• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil dan Diskusi 1 Hasil Penelitian

Dalam dokumen SENARI 2014 Seminar Nasional Riset Inovatif (Halaman 136-139)

GURU FISIKA

3. Hasil dan Diskusi 1 Hasil Penelitian

Analisisdatadidasarkankepada nilai rata-rata (mean) pada setiap indikator yang dipilih oleh subjek penelitian, yaitu 124 siswa akselerasi.

Sehingga didapatkan gambaran deskriptif dari gaya belajar anak siswapada sampel penelitian. Proses pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007dan SPSS 16.0 for Windows. Berikut deskripsi nilai gaya belajar yang didapatkan.

Tabel 2: Deskripsi Nilai Rata-Rata Gaya Belajar Siswa Akselerasi

DIMENSI LINGKUNGAN

indikator Sub-indikator mean SD

Suara Sunyi 26.79 14.21

Perlu suara 13.01 11.63 Pencahay

aan

Terang 30.25 8.46

Redup 8.46 8.90

Temperatu r/suhu

Hangat 17.81 13.60

Sejuk 28.95 6.25

Wilayah belajar

Formal 19.72 11.77 Informal 23.94 11.41

DIMENSI SIKAP

Motivasi Internal 37.08 5.41 External 2.98 6.94 Kegigihan

Tinggi 30.30 12.12 Fluktuatif 24.63 8.94

Rendah 8.88 9.35

Kepatuhan

Mematuhi 32.14 7.77 Tidak

mematuhi 22.26 10.01 Tanggung

jawab

Tinggi 36.86 6.49

Rendah 7.47 8.85

Bimbingan

Diarahkan

orang lain 37.96 8.63 Diarahkan diri

sendiri 19.43 13.16

Variasi

Membutuhkan

rutinitas 27.68 11.68 Berorientasi

pada perubahan

29.12 11.24 DIMENSI PENGELOMPOKKAN SOSIAL

Bekerja (working)

Sendiri (alone) 16.85 11.87 Berpasangan

(in a pair) 31.10 13.72 Tim (in a

team) 28.93 15.42

Bersama teman sebaya (with peers)

30.65 9.90 Otoritas Tanpa

pengawalan 15.02 13.19

Guru 27.41 13.53

Orangtua 29.50 9.14 DIMENSI MODALITAS INDERAWI

Auditory

Mendengarka

n (listening) 33.85 9.23 Diskusi

(auditory- external)

27.70 8.25 Self-talk

(auditory- internal)

33.96 11.15

Visual

Membaca

(visual-words) 26.54 8.18 Observasi

(visual- external)

34.85 6.70 Membuat

visualisasi (visual- internal)

26.55 7.16

Taktil

Memegang, menyentuh (handling/touc hing)

34.29 8.04

Kinestetik

Kinestetik

eksternal 34.27 10.62 Kinestetik

internal 38.99 4.87 DIMENSI KEBUTUHAN FISIK

Asupan (intake)

Diperlukan

(needed) 23.87 13.46

Tidak 72.54 42.34

diperlukan (notneeded)

Waktu (time of day)

Awal pagi (early morning)

31.12 10.08 Akhir

pagi(Late morning)

22.44 9.48 Sore hari

(afternoon) 11.43 11.79 Malam hari

(evening) 16.61 12.53 Mobilitas

Butuh

bergerak 23.97 13.27 Statis

(stationary) 18.94 14.47 DIMENSI DOMINASI OTAK

Proses informasi

Simultan

(Holistic) 28.22 7.52 Sekuensial

(analytic) 24.03 8.68 Gaya

berpikir

Impulsif 19.81 11.72 Reflektif 30.68 10.06

3.2 Pembahasan

Hasil penelitian yang diperoleh lebih cenderung untuk menggambarkan tentang preferensi gaya belajar siswa akselerasi pada sampel penelitian. Pada Tabel 2 diperoleh ringkasan gambaran tentang preferensi dominan gaya belajar. Hasil tersebut merupakan rata-rata tertinggi yang diperoleh yang diperbandingkan antar sub indikator.

Pada dimensi dominasi penggunaan otak kanan atau kiri, terlihat bahwa rata-rata nilai pemrosesan informasi dengan cara simultan (holistik) lebih dominan dengan nilai rata-rata 28,22. Sedangkan gaya berpikir dengan mereflektifkan juga lebih dominan dengan nilai rata-rata sebesar 30,68. Ciri khas penggunaan hal tersebut mengindikasikan bahwa preferensi dalam menggunaan otak kanan lebih dominan dalam menentukan gaya belajar. Ciri penggunaan otak kanan yaitu cenderung bekerja dalam memproses informasi menggunakan cara simultan (holistik) dan gaya berpikir reflektif (Prashnig, 2007).

