L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-1
Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.
7.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.
7.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 - 2025.
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-2
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f). Pasal 5 ayat (1) mengamanatkan Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman yang pembinaannya dilaksanakan oleh pemerintah. 3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
Pasal 3 huruf c mengamanatkan bahwa pembangunan Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah
4. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (PRJMN) 2015 - 2019.
Pertumbuhan berkualitas itu dicapai secara bersamaan dengan meraih keseimbangan antarsektor ekonomi dan antarwilayah, dan mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan.
5. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 2/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas Permumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.
Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2019
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019
Peraturan ini menetapkan target rencana strategis kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015 – 2019.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 1/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 0% pada tahun 2019
7.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
a. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-3
Tabel 7.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kota Semarang
NO ISU STRATEGIS KETERANGAN
1. Aspek Fisik
a. Kepadatan Bangunan yang Tinggi
Permasalahan permukiman di Kota Semarang adalah permukiman dengan kepadatan bangunan tinggi. Jarak bangunan antara rumah yang satu dengan yang lain sangat berdekatan, kurang dari 5 meter, bahkan beberapa diantaranya berhimpitan. Orientasi bangunan, depan, samping dan belakang tidak jelas. Dengan ketinggian rumah yang terdiri atas 1-2 lantai, kawasan permukiman ini terkesan sangat padat. Lingkungan permukiman menjadi kurang sehat, karena sirkulasi udara dan pencahayaan yang masuk ke dalam rumah kurang.
b. Struktur Bangunan yang Tidak memenuhi Standar Teknis
Kawasan permukiman ini memiliki permasalahan kualitas fisik rumah yang mengalami penurunan, atau dapat dikatakan, rumah tidak layak sebagai hunian. Permasalahan pada bangunan rumah dapat dilihat dari struktur bangunan dan permanensi bangunan, seperti bangunan rumah dengan dinding kayu, lantai masih berupa tanah, dan struktur bangunan yang tidak kokoh.
2. Aspek Kesesuaian Lokasi dengan Fungsi Kawasan Pada Rencana Tata Ruang Kota Semarang
a. Permukiman Pada Kawasan Rawan Bencana
Daerah rawan bencana seharusnya menjadi daerah lindung yang tidak boleh digunakan untuk tempat bermukiman, apalagi dijadikan sebagai kawasan permukiman. Akan tetapi, di lapangan ternyata masih banyak daerah-daerah rawan bencana yang ditempati penduduk sebagai tempat hunian. Masalah yang mempengaruhi ini adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kawasan-kawasan lindung yang terlarang untuk permukiman. Selain itu, akibat dari kurang tegasnya pengendalian pembangunan dari aparat Pemerintah Daerah Kota Semarang. Kawasan rawan bencana banjir adalah tempat-tempat yang secara rutin setiap musim hujan mengalami genangan lebih dari 6 jam saat hujan turun dalam keadaan musim hujan normal. Di wilayah Semarang yang berpotensi rawan bencana banjir meliputi Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Tengah, Semarang Utara dan Genuk. Sedangkan di wilayah yang mempunyai kerentanan terhadap gerakan tanah yang menimbulkan longsor, terdapat di wilayah Kecamatan Gunungpati dan Banyumanik.
b. Permukiman pada kawasan Resapan Air
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-4
NO ISU STRATEGIS KETERANGAN
c Permukiman pada Bantaran Sungai
Bantaran sungai atau sempadan sungai, yaitu kawasan sepanjang kiri kanan sungai dengan jarak 100 meter untuk sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman, sementara itu untuk sungai dikawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 m. Sempadan sungai di dalam kawasan perkotaan meliputi : Sungai Banjir Kanal Timur, Sungai Garang, Sungai Kripik, Sungai Kreo, Sungai Banjir Kanal Barat, Sungai Semarang, Sungai Banger, Sungai Bringin, Sungai Blorong, Sungai Tenggang dan Sungai Babon.
d Permukiman di Bantaran Rel Kereta Api
Terjadinya penyerobotan tanah milik PT.KAI oleh penduduk setempat karena jalur kereta api di Kota Semarang, ada pada ruas tertentu sudah tidak difungsikan lagi. Jenis permukiman liar diatas bantaran rel kereta api dapat pula disamakan kasusnya sebagai permukiman liar diatas tanah negara. Lokasi permukiman yang dilalui oleh jalur Rel Kereta Api di Kecamatan Semarang Utara (Kelurahan Purwosari, Dadapsari, Tanjungmas), Semarang Timur (Kelurahan Kemijen), Semarang Utara, Gayamsari (Kelurahan Tambakrejo).
e Permukiman Berada Di Lahan Milik Orang Lain
Kawasan ini merupakan permukiman yang didirikan diatas lahan milik orang lain. Dampak dari permasalahan kawasan permukiman ini dapat menimbulkan sengketa tanah di kemudian hari, apabila tidak dikelola dengan baik dan status kepemilikan lahan tidak jelas.
f. Permukiman di bawah Jalur Tegangan Tinggi
Jalur tegangan tinggi mempunyai pengaruh negatif terhadap kesehatan manusia, disamping dari segi keamanan. Lokasi permukiman yang dilalui oleh jalur listrik tegangan tinggi di Kecamatan Banyumanik (Kelurahan Ngesrep), Kecamatan Genuk (Kelurahan Trimulyo, Banjardowo, Sambungharjo, Bangetayu Wetan), Kecamatan Gayamsari (Kelurahan Tambakrejo), Kecamatan Pedurungan (Kelurahan Tlogomulyo, Penggaron Lor, Penggaron Kidul, Plamongansari).
g. Permukiman Berada Pada Sempadan Pantai
Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Sempadan pantai lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah daratan. Kawasan sempadan pantai pada Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Utara dan Genuk, kecuali pada daerah khusus yang ditentukan sebagaimana penggunaan yang ditentukan, yaitu daerah wilayah kerja pelabuhan.
h. Permukiman di Kawasan Industri
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-5
NO ISU STRATEGIS KETERANGAN
baik dan tidak dikelola. i. Permukiman di Kawasan
Pesisir Semarang
Kawasan permukiman yang terjadi akibat pemanfaatan tanah timbul yang berada di sepanjang pantai, yang terbentuk dari proses sedimentasi atau pengendapan lumpur yang terus menerus terjadi sehingga membentuk suatu daratan. Terbentuknya tanah timbul ini mendorong masyarakat terutama yang berada di daerah pesisir untuk memanfaatkannya sebagai lahan permukiman dengan anggapan tanah tidak bertuan karena tidak jelas kepemilikannya. Pada kawasan pesisir Semarang bagian Utara, di sepanjang pantai Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Utara dan Genuk.
