• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - SIAKAD STIKes DHB - STIKes Dharma Husada Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I - SIAKAD STIKes DHB - STIKes Dharma Husada Bandung"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 STIKes Dharma Husada Bandung

A. Latar Belakang

Kecalakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan raya tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan kerugian harta benda. (UU Nomer 22, 2009) Kecelakaan lalu lintas sekarang menjadi penyebab utama kematian bagi anak-anak dan dewasa muda berusia 5-29 tahun. Ini adalah penyebab kematian nomor delapan untuk semua kelompok umur yang melampaui HIV / AIDS, TBC dan penyakit diare di dunia. (WHO, 2018)

Jumlah kematian lalu lintas terus meningkat di dunia mencapai 1,35 juta pada tahun 2016. Antara tahun 2013 dan 2016, tidak ada pengurangan dalam jumlah kematian lalu lintas jalan yang diamati di negara berpenghasilan rendah mana pun, sementara beberapa pengurangan diamati di 48 negara berpenghasilan menengah dan tinggi. (WHO, 2018)

Pada 2017 Angka kejadian Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia mencapai 39.827 atau 2,37% dari total kematian. Survei yang dilakukan di 182 negara, Indonesia menempati urutan kelima dalam peringkat dengan korban tewas terbanyak akibat kecelakaan lalu lintas. Korps lalu lintas Mabes Polri mencatat pada 2013, terjadi 101.037 kecelakaan lalu lintas. Ini berarti, setiap jam terjadi 12 kasus kecelakaan lalu lintas. (Akhiru & ifa Febriantika, 2018) Jumlah

(2)

STIKes Dharma Husada Bandung

Kecelakaan lalu lintas Jawa Barat selama 2019 mengalami peningkatan 4,64 persen dibandingkan pada 2018. Tahun 2019 tercatat 6.897 kejadian. Sementara itu, jumlah korban luka berat tahun 2019 sebanyak 856 orang, luka ringan 7.239 orang. Pada tahun 2018, korban luka berat 1.010 orang, luka ringan 7.001 orang.

Jumlah kejiadian kecelakaan lalu lintas di kota Bandung menurut laporan polrestabes Bandung pada tahun 2019 yaitu 576 kejadian kecelakaan diantaranya 159 meninggal dunia, 14 luka berat, 577 luka ringan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khouirul Anwar dan Fadhilah, M.Psi yang berjudul Kampanye Pentingnya Mengetahui Pengetahuan dasar Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Lalu Lintas. Dalam penelitian ini diharapkan masyarakat lebih sadar betapa pentingnya pertolongan pertama pada kecelakaan, sehingga dapat memperkecil kesalahan pada penaganan korban yang justru akan memperburuk kondisinya. Tidak ada seorang pun yang dapat memperkirakan kapan kecelakaan atau serangan sakit mendadak akan terjadi.

Dalam seperti itu, diperlukan seseorang yang tanggap akan situasi gawat darurat.

Melakukan pertolongan pertama penting dilakukan sebelum bala bantuan medis datang. Dengan peralatan minimal pertolongan pertama bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Maka dari itu sangat penting untuk mengetahui dan mempelajari penanganan darurat untuk pertolongan pertama, terutama untuk kecelakaan lalu lintas. (Khoirul Anwar, 2014)

Pertolongan pertama adalah bantuan awal atau perawatan yang diberikan kepada seseorang yang terluka atau tiba-tiba jatuh sakit. Pertolongan pertama mengacu pada tindakan yang diambil sebagai respons terhadap seseorang yang

(3)

STIKes Dharma Husada Bandung

terluka atau tiba-tiba jatuh sakit. Orang pertama adalah orang yang mengambil tindakan sambil menjaga agar semua orang yang terlibat tetap aman dan tidak menyebabkan bahaya lebih lanjut saat melakukannya.(Physicians, A. C. 2014)

Sebagai edukator, perawat bertindak membantu klien dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan, gejala penyakit, dan tindakan yang kemungkinan diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku pada klien setelah mendapat pengetahuan. (Emmelia Ratnawati, 2011). Pendidikan kesehatan merupakan proses untuk perubahan perilaku dinamis. Dapat diartikan juga sebagai upaya pembelajaran masyarakat agar bersedia melakukan tindakan guna meningkatkan dan memelihara kesehatannya. Perilaku tersebut terjadi karena adanya kesadaran diri dalam individu, kelompok, maupun masyarakat itu sendiri. (Emmelia Ratnawati, 2011)

Masyarakat yang wajib memperoleh informasi mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan adalah masyarakat yang bekerja menjadi sopir/pengemudi yang banyak menghabiskan waktunya di jalan seperti pengemudi angkutan umum, pengemudi bus kota dan pengemudi ojek online.

Pengemudi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring yaitu orang yang (pekerjaanya) mengemudikan (perahu, mobil, pesawat terbang, dan sebagainya).

Pengemudi mungkin menjadi orang yang pertama sampai ditempat kecelakaan dan pengemudi juga bisa jadi menjadi korban atau pelaku dalam kecelakaan lalu lintas, dengan itu maka pengemudi harus menguasai atau mengetahui apa saja pertolongan pertama yang harus dilakukan ketika melihat ataupun ketika menjadi korban dalam kecelakaan lalu lintas. Pada bulan April 2020 penulis

(4)

STIKes Dharma Husada Bandung

melakukan wawancara singkat dengan salah satu pengemudi ojek online di kota Bandung, pengemudi ojek online menjelaskan bahwa waktu mereka bekerja itu dari pukul 6 pagi sampai pukul 11 malam, dapat dikatakan waktu yang dihabiskan pengemudi ojek online banyak di lakukan di jalan, dari mulai bertransaksi sampai mendapatkan penumpang, tak jarang ketika pengemudi ojek online sedang melakukan pekerjaannya terjadi kecelakaan lalu lintas, namun

pengemudi ini memilih untuk tidak melakukan pertolongan pertama karena merasa takut dan tidak tahu cara melakukan pertolongan pertama pada korban kecelakaan.

