ABSTRAK
KEMANDIRIAN SISWA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN STUDI LANJUT
(Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kemandirian Siswa Kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Tahun Ajaran 2014/2015 dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut dan
Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Layanan Bimbingan Karier)
Fika Oktania Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kemandirian siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam mengambil keputusan studi lanjut dan membuat usulan topik-topik layanan bimbingan karier. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 53 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kemandirian mengambil keputusan studi lanjut yang terbagi dalam tiga aspek: yaitu memiliki kemampuan mengambil keputusan, memiliki kekuatan terhadap pengaruh dari orang lain, dan memiliki kepercayaan diri dalam mengambil keputusan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah kategorisasi tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 berdasarkan kriteria menurut Azwar (2007:108). Terdapat lima tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 31 siswa (58,5%) memiliki tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut “sangat tinggi”, 20 siswa (37,7%) memiliki tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut “tinggi”, 2 siswa (3,8%) memiliki tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut “sedang”. Tidak ada siswa yang memiliki tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut yang rendah dan sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disusunlah topik-topik bimbingan karier untuk mengembangkan serta meningkatkan kemandirian mengambil keputusan studi lanjut siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Topik-topik bimbingan karier yang diusulkan yaitu “Yakin
ABSTRACT
INDEPENDENCE OF STUDENTS IN DECISION MAKING FURTHER STUDIES
(Descriptive Studies About The Level of Independence In Decision Making Further Studies Of The Eight Grade Students At 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta In 2014/2015 Academic Year And Its Implication Towards
The Suggested Topics Career Guidance)
Fika Oktania Sanata Dharma University
2014
This research aims to obtain a description of the level of independence of class the eight grade students at 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta in 2014/2015 academic year in taking decisions and making proposals further study and its implication towards the suggested topics career guidance. The subjects of this research is eight grade students at 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta in 2014/2015 academic year, consisting of 53 students. The research instrument used is in the from of a quetionnaire that describes the independence of decision-making further studies which was devided into three aspects, namely the ability to take decisions, have the power to influence from others, and have confidence in the decision.
The technique of data analysis used is categorization of the level of independence of decision-making further studies of the eight grade students at 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta in 2014/2015 academic year based on criteria according to Azwar (2007: 108). There are five levels of independence to make decisions of further studies of the eight grade students at 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta in 2014/2015 academic year , namely: very high, high, medium, low and very low.
KEMANDIRIAN SISWA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN STUDI LANJUT
(Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kemandirian Siswa Kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Tahun Ajaran 2014/2015 dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Layanan Bimbingan
Karier)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Fika Oktania 111114047
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
KEMANDIRIAN SISWA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN STUDI LANJUT
(Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kemandirian Siswa Kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Tahun Ajaran 2014/2015 dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Layanan Bimbingan
Karier)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Fika Oktania 111114047
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri “ (Q.S. Ar-Ra’d :11).
“Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi ia baik bagimu, dan boleh
jadi kamu menyukai sesuatu tetapi ia buruk bagimu, dan Allah
mengetahui dan kamu tidak mengetahui” (Q.S. Al-Baqarah:216).
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Kedua orang tuaku tercinta; Ibu Lasmini dan Bapak Kirno
Kakakku tersayang Fanda Aprodika
Program Studi Bimbingan dan Konseling USD
Sahabat-sahabat BK 2011 B
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang ditulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Agustus 2015
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Fika Oktania
Nomor Mahasiswa : 111114047
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: KEMANDIRIAN SISWA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN STUDI LANJUT (Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kemandirian Siswa Kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Tahun Ajaran 2014/2015 Dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Layanan Bimbingan Karier)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 21 Agustus 2015
Yang menyatakan,
vii ABSTRAK
KEMANDIRIAN SISWA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN STUDI LANJUT
(Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kemandirian Siswa Kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Tahun Ajaran 2014/2015 dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut dan
Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Layanan Bimbingan Karier)
Fika Oktania Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kemandirian siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam mengambil keputusan studi lanjut dan membuat usulan topik-topik layanan bimbingan karier. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 53 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kemandirian mengambil keputusan studi lanjut yang terbagi dalam tiga aspek: yaitu memiliki kemampuan mengambil keputusan, memiliki kekuatan terhadap pengaruh dari orang lain, dan memiliki kepercayaan diri dalam mengambil keputusan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah kategorisasi tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 berdasarkan kriteria menurut Azwar (2007:108). Terdapat lima tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 31 siswa (58,5%) memiliki tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut “sangat tinggi”, 20 siswa (37,7%) memiliki tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut “tinggi”, 2 siswa (3,8%) memiliki tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut “sedang”. Tidak ada siswa yang memiliki tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut yang rendah dan sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disusunlah topik-topik bimbingan karier untuk mengembangkan serta meningkatkan kemandirian mengambil keputusan studi lanjut siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Topik-topik bimbingan karier yang diusulkan yaitu “Yakin terhadap kemampuan diri dalam menyelesaikan masalah”, “Aktif dalam mencari
viii
ABSTRACT
INDEPENDENCE OF STUDENTS IN DECISION MAKING FURTHER STUDIES
(Descriptive Studies About The Level of Independence In Decision Making Further Studies Of The Eight Grade Students At 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta In 2014/2015 Academic Year And Its Implication Towards
The Suggested Topics Career Guidance)
Fika Oktania Sanata Dharma University
2014
This research aims to obtain a description of the level of independence of class the eight grade students at 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta in 2014/2015 academic year in taking decisions and making proposals further study and its implication towards the suggested topics career guidance. The subjects of this research is eight grade students at 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta in 2014/2015 academic year, consisting of 53 students. The research instrument used is in the from of a quetionnaire that describes the independence of decision-making further studies which was devided into three aspects, namely the ability to take decisions, have the power to influence from others, and have confidence in the decision.
The technique of data analysis used is categorization of the level of independence of decision-making further studies of the eight grade students at 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta in 2014/2015 academic year based on criteria according to Azwar (2007: 108). There are five levels of independence to make decisions of further studies of the eight grade students at 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta in 2014/2015 academic year , namely: very high, high, medium, low and very low.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia yang
melimpah yang telah diberikan, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik sebagai tugas akhir syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana. Disadari
bahwa penelitian ini tidak dapat selesai tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si, selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian di Program Studi Bimbingan dan Konseling.
3. Ibu Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A. selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing dengan begitu sabar selama proses penulisan skripsi ini.
Terimakasih atas motivasi, dukungan dan banyak pelajaran berharga yang
telah diberikan selama proses penulisan skripsi.
4. Bapak Budi Purwoko, S. Pd., selaku Kepala SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo
Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan
penelitian.
5. Bapak Bambang, S. Pd., selaku Koordinator BK di SMP N 2 Girimulyo Kulon
Progo Yogyakarta yang selalu membantu peneliti dalam mengadakan
x
6. Siswa-siswi kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun
ajaran 2014/2015 atas kerjasama saat pelaksanaan penelitian.
7. Kedua orang tuaku tercinta: Ibu Lasmini dan Bapak Kirno yang senantiasa
selalu memberikan cinta, kasih sayang, doa dan dukungan.
