• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 1502176167BAB 7 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR rev

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 1502176167BAB 7 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR rev"

Copied!
270
0
0

Teks penuh

(1)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-1

Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.

7.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

7.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 - 2025.

(2)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-2

2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f). Pasal 5 ayat (1) mengamanatkan Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan

perumahan dan kawasan permukiman yang pembinaannya dilaksanakan oleh pemerintah. 3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

Pasal 3 huruf c mengamanatkan bahwa pembangunan Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah

4. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (PRJMN) 2015 - 2019.

Pertumbuhan berkualitas itu dicapai secara bersamaan dengan meraih keseimbangan antarsektor ekonomi dan antarwilayah, dan mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan.

5. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 2/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas Permumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.

Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2019

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019

Peraturan ini menetapkan target rencana strategis kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015 – 2019.

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 1/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 0% pada tahun 2019

7.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

a. Isu Strategis Pengembangan Permukiman

(3)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-3

Tabel 7.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kota Semarang

NO ISU STRATEGIS KETERANGAN

1. Aspek Fisik

a. Kepadatan Bangunan yang Tinggi

Permasalahan permukiman di Kota Semarang adalah permukiman dengan kepadatan bangunan tinggi. Jarak bangunan antara rumah yang satu dengan yang lain sangat berdekatan, kurang dari 5 meter, bahkan beberapa diantaranya berhimpitan. Orientasi bangunan, depan, samping dan belakang tidak jelas. Dengan ketinggian rumah yang terdiri atas 1-2 lantai, kawasan permukiman ini terkesan sangat padat. Lingkungan permukiman menjadi kurang sehat, karena sirkulasi udara dan pencahayaan yang masuk ke dalam rumah kurang.

b. Struktur Bangunan yang Tidak memenuhi Standar Teknis

Kawasan permukiman ini memiliki permasalahan kualitas fisik rumah yang mengalami penurunan, atau dapat dikatakan, rumah tidak layak sebagai hunian. Permasalahan pada bangunan rumah dapat dilihat dari struktur bangunan dan permanensi bangunan, seperti bangunan rumah dengan dinding kayu, lantai masih berupa tanah, dan struktur bangunan yang tidak kokoh.

2. Aspek Kesesuaian Lokasi dengan Fungsi Kawasan Pada Rencana Tata Ruang Kota Semarang

a. Permukiman Pada Kawasan Rawan Bencana

Daerah rawan bencana seharusnya menjadi daerah lindung yang tidak boleh digunakan untuk tempat bermukiman, apalagi dijadikan sebagai kawasan permukiman. Akan tetapi, di lapangan ternyata masih banyak daerah-daerah rawan bencana yang ditempati penduduk sebagai tempat hunian. Masalah yang mempengaruhi ini adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kawasan-kawasan lindung yang terlarang untuk permukiman. Selain itu, akibat dari kurang tegasnya pengendalian pembangunan dari aparat Pemerintah Daerah Kota Semarang. Kawasan rawan bencana banjir adalah tempat-tempat yang secara rutin setiap musim hujan mengalami genangan lebih dari 6 jam saat hujan turun dalam keadaan musim hujan normal. Di wilayah Semarang yang berpotensi rawan bencana banjir meliputi Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Tengah, Semarang Utara dan Genuk. Sedangkan di wilayah yang mempunyai kerentanan terhadap gerakan tanah yang menimbulkan longsor, terdapat di wilayah Kecamatan Gunungpati dan Banyumanik.

b. Permukiman pada kawasan Resapan Air

(4)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-4

NO ISU STRATEGIS KETERANGAN

c Permukiman pada Bantaran Sungai

Bantaran sungai atau sempadan sungai, yaitu kawasan sepanjang kiri kanan sungai dengan jarak 100 meter untuk sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman, sementara itu untuk sungai dikawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 m. Sempadan sungai di dalam kawasan perkotaan meliputi : Sungai Banjir Kanal Timur, Sungai Garang, Sungai Kripik, Sungai Kreo, Sungai Banjir Kanal Barat, Sungai Semarang, Sungai Banger, Sungai Bringin, Sungai Blorong, Sungai Tenggang dan Sungai Babon.

d Permukiman di Bantaran Rel Kereta Api

Terjadinya penyerobotan tanah milik PT.KAI oleh penduduk setempat karena jalur kereta api di Kota Semarang, ada pada ruas tertentu sudah tidak difungsikan lagi. Jenis permukiman liar diatas bantaran rel kereta api dapat pula disamakan kasusnya sebagai permukiman liar diatas tanah negara. Lokasi permukiman yang dilalui oleh jalur Rel Kereta Api di Kecamatan Semarang Utara (Kelurahan Purwosari, Dadapsari, Tanjungmas), Semarang Timur (Kelurahan Kemijen), Semarang Utara, Gayamsari (Kelurahan Tambakrejo).

e Permukiman Berada Di Lahan Milik Orang Lain

Kawasan ini merupakan permukiman yang didirikan diatas lahan milik orang lain. Dampak dari permasalahan kawasan permukiman ini dapat menimbulkan sengketa tanah di kemudian hari, apabila tidak dikelola dengan baik dan status kepemilikan lahan tidak jelas.

f. Permukiman di bawah Jalur Tegangan Tinggi

Jalur tegangan tinggi mempunyai pengaruh negatif terhadap kesehatan manusia, disamping dari segi keamanan. Lokasi permukiman yang dilalui oleh jalur listrik tegangan tinggi di Kecamatan Banyumanik (Kelurahan Ngesrep), Kecamatan Genuk (Kelurahan Trimulyo, Banjardowo, Sambungharjo, Bangetayu Wetan), Kecamatan Gayamsari (Kelurahan Tambakrejo), Kecamatan Pedurungan (Kelurahan Tlogomulyo, Penggaron Lor, Penggaron Kidul, Plamongansari).

g. Permukiman Berada Pada Sempadan Pantai

Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Sempadan pantai lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah daratan. Kawasan sempadan pantai pada Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Utara dan Genuk, kecuali pada daerah khusus yang ditentukan sebagaimana penggunaan yang ditentukan, yaitu daerah wilayah kerja pelabuhan.

h. Permukiman di Kawasan Industri

(5)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-5

NO ISU STRATEGIS KETERANGAN

baik dan tidak dikelola. i. Permukiman di Kawasan

Pesisir Semarang

Kawasan permukiman yang terjadi akibat pemanfaatan tanah timbul yang berada di sepanjang pantai, yang terbentuk dari proses sedimentasi atau pengendapan lumpur yang terus menerus terjadi sehingga membentuk suatu daratan. Terbentuknya tanah timbul ini mendorong masyarakat terutama yang berada di daerah pesisir untuk memanfaatkannya sebagai lahan permukiman dengan anggapan tanah tidak bertuan karena tidak jelas kepemilikannya. Pada kawasan pesisir Semarang bagian Utara, di sepanjang pantai Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Utara dan Genuk.

