• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan program penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan program penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Ampika Wulan Martina NIM: 151134062. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Ampika Wulan Martina NIM: 151134062. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Dengan rasa syukur peneliti persembahkan skripsi ini kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati, melindungi, memberikan kesehatan, kelancaran, kemudahan, dan berkatNya untuk setiap proses yang saya jalani dalam penyusunan skripsi. 2. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Santhoso dan Ibu Hartuti yang senantiasa selalu memberikan kasih sayang, cinta, semangat, dan doa dengan penuh ketabahan dan kesabaran, serta dalam memberikan dukungan berupa apapun demi terselesaikannya skripsi ini. 3. Kakakku tercinta Eka Agus Evry Haryanto, Natanael Yogo Prasetyo, Ardhitya Putra Kusprabawa yang selalu memberikan motivasi, dukungan, semangat, dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan semangat dan doa untuk mendukung saya dalam menyelesaikan pendidikan yang saya tempuh. 5. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa. 6. Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO “Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaan pada TUHAN” (Mazmur 40: 5). “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5: 7). “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2: 8-9). “Segala sesuatu yang kita kerjakan dengan ikhlas dan sabar, pasti akan membuahkan hasil yang manis” (Ampika Wulan Martina). v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 30 Maret 2020 Peneliti. Ampika Wulan Martina. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bahwa ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Ampika Wulan Martina. Nomor Mahasiswa. : 151134062. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENERAPAN PROGRAM. PENGUATAN. PENDIDIKAN. KARAKTER. BERBASIS. MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN”. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 30 Maret 2020 Yang menyatakan. Ampika Wulan Martina. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN Ampika Wulan Martina Universitas Sanata Dharma 2020 Latar belakang penelitian ini adalah dicanangkannya Program Penguatan Pendidikan Karakter oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di setiap satuan pendidikan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survei. Populasi penelitian ini adalah guru di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman yang berjumlah 180 guru, sedangkan sampel penelitian berjumlah 123 guru. Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus penentu sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan dan diambil menggunakan metode simple random sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner (pertanyaan terbuka dan tertutup) dan studi dokumenter. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan sudah menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat. Rerata keterlaksanaan penerapan seluruhnya 72% dari 8 aspek yang merupakan pokok program PPK berbasis masyarakat di seluruh sekolah. Keterlaksanaan penerapan tiap aspek berada pada rentang tertinggi yaitu kerja sama orangtua peserta didik sebagai mitra dalam pendidikan karakter (98%), sedangkan rentang terendah pada kerja sama Pengelola Pusat Kesenian dan Kebudayaan atau komunitas yang merupakan pusat pengembangan budaya lokal dan modern (52%). Bentuk penerapan program PPK berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri seKecamatan Kalasan melalui berbagai variasi kegiatan seperti mengunjungi museum yang bersifat wajib, begitu juga kolaborasi dengan berbagai lembaga kemasyarakatan dalam PPK. Kata Kunci: Masyarakat, Penguatan Pendidikan Karakter, Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat.. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT IMPLEMENTATION OF COMMUNITY-BASED CHARACTER EDUCATION STRENGTHENING PROGRAM IN PUBLIC ELEMENTARY SCHOOLS OF KALASAN, SLEMAN Ampika Wulan Martina Sanata Dharma University 2020 The background of this research is the design of a Character Education Reinforcement program from the Ministry of Education and Culture in each education unit. The purpose of this research is to describe the form of implementation of community-based Character Education Reinforcement programs in Elementary Schools in Kalasan Sub-district, Sleman Regency. This research is a quantitative descriptive study with a survey method. The population of this study was teachers in public Elementary Schools in Kalasan Subdistrict, Sleman Regency, totaling 180 teachers, while the study sample amounted to 123 teachers. The number of samples was determined using a minimum sample determination formula according to Krejcie and Morgan and was taken using the simple random sampling method. Data was collected by questionnaire (open and closed questions) and documentary studies. The results of the research showed that elementary school of Kalasan subdistrict area have applied implemented a community-based character building reinforcement program. Average implementation for range whole 72% from 8 aspects which are the main points of PPK community-based in all schools. The implementation of each aspect is at the highest level of application of parents collaboration as a partner in character education (98%), whereas the lowest range occurred in collaboration with the Manager of the Arts and Culture Center or community which is the center of the development of local and modern culture development (52%). The form of implementation of community-based Character Education Reinforcement programs in Elementary Schools in Kalasan Sub-district through various activities such as visiting mandatory museums, as well collaboration with various social institutions in PPK. Keywords: Public, Character Education Reinforcement, Public Based Character Education Reinforcement. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Peneliti menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi tidak terlepas dari banyak bimbingan, dukungan, kerja sama, dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.. 2.. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.. 3.. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.. 4.. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, kritik, dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.. 5.. Theresia Yunia Setyawan, S.Pd., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, kritik, dan saran dalam penyusunan skripsi.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6.. Odo Hadinata, M.Pd., selaku Tim Pengembang Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk kritik dan saran yang diberikan dalam penyusunan skripsi.. 7.. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam penyelesaian perkuliahan hingga penyusunan skripsi.. 8.. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan Kalasan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Sekolah Dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.. 9.. Seluruh validator yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk membantu memvalidasi, kritik, dan saran pada instrumen penelitian.. 10. Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri se-Kecamatan Kalasan yang telah memberikan izin dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian. 11. Orang tuaku Santhoso dan Hartuti yang selalu mendoakan, memberikan dukungan, motivasi, saran, mempersiapkan semua kebutuhan dan kelengkapan dalam penyusunan hingga penyelesaian skripsi. 12. Kakakku tercinta Eka Agus Evry Haryanto, Natanael Yogo Prasetyo, Ardhitya Putra Kusprabawa, dan seluruh keluarga besar yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dan dukungan dalam penyusunan hingga penyelesaian skripsi ini. 13. Teman payung kecil skripsi Fransiscus Xaverius Herdyan Sudarwanto dan Monieca Nana Honey yang berjuang bersama dalam penyusunan skripsi, menguatkan satu sama lain, dan motivasi hingga penyelesaian skripsi ini. 14. Sahabat dan teman yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa.. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. Teman-teman PGSD kelas D dan PGSD satu angkatan yang saling mendukung satu sama lain sepanjang perkuliahan. 16. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. Peneliti bersyukur atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi, oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi ini peneliti membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat sebagaimana mestinya.. Peneliti. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman i HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ v HALAMAN MOTTO ............................................................................ vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA vii ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................. viii ABSTRAK............................................................................................... ix ABSTRACT ............................................................................................. x KATA PENGANTAR ........................................................................... xiii DAFTAR ISI .......................................................................................... xv DAFTAR TABEL .................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvii 1 BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Batasan Masalah ............................................................................... 5 C. Rumusan Masalah ............................................................................. 5 D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6 F. Definisi Operasional ......................................................................... 7 8 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... A. Kajian Pustaka .................................................................................. 8 1. Pendidikan Karakter..................................................................... 8 2. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) ......................... 13 3. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis Masyarakat ................................................................................... 25 B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 34 C. Kerangka Berpikir............................................................................. 38 D. Pertanyaan Penelitian........................................................................ 39 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................ A. Jenis Penelitian .................................................................................. 40 B. Setting Penelitian............................................................................... 41 1. Subjek Penelitian.......................................................................... 41 2. Objek Penelitian ........................................................................... 41 3. Tempat Penelitian ....................................................................... 41 4. Waktu Penelitian ......................................................................... 42 C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 42 1. Populasi ........................................................................................ 42 2. Sampel.......................................................................................... 43 D. Variabel Penelitian ............................................................................ 47 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 48 1. Kuesioner ..................................................................................... 48 2. Studi Dokumenter ........................................................................ 48. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. F. Instrumen Penelitian ......................................................................... G. Teknik Pengujian Instrumen ............................................................. H. Teknik Analisis Data ......................................................................... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... A. Hasil Penelitian ................................................................................. 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian................................................. 2. Deskripsi Responden Penelitian................................................... 3. Deskripsi Data Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar Negeri seKecamatan Kalasan ........................................................................... B. Pembahasan ...................................................................................... BAB V PENUTUP .................................................................................. A. Kesimpulan ....................................................................................... B. Keterbatasan Penelitian..................................................................... C. Saran ................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ LAMPIRAN ............................................................................................ DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ xiv. 49 53 59 63 63 63 65. 66 83 91 91 92 92 93 96 158.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3. Halaman Populasi Penelitian .................................................................. 42 Penentuan Jumlah Sampel Minimal Menurut Krejcie dan Morgan .................................................................................... 44 Data Sampel Penelitian ........................................................... 45 Skala Guttman ......................................................................... 50 Kisi-kisi Kuesioner Pertanyaan Tertutup ................................ 51 Kisi-kisi Kuesioner Pertanyaan Terbuka ............................... 51 Daftar Cek SD Negeri se-Kecamatan Kalasan ....................... 52 Konversi Nilai Skala Lima ...................................................... 54 Modifikasi Nilai Skala Lima ................................................... 55 Konversi Data Kualitatif Skala Lima ...................................... 57 Hasil Rekapitulasi Validitas Isi ............................................... 57 Hasil Validitas Muka .............................................................. 58 Daftar Sekolah Dasar Negeri yang Diteliti ............................. 63 Hasil Frekuensi Sebaran Data Kuesioner................................ 66 Perolehan Persentase Butir Pertanyaan Tertutup 1-8 .............. 84. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9. Keterpaduan Olah Hati, Olah Raga, Olah Pikir, dan Olah Karsa ........................................................................................ Literature Map Penelitian yang Relevan ................................. Persentase Pembagian Sampel ................................................. Grafik Persentase Keseluruhan Butir Pertanyaan Tertutup ..... Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 1....................... Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 2....................... Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 3 ....................... Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 4....................... Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 5....................... Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 6....................... Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 7....................... Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 8........................ xvi. 15 37 45 67 68 69 70 71 72 73 74 75.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4. Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18. Halaman Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ...... 97 Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik ............................................................. 98 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari UPT Kecamatan Kalasan ................................................... 99 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Pengumpulan Data Penelitian kepada UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Kalasan .............................................................................. 100 Surat Keterangan Telah Mengumpulkan Hasil Penelitian kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ..................... 101 Data SD Negeri se-Kecamatan Kalasan ............................. 102 Coding Data Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kalasan ............................................................................................ 103 Rekapitulasi Data Penerapan Instrumen Pertanyaan Tertutup .............................................................................. 107 Rekapitulasi Data Penerapan Instrumen Pertanyaan Terbuka............................................................................... 