8. Kakak Fanda Aprodika yang selalu memberi semangat dan dukungan.
9. Keluarga besar Bapak Subali atas semua dukungannya.
10. Teman-teman dan sahabat angkatan 2011 B: Wulan, Lilis, Resa, Desta, Nurul,
Riska, Linggar, Fitri, Yosua, Nita, Atink, Reta, Rino, Bayu, mb Sulis, Sr.
Vero, Sr. Laura, Sr. Kiki, ridam, Cicil, Frida, Meta, Tari, Andri, Noel, Irma,
Ridam, Rani yang selalu memberi semangat dan terima kasih atas
persahabatan ini.
11. Semua rekan dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih
atas dukungannya.
Penulis
Fika Oktania
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN . ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... ... 1
B. Pembatasan Masalah ... ... 7
C. Rumusan Masalah ... ... 8
D. Tujuan Penelitian ... ... 8
E. Manfaat Penelitian ... ... 9
F. Definisi Operasional Variabel ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... ... 11
A. Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut ... 11
1. Pengertian kemandirian mengambil Keputusan Studi lanjut ... . 11
2. Macam-macam sekolah lanjutan ... ... 15
3. Ciri-ciri kemandirian mengambil keputusan studi lanjut ... 19
4. Faktor-faktor kemandirian mengambil keputusan studi lanjut ... 20
xii
B. Masa Remaja .. ... 25
1. Pengertian masa remaja ... ... 25
2. Tugas-tugas perkembangan remaja ... ... 27
C. Layanan Bimbingan Karier. ... 28
1. Pengertian bimbingan karier ... ... 28
2. Tujuan layanan bimbingan karier di sekolah ... ... 30
3. Fungsi layanan bimbingan karier ... ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... ... 32
A. Jenis Penelitian ... ... 32
B. Subjek Penelitian . ... 33
C. Instrumen Penelitian ... 34
1. Alat Pengumpulan Data ... 34
2. Kisi-kisi Item ... 34
3. Pemberian Skor ... 36
4. Validitas Kuesioner ... 36
5. Reliabilitas Kuesioner ... 40
D. Teknik Pengumpulan Data ... 43
1. Persiapan dan Pelaksanaan ... 43
2. Tahap Pengumpulan Data ... 44
E. Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .. 52
A. Hasil Penelitian ... ... 52
1. Deskripsi tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut ... 52
2. Analisis item-item kemandirian mengambil keputusan studi lanjut ... 56
B. Pembahasan Hasil Penelitian . ... 62
1. Deskripsi tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut siswa ... 62
2. Analisis Item-item kemandirian mengambil keputusan studi lanjut siswa ... 66
C. Usulan Topik-Topik Bimbingan Karier ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 71
A. KESIMPULAN ... 71
B. SARAN ... 72
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Rincian Jumlah Siswa Kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 ... 33
Tabel 2 : Kisi-Kisi Kuesioner Uji Coba Kemandirian Mengambil Keputusan
Studi Lanjut Siswa Kelas VIII ... 35
Tabel 3 : Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Item Instrumen Penelitian ... 39
Tabel 4 : Kriteria Guilford ... 41
Tabel 5 : Kisi-Kisi Kuesioner Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut
Siswa Kelas VIII Setelah Uji Coba ... 42
Tabel 6 : Norma Kategorisasi Karakter Subjek Penelitian ... 46
Tabel 7 : Kategorisasi Tingkat Kemandirian Mengambil keputusan Studi Lanjut . 48
Tabel 8 : Kategorisasi Skor Item Tingkat Kemandirian Mengambil keputusan
Studi Lanjut ... 49
Tabel 9 : Kategorisasi Item Tingkat Kemandirian Mengambil keputusan Studi
Lanjut ... 50
Tabel 10 : Kategorisasi Deskripsi Tingkat Kemandirian Mengambil keputusan
Studi Lanjut ... 53
Tabel 11 : Kategorisasi Skor Item Tingkat Kemandirian Mengambil keputusan
Studi Lanjut ... 56
Tabel 12 : Item KemandirianMengambil keputusan Studi Lanjut yang tergolong
sedang ... 60
Tabel 13 : Item KemandirianMengambil keputusan Studi Lanjut yang tergolong
rendah ... 61
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Histogram Tingkat Kemandirian Mengambil keputusan Studi
Lanjut ... 54
Gambar 2 : Histogram Skor Item Tingkat Kemandirian Mengambil keputusan
Studi Lanjut ... 57
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 :Surat Izin Permohonan Penelitian ... 76
Lampiran 2 :Tabulasi Data Uji Coba Tingkat Kemandirian Mengambil
Keputusan Studi Lanjut ... 79
Lampiran 3 :Tabulasi Data Penelitian Tingkat Kemandirian Mengambil
Keputusan Studi Lanjut ... 82
Lampiran 4 :Kuesioner Uji Coba Tingkat Kemandirian Mengambil
Keputusan Studi Lanjut ... 86
Lampiran 5 :Kuesioner Penelitian Tingkat Kemandirian Mengambil
Keputusan Studi Lanjut ... 93
Lampiran 6 :Hasil Uji Validitas Tingkat Kemandirian Mengambil
Keputusan Studi Lanjut ... 101
Lampiran 7 :Hasil Uji Coba Reliabilitas Tingkat Kemandirian Mengambil
Keputusan Studi Lanjut ... 109
Lampiran 8 :Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kemandirian Mengambil
1 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional dari
istilah-istilah pokok yang digunakan.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan
masyarakat. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan
nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklhak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Salah satu jenjang pendidikan formal yaitu jenjang Sekolah Menengah
Pertama atau SMP. Siswa SMP yang rata-rata berusia antara 13 sampai 15
tahun berada pada periode transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yang
disebut dengan periode remaja. Masa remaja merupakan masa penuh gejolak
dimana mereka menghadapi banyak persoalan, tantangan, konflik serta
kebingungan dalam proses menemukan jati diri dan menemukan posisinya di
masyarakat (Sunarto dan Hartono, 1995). Proses penemuan jati diri
merupakan hal yang paling penting bagi remaja untuk mencapai tugas-tugas
Havighurst (dalam Yusuf, 2011) menyatakan bahwa salah satu tugas
perkembangan yang harus dicapai oleh seorang remaja adalah mampu
memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan
kemampuannya. Tugas perkembangan tersebut penting bagi remaja agar
mereka dapat merencanakan karier yang mampu menunjang masa depannya.
Perencanaan karier untuk masa depan bagi siswa diawali dengan proses
perencanaan studi lanjut. Bagi siswa SMP, studi lanjut yang harus mereka
pilih contohnya SMK, SMA atau yang sederajat. Selain mampu memilih dan
mempersiapkan karier, mencapai kemandirian dari orang tua dan orang
dewasa lainnya juga merupakan tugas perkembangan seorang remaja.