3. Aspek Penyediaan Infrastruktur Permukiman

a Kurangnya ketersediaan infrastruktur yang memadai di kawasan Kumuh. (Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), jalan, drainase, persampahan, air limbah, air bersih)

Permasalahan yang ada adalah kawasan permukiman yang diakibatkan oleh kurangnya ketersediaan infrastruktur permukiman yang memadai. Permasalahan pada kawasan disebabkan oleh ketidaktersediaan infrastruktur permukiman yang memadai, atau terdapat permasalahan infrastruktur pada kawasan, sehingga mempengaruhi kondisi kawasan baik dari aspek fisik, ekonomi dan lingkungan.

Sumber : Analisis, 2016

b. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian suatu kota/kabupaten dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Terlebih dahulu perlu diketahui peraturan perundangan di tingkat kabupaten/kota (meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur, peraturan walikota/bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman. Adapun peraturan daerah Provinsi Jawa Tengah dan Perda Kota Semarang yang menjadi payung pelaksanaan pengembangan permukiman dirinci pada Tabel 7.2.

Tabel 7.2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur terkait Pengembangan Permukiman

No

Perda/ Pergub/ Perwal/Peraturan lainnya

Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk

Pengaturan No./ Tahun Perihal

1 Peraturan Daerah Kota Semarang

6/2010 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Semarang Tahun 2005 - 2025

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Semarang Tahun 2005 - 2025

1 Rancangan RPJMD 2016-2021

Tahap Pembahasan DPRD 2016

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang Tahun 2016 - 2021

penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah ke dalam strategi

pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala Daerah,

dan arah kebijakan keuangan daerah dengan memperhatikan RPJM

Nasional, RPJMD Provinsi Jawa Tengah dan RTRW Kota Semarang;

(6)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-6

Semarang Wilayah Kota Semarang

Tahun 2011-2031

Tahun 2011-2031

3 Peraturan Walikota Semarang

31/ 2009 Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, sarana dan Utilitas Perumahan dan Permukiman

Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, sarana dan Utilitas Perumahan dan Permukiman

4 Peraturan Daerah Kota Semarang

07/ 2010 Penataan Ruang Terbuka Hijau

Penataan Ruang Terbuka Hijau

5 Peraturan Daerah Kota Semarang

04/ 2008 Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang

Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang

6 Surat Keputusan Walikota

50/801/2014 Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh

menetapkan 62 Kelurahan dari 15 Kecamatan

dengan total luasan 415,83 Ha.

Sumber : Bagian Hukum Kota Semarang, 2013

Tabel 7.3 Data Kawasan Kumuh Kota Semarang Tahun 2016

No. Lokasi LUAS

(Ha) Kecamatan Kelurahan

1 Tugu Mangunharjo 1.56

Mangkangwetan 3.79

Mangkang Kulon 13.59

2 Genuk Genuksari 6.19

Banjardowo 3.38

Terboyo Kulon 0.62

Trimulyo 6.00

3 Semarang Barat Tambakharjo 2.67

Ngemplaksimongan 1.32

Krobokan 16.16

4 Semarang Tengah Brumbungan 2.68

Bangunharjo 4.00

Kembangsari 5.00

Jagalan 1.36

Miroto 7.00

Kauman 2.00

Pekunden 5.00

Sekayu 2.32

5 Semarang Timur Bugangan 8.34

Rejosari 1.30

Mlatiharjo 11.52

Mlatibaru 3.93

Rejomulyo 8.43

(7)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-7

No. Lokasi LUAS

(Ha) Kecamatan Kelurahan

6 Semarang Utara Tanjungmas 37.63

Bandarharjo 33.44

Panggungkidul 26

Kuningan 23.09

Dadapsari 27.24

7 Candisari Jomblang 1.1

Karanganyargunung 1.67

8 Pedurungan Gemah 5.50

Muktiharjo Kidul 13.76

Penggaron Kidul 2.19

9 Semarang Selatan Lamper Lor 4.71

Lamper Kidul 1.53

Peterongan 1.33

Lamper Tengah 7.39

10 Tembalang Tandang 3.12

Sendangguwo 4.36

Rowosari 7.07

Meteseh 10.42

11 Gayamsari Sawahbesar 6.14

Kaligawe 7.35

Tambakrejo 5.23

Gayamsari 1.57

12 Mijen Purwosari 3.45

Jatibarang 0.86

13 Banyumanik Ngesrep 0.59

Padangsari 0.49

Jabungan 11.68

Tinjomoyo 5.53

Srondol Kulon 3.67

Gedawang 5.54

14 Gunungpati Patemon 0.14

Sekaran 3.19

Sadeng 2.47

Sukorejo 2.6

(8)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-8

No. Lokasi LUAS

(Ha) Kecamatan Kelurahan

15 Ngaliyan Wonosari 3.12

Kalipancur 1.32

Purwoyoso 1.65

Total 415.83

Sumber : Dinas Tata Kota Dan Perumahan Kota Semarang

Tabel 7.4 Data Kondisi RSH di Kota Semarang

No Lokasi RSH Jumlah

Penghuni Kondisi Prasarana CK yang Ada 1 Gunungpati 200 Jalan akses buruk, drainase baik, air kurang 2 Asrama Polri Gedawang 100 Jalan akses baik, drainase baik, air kurang 3 Bintang Regency Pudakpayung 300 Jalan akses buruk, drainase baik, air kurang 4 Perum Korpri Pudakpayung 200 Jalan akses buruk, drainase baik, air kurang 5 Beringin Lestari Ngaliyan 200 Jalan akses baik, drainase baik, air kurang 6 Puri Dinas Mas 500 Jalan akses buruk, drainase byryk, air kurang 7 Bukit Kencana Jaya 400 Jalan akses buruk, drainase buruk, air kurang 8 Perum IKIP Semarang 100 Jalan akses buruk, drainase buruk, air kurang 9 RSH TNI 100 Jalan akses buruk, drainase baik, air kurang 10 Perum Korpri Tembalang 100 Jalan akses buruk, drainase buruk, air kurang 11 Perumahan Trangkil Sejahtera 100 Jalan akses buruk, drainase baik, air kurang 12 Perum Buruh Sango 200 Jalan akses buruk, drainase buruk, air kurang Sumber : Dinas Tata Kota Dan Perumahan Kota Semarang

Tabel 7.5 Data Kondisi Rusunawa di Kota Semarang

NO NAMA RUSUN / LOKASI

KATEGORI / Tahun Pembangunan

Pengelola SEWA/BULAN

KAPASITAS HUNIAN

(UNIT)

Kondisi Prasarana CK yang

Kaligawe Tipe 24 Kel. Kaligawe

(9)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-9

NO NAMA RUSUN /

LOKASI

KATEGORI / Tahun Pembangunan

Pengelola SEWA/BULAN

KAPASITAS HUNIAN

(UNIT)

Kondisi Prasarana CK yang

Ada

4

Karangroto Blok

C Kel. Lt III:Rp. 65.000 Lt IV:Rp.

