• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

“PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN KOSAKATA SISWA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBUATAN POHON PENGETAHUAN KELAS VIII SMP NEGERI 2 ASERA KABUPATEN KONAWE

UTARA”

Oleh :

AIDUL ALWI, S.Pd NIP. 19930424 201903 1 005

NDH : 26

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III ANGKATAN CXII

TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI 2021

(2)

ii

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Jalan Chairil Anwar No. 8 A PuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

“PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN KOSAKATA SISWA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBUATAN POHON PENGETAHUAN

KELAS VIII SMP NEGERI 2 ASERA KABUPATEN KONAWE UTARA”

Oleh

AIDUL ALWI, S.Pd NDH :26

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal 23 Agustus 2021

Di badan Pengembangan Sumber Daya Manausia Provinsi Sulawesi Tenggara

COACH, MENTOR,

KAMAL N. SIDIK T, S.ST., M.Pd HASLINAWATI, S.Ag.,M.Si NIP. 19780330 200901 1 005 NIP. 19750217 200701 2 023

(3)

iii

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Jalan Chairil Anwar No. 8 A PuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

NAMA : AIDUL ALWI, S.Pd NIP : 19930424 201903 1 005

NDH : 26

JABATAN : GURU BAHASA INDONESIA AHLI PERTAMA UNIT KERJA : SMP NEGERI 2 ASERA

“PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN KOSAKATA SISWA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBUATAN POHON PENGETAHUAN

KELAS VIII SMP NEGERI 2 ASERA KABUPATEN KONAWE UTARA”

Telah diperbaiki sesuai saran dan masukan Penguji, Coach dan Mentor pada Seminar Rancangan Aktualisasi dan disetujui untuk diaktualisasikan pada Tahapan Habituasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan III Angkatan CXII Kelompok IV Tahun 2021.

Kendari, 24 Agustus 2021 PENGUJI COACH MENTOR

HERY ALAMSYAH, SE., M.Si KAMAL N. SIDIK T, S.ST., M.Pd HASLINAWATI, S.Ag.,M.Si NIP. 19681105 198902 1 003 NIP. 19780330 200901 1 005 NIP. 19750217 200701 2 023

Mengetahui :

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

SYAHRUDDIN NURDIN, SE PEMBINA UTAMA MADYA, Gol. IV/d

NIP. 19660621 199012 1 001

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segenap kekuatan dan kesanggupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Kegiatan Aktualisasi Nilai Dasar ASN. Shalawat beriring salam penuh rasa rindu, penulis haturkan untuk Baginda Rasulullah SAW. Adapun laporan ini berisi tentang kegiatan kegiatan penulis yang berkaitan dengan tupoksi sebagai Tenaga Pendidik di SMP Negeri 2 Asera, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Lingkup Pemerintahan Kabupaten Konawe Utara.

Sehubungan dengan tugas sebagai Tenaga Pendidik dan pelayan masyarakat yang profesional, yang diindikasikan dengan kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar ANEKA yaitu:

mampu mewujudkan Akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya, mampu mengedepankan Kepentingan Nasional dalam pelaksanaan tugas jabatannya, mampu menjunjung tinggi Standar Etika Publik dalam pelaksanaan tugas jabatan, mampu Berinovasi untuk peningkatan Mutu Pelaksanaan tugas jabatan, dan mampu untuk tidak Korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan instansi. Dalam penulisan Hasil Aktualisasi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. RUKSAMIN,ST.M,Si, IPM, ASEAN Eng. Selaku Bupati Konawe Utara 2. Syahruddin Nurdin, SE Selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Provinsi Sulawesi Tenggara.

3. Lapeha, S.Pd., M.Si selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe Utara yang telah memberikan izin dan mendukung pelaksanaan Aktualisasi.

4. Haslinawati, S.Ag.,M.Si Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Asera sekaligus Mentor untuk kearifan dan kebijaksanaannya dalam mendorong penulis menyusun rancangan Aktualisasi.

5. Kamal N. Sidik T, S.ST.,M.Pd. selaku Coach yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk menyempurnakan Laporan Aktualisasi.

6. Bapak dan Ibu Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Sulawesi Tenggara, yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung demi kelancaran penulisan rancangan ini.

7. Bapak Masjoni selaku wali kelas A yang telah senantiasa mendampingi kami selama kegiatan LATSAR CPNS golonga III Angkatan CXII, CXIII, CIV.

(5)

v

8. Bapak Hery Alamsyah, SE, M.Si Selaku penguji pada dalam kegiatan aktualisasi dan memberi banyak masukan serta arahan dalam seminar rancangan.

9. Seluruh Panitia Penyelenggara Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Angkatan CXII, CXIII, CIV Tahun 2021 Provinsi Sulawesi Tenggara.