3. Aspek Penyediaan Infrastruktur Permukiman
a Kurangnya ketersediaan infrastruktur yang memadai di kawasan Kumuh. (Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), jalan, drainase, persampahan, air limbah, air bersih)
Permasalahan yang ada adalah kawasan permukiman yang diakibatkan oleh kurangnya ketersediaan infrastruktur permukiman yang memadai. Permasalahan pada kawasan disebabkan oleh ketidaktersediaan infrastruktur permukiman yang memadai, atau terdapat permasalahan infrastruktur pada kawasan, sehingga mempengaruhi kondisi kawasan baik dari aspek fisik, ekonomi dan lingkungan.
Sumber : Analisis, 2016
b. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian suatu kota/kabupaten dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Terlebih dahulu perlu diketahui peraturan perundangan di tingkat kabupaten/kota (meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur, peraturan walikota/bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman. Adapun peraturan daerah Provinsi Jawa Tengah dan Perda Kota Semarang yang menjadi payung pelaksanaan pengembangan permukiman dirinci pada Tabel 7.2.
Tabel 7.2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur terkait Pengembangan Permukiman
No
Perda/ Pergub/ Perwal/Peraturan lainnya
Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk
Pengaturan No./ Tahun Perihal
1 Peraturan Daerah Kota Semarang
6/2010 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Semarang Tahun 2005 - 2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Semarang Tahun 2005 - 2025
1 Rancangan RPJMD 2016-2021
Tahap Pembahasan DPRD 2016
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang Tahun 2016 - 2021
penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah ke dalam strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala Daerah,
dan arah kebijakan keuangan daerah dengan memperhatikan RPJM
Nasional, RPJMD Provinsi Jawa Tengah dan RTRW Kota Semarang;
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-6
Semarang Wilayah Kota Semarang
Tahun 2011-2031
Tahun 2011-2031
3 Peraturan Walikota Semarang
31/ 2009 Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, sarana dan Utilitas Perumahan dan Permukiman
Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, sarana dan Utilitas Perumahan dan Permukiman
4 Peraturan Daerah Kota Semarang
07/ 2010 Penataan Ruang Terbuka Hijau
Penataan Ruang Terbuka Hijau
5 Peraturan Daerah Kota Semarang
04/ 2008 Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang
Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang
6 Surat Keputusan Walikota
50/801/2014 Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh
menetapkan 62 Kelurahan dari 15 Kecamatan
dengan total luasan 415,83 Ha.
Sumber : Bagian Hukum Kota Semarang, 2013
Tabel 7.3 Data Kawasan Kumuh Kota Semarang Tahun 2016
No. Lokasi LUAS
(Ha) Kecamatan Kelurahan
1 Tugu Mangunharjo 1.56
Mangkangwetan 3.79
Mangkang Kulon 13.59
2 Genuk Genuksari 6.19
Banjardowo 3.38
Terboyo Kulon 0.62
Trimulyo 6.00
3 Semarang Barat Tambakharjo 2.67
Ngemplaksimongan 1.32
Krobokan 16.16
4 Semarang Tengah Brumbungan 2.68
Bangunharjo 4.00
Kembangsari 5.00
Jagalan 1.36
Miroto 7.00
Kauman 2.00
Pekunden 5.00
Sekayu 2.32
5 Semarang Timur Bugangan 8.34
Rejosari 1.30
Mlatiharjo 11.52
Mlatibaru 3.93
Rejomulyo 8.43
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-7
No. Lokasi LUAS
(Ha) Kecamatan Kelurahan
6 Semarang Utara Tanjungmas 37.63
Bandarharjo 33.44
Panggungkidul 26
Kuningan 23.09
Dadapsari 27.24
7 Candisari Jomblang 1.1
Karanganyargunung 1.67
8 Pedurungan Gemah 5.50
Muktiharjo Kidul 13.76
Penggaron Kidul 2.19
9 Semarang Selatan Lamper Lor 4.71
Lamper Kidul 1.53
Peterongan 1.33
Lamper Tengah 7.39
10 Tembalang Tandang 3.12
Sendangguwo 4.36
Rowosari 7.07
Meteseh 10.42
11 Gayamsari Sawahbesar 6.14
Kaligawe 7.35
Tambakrejo 5.23
Gayamsari 1.57
12 Mijen Purwosari 3.45
Jatibarang 0.86
13 Banyumanik Ngesrep 0.59
Padangsari 0.49
Jabungan 11.68
Tinjomoyo 5.53
Srondol Kulon 3.67
Gedawang 5.54
14 Gunungpati Patemon 0.14
Sekaran 3.19
Sadeng 2.47
Sukorejo 2.6
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-8
No. Lokasi LUAS
(Ha) Kecamatan Kelurahan
15 Ngaliyan Wonosari 3.12
Kalipancur 1.32
Purwoyoso 1.65
Total 415.83
Sumber : Dinas Tata Kota Dan Perumahan Kota Semarang
Tabel 7.4 Data Kondisi RSH di Kota Semarang
No Lokasi RSH Jumlah
Penghuni Kondisi Prasarana CK yang Ada 1 Gunungpati 200 Jalan akses buruk, drainase baik, air kurang 2 Asrama Polri Gedawang 100 Jalan akses baik, drainase baik, air kurang 3 Bintang Regency Pudakpayung 300 Jalan akses buruk, drainase baik, air kurang 4 Perum Korpri Pudakpayung 200 Jalan akses buruk, drainase baik, air kurang 5 Beringin Lestari Ngaliyan 200 Jalan akses baik, drainase baik, air kurang 6 Puri Dinas Mas 500 Jalan akses buruk, drainase byryk, air kurang 7 Bukit Kencana Jaya 400 Jalan akses buruk, drainase buruk, air kurang 8 Perum IKIP Semarang 100 Jalan akses buruk, drainase buruk, air kurang 9 RSH TNI 100 Jalan akses buruk, drainase baik, air kurang 10 Perum Korpri Tembalang 100 Jalan akses buruk, drainase buruk, air kurang 11 Perumahan Trangkil Sejahtera 100 Jalan akses buruk, drainase baik, air kurang 12 Perum Buruh Sango 200 Jalan akses buruk, drainase buruk, air kurang Sumber : Dinas Tata Kota Dan Perumahan Kota Semarang
Tabel 7.5 Data Kondisi Rusunawa di Kota Semarang
NO NAMA RUSUN / LOKASI
KATEGORI / Tahun Pembangunan
Pengelola SEWA/BULAN
KAPASITAS HUNIAN
(UNIT)
Kondisi Prasarana CK yang
Kaligawe Tipe 24 Kel. Kaligawe
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-9
NO NAMA RUSUN /
LOKASI
KATEGORI / Tahun Pembangunan
Pengelola SEWA/BULAN
KAPASITAS HUNIAN
(UNIT)
Kondisi Prasarana CK yang
Ada
4
Karangroto Blok
C Kel. Lt III:Rp. 65.000 Lt IV:Rp.