(10)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-10

c.Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

Permasalahan dan tantangan pengembangan kawasan permukiman di Kota Semarang antara lain :

Permasalahan pengembangan kawasan permukiman diantaranya:

1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan degradasi lingkungan

2. Pelayanan infrastruktur yang masih terbatas pada kawasan kumuh dan pesisir 3. Kepadatan bangunan yang tinggi

4. Terdapat wilayah padat kumuh yang menempati lahan yang tidak sesuai legalitas dan peruntukannya

5. Tingginya kepadatan bangunan dan penduduk yang bertempat tinggal di lahan yang mengalami land subsidence dan rob

Tantangan pengembangan permukiman diantaranya: 1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat

2. Peningkatan perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang pengembangan kawasan permukiman

3. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola ditingkat masyarakat

Tabel 7.6 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kota Semarang

No Permasalahan Pengembangan

Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

1 ASPEK TEKNIS a. Terdapat kawasan

perumahan dan permukiman kumuh

b. Bangunan padat dengan jalan lingkungan sempit,

menyulitkan akses c. Kondisi bangunan semi

permanen tidak memenuhi syarat keamanan

d. Lokasi tidak sesuai kesesuaian fungsi ataupun legalitasnya e. Infrastruktur minimal, sanitasi

buruk, drainase tidak ada, air minum tidak ada

f. Keterbatasan ketersediaan lahan untuk pengembangan permukiman baru dengan sistem pembiayaan sesuai kemampuan masyarakat g. Keterbatasan lahan untuk

penyediaan infrastruktur permukiman yang memadai

a. Gerakan menuju kota tanpa kumuh 2020

b. Penegakan aturan kepadatan bangunan c. Bantuan perbaikan rumah d. Lokasi yang tidak sesuai

diarahkan secara bertahap e. Pemenuhan kebutuhan

infrastruktur pada kawasan yang sesuai tata ruang f. Kebutuhan penyediaan

perumahan cukup besar g. Penataan infrastruktur

terkendala status kepemilikan lahan.

a. Peningkatan kualitas perumahan dan infrastruktur kawasan kumuh dan pencegahan kumuh dalam 3 tahun pertama

b. Penegakan aturan perijinan dalam pembangunan rumah dan bangunan gedung c. Stimulan program

perbaikan rumah

d. Sosialisasi RTRW untuk lokasi dengan peruntukan perumahan dan permukiman

(11)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-11

No Permasalahan Pengembangan

Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

2 ASPEK KELEMBAGAAN

a. Kurangnya kapasitas pengelola bangunan gedung b. Kurangnya kelembagaan

pengelola bangunan di tingkat masyarakat

c. Kurangnya koordinasi antar SKPD baik secara vertikal mapun horizontal dalam pembangunan perumahan permukiman dan kelengkapan infrastruktur pendukungnya.

a. Banyak bangunan gedung dan permukiman di kota Semarang

b. Tersedianya bangunan gedung yang sesuai standar teknis dan terkelola dengan baik

c. Tersedianya bangunan gedung dan lingkungan disekitarnya yang nyaman dan layak huni

a. Perlunya pengembangan kapasitas kelembagaan (pelatihan, bimbingan teknis, dan pembinaan) serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman di Kota Semarang.

b.Perlunya koordinasi antar SKPD Kota terkait dalam penyediaan perumahan dan penyediaan PSU (Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum) sehingga terwujud kondisi perumahan yang diikuti dengan penyediaan PSU.

3 ASPEK PEMBIAYAAN

a. Perlunya peningkatan

potensi pola

pembiayaan pembangunan

perumahan oleh pihak pemerintah, swasta dan masyarakat.

b. Perlunya peningkatan potensi pembiayaan program pembangunan perumahan yang ditangani oleh pemerintah pusat atau provinsi.

a. Terdapat program kerjasama dengan pihak perbankan untuk penyediaan infrastruktur

b. Kebutuhan masyarakat yang tinggi untuk perumahan

c. Daya beli masyarakat meningkat

a. Perlunya eningkatan pengembangan sumber-sumber pembiayaan dalam kegiatan rehabilitasi dan pembangunan rumah baik dari pihak pemerintah, swasta dan masyarakat. b. Perlunya penyediaan

perumahan RSH dengan harga jual yang bisa dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah. c.Peningkatan alternatif

sumber-sumber

pembiayaan melalui kerjasama dengan pihak swasta dalam proses penyediaan perumahan dan permukiman.

4 ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT / SWASTA

a.Adanya potensi pembangunan

perumahan yang

diselenggarakan oleh pihak pemerintah, swasta dan masyarakat.

b.Tingginya permintaan kebutuhan tempat tinggal. c.Adanya peran serta

a.Masih adanya penduduk dengan tingkat pra sejahtera, sehingga berpengaruh terhadap kemampuan dan peran serta masyarakat untuk memperbaiki rumah dan kualitas bangunan tempat tinggal mereka.

a.Promosi kepada pihak swasta dan pihak lain terkait program-program yang akan dilakukan dalam penyediaan dan pengembangan

perumahan dan

permukiman.

(12)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-12

No Permasalahan Pengembangan

Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

masyarakat dalam proses pembangunan rumah dalam pelaksanaan program Bedah Rumah

b.Peningkatan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur permukiman saat ini menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan Kota.

tingginya permintaan kebutuhan tempat tinggal, khususnya rumah dengan harga jual yang bisa dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah. c.Pengembangan

bentuk-bentuk kerjasama antar pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam pelaksanaan pembangunan rumah layak huni dan PSU dilingkungan permukiman tersebut.

d.Perlunya peningkatan peran serta masyarakat

dalam proses

perencanaan,

pembangunan, monitoring, evaluasi pemeliharaan program pengembangan permukiman di Kota Semarang.

5 ASPEK LINGKUNGAN PERMUKIMAN

Pada kawasan hunia lama, sulit untuk mendapatkan lahan untuk pengembangan penyediaan infrastruktur. pada lokasi-lokasi potensi

pengembangan perumahan dan kawasan permukiman baru, adanya embrio penyediaan sarana dan utilitas umum (PSU) permukiman

Tidak semua kawasan memiliki potensi lahan untuk pengembangan sarana dan prasarana serta RTH di lingkungan permukiman

Pentingnya pencapaian penyediaan rumah layak huni yang didukung dengan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) dengan tetap mempertimbangkan aspek pembangunan berkelanjutan. Perlunya penyelenggaraan

penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) permukiman secara sinergis sesuai dengan rencana induk sistem PSU di lingkungan permukiman dalam mendukung terwujudnya lingkungan permukiman yang layak huni dan nyaman. Perlunya pembangunan RSH dan prasarana sarana dasar di lingkungan permukiman, khususnya pada daerah tertinggal/ terpencil, dan kawasan perbatasan di Kota Semarang.