10. Orang tua dan keluarga atas doa, perhatian dan semangat yang telah diberikan.

11. Istri tercinta Atmawati, SKM. Yang senantiasa memberikan dukungan selama pelaksanaan Aktualisasi hingga selesainya laporan.

12. Rekan-rekan seperjuangan peserta Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Angkatan CXII, CXIII, CIV Tahun 2021.

13. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam penyelesaian rancangan aktualisasi ini.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan hasil Kegiatan Aktualisasi ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.

Kendari, Agustus 2021

Penulis,

AIDUL ALWI, S.Pd

NIP. 19930424 201903 1 005

(6)

vi Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI ... iii

Kata Pengantar ... iv

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

a. Tujuan Umum ... 2

b. Tujuan Khusus ... 2

C. Manfaat ... 2

a. Manfaat untuk siswa ... 2

b. Manfaat untuk Guru ... 3

c. Manfaat untuk organisasi. ... 3

D. Ruang Lingkup Pelaksanaan Aktualisasi ... 3

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ... 4

a. Waktu ... 4

b. Tempat ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM, KONSEP NILAI-NILAI DASAR ASN ... 6

DAN KEDUDUKAN ASN ... 6

A. Gambaran Umum Organisasi ... 6

B . Visi, Misi SMP Negeri 2 Asera ... 9

C. Nilai - Nilai Organisasi SMP Negeri 2 Asera ... 9

D. Tupoksi Organisasi dan Guru ... 11

a. Tupoksi Organisasi ... 11

b. Tugas Pokok dan Fungsi Guru ... 11

E. Data-data sumberdaya yang dimiliki unit kerja ... 13

F. Identifikasi Isu ... 15

G. Analisis dan Penetapan Isu ... 15

(7)

vii

1. Pemilihan Isu Berdasarkan AKPL ... 16

2. Peta Masalah ... 17

3. Analisis USG (Urgency, Seriously, Growth) ... 18

4. Hubungan isu dengan agenda III ... 18

H. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ... 27

I. Kegiatan, Tahapan Kegiatan dan Output/Hasil yang diharapkan ... 30

BAB III RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI ... 33

A. Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu ... 33

B. Deskripsi /Penjelasan Kegiatan ... 34

BAB IV CAPAIAN KEGIATAN AKTUALISASI ... 41

4.1. Hasil Kegiatan Aktualisasi ... 41

4.2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ... 47

4.3. Analisis Dampak Kegiatan Aktualisasi ... 91

4.4. Kendala dan Antisipasi dalam Kegiatan Aktualisasi ... 97

BAB V PENUTUP ... 100

5.1. Kesimpulan ... 100

5.2. Saran ... 100

5.3. Rencana Tingkat Lanjut ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102

LAMPIRAN ... 103

(8)

viii

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, jabatan guru telah diatur dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berima, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam menjalankan tujuan pembangunan nasional ini, pemerintah telah mengatur dalam pasal 6 UU no. 14 tahun 2005 bahwa guru bertujuan untuk melaksanakan system pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Sehingga peran dan fungsi guru sangat berkaitan erat dengan tujuan Negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kosakata atau perbendaharaan kata adalah himpunan kata yang dimiliki oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari Kecerdasan atau tingkat pendidikannya. KBI (2003:597). Pengertian Kosakata: Kosakata merupakan perbendaharaan kata atau banyaknya kata-kata yang dimiliki suatu bahasa. Henry Guntur Tarigan (1986:197) menegaskan bahawa kosakata ialah kata-kata yang merupakan perbendaharaan suatu bahasa.

Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Siswa di sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif. Pembelajaran ataupun media pembelajaran yang meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam membaca, menulis, berbicara, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan tugas guru yang dijelaskan dalam pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang guru, yang salah satunya berbunyi yakni melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu.

Dari pengamatan penulis sebagai guru SMP Negeri 2 Asera, diketahui bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Asera memilik pembendaharaan kata itu masih kurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kurangnya media pembelajaran yang representatif, kurangnya motivasi siswa untuk mengembangkan kosakata dalam kehidupan

(10)

2

sehari-hari, mitos yang salah, yaitu adanya anggapan atau persepsi yang menyatakan bahwa membaca bikin pusing, membaca bikin pikiran tambah sumpek, membaca membuat mata jadi ngantuk, dan kurangnya ketersediaan media baca serta lingkungan yang dominan menggunakan bahasa daerah.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, siswa yang kurang baik disebabkan oleh kurangnya media pembelajaran yang representatif dalam kegiatan penguasaan kosakata. Oleh karena itu, penulis ingin membuat rancangan aktualisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata. Dalam rancangan aktualisasi ini, penulis akan mencoba menggunakan media pohon pengetahuan. Diharapkan dengan menggunakan media pohon pengetahuan untuk kegiatan peningkatan kemampuan penguasaan kosakata siswa kelas VIII akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, penulis memandang perlu mengadakan rancangan akualisasi dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN KOSAKATA SISWA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBUATAN POHON PENGETAHUAN KELAS VIII SMP NEGERI 2 ASERA”

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya aktualisasi ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengaktualisasikan keterkaitan nilai dasar ASN (ANEKA) dengan kegiatan yang dilakukan selama aktualisasi dan habituasi;

2) Untuk mengatualisasikan keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi terhadap hasil kegiatan dari isu yang diangkat.

b. Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui pembuatan media pohon pengetahuan SMP Negeri 2 Asera.

