Sangat penting bagi rumah sakit untuk memiliki program kerja yang mendukung peningkatan kualitas dan keselamatan pasien secara berkelanjutan. Direktur rumah sakit bertanggung jawab melaporkan pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada perwakilan pemilik sebagai berikut.
PENGELOLAAN KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN Standar PMKP 1
Rumah sakit mempunyai referensi terkini mengenai peningkatan mutu dan keselamatan pasien berdasarkan ilmu pengetahuan dan informasi terkini, serta perkembangan konsep peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Rumah sakit memiliki program pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk manajemen rumah sakit dan seluruh staf yang terlibat dalam pengumpulan, analisis, dan validasi data mutu.
PROSES PEMILIHAN, PENGUMPULAN, ANALISIS, DAN VALIDASI DATA INDIKATOR MUTU
Rumah Sakit memiliki peraturan pengelolaan data yang memuat poin 1 sampai dengan 3 tentang maksud dan tujuan. Rumah sakit menetapkan aturan untuk analisis insiden nyaris meninggal (KNC) dan insiden non-cedera (KTC).
PENCAPAIAN DAN MEMPERTAHANKAN PERBAIKAN Standar PMKP 11
Dalam menerapkan manajemen risiko, rumah sakit harus memperhatikan proses risiko yang mungkin terjadi pada pasien, antara lain: Rumah sakit mempunyai program manajemen risiko rumah sakit yang memuat poin 1 sampai dengan 6 dalam tujuannya.
Tujuan Pembelajaran
Di era pasar bebas dan prinsip demokrasi yang semakin progresif, peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi kebutuhan prioritas di rumah sakit. Oleh karena itu, direktur rumah sakit, bersama dengan layanan dan manajemen, memilih dan memprioritaskan metrik kualitas layanan klinis untuk evaluasi.
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Karena staf dan sumber daya terbatas, tidak semua proses rumah sakit dapat diukur dan ditingkatkan secara bersamaan. Pengukuran mutu prioritas dilakukan dengan menggunakan indikator mutu, dan harus dibuat profil indikator untuk setiap indikator mutu.
Bahan Belajar
Langkah langkah Kegiatan Pembelajaran
Uraian Materi
Penetapan Pelayanan dan Indikator Mutu Prioritas 1. Pengertian pelayanan dan indikator mutu prioritas
Teknik penetapan pelayanan dan indikator mutu prioritas
Apabila data tidak tersedia maka metode penentuan prioritas masalah yang sering digunakan adalah teknik non-scoring yaitu metode Delbeq atau metode Delphi. Namun cara ini juga mempunyai kelemahan yaitu hasil setiap permasalahan terlalu berdekatan sehingga sulit menentukan prioritas permasalahan.
Alur pemilihan indikator mutu prioritas
Metode ketiga merupakan gabungan antara metode sistematis dan pendapat para ahli, artinya pengembangan indikator didasarkan pada pendapat para ahli dan diperlukan konsensus untuk menentukan indikator (Campbell et al., 2003). Konsensus dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan mengadakan pertemuan pakar atau menggunakan survei pos.
Membuat penetapan pelayanan dan indikator mutu prioritas
- Pengisian tabel pemilihan pelayanan dan indikator mutu prioritas
- Pengisian format kamus/profil indikator
- Referensi
- Deskripsi Singkat
- Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian Manajemen Data
Penentuan pelayanan prioritas dan indikatornya, modul pelatihan RSF PMKP halaman 37 Contoh tabel pemilihan pelayanan prioritas. Indikator mutu wajib nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, yang dapat digunakan untuk analisis perbandingan antar rumah sakit di tingkat nasional. Indikator mutu digunakan untuk mengukur mutu pada prioritas pengukuran mutu rumah sakit, sumber data yang akurat dari unit dan menjadi indikator mutu unit;
Berkoordinasi dengan komite medis ketika mengevaluasi penerapan pedoman praktik klinis dan mengevaluasi kinerja dokter menggunakan indikator kualitas. Untuk itu Komite/Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) yang dibentuk di masing-masing rumah sakit mempunyai tugas memfasilitasi pemilihan indikator mutu prioritas di tingkat rumah sakit dan unit kerja. Apabila indikator mutu yang dipilih sudah konsisten tercapai selama satu tahun, maka tidak ada gunanya melakukan perbaikan, karena tidak ada lagi yang perlu ditingkatkan sehingga harus diganti dengan indikator mutu yang baru.
