didik, diberi tempat atau kedudukan yang pokok.

c. Penting adanya seorang yang ahli dan terlatih dalam lapangan bimbingan.

d. Kerjasama pemimpin lembaga sangat penting di dalam dan

melaksanakan program bimbingan.

3.Langkah-langkah Penyusunan Program Bimbingan

Slameto (1990), menyebutkan beberapa langkah yang perlu dilakukan

dalam menyusun program bimbingan yaitu:

a. Mengadakan inventarisasi masalah dan kebutuhan anak didik. Bimbingan dapat perfungsi optimal bila program bimbingan relevan

dengan kebutuhan anak didik.

b.Mengadakan inventarisasi fasilitas yang ada, meliputi: tenaga yang ada dan yang dapat menjadi pemikir atau pelaksana program bimbingan,

(50)

dan yang mungkin dapat dikembangkan, keuangan yang dapat

disediakan, alat-alat yang akan memperlancar penyelenggaraan

bimbingan.

c. Mempertimbangkan sifat-sifat khas lembaga, seperti: tingkat atau jenis lembaga, tujuan dan sifat pendidikan, lingkungan dan lain-lain.

d.Menentukan program kerja. Program bimbingan atas dasar masalah-masalah yang perlu segera ditangani.

e. Menentukan personalia atau pembagian tugas dan tanggungjawab. Penentuan tugas dan tanggungjawab dibuat secara merata dengan

pertimbangan minat, kesempatan dan kemampuan yang dimiliki oleh

setiap petugas yang ada.

Prayitno (1997), menyebutkan langkah-langkah menyusun program

bimbingan yaitu:

a. Mengidentifikasi dan menginventarisasi masalah atau kebutuhan yang

ada.

b. Menentukan prioritas masalah atau kebutuhan yang perlu ditangani.

c. Mengidentifikasi dan menginventarisasi fasilitas yang ada.

d. Menentukan pokok-pokok program (sesuai dengan masalah yang akan

ditangani).

e. Menentukan pelaksana, pembagian tugas dan bentuk kerjasama.

f. Menentukan organisasi, anggaran, fasilitas yang diperlukan.

g. Menentukan jangka waktu pelaksanaan program.

(51)

D. Pelayanan Bimbingan Pribadi Di Asrama

1. Pengertian Asrama dan Asrama Putri Stella Duce Samirono

Asrama adalah sebuah rumah pemondokan yang besar yang

menerima banyak anak/orang dan sering berhubungan dengan suatu

sekolah atau yayasan tertentu dan memiliki suatu tujuan tertentu (Slameto,

1990). Oleh karena itu yang diterima dalam suatu asrama biasanya

merupakan kelompok tertentu yang memenuhi syarat tertentu misalnya

syarat yang berkaitan dengan jenjang pendidikan, jenis kelamin dan

agama.

Asrama Putri Stella Duce Samirono juga memiliki persyaratan

tertentu yaitu anak yang diperbolehkan tinggal di asrama adalah pelajar

SMA Stella Duce Yogyakarta dan bersedia memenuhi dan mematuhi

segala persyaratan untuk masuk menjadi warga asrama.

Asrama Putri Stella Duce adalah asrama pelajar SMA Stella Duce

Yogyakarta, yang dikelola oleh Yayasan Syantikara, yang didirikan oleh

suster-suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus (CB) dengan dasar

pendidikan katolik. Asrama Putri Stella Duce Samirono adalah salah satu

unit asrama Putri Stella Duce yang beralamat di Samirono, Yogyakarta.

Dua unit yang lain adalah Asrama Jl. Supadi dan Asrama Trenggono.

Tujuan Asrama Putri Stella Duce (dalam buku “Tata Kehidupan Asrama Putri Stella Duce Yogyakarta”) adalah:

a Mendampingi para warga untuk mencapai kepribadian yang utuh,

(52)

pribadi manusia, mandiri serta tanggap terhadap kebutuhan sesama dan

lingkungan sekitarnya.

b Menyediakan tempat yang layak dan suasana belajar yang teratur dan

tenang kepada warganya, agar dapat belajar dengan baik, serta

menjalankan kegiatan kemasyarakatan.

