• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS "

Copied!
121
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Kurangnya perhatian, sehingga anak berkebutuhan khusus sangat memerlukan perhatian dan kesabaran khusus dalam membimbing anak berkebutuhan khusus; Fasilitas yang diperlukan belum sepenuhnya tersedia untuk menunjang proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus.

Batasan Masalah

Masih terbatasnya jumlah guru yang mau mengajar anak inklusif, dan guru sekolah inklusif masih minim pengetahuan dan keterampilan mengajar.

Rumusan Masalah

Faktor pendukung dan penghambat peran guru dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif di PAUD Alam Mahira Kota Bengkulu. Strategi guru dalam memberikan pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus (SEN) di Paud Alam Mahira.

Tujuan Masalah

Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORI

Peran Guru

Sebagai inspirasi, guru hendaknya mampu memberikan inspirasi yang baik bagi kemajuan belajar siswa. Masalah belajar merupakan permasalahan utama siswa. Kita memerlukan informasi yang baik dan efektif dari guru, misinformasi adalah racun bagi siswa. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif siswa malas belajar dan menurunkan prestasinya di sekolah.

Setiap guru berperan sebagai motivator, karena tidak mustahil terjadi interaksi induktif antara siswa yang malas belajar, dan sebagainya. f) Pemrakarsa. Guru dan Siswa, hal. 44. dengan pemahaman siswa maka tidak akan terjadi kesalahpahaman antara guru dan siswa. Sebagai ketua kelas, guru dapat mengelola kelas dengan baik karena kelas merupakan tempat berkumpulnya seluruh siswa dan guru untuk mendapatkan materi pembelajaran dari guru.

Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 34

Sebagaimana halnya anak yang menjadi dambaan setiap keluarga merupakan anugerah dan ujian dari Allah Ta'ala bagi hamba-hamba-Nya. Pernyataan di atas memberikan makna bahwa anak yang memerlukan pendidikan khusus adalah anak yang bersifat tetap (individu yang mempunyai kelainan fisik penglihatan, pendengaran, intelektual, perkembangan jasmani dan motorik, emosi dan tingkah laku, individu berbakat, individu dengan disabilitas intelektual, individu yang mengalami kesulitan belajar, individu yang memerlukan pendidikan khusus). penyandang autisme dan individu dengan hambatan konsentrasi dan perhatian) atau bersifat sementara (kondisi sosio-emosional, ekonomi dan politik) selama masa sekolahnya memerlukan perlakuan pendidikan khusus dari guru, lembaga dan/atau sistem karena kelainannya, baik fisik, mental atau a kombinasi keduanya, atau mengkondisikan emosi, atau karena alasan situasi yang tidak menguntungkan.31. Difabel diartikan sebagai anak yang mengalami kelainan fisik dan/atau mental dan/atau gangguan perilaku.

Hallahan dan Kauffman mendefinisikan anak luar biasa sebagai anak yang memerlukan pendidikan khusus karena mereka mempunyai perbedaan yang sangat mencolok dengan anak-anak pada umumnya dalam satu atau lebih hal berikut: keterbelakangan mental, berbakat, ketidakmampuan belajar, gangguan emosi, cacat fisik, atau tidak dapat berbicara atau berbahasa. kelainan, gangguan pendengaran atau gangguan penglihatan. Istilah ini dipandang lebih luas cakupannya dibandingkan dengan istilah sebelumnya, karena tidak hanya anak berkebutuhan khusus atau anak cacat, atau anak cacat, tetapi juga anak yang mempunyai kelebihan (gifted) namun memerlukan layanan pendidikan khusus dapat dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus. Dengan kata lain, mereka adalah anak-anak berpotensi bermasalah yang apabila diberi bimbingan yang baik maka potensinya akan berkembang secara optimal.

Pendidikan Inklusi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana implementasi pendidikan inklusif pada lembaga pendidikan prasekolah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan konsep manajemen pendidikan inklusif pada PAUD, (2) mendeskripsikan implementasi manajemen pendidikan inklusif di PAUD Inklusi Saymara Kartasura, (3) mendeskripsikan implementasi manajemen pendidikan inklusi di PAUD Inklusi Saymara untuk menggambarkan. Kendala yang dihadapi dalam penerapan manajemen pendidikan inklusif di PAUD Inklusi Saymara antara lain (1) guru dan pegawai yang belum semuanya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai terkait manajemen inklusif, (2) sarana dan prasarana yang belum lengkap dan ideal, (3) orang tua bahwa tidak semua orang memahami konsep anak berkebutuhan khusus dan inklusi.