C. Manfaat

a. Manfaat untuk siswa

Adapun manfaat kegiatan untuk siswa, yaitu:

1. Dapat meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata siswa;

2. Dapat mengetahui lebih banyak pembendaharaan kata dalam Bahasa Indonesia;

3. Dapat mengetahui penerapan penulisan kata dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.

(11)

3 b. Manfaat untuk Guru

1. Meningkatkan kreativitas dan inovasi guru dalam pembelajaran;

2. Meningkatkan pemahaman dan internalisasi nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi sebagai landasan dalam menjalankan profesi sebagai guru Bahasa Indonesia;

c. Manfaat untuk organisasi.

Adapun manfaat untuk organisasi, yakni Dengan diadakannya aktualisasi ini maka akan berpengaruh pada ketercapaian sasaran kerja organisasi sehingga organisasi akan mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik serta mewujudkan visi dan misi organisasi. Mewujudkan pelayanan publik di bidang pendidikan yang lebih baik untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional.

D. Ruang Lingkup Pelaksanaan Aktualisasi

Ruang lingkup pelaksanaan aktualisasi ini, yaitu pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang difokuskan pada peningkatan kemampuan penguasaan kosakata siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia melalui pembuatan pohon pengetahuan kelas VIII SMP Negeri 2 Asera.

Pohon pengetahuan merupakan media pembelajan dimana di dalamnya termuat banyak kosakata yang dibuat untuk meningkatkan penguasaan kosakata pada siswa kelas VIII.

(12)

4

Dalam pelaksanaan aktualisasi mengenai peningkatan kemapuan penguasaan kosakata siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 2 Asera Kabupaten Konawe Utara dilakukan 4 (empat) kegiatan yakni:

1. Persiapan pembelajaran menggunakan media pohon pengetahuan 2. Pembuatan media pembelajaran pohon pengetahuan

3. Melaksanakan proses pembelajaran menggunakan media pohon pengetahuan 4. Melakukan evaluasi pembelajaran

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi a. Waktu

Waktu pelaksanaan aktualisasi ini terhitung mulai tanggal 11 Juli sampai 15 Agustus 2020

(13)

5 b. Tempat

Tempat pelaksanaan aktualisasi ini, yakni di SMP Negeri 2 Asera dengan menerapkan nilai- nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

(14)

6 BAB II

GAMBARAN UMUM, KONSEP NILAI-NILAI DASAR ASN DAN KEDUDUKAN ASN

A. Gambaran Umum Organisasi a. Profil Organisasi

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Asera terletak di Jalan Lamarundu, Kec.

Asera, Kab. Konawe Utara, Prov. Sulawesi Tenggara. Berikut profil lengkap sekolah:

Nomor Telepon :

Nomor Fax :

Email :

Website :

Waktu Penyelenggaraan :

Bersedia Menerima Bos? :

Sertifikasi ISO :

Sumber Listrik : PLN

Daya Listrik (watt) :

Akses Internet : TIDAK ADA

Akses Internet Alternatif :

Kepala Sekolah : HASLINAWATI, S.Ag.,M.Si

Operator Pendataan : AIDUL ALWI, S.Pd

(15)

7

Akreditasi : C

Kurikulum : Kurikulum 2013

(16)

8 b. Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Asera

KEPALA SEKOLAH HASLINAWATI, S.Ag.,M.Si

URUSAN HUMAS AIDUL ALWI, S.Pd URUSAN KESISWAAN

MARTINA, S.Pd URUSAN KURIKULUM

ARDAN LATIRO, S.Pd

WAKIL KEPALA SEKOLAH ABD. RAHMAN

KAUR TU KETUA KOMITE

URUSAN SARPRAS MULYANA, S.Pd.,M.Si

WALI KELAS IX C WALI KELAS IX B

WALI KELAS IX A

WALI KELAS VIII B WALI KELAS VIII A

WALI KELAS VII B

WALI KELAS VII A WALI KELAS VII C WALI KELAS VIII C

(17)

9 B . Visi, Misi SMP Negeri 2 Asera

1. Visi

“TERWUJUDNYA WARGA SEKOLAH YANG BERAKHLAK MULIA, BERBUDAYA DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN”

2. Misi

1. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah

2. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

3. Meningkatkan kemampuan warga sekolah dalam IPTEK

4. Menanamkan nilai-nilai religious dan karakter pada peserta didik

5. Menciptakan budaya sekolah yang santun disiplin, penuh rasa kekeluargaan dan berwawasan lingkungan

6. Menanamkan kepedulian social dan semangat kebangsaan C. Nilai - Nilai Organisasi SMP Negeri 2 Asera

a. Religious

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain;

b. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan perilaku.