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-10
c.Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Permasalahan dan tantangan pengembangan kawasan permukiman di Kota Semarang antara lain :
Permasalahan pengembangan kawasan permukiman diantaranya:
1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan degradasi lingkungan
2. Pelayanan infrastruktur yang masih terbatas pada kawasan kumuh dan pesisir 3. Kepadatan bangunan yang tinggi
4. Terdapat wilayah padat kumuh yang menempati lahan yang tidak sesuai legalitas dan peruntukannya
5. Tingginya kepadatan bangunan dan penduduk yang bertempat tinggal di lahan yang mengalami land subsidence dan rob
Tantangan pengembangan permukiman diantaranya: 1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat
2. Peningkatan perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang pengembangan kawasan permukiman
3. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola ditingkat masyarakat
Tabel 7.6 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kota Semarang
No Permasalahan Pengembangan
Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi
1 ASPEK TEKNIS a. Terdapat kawasan
perumahan dan permukiman kumuh
b. Bangunan padat dengan jalan lingkungan sempit,
menyulitkan akses c. Kondisi bangunan semi
permanen tidak memenuhi syarat keamanan
d. Lokasi tidak sesuai kesesuaian fungsi ataupun legalitasnya e. Infrastruktur minimal, sanitasi
buruk, drainase tidak ada, air minum tidak ada
f. Keterbatasan ketersediaan lahan untuk pengembangan permukiman baru dengan sistem pembiayaan sesuai kemampuan masyarakat g. Keterbatasan lahan untuk
penyediaan infrastruktur permukiman yang memadai
a. Gerakan menuju kota tanpa kumuh 2020
b. Penegakan aturan kepadatan bangunan c. Bantuan perbaikan rumah d. Lokasi yang tidak sesuai
diarahkan secara bertahap e. Pemenuhan kebutuhan
infrastruktur pada kawasan yang sesuai tata ruang f. Kebutuhan penyediaan
perumahan cukup besar g. Penataan infrastruktur
terkendala status kepemilikan lahan.
a. Peningkatan kualitas perumahan dan infrastruktur kawasan kumuh dan pencegahan kumuh dalam 3 tahun pertama
b. Penegakan aturan perijinan dalam pembangunan rumah dan bangunan gedung c. Stimulan program
perbaikan rumah
d. Sosialisasi RTRW untuk lokasi dengan peruntukan perumahan dan permukiman
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-11
No Permasalahan Pengembangan
Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi
2 ASPEK KELEMBAGAAN
a. Kurangnya kapasitas pengelola bangunan gedung b. Kurangnya kelembagaan
pengelola bangunan di tingkat masyarakat
c. Kurangnya koordinasi antar SKPD baik secara vertikal mapun horizontal dalam pembangunan perumahan permukiman dan kelengkapan infrastruktur pendukungnya.
a. Banyak bangunan gedung dan permukiman di kota Semarang
b. Tersedianya bangunan gedung yang sesuai standar teknis dan terkelola dengan baik
c. Tersedianya bangunan gedung dan lingkungan disekitarnya yang nyaman dan layak huni
a. Perlunya pengembangan kapasitas kelembagaan (pelatihan, bimbingan teknis, dan pembinaan) serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman di Kota Semarang.
b.Perlunya koordinasi antar SKPD Kota terkait dalam penyediaan perumahan dan penyediaan PSU (Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum) sehingga terwujud kondisi perumahan yang diikuti dengan penyediaan PSU.
3 ASPEK PEMBIAYAAN
a. Perlunya peningkatan
potensi pola
pembiayaan pembangunan
perumahan oleh pihak pemerintah, swasta dan masyarakat.
b. Perlunya peningkatan potensi pembiayaan program pembangunan perumahan yang ditangani oleh pemerintah pusat atau provinsi.
a. Terdapat program kerjasama dengan pihak perbankan untuk penyediaan infrastruktur
b. Kebutuhan masyarakat yang tinggi untuk perumahan
c. Daya beli masyarakat meningkat
a. Perlunya eningkatan pengembangan sumber-sumber pembiayaan dalam kegiatan rehabilitasi dan pembangunan rumah baik dari pihak pemerintah, swasta dan masyarakat. b. Perlunya penyediaan
perumahan RSH dengan harga jual yang bisa dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah. c.Peningkatan alternatif
sumber-sumber
pembiayaan melalui kerjasama dengan pihak swasta dalam proses penyediaan perumahan dan permukiman.
4 ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT / SWASTA
a.Adanya potensi pembangunan
perumahan yang
diselenggarakan oleh pihak pemerintah, swasta dan masyarakat.
b.Tingginya permintaan kebutuhan tempat tinggal. c.Adanya peran serta
a.Masih adanya penduduk dengan tingkat pra sejahtera, sehingga berpengaruh terhadap kemampuan dan peran serta masyarakat untuk memperbaiki rumah dan kualitas bangunan tempat tinggal mereka.
a.Promosi kepada pihak swasta dan pihak lain terkait program-program yang akan dilakukan dalam penyediaan dan pengembangan
perumahan dan
permukiman.
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-12
No Permasalahan Pengembangan
Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi
masyarakat dalam proses pembangunan rumah dalam pelaksanaan program Bedah Rumah
b.Peningkatan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur permukiman saat ini menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan Kota.
tingginya permintaan kebutuhan tempat tinggal, khususnya rumah dengan harga jual yang bisa dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah. c.Pengembangan
bentuk-bentuk kerjasama antar pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam pelaksanaan pembangunan rumah layak huni dan PSU dilingkungan permukiman tersebut.
d.Perlunya peningkatan peran serta masyarakat
dalam proses
perencanaan,
pembangunan, monitoring, evaluasi pemeliharaan program pengembangan permukiman di Kota Semarang.