Siswa SMP adalah individu yang sedang berada dalam proses
berkembang atau menjadi (becoming) ke arah kematangan atau kemandirian
(Yusuf, 2007). Siswa yang mandiri akan memperlihatkan beberapa
karakteristik. Menurut Steinberg (dalam Yusuf, 2011) siswa yang mandiri
ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, inisiatif, mengatur
tingkah laku, bertanggung jawab, membuat keputusan-keputusan sendiri, serta
mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Fatimah
(2006) menyatakan bahwa selama masa remaja tuntutan kemandirian ini
sangat besar dan jika tidak direspon secara cepat bisa saja menimbulkan
dampak yang tidak menguntungkan bagi perkembangan psikologis remaja
dimasa yang akan datang. Salah satu bentuk kemandirian remaja yaitu mandiri
Siswa yang mandiri idealnya selalu mencoba memecahkan persoalan
yang dihadapi, seperti mengambil keputusan dalam studi lanjutnya dengan
tekun dan ulet tanpa mengharapkan bantuan dari orang lain. Dari pengalaman
peneliti yang didapat pada saat melaksanakan program pengalaman lapangan
(PPL) di SMP Taman Dewasa Yogyakarta, banyak ditemukan siswa yang
masih merasa bingung dan belum mandiri dalam menentukan rencana studi
lanjutnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan beberapa siswa,
diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa yang belum mandiri dalam
mengambil keputusan studi lanjutnya. Contohnya seperti siswa kurang
mampu meyakinkan orangtuanya dalam menentukan studi lanjut yang sesuai
dengan pilihan dan kemampuannya. Siswa mengatakan bahwa Orangtua
mereka menginginkan mereka untuk memilih jurusan yang dipilihkan oleh
orangtuanya. Selain itu, sebagian siswa juga masih banyak yang menentukan
studi lanjutnya hanya dengan mengikuti pilihan teman-teman terdekatnya.
Data yang peneliti dapatkan melalui observasi dan wawancara dengan
Guru BK dan siswa-siswi kelas IX di SMP X Yogyakarta, sekitar 70 %
siswa-siswi kelas IX masih merasa bingung akan studi lanjutnya. Banyak dari
para siswa masih terus mendatangi guru BK untuk berkonsultasi. Selain itu
dari hasil wawancara dengan 8 peserta didik di SMP Negeri X, mereka
menyatakan bahwa dalam memilih sekolah dan jurusan masih mengikuti
teman-teman yang disukai dan tergantung pilihan dari orangtua, dalam
mengambil keputusan peserta didik meminta pendapat kepada orangtua
Data lain yang peneliti dapatkan yaitu dari hasil observasi dan wawancara
saat melaksanakan PPL di SMK X Yogyakarta bulan Februari 2015. Peneliti
melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas X, dan peneliti
mendapatkan data bahwa dari 30 siswa yang diwawancarai hampir 50 %
merasa bahwa dia sudah salah masuk jurusan. Mereka merasa bahwa jurusan
mereka saat ini bukanlah apa yang menjadi minatnya, dan akibatnya mereka
menjadi tidak serius dalam belajar. Banyak diantara siswa yang merasa salah
masuk jurusan karena sewaktu memilih jurusan di SMK, mereka masih
mengikuti keinginan orang tua dan juga terpengaruh dengan teman-temannya
meskipun jurusan tersebut tidak sesuai dengan minatnya.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Guru BK di SMPN 2
Girimulyo, dan dari hasil wawancara diketahui bahwa Di SMPN 2 Girimulyo
ini, siswa-siswi sudah mulai memikirkan sekolah lanjutan seperti SMA atau
SMK mana yang nantinya akan mereka ambil sejak mereka duduk di kelas
VIII, hal ini terlihat dari banyaknya siswa-siswi kelas VIII yang sudah mulai
mencari informasi mengenai sekolah lanjutan. Dari hasil wawancara dengan
Guru BK, diketahui juga bahwa beberapa siswa dari kelas VIII masih banyak
yang asal-asalan dalam menentukan studi lanjutnya. Selain itu, mereka juga
sering bercerita kepada guru BK bahwa beberapa dari orangtua mereka sudah
menuntut mereka untuk masuk ke sekolah tertentu yang sesuai dengan
Dari beberapa data yang peneliti dapatkan tersebut, dapat dilihat bahwa
masih banyak siswa yang mengandalkan orang lain dalam pemilihan studi
lanjutnya. Beberapa siswa masih sering mendatangi guru BK untuk
berkonsultasi. Selain itu, masih banyak siswa yang bingung ingin melanjutkan
sekolah ke mana dan pada akhirnya hanya mengikuti teman-temannya. Siswa
yang kurang mandiri dalam pemilihan studi lanjutnya juga sering mengalami
masalah, hal ini dapat dilihat dari perilaku siswa yang sering mengeluh,
membolos dan tidak sungguh-sungguh dalam belajar. Siswa yang mengalami
masalah ini, disebabkan oleh ketidakpuasan dan penyesalan akan pilihan studi
lanjutnya, karena terkadang siswa tersebut hanya mengikuti keinginan
orang-orang terdekatnya seperti orang tua dan teman-temannya dalam
mengambil keputusan studi lanjutnya.
Menurut Santrock (2007) masa remaja adalah meningkatnya
pengambilan keputusan mengenai masa depan, teman yang akan dipilih,
melanjutkan belajar ke perguruan tinggi, dan lain sebagainya. Siswa yang
mandiri akan memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan baik.
Seperti yang dikemukakan oleh Steinberg (1993) remaja yang berusia lebih
tua menunjukkan kemampuan untuk menentukan keputusan yang lebih
kompleks.
Remaja yang lebih tua kemungkinan besar telah menyadari bagaimana
resiko yang ditimbulkan, lebih mempertimbangkan konsekuensi yang akan
dihadapi di masa mendatang; lebih bebas untuk menemui orang ahli sebagai
menyadari kapan pendapat-pendapat diberikan dan mempertimbangkan
nasehat yang diterima dari orang-orang yang mungkin menimbulkan
penyimpangan.
Siswa yang mandiri tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Pada
umumnya, ada perbandingan antara pengaruh orangtua dengan teman sebaya.
Seperti yang dipelajari oleh para ahli (dalam Steinberg, 1993) konformitas dan
tekanan dari teman sebaya selama masa remaja menempatkan remaja dalam
situasi harus memilih antara tekanan yang berasal dari teman sebaya dan
tekanan dari orangtua mereka, antara keinginan sendiri dengan keinginan yang
lain dari orangtua dan teman-teman mereka. siswa yang mulai berkembang
kemandiriannya akan lebih percaya diri dalam bertindak. Hal ini karena siswa
mulai berani dalam mengemukakan pendapatnya sendiri.
Berdasarkan berbagai hal di atas, penelitian mengenai tingkat
kemandirian siswa dalam mengambil keputusan studi lanjut khususnya bagi
siswa kelas VIII di SMPN 2 Girimulyo sangatlah penting untuk dilakukan.