Pendidikan inklusif yang mencakup anak berkebutuhan khusus (SEN) di Paud Alam Mahira Kota Bengkulu terdiri dari anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara, disabilitas fisik, dan ADHD ringan. Hasil wawancara dengan kepala sekolah Paud Alam Mahira Kota Bengkulu menjelaskan sebagai berikut: Faktor pendukung pembelajaran anak berkebutuhan khusus (SEN) antara lain: a) Pihak sekolah masih berkomitmen terhadap pembelajaran anak berkebutuhan khusus (SEN) kebutuhan. (ABK); b) Menyelenggarakan pembelajaran bagi anak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif di PAUD Alam Mahira Kota Bengkulu adalah dengan memberikan pembelajaran dan pembelajaran khusus yang dilakukan oleh guru pendamping khusus, dengan sistem pembelajaran kunjungan rumah yang disesuaikan dengan kemampuan anak. orang tua dan khusus kepada anak, misalnya pertemuan seminggu 2, dan seterusnya.

Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Kerangka Berfikir

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah Paud Alam Mahira Kota Bengkulu yang terletak di Jalan Kinibalu 6 No 11 Kebun Tebeng Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu. Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) Mahira berdiri pada tanggal 1 Maret 2006 dan telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional A. Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) Mahira diawali dengan Bimbingan Belajar Membaca dan Sempoa yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan dan Dakwah Mahira Salimah yang dipimpin oleh Ibu Suprapti atau lebih dikenal dengan nama Ummi Atik.47.

Subjek dan Objek Penelitian

Sumber Data Penelitian

Empat orang informan merupakan guru TK di Sekolah Alam Mahira, dua orang merupakan tenaga administrasi, dan tiga orang informan berasal dari orang tua anak inklusif (ABK). Sedangkan anak inklusif yang menjadi sumber utama berjumlah 5 orang, terdiri dari 1 anak tunagrahita, 2 anak tunarungu, dan 2 anak tunarungu membaca. Pengumpulan data jenis ini diperoleh dari data pendukung guru, tokoh agama, tokoh, masyarakat, dan dilakukan dengan mencari bahan bacaan berupa majalah, buku, internet dan berbagai hasil penelitian terkait, serta dokumen yang relevan.

Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data pendukung yang dapat menambah informasi terkait penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi umum Taman Kanak-kanak Alam Mahira Kota Bengkulu. Dengan metode ini diharapkan juga dapat diperoleh data mengenai tanggapan guru mengenai peran guru Pendidikan Inklusif di Paud Alam Mahira Kota Bengkulu, serta untuk mengetahui bagaimana Pendidikan Inklusif di Paud Alam Mahira Kota Bengkulu. Menurut anda, sebagai guru berkebutuhan khusus, apakah ada kesulitan dalam mengajar anak inklusif di PAUD Alam Mahira Kota Bengkulu?

Contoh kesulitan yang dihadapi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak inklusif. Upaya apa yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan proses pembelajaran pada anak inklusif di PAUD Alam Mahira Kota Bengkulu. Apakah media dan sumber belajar anak inklusif disediakan oleh sekolah dengan baik?

Teknik Analisis Data

Masing-masing anak berkebutuhan khusus (ABK) mendapat perlakuan pembelajaran yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat dipahami bahwa strategi guru dalam memberikan pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus (SEN) di Paud Alam Mahira Bengkulu antara lain: jika strategi tersebut diperuntukkan bagi seluruh anak berkebutuhan khusus (SEN) ) Memang harus ada pembelajaran khusus, namun dari segi teknis sistem pembelajaran seperti biasa masih bercampur dengan anak normal, namun untuk keperluan komunikasi tetap dikembangkan. Tak lepas juga masih adanya anak-anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di Alam Mahira Kota Bengkulu; c) Pemerintah kota tetap mendukung pelaksanaan program dengan menyediakan dana operasional; d) Guru masih konsisten melaksanakan kegiatan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus (SEN); e) Tersedia media pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar mengajar, f) Terdapat komunikasi yang baik antara guru dan orang tua.