Melakukan latihan publikasi data dengan memberikan contoh hasil laporan pemantauan indikator yang telah divalidasi untuk dipublikasikan.
Pengertian Manajemen Data
- Statistik RS
- Pengertian dan Tujuan Manajemen Data
- Pengumpulan Data
- Pelaporan Data
- Publikasi Data
- Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 1. Analisa data indikator
Data periodik merupakan data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu peristiwa selama kurun waktu tertentu. Pimpinan rumah sakit harus memahami dan menguasai statistika karena banyak sekali data yang tersedia di rumah sakit baik input maupun outputnya yang dapat diolah dan dianalisis sehingga dapat diambil kesimpulan sesuai dengan kebutuhan pimpinan dalam mengambil keputusan. Setiap pengumpul data pasti sudah mendapatkan pelatihan tentang cara pengumpulan data yang benar sehingga memiliki kemampuan dalam mengumpulkan data yang akurat dan meminimalisir data yang bias.
Dan semua data yang akan dipublikasikan terutama kepada pihak eksternal rumah sakit harus divalidasi dan disetujui oleh pimpinan tertinggi rumah sakit. Validitas adalah tingkat keakuratan antara data yang terjadi pada objek yang diukur dengan data yang dapat dilaporkan oleh pengumpul data. Dengan demikian, data yang valid adalah data yang “tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh pengumpul data dengan data yang sebenarnya terjadi pada objek yang diukur.
Praktek validasi data dengan cara mencocokkan data yang terkumpul (Lembar Kerja) dengan catatan pada rekam medis pasien dilakukan di kelas.
Analisa Data Indikator 1. Pengertian Analisa Data
- Proses pengolahan data indikator mutu
- Pengertian validasi data indikator
- Alur validasi data indikator
- Pelaporan Hasil Validasi
- DESKRIPSI SINGKAT
- TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum
- Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 1. Metode PDSA
Yang dimaksud dengan validasi data pada materi ini adalah membandingkan hasil data yang dikumpulkan oleh pengumpul data (orang pertama) dengan hasil data yang dikumpulkan oleh validator (orang kedua). Pengumpulan data oleh penanggung jawab pendataan yang ditetapkan oleh masing-masing unit kerja dengan menggunakan formulir pendataan (Check Sheet), secara berkala sesuai kebutuhan (harian, mingguan, atau bulanan); Pemeriksaan data oleh penanggung jawab mutu menggunakan sumber data dan formulir pengumpulan data yang sama dengan penanggung jawab pengumpulan data.
Beri tanda centang (√) pada data yang diperiksa apabila data yang diperiksa oleh Petugas Mutu sama dengan data yang dikumpulkan oleh pengumpul data. Mulailah dengan mengumpulkan data dari penanggung jawab pendataan yang ditetapkan oleh masing-masing unit kerja dengan menggunakan formulir pendataan (Checksheet) secara berkala sesuai kebutuhan pada profil indikator (Harian, Mingguan atau Bulanan). Data tersebut kemudian diperiksa oleh penanggung jawab mutu dengan menggunakan sumber data dan formulir pengumpulan data yang sama dengan yang digunakan oleh penanggung jawab pengumpulan data;
Khususnya untuk perbaikan yang direncanakan, terutama pada area/wilayah prioritas pengumpulan data yang diidentifikasi oleh manajemen rumah sakit.