Namun hingga saat ini, belum ada penelitian yang dilakukan untuk
mengidentifikasi tingkat kemandirian siswa kelas VIII di SMPN 2 Girimulyo
dalam mengambil keputusan studi lanjut. Selain belum adanya penelitian
tentang tingkat kemandirian siswa kelas VIII di SMPN 2 Girimulyo dalam
mengambil keputusan studi lanjut, kurangnya layanan bimbingan dan
konseling tentang topik kemandirian dalam mengambil keputusan studi lanjut
Berdasarkan berbagai situasi diatas, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat judul “KEMANDIRIAN SISWA DALAM MENGAMBIL
KEPUTUSAN STUDI LANJUT (Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kemandirian Siswa Kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Layanan Bimbingan Karier)” dalam penelitian ini.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat
kemandirian siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo dalam mengambil
keputusan studi lanjut, dan juga membantu pembimbing di SMPN 2
Girimulyo dalam membuat layanan bimbingan karier yang sesuai dengan
masalah-masalah yang teridentifikasi.
B. Pembatasan Masalah
Fokus kajian dalam penelitian ini di arahkan pada menjawab masalah
mengenai tingkat kemandirian siswa dalam pemilihan studi lanjut dan
topik-topik bimbingan karier apa saja yang relevan diusulkan berdasarkan
C. Rumusan Masalah
1. Seberapa tinggi tingkat kemandirian siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo
tahun ajaran 2014/2015 dalam mengambil keputusan studi lanjut?
2. Berdasarkan hasil analisis butir item kemandirian siswa dalam
mengambil keputusan studi lanjut yang teridentifikasi rendah, topik-topik
bimbingan karier apa sajakah yang dapat diusulkan untuk membantu
siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo meningkatkan kemandirian dalam
mengambil keputusan studi lanjutnya ?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui seberapa tinggi tingkat kemandirian siswa kelas VIII SMPN
2 Girimulyo tahun ajaran 2014/2015 dalam mengambil keputusan studi
lanjut.
2. Merumuskan topik-topik bimbingan karier untuk mengembangkan
kemandirian dalam mengambil keputusan studi lanjut siswa kelas VIII
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan sumbangan bagi ilmu pendidikan khususnya
dalam ilmu Bimbingan dan Konseling mengenai tingkat kemandirian
siswa dalam mengambil keputusan studi lanjut, dan topik-topik layanan
bimbingan karier yang relevan untuk diusulkan dalam layanan
bimbingan karier.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru BK
Adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi
bagi guru BK tentang kemandirian siswa kelas VIII dalam
menentukan studi lanjut. Selain itu, guru BK juga dapat menyusun
program bimbingan karier yang sesuai dengan kebutuhan dan
masalah siswa terkait dengan kemandirian perilaku siswa dalam
pemilihan studi lanjut.
b. Bagi siswa
Siswa kelas VIII semakin tahu tentang seberapa tinggikah
kemandirian yang dia miliki dalam mengambil keputusan studi
lanjut. Selain itu, siswa juga mengetahui masalah apa yang masih
dihadapinya untuk semakin mandiri dalam memilih studi
F. Definisi Operasional Variabel
1. Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut
Kemandirian mengambil keputusan studi lanjut merupakan suatu
kemampuan dalam menentukan rencana studi yang diinginkan, tanpa
memerlukan bantuan orang lain. Individu yang mandiri dalam mengambil
keputusan studi lanjut juga mampu tekun dan kreatif dalam menentukan
pilihan, sehingga usaha yang dilakukan tersebut dapat membuahkan hasil
yang maksimal sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan yang dimiliki.
Aspek-aspek yang mendasari kemandirian dalam mengambil keputusan
studi lanjut yaitu (1) memiliki kemampuan mengambil keputusan
(changes in decision making abilities), (2) memiliki kekuatan terhadap
pengaruh dari orang lain (changes in conformity and susceptibility to
influence), (3) memiliki kepercayaan diri dalam mengambil keputusan
(self reliance in decision making).
2. Siswa-siswi SMP adalah individu yang rata-rata berusia antara 13 sampai
15 tahun yang sedang berada pada periode transisi antara masa
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian tentang kemandirian mengambil keputusan studi
lanjut, remaja dan bimbingan karier.
A. Hakikat Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut
1. Pengertian Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut
Menurut Basri (1995) kemandirian berasal dari kata "mandiri", yang
dalam bahasa Jawa berarti berdiri sendiri. Basri (1995) menyatakan
bahwa dalam arti psikologi, kemandirian mempunyai pengertian sebagai
keadaan seseorang dalam kehidupannya yang mampu memutuskan atau
mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Orang yang mandiri
adalah individu yang mampu mengekspresikan dirinya secara bebas
tanpa adanya kontrol dari luar (Kartono, 1999).
Masrun (1986) juga mengartikan kemandirian sebagai suatu sikap
yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan
sesuatu atas dorongan sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Seseorang
tersebut juga mampu berpikir dan bertindak original atau kreatif, dan
penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa
percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Menurut Kartono
(1999) kemandirian seseorang terlihat pada waktu orang tersebut
Bila masalah itu dapat diselesaikan sendiri tanpa meminta bantuan dari
orang tua maupun orang lain, dan akan bertanggung jawab terhadap
segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan maka
hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk mandiri.
Kemandirian penting dimiliki remaja dan harus dicapai dalam proses perkembangan remaja. Steinberg (2002) menjelaskan bahwa “for most adolescents, establishing a sense of autonomy is as important a part of becoming an adult as is establishing a sense of identity. Becoming an autonomous person –a self governing person- is one of the fundamental
tasks of the adolescent years”.
Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa
meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah dimana
seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak/keinginan dirinya
yang terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu
(barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya
(Antonius, 2002). Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang
diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan
terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi
dilingkungan, sehingga individu mampu berfikir dan bertindak sendiri.
Seseorang yang memiliki kemandirian, dapat memilih jalan hidupnya
untuk berkembang ke arah yang lebih mantap. Pada dasarnya kemandirian
dapat dimanifestasikan dalam bentuk sikap maupun perbuatan, sebab
sebenarnya sikap merupakan dasar dari terbentuknya suatu perbuatan
Dari beberapa pengertian diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
kemandirian yaitu kemampuan seseorang untuk memilih, menguasai, dan
menentukan segala sesuatu dengan dirinya sendiri tanpa bantuan orang
lain. Steinberg (2002) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis kemandirian
remaja, salah satunya yaitu kemandirian perilaku. Kemandirian perilaku
adalah kemampuan seorang dalam membuat keputusan tanpa tergantung
pada orang lain dan melakukannya secara bertanggungjawab. Salah satu
bentuk kemandirian perilaku yaitu kemandirian dalam mengambil
keputusan studi lanjut.
Menurut Sutikna (1998) “studi lanjut adalah kelanjutan studi”. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa studi lanjut adalah
pendidikan sambungan atau lanjutan setelah lulus dari SD, SMP,
SMA/SMK atau pendidikan yang lebih tinggi dari yang saat ini ditempuh.
Pengertian sekolah lanjutan menurut KBBI adalah sekolah selepas
sekolah dasar, sebelum perguruan tinggi. Pengertian sekolah lanjutan
dalam hal memasuki sekolah lanjutan tingkat atas, yaitu sekolah selepas
sekolah lanjutan tingkat pertama, sebelum perguruan tinggi. Studi
lanjutan yang harus ditempuh oleh siswa SMP selepas mereka
menyelesaikan studinya yaitu diantaranya ada SMK, SMA, dan MA.