Pentingnya pencapaian penyediaan rumah layak huni yang didukung dengan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) dengan tetap mempertimbangkan aspek pembangunan berkelanjutan.

Perlunya penyelenggaraan penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) permukiman secara sinergis sesuai dengan rencana induk sistem PSU di lingkungan permukiman dalam mendukung terwujudnya lingkungan permukiman yang layak huni dan nyaman.

Perlunya pembangunan RSH dan prasarana sarana dasar di lingkungan permukiman, khususnya pada daerah tertinggal/ terpencil, dan kawasan perbatasan di Kota Semarang.

(13)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-13

7.1.3 Analisis Kebutuhan Program dan Kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman Kota Semarang

a. Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Kota/kota. Di tingkat Pusat acuan kebijakan yang hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan permukiman.

Analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah pengembangan permukiman dapat diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 7.7 Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

No. URAIAN Unit Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Total

2016 2017 2018 2019 2020

1 Penyusunan Perda Pengelolaan Wilayah Pesisir NSPK 1 1

2 Penyusunan Dokumen RP2KPKP Laporan 1 1

3 Jumlah Penataan Kawasan Kumuh Kelurahan 2 15 21 24 62

4 Luasan Penataan Kawasan Kumuh Ha 61,23 187,42 113,78 53,4 415,83

5 Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan

Berbasis Masyarakat : Purwodinatan Ha 45,15 45,15

6 Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan

Berbasis Masyarakat: Kaligawe Ha 18,6 18,6

7 Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan

Berbasis Masyarakat: Tambakrejo Ha 5,23 5,23

8 Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan

Berbasis Masyarakat: Rejomulyo Ha 8,43 8,43

9 Kebutuhan Rusunawa TB 2 3 5

10 Penataan Permukiman Nelayan Tambaklorok Ha 12,37 12,37

(14)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-14

b. Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

Tabel 7.8 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

No. URAIAN Volume Satuan /Lokasi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

2 Penyusunan Dokumen

RP2KPKP 1 Laporan

Penyusunan

Dokumen

3 Penataan Kawasan Kumuh (17 Kelurahan)

61,23

Ha Bandarharjo, Kuningan

DED dan

4 Penataan Kawasan Kumuh (17 Kelurahan)

187,42 Ha

Mangkang Wetan, Genuksari, Trimulyo, Kemijen, Bugangan, Mlatiharjo, Tanjungmas, Dadapsari, Muktiharjo Kidul, Meteseh, Rowosari,

5 Penataan Kawasan Kumuh (21 Kelurahan)

(15)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-15

No. URAIAN Volume Satuan /Lokasi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

2016 2017 2018 2019 2020

6 Penataan Kawasan

Kumuh (24 Kelurahan) 53,4 Ha

Mangunharjo, Mangkang Kulon, Terboyo Kulon, Ngemplak Simongan, Jagalan, Miroto, Kauman, Pekunden, Sekayu, Mlatibaru, Jomblang,

Karanganyar Gunung, Penggaron Kidul, Lamper Lor, Laper Kidul, Gayamsari, Jatibarang, Ngesrep, Padangsari, Srondol Kulon, Patemon, Sekarang, Sadeng,

Kalipancur

Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan Berbasis Masyarakat Permukiman Perkotaan Berbasis

Masyarakat

(16)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-16

No. URAIAN Volume Satuan /Lokasi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

2016 2017 2018 2019 2020

11 Kebutuhan Rusunawa 5 TB Purwodinatan 1 TB, Kaligawe 2

TB dan Rejomulyo 2 TB

Penyiapan lahan 3 Rusun (Purwodinatan,

Kaligawe dan Rejomulyo)

Penyiapan lahan dan Perencanaan

Teknis 5 TB Rusun (Purwodinatan

1 TB, Kaligawe2 TB

dan Rejomulyo2

TB)

Pembangunan 1 Twin Blok

Rusun Purwodinatan dan 1 Twin Blok Rusun Kaligawe

Pembangunan 1 Twin Blok Rusun Kaligawe dan 2 Twin Blok

Rusun Rejomulyo

12 Penataan Permukiman

Nelayan Tambaklorok 12,37 Ha

Perencanaan Teknis (DED)

Penataan Permukiman Tambaklorok

Sumber : Analisis, 2016

Kegiatan pengembangan permukiman di Kota Semarang terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan. Sesuai dengan arahan nomenklatur yang diberikan dari Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Provinsi Jawa Tengah, program-program Pengembangan Kawasan Permukiman di Kota Semarang 2016-2020 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7.9 Matriks Usulan Pembiayaan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

No

OUTPUT

LOKASI VOL. SATUAN Pembiayaan

INDIKATOR OUTPUT

RINCIAN 2016 2017 2018 2019 2020

1 Peraturan Pengembangan Permukiman

a Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman

i Penyusunan Perda Pengelolaan Wilayah

Pesisir Kota Semarang 1 NSPK APBD 2

2 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan

Permukiman

a Penyusunan Kebijakan, Strategi dan Rencana

(17)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-17

No

OUTPUT

LOKASI VOL. SATUAN Pembiayaan

INDIKATOR OUTPUT

RINCIAN 2016 2017 2018 2019 2020

i Penyusunan RP2KPKP Kota Semarang 1 Laporan APBD 2

3 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Permukiman Perkotaan

a Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

i Perencanaan Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Mangkang Wetan, Genuksari, Trimulyo, Kemijen, Bugangan, Mlatiharjo, Tanjungmas, Dadapsari, Muktiharjo Kidul, Meteseh, Rowosari,

Tambakrejo,Kaligawe, Jabungan, Gedawang

17 Kelurahan APBD 2

Banjardowo, Krobokan, Tambakrejo,Brumbungan, Bangunharjo,

Kembangsari,Rejosari,Rejomulyo, Panggung Kidul, Gemah, Laper Tengah, Peterongan, Tandang, Sawah Besar, Purwosari, Tinjomoyo, Sukorejo, Nongkosawit, Wonosari, Purwoyoso

21 Kelurahan APBD 2

Mangunharjo, Mangkang Kulon, Terboyo Kulon, Ngemplak Simongan, Jagalan, Miroto, Kauman, Pekunden, Sekayu, Mlatibaru, Jomblang,

Karanganyar Gunung, Penggaron Kidul, Lamper Lor, Laper Kidul, Gayamsari, Jatibarang, Ngesrep, Padangsari, Srondol Kulon, Patemon, Sekarang, Sadeng, Kalipancur