111 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup ........................... 116 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka ............................ 117 Surat Pengantar Pengisian Instrumen Penelitian ................ 118 Lembar Identitas Responden .............................................. 119 Instrumen Penelitian Pertanyaan Tertutup dan Terbuka .... 120 Surat Permohonan Validasi Instrumen Penelitian .............. 123 Data Validasi Instrumen oleh 10 Validator ........................ 124 Hasil Validasi Instrumen Pertanyaan Tertutup dan Pertanyaan Terbuka ............................................................ 154 Daftar Cek Dokumentasi Data Penelitian .......................... 156. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah negara, pendidikan merupakan hal yang penting karena merupakan suatu proses pengembangan diri untuk melangsungkan kehidupan yang mencakup usaha untuk memenuhi fungsi hidup, baik jasmani maupun rohani (Salim & Kurniawan, 2012: 27). Pemerataan pendidikan di Indonesia yang belum maksimal menjadikan pembentukan karakter masyarakat kurang optimal. Saat ini pemerintah terus berusaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan dengan peningkatan mutu serta pemerataan pendidikan sebagai sarana untuk pembentukan karakter atau kepribadian anak. Pendidikan karakter atau sering disebut PPK menjadi bagian penting untuk semua orang sehingga perlu ditanamkan di sekolah sebagai lembaga pendidikan. Masyarakat berusaha untuk semakin memprioritaskan pendidikan karakter karena berbagai persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa seperti maraknya tindakan intoleransi dan kekerasan atas nama agama yang mengancam kebhinekaan NKRI, munculnya gerakan separatis, perilaku kekerasan, kejahatan seksual, tawuran pelajar, pergaulan bebas dan kecenderungan anak muda pada penyalahgunaan narkoba. Peran masyarakat dalam pengembangan dan pembentukan karakter sangat jarang mendapat perhatian, baik pemerintah sebagai pembuat kebijakan, maupun sekolah sebagai pelaksana pengembangan karakter. Peranan masyarakat dalam.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. pembentukan karakter tidak kecil, begitu juga sekolah hadir di masyarakat agar kehidupan dan tatanan masyarakat tetap terjaga, sehingga peran masyarakat lebih difokuskan dan sangat diperlukan dalam pembentukan karakter melalui pendidikan di sekolah. Kolaborasi masyarakat dengan sekolah dalam pembentukan karakter melalui program PPK memiliki dampak yang seimbang antara yang terjadi di sekolah dengan penguatan dan pemberdayaan yang ada di masyarakat (Koesoema, 2017: 7). Program Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah memerlukan kolaborasi dengan masyarakat maka, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Tim Penyusun PPK, 2017: 6a) menegaskan Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah sebagai Gerakan Nasional yang telah dilaksanakan sejak tahun 2010. Meskipun bukan sebagai sesuatu yang dianggap baru, pendidikan karakter cukup menjadi semacam “greget” bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan di Indonesia untuk membenahi moral generasi muda (Wibowo, 2012: 25). Menyongsong Generasi Emas 2045, pemerintah menguatkan karakter generasi muda agar memiliki keunggulan dalam persaingan global abad 21. Pemerintah mendorong peningkatan keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C yaitu kecakapan berkomunikasi (communication), kerja sama dalam pembelajaran (collaboration), kecakapan berpikir kritis (critical thinking and problem solving), dan kemampuan mengembangkan (creativity and innovation). Selain itu, di tahun 2017 Kemendikbud menargetkan sebanyak 1.626 sekolah akan menjadi target pengembangan PPK dan memberikan dampak pada 9.830 sekolah di sekitarnya. Hal tersebut perlu dioptimalkan sehingga diperlukan Penguatan Pendidikan Karakter bangsa..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Untuk itu, diera global saat ini pemerintah melaksanakan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang menjadi salah satu butir Nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Komitmen ini ditindaklanjuti dengan arahan Presiden kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan. Gerakan PPK menempati kedudukan fundamental saat pemerintah merancang revolusi karakter bangsa yang tertuang dalam Nawacita melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian dari revolusi mental. PPK adalah program pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi sesuai dengan falsafah Pancasila. Lima nilai utama karakter yang saling berkaitan dan perlu dikembangkan yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Menurut Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi, olah hati, olah karsa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 pasal 1 ayat 1 tentang PPK di satuan pendidikan formal menegaskan bahawa satuan pendidikan formal, yang selanjutnya disebut sekolah adalah kelompok layanan yang menyelenggarakan pendidikan formal, terstruktur, dan berjenjang yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Penerapan PPK dilakukan dengan tiga basis utama antara lain PPK berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat. PPK berbasis kelas dilaksanakan melalui pengintegrasian PPK dalam pembelajaran di kelas, PPK berbasis budaya sekolah dilaksanakan melalui pembiasaan nilai-nilai keseharian sekolah, keteladanan, serta tradisi, dan PPK berbasis masyarakat dilakukan dengan melibatkan mitra yang ada di masyarakat. Penelitian ini, berfokus pada program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat untuk mengetahui upaya yang dilakukan sekolah dalam menerapkan atau mendukung tercapainya program PPK berbasis masyarakat dalam kerja samanya antara sekolah dengan pihak luar sekolah atau masyarakat (Effendy, 2017: 35). Bentuk kolaborasi sekolah dengan komunitas untuk program PPK di antaranya adalah mengunjungi museum, cagar budaya, sanggar tari, kerja sama dengan media televisi, koran, majalah, gerakan literasi, radio, sedangkan lembaga pemerintah yang terlibat dalam PPK di antaranya Badan Narkotika Nasional, Kepolisian, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan lain-lain. Peran masyarakat dalam pendidikan menunjukkan bahwa keberhasilan pendidikan bergantung pada kemitraan antara pelaku pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman”. Kecamatan Kalasan dipilih karena ingin melihat sejauh mana peran masyarakat dalam pembentukan karakter peserta didik dan bentuk penerapan yang dilakukan. Kerja sama yang dilakukan sekolah dan masyarakat akan menjadi keberhasilan penerapan program.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Penguatan Pendidikan Karakter. Hasil penelitian ini diharapkan sekolah dapat menerapkan lima nilai utama pendidikan karakter, mewujudkan generasi emas, dan membentuk keutuhan pribadi dengan menguatkan karakter peserta didik.. B. Batasan Masalah Masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut. 1. Subjek penelitian ini adalah guru kelas sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. 2. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan simple random sampling. 3. Fokus penelitian ini pada program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan? 2. Bagaimana pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan?. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kacamatan Kalasan..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kacamatan Kalasan.. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Melalui penelitian ini dapat diketahui penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi dan terbentuk kerja sama baik yang dilakukan satuan pendidikan dengan lembaga luar sekolah atau kemasyarakatan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Sekolah dapat mengetahui sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat melalui kegiatan yang ada di sekolah sebagai tempat siswa dalam membentuk karakter dan mencerminkan pendidikan yang baik. b. Bagi Guru Guru dapat menyusun rencana kegiatan dalam program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat sebagai sarana pembentukan karakter siswa dalam berkolaborasi dengan masyarakat. c. Bagi Peneliti Penelitian ini sebagai sarana untuk belajar dan menambah wawasan tentang penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. F. Definisi Operasional Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut. 1. Pendidikan karakter adalah kegiatan pengajaran yang dilakukan untuk mengarahkan peserta didik menjadi lebih baik dalam hidup, sikap, dan kepribadian serta tingkah lakunya. 2. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan yang merupakan tanggung jawab dari satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik dalam berbagai keterlibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) melalui harmonisasi olah hati, olah raga, olah pikir, dan olah karsa. 3. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat merupakan kerja sama yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan orangtua, pengelola pusat kesenian dan budaya, lembaga pemerintah, komunitas yang menyediakan sumber pembelajaran, komunitas masyarakat sipil penggerak pendidikan, komunitas keagamaan, lembaga bisnis dan perusahaan, lembaga penyiaran media, serta komunitas lain yang ada di masyarakat untuk mewujudkan kegiatan dalam membentuk program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Pustaka 1. Pendidikan Karakter a. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan. Pendidikan yang baik akan ditunjang oleh beberapa unsur salah satunya adalah karakter. Pendidikan mempunyai arti luas yang mencakup semua perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan nilai-nilai serta melimpahkan pengetahuan, pengalaman, kecakapan serta keterampilan kepada generasi selanjutnya agar dapat memenuhi fungsi hidup, baik jasmani begitu pula rohani (Salim & Kurniawan, 2012: 27). Selain itu pendidikan juga mempersiapkan dan menumbuhkan anak didik atau individu manusia yang prosesnya berlangsung secara terus menerus sejak ia lahir sampai ia meninggal (Budiyanto, 2010: 7). Kemudian Ki Hadjar Dewantara (dalam Kurniawan, 2013: 27) menambahkan bahwa pendidikan adalah segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar menjadi manusia dan anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Berdasarkan pendapat yang telah disampaikan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah pengetahuan yang dimiliki manusia untuk mempersiapkan dan menumbuhkan dirinya dalam mencapai kebahagiaan..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. b. Karakter Karakter merupakan keadaan yang mendasari suatu individu itu sendiri. Karakter dapat didefinisikan sebagai identitas yang dimiliki seseorang atau sesuatu yang berbeda dengan orang lain (Zubaedi, 2012: 9). Selain itu, karakter adalah sesuatu yang mengualifikasi pribadi seseorang. Karakter menjadi identitas, ciri, sifat yang tetap, dan mengatasi pengalaman yang selalu berubah (Adisusilo, 2013: 77). Departemen Pendidikan Nasional (2011: 623) menegaskan bahwa karakter adalah sifatsifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Berdasarkan pengertian karakter dari beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan ciri perilaku seseorang yang berasal dari diri sendiri dan bersifat tetap untuk membedakan dengan perilaku orang lain. c. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter merupakan pelajaran yang diterima seseorang untuk membentuk perilakunya agar menjadi lebih baik. Pendidikan karakter merupakan pendidikan budi pekerti dengan program pengajaran yang bertujuan mengembangkan watak dan tingkah laku peserta didik dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang menekankan ranah afektif tanpa meninggalkan ranah kognitif, dan ranah keterampilan (Zubaedi, 2011: 25). Hal yang sama dikatakan oleh Albertus (2010: 5) yang menyatakan bahwa.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. pendidikan karakter adalah diberikannya tempat bagi kebebasan individu dalam menghayati nilai-nilai yang dianggap baik, luhur, dan layak diperjuangkan sebagai pedoman bertingkah laku bagi kehidupan pribadi ketika berhadapan dengan dirinya, sesama, dan Tuhan. Sementara Yahya Khan (2010: 34) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah proses kegiatan yang dilakukan dengan segala daya dan upaya secara sadar dan terencana untuk mengarahkan anak didik. Dari beberapa pengertian pendidikan karakter di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah kegiatan pengajaran yang dilakukan untuk mengarahkan peserta didik menjadi lebih baik dalam hidup, sikap, dan kepribadiannya serta dalam tingkah lakunya. d. Pusat Pendidikan Karakter Pendidikan karakter diterapkan untuk membangun karakter dan membentuk kekuatan karakter. Kurniawan (2013: 42) menjelaskan keterlibatan pusat pendidikan karakter sebagai berikut. 1) Lingkungan keluarga Lingkungan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keluarga adalah ibu dan bapak beserta anak-anaknya dan seisi rumah (Departemen Pendidikan Nasional, 2011: 659). Fungsi keluarga adalah fungsi pendidikan. Keluarga merupakan aspek penting untuk menanamkan karakter dan menjadi tempat berlangsungnya sosialisasi dalam pembentukan kepribadian..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. 2) Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang menentukan perkembangan dan pembinaan pendidikan karakter (Salim & Kurniawan, 2012: 268). Pendidikan karakter di lingkungan sekolah diintegrasikan dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran nilai-nilai karakter berkaitan dengan pengalaman dalam kehidupan siswa sehari-hari di masyarakat. 3) Lingkungan masyarakat Pentingnya peran masyarakat sebagai pusat pendidikan karakter dan sebagai upaya untuk memberdayakan penyelenggaraan pendidikan, hal ini menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat dibutuhkan dan keberadaannya sangat berpengaruh terhadap terlaksananya pendidikan di sekolah, karena sekolah tidak mampu melaksanakan programprogram tanpa adanya dukungan dan kerja sama dengan masyarakat. e. Komponen Pendidikan Karakter Proses pendidikan akan lebih terarah pada tujuan yang akan dicapai, karena pendidikan memiliki komponen (Kurniawan, 2013: 49). Komponen yang mendukung pendidikan karakter di antaranya dijelaskan sebagai berikut. 1) Pendidik Poerwadarminta (dalam Kurniawan, 2013: 51) menjelaskan bahwa dari segi bahasa, pendidik ialah orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik, sehingga timbul kesan bahwa pendidik ialah orang yang melakukan kegiatan dalam hal mendidik..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 2) Peserta didik Peserta didik adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang untuk menjalankan kegiatan pendidikan (Poerwadarminta (dalam Kurniawan, 2013: 52)). Peserta didik merupakan orang-orang yang memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan, maupun arahan dari orang lain. 3) Pendekatan dalam pendidikan karakter Dalam proses pendidikan karakter dan pengajaran nilai-nilai karakter, Kurniawan (2013: 55) menekankan bahwa diperlukan pendekatan yang bersifat multi approach yang meliputi hal-hal sebagai berikut. a) Pendekatan religius yang menitikberatkan bahwa peserta didik adalah makhluk yang berjiwa religius dalam bakat keagamaan. b) Pendekatan filosofis yang memandang bahwa peserta didik adalah makhluk rasional yang didasarkan pada sejauh mana kemampuan berpikirnya dapat dikembangkan sampai pada titik maksimal perkembangannya. c) Pendekatan sosio kultural di mana peserta didik dianggap sebagai makhluk bermasyarakat dan berkebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat yang berkebudayaan. d) Pendekatan saintifik di mana peserta didik memiliki kemampuan menciptakan, berkemauan, dan merasa. Dari hasil penjabaran mengenai komponen pendidikan karakter di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan karakter terdapat.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. komponen yang mendukung yaitu pendidik, peserta didik, dan pendekatan dalam pendidikan karakter. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah. pengetahuan. yang dimiliki. manusia. untuk. mencapai. kebahagiaan, sedangkan karakter adalah ciri seseorang untuk membedakan perilakunya dengan orang lain. Pengertian pendidikan karakter adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjadi lebih baik dalam tingkah lakunya. Pihak yang terlibat dalam pembentukan pendidikan karakter yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, sedangkan komponen yang mendukung pendidikan karakter yaitu pendidik, peserta didik, dan pendekatan dalam pendidikan karakter.. 2. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) a. Latar Belakang Salah satu butir Nawacita Presiden Joko Widodo adalah memperkuat pendidikan karakter bangsa. Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) merupakan salah satu gerakan yang ingin dilakukan oleh Presiden untuk diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satunya dalam dunia pendidikan. Pada tahun 2010, pendidikan karakter sudah pernah diluncurkan sebagai gerakan nasional. Namun gerakan pendidikan karakter ini belum cukup kuat. Karena itu, pendidikan karakter perlu dikuatkan kembali menjadi gerakan pendidikan karakter bangsa melalui program nasional berupa Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Tujuan program PPK adalah menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter bangsa secara efektif dan sistematis melalui penerapan nilai-nilai utama GNRM yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Hal ini tentunya akan menjadi fokus dalam pembelajaran, pembiasaan, dan pembudayaan, sehingga pendidikan karakter bangsa sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir, dan cara bertindak seluruh bangsa Indonesia menjadi bangsa yang semakin baik dan berintegritas. b. Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah karsa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Pendapat lain mengenai PPK diungkapkan oleh Sriwilujeng (2017: 6) yang menyatakan bahwa PPK merupakan proses pembentukan, transformasi, dan pengembangan potensi peserta didik agar berpikiran, berhati, dan berperilaku baik. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa PPK merupakan proses pemberian bantuan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter sebagai proses pembentukan, transformasi, dan pengembangan potensi peserta didik agar berpikiran, berhati, dan berperilaku baik, sehingga mampu mewujudkan keterpaduan nilai-nilai.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. karakter yang terkandung dalam prinsip empat olah. Keterpaduan ini secara ringkas ditunjukkan dalam Gambar 2.1 berikut.. Bersih dan sehat, displin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih. Olah Hati Olah Raga. Olah Karsa Olah Pikir. Cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi, IPTEKS, dan reflektif. Beriman dan bertaqwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik Ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmospolit, mengutamakan kepentingan umum, bangga, menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja. Gambar 2.1 Keterpaduan Olah Hati, Olah Karsa, Olah Pikir, dan Olah Raga.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. c. Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup, agama, budaya, dan nilai dalam tujuan pendidikan nasional (Zubaedi, 2011: 72-73). Dari keterpaduan harmonisasi antara olah hati, olah karsa, olah pikir, dan olah raga dapat dikembangkan 18 nilai dalam pendidikan karakter. Kedelapan belas nilai karakter yang dikembangkan, menurut Kurniawan (2013: 41), adalah sebagai berikut. 1) Religius Nilai religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Contoh kegiatan nilai religius yaitu menghadirkan tokoh keagamaan, dan kegiatan yang mencerminkan nilai religius yaitu keberimanan terhadap Tuhan. 2) Jujur Nilai jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dipercaya dalam perkataan, perbuatan, dan pekerjaan. 3) Toleransi Nilai toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Contoh nilai toleransi yaitu tidak membedakan agama, suku, ras, dan budaya..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. 4) Disiplin Nilai disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5) Kerja keras Nilai kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas sebaik-baiknya. 6) Kreatif Nilai kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara baru dari sesuatu yang telah dimiliki atau mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu. 7) Mandiri Nilai mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah menggantungkan pada orang lain dalam menyelesaikan tugas. 8) Demokratis Nilai demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak, yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9) Rasa ingin tahu Nilai rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang berupaya untuk mengetahui lebih dalam dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, atau didengar. 10) Semangat kebangsaan Nilai semangat kebangsaan adalah suatu keadaan yang menunjukkan adanya kesadaran cara berpikir, bertindak, dan.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11) Cinta tanah air Nilai cinta tanah air adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas diri dan kelompoknya. 12) Menghargai prestasi Nilai menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat serta menghormati keberhasilan orang lain. 13) Bersahabat/komunikatif Nilai komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14) Cinta damai Nilai cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 15) Gemar membaca Nilai gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 16) Peduli lingkungan Nilai peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam sekitar dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17) Peduli sosial Nilai peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu memberi bantuan pada orang lain yang membutuhkan. 18) Tanggung jawab Nilai tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan YME. Kedelapan belas nilai pendidikan karakter tersebut selanjutnya dikristalisasi menjadi lima nilai utama yang membentuk jejaring nilai. Mengacu pada Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 sebagaimana nilai pendidikan karakter tersebut saling berkaitan, berikut penjelasan kelima nilai karakter. 1) Religiusitas Nilai karakter religiusitas meliputi relasi tiga dimensi yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Sub nilai religiusitas antara lain adalah cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, anti.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. buli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, dan melindungi yang kecil dan tersisih. 2) Nasionalisme Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan berbagai macam sikap baik, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan sendiri dan orang lain. Sub nilai nasionalisme antara lain adalah apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama. 3) Kemandirian Nilai karakter kemandirian merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan memperjuangkan segala tenaga, pikiran, serta waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Sub nilai kemandirian antara lain adalah etos kerja (kerja keras), tangguh, tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. 4) Gotong royong Nilai. karakter. gotong. royong. mencerminkan. tindakan. menghargai semangat kerja sama dan membantu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, serta memberi bantuan pada orang yang membutuhkan..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Sub nilai gotong royong antara lain adalah menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan. 5) Integritas Nilai karakter integritas merupakan sikap tanggung jawab sebagai warga negara dan terlibat aktif dalam kehidupan sosial. Sub nilai integritas antara lain adalah kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas). d. Tujuan Pendidikan Karakter Tim Penyusun PPK (2017: 16a) menyatakan bahwa program PPK memiliki tujuan sebagai berikut. 1) Mengembangkan program pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau generator utama penyelenggaraan pendidikan. 2) Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21. 3) Mengembalikan pendidikan karakter sebagai roh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah raga (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah karsa (kinestetik)..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. 4) Merevitalisasi (menghidupkan) dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, siswa, pengawas, dan komite sekolah) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter. 5) Membangun jejaring perlibatan masyarakat (publik) sebagai sumbersumber belajar di dalam dan di luar sekolah. 6) Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Jadi, inti dari tujuan pendidikan karakter lebih mengutamakan pertumbuhan moral individu yang ada dalam lembaga pendidikan sehingga perlu dikembangkan program guna membangun dasar dan sumber-sumber yang ada serta melestarikan kebudayaan dan jati diri. e. Manfaat Pendidikan Karakter Tim Penyusun PPK (2017: 16a) menjelaskan manfaat Penguatan Pendidikan Karakter sebagai berikut. 1) Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan daya saing siswa dengan kompetensi abad 21, yaitu berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. 2) Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah dengan pengawasan guru. 3) Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai manajer dan guru sebagai inspirator PPK. 4) Revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong royong sekolah dan partisipasi masyarakat..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. 