Kemudian untuk modalitas inderawi, dilihat dari indikator auditory, bahwa preferensi untukauditory-internal (gaya belajar dengan cara self-talkatau dialog batin) mendominasi dengan nilai rata-rata 33,96. Tetapi juga nilai yang dihasilkan pada sub indikator gaya belajar dengan cara mendengarkan/listening (seperti ceramah dan instruksi oral) dari penelitian ini tidak berbeda jauh dengan sub indikator auditory-internal,yaitu sebesar 33,85.

Sehingga kedua cara belajar tersebut jika ditinjau dari indikatorauditory bisa dikatakan saling mendominasi. Pada indikator visual, gaya belajar melalui visual-external (cara mengingat dan mengerti paling baik dengan bantuan stimulasi visual, dan menyukai

gambar, mind maps, atau diagram) menjadi preferensi dominan dengan nilai rata-rata 34,85. Preferensi siswa gifted pada indikator taktil, yaitu kecenderungan gaya belajar yang memiliki kebutuhan kuat untuk menggunakan tangan ketika berkonsentrasi atau mendengarkan, dengan cara memegang dan menyentuh sesuatu dengan jarinya, memperoleh rata-rata nilai 34,27. Dilihat dari segi kinestetik, nilai rata-rata gaya belajar kinestetik internal (suka mengandalkan perasaan/intuisi mereka, cara memngingat paling baik ketika infromasi ‘terasa’ benar) lebih tinggi daripadakinestetik ektrenal (cenderung memecahkan masalah dengan

‘melakukan’), yaitu dengan nilai rata-rata 38,99.

Dilihat dari dimensi kebutuhan fisik, gaya belajar dengan tidak memerlukan asupan (notneeded intake) mendominasi dengan nilai rata-rata 72,54 pada indikator asupan (intake).

Artinya siswa pada penelitian ini cenderung tidak membutuhkan makan, minum, mengunyah atau menggigit ketika belajar/berdiskusi. Dilihat dari waktu belajar, awal pagi hari (early morning) menjadi pilihan dominan dalam belajar, yaitu dengan 31,12.

Subjek dalam penelitian ini pula didominasi oleh mereka yang memiliki kebutuhan untuk bergerak (mobilitas) lebih tinggi ketika belajar dibanding yang hanya diam, dengan nilai 23,97.

Adapun untuk kondisi lingkungan, kondisi lingkungan dengan suara sunyi cenderung lebih dominan dipilih oleh subjek pada penelitian ini, dengan nilai rata-rata 26,79.

Pencahayaan terang (30,25), temperatur suhu sejuk (28,95), dan dengan seting wilayah belajar (study area) yang tidak fromal (23,94).

Setelah empat dimensi gaya belajar yang ditentukan secara biologis atau genetik, selanjutnya adalah dua dimensi gaya belajar yang dikondisikan atau dipelajari. Mencakup dimensi pengelompokkan sosial dan sikap.

Pada dimensi pengelompokkan sosial, preferensi siswa akselerasiuntuk bekerja berpasangan (in a pair) lebih dominan dengan nilai rata-rata 31,10. Selain itu, figur orangtua sebagai otoritas dalam belajar mereka cukup mendominasi, dengan nilai rata-rata 29,50.

Keberadaan otoritas orang tua ini menjadikan mereka cenderung rela melakukan apa yang diminta orangtua, menerima otoritas orangtua tanpa mempertanyakan, dan merasa yakin dengan keluarga.

Adapun untuk dimensi sikap, subjek dalam penelitian ini didominasi oleh mereka yang memiliki motivasi internal (37,08), memiliki kegigihan yang tinggi (30,30), memiliki kepatuhan terhadap aturan-aturan (32,14),

memiliki tanggungjawab tinggi (36,86), perlu diarahkan oleh orang lain (37,96), dan cenderung memiliki variasi yang berorientasi pada perubahan seperti bosan dengan rutinitas dan pengulangan (29,12).

3.3 Diskusi

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa aspek gaya belajar yang mendominasi pada subjek penelitian. Dimensi awal yang menarik untuk dibahas adalah tentang dominasi otak (penggunaan otak kanan/otak kiri). Prashnig (2007) yang mengacu kepada hasil penelitian dari Dunn dan Dunn mengemukakan bahwa terdapat kecenderungan-kecenderungan tertentu terkait dominasi otak tersebut. Di dalam bukunya ia menuliskan:

1. Tipe orang yang memproses dengan otak- kiri lebih menyukai lingkungan belajardan bekerja yang: sunyi, pencahayaan yang terang, dan dirancang secara formal.

Mereka tidak memerlukan makanan camilan, dan bisa belajar atau bekerja dengan kondisi terbaik saat sendiri atau dengan kehadiran figur yang berwenang.

2. Sedangkan tipe orang yang memproses dengan otak-kanan lebih menyukai

“pengalihan”: kebisingan atau musik, pencahayaan yang redup, rancangan informal, makanan camilan, mobilitas dan interaksi dengan rekan lain di tempat kerja atau selama belajar atau ketika sedang berkonsentrasi.