Kegiatan studi lanjut dan memutuskan karir merupakan kegiatan
yang dialami oleh semua individu. Kegiatan ini juga merupakan salah
satu dari tugas perkembangan khususnya bagi remaja. Seperti yang
perkembangan yang harus dicapai seorang remaja adalah mampu
memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat
dan kemampuannya.
Dari uraian mengenai pengertian kemandirian dan studi lanjut diatas,
maka dapat disimpulkan mengenai kemandirian dalam mengambil
keputusan studi lanjut. Kemandirian dalam mengambil keputusan studi
lanjut sebagaimana diungkapkan oleh Bernadib (1982) yaitu meliputi
perilaku individu yang mampu berinisiatif dalam mengambil keputusan
studi lanjutnya. Individu tersebut juga mampu mengatasi segala
hambatan/masalah, mempunyai kepercayaan diri dan dapat melakukan
sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Pengertian lain tentang
kemandirian dalam memilih studi lanjut menurut Hartono (2010) yaitu
kondisi perilaku siswa yang mampu untuk memilih karier atas
kemampuan dirinya dan tidak bergantung pada orang lain. Selain itu,
siswa juga memiliki kemantapan diri dalam memilih karier yang menjadi
pilihannya serta memiliki tanggung jawab terhadap pilihan studi
lanjutnya agar masa depannya sesuai dengan yang diharapkan siswa.
Menurut berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kemandirian mengambil keputusan studi lanjut merupakan suatu
kemampuan dalam menentukan rencana studi yang diinginkan tanpa
memerlukan bantuan orang lain.
Selain itu, siswa juga tekun dan kreatif dalam menentukan pilihan,
maksimal sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan yang dimiliki
individu tersebut.
2. Macam-macam Sekolah Lanjutan
Penelitian ini mengambil subyek siswa SMP yang nantinya akan
melanjutkan studi ke jenjang sekolah menengah atas. Di jenjang sekolah
menengah atas terdapat beberapa macam sekolah lanjutan
(Kemendikbud, 2015) yaitu:
a. Sekolah Menengah Atas (SMA)
SMA merupakan salah satu jenis sekolah yang dapat dimasuki
oleh siswa setelah menyelesaikan studi di Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Sekolah Menengah Atas mengutamakan persiapan
siswa melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan lebih tinggi.
Dalam rangka mempersiapkan siswa memasuki perguruan tinggi, di
SMA diselenggarakan program pendidikan khusus atau jurusan. Ada
tiga program studi di SMA, yaitu Program Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Program
Bahasa.
Masing-masing program bertujuan untuk mempersiapkan siswa
memasuki perguruan tinggi yang berkaitan dengan ilmu-ilmu pada
program tersebut. Program Pengetahuan Alam bertujuan untuk
menyiapkan siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan
tinggi yang berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi yang
berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sementara itu,
Program Bahasa bertujuan untuk menyiapkan siswa memasuki
pendidikan tinggi yang berkaitan dengan ilmu bahasa. Penjurusan di
SMA diselenggarakan mulai Kelas XI semester 1. Dasar yang
dipakai untuk penjurusan siswa adalah nilai akademik selama 2
semester di kelas X. Selain itu, minat dan bakat yang dimiliki siswa
juga menjadi pertimbangan atas persetujuan orang tua siswa.
b. Sekolah menengah Kejuruan (SMK)
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis
sekolah menengah yang dapat dimasuki oleh siswa setelah SMP.
Sekolah menengah kejuruan bertujuan untuk :
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesional.
2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier.
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah dan mengisi
kebutuhan dunia usaha.
4. Menyiapkan siswa untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang
yang tinggi (perguruan tinggi).
Siswa yang belajar di sekolah menengah kejuruan lebih banyak
dibekali keterampilan untuk memasuki lapangan kerja. Sekolah ini
Ada sekolah menengah kejuruan yang khusus mempelajari teknik,
komputer, tata boga, kecantikan, ekonomi/akuntansi, mesin,
otomotif, dan masih banyak lagi, yang semuanya bertujuan untuk
mempersiapkan calon tenaga kerja siap pakai sesuai dengan bidang
dan keahlian masing-masing yang dibutuhkan dunia usaha. Tidak
hanya dibekali keterampilan untuk memasuki lapangan kerja saja,
sekolah menengah kejuruan juga mempersiapkan siswa memasuki
pendidikan yang lebih tinggi. Misalnya perguruan tinggi atau yang
sederajat.
Contoh : SMK dengan program keahlian kecantikan, teknik
komputer jaringan, akuntansi dan lain-lain; Sekolah Analis Kimia;
Sekolah Farmasi; Sekolah Perkapalan; Sekolah Kelautan;
SMK-SPP; SMK Telekomunikasi, dan lain-lain.
c. Madrasah Aliyah (MA)
Madrasah Aliyah (MA) adalah jenjang pendidikan menengah
pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan sekolah
menengah atas, yang pengelolaannya dilakukan oleh Kementerian
Agama. Pendidikan madrasah aliyah ditempuh dalam waktu 3 tahun,
mulai dari kelas X sampai kelas XII.
Pada tahun kedua (yakni kelas XI), seperti halnya siswa SMA,
siswa MA memilih salah satu dari 4 jurusan yang ada, yaitu Ilmu
akhir tahun ketiga (yakni kelas XII), siswa diwajibkan mengikuti
Ujian Nasional yang mempengaruhi kelulusan siswa. Lulusan
madrasah aliyah dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
umum, perguruan tinggi agama Islam, atau langsung bekerja.
MA sebagaimana SMA, ada MA umum yang sering dinamakan
MA dan MA kejuruan misalnya Madrasah Aliyah Program Khusus
(MAPK) dan madrasah aliyah program keterampilan yang terdapat
di pondok-pondok pesantren. Kurikulum madrasah aliyah sama
dengan kurikulum sekolah menengah atas, hanya saja pada MA
terdapat porsi lebih banyak muatan pendidikan agama Islam, yaitu
Fiqih, akidah, akhlak, Al Quran, Hadits, Bahasa Arab dan Sejarah
3. Ciri-ciri Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut
Berikut ciri-ciri kemandirian mengambil keputusan studi lanjut
menurut Antonius (2002) :
a. Percaya diri
Individu yang mandiri dalam mengambil keputusan studi lanjutnya,
tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda pilihan dengan orang
lain. Individu tersebut juga merasa percaya diri ketika
mengemukakan pendapatnya, walaupun nantinya berbeda dengan
orang lain.
b. Mampu bekerja sendiri
Individu yang mandiri dalam mengambil keputusan studi lanjutnya,
mampu mengerjakan tugas rutin yang dipertanggungjawabkan
padanya, tanpa mencari pertolongan dari orang lain.
c. Tanggung jawab
Individu yang mandiri dalam mengambil keputusan studi lanjutnya,
berani mengambil keputusan, dan berani mengambil resiko atau
tanggung jawab dari keputusan yang sudah diambilnya.
d. Mampu mengatasi masalah
Individu yang mandiri dalam mengambil keputusan studi lanjutnya,
mampu mengatasi berbagai masalah yang muncul dengan inisiatif
4. Faktor-faktor Kemandirian Siswa dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian mengambil
keputusan studi lanjut menurut (Soetjiningsih, 1995 & Mu’tadin 2002) ,
yang terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal, yaitu:
a. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu itu
sendiri yang meliputi:
1) Intelegensi
Gunarsa (dalam Budiman, 2007) menyatakan bahwa
individu dapat dikatakan mempunyai kecerdasan (intelegensi)
yang baik jika siswa mampu menyelesaikan masalahnya sendiri
tanpa bantuan orang lain. Contoh masalah yang mampu siswa
selesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain yaitu masalah yang
berkaitan dengan mengambil keputusan studi lanjutnya.