Sehingga dari penguraian latar belakang memperlihatkan bagaimana pentingnya melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) korban kecelakaan lalu lintas. Pengemudi seharusnya sudah memiliki keterampilan P3K untuk dapat memberikan pertolongan pada pasien di tempat kejadian sampai petugas medis datang.

Dalam beberapa penelitian pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan memiliki perubahan yang signifikan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Najihah dan Rahmawati Ramli pada tahun 2019 yang berjudul Pendidikan Kesehatan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Meningkatkan Pengetahuan Anggota PMR tentang Penanganan Fraktur. Hasil dari penelitian ini menujukan adanya perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan P3K, dimana pengetahuan anggota PMR kategori baik mengalami peningkatan dari 63,6% menjadi 95,5%. Hasil ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan Senay Karadag Arli, PhD dan Zubeyde Yildirim,

(5)

STIKes Dharma Husada Bandung

MScN, RN pada tahun 2017 yang berjudul The Effects of Basic First Aid Education on Teachers’ Knowledge Level: A Pilot Study.Ditemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest dari kelompok eksperimen. Hasil ini menunjukkan bahwa pendidikan pertolongan pertama yang diberikan kepada kelompok eksperimen efektif.

Hingga saat ini penulis belum mendapat data yang memberikan gambaran tingkat pengetahuan keterampilan P3K dari pengemudi yang sebagian besar waktunya berada di jalan. Maka dari itu, penulis tertarik untuk membuat sebuah literature review mengenai pengaruh pemberian pendidikan kesehatan P3K terhadap pengetahuan pengemudi dalam menolong kecelakaan lalu lintas.

Literature review ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

pengetahuan umum pengemudi mengenai P3K dan memberikan gambaran apakah terdapat pengaruh setelah diberikan pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan nya, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pemberian pelatihan P3K di masa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan yaitu “Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang P3K Terhadap Pengetahuan Pengemudi dalam Menolong Kecelakaan Lalu Lintas”

(6)

STIKes Dharma Husada Bandung

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melalui literature review penulis dapat mengetahui mengenai pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang P3K terhadap pengetahuan pengemudi dalam menolong kecelakaan lalu lintas.

2. Tujuan Khusus

a. Melalui literature review penulis dapat mengidentifikasi pengetahuan umum pengemudi mengenai P3K.

b. Melalui literature review penulis dapat mengidentifikasi pengetahuan pengemudi mengenai P3K sesudah diberikan pendidikan kesehatan c. Melalui literature review penulis dapat mengidentifikasi pengaruh

pemberian pendidikan kesehatan P3K terhadap pengetahuan pengemudi dalam menolong kecelakaan lalu lintas.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan kesehatan P3K terhadap pengetahuan pengemudi dalam menolong kecelakaan lalu lintas diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian mengenai pentingnya Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) di kalangan pengemudi itu sendiri sehingga dapat dimanfaatlan untuk perkembangan penelitian- peneliatan selanjutnya. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat

(7)

STIKes Dharma Husada Bandung

memberikan distribusi refersnsi dalam bidang keperawatan gawat darurat dan keperawatan komunitas

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dari berbagai sumber kepada masyarakat khususnya kepada pengemudi bus, angkutan umum dan ojek online sehingga dapat membantu pengemudi dalam meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai P3K pada korban kecelakaan lalu lintas.

b. Bagi Institusi

Manfaat penelitian ini bagi institusi pendidikan diharapkan bisa menjadi landasan untuk memberikan pelatihan P3K kepada pengemudi dan dapat bahan pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini menggunakan metode narative review dengan menganalisis variabel pengetahuan pengemudi tentang P3K pada korban kecelakaan lalu lintas.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul “Hubungan keaktifan berorganisasi dengan prestasi belajar mahasiswa pada mahasiswa

STIKes Dharma Husada Bandung Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini dengan judul “Angka kejadian Refraksi Myopia Pada Anak Usia Sekolah”

Ruang Lingkup Masalah Masalah pokok dalam karya tulis ini adalah mengenai potensi dari faktor eksternal penyebab astenopia pada mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung selama masa

Pola asuh orang tua berperan penting dalam proses sosialisasi di lingkungan dan sekolah untuk mempengaruhi perilaku anak, pelaku bullying biasanya adalah anak-anak dari orangtua yang

Menggambarkan faktor ekstrinsik Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar untuk Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Tiga Keperawatan Tingkat I dan II Tentang Metode Pembelajaran Daring

Selain dengan adanya peningkatan dan perkembangan dalam industri optik nasional, Indonesia sebagai negara di wilayah Asia Tenggara juga dihadapkan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA

Hasil yang didapatkan yaitu, dari survey dengan cara observasi dan wawancara dengan 3 orang keluarga yang memiliki penyakit TB paru pasien baru di wilayah kerja Puskemas Ibrahim Adjie

Mahasiswa Profesi Ners memiliki Capaian Kompetensi pembelajaran menurut koordinator profesi ners STIKes Dharma Husada Bandung adalah tercapainya kompetensi melalui proses pendidikan