1. Indikator keberhasilan sekolah: transparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala;

2. Indikator keberhasilan kelas: transparansi laporan keuangan dan penilaian secara berkala. Larangan menyontek.

c. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agam, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

1. Indikator keberhasilan sekolah: menghargai dan memberikan perilaku yang sama terhadap seluruh warga sekolah, tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas. Memberikan perilaku sama terhadap stakeholder tanpa ada perbedaan;

2. Indikator keberhasilan kelas: memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi. Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus.

d. Displin

(18)

10

Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

1. Indikator keberhasilan sekolah: memiliki catatan kehadiran. Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang displin. Memiliki tata tertib sekolah dan membiasakan warga sekolah untuk disiplin.

2. Indikator keberhasilan kelas, membiasakan hadir tepat waktu dan membiasakan mematuhi aturan.

e. Kerja keras

Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

a. Indikator keberhasilan sekolah: menciptakan suasana kompetensi yang sehat, menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacuh untuk bekerja keras, dan memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja.

b.Indikator keberhasilan kelas: menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar serta menciptakan suasana belajar yang memacu dan daya tahan kerja.

f. Kreatif dan inovatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

a. Indikator keberhasilan sekolah: menciptakan situasi yang menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif ;

b. Indikator keberhasilan kelas: menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif.

g. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

a. Indikator keberhasilan sekolah: menciptakan situai sekolah yang membangun kemandirian perserta didik;

b. Indikator keberhasilan kelas: menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peseta didik untuk bekerja sama.

(19)

11 h. Demokrasi

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

a. Indikator keberhasilan sekolah: melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan, menciptakan suasana sekolah yang menerima perubahan dan pemilihan kepengurusan osis secara terbuka.

b. Indikator keberhasilan kelas: mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat. Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka, seluruh produk kebijakan melalui musyawarah dan mufakat. Serta mengimplementasikan model-model pembelajaran yang logis dan interaktif.

i. Rasa Ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.

a. Indikator keberhasilan sekolah: menyediakan media komunikasi dan informasi;

b. Indikator keberhasilan kelas: menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.

j. Bersahabat atau Komunikatif

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang beguna bagi masyarakat dan mengekui serta menghormati keberhasilan orang lain.

a. Indikator keberhasilan sekolah:

Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antar warga sekolah.

Berkomunikasi dengan bahasa yang santun, ramah dan saling menghargai dan menghormati;

b. Indikator keberhasilan kelas: pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik. Pembelajaran yang dialogis dan guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik.

D. Tupoksi Organisasi dan Guru a. Tupoksi Organisasi

Meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b. Tugas Pokok dan Fungsi Guru 1. Tugas Guru

(20)

12

Adapun tugas guru dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 20 Undang-Undnag No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No.

74 Tahun 2008 tentang Guru,yakni:

1. Merencanakan pembelajaran;

2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;

3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

4. Membimbing dan melatih peserta didik / siswa;

5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai;

dan

7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan.

Lebih lanjut, tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan dalam Permendiknas No.

35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, diantaranya :

1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;

2. Menyusun silabus pembelajaran;

3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);

4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;

5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;

6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaaran di kelasnya;

7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;

8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;

9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggungjawabnya (khusus guru kelas);

10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah/ madrasah dan nasional;

11. Membimbing guru pemula dalam program induksi;

12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;

13. Melaksanakan pengembangan diri

14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif; dan 15. Melakukan presentasi ilmiah.

2. Fungsi Guru

Fungsi guru yang dimaksudkan disini juga sudah termasuk dalam tugas guru yang telah dijabarkan diatas, namun terdapat beberapa fungsi lain yang terkandung dalam poin d dan e Pasal 20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

(21)

13

Dosen serta poin a, b dan c Pasal 40 Ayat (2) Undnag-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni :

1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;

2. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika;

3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis;

4. Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan

5. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

E. Data-data sumberdaya yang dimiliki unit kerja

Data sumber daya unit kerja

Tabel Data Siswa NAMA

ROMBEL

TINGKAT KELAS

JUMLAH

SISWA TOTAL

VIII

VIII A 23

71

VIII B 22

VIII C 26

Tabel Data guru

NO NAMA JENIS

KELAMIN NIP JABATAN

1 HASLINAWATI, S.Ag.,M.Si P 19750217 200701 2 023 Kepala Sekolah 2 ASRIYANTI HASAN, S.Pd

P 19780818 200903 2 002 Guru

3 MARTINA, S.Pd

P 19820903 200903 2 001 Guru

4 SRI MULYANA H, S.Pd.,M.Si

P 19810708 200804 2 004 Guru

5 ARDAN LATIRO, S.Pd

L 19830614 201101 1 015 Guru

6 RIRIN ARIANTI, S.Pd P 19890317 201512 2 001 Guru

7 AIDUL ALWI, S.Pd

L 19930424 201903 1 005 Guru

(22)