Secara umum intelegensi memegang peranan yang penting
dalam kehidupan seseorang. Individu yang memiliki intelegensi
yang rata-rata normal tentunya akan mudah melakukan sesuatu
tanpa bantuan orang lain. Lain halnya individu dengan tingkat
intelegensi yang rendah karena intelegensi mempengaruhi cara
2) Usia
Smart (dalam Musdalifah, 2007) menyatakan kemandirian
dapat dilihat sejak individu masih kecil, dan akan terus
berkembang sehingga akhirnya akan menjadi sifat-sifat yang
relatif menetap pada masa remaja. Bertambahnya usia seseorang
maka secara otomatis terjadi perubahan fisik yang lebih kuat
pada individu, sehingga akan memudahkan seseorang
melakukan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain.
3) Jenis kelamin
Penelitian yang dilakukan oleh Fleming ( 2005) mengenai
pengaruh usia dan jenis kelamin menunjukan bahwa isu
mengenai kemandirian lebih sering muncul pada remaja pria.
Hal ini senada dengan yang di utarakan oleh Hoff (dalam Yusuf,
2001) bahwa laki-laki lebih mandiri dari pada perempuan.
Remaja pria lebih sering mengalami konflik dengan orangtua
seputar kepatuhan terhadap nasihat orangtua seedangkan remaja
b. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu itu
sendiri yang meliputi:
1) Kebudayaan
Budaya yang berbeda akan menyebabkan perbedaan norma
dan nilai-nilai yang berlaku di dalam lingkungan masyarakat,
sehingga sikap dan kebiasaan masyarakat tertentu akan berbeda
dengan masyarakat yang lainnya (Sarwono, 2007).
2) Pola asuh orang tua
Pola pengasuhan keluarga seperti sikap orang tua, kebiasaan
keluarga, dan pandangan keluarga akan mempengaruhi
pembentukan kemandirian anak (Wijaya dalam Budiman,
2007). Keluarga yang membiasakan anak-anaknya diberi
kesempatan untuk mandiri sejak dini, akan menumbuhkan
kemandirian pada anak-anaknya dengan cara tidak bersikap
5. Aspek-aspek Kemandirian Siswa dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut
Berikut aspek-aspek kemandirian perilaku siswa dalam pemilihan studi
lanjut menurut Steinberg (2002):
a. Kemampuan dalam mengambil keputusan (changes in decision
making abilities).
Didalam kehidupan, setiap orang selalu dihadapkan pada
berbagai pilihan yang memaksanya untuk mengambil keputusan.
Salah satu keputusan yang harus diambil oleh siswa yaitu tentang
studi lanjutnya. Perwujudan kemandirian siswa dalam mengambil
keputusan studi lanjutnya dapat dilihat dari kemampuannya dalam
mempertimbangkan resiko di masa mendatang dari keputusan yang
akan diambilnya. Siswa yang mandiri dalam memutuskan studi
lanjutnya juga harus mampu memilih alternatif pemecahan masalah
berdasarkan pertimbangan sendiri dan orang lain. Selain itu, siswa
yang mandiri dalam memutuskan studi lanjutnya juga harus
memiliki rasa tanggung jawab akan konsekuensi dari keputusan yang
diambilnya. Siswa yang mandiri dalam mengambil keputusan studi
lanjutnya juga harus mampu mengambil keputusan berdasarkan pada
b. Memiliki kekuatan terhadap pengaruh dari orang lain (changes in
conformity and susceptibility to influence).
Aspek ini menjelaskan bahwa siswa yang mandiri dalam
memutuskan studi lanjutnya adalah siswa yang mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, dan juga tidak mudah
terpengaruh dengan situasi sosial yang ada di sekitarnya. Siswa yang
mandiri dalam memutuskan studi lanjutnya juga tidak mudah
terpengaruh tekanan teman sebaya dan orangtua dalam mengambil
keputusan.
c. Memiliki kepercayaan diri dalam mengambil keputusan (self reliance
in decision making).
Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang bahwa
dirinya mampu mengerjakan sesuatu hal dengan baik. Perwujudan
kemandirian siswa dalam mengambil keputusan studi lanjutnya,
dapat dilihat dari kemampuannya untuk berani mengemukakan ide
atau gagasan yang dia miliki. Siswa yang mandiri dalam
memutuskan studi lanjutnya juga haruslah memiliki keberanian
menentukan pilihan berdasarkan ide atau gagasan yang dimilikinya.
Selain itu, siswa yang mandiri dalam memutuskan studi lanjutnya
juga memiliki keyakinan akan potensi yang dimilikinya dalam
mengambil keputusan sehingga nantinya akan menghasilkan suatu
keputusan yang baik. Selain siswa memiliki keyakinan akan potensi
studi lanjutnya juga mampu mengatasi sendiri masalah yang muncul
ketika memilih sekolah lanjutan tanpa harus bergantung dengan
orang lain.
Ketiga aspek di atas merupakan indikator penting yang dapat melihat
seberapa baik tingkat kemandirian remaja dalam mengambil keputusan studi
lanjutnya. Remaja dalam hal ini yaitu siswa-siswi kelas VIII SMPN 2
Girimulyo yang sedang menghadapi persoalan terkait pilihan dan rencana
studi lanjutannya.
B. Konsep Siswa SMP Sebagai Remaja 1. Pengertian
Siswa adalah individu yang belajar di institusi pendidikan, dan
individu tersebut umumnya berada pada fase anak-anak hingga fase
remaja dengan rentan usia 5-18 tahun. Di Indonesia, siswa harus
melewati beberapa tahap pendidikan diantaranya Taman kanak-kanak,
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.
Menurut Khan (2005) siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga
untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Siswa
merupakan komponen terpenting dalam pendidikan, murid yang berada
di suatu sekolah memiliki tujuan untuk mencari pengetahuan dan
menerapkan pengetahuannya tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.
Siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini yaitu siswa Sekolah
Geldard K dan Geldard D (2010) menganggap remaja sebagai sebuah
tahapan dalam kehidupan seseorang yang berada di antara tahap
kanak-kanak dengan tahap dewasa. Remaja atau adolescence berasal dari
kata Adolescere (kata benda dari Adolescentia) yang berarti tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolescence yang digunakan saat ini mempunyai
arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosi, sosial dan fisik
(Hurlock, 1980). Hal ini dikuatkan oleh Piaget (dalam Hurlock, 1980)
bahwa secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu
berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak merasa
lagi di bawah tingkat orangtua yang lebih tua, melainkan berada pada
tingkat yang kurang lebih sama, berhubungan dengan masa puber,
perubahan intelektual yang mencolok, transformasi intelektual yang khas
dari cara berpikir remaja dalam mencapai integrasi dalam hubungan
sosial.
Remaja merupakan individu yang sedang dalam proses tumbuh
menjadi lebih dewasa, selama dalam masa remaja individu mengalami
peralihan dari masa kanak-kanak menuju kemandirian, otonomi, dan
kematangan. Kematangan yang dialami oleh remaja dapat berupa
kematangan secara fisik dan non fisik. Kematangan secara fisik dapat
berupa pertumbuhan bagian tertentu pada tubuh dan perubahan bentuk,
sedangkan kematangan secara non fisik dapat berupa cara berfikir dan
2. Tugas-tugas Perkembangan Remaja
Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1991) ada beberapa tugas
perkembangan pada masa remaja yang terkait dengan kemandirian dan
karier atau studi lanjutnya, yaitu:
a. Mencapai kemandirian dari orangtua dan orang-orang dewasa
lainnya.
Salah satu tugas perkembangan yang harus dijalani oleh remaja yaitu
mencapai kemandirian dari orangtua dan orang-orang dewasa
lainnya. Mandiri disini artinya yaitu bahwa remaja haruslah mampu
berfikir, melakukan dan memutuskan segala sesuatunya tanpa harus
banyak bergantung pada orangtua dan orang lain disekitarnya. Salah
satu bentuk kemandirian yang harus dilakukan oleh remaja yaitu
siswa atau remaja mampu mandiri dalam mengambil keputusan yang
berkaitan dengan studi lanjutnya.
b. Mempersiapkan karier ekonomi.
Tugas perkembangan yang harus di capai oleh remaja selain
mencapai kemandirian, yaitu mampu mempersiapkan karier
ekonomi. Tugas perkembangan ini berkaitan dengan kemampuan
remaja dalam berpikir dan merencanakan karier atau studi lanjutnya,
sesuai dengan apa yang menjadi minat dan bakatnya. Guna
memberikan bantuan berupa saran dan arahan kepada para siswa,
maka diperlukan adanya layanan bimbingan karier disekolah.
merencanakan dan memutuskan apa yang menjadi minatnya, sesuai
dengan kemampuan dan bakat yang ia miliki.
C. Layanan Bimbingan Karier
1. Pengertian Bimbingan Karier
Winkel dan Hastuti (2012) mengartikan bimbingan karier sebagai
bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan,
dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta
membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam
menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan
yang telah dimasuki. Menurut Manhinru (1992) bimbingan karier adalah
layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan
berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan
kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan dan waktu luang
serta mengembangkan keterampilan-keterampilan mengambil keputusan
sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola
perkembangan kariernya.
Agar bimbingan karier di sekolah dapat berfungsi dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka
beberapa pandangan tentang prinsip-prinsip bimbingan perlu
diperhatikan oleh para pembimbing pada khususnya dan administrator
sekolah pada umumnya, terutama dalam penyusunan program
Secara umum prinsip-prinsip bimbingan karier di Sekolah menurut
Winkel & Hastuti (2012), adalah sebagai berikut:
a. Seluruh siswa memiliki kesempatan yang sama untuk
mengembangkan dirinya
dalam pencapaian kariernya secara tepat. Tidak ada perkecualian,
baik itu yang kaya maupun yang miskin, dan faktor-faktor lainnya.
b. Setiap siswa harus memahami bahwa karier itu adalah sebagai
suatu jalan hidup, dan pendidikan adalah sebagai persiapan dalam
hidup.
c. Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang
cukup memadahi terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan
perkernbangan sosial pribadi dan perencanaan pendidikan karier.
d. Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk
memperoleh pemahaman tentang hubungan antara pendidikannya
dan kariernya.
e. Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk
menguji konsep, berbagai peranan dan ketrampilannya guna
mengembangkan nilai-nilai dan norma-nonna yang memiliki
aplikasi bagi karier di masa depannya.
Dari beberapa prinsip yang terdapat dalam bimbingan karier tersebut
dapat disimpulkan bahwa, bimbingan karier dalam pelaksanaannya
memiliki pedoman yang umum dan jelas dalam memberikan pelayanan
karakteristik dunia kerja dan juga studi lanjutan sehingga mampu
menciptakan kemandirian siswa dalam menentukan arah pilih karier
yang sesuai dengan keadaan dirinya, agar mampu
mencapai kebahagiaan hidup dimasa depan kariernya.
2. Tujuan layanan Bimbingan Karier di Sekolah
Berikut beberapa tujuan dari bimbingan karir di Sekolah menurut Winkel
& Hastuti (2012):
a. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang
berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya mengenai
kemampuan, minat, bakat, sikap dan cita- citanya yang darinya
peserta didik dapat mengidentifikasi bidang studi dan karir yang
sesuai dengan dirinya.
b. Peserta didik memperoleh pemahaman tentang berbagai hal terkait
dengan dunia (karir-studi) yang akan dimasukinya.
c. Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan
potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan
dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu,
memahami hubungan usaha dirinya yang sekarang dengan masa
depan.
d. Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang
disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari
3. Fungsi layanan Bimbingan Karier
Layanan bimbingan karier sangat penting bagi siswa karena mempunyai
beberapa fungsi. Winkel & Hastuti (2012) menyebutkan fungsi
bimbingan karier yaitu:
a. Fungsi persiapan
Layanan BK karier memberikan informasi tentang jenis-jenis
pekerjaan yang dapat didapatkan oleh siswa.
b. Fungsi pencegahan
Layanan BK karier dapat memberikan bantuan agar siswa tidak
kesulitan di dalam memahami tentang bakat, minat, kemampuan dan
tentang dirinya sendiri yang berkaitan dengan pekerjaan sehingga
dapat mencegah siswa salah dalam menentukan langkah-langkah
menemukan karier yang dikehendaki.
c. Fungsi penempatan dan penyaluran
Layanan BK karier akan membantu dalam penempatan para siswa
pada bidang atau jenis pendidikan, latihan dan pekerjaan sehingga
mereka dapat mengambil keputusan sendiri secara bijaksana.
d. Fungsi penyesuaian
Layanan BK karier akan membantu siswa dalam menyesuaikan diri
dengan jenis-jenis pekerjaan yang ada di lingkungan sekitarnya.
e. Fungsi pengembangan
Layanan BK karier akan membantu siswa dalam mengembangkan
32 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III ini berisi uraian mengenai jenis penelitian, subjek penelitian,
instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas dan teknik pengumpulan data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal
(angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2007). Dari kedalaman
analisisnya, penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif deskriptif.
Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran secara
sistematik dan akurat fakta serta karakteristik mengenai populasi atau
mengenai bidang tertentu (Azwar, 2007). Sejalan dengan pengertian tersebut,
penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat
kemandirian siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo dalam mengambil
keputusan studi lanjut. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, akan
diusulkan topik-topik bimbingan karier untuk mengembangkan kemandirian
B. Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas VIII SMP N 2
Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Alasan peneliti
memilih kelas VIII sebagai subyek penelitian yaitu karena siswa-siswi kelas
VIII akan segera masuk ke kelas IX yang nantinya sudah harus memilih
sekolah lanjutannya. Adanya penelitian ini, diharapkan nantinya siswa-siswi
dapat memiliki kemandirian yang lebih baik lagi dalam mengambil keputusan
studi lanjut saat berada di kelas IX.
Jumlah kelas VIII di SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun
ajaran 2014/2015 sebanyak dua kelas, yaitu kelas VIII A, dan VIII B. Ada dua
alasan dipilihnya SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta sebagai
tempat penelitian, yaitu: (1) SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta
mudah dijangkau oleh peneliti, (2) siswa SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo
Yogyakarta tergolong remaja yang berusia 13 sampai 15 tahun. Rincian
jumlah siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun
ajaran 2014/2015 ada pada tabel 1.
Tabel 1
Rincian Jumlah Siswa Kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016
Kelas Jumlah
VIII A 26
VIII B 27
[image:51.592.101.513.263.706.2]C. Instrumen Penelitian
1. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012). Item-item kuesioner ini
disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek Kemandirian Mengambil
Keputusan Studi Lanjut yang dikemukakan Steinberg (2002). Kuesioner
terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian pertama memuat tujuan
kuesioner dan petunjuk kuesioner. Bagian kedua memuat
pernyataan-pernyataan tentang Kemandirian Mengambil Keputusan
Studi Lanjut siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Kuesioner yang digunakan dalam
penelitian menggunakan empat opsi atau alternatif jawaban yaitu “Sangat Sesuai” (SS), “Sesuai” (S), “Kurang Sesuai” (KS) dan “Tidak Sesuai”
(TS).
2. Kisi-kisi Item Uji Coba
Kisi-kisi item berdasarkan aspek-aspek tingkat kemandirian siswa dalam
mengambil keputusan studi lanjut, yang digunakan sebagai angket uji
Tabel 2
Kisi-Kisi Kuesioner Uji Coba Deskripsi Tingkat Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut
Aspek Indikator Item
Favorable Item Unfavorable Memiliki kemampuan mengambil keputusan.
(changes in decision making abilities).
Mempertimbangkan resiko di masa mendatang atas
keputusan yang diambil.
1, 8, 2 5, 9
Mampu memilih alternatif pemecahan masalah berdasarkan pertimbangan sendiri dan orang lain.
3, 6, 7 4, 10
Bersandar pada kemampuan diri sendiri.
16, 12, 17 13, 21
Bertanggung jawab akan konsekuensi dari keputusan yang diambilnya
26, 27, 23 29, 31
Memiliki kekuatan terhadap pengaruh dari orang lain. (changes in conformity and susceptibility to influence).
Tidak mudah terpengaruh tekanan teman sebaya dan orangtua dalam mengambil keputusan.
14, 24, 25 15, 20
Tidak mudah terpengaruh dengan situasi sosial yang ada di sekitarnya.
11, 18, 22 19, 28
Memiliki
kepercayaan diri dalam mengambil keputusan. (self reliance in decision making).
Berani mengemukakan ide atau gagasan
30, 36, 39 32, 37
Berani menentukan pilihan berdasarkan ide atau gagasan yang dimilikinya
34, 33, 35 38, 40
Yakin terhadap potensi yang dimiliki.
46, 45, 42 41, 48
Mampu mengatasi sendiri masalah yang dihadapi tanpa bergantung dengan orang lain.
43, 44, 49 47, 50
3. Pemberian Skor
Pemberian skor untuk setiap alternatif jawaban untuk masing-masing
item pernyataan adalah sebagai berikut:
a. Untuk pernyataan yang bersifat favorable (pernyataan positif),
alternatif jawaban SS (Sangat Sesuai) diberi skor 4, alternatif
jawaban S (Sesuai) diberi skor 3, alternatif jawaban KS (Kurang
Sesuai) diberi skor 2 dan alternatif jawaban TS (Tidak Sesuai) diberi
skor 1.
b. Untuk masing-masing pernyataan unfavorable (pernyataan negatif),
alternatif jawaban SS (Sangat Sesuai) diberi skor 1, alternatif
jawaban S (Sesuai) diberi skor 2, alternatif jawaban KS (Kurang
Sesuai) diberi skor 3 dan alternatif jawaban TS (Tidak Sesuai) diberi
skor 4.
4. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti kemampuan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur atau sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
(Azwar, 2007). Validitas yang diperiksa dalam penelitian ini adalah
validitas isi (content validity). Validitas isi merupakan validitas yang
mengukur elevasi item kuesioner dengan indikator keperilakuan dan
Validitas isi dan uji keterbacaan dilakukan melalui expert judgment,
yaitu penilaian oleh ahli. Expert judgment dalam penelitian ini diperoleh
dari Guru BK di SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta yaitu
bapak Bambang, S.Pd., disini Guru BK memberikan penilaian mengenai
isi dan struktur kalimat yang sesuai dengan kaidah ejaan yang
disempurnakan (EYD).
Formula yang digunakan dalam analisis konsistensi internal butir item
adalah sebagai berikut:
} ) ( { } ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 ny y n nx x n y x xy n xy
r
Keterangan :
xy
r
= Koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalxy
= Jumlah perkalian antara skor item dengan skor totalx
= Jumlah skor itemy
= Jumlah skor totalSemua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.25
dianggap memuaskan yang artinya item tersebut dapat dipahami dengan
baik oleh subyek penelitian. Jika kurang dari 0.25 item diinterpretasikan
sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah yang artinya item
tersebut tidak bisa dipahami dengan baik oleh subyek penelitian
(Azwar:2007).
Pada penelitian ini, jumlah responden sebanyak 30 siswa. Pada
penelitian ini, item dinyatakan valid jika koefisien korelasi > 0,25.
Sedangkan, jika koefisien korelasinya < 0,25, maka item yang
bersangkutan tidak valid. Berdasarkan perhitungan statistik yang telah
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan komputer melalui program
SPSS (Statistical Program for Social Science) versi 16.0, diperoleh 43
item yang memiliki korelasi 0.25 dan 7 item yang memiliki korelasi
0.25. Hasil penghitungan koefisien korelasi item instrument penelitian
Tabel 3
Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Item Instrument Penelitian
Aspek Indikator No Item Valid Tidak
Valid
Memiliki kemampuan mengambil keputusan.
(changes in decision making abilities).
Mempertimbangkan resiko di masa mendatang atas keputusan yang diambil.
1, 8, 2, 5, 9 1, 2, 5, 9 8
Mampu memilih alternatif pemecahan masalah berdasarkan pertimbangan sendiri dan oran