Asrama Stella Duce Samirono memiliki jadwal rutin atau jadwal

harian yang harus dilakukan oleh warga asrama. Jadwal rutin atau harian

asrama adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Jadwal Rutin/Harian Asrama Putri Stella Duce Samirono

Jam Kegiatan

04.30-05.30  Bangun, Mandi, Berhias

 Menyiapkan makan pagi (bagi yang bertugas), Misa ke Gereja (tidak diwajibkan namun disarankan)

05.30-06.30  Doa pagi bersama

 Makan pagi

 Keperluan pribadi, mengembalikan sisa makanan bagi yang bertugas

06.30  Semua anak sudah harus berangkat ke sekolah 06.45-13.30  Berada di sekolah

13.30-14.30  Menyiapkan makan siang bagi yang bertugas

 Makan siang (bebas disesuaikan dengan waktu dan kebutuhan masing-masing)

14.30-16.00  Istirahat (waktu tenang) 16.00-17.00  Bangun, Mandi, Berhias

 Mengembalikan sisa makanan (bagi yang bertugas)

(53)

Jam Kegiatan 17.00-18.00  Belajar I (tenang)

18.00-19.00  Doa makan bersama

 Menyiapkan makan malam (bagi yang bertugas)

 Makan malam bersama

 Mengembalikan sisa makanan bagi yang bertugas

 Keperluan pribadi 19.00-21.00  Belajar II (tenang)

21.00-22.00  Rekreasi/keperluan pribadi (boleh nonton TV) 22.00-23.00  Waktu tenang (TV dimatikan)

 Belajar III bagi yang membutuhkan 23.00-04.30  Istirahat

Kegiatan-kegiatan tersebut wajib dilakukan oleh warga Asrama

Stella Duce Samirono. Selain kegiatan-kegiatan rutin, di asrama juga

dilakukan kegiatan lain seperti program bimbingan pengembangan berkala

untuk setiap kelas X, XI dan XII. Program bimbingan untuk kelas X

bertema “Who am I?”, kelas XI bertema” kerjasama atau tim building”dan kelas XII bertema “panggilan hidup”. Program tersebut dilaksanakan

dengan memperhatikan program bimbingan di sekolah agar tidak terjadi

tumpang tindih dan overlap. Pelaksanaan program bimbingan ini adalah

psikolog Asrama dan dibantu atau diawasi oleh pimpinan asrama dan para

(54)

2. Peran Pelayanan Bimbingan Pribadi Di Asrama Dalam Peningkatan Kecerdasan Intrapersonal

Pelayanan bimbingan di asrama penting untuk membantu

perkembangan para warganya. Pelayanan bimbingan di asrama dapat

membantu siswi untuk mencapai kepribadian yang utuh dan menjadi

pribadi yang dewasa, mandiri serta bertanggung jawab. Hal ini juga

menjadi salah satu tujuan dari Asrama Putri Stella Duce Samirono.

Selama ini pelayanan bimbingan dilakukan di sekolah, tetapi

pelayanan bimbingan di sekolah sering kali kurang optimal karena

banyaknya kendala seperti: guru pembimbing tidak memiliki waktu

khusus untuk memberikan bimbingan klasikal atau waktu bimbingan yang

tidak sebanding dengan waktu untuk pelajaran, jumlah siswi yang tidak

sebanding dengan guru pembimbing. Hal seperti ini sering kali tidak

membuat pelayaan bimbingan optimal dan menyeluruh ke semua siswa/i.

Oleh sebab itu pembimbing atau pendamping di asrama perlu

melaksanakan pelayanan bimbingan terhadap para warganya. Pelayanan

bimbingan dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal yang dibutuhkan

siswa dan hal-hal yang kurang diperhatikan oleh pihak sekolah.