Pengertian Metode PDSA
Memberikan penjelasan tentang metode pembelajaran yaitu penyajian materi dilakukan sesuai dengan urutan mata pelajaran, pertanyaan dapat diajukan setiap kali moderator selesai menyampaikan materi setiap mata pelajaran. Menyampaikan materi berdasarkan topik menggunakan panduan power point di layar dan memberikan penjelasan tambahan yang diperlukan c. Mempraktikkan proses peningkatan mutu dengan PDSA, melakukan 8 (delapan) langkah PDSA sesuai permasalahan yang diperoleh dari hasil pendataan yang dilakukan di kelas.
Penggunaan alat berupa indikator hasil pendataan (kepatuhan kunjungan DPJP, kepatuhan identifikasi pasien, waktu pelaporan nilai kritis hasil laboratorium dan waktu tunggu pasien rawat jalan) laptop dan kertas.
Langkah Proses Peningkatan Mutu Dengan PDSA Siklus PDSA terdiri dari 4 langkah tahapan sebagai berikut
Upaya perbaikan dengan metode PDSA Modul Pelatihan PMKP RS Fatmawati Page 65 Artinya merencanakan TUJUAN (GOAL=OBJECTIVES) dan PROSES apa saja yang diperlukan untuk menentukan hasil yang sesuai dengan SPESIFIKASI tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi tujuan dan proses dengan mencari tahu apa yang salah kemudian mencari solusi atau ide untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Fase yang perlu dipertimbangkan meliputi: mengidentifikasi layanan, harapan dan kepuasan pelanggan untuk memberikan hasil yang sesuai spesifikasi.
Yakni mempelajari dan mengevaluasi data sebelum dan sesudah perubahan serta merefleksikan apa yang telah dipelajari. Kami cek kembali apa yang sudah kami lakukan, apakah sudah sesuai dengan standar yang ada atau masih ada kekurangannya. Verifikasi melibatkan dua hal: pemantauan dan evaluasi proses dan hasil terhadap tujuan dan spesifikasi.
Jika ternyata apa yang sudah kita lakukan masih kurang atau belum sempurna, Anda harus segera mengambil langkah untuk memperbaikinya.
Menentukan tema dan judul
Melacak hasil berarti melakukan standarisasi perubahan, seperti meninjau area yang dapat diterapkan, meninjau proses yang telah diperbaiki, memodifikasi standar, prosedur dan kebijakan yang ada, mengkomunikasikan dengan semua staf, pelanggan dan pemasok mengenai perubahan yang dilakukan jika diperlukan, pengembangan sistem yang sesuai. rencana. dengan jelas dan mendokumentasikan proyek tersebut. Upaya perbaikan dengan metode PDSA, Modul Pelatihan PMKP RS Fatmawati Halaman 67 Pada langkah ini perlu dilakukan pengisian data terkait topik dan dicatat juga alasan pemilihan topik berdasarkan aspek pelayanan, harapan pelanggan dan kesenangan.
Menetapkan target
Analisa kondisi yang ada
Analisa sebab akibat
Pelaksanaan perencanaan
Penilaian/Evaluasi
Standarisasi dan rencana berikut
Sosialisasi / desiminasi Yang dilakukan pada tahap ini adalah
Sistem Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
- Pengertian sistem pelaporan insiden keselamatan pasien
- Alur pelaporan insiden keselamatan pasien
- Penilaian probabilitas/frekuensi
- Contoh-contoh insiden
- Pengisian Format Laporan Insiden internal dan eksternal a. Laporan Insiden Keselamatan Pasien RS (Internal),
- Referensi
Pelaporan insiden merupakan proses pembuatan laporan tertulis mengenai segala kondisi tak terduga yang terjadi selama perawatan pasien. Dengan diterapkannya sistem pelaporan insiden diharapkan angka kejadian dapat dikurangi, selain itu juga dapat memperbaiki sistem untuk meningkatkan keselamatan pasien, dan pelaporan ini juga tidak bermaksud untuk menyalahkan (non-blame) rakyat. Sistem Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien, Modul Pelatihan PMKP RS Fatmawati Halaman 72 Rumah Sakit wajib mencatat dan melaporkan kejadian yang meliputi kejadian tidak terduga (KTD), kejadian nyaris celaka (KNC) dan insiden tugas. Pelaporan insiden dilakukan secara internal dan eksternal.