(18)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-18

No

OUTPUT

LOKASI VOL. SATUAN Pembiayaan

INDIKATOR OUTPUT

RINCIAN 2016 2017 2018 2019 2020

ii Pelaksanaan Fisik Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Mangkang Wetan, Genuksari, Trimulyo, Bugangan, Mlatiharjo, Muktiharjo Kidul, Meteseh, Rowosari, Tambakrejo,Kaligawe, Jabungan, Gedawang

14 Kelurahan APBD 2

Kemijen 1 APBD 1

Tanjungmas, Dadapsari 2 APBN

Banjardowo, Tambakrejo, Brumbungan, Bangunharjo, Kembangsari,Rejosari,Rejomulyo, Panggung Kidul, Gemah, Laper Tengah, Peterongan, Tandang, Sawah Besar, Purwosari, Tinjomoyo, Sukorejo, Nongkosawit, Wonosari, Purwoyoso

20 APBD 2

Krobokan 1 APBD 1

Mangunharjo, Mangkang Kulon, Terboyo Kulon, Ngemplak Simongan, Jagalan, Miroto, Kauman, Pekunden, Sekayu, Mlatibaru, Jomblang,

Karanganyar Gunung, Penggaron Kidul, Lamper Lor, Laper Kidul, Gayamsari, Jatibarang, Ngesrep, Padangsari, Srondol Kulon, Patemon, Sekarang, Sadeng, Kalipancur

24 APBD 2

Kota Semarang 1 Paket APBD 2

Kota Semarang 1 Paket APBN

Kota Semarang 1 Paket APBN

(19)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-19

No

OUTPUT

LOKASI VOL. SATUAN Pembiayaan

INDIKATOR OUTPUT

RINCIAN 2016 2017 2018 2019 2020

Kota Semarang 1 Paket APBN

b Pengembangan Lingkungan Permukiman

Perkotaan

i Perencanaan Teknis Rusun Purwodinatan, Kaligawe,

Rejomulyo 3 Laporan APBD 2

ii Penyiapan Lahan dan Perijinan Rusun Purwodinatan, Kaligawe,

Rejomulyo 3 Lokasi APBD 2 APBD

iii Pembangunan Rumah Susun Rusun Purwodinatan, 1 TB 1 TB APBN

Rusun Kaligawe, 1 TB 1 TB APBN

Rusun Kaligawe, 1 TB 1 TB APBN

Rusun Rejomulyo, 2 TB 2 TB APBN

iv Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kota Semarang 1 Paket APBN

c Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Permukiman Nelayan

i Pembangunan Kawasan Tambak Lorok Tanjungmas 1 Paket APBN

ii Supervisi Pembangunan Kawasan Tambak

Lorok Tanjungmas 1 Paket APBN

4 Infrastruktur Berbasis Masyarakat

a Program Peningkatan Kualitas Kawasan

Permukiman

i Administrasi Kegiatan Kota Semarang 5 Paket APBD 2 APBD 2 APBD 2 APBD 2 APBD 2

ii Perencanaan Teknis

- Perencanaan Teknis Penataan Kelurahan

Purwodinatan Purwodinatan 1 Laporan APBD 2

- Perencanaan Teknis Penataan Kelurahan

Kaligawe Kaligawe 1 Laporan APBD 2

- Perencanaan Teknis Penataan Kelurahan

(20)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-20

No

OUTPUT

LOKASI VOL. SATUAN Pembiayaan

INDIKATOR OUTPUT

RINCIAN 2016 2017 2018 2019 2020

- Perencanaan Teknis Penataan Kelurahan

Rejomulyo Rejomulyo 1 Laporan APBD 2

iii Pembangunan

- Pelaksanaan Penataan Kelurahan

Purwodinatan Purwodinatan 1 Kawasan APBN APBN APBN

- Pelaksanaan Teknis Penataan Kelurahan

Kaligawe Kaligawe 1 Kawasan APBN APBN

- Pelaksanaan Teknis Penataan Kelurahan

Tambakrejo Tambakrejo 1 Kawasan APBN

- Pelaksanaan Teknis Penataan Kelurahan

Rejomulyo Rejomulyo 1 Kawasan APBN APBN APBN

5 Layanan Perkantoran Kota Semarang 12 bulan APBD 2 APBD 2 APBD 2 APBD 2 APBD 2

7.1.4 Usulan Program dan Kegiatan

Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan. Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah Kota/kota. Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPI2JM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama hingga kelima.

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)

Tabel 7.10

Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

NO

KODE AKUN

OUTPUT

LOKASI

VOL.

SATUAN

TAHUN

SUMBER PEMBIAYAAN (x Rp. 1000)

INDIKATOR OUTPUT

2412

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

2412.001

Peraturan Pengembangan

Permukiman

Pengelolaan Wilayah Pesisir

Kota Semarang

1 NSPK

2018

150.000

2412.002

Pembinaan dan Pengawasan

Pengembangan Permukiman

2412.002.002

Penyusunan Kebijakan, Strategi

dan Rencana Pengembangan

Kawasan Permukiman

2412.003

Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Permukiman Perkotaan

Ha

Permukiman Kumuh

(27)

NO

KODE AKUN

OUTPUT

LOKASI

VOL.

SATUAN

TAHUN

(28)

NO

KODE AKUN

OUTPUT

LOKASI

VOL.

SATUAN

TAHUN

(29)

NO

KODE AKUN

OUTPUT

LOKASI

VOL.

SATUAN

TAHUN

(30)

NO

KODE AKUN

OUTPUT

LOKASI

VOL.

SATUAN

TAHUN

(31)

NO

KODE AKUN

OUTPUT

LOKASI

VOL.

SATUAN

TAHUN

(32)

NO

KODE AKUN

OUTPUT

LOKASI

VOL.

SATUAN

TAHUN

(33)

NO

KODE AKUN

OUTPUT

LOKASI

VOL.

SATUAN

TAHUN

SUMBER PEMBIAYAAN (x Rp. 1000)

INDIKATOR OUTPUT

Permukiman Kumuh Kota

Semarang

Kota Semarang

20 Ha

2018

20.000.000

Peningkatan Kualitas

Permukiman Kumuh Kota

Semarang

Kota Semarang

15 Ha

2019

15.000.000

Peningkatan Kualitas

(34)

NO

KODE AKUN

OUTPUT

LOKASI

VOL.

SATUAN

TAHUN

SUMBER PEMBIAYAAN (x Rp. 1000)

INDIKATOR OUTPUT

Kaligawe dan infrastruktur

pendukungnya Tahap 1

Kaligawe, Kec.

Kaligawe dan infrastruktur

pendukungnya Tahap 2

Kaligawe, Kec.