5) Penguatan peran keluarga melalui kebijakan pembelajaran 5 (lima) hari. 6) Kolaborasi antar Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, lembaga masyarakat, pegiat pendidikan dan sumber-sumber belajar lainnya. Dengan adanya manfaat dalam pendidikan karakter, diharapkan dapat mendukung proses pembentukan karakter yang baik, sehingga penerapan karakter semakin terbentuk melalui kerja sama yang dilakukan. f. Basis Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter Dalam konsep dasar dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter (Tim Penyusun PPK, 2017a), pemerintah menggunakan tiga pendekatan pendidikan karakter, yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Ketiga pendekatan ini saling terkait dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Pendekatan ini membantu satuan pendidikan dalam merancang program dan kegiatan PPK (Kemendikbud, 2017: 7). Gerakan PPK juga dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan dimiliki oleh sekolah (Albertus, 2015: 15). Berikut adalah penjelasan basis gerakan PPK. 1) Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas Dalam PPK berbasis kelas, pengintegrasian proses pembelajaran dilaksanakan melalui isi kurikulum pada mata pelajaran secara tematik maupun terintegrasi dalam mata pelajaran lain. Kualitas PPK berbasis kelas merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Agar proses PPK berbasis kelas dapat berjalan dengan lancar, maka pelaku pendidikan.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. perlu memahami mengenai proses pembelajaran dan mampu memberikan masukan yang baik (Tim Penyusun PPK, 2017: 12b). 2) Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah PPK berbasis budaya sekolah meninjau berbagai bentuk pembiasaan melalui proses pembudayaan. PPK berbasis budaya sekolah mengembangkan berbagai relasi antara budaya pendidikan karakter dengan lingkungan sekolah dan menekankan pembiasaan nilai utama keseharian di sekolah, mengembangkan dan memberi ruang untuk potensi siswa melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah. Budaya sekolah yang baik dapat mengembangkan iklim akademik yang diperlukan sekolah dalam menetapkan atau memperkuat branding sekolah (Tim Penyusun PPK, 2017: 19b). 3) Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat PPK berbasis masyarakat merupakan kolaborasi antara sekolah dengan pihak luar sekolah. Satuan pendidikan tidak dapat menutup diri dari kemungkinan berkolaborasi dengan lingkungan luar sekolah. Pelibatan publik dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi dan misinya sendiri. Kerja sama sekolah dengan lembaga pemerintah merupakan jaringan pendidikan yang dilibatkan pada proses pendidikan dalam pembentukan karakter (Albertus, 2018:137). Karena itu, berbagai macam kerja sama dan kolaborasi sangat diperlukan dalam satuan pendidikan yang dapat menjadi mitra PPK..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. Dari penjelasan mengenai program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dapat disimpulkan bahwa program Penguatan Pendidikan Karakter dilatarbelakangi oleh Nawacita Presiden Joko Widodo dengan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter adalah proses pemberian bantuan secara terus menerus di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter anak sebagai pembentukan akhlak. Dalam Penguatan Pendidikan Karakter terdapat 5 nilai utama karakter yang menjadi prioritas pengembangan yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Adapun Penguatan Pendidikan. Karakter. mempunyai. tujuan. mengembangkan. platform. pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dengan memperhatikan keragaman, merevitalisasi, memperkuat potensi serta kompetensi ekonomi pendidikan. Manfaat pendidikan karakter adalah mempersiapkan daya saing siswa dengan kompetensi abad 21, yaitu berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. PPK menggunakan pendekatan dengan tiga basis utama yaitu basis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat.. 3. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis Masyarakat Peningkatan mutu pendidikan merupakan usaha yang dilakukan sekolah. Pencapaian mutu pendidikan akan terlaksana jika ada partisipasi masyarakat dalam menjalin kerja sama dengan sekolah untuk kemajuan pendidikan.. Koentjaraningrat. (2009:. 115-118). menyatakan. bahwa. masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. sistem tertentu yang terikat oleh suatu identitas bersama. Kesatuan masyarakat memiliki empat ciri yaitu interaksi antar warga, adat istiadat, kontinuitas waktu, dan rasa identitas kuat yang mengikat semua warga. Kemendikbud dalam Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2017 mencanangkan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang di dalamnya menyatakan bahwa PPK membutuhkan berbagai kolaborasi dan kerja sama antar komunitas terutama peranan masyarakat di sekolah. Dalam pendidikan karakter peran lingkungan masyarakat mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Pendidikan karakter berbasis masyarakat fokus pada berbagai usaha untuk membangun kerja sama antara lembaga pendidikan dan komunitas yang ada di masyarakat agar kehadiran lembaga pendidikan semakin bermakna dan bermutu. a. Penerapan Penguatan Pendidikan Karkter Berbasis Masyarakat Satuan pendidikan membutuhkan kolaborasi dengan lingkungan luar sekolah. Tim Penyusun PPK (2017: 42a) menjelaskan bahwa satuan pendidikan dapat melakukan berbagai kolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan organisasi lain di luar satuan pendidikan, yang dapat menjadi mitra dalam Penguatan Pendidikan Karakter di antaranya sebagai berikut. 1) Komunitas orangtua peserta didik atau paguyuban orangtua, baik per kelas atau per sekolah.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. 2) Komunitas pengelola pusat kesenian dan budaya, yaitu berbagai perkumpulan, kelompok hobi, sanggar kesenian, bengkel teater, yang merupakan pusat pengembangan kebudayaan lokal dan modern 3) Lembaga-lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes, Kemenpora, dan lain-lain) 4) Lembaga. atau. komunitas. yang. menyediakan. sumber-sumber. pembelajaran (perpustakaan, museum, situs budaya, cagar budaya, paguyuban pecinta lingkungan, dan lain-lain) 5) Komunitas masyarakat sipil pegiat pendidikan 6) Komunitas keagamaan 7) Komunitas seniman dan budayawan lokal (pemusik, perupa, penari, pelukis, dan lain-lain) 8) Lembaga bisnis dan perusahaan yang memiliki relevansi dan komitmen dengan dunia pendidikan 9) Lembaga penyiaran media, seperti televisi, koran, majalah, radio, dan lain-lain b. Prinsip-prinsip Pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat Beberapa prinsip pengembangan program Penguatan Pendidikan Karakter melalui kerja sama atau kolaborasi dengan komunitas adalah sebagai berikut. 1) Penanggung jawab utama dalam setiap program dan kegiatan PPK di lingkungan sekolah adalah kepala sekolah..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. 2) Kolaborasi bertujuan untuk memperkuat PPK bagi seluruh anggota komunitas sekolah. 3) Fokus kolaborasi PPK dengan komunitas terutama diperuntukkan bagi peserta didik. 4) Rasional atau alasan mengapa sekolah melakukan kolaborasi dengan komunitas tertentu perlu didiskusikan dan dikomunikasikan dengan seluruh komunitas sekolah. 5) Satuan pendidikan wajib membuat dokumentasi kegiatan mulai dari pembuatan proposal, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan. 6) Prinsip kolaborasi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip umum PPK, tidak melanggar nilai-nilai moral, dan tidak menjadikan sekolah sebagai objek pemasaran produk tertentu. c. Bentuk. Kolaborasi. Peguatan. Pendidikan. Karakter. Berbasis. Masyarakat Ada berbagai bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan sekolah dalam pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter dengan komunitas di luar sekolah (Tim Penyusun PPK, 2017: 43a). Bentuk kolaborasi itu adalah sebagai berikut. 1) Pembelajaran berbasis museum, cagar budaya, dan sanggar seni Sekolah. dapat. mengadakan. kunjungan. museum. untuk. memperluas pengetahuan anak mengenai benda atau cerita bersejarah, cagar budaya, kelompok hobi, dan komunitas budaya sehingga anak mampu menjaga kekayaan warisan budaya..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 2) Mentoring dengan seniman dan budayawan lokal Sekolah dapat bekerja sama dengan komunitas para seniman, penyair, dan sastrawan sehingga dapat membangun kolaborasi dan bekerja sama untuk pengembangan seniman melalui program mentoring, tutoring, atau belajar bersama. Kerja sama yang dilakukan sekolah dengan komunitas pengelola pusat kesenian dan budaya seperti, kelompok hobi, bengkel teater, padepokan silat, studio musik, bengkel, dan pusat-pusat pengembangan kebudayaan lokal dan modern. 