5 ASPEK LINGKUNGAN PERMUKIMAN
Pada kawasan hunia lama, sulit untuk mendapatkan lahan untuk pengembangan penyediaan infrastruktur. pada lokasi-lokasi potensi
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman baru, adanya embrio penyediaan sarana dan utilitas umum (PSU) permukiman
Tidak semua kawasan memiliki potensi lahan untuk pengembangan sarana dan prasarana serta RTH di lingkungan permukiman
Pentingnya pencapaian penyediaan rumah layak huni yang didukung dengan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) dengan tetap mempertimbangkan aspek pembangunan berkelanjutan. Perlunya penyelenggaraan
penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) permukiman secara sinergis sesuai dengan rencana induk sistem PSU di lingkungan permukiman dalam mendukung terwujudnya lingkungan permukiman yang layak huni dan nyaman. Perlunya pembangunan RSH dan prasarana sarana dasar di lingkungan permukiman, khususnya pada daerah tertinggal/ terpencil, dan kawasan perbatasan di Kota Semarang.
Pentingnya pencapaian penyediaan rumah layak huni yang didukung dengan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) dengan tetap mempertimbangkan aspek pembangunan berkelanjutan.
Perlunya penyelenggaraan penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) permukiman secara sinergis sesuai dengan rencana induk sistem PSU di lingkungan permukiman dalam mendukung terwujudnya lingkungan permukiman yang layak huni dan nyaman.
Perlunya pembangunan RSH dan prasarana sarana dasar di lingkungan permukiman, khususnya pada daerah tertinggal/ terpencil, dan kawasan perbatasan di Kota Semarang.
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-13
7.1.3 Analisis Kebutuhan Program dan Kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman Kota Semarang
a. Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Kota/kota. Di tingkat Pusat acuan kebijakan yang hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan permukiman.
Analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah pengembangan permukiman dapat diuraikan pada tabel berikut.
Tabel 7.7 Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
No. URAIAN Unit Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Total
2016 2017 2018 2019 2020
1 Penyusunan Perda Pengelolaan Wilayah Pesisir NSPK 1 1
2 Penyusunan Dokumen RP2KPKP Laporan 1 1
3 Jumlah Penataan Kawasan Kumuh Kelurahan 2 15 21 24 62
4 Luasan Penataan Kawasan Kumuh Ha 61,23 187,42 113,78 53,4 415,83
5 Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan
Berbasis Masyarakat : Purwodinatan Ha 45,15 45,15
6 Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan
Berbasis Masyarakat: Kaligawe Ha 18,6 18,6
7 Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan
Berbasis Masyarakat: Tambakrejo Ha 5,23 5,23
8 Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan
Berbasis Masyarakat: Rejomulyo Ha 8,43 8,43
9 Kebutuhan Rusunawa TB 2 3 5
10 Penataan Permukiman Nelayan Tambaklorok Ha 12,37 12,37
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-14
b. Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Tabel 7.8 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
No. URAIAN Volume Satuan /Lokasi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
2 Penyusunan Dokumen
RP2KPKP 1 Laporan
Penyusunan
Dokumen
3 Penataan Kawasan Kumuh (17 Kelurahan)
61,23
Ha Bandarharjo, Kuningan
DED dan
4 Penataan Kawasan Kumuh (17 Kelurahan)
187,42 Ha
Mangkang Wetan, Genuksari, Trimulyo, Kemijen, Bugangan, Mlatiharjo, Tanjungmas, Dadapsari, Muktiharjo Kidul, Meteseh, Rowosari,
5 Penataan Kawasan Kumuh (21 Kelurahan)
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-15
No. URAIAN Volume Satuan /Lokasi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
2016 2017 2018 2019 2020
6 Penataan Kawasan
Kumuh (24 Kelurahan) 53,4 Ha
Mangunharjo, Mangkang Kulon, Terboyo Kulon, Ngemplak Simongan, Jagalan, Miroto, Kauman, Pekunden, Sekayu, Mlatibaru, Jomblang,
Karanganyar Gunung, Penggaron Kidul, Lamper Lor, Laper Kidul, Gayamsari, Jatibarang, Ngesrep, Padangsari, Srondol Kulon, Patemon, Sekarang, Sadeng,
Kalipancur
Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan Berbasis Masyarakat Permukiman Perkotaan Berbasis
Masyarakat
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-16
No. URAIAN Volume Satuan /Lokasi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
2016 2017 2018 2019 2020
11 Kebutuhan Rusunawa 5 TB Purwodinatan 1 TB, Kaligawe 2
TB dan Rejomulyo 2 TB
Penyiapan lahan 3 Rusun (Purwodinatan,
Kaligawe dan Rejomulyo)
Penyiapan lahan dan Perencanaan
Teknis 5 TB Rusun (Purwodinatan
1 TB, Kaligawe2 TB
dan Rejomulyo2
TB)
Pembangunan 1 Twin Blok
Rusun Purwodinatan dan 1 Twin Blok Rusun Kaligawe
Pembangunan 1 Twin Blok Rusun Kaligawe dan 2 Twin Blok
Rusun Rejomulyo
12 Penataan Permukiman
Nelayan Tambaklorok 12,37 Ha
Perencanaan Teknis (DED)
Penataan Permukiman Tambaklorok
Sumber : Analisis, 2016
Kegiatan pengembangan permukiman di Kota Semarang terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan. Sesuai dengan arahan nomenklatur yang diberikan dari Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Provinsi Jawa Tengah, program-program Pengembangan Kawasan Permukiman di Kota Semarang 2016-2020 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7.9 Matriks Usulan Pembiayaan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
No
OUTPUT
LOKASI VOL. SATUAN Pembiayaan
INDIKATOR OUTPUT
RINCIAN 2016 2017 2018 2019 2020