Rejomulyo dan infrastruktur

pendukungnya

Permukiman Nelayan/ Tepi

Air Tambak Lorok Kota

Semarang

Nelayan/ Tepi Air Tambak

Lorok Kota Semarang

Tanjung Mas,

2412.004

Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Permukiman Perdesaan

(35)

NO

KODE AKUN

OUTPUT

LOKASI

VOL.

SATUAN

TAHUN

SUMBER PEMBIAYAAN (x Rp. 1000)

INDIKATOR OUTPUT

Pulau Kecil Terluar

Ha

Pengembangan Kawasan Rawan

Bencana, Pasca Bencana dan

Kawasan Tertentu

2412.006.001

Program Peningkatan Kualitas

(36)

NO

KODE AKUN

OUTPUT

LOKASI

VOL.

SATUAN

TAHUN

SUMBER PEMBIAYAAN (x Rp. 1000)

INDIKATOR OUTPUT

pada Sungai Es

Kaligawe, Kec.

dan pembangunan 2 MCK

(37)

NO

KODE AKUN

OUTPUT

LOKASI

VOL.

SATUAN

TAHUN

SUMBER PEMBIAYAAN (x Rp. 1000)

INDIKATOR OUTPUT

kuliner dan taman

(38)

NO

KODE AKUN

OUTPUT

LOKASI

VOL.

SATUAN

TAHUN

SUMBER PEMBIAYAAN (x Rp. 1000)

INDIKATOR OUTPUT

(39)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-39

7.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan

7.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)

Saat ini di Kota Semarang, perbedaan wilayah yang menjadi pusat pemerintahan kota atau kecamatan hanya dibedakan oleh tingkat keramaian dan keberadaan dari kantor – kantor pemerintahan. Dalam suatu Kota, identitas wilayah dapat tercermin dari keadaan dan kelengkapan berbagai fasilitas yang ada di wilayah tersebut. Di Kota Semarang keadaan dari fasilitas yang ada belum representatif (termasuk gedung pemerintahan dan bangunan bersejarah) sehingga investor yang diundang untuk menanamkan modalnya di Kota Semarangmenjadi kurang begitu tertarik.

Selain dari segi bangunan, keindahan suatu wilayah juga dapat dilihat dari adanya Ruang Terbuka Hijau. Di daerah perkotaan RTH ini biasanya berupa lapangan, alun-alun kota, hutan kota, taman kota, taman turus sepanjang jalan kota dan boulevard. Saat ini, Kota Semarang telah memiliki beberapa diantaranya yang tersebar di beberapa bagian kota, serta ruas jalan yang ada, diantaranya seperti lapangan simpang lima, taman jalan Pandanaran dan jalan protokol lainnya.

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

7.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

A. Isu Strategis

Isu strategis untuk bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan di kota Semarang antara lain:

a.

Pengendalian pemanfaatan ruang melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);

b.

Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran;

c.

Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH);

d.

Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal;

e.

Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka memenuhi Standar Pelayanan Minimal;

f.

Pelibatan pemerintah kota dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan

lingkungan.

(40)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-40

Tabel 7.11 Isu Strategis Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kota Semarang

NO. KEGIATAN SEKTOR PBL ISU STRATEGIS

1 Penataan Lingkungan Permukiman a. Kurangnya pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL

b. Kurang ada perhatian terhadap permukiman tradisional dan bersejarah, padahal memiliki potensi wisata

c. Kurangnya ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau

d. Prasarana dan sarana hidran kebakaran kurang mendapat perhatian

e. Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung 2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung

dan Rumah Negara

a. Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung negara

b. Lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung serta rendahnya pelayanan publik dan perijinan

c. Masih banyak aset gedung negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.

3 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

a. Pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan perlu ditingkatkan

Sumber : Analisis 2016

B. Kondisi Eksisting

Hingga tahun 2016, capaian kota Semarang dalam pelaksanaan program direktorat PBL adalah :

a. Peningkatan kualitas infrastruktur permukiman kumuh nelayan melalui program P2KP/PNPM sejak tahun 2010.

b. Tersusunnya Peraturan Daerah (Perda) Bangunan Gedung

c. Tersusunnya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) beberapa kawasan di Kota Semarang

d. Terususunnya Masterplan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kota Semarang Tahun 2012

e. Disusunnya Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Kota Semarang Tahun 2013.

Berikut tabel peraturan daerah yang terkait sektor PBL di Kota Semarang

Tabel 7.12 Peraturan Daerah/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Perda/ Pergub/ Perwal/ Perbup/ Peraturan lainnya Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk Pengaturan No./ Tahun Perihal

(41)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-41

No Perda/ Pergub/ Perwal/ Perbup/ Peraturan lainnya Amanat Kebijakan

Daerah Jenis Produk Pengaturan No./ Tahun Perihal

2 Peraturan Walikota Semarang 08/ 2007 Penyelenggaraan

Penataan Menara Telekomunikasi Bersama

Mengatur Penyelenggaraan Penataan Menara Telekomunikasi Bersama di Kota Semarang 3 Peraturan Daerah Kota Semarang 04/ 2012 Retribusi Perizinan

Tertentu

Mengatur Retribusi perizinan tertentu, termasuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

4 Peraturan Daerah Kota Semarang 14/ 2012 Penyelenggaraan Reklame

Mengatur Penyelenggaran Reklame 5 Peraturan Daerah Kota Semarang 07/ 2010 Penataan Tata Ruang

Hijau

Mengatur Penataan Tata Ruang Hijau

6 Peraturan Daerah Kota Semarang 08/ 2003 RTBL Kawasan Kota Lama Mengatur ketentuan dalam RTBL kawasan Kota Lama

7 Surat Keputusan Walikota 646/50/ 1992

Konservasi Bangunan-bangunan Kuno/ Bersejarah di Wilayah Dati II Semarang

Mengatur Konservasi Bangunan-bangunan Kuno/ Bersejarah di Wilayah Dati II Semarang

8 Peraturan Walikota 12/ 2007 Badan Pengelola

Kawasan Kota Lama (BPK2L)

Mengatur Kewenangan Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L)