14 8 ASRIYANTIO, S.Pd

L Guru

9 HARLIN, S.Pd

L Guru

10 ABDUL RAMSUHUR, S.Kom

L Guru

11 SULFIANI AMAR, S.Pd

P Guru

12 MULYATI ARMIN, S.Pd

P Guru

13

ISFAN FAJAR ONDJO, S.Pd.,

M.Pd L

Guru

14 ROSWATI, S.Pd

P Guru

15 NURAINI, S.Pd

P Guru

16 SUMARTI, S.Pd

P Guru

17 SULWAN, S.Pd

L Guru

18 ISMAWATI, S.Pd

P Guru

Tabel Data bangunan No Jenis

Prasarana

Nama Bangunan

Jumlah (Buah) 1 Bangunan Ruang kelas 9 2 Bangunan Perpustakaan 1

3 Bangunan WC 1

4 Bangunan Ruang guru 1

5 Bangunan UKS 1

6 Bangunan Gudang 1

7 Bangunan Lab. Komputer 1

8 Bangunan Lap. IPA 1

9 Bangunan Kantin 1

(23)

15 F. Identifikasi Isu

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya penguasaan kosakata siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Asera

2. Kurangnya kesadaran siswa untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik ketika di dalam kelas

3. Kurangnya kesadaran siswa tentang penggunaan huruf kapital yang benar sesuai dengan PUEBI

4. Kurangnya kedisiplinan guru dan siswa di SMP Negeri 2 Asera

G. Analisis dan Penetapan Isu

Dalam hal pemilihan isu utama, maka perlu dilakukan suatu pengujian dengan menggunakan metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, Layak). Metode AKPL adalah salah satu alat yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas isu yang akan dipilih.

Metode ini dilakukan dengan menentukan tingkat aktual, kekhalayakan, problematik dan kelayakan isu dengan menentukan angka skala (1 s.d 5). Isu yang memiliki skor tertinggi merupakan isu utama atau isu pokok yang akan segera diselesaikan.

Kriteria isu aktual (AKPL).

1. Aktual, sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat atau diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat.

2. Kekhalayakan, isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

3. Problematik, isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya.

4. Layak, isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Indikator Skor

Skala Nilai

5 Sangat Besar

4 Besar

3 Sedang

2 Kecil

1 Sangat Kecil

(24)

16

1. Pemilihan Isu Berdasarkan AKPL

No. Isu Aktual A K P L Total Nilai Rangking 1 Rendahnya penguasaan kosakata siswa

dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia

4 4 3 3 14 I

2 Kurangnya kesadaran siswa untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik ketika di dalam kelas

3 3 3 2 11 II

3 Kurangnya kesadaran siswa tentang Penggunaan Huruf Kapital yang Benar Sesuai dengan PUEBI

2 3 3 2 10 III

4 Kurangnya kedisiplinan guru dan siswa di SMP Negeri 2 Asera

2 2 2 2 8 IV

Keterangan : A = Aktual P = Problematik K = Kekhalayakan L = Layak

Pada tabel pemilihan isu berdasarkan AKPL, didapatkan prioritas isu “Rendahnya penguasaan kosakata siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia”. Pemecahan masalah selanjutanya dianalisis dengan menggunakan mind map sebagai berikut:

(25)

17 Kurangnya motivasi siswa untuk membaca.

Rendahnya penguasaan kosakata siswa

dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia

Kurangnya media pembelajaran yang representatif

Mitos yang salah, yaitu adanya anggapan atau persepsi yang menyatakan

bahwa membaca bikin pusing, membaca bikin pikiran tambah sumpek, membaca membuat mata

jadi ngantuk Faktor

lingkungan yang dominan menggunakan

Bahasa daerah

Guru kurang kreatif

Melakukan kegiatan

kreatif

Membuat Pohon pengetahuan

2. Peta Masalah

Dari beberapa faktor tersebut dapat dilakukan perumusan sebab dengan menggunakan salah satu metode yaitu USG (Urgency, Seriously, Growth). Metode USG adalah salah satu alat yang digunakan untuk menganalisis factor penyebab yang akan diangkat. Metode ini dilakukan dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu dengan menentukan angka skala (1-5).

(26)

18 3. Analisis USG (Urgency, Seriously, Growth)

No. Faktor Penyebab

Kriteria Total

Nilai Rangking U S G

1 Kurangnya media pembelajaran yang representatif

5 4 5 14 I

2 Kurangnya motivasi siswa untuk membaca 4 4 4 12 III

3 Mitos yang salah, yaitu adanya anggapan atau persepsi yang menyatakan bahwa membaca bikin pusing, membaca bikin pikiran tambah sumpek, membaca membuat mata jadi ngantuk.