1 Peraturan Pengembangan Permukiman
a Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman
i Penyusunan Perda Pengelolaan Wilayah
Pesisir Kota Semarang 1 NSPK APBD 2
2 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan
Permukiman
a Penyusunan Kebijakan, Strategi dan Rencana
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-17
No
OUTPUT
LOKASI VOL. SATUAN Pembiayaan
INDIKATOR OUTPUT
RINCIAN 2016 2017 2018 2019 2020
i Penyusunan RP2KPKP Kota Semarang 1 Laporan APBD 2
3 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman Perkotaan
a Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
i Perencanaan Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Mangkang Wetan, Genuksari, Trimulyo, Kemijen, Bugangan, Mlatiharjo, Tanjungmas, Dadapsari, Muktiharjo Kidul, Meteseh, Rowosari,
Tambakrejo,Kaligawe, Jabungan, Gedawang
17 Kelurahan APBD 2
Banjardowo, Krobokan, Tambakrejo,Brumbungan, Bangunharjo,
Kembangsari,Rejosari,Rejomulyo, Panggung Kidul, Gemah, Laper Tengah, Peterongan, Tandang, Sawah Besar, Purwosari, Tinjomoyo, Sukorejo, Nongkosawit, Wonosari, Purwoyoso
21 Kelurahan APBD 2
Mangunharjo, Mangkang Kulon, Terboyo Kulon, Ngemplak Simongan, Jagalan, Miroto, Kauman, Pekunden, Sekayu, Mlatibaru, Jomblang,
Karanganyar Gunung, Penggaron Kidul, Lamper Lor, Laper Kidul, Gayamsari, Jatibarang, Ngesrep, Padangsari, Srondol Kulon, Patemon, Sekarang, Sadeng, Kalipancur
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-18
No
OUTPUT
LOKASI VOL. SATUAN Pembiayaan
INDIKATOR OUTPUT
RINCIAN 2016 2017 2018 2019 2020
ii Pelaksanaan Fisik Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Mangkang Wetan, Genuksari, Trimulyo, Bugangan, Mlatiharjo, Muktiharjo Kidul, Meteseh, Rowosari, Tambakrejo,Kaligawe, Jabungan, Gedawang
14 Kelurahan APBD 2
Kemijen 1 APBD 1
Tanjungmas, Dadapsari 2 APBN
Banjardowo, Tambakrejo, Brumbungan, Bangunharjo, Kembangsari,Rejosari,Rejomulyo, Panggung Kidul, Gemah, Laper Tengah, Peterongan, Tandang, Sawah Besar, Purwosari, Tinjomoyo, Sukorejo, Nongkosawit, Wonosari, Purwoyoso
20 APBD 2
Krobokan 1 APBD 1
Mangunharjo, Mangkang Kulon, Terboyo Kulon, Ngemplak Simongan, Jagalan, Miroto, Kauman, Pekunden, Sekayu, Mlatibaru, Jomblang,
Karanganyar Gunung, Penggaron Kidul, Lamper Lor, Laper Kidul, Gayamsari, Jatibarang, Ngesrep, Padangsari, Srondol Kulon, Patemon, Sekarang, Sadeng, Kalipancur
24 APBD 2
Kota Semarang 1 Paket APBD 2
Kota Semarang 1 Paket APBN
Kota Semarang 1 Paket APBN
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-19
No
OUTPUT
LOKASI VOL. SATUAN Pembiayaan
INDIKATOR OUTPUT
RINCIAN 2016 2017 2018 2019 2020
Kota Semarang 1 Paket APBN
b Pengembangan Lingkungan Permukiman
Perkotaan
i Perencanaan Teknis Rusun Purwodinatan, Kaligawe,
Rejomulyo 3 Laporan APBD 2
ii Penyiapan Lahan dan Perijinan Rusun Purwodinatan, Kaligawe,
Rejomulyo 3 Lokasi APBD 2 APBD
iii Pembangunan Rumah Susun Rusun Purwodinatan, 1 TB 1 TB APBN
Rusun Kaligawe, 1 TB 1 TB APBN
Rusun Kaligawe, 1 TB 1 TB APBN
Rusun Rejomulyo, 2 TB 2 TB APBN
iv Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kota Semarang 1 Paket APBN
c Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman Nelayan
i Pembangunan Kawasan Tambak Lorok Tanjungmas 1 Paket APBN
ii Supervisi Pembangunan Kawasan Tambak
Lorok Tanjungmas 1 Paket APBN
4 Infrastruktur Berbasis Masyarakat
a Program Peningkatan Kualitas Kawasan
Permukiman
i Administrasi Kegiatan Kota Semarang 5 Paket APBD 2 APBD 2 APBD 2 APBD 2 APBD 2
ii Perencanaan Teknis
- Perencanaan Teknis Penataan Kelurahan
Purwodinatan Purwodinatan 1 Laporan APBD 2
- Perencanaan Teknis Penataan Kelurahan
Kaligawe Kaligawe 1 Laporan APBD 2
- Perencanaan Teknis Penataan Kelurahan
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-20
No
OUTPUT
LOKASI VOL. SATUAN Pembiayaan
INDIKATOR OUTPUT
RINCIAN 2016 2017 2018 2019 2020
- Perencanaan Teknis Penataan Kelurahan
Rejomulyo Rejomulyo 1 Laporan APBD 2
iii Pembangunan
- Pelaksanaan Penataan Kelurahan
Purwodinatan Purwodinatan 1 Kawasan APBN APBN APBN
- Pelaksanaan Teknis Penataan Kelurahan
Kaligawe Kaligawe 1 Kawasan APBN APBN
- Pelaksanaan Teknis Penataan Kelurahan
Tambakrejo Tambakrejo 1 Kawasan APBN
- Pelaksanaan Teknis Penataan Kelurahan
Rejomulyo Rejomulyo 1 Kawasan APBN APBN APBN
5 Layanan Perkantoran Kota Semarang 12 bulan APBD 2 APBD 2 APBD 2 APBD 2 APBD 2
7.1.4 Usulan Program dan Kegiatan
Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan. Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah Kota/kota. Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPI2JM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama hingga kelima.
Tabel 7.10
Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
NO
KODE AKUN
OUTPUT
LOKASI
VOL.
SATUAN
TAHUN
SUMBER PEMBIAYAAN (x Rp. 1000)
INDIKATOR OUTPUT
2412
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
2412.001
Peraturan Pengembangan
Permukiman
Pengelolaan Wilayah Pesisir
Kota Semarang
1 NSPK
2018
150.000
2412.002
Pembinaan dan Pengawasan
Pengembangan Permukiman
2412.002.002
Penyusunan Kebijakan, Strategi
dan Rencana Pengembangan
Kawasan Permukiman
2412.003
Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman Perkotaan
Ha
Permukiman Kumuh
NO
KODE AKUN
OUTPUT
LOKASI
VOL.
SATUAN
TAHUN
NO
KODE AKUN
OUTPUT
LOKASI
VOL.
SATUAN
TAHUN
NO
KODE AKUN
OUTPUT
LOKASI
VOL.
SATUAN
TAHUN
NO
KODE AKUN
OUTPUT
LOKASI
VOL.
SATUAN
TAHUN
NO
KODE AKUN
OUTPUT
LOKASI
VOL.
SATUAN
TAHUN
NO
KODE AKUN
OUTPUT
LOKASI
VOL.
SATUAN
TAHUN
NO
KODE AKUN
OUTPUT
LOKASI
VOL.