Para pembimbing atau pendamping di asrama perlu memberikan

pelayanan bimbingan kecerdasan intrapersonal, supaya para warganya

mampu untuk menjadi pribadi yang berkembang utuh baik fisiologis,

intelektual dan emosional serta spiritual. Dengan membantu mereka

(55)

pribadi yang nyaman dengan dirinya, percaya diri , bertanggung jawab,

mandiri dan memiliki tujuan hidup yang jelas. Apabila hal itu dapat

tercapai, maka kemungkinan mereka juga dapat menjadi siswi yang

berprestasi di bidang akademik. Mereka menjadi tahu apa yang penting

bagi dirinya dan karena mereka merasa nyaman dengan dirinya sendiri,

maka mereka akan lebih percaya diri dalam bergaul. Pembimbing atau

pendamping asrama dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal para

warganya melalui pelayanan bimbingan pribadi yang dapat meningkatkan

kecerdasan intrapersonal.

Pelayanan bimbingan pribadi yang dilakukan secara terus menerus

dalam kurun waktu tertentu dapat membantu siswi untuk semakin

mengembangkan kemampuan personalnya seperti halnya kemampuan

yang terkait dengan kecerdasan intrapersonal. Jadi pelayanan bimbingan

pribadi menjadi suatu bagian yang penting dalam usaha meningkatkan

kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di asrama. Melalui

pelayanan bimbingan pribadi, siswi dibantu untuk semakin bertumbuh

menjadi orang yang dewasa yang bertanggungjawab terhadap

kehidupannya sendiri serta mampu merencanakan masa depannya.

Pelayanan bimbingan pribadi dapat terlaksana dengan baik apabila

sebelumnya dibuat program bimbingan pribadi. Program bimbingan

pribadi dibuat berdasarkan kebutuhan para siswi yang berkaitan dengan

kecerdasan intrapersonal dan dilaksanakan secara rutin dalam periode

(56)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian di bidang pendidikan khususnya

bidang bimbingan dan konseling di luar sekolah. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif dengan menggunakan metode

survei. Menurut Sudjana dan Ibrahim (1989), penelitian deskriptif adalah

penelitian yang berusaha mengambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian

yang terjadi pada saat sekarang. Wasito (1992) mengungkapkan bahwa

penelitian deskriptif adalah penelitian yang terbatas pada usaha

mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga

hanya merupakan penyingkapan fakta. Penelitian deskriptif dirancang untuk

memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif karena penelitian ini

dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang kecerdasan intrapersonal

para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran

2007/2008.

B. Subjek Penelitian

Menurut Furchan (1982), survei yang mencakup seluruh populasi yang

diteliti disebut sensus, sedangkan survei yang hanya menyelidiki sebagian saja

(57)

seluruh siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono, oleh karena

itu disebut sebagai penelitian populasi atau sensus. Rincian jumlah penghuni

asrama Putri stella Duce Samirono dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Rincian Jumlah Penghuni Asrama Putri Stella Duce Samirono Tahun Ajaran 2007/2008

Kelas Jumlah Siswi

X 33

XI 44

XII 25

Jumlah Total 102

Peneliti memilih penelitian di asrama dengan pertimbangan: (1) warga

asrama sering mengalami masalah yang kompleks dan dalam penyelesaiannya

dibutuhkan kecerdasan intrapersonal; (2) Hasil penelitian dapat digunakan

untuk meningkatkan program pembinaan/bimbingan di Asrama Putri Stella

Duce Samirono, khususnya pembinaan/bimbingan kecerdasan intrapersonal;

(3) Pembimbing/pendamping asrama memiliki kesempatan yang besar untuk

meningkatkan dan mengembangkan kecerdasan intrapersonal para penghuni

asrama.

C. Alat Penelitian

1. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(58)

disusun berdasarkan aspek-aspek kecerdasan intrapersonal menurut

Goleman (2003). Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis

kuesioner tertutup, yang berarti bahwa kuesioner telah berisi

pertanyaan/pernyataan yang telah disertai pilihan-pilihan jawaban. Bentuk

dan format item dalam kuesioner kecerdasan intrapersonal ini adalah

bentuk pernyataan dengan pilihan-pilihan. Responden dihadapkan pada

stimulus yang berupa keadaan, situasi atau masalah dan responden harus

menentukan salah satu tindakan di antara pilihan-pilihan yang disediakan.

Kuesioner kecerdasan intrapersonal ini terdiri dari 2 bagian yaitu: (1)

bagian pengantar dan petunjuk pengisian dan (2) bagian pernyataan yang

menggungkapkan kecerdasan intrapersonal yang terdiri dari 80 item

pernyataan.