3 3 3 9 V

4 Kurangnya ketersediaan media baca 4 5 4 13 II

5 Faktor lingkungan yang dominan menggunakan Bahasa daerah

4 4 3 11 IV

1. Urgency

Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.

2. Seriousness

Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.

3. Growth

Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.

Berdasarkan tabel analisis penyebab isu prioritas di atas maka yang menjadi isu penyebab utama adalah Rendahnya penguasaan kosakata siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII, maka gagasan pemecahan isu atau kegiatan kreatif yang ditawarkan penulis adalah Pembuatan Media Pohon Pengetahuan.

Pemanfaatan media pohon pengetahuan diharapkan dapat membuat siswa tertarik dan menjadi media belajar guna meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata peserta didik.

4. Hubungan isu dengan agenda III

Hubungan rancangan aktualisasi dengan agenda III yakni sebagai guru wajib menjadi pelayan publik di lingkungan sekolah, terutama dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik guna meningkatkan kemampuan penguaasaan kosakata.

(27)

19 5. Analisis Dampak

Dampak yang terjadi bila isu tidak dapat diselesaikan, yakni

a. Siswa tidak dapat menerima proses pembelajaran dengan baik pada aspek keterampilan menulis

b. Siswa tidak dapat mengembangkan pembendaharaan katanya dalam menulis sebuah cerita.

c. Siswa tidak dapat membangun rasa percaya diri akibat dari beberapa dampak tersebut.

1. Nilai-Nilai Dasar ASN

Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).

Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap ASN maka perlu di ketahui indikator-indikator dari kelima kata tersebut, yaitu:

a. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kata yang sudah tidak asing lagi kita dengar, namun seringkali kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas. Namun dua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Kepemimpinan

Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut;

b. Transparansi

Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok / institusi;

(28)

20 c. Integritas

Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;

d. Tanggung Jawab

Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban;

e. Keadilan

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang;

f. Kepercayaan

Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan melahirkan akuntabilitas;

g. Keseimbangan

Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki;

h. Kejelasan

Pelaksana wewenang dan tanggung jawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan;

i. Kosistensi

Sebuah usaha untuk terus dan melakukan sesuatu sampai tercapainya tujuan akhir.

b. Nasionalime

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.

Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan

(29)

21

keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan, menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara, bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;

menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia, dan mengembangkan sikap tenggang rasa.

Ada lima indicator nilai-nilai dasar nasionalisme, yaitu:

1. Sila Pertama (Ketuhanan yang Maha Esa)

Menjadikan bangsa Indonesia bukan sebagai Negara sekuler yang membatasi agama dalam ruang prifat. Pancasila justru mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat dan berpolitik. Nilai-nilai ketuhanan yang dikehendaki pancasila adalah nilainilai ketuhanan yang positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka (inklusif), membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan dan persaudaraan. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmuran masyarakat.

2. Sila ke Dua (Kemanusiaan yang adil dan Beradab)

Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan fungsi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

3. Sila ke Tiga (Persatuan Indonesia)

Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keragaman dan terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia terjadi karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan persatuan karakter dan kehendak untuk hidup bersama dalam suatu wilayah geopolitik nyata. Selain kehendak hidup bersama, keberasaan bangsa Indonesia juga didukung oleh semangat gotong royong.

Dengan kegotong royongan itulah, Indonesia harus mampu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, bukan membela atau mendiamkan suatu unsur masyarakat atau bagian tertentu dari teritorial Indonesia. Tujuan nasionalisme yang mau didasari dari semangat gotong royong yaitu ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti kemajemukan dan keanekaragaman budaya, suku, etnis, agama yang mewarnai kebangsaan Indonesia, tidak boleh

(30)

22

dipandang sebagai hal negatif dan menjadi ancaman yang bisa saling menegasikan. Sebaliknya, hal itu perlu disikapi secara positif sebagai limpahan karunia yang bisa saling memperkaya khazanah budaya dan pengetahuan melalui proses penyerbukan budaya. Ke luar berarti memuliakan kemanusiaan universal, dengan menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian dan keadilan antar umat manusia.

4. Sila ke Empat (Kerakyatan yang Dipimping Oleh Hikmat, Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan)

Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama , badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang memperjuangkan asprasi beragam golongan yang ada di masyarakat. Fungsi kedua, semangat permusyawaratan bisa menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk satu golongan atau perorangan. Permusyawaratan dengan landasan kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan diharapkan bisa mencapai kesepakatan yang membawa kebaikan bagi semua pihak.