SATUAN
TAHUN
SUMBER PEMBIAYAAN (x Rp. 1000)
INDIKATOR OUTPUT
Permukiman Kumuh Kota
Semarang
Kota Semarang
20 Ha
2018
20.000.000
Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Kota
Semarang
Kota Semarang
15 Ha
2019
15.000.000
Peningkatan Kualitas
NO
KODE AKUN
OUTPUT
LOKASI
VOL.
SATUAN
TAHUN
SUMBER PEMBIAYAAN (x Rp. 1000)
INDIKATOR OUTPUT
Kaligawe dan infrastruktur
pendukungnya Tahap 1
Kaligawe, Kec.
Kaligawe dan infrastruktur
pendukungnya Tahap 2
Kaligawe, Kec.
Rejomulyo dan infrastruktur
pendukungnya
Permukiman Nelayan/ Tepi
Air Tambak Lorok Kota
Semarang
Nelayan/ Tepi Air Tambak
Lorok Kota Semarang
Tanjung Mas,
2412.004
Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman Perdesaan
NO
KODE AKUN
OUTPUT
LOKASI
VOL.
SATUAN
TAHUN
SUMBER PEMBIAYAAN (x Rp. 1000)
INDIKATOR OUTPUT
Pulau Kecil Terluar
Ha
Pengembangan Kawasan Rawan
Bencana, Pasca Bencana dan
Kawasan Tertentu
2412.006.001
Program Peningkatan Kualitas
NO
KODE AKUN
OUTPUT
LOKASI
VOL.
SATUAN
TAHUN
SUMBER PEMBIAYAAN (x Rp. 1000)
INDIKATOR OUTPUT
pada Sungai Es
Kaligawe, Kec.
dan pembangunan 2 MCK
NO
KODE AKUN
OUTPUT
LOKASI
VOL.
SATUAN
TAHUN
SUMBER PEMBIAYAAN (x Rp. 1000)
INDIKATOR OUTPUT
kuliner dan taman
NO
KODE AKUN
OUTPUT
LOKASI
VOL.
SATUAN
TAHUN
SUMBER PEMBIAYAAN (x Rp. 1000)
INDIKATOR OUTPUT
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-39
7.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan
7.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)
Saat ini di Kota Semarang, perbedaan wilayah yang menjadi pusat pemerintahan kota atau kecamatan hanya dibedakan oleh tingkat keramaian dan keberadaan dari kantor – kantor pemerintahan. Dalam suatu Kota, identitas wilayah dapat tercermin dari keadaan dan kelengkapan berbagai fasilitas yang ada di wilayah tersebut. Di Kota Semarang keadaan dari fasilitas yang ada belum representatif (termasuk gedung pemerintahan dan bangunan bersejarah) sehingga investor yang diundang untuk menanamkan modalnya di Kota Semarangmenjadi kurang begitu tertarik.
Selain dari segi bangunan, keindahan suatu wilayah juga dapat dilihat dari adanya Ruang Terbuka Hijau. Di daerah perkotaan RTH ini biasanya berupa lapangan, alun-alun kota, hutan kota, taman kota, taman turus sepanjang jalan kota dan boulevard. Saat ini, Kota Semarang telah memiliki beberapa diantaranya yang tersebar di beberapa bagian kota, serta ruas jalan yang ada, diantaranya seperti lapangan simpang lima, taman jalan Pandanaran dan jalan protokol lainnya.
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.
7.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
A. Isu Strategis
Isu strategis untuk bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan di kota Semarang antara lain:
a.
Pengendalian pemanfaatan ruang melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);b.
Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran;c.
Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH);d.
Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal;e.
Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka memenuhi Standar Pelayanan Minimal;f.
Pelibatan pemerintah kota dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan danlingkungan.
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-40
Tabel 7.11 Isu Strategis Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kota Semarang
NO. KEGIATAN SEKTOR PBL ISU STRATEGIS
1 Penataan Lingkungan Permukiman a. Kurangnya pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL
b. Kurang ada perhatian terhadap permukiman tradisional dan bersejarah, padahal memiliki potensi wisata
c. Kurangnya ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau
d. Prasarana dan sarana hidran kebakaran kurang mendapat perhatian
e. Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung 2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung
dan Rumah Negara
a. Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung negara
b. Lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung serta rendahnya pelayanan publik dan perijinan
c. Masih banyak aset gedung negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.
3 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
a. Pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan perlu ditingkatkan
Sumber : Analisis 2016
B. Kondisi Eksisting
Hingga tahun 2016, capaian kota Semarang dalam pelaksanaan program direktorat PBL adalah :
a. Peningkatan kualitas infrastruktur permukiman kumuh nelayan melalui program P2KP/PNPM sejak tahun 2010.
b. Tersusunnya Peraturan Daerah (Perda) Bangunan Gedung
c. Tersusunnya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) beberapa kawasan di Kota Semarang
d. Terususunnya Masterplan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kota Semarang Tahun 2012
e. Disusunnya Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Kota Semarang Tahun 2013.