Sumber : Bagian Hukum, 2016

(42)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-42

Tabel 7.13

Penataan Lingkungan Permukiman Kota Semarang

KAWASAN TRADISIONAL / BERSEJARAH INFRASTRUKTUR LUAS RTH

(Ha) LOKASI RTH

% LUAS RH

INSTANSI PEMADAM KEBAKARAN

PRASARANA KEBAKARAN

Revitalisasi Kawasan Kota Lama Jalan, drainase 3,017925 Kecamatan Semarang

Tengah 0,49% 1 Pos Induk : Madukoro SDM : 148 orang

Revitalisasi Klenteng Sampo Kong Bangunan, Jalan,

drainase 1,7883

Kecamatan Semarang

Timur 0,23%

4 Pos Pembantu :

Banyumanik ,

Plamongan Indah, Ternoyo, Ngaliyan

Kendaraan pemadam : 22 unit

Revitalisasi Lawangsewu Bangunan, Jalan,

drainase 2,747375

Kecamatan Semarang

Selatan 0,46%

Mobil tangki : 4 unit

Revitalisasi Masjid Kauman Bangunan, Jalan,

drainase 2,21025 Kecamatan Gajah Mungkur 0,24%

Mobil tangga 2 unit

1,42065 Kecamatan Candisari 0,22% Mobil rescue 2 unit

0,727643 Kecamatan Semarang Utara 0,07%

Pilar Hidran kebakaran : 261 unit, yang berfungsi 110 unit

3,09485 Kecamatan Semarang Barat 0,14%

0,00 Kecamatan Genuk 0,00%

0,2016 Kecamatan Gayamsari 0,03%

1,4718 Kecamatan Pedurungan 0,07%

0,26 Kecamatan Tembalang 0,01%

1,26 Kecamatan Banyumanik 0,05%

0,00 Kecamatan Gunungpati 0,00%

0,15 Kecamatan Mijen 0,00%

0,06 Kecamatan Ngaliyan 0,00%

0,26 Kecamatan Tugu 0,01%

TOTAL 18,67 2,03% 5

(43)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-43

Tabel 7.14 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

No Kawasan/ Kecamatan

Jumlah BG Negara Berdasarkan Fungsi

Status Kepemilikan Kondisi Bangunan

Ketersediaan Utilitas BG Fungsi

Hunian (unit)

Fungsi Keagamaan

(unit)

Fungsi Usaha (unit)

Fungsi Sosial Budaya

(unit)

Fungsi Khusus

(unit)

1 Smg. Tengah - - - 5 17 Pemerintah Kota Baik Tersedia

2 Smg. Timur - - - 5 12 Pemerintah Kota Baik Tersedia

3 Smg. Selatan - - - 5 12 Pemerintah Kota Baik Tersedia

4 Gajah Mungkur - - - 5 10 Pemerintah Kota Baik Tersedia

5 Candisari - - - 5 9 Pemerintah Kota Baik Tersedia

6 Smg. Utara - - - 5 11 Pemerintah Kota Baik Tersedia

7 Smg. Barat - - - 5 18 Pemerintah Kota Baik Tersedia

8 Genuk - - - 5 15 Pemerintah Kota Baik Tersedia

9 Gayamsari - - - 5 9 Pemerintah Kota Baik Tersedia

10 Pedurungan - - - 5 14 Pemerintah Kota Baik Tersedia

11 Tembalang - - - 5 14 Pemerintah Kota Baik Tersedia

12 Banyumanik - - - 5 13 Pemerintah Kota Baik Tersedia

13 Gunungpati - - - 5 18 Pemerintah Kota Baik Tersedia

14 Mijen - - - 5 16 Pemerintah Kota Baik Tersedia

15 Ngaliyan - - - 5 12 Pemerintah Kota Baik Tersedia

16 Tugu - - - 5 9 Pemerintah Kota Baik Tersedia

(44)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-44

C. Permasalahan dan Tantangan

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:

Penataan Lingkungan Permukiman:

- Penegakan pedoman penataan bangunan dan lingkungan kota - Capaian luasan RTH yang masih rendah

- Kurangnya kesadaran masyarakat merawat ruang hijau yang ada

- Kurangnya Prasarana dan sarana dasar seperti sarana air minum, drainase, persampahan , limbah dan jalan.

- Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage.

- Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran;

- Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;

- Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara: - Terlalu mudahnya ijin pendirian bangunan

- Belum adanya rencana induk perlindungan terhadap bahaya kebakaran

- Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;

- Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;

- Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian;

- Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;

- Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan;

- Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien; - Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.

Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:

- Cakupan RTH masih rendah mencapai standar Undan- Undang.

- RTH yang ada belum tertata secara rapi untuk tempat rekreasi masyarakat kota - Kurangnya kesadaran masyarakat merawat ruang hijau yang ada

- Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka, sarana olah raga

Kapasitas Kelembagaan Daerah:

(45)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-45

- Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;

- Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

Tabel 7.15 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kota Semarang

NO

ASPEK PENATAAN BANGUNAN DAN

LINGKUNGAN

TANTANGAN PENGEMBANGAN ALTERNATIF SOLUSI

1 Aspek Teknis 5. Lokasi yang tidak

sesuai dengan kesesuaiannya

Kawasan perumahan harus didukung dengan kelengkapan sarana prasarana, utilitas, dan fasilitas umum bagi penghuni.

Sistem jalan keseluruhan untuk suatu pembangunan perumahan harus mengikuti persyaratan sirkulasi dari rencana tata ruang kota

Kawasan perumahan dialokasikan di kawasan yang memiliki kapasitas fasilitas pelayanan lingkungan yang memadai agar pembangunan lebih efisien yaitu dengan memperluas fasilitas pelayanan yang sudah ada

Penyusunan pedoman teknis di daerah terkait Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan.

2 Aspek Kelembagaan dan regulasi

Perlunya penguatan dan koordinasi kelembagaan terkait untuk menjamin adanya kepastian hukum atas status penguasaan tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

 Peningkatan pelatihan, bimbingan teknis, dan pembinaan dalam optimalisasi kapasitas kelembagaan penyelenggara, sehingga dapat memenuhi SPM di bidang penataan bangunan dan lingkungan.

 Monitoring dan evaluasi hasil bidang penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan SPM bidang penataan bangunan dan lingkungan.

 Fasilitasi penguatan kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan.

3 Aspek Pembiayaan Kemampuan biaya, dapat dilihat dari pengeluaran yang diperuntukkan bagi penyediaan tempat tinggal.

Harga lahan yang lebih murah atau menjangkau kemampuan masyarakat

 Kerjasama dengan pihak swasta/CSR dan masyarakat dalam pembiayaan berbagai kegiatan bidang penataan bangunan dan lingkungan.

5 Aspek Lingkungan Permukiman

Bebas dari pencemaran air, udara dan gangguan suara atau gangguan lainnya, baik yang ditimbulkan dari sumber daya buatan manusia maupun sumber daya alam

 Fasilitasi penyusunan RTBL.

(46)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-46

NO

ASPEK PENATAAN BANGUNAN DAN

LINGKUNGAN

TANTANGAN PENGEMBANGAN ALTERNATIF SOLUSI

Dapat menjamin tercapainya tingkat kualitas lingkungan hidup yang sehat bagi pembinaan individu dan masyarakat penghuni

 Fasilitasi rencana tindak sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH).

 Fasilitasi penyusunan rencana tindak pengembangan kawasan permukiman tematik perkotaan Sumber : Analisis 2016

7.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh Kab/Kota, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sektor PBL.

a. Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Kota/kota. Di tingkat Pusat acuan kebijakan yang hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan Penataan Banguan dan Lingkungan.

Analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah bidang Penataan Banunan dan Lingungan dapat diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 7.16 Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No. URAIAN Unit

1 Penyusunan Dokumen

Perda/ Perwal RTBL NSPK 2 2 4

2 Penyusunan NSPM

Pengelolaan RTH Laporan 1 1

3

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Kota 1 1 1 1 1 5

4 Penataan Bangunan

Lingkungan Khusus

a Penyusunan RTBL Kota

Pusaka Kota

c Penyusunan RTBL Pasar

Johar, Simpang Lima ke 2 Kota

2

(47)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-47

No. URAIAN Unit Pesisir (Tugurejo, Genuk, Semarang Barat, Semarang Utara)

Masterplan dan DED RTH Hutan Kota Tinjomoyo 62,45 Ha

Kota 1

APBN 0

5 Perencanaan dan Analisa

Teknis

Penyusunan DED Ruang Terbuka Publik untuk Mendukung Revolusi Mental

Kota 2 2 2 6

d

Penyusunan DED Ruang Terbuka Publik Wilayah Pusat Kota

Kota 8 8 8 8 32

e

Penyusunan DED Ruang Terbuka Publik Wilayah Pengembangan

Penyiapan Lahan Kawasan Jatibarang dan Ruang Terbuka Publik dan Wilayah Pusat Kota

m2 8 9 8 8 8 41

b

Penyiapan Lahan Ruang Terbuka Publik Wilayah Pengembangan

m2 8 8 8 8 8 40

7 Penyelenggaran Bangunan

Gedung Paket

a

Pembangunan Bangunan Gedung Pusaka : Gedung Oudetrap

Paket 1 1

b

Pembangunan Bangunan Gedung Pusaka : Revitalisasi Pasar Johar

Paket 1 1 1 3

8 Penyelenggaran Penataan

Bangunan dan Lingkungan

a

Penataan Bangunan

Kawasan Strategis : Kawasan Jatibarang

1 1

b

Penataan Bangunan

Kawasan Strategis : Kawasan Simpang Lima ke-2

(48)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-48

No. URAIAN Unit

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tahun 4

Tahun

5 Total

2016 2017 2018 2019 2020

c

Penataan Bangunan

Kawasan Strategis : Kawasan Tambaklorok

1 1 1 1 1 4

d

Penataan Bangunan

Kawasan Strategis : Kawasan Pasar Johar

1 1

9 Pengembangan Kawasan

Tematik

a

Penataan Pengembangan Kota Hijau : Hutan Kota Tinjomoyo

1 1

Penataan Pengembangan

Kota Hijau : RTH Pusat Kota 8 8 8 24

Penataan Pengembangan Kota Hijau : RTH Wilayah Pengembangan

8 8 8 25

b Revitalisasi Kota Pusaka :

Kawasan Kota Lama Kawasan 1 1 1 1 1 5

c

Revitalisasi Tradisional Bersejarah : Kawasan Kali Semarang

1 1 1 3

10

Edukasi dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat Bidang PBL

1 1 1 1 4

11

Fasilitasi Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik Mendukung Revolusi Mental

2 2 2 6

12 Layanan Perkantoran bulang 12 12 12 12 12 60

(49)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-49

b. Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

Usulan rencana program sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7.17 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No. URAIAN Total Satuan / Lokasi

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

2016 2017 2018 2019 2020

1 Penyusunan Dokumen Perda/

Perwal RTBL 2

Perwal RTBL, Perwal PSU, Perda RTBL Kawasan Tambaklorok, Perda RTBL

Kawasan Jatibarang

2 Penyusunan NSPM

Pengelolaan RTH 1 Laporan

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan

4 Penataan Bangunan

Lingkungan Khusus

a Penyusunan RTBL Kota Pusaka 1 Kota Lama Penyusunan RTBL

Kota Pusaka

b Penyusunan RTBL Jl.

Soegiyopanoto 1 Jl. Soegiyopranoto

Penyusunan RTBL

(50)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-50

No. URAIAN Total Satuan / Lokasi

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

2016 2017 2018 2019 2020

c Penyusunan RTBL Pasar Johar,

Simpang Lima ke 2 2 Johar, Pedurungan

Penyusunan RTBL Pasar Johar, Simpang Lima ke 2

d Penyusunan RTBLKawasan

Pesisir 4

Tugurejo, Genuk, Semarang Barat, Semarang

Utara Pesisir 2 kawasan

e Masterplan RTH 1 Kota Penyusunan

Masterplan RTH

f

Masterplan dan DED RTH Hutan Kota Tinjomoyo 62,45 Ha

5 Perencanaan dan Analisa Teknis

a Penyusunan DED RTBL Pasar

Johar, dan Jl. Soegiyopranoto 2

Pasar Johar, Jl.

Soegiyopranoto

Penyusunan DED RTBL Pasar

Penyusunan DED RTBL Kawasan Pesisir

c

Penyusunan DED Ruang Terbuka Publik untuk Mendukung Revolusi Mental

4

Kecamatan : Tembalang, Banyumanik, Mijen, Revolusi Mental 2 lokasi

Penyusunan DED Ruang Terbuka Publik untuk Mendukung Revolusi Mental 2 lokasi

Penyusunan DED Ruang Terbuka Publik untuk Mendukung Revolusi Mental 2 lokasi

Gambar

Tabel 7.7 Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Tabel 7.8 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Tabel 7.10 Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Tabel 7.12 Peraturan Daerah/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati terkait Penataan
+7

Referensi

Dokumen terkait

rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai dengan rencana tata

Isu-isu strategis di bidang pengembangan wilayah antara lain: Pusat perdesaan masih mampu dikembangkan untuk mendorong kawasan perdesaan masing-masing sehingga

Pembangunan drainase lingkungan dengan pola kerja pemberdayaan masyarakat melalui kelompok masyarakat (POKMAS) disetiap lokasi di Kabupaten Bombana telah dilaksanakan

sumber sampah untuk wilayah Kabupaten Madiun diperkirakan tidak akan berubah terutama dalam. waktu dekat, karena pola hidup masyarakat dalam mengurangi penggunaan barang

Atas dasar UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari

program-program pemerintah. Kondisi eksisting kawasan yang termuat dalam RTRW kabupaten Tojo Unauna belum. semuanya tertangani karena adanya keterbatasan biaya dan kurangnya

Tantangan penanganan permukiman kumuh melalui kemitraan Pemerintah, Swasta dan Masyarakat Penyusunan perencanaan dan penataan bangunan dan lingkungan (RTBL) pada kawasan

Kabupaten Mesuji merupakan kabupaten yang sebagian besar wilayahnya masih merupakan wilayah perkebunan dan pertanian yang produktif dan potensial, namun jaringan