3) Kelas inspirasi Sekolah dapat mengundang narasumber dari kalangan orangtua maupun tokoh masyarakat untuk menginspirasi. Kelas inspirasi bertujuan agar setiap peserta didik memperoleh inspirasi dari pengalaman para tokoh profesional untuk memberikan semangat dan motivasi dalam meningkatkan belajar. 4) Program siaran on-air Satuan pendidikan bekerja sama dengan media penyiaran seperti radio untuk melatih nilai-nilai pembentukan karakter, media cetak, elektronik, dan penyiaran untuk membahas tentang Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah. 5) Kolaborasi dengan media televisi, koran, dan majalah Sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga penyiaran media seperti televisi, koran, majalah, dan radio untuk meliput kegiatan sekolah sekaligus sebagai promosi terkait program Penguatan Pendidikan Karakter yang ada di sekolah..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. 6) Gerakan literasi Sekolah membangun kerja sama dengan instansi lain dalam mengembangkan literasi sekolah seperti toko buku, penerbit, percetakan,. gerakan. masyarakat. peduli. literasi. pendidikan,. perpustakaan daerah, dan perpustakaan nasional. 7) Literasi digital Kegiatan literasi digital dapat memperkuat kemampuan peserta didik dengan memanfaatkan kerja sama melalui berbagai pihak seperti Kementerian Komunikasi dan Informasi maupun organisasi pegiat literasi digital dalam melatih keterampilan pemanfaatan media. 8) Kerja sama dengan komunitas keagamaan Kerja sama yang dilakukan dengan lembaga atau komunitas keagamaan dapat membentuk nilai spiritual serta menumbuhkan semangat kerohanian. d. Aspek Penting dalam Pendidikan. Karakter. di. Lingkungan. Masyarakat Dalam pendidikan karakter di lingkungan masyarakat, perlu diperhatikan beberapa aspek penting sebagai berikut. 1) Pengkondisian di lingkungan masyarakat Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan berperan dalam terselenggaranya proses pendidikan karakter. Orangtua di lingkungan keluarga dituntut agar dapat memilih lingkungan yang mendukung pendidikan karakter dan menghindari kondisi lingkungan masyarakat yang buruk. Salim & Kurniawan (2012: 21) menegaskan bahwa.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. lingkungan masyarakat yang kurang baik, akan berdampak buruk pada perkembangan kepribadian atau karakter anak. 2) Sarana-sarana pendidikan karakter di lingkungan masyarakat a) Tempat-tempat ibadah Tempat ibadah digunakan untuk beribadah menurut ajaran agama masing-masing. Tempat ibadah semestinya tidak dibatasi untuk tempat melaksanakan ibadah saja, tetapi juga sebagai tempat dialog keagamaan, tempat pembinaan, dan musyawarah. Kurniawan (2013: 198) menjelaskan bahwa tempat ibadah dapat menjadi pusat penyemaian nilai-nilai karakter masing-masing individu di masyarakat. b) Perpustakaan daerah Perpustakaan sebagai sumber belajar yang penting dan dibutuhkan dalam membantu tumbuhnya nilai-nilai karakter. Kurniawan (2013: 198) mengatakan bahwa perpustakaan daerah adalah referensi sumber belajar peserta didik. Lingkungan keluarga sangat berperan dalam membentuk kebiasaan anak untuk membaca. Upaya yang dilakukan perpustakaan daerah dengan sosialisasi lingkungan yang mengapresiasi budaya akademik khususnya membaca. c) Organisasi sosial kemasyarakatan Kurniawan (2013: 200) menjelaskan bahwa organisasi sosial kemasyarakatan dapat melatih potensi kepemimpinan, bekerja sama,.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. mandiri, bertanggung jawab serta adanya rasa kepedulian sosial dalam pembentukan pendidikan karakter. d) Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan Kegiatan-kegiatan. masyarakat. yang. positif. perlu. dipertahankan seperti peringatan hari Kebangkitan Nasional, hari Kartini, hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, dan hari Sumpah Pemuda. Kegiatan masyarakat lain juga penting untuk dipelihara. Melalui kegiatan seperti itu masyarakat dapat berkumpul dan menjalin interaksi positif dengan sesamanya (Kurniawan, 2013: 201). e) Dukungan fasilitator Setiap peserta didik mempunyai orangtua dengan profesi yang berbeda. Profesi yang dimiliki merupakan cerminan terbentuknya karakter. Dukungan fasilitator dapat dilakukan dengan kerja sama komunitas seni budaya, pecinta satwa, membangun dunia usaha dan dunia industri, pelibatan instansi seperti Puskesmas, Polsek, Koramil, Perpustakaan daerah, Madrasah Diniyah, sekolah Minggu, Pasraman, dan lainnya. Dalam hal ini dukungan fasilitator memberikan kesempatan pada peserta didik mengenal dunia kerja untuk menumbuhkan jiwa kemandirian. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan keharmonisan satuan pendidikan dengan kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat serta membangun komunitas. efektif. terlaksananya PPK.. dengan. masyarakat. untuk. mendukung.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. f) Media massa Lembaga pendidikan dapat melakukan kerja sama atau kolaborasi dengan pengelola media massa. Media massa merupakan sarana komunikasi yang menjangkau masyarakat secara luas sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara bersamaan. Hendaknya media massa dapat menyajikan materi yang bukan sekedar hiburan bagi masyarakat, namun mempertimbangkan aspek pendidikan bagi masyarakat (Kurniawan, 2013: 201). Media massa yang digunakan contohnya televisi, penyiaran radio, koran, majalah dan lainnya. Peran media massa amat diperlukan untuk mendukung program pendidikan karakter di lingkungan masyarakat. Dari penjelasan mengenai program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat dapat disimpulkan bahwa satuan pendidikan melakukan kolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan organisasi kemasyarakatan lain yang menjadi mitra dalam Penguatan Pendidikan Karakter. Adanya prinsip pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat digunakan sebagai pedoman dalam menerapkan PPK. Bentuk kolaborasi yang dilakukan seperti mengunjungi museum, kerja sama dengan komunitas keagamaan, monitoring budayawan, kelas inspirasi, dan gerakan literasi. Dari beberapa aspek dalam program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat tentu ada berbagai kerja sama antara satuan pendidikan..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. B. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut. Penelitian pertama dilakukan oleh Minisih (2015) dengan judul “Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Nilai-nilai Keteladanan Guru, Siswa, dan Orang tua dalam Upaya Penguatan Pendidikan Karakter Sekolah Dasar”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan model penguatan pendidikan karakter dengan pendekatan informal di lingkungan pendidikan dasar Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini memiliki beberapa indikator capaian tiap tahunnya. Pemetaan indikator yang akan diperoleh yaitu pemahaman guru sekolah dasar tentang pendidikan karakter, pemahaman siswa sekolah dasar tentang pendidikan karakter, pemahaman orangtua/wali tentang pendidikan karakter, pemahaman pendidikan karakter yang tepat untuk diajarkan di sekolah dasar, dan pendidikan karakter yang telah terlaksana di sekolah dasar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan di lingkungan pendidikan dasar. Penelitian kedua dilakukan oleh Yetri (2017) dengan judul “Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat pada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat upaya sekolah dalam melakukan penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan sekolah dalam membangun kolaborasi dan melibatkan masyarakat dalam PPK masih menghadapi kendala dan belum optimal. Masyarakat antusias menyambut program PPK dan memiliki kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam mensukseskan program PPK, sekolah belum.