Item-item pernyataan dalam kuesioner terdiri dari tiga aspek

kecerdasan intrapersonal, yaitu: (1) menyadari dan mengenali emosinya

sendiri, (2) mengelola emosi, (3) memotivasi diri sendiri. Jumlah dari item

kuesioner yang mengungkap masing-masing aspek kecerdasan

(59)

Tabel 3

Kisi-kisi Kecerdasan Intrapersonal

No. Aspek

Kecerdasan

Intrapersonal

Subaspek Indikator No. Item

dalam

kuesioner

Jumlah

item

1 Menyadari dan

mengenali

emosinya sendiri

1. Kesadaran

emosi

2. Penilaian diri

3. Percaya diri

1. Mengetahui emosi yang

dirasakan

2. Mengetahui penyebab dari

emosi/perasaan

3. Menyadari keterkaitan antara

perasaan dengan pikiran,

perbuatan dan perkataan

4. Menyadari bahwa perasaan

dapat mempengaruhi kinerja

1. Sadar akan

kekuatan-kekuatan dan

kelemahan-kelemahannya

2. Menyempatkan diri untuk

merenung dan belajar dari

pengalaman

3. Terbuka terhadap umpan

balik yang tulus, bersedia

menerima perspektif yang

baru

1. Berani tampil dengan

keyakinan diri, berani

menyatakan keberadaaanya

2. Berani menyuarakan

pandangan/pemikiran atau

pendapatnya

3. Bersikap tegas, mampu

membuat keputusan yang

baik kendati dalam keadaan

(60)

No.

2. Sifat dapat

dipercaya

1. Mengelola dengan baik

emosi/perasaan yang dialami

2. Tetap berpikir positif

3. Tidak goyah bahkan dalam

situasi yang berat

4. Berpikir jernih dan tetap

fokus kendati dibawah

tekanan

1. Bertindak menurut etika

2. Mengakui kesalahan sendiri

3. Berani menegur perbuatan

tidak etis orang lain

4. Berpegang kepada perinsip

secara teguh bahkan bila

akibatnya adalah menjadi

tidak disukai

5. Memenuhi komitmen dan

mematuhi janji

6. Bertanggungjawab

7. Cermat dalam bekerja

1. Luwes dalam memandang

sesuatu/fleksibel

2. Memiliki prioritas

3. Menyesuaikan diri dengan

lingkungan

3. Memotivasi diri

sendiri

1. Dorongan

untuk

berprestasi

1. Berorientasi pada tujuan

2. Menetapkan tujuan hidup

yang menantang

3. Berani mengambil setiap

resiko yang telah

diperhitungkan

4. Memiliki semangat untuk

terus belajar untuk

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mempercepat adopsi teknologi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Departemen Pertanian, maka sejak tahun 2009 telah ditandatngani nota kesepahaman antara Badan

Karo tepatnya sebelum simpang tiga, Desa Payung, Kec.Payung, Kab.Karo dari arah belakang satu orang temannya dan langsung menghambat saksi korban Nusantara Tarigan

Sehingga, tujuan dari penelitian ini adalah mengontrol temperatur sepanjang Γ w sedemikian hingga temperatur pada batas tersebut sesuai dengan kondisi temperatur yang

1) Mendukung konsep materi dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Mudah dan aman digunakan baik oleh siswa maupun guru. 3) Sesuai dengan tingkat perkembangan anak. 4) Mendukung

Pelaksanaan pengajaran membaca memiliki beberapa prinsip yang terdiri atas: 1) belajar membaca merupakan suatu proses yang sangat rumit dan peka terhadap

Untuk meringankan atau membantu menyelesaikan pekerjaan yang ada di MIN Demangan Kota Madiun dengan dibuatnya perancangan sistem peminjaman buku, yang kedepannya

Berdasarkan Panduan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Tengah, pelaksanaan Festival Danau Poso dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada seluruh elemen masyarakat

Validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk menguji apakah kuesioner yang disebarkan untuk mendapatkan data penelitian adalah valid dan reliabel, oleh karena itu peneliti