Berikut tabel peraturan daerah yang terkait sektor PBL di Kota Semarang
Tabel 7.12 Peraturan Daerah/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan
No Perda/ Pergub/ Perwal/ Perbup/ Peraturan lainnya Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk Pengaturan No./ Tahun Perihal
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-41
No Perda/ Pergub/ Perwal/ Perbup/ Peraturan lainnya Amanat Kebijakan
Daerah Jenis Produk Pengaturan No./ Tahun Perihal
2 Peraturan Walikota Semarang 08/ 2007 Penyelenggaraan
Penataan Menara Telekomunikasi Bersama
Mengatur Penyelenggaraan Penataan Menara Telekomunikasi Bersama di Kota Semarang 3 Peraturan Daerah Kota Semarang 04/ 2012 Retribusi Perizinan
Tertentu
Mengatur Retribusi perizinan tertentu, termasuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
4 Peraturan Daerah Kota Semarang 14/ 2012 Penyelenggaraan Reklame
Mengatur Penyelenggaran Reklame 5 Peraturan Daerah Kota Semarang 07/ 2010 Penataan Tata Ruang
Hijau
Mengatur Penataan Tata Ruang Hijau
6 Peraturan Daerah Kota Semarang 08/ 2003 RTBL Kawasan Kota Lama Mengatur ketentuan dalam RTBL kawasan Kota Lama
7 Surat Keputusan Walikota 646/50/ 1992
Konservasi Bangunan-bangunan Kuno/ Bersejarah di Wilayah Dati II Semarang
Mengatur Konservasi Bangunan-bangunan Kuno/ Bersejarah di Wilayah Dati II Semarang
8 Peraturan Walikota 12/ 2007 Badan Pengelola
Kawasan Kota Lama (BPK2L)
Mengatur Kewenangan Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L)
Sumber : Bagian Hukum, 2016
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-42
Tabel 7.13
Penataan Lingkungan Permukiman Kota Semarang
KAWASAN TRADISIONAL / BERSEJARAH INFRASTRUKTUR LUAS RTH
(Ha) LOKASI RTH
% LUAS RH
INSTANSI PEMADAM KEBAKARAN
PRASARANA KEBAKARAN
Revitalisasi Kawasan Kota Lama Jalan, drainase 3,017925 Kecamatan Semarang
Tengah 0,49% 1 Pos Induk : Madukoro SDM : 148 orang
Revitalisasi Klenteng Sampo Kong Bangunan, Jalan,
drainase 1,7883
Kecamatan Semarang
Timur 0,23%
4 Pos Pembantu :
Banyumanik ,
Plamongan Indah, Ternoyo, Ngaliyan
Kendaraan pemadam : 22 unit
Revitalisasi Lawangsewu Bangunan, Jalan,
drainase 2,747375
Kecamatan Semarang
Selatan 0,46%
Mobil tangki : 4 unit
Revitalisasi Masjid Kauman Bangunan, Jalan,
drainase 2,21025 Kecamatan Gajah Mungkur 0,24%
Mobil tangga 2 unit
1,42065 Kecamatan Candisari 0,22% Mobil rescue 2 unit
0,727643 Kecamatan Semarang Utara 0,07%
Pilar Hidran kebakaran : 261 unit, yang berfungsi 110 unit
3,09485 Kecamatan Semarang Barat 0,14%
0,00 Kecamatan Genuk 0,00%
0,2016 Kecamatan Gayamsari 0,03%
1,4718 Kecamatan Pedurungan 0,07%
0,26 Kecamatan Tembalang 0,01%
1,26 Kecamatan Banyumanik 0,05%
0,00 Kecamatan Gunungpati 0,00%
0,15 Kecamatan Mijen 0,00%
0,06 Kecamatan Ngaliyan 0,00%
0,26 Kecamatan Tugu 0,01%
TOTAL 18,67 2,03% 5
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-43
Tabel 7.14 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
No Kawasan/ Kecamatan
Jumlah BG Negara Berdasarkan Fungsi
Status Kepemilikan Kondisi Bangunan
Ketersediaan Utilitas BG Fungsi
Hunian (unit)
Fungsi Keagamaan
(unit)
Fungsi Usaha (unit)
Fungsi Sosial Budaya
(unit)
Fungsi Khusus
(unit)
1 Smg. Tengah - - - 5 17 Pemerintah Kota Baik Tersedia
2 Smg. Timur - - - 5 12 Pemerintah Kota Baik Tersedia
3 Smg. Selatan - - - 5 12 Pemerintah Kota Baik Tersedia
4 Gajah Mungkur - - - 5 10 Pemerintah Kota Baik Tersedia
5 Candisari - - - 5 9 Pemerintah Kota Baik Tersedia
6 Smg. Utara - - - 5 11 Pemerintah Kota Baik Tersedia
7 Smg. Barat - - - 5 18 Pemerintah Kota Baik Tersedia
8 Genuk - - - 5 15 Pemerintah Kota Baik Tersedia
9 Gayamsari - - - 5 9 Pemerintah Kota Baik Tersedia
10 Pedurungan - - - 5 14 Pemerintah Kota Baik Tersedia
11 Tembalang - - - 5 14 Pemerintah Kota Baik Tersedia
12 Banyumanik - - - 5 13 Pemerintah Kota Baik Tersedia
13 Gunungpati - - - 5 18 Pemerintah Kota Baik Tersedia
14 Mijen - - - 5 16 Pemerintah Kota Baik Tersedia
15 Ngaliyan - - - 5 12 Pemerintah Kota Baik Tersedia
16 Tugu - - - 5 9 Pemerintah Kota Baik Tersedia
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-44
C. Permasalahan dan Tantangan
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:
Penataan Lingkungan Permukiman:
- Penegakan pedoman penataan bangunan dan lingkungan kota - Capaian luasan RTH yang masih rendah
- Kurangnya kesadaran masyarakat merawat ruang hijau yang ada
- Kurangnya Prasarana dan sarana dasar seperti sarana air minum, drainase, persampahan , limbah dan jalan.
- Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage.
- Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran;
- Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;
- Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara: - Terlalu mudahnya ijin pendirian bangunan
- Belum adanya rencana induk perlindungan terhadap bahaya kebakaran
- Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;
- Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;
- Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian;
- Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;
- Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan;
- Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien; - Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.
Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:
- Cakupan RTH masih rendah mencapai standar Undan- Undang.
- RTH yang ada belum tertata secara rapi untuk tempat rekreasi masyarakat kota - Kurangnya kesadaran masyarakat merawat ruang hijau yang ada
- Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka, sarana olah raga
Kapasitas Kelembagaan Daerah:
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-45
- Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;
- Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.
Tabel 7.15 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kota Semarang
NO
ASPEK PENATAAN BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN
TANTANGAN PENGEMBANGAN ALTERNATIF SOLUSI
1 Aspek Teknis 5. Lokasi yang tidak
sesuai dengan kesesuaiannya
Kawasan perumahan harus didukung dengan kelengkapan sarana prasarana, utilitas, dan fasilitas umum bagi penghuni.
Sistem jalan keseluruhan untuk suatu pembangunan perumahan harus mengikuti persyaratan sirkulasi dari rencana tata ruang kota
Kawasan perumahan dialokasikan di kawasan yang memiliki kapasitas fasilitas pelayanan lingkungan yang memadai agar pembangunan lebih efisien yaitu dengan memperluas fasilitas pelayanan yang sudah adaPenyusunan pedoman teknis di daerah terkait Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan.
2 Aspek Kelembagaan dan regulasi
Perlunya penguatan dan koordinasi kelembagaan terkait untuk menjamin adanya kepastian hukum atas status penguasaan tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
 Peningkatan pelatihan, bimbingan teknis, dan pembinaan dalam optimalisasi kapasitas kelembagaan penyelenggara, sehingga dapat memenuhi SPM di bidang penataan bangunan dan lingkungan.
 Monitoring dan evaluasi hasil bidang penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan SPM bidang penataan bangunan dan lingkungan.
 Fasilitasi penguatan kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan.