5. Sila ke Lima (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia)

Upaya mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang bertujuan menyelenggarakan keadilan. Keadilan sosial juga merupakan perwujudan imperative etis dari amanat pancasila dan UUD 1945. Peran negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial, antara lain : (a) perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem kemasyarakatan; (b) pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan; (c) proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya yang diperlukan; dan (d) dukungan atas partisipasi bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua orang.

c. Etika Publik

Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup caracara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut (Catalano, 1991). Konsep etika sering disamakan dengan moral. Padahal ada perbedaan antara keduanya. Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang baik atau benar. Sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.

Etika juga dipandang sebagai karakter atau etos individu/kelompokberdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur. Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku / etika suatu

(31)

23

kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.

Berdasarkan UU ASN, kode etik dank Kode perilaku ASN adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan dengan jujur, bertanggung dan integritas;

b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

c. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan;

d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan dan etika pemerintahan;

f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara.

g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.

h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;

k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut :

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;

b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia

1945;

c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;

d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;

(32)

24

g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public;

h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;

j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;

k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;

l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;

m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;

n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.

d. Komitmen mutu 1. Komitmen

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.

Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu a. Efektif

Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan;

b. Efisien

Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur;

c. Inovasi

(33)

25

Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin;

2. Mutu

Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

e. Anti Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.

Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu

1. Jujur

Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang;

2. Peduli

Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang.

Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.

3. Mandiri

(34)

26

Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.

4. Disiplin

Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.

5. Tanggung Jawab

Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

6. Kerja Keras

Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.

7. Sederhana

Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.

8. Berani

Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang

(35)

27

dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.

9. Adil

Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untukmendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

H. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu dapat dilihat dari segi Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of government (WoG).

Upaya mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan- tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin professional. Undang- undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.

1. Whole of Government

WoG. WoG yaitu sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. Hal Inilah yang menyebabkan mengapa WoG dikenal dengan pendekatan Inter-agensi.

Konsep WoG sendiri sering dipandang sebagai perspektif baru dalam penerapan dan pemahaman koordinasi antar sektor. WoG ini juga memilki beberapa karakteristik inti yaitu kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama dan tujuan keseluruhan.

2. Manajemen ASN

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa yang disebut dengan sistem merit.

Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang

(36)

28

politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.

Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan Jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja;

penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman. Adapun asas-asas manajemen ASN, yakni kepastian hokum,

profesionalitas, keterpaduan, delegasi, netralitas, akuntabilitas, efektif dan evisien, keterbukaan dan non diskrimatif serta persatuan, kesetaraan, keadilan dll.

3. Pelayanan Publik

Berbicara tentang pelayanan publik, sesuai dengan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dinyatakan bahwa Pelayanan Publik merupakan kegiatan atau rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan penyelenggara pelayanan publik.

Berdasarkan pengertian tersebut, kegiatan pelayanan publik telah diatur pemenuhannya berdasarkan regulasi yang dibuat oleh pemerintah dengan tujuan utamanya untuk memenuhi kebutuhan dasar dan kesejahteraan masyarakat

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang pelayanan Publik yang memiliki 4 tujuan, yakni memberikan batasan dan hubungan yang jelas terkait hak, tanggung jawab, kewajiban dan kewenangan setiap pihak dalam penyelenggaraan pelayanan publik, mewujudkan pelayanan publik yang berasaskan pemerintahan dan korporasi yang baik, terpenuhinya pelayanan publik yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan meberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam pelayanan publik.

Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:

1. Partisipatif

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.

2. Transparan

(37)

29

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.

3. Responsif

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.

4. Tidak Diskriminatif

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.

5. Mudah dan Murah

Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.

6. Efektif dan Efisien

Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.

7. Aksesibel

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam arti nonfisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.

8. Akuntabel

Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.

(38)

30 9. Berkeadilan

Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

I. Kegiatan, Tahapan Kegiatan dan Output/Hasil yang diharapkan a. Kegiatan

Gagasan pembuatan media pohon pengetahuan untuk meningkatkan kemapuan penguasaan kosakata siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Asera ditetapkan atas inisiatif penulis atas persetujuan kepala sekolah. Kegiatan ini mengedepankan pembiasaan membaca dan menghafal yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan penguasaan kosakata yang terjadi di sekolah penulis. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Persiapan pembelajaran menggunakan media pohon pengetahuan 2. Pembuatan pohon pengetahuan

3. Melakukan pembelajaran menggunakan pohon pengetahuan

4. Melakukan Evaluasi mengenai penggunaan media pohon dalam peningkatan penguasaan kosakata siswa kelas VIII

b. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan ini mendeskripsikan kegiatan yang telah diuraikan sebelumnya.