Level Merah setara dengan Level Kuning merupakan investigasi komprehensif dengan metode Root Cause Analysis (RCA) yang dilakukan oleh Komite/Kelompok Keselamatan Pasien dalam waktu maksimal 45 hari. Sistem Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Modul Pelatihan PMKP RS Fatmawati Page 77 ADR yang dapat dilaporkan antara lain. Pelaporan insiden eksternal terus disampaikan melalui e-reporting sesuai dengan pedoman pelaporan insiden kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien (Permenkes, 2017).
Setiap kejadian keselamatan pasien dilaporkan secara online kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan memasukkan data pada “Formulir Laporan Insiden Keselamatan Pasien Online”.
ANALISIS AKAR MASALAH
- Pengertian Analisis Akar Masalah (RCA)
- Langkah langkah Analisis Akar Masalah (RCA)
- Penyusunan Laporan RCA
Melaksanakan latihan root cause analysis dengan contoh kasus, dibagi menjadi 4 kelompok, setelah berdiskusi masing-masing kelompok akan mempresentasikan hasil analisisnya dengan batas waktu masing-masing kelompok 10 menit. Karena tidak semua kejadian tak terduga (KTD) dilakukan root cause analysis, maka perlu dilakukan evaluasi ulang terhadap setiap laporan kejadian yang diterima dengan menggunakan klasifikasi risiko. Root Cause Analysis (RCA), Modul Pelatihan PMKP RS Fatmawati Hal.85 e.Identifikasi masalah manajemen perawatan (insiden kritis).
Jika sudah menemukan akar masalahnya, sebaiknya lakukan pembuktian terbalik dengan menanyakan secara berulang-ulang, dimulai dari akar masalahnya. Tahap selanjutnya adalah menyusun rekomendasi sebagai upaya perbaikan untuk mencegah terulangnya penyebab atau akar masalah yang diketahui. Root Cause Analysis (RCA), Modul Pelatihan PMKP RS Fatmawati Page86 Karena tanpa persetujuan pimpinan maka rekomendasi tidak dapat dilaksanakan dan dilaksanakan.
Masukkan nama anggota tim yang ditunjuk sebagai Tim RCA yang akan membahas akar permasalahan dan memberikan rekomendasi perbaikan.
ANALISIS INFORMASI
TujuanPembelajaran
- Pengertian Manajemen Risiko
- Proses Manajemen Risiko
- Identifikasi Alternatif-Alternatif Pengendalian Risiko
- Penilaian Alternatif-Alternatif Pengendalian Risiko
- Rencana Persiapan Pengendalian
- Implementasi Perbaikan Program
- Daftar Risiko ( Risk Register )
- Langkah langkah FMEA
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan manajemen risiko dan membuat daftar risiko. Selain itu, manajemen risiko juga harus mampu mengantisipasi risiko-risiko yang mempunyai dampak negatif yang dapat membahayakan pencapaian tujuan organisasi (perlindungan nilai-nilai organisasi). Manajemen risiko harus tertanam dalam seluruh proses organisasi karena setiap proses organisasi menghadapi risiko yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan proses.
Prinsip ini menyatakan bahwa manajemen risiko harus dilakukan secara konsisten dan terintegrasi di seluruh organisasi. Manajemen Risiko, Modul Pelatihan PMKP RSUP Fatmawati Page98 Jika informasi terbaik tersedia, penerapan manajemen risiko mungkin tidak tepat sasaran. Manajemen Risiko, Modul Pelatihan PMKP RSUP Fatmawati Hal 106 menyusun rencana komunikasi, baik dengan kontributor internal maupun eksternal sejak tahap awal proses manajemen risiko.
Pemantauan dan penilaian risiko yang sedang berlangsung penting untuk memastikan bahwa rencana organisasi manajemen risiko rumah sakit tetap relevan.