3 Aspek Pembiayaan Kemampuan biaya, dapat dilihat dari pengeluaran yang diperuntukkan bagi penyediaan tempat tinggal.
Harga lahan yang lebih murah atau menjangkau kemampuan masyarakat
 Kerjasama dengan pihak swasta/CSR dan masyarakat dalam pembiayaan berbagai kegiatan bidang penataan bangunan dan lingkungan.
5 Aspek Lingkungan Permukiman
Bebas dari pencemaran air, udara dan gangguan suara atau gangguan lainnya, baik yang ditimbulkan dari sumber daya buatan manusia maupun sumber daya alam
 Fasilitasi penyusunan RTBL.
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-46
NO
ASPEK PENATAAN BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN
TANTANGAN PENGEMBANGAN ALTERNATIF SOLUSI
Dapat menjamin tercapainya tingkat kualitas lingkungan hidup yang sehat bagi pembinaan individu dan masyarakat penghuni
 Fasilitasi rencana tindak sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH).
 Fasilitasi penyusunan rencana tindak pengembangan kawasan permukiman tematik perkotaan Sumber : Analisis 2016
7.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh Kab/Kota, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sektor PBL.
a. Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Kota/kota. Di tingkat Pusat acuan kebijakan yang hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan Penataan Banguan dan Lingkungan.
Analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah bidang Penataan Banunan dan Lingungan dapat diuraikan pada tabel berikut.
Tabel 7.16 Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No. URAIAN Unit
1 Penyusunan Dokumen
Perda/ Perwal RTBL NSPK 2 2 4
2 Penyusunan NSPM
Pengelolaan RTH Laporan 1 1
3
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Kota 1 1 1 1 1 5
4 Penataan Bangunan
Lingkungan Khusus
a Penyusunan RTBL Kota
Pusaka Kota
c Penyusunan RTBL Pasar
Johar, Simpang Lima ke 2 Kota
2
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-47
No. URAIAN Unit Pesisir (Tugurejo, Genuk, Semarang Barat, Semarang Utara)
Masterplan dan DED RTH Hutan Kota Tinjomoyo 62,45 Ha
Kota 1
APBN 0
5 Perencanaan dan Analisa
Teknis
Penyusunan DED Ruang Terbuka Publik untuk Mendukung Revolusi Mental
Kota 2 2 2 6
d
Penyusunan DED Ruang Terbuka Publik Wilayah Pusat Kota
Kota 8 8 8 8 32
e
Penyusunan DED Ruang Terbuka Publik Wilayah Pengembangan
Penyiapan Lahan Kawasan Jatibarang dan Ruang Terbuka Publik dan Wilayah Pusat Kota
m2 8 9 8 8 8 41
b
Penyiapan Lahan Ruang Terbuka Publik Wilayah Pengembangan
m2 8 8 8 8 8 40
7 Penyelenggaran Bangunan
Gedung Paket
a
Pembangunan Bangunan Gedung Pusaka : Gedung Oudetrap
Paket 1 1
b
Pembangunan Bangunan Gedung Pusaka : Revitalisasi Pasar Johar
Paket 1 1 1 3
8 Penyelenggaran Penataan
Bangunan dan Lingkungan
a
Penataan Bangunan
Kawasan Strategis : Kawasan Jatibarang
1 1
b
Penataan Bangunan
Kawasan Strategis : Kawasan Simpang Lima ke-2
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-48
No. URAIAN Unit
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun
5 Total
2016 2017 2018 2019 2020
c
Penataan Bangunan
Kawasan Strategis : Kawasan Tambaklorok
1 1 1 1 1 4
d
Penataan Bangunan
Kawasan Strategis : Kawasan Pasar Johar
1 1
9 Pengembangan Kawasan
Tematik
a
Penataan Pengembangan Kota Hijau : Hutan Kota Tinjomoyo
1 1
Penataan Pengembangan
Kota Hijau : RTH Pusat Kota 8 8 8 24
Penataan Pengembangan Kota Hijau : RTH Wilayah Pengembangan
8 8 8 25
b Revitalisasi Kota Pusaka :
Kawasan Kota Lama Kawasan 1 1 1 1 1 5
c
Revitalisasi Tradisional Bersejarah : Kawasan Kali Semarang
1 1 1 3
10
Edukasi dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat Bidang PBL
1 1 1 1 4
11
Fasilitasi Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik Mendukung Revolusi Mental
2 2 2 6
12 Layanan Perkantoran bulang 12 12 12 12 12 60
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-49
b. Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Usulan rencana program sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7.17 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No. URAIAN Total Satuan / Lokasi
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
2016 2017 2018 2019 2020
1 Penyusunan Dokumen Perda/
Perwal RTBL 2
Perwal RTBL, Perwal PSU, Perda RTBL Kawasan Tambaklorok, Perda RTBL
Kawasan Jatibarang
2 Penyusunan NSPM
Pengelolaan RTH 1 Laporan
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan
4 Penataan Bangunan
Lingkungan Khusus
a Penyusunan RTBL Kota Pusaka 1 Kota Lama Penyusunan RTBL
Kota Pusaka
b Penyusunan RTBL Jl.
Soegiyopanoto 1 Jl. Soegiyopranoto
Penyusunan RTBL
L
aporanAkhir
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-50
No. URAIAN Total Satuan / Lokasi
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
2016 2017 2018 2019 2020
c Penyusunan RTBL Pasar Johar,
Simpang Lima ke 2 2 Johar, Pedurungan
Penyusunan RTBL Pasar Johar, Simpang Lima ke 2
d Penyusunan RTBLKawasan
Pesisir 4
Tugurejo, Genuk, Semarang Barat, Semarang
Utara Pesisir 2 kawasan
e Masterplan RTH 1 Kota Penyusunan
Masterplan RTH
f
Masterplan dan DED RTH Hutan Kota Tinjomoyo 62,45 Ha
5 Perencanaan dan Analisa Teknis
a Penyusunan DED RTBL Pasar
Johar, dan Jl. Soegiyopranoto 2
Pasar Johar, Jl.
Soegiyopranoto
Penyusunan DED RTBL Pasar
Penyusunan DED RTBL Kawasan Pesisir
c
Penyusunan DED Ruang Terbuka Publik untuk Mendukung Revolusi Mental
4
Kecamatan : Tembalang, Banyumanik, Mijen, Revolusi Mental 2 lokasi
Penyusunan DED Ruang Terbuka Publik untuk Mendukung Revolusi Mental 2 lokasi
Penyusunan DED Ruang Terbuka Publik untuk Mendukung Revolusi Mental 2 lokasi