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. menemukan desain kegiatan atau penerapan yang sesuai kebutuhan sekolah (minat, bakat, kemampuan dan kreativitas sekolah serta keaktifan lokal di lingkungan. sekolah),. dan. model. penerapan. PPK. melalui. kegiatan. ekstrakurikuler yang ditawarkan masih merupakan model dasar yang bisa diadopsi dan dimodifikasi oleh sekolah yang menyesuaikan kondisi sekolah serta kesiapan masyarakat. Penelitian ketiga dilakukan oleh Nurdin (2017) dengan judul “Kontribusi Tradisi Haroa dalam Pendidikan Karakter Masyarakat Buton”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan tradisi haroa pada masyarakat Buton, bentuk-bentuk tradisi masyarakat Buton, dan mengetahui nilai-nilai karakter tradisi haroa masyarakat Buton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa haroa merupakan tradisi yang turun temurun dilakukan oleh masyarakat Buton serta pelaksanaannya dilakukan dari rumah ke rumah, masjid, dan di tempat-tempat yang disepakati bersama. Adapun bentuk-bentuk pelaksanaan haroa misalnya memperingati hari-hari besar agama Islam, seperti Isra’Mi’raj, Maulid Nabi Mauhammad SAW, Sya’ban, Ramadhan, malam Lailatul Qadar, hari raya Idhul Fitri dan Idul Adha, haroa syukuran/selamatan, dan haroa kematian (poalona mate). Nilai-nilai karakter yang terkandung dalam tradisi haroa adalah religius, syukur, kebersamaan, cinta dan kasih sayang, persatuan, tolong menolong, peduli, musyawarah, dan toleransi. Penelitian keempat dilakukan oleh Hermawan (2017) dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat pada Kegiatan Student Exchange SD Muhammadiyah Paesan Pekalongan”. Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah Paesan Kedungwuni Pekalongan di masyarakat desa.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. Kranggan Tersono Batang. Metode penelitian ini dapat diterapkan siswa karena dalam masyarakat terdapat nilai-nilai religius, sosial dan budaya. Berdasarkan hasil analisis partisipasi masyarakat desa Kranggan Tersono Batang dalam kegiatan student exchange dapat dikatakan aktif dan baik. Nilai-nilai karakter yang muncul dalam kegiatan student exchange, yaitu sholeh dan kreatif, bersahabat dan peduli sosial maupun lingkungan. Namun dalam sikap kemandirian masih belum tampak dengan baik, karena mayoritas anak masih minta untuk dijenguk orangtua. Faktor pendukung dalam kegiatan ini adalah hubungan kekeluargaan dan kesamaan dalam organisasi, sehingga mudah untuk koordinasi. Faktor penghambatnya adalah mayoritas orangtua menjenguk anaknya di desa, dan masyarakat desa Kranggan juga kadang merasa malu jika tidak melayani anak dengan baik. Diperlukan komitmen antar guru, orangtua, dan masyarakat Kranggan terhadap aturan-aturan yang sudah disepakati bersama..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. Berikut adalah literature map yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Nilai-nilai Keteladanan Guru, Siswa, dan Orangtua dalam Upaya Penguatan Karakter Siswa Sekolah Dasar Minisih (2015). Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat pada Kegiatan Student Exchange SD Muhammadiyah Paesan Pekalongan Hermawan (2017). Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat pada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung. Penelitian ini Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar Negeri seKecamatan Kalasan Kabupaten Sleman. Yetri (2017). Kontribusi Tradisi Haroa Dalam Pendidikan Karakter Masyarakat Buton Nurdin (2017). Gambar 2.2 Literature Map Penelitian Relevan Berdasarkan Gambar 2.2 dapat diketahui bahwa keempat penelitian sebelumnya memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Persamaan tersebut terletak pada penguatan pendidikan karakter. Persamaan lain terletak pada kajian, yaitu pada hubungan masyarakat dengan sekolah dalam upaya pendidikan karakter. Selain memiliki persamaan dengan penelitian terdahulu, penelitian ini juga memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. terletak pada perbedaan jenjang pendidikan yang dijadikan sebagai subjek dalam penelitian. Penelitian ini merupakan hal baru karena meneliti penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri seKecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.. C. Kerangka Berpikir Pendidikan karakter merupakan salah satu program pemerintah yang sudah ditetapkan sejak 2010. Beberapa tahun ini pendidikan karakter dikaitkan dalam pembelajaran di sekolah. Namun saat ini pendidikan karakter lebih digalakkan lagi melalui kegiatan-kegiatan positif dan berbagai kerja sama, pendidikan karakter dilakukan untuk mengarahkan peserta didik menjadi lebih baik sikap kepribadian serta tingkah lakunya. Pendidikan karakter berbasis masyarakat adalah salah satu basis dalam program PPK yang bekerja sama melalui kolaborasi dengan berbagai lembaga. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri seKecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman banyak sekolah yang sudah menerapkan program pendidikan karakter berbasis masyarakat. Sekolah-sekolah menerapkan pendidikan karakter melalui berbagai kegiatan positif. Kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah di antaranya komunitas orangtua, kerja sama dengan lembaga pemerintahan, komunitas sumber pembelajaran, masyarakat sipil, komunitas seniman, lembaga penyiaran media, mengundang dinas kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang narkoba, mengunjungi museum, mengundang kepolisian untuk memberikan penyuluhan tentang tertib lalu lintas, dan melaksanakan kegiatan keagamaan. Kegiatan tersebut merupakan.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. kegiatan positif yang berdampak baik untuk peserta didik sehingga memiliki gambaran tentang cita-citanya. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini dapat membantu sekolah mengetahui upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat. Upaya yang telah diketahui ini dapat menambah kerja sama dan tentu sangat bermanfaat yang nantinya membuat karakter peserta didik menjadi lebih baik dengan mengenal nilai-nilai karakter.. D. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Berapa persen keterlaksanaan tiap aspek penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri seKecamatan Kalasan Kabupaten Sleman? 2. Berapa persen rerata keterlaksanaan penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri seKecamatan Kalasan Kabupaten Sleman secara keseluruhan? 3. Bagaimana bentuk penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman?.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survei. Penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang berlandaskan pada peristiwa yang benar-benar terjadi dan meneliti populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, dan analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2015:14). Menurut Sukmadinata (2011: 54), penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena yang ada, baik ilmiah maupun sudah berlangsung atau lampau. Jenis penelitian ini berhubungan erat dengan pertanyaan dasar ‘bagaimana’ (Werang, 2015: 12). Berdasarkan pendapat ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian kuantitatif deskriptif merupakan penelitian yang berlandaskan pada suatu peristiwa yang terjadi dalam meneliti populasi atau sampel tertentu, pengambilan data dilakukan secara random, dan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Metode survei adalah metode yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 11). Sukmadinata (2008: 82) menjelaskan bahwa survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang.

Gambar

Gambar 2.1 Keterpaduan Olah Hati, Olah Karsa, Olah Pikir, dan      Olah Raga                         Bersih dan sehat, displin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih
Gambar 2.2 Literature Map Penelitian Relevan
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel Minimal Menurut Krejcie dan  Morgan  N  S  N  S  N  S  10  10  220  140  1200  291  15  14  230  144  1300  297  20  19  240  148  1400  302  25  24  250  152  1500  306  30  28  260  155  1600  310  35  32  270  159  1700
+7

Referensi

Dokumen terkait

Latar belakang penelitian ini adalah lemahnya karakter anak bangsa sehingga dirancanglah program penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat, kelas, dan budaya

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa program Penguatan Pendidikan Karakter perlu diterapkan dengan tujuan untuk membekali peserta didik dalam menghadapi

Fokus penelitian ini adalah kesesuaian implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter PPK yang dilakukan guru dengan nilai-nilai yang terkandung dalam program Penguatan

Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017, Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan dicanangkannya program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, masyarakat, dan budaya sekolah oleh Kementerian Pendidikan dan

PPK berbasis budaya sekolah mengembangkan berbagai macam corak relasi, kegiatan dan interaksi antar individu lingkungan sekolah yang mengatasi sekat-sekat kelas yang

Pengertian Peraturan Presiden tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Pasal 4 Ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan dicanangkannya program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, masyarakat, dan budaya sekolah oleh Kementerian Pendidikan dan