Tahapan kegiatan ini disusun dengan persetujuan kepala sekolah mengenai gagasan yang telah diangkat. Adapun tahapan kegiatan ini adalah sebagai berikut.

a. Persiapan pembelajaran menggunakan media pohon pengetahuan 1) Mengkonsultasikan mengenai rancangan aktualisasi

2) Meminta persetujuan pelaksanaan aktualisasi 3) Mempelajari materi sesuai rancangan aktualisasi

b. Pembuatan pohon pengetahuan

1) Membuat desain pohon pengetahuan

2) Memilih jenis bahan dan alat yang dijadikan pohon pengetahuan 3) Membuat pohon pengetahuan

c. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media pohon pengetahuan 1) Pemberian Pretest untuk mengukur kemampuan awal siswa 2) Menjelaskan materi umum yang berkaitan dengan kosakata

3) Menggunakan pohon pengetahun sebagai media pengumpulan kosakata 4) Melakukan diskusi/Tanya jawab mengenai kosakata yang telah dibuat

(39)

31

d. Pelaksanaan evaluasi penggunaan pohon pengetahuan

1) Melakukan post test untuk mengetahuai kemampuan siswa setelah diadakan pembelajaran

2) Melakukan analisi hasil post test

3) Melaporkan hasil kepada pimpinan mengenai kegiatan yang dilakukan

No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil

1. Persiapan pembelajaran menggunakan media pohon pengetahuan

1. Mengkonsultasikan mengenai rancangan aktualisasi

1. Adanya hasil konsultasi serta saran dari pimpinan

2. Meminta persetujuan pelaksanaan aktualisasi

2. Surat persetujuan pelaksanaan aktualisasi

3. Mempelajari materi sesuai rancangan aktualisasi

3. Lembar materi sesuai rancangan aktualisasi

2. Pembuatan media pembelajaran pohon

pengetahuan

1. Membuat desain pohon pengetahuan

1. Desain yang sesuai

2. Memilih jenis bahan dan alat yang dijadikan pohon pengetahuan

2. Ember Bekas Cat, kertas minyak, kertas karton, tali, ranting pohon bakau

3. Membuat pohon pengetahuan 3. Foto kegiatan, serta tata cara pembuatan dan list bahan yang digunakan untuk membuat pohon pengetahuan

(40)

32 3. Melaksanakan

proses

pembelajaran menggunakan media pohon pengetahuan

1. Pemberian Pretest untuk mengukur kemampuan awal siswa

1. Hasil Pretest siswa

2. Menjelaskan materi umum yang berkaitan dengan kosakata

2. Pemahaman siswa mengenai materi yang menyangut kosakata

3. Menggunakan pohon pengetahun sebagai media pengumpulan kosakata

3. Kumpulan kosakata yang dibuat siswa

4. Melakukan diskusi/Tanya jawab mengenai kosakata yang telah dibuat

4. Pertanyaan mengenai kosakata

4. Melaksanakan evaluasi pembelajaran

1. Melakukan post test untuk mengetahuai kemampuan siswa setelah diadakan pembelajaran

1. Hasil post test siswa

2. Melakukan analisis hasil post test

2. Hasil analisis post test

3. Melaporkan hasil kepada pimpinan mengenai kegiatan yang dilakukan

3. Laporan hasil kegiatan

(41)

33 BAB III

RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI A. Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu

Tabel 3.1 Gagasan kreatif sebagai pemecahan isu Unit kerja SMP NEGERI 2 ASERA

Tugas dan fungsi Merencanakan dan melaksanankan proses pembelajaran

Isu yang di angkat Rendahnya penguasaan kosakata siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Negeri 2 Asera

Judul Peningkatan Kemampuan Penguasaan Kosakata siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui media pohon pengetahuan kelas VIII SMP Negeri 2 Asera Kabupaten Konawe Utara

Kegiatan 1. Persiapan pembelajaran menggunakan media pohon pengetahuan

2. Pembuatan media pembelajaran pohon pengetahuan 3. Melaksanakan proses pembelajaran menggunakan

media pohon pengetahuan

4. Melaksanakan evaluasi pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas PNS di BLUD RSU Bombana dengan sikap perilaku

Untuk mewujudkan pengaktualisasian di tempat kerja, maka penulis merancang kegiatan yang mengambil judul: Konsep “SALE” (Sosialisasi, Latihan dan Evaluasi) dalam

Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “Optimalisasi Penyuluhan PHBS pada Kelompok Masyarakat Menggunakan Media Audio-Visual di Wilayah Kerja Puskesmas

Hal tersebut dikarenakan media pembelajaran yang masih minim. Media pembelajaran yang digunakan yaitu media Buku Cetak dan masih belum menggunakan media pembelajaran lain yang

Penguatan Nilai Organisasi : Pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan nilai – nilai ANEKA, maka berkaitan dengan nilai dari organisasi yaitu Berinovatif,

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatNya sehingga rancangan pelaksanaan kegiatan aktualisasi

Dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran penulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan lebih mengutamakan kepentingan siswa yaitu agar siswa lebih

Hasil dari pelaksanaan aktualisasi “Optimalisasi Penyimpanan Berkas Kegiatan Tera, Tera Ulang dan Pengawasan Perdagangan Berbasis Google drive di Bidang Metrologi