Mengacu kepada hasil penelitian dan pembahasan, bahwa preferensi dominan reponden dalam penelitian ini cenderung memproses informasi menggunakan cara simultan/holistik (nilai rata-rata 28,22) dan gaya berpikir reflektif (nilai rata-rata 30,68).

Gaya penggunaan seperti itu cenderung mengarah kepada dominasi penggunaan otak- kanan (Prashnig, 2007). Menarik untuk dicermati dan membandingkan kembali terhadap tipe orang yang memproses dengan otak-kanan yang dikemukakan oleh Dunn dan Dunn dengan hasil penelitian.

Jika dicermati, terdapat beberapa pertentangan yang timbul. Pertentangan tersebut muncul pada hasil penelitian, preferensi dominasi subjek penelitian terhadap: tidak dibutuhkannya asupan (intake) seperti makanan, diperlukan suasana lingkungan yang sunyi, dan pencahayaan yang terang. Sedangkan persamaannya terletak pada kebutuhan fisik yaitu memerlukan mobilitas dan seting wilayah kerja informal. Ketidaksamaan pada tipe dominasi otak kanan tentunya memunculkan kesamaan pada dominasi otak kiri.

Sebuah penelitian Turki (2014) menyebutkan tentang preferensi gaya belajar siswa gifted secara berturut-turut, yaitu visual/non-verbal style, kinestetik, visual/verbal, dan gaya belajar auditory. Dengan rata-rata gaya belajar visual/non-verbal 60,28 dari 180 responden.

Gaya belajar tersebut didasarkan pada teori Dunn dan Dunn (2002). Tipe pembelajar visual/non-verbal menyandarkan pada pandangan/gambar pertama untuk memperoleh data. Adapun pandangan/gambar yang dilihantnya tersebut berupa informasi tertulis dan gambar-gambar. Pembelajar tipe ini perlu melihat untuk mengetahui suatu informasi, mengingat apa yang dilihatnya atau yang ditulisnya, mengingat peta, gambar, dan grafis.

Penelitian tersebut cukup menguatkan hasil penelitian ini, yang mana terdapat kesamaan dalam hal tersebut. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa preferensi dominan pada indikator visual adalah observasi (visual- external). Dimana gaya belajar seperti ini memiliki karakteristik: dalam mengingat dan mengerti paling baik melalui melihat, membutuhkan stimulasi visual, warna meningkatkan ingatan mereka, dan menyukai gambar, mind maps, diagram.

Perbedaan-perbedaan tersebut tentunya disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi penelitian. Juga kecenderungan gaya belajar individu sebagai sesuatu yang khas turut menguatkan adanya perbedaan-perbedaan tersebut. Hasil penelitian ini menggunakan penggunaan gambaran umum dari sekelompok subjek penelitian. Adapun jika dipergunakan dalam seting profesional, maka gambaran gaya belajar peroranganlah yang harus dilakukan.

3.4. Rekomendasi

Penelitian ini masih menggunakan alat ukur hasil translasi. Pada penelitian selanjutnya, pengembangan adaptasi Learning Style Analysis (LSA) diperlukan untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut dan menghindari bias budaya. Hasil dari penelitian ini bersifat gambaran umum, sehingga tidak bisa digeneralisasi terhadap setiap individu.

Karena masing-masing individu memiliki karakteristik gaya belajar yang khas. Tetapi setidaknya penelitian ini memberikan gambaran kepada para guru tentang gaya belajar anak akselerasi. Sehingga dapat menyesuaikan dengan cara mengajar.

4. Simpulan

Gambaran umum rata-rata preferensi dominan gaya belajar siswa akselerasi adalah sebagai berikut:

1. Dominasi penggunaan otak yaitu penggunaan otak kanan, yang cenderung melakukan pemrosesan informasi dengan cara simultan (holistic) dan gaya berpikir reflektif.

2. Penggunaan modalitas inderawi dengan gaya auditori mendengarkan (listening), gaya visual observasi (visual-external), memegang atau menyentuh, dan kinestetik internal.

3. Kebutuhan fisik, dengan gaya belajar tidak memerlukan asupan makanan dan lain- lain, waku belajar optimal di awal pagi (early morning), dan mobilitas yang dibutuhkan yaitu memerlukan pergerakan.

4. Lingkungan yang mendukung adalah lingkungan yang sunyi, terang, suhu sejuk, dan wilayah kerja tidak formal.

5. Pengelompokkan sosial lebih cenderung untuk bekerja berpasangan (in pair) dan orang tua menjadi otoritas.

6. Pada dimensi sikap, motivasi yang muncul dari dalam (internal), memiliki kegigihan tinggi, patuh terhadap aturan, memiliki tanggungjawab tinggi, dan masih perlu mendapat bimbingan dari orang lain.

Dalam dokumen SENARI 2014 Seminar Nasional Riset Inovatif (Halaman 136-139)