Pemberian pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus (SEN) tidak lepas dari masih adanya anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di Alam Mahira Kota Bengkulu,.. c) Pemerintah kota terus mendukung pelaksanaan program dengan menyediakan dana operasional, d) Guru tetap melaksanakan kegiatan secara konsisten. Faktor pendukung pembelajaran anak berkebutuhan khusus (SEN) antara lain: a) pihak sekolah tetap berkomitmen melaksanakan dan mendukung pembelajaran anak berkebutuhan khusus (SEN) karena program ini sangat membantu siswa dalam bersosialisasi dengan siswa lain dan pembelajarannya dapat meningkat hasil, b) terselenggaranya pembelajaran anak berkebutuhan khusus (SEN) juga berarti masih terdapatnya anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di Alam Mahira Kota Bengkulu, c) pemerintah kota terus mendukung pelaksanaan program dengan melakukan penyediaan dana operasional, d) guru yang masih konsisten melaksanakan kegiatan pembelajaran anak. Berkebutuhan Khusus (SEN), e) tersedia media pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar mengajar, f) terdapat komunikasi yang baik antara guru dan orang tua. Faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran di Alam Mahira Kota Bengkulu adalah: 1) masih ada sebagian orang tua yang kurang peduli terhadap pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus (SEN), khususnya anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang, 2) masih kurangnya media pembelajaran , 3) kurangnya guru pendamping khusus di sekolah ini, 4) pengetahuan guru tentang cara mendidik anak berkebutuhan khusus masih kurang, 5) kurang konsistennya guru pendamping dalam memberikan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus (KS ); 5) sebagian orang tua tidak konsisten dalam mendukung kegiatan pembelajaran anak berkebutuhan khusus (SEN).

Tabel 4.1  Informan Penelitian
Tabel 4.1 Informan Penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan Hasil Penelitian

Sayangnya, sejauh ini belum banyak sekolah yang menerapkan sistem inklusi dan bersedia menerima siswa berkebutuhan khusus dengan tangan terbuka. Bengkulu antara lain: Jika strateginya semua anak berkebutuhan khusus (ABK) mendapat pendidikan khusus, namun secara teknis sistem pembelajaran normal masih dicampur dengan anak normal, namun untuk kepentingan komunikasi tetap dikembangkan. Karena pada kenyataannya setiap orang dikaruniai Tuhan dengan kelebihan dan kekurangannya, hanya kekurangan anak berkebutuhan khusus saja yang lebih terlihat dibandingkan kelebihannya.

67 Nurlaela Bonso, Peran Guru dalam Pendidikan Inklusif Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Narasi Kita, (Sumber Artikel: . https://matakita.co diunggah dan dapat diakses di. 68Mulyasa. Menjadi Guru Profesional. (Bandung: Remaja) Rosdakarya, 2006), h.. a) Pihak sekolah tetap berkomitmen dalam melaksanakan dan mendukung pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus (SEN), karena program ini sangat membantu siswa dalam bersosialisasi dengan siswa lain dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Guru inklusi khusus diharapkan mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswa berkebutuhan khusus.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Institusi sekolah diharapkan mampu menyusun program pendidikan inklusif secara terencana dan melakukan sosialisasi pendidikan inklusif. Diharapkan guru dalam pelaksanaan program pendidikan komprehensif lebih mampu beradaptasi dengan kondisi siswa yang berbeda-beda baik dari segi kecerdasan, kognitif, afektif, dan psikomotoriknya, sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa dalam lingkup pendidikan komprehensif. kelas komprehensif. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan guru dalam melaksanakan program pendidikan inklusif di SMA Negeri 14 Bandar Lampung tahun ajaran 2015/2016.

Sikap Guru Terhadap Pendidikan Inklusif - Tren Internasional, (Jurnal Ilmiah JASSI_anakku Volume 19 Nomor 1, Sumber: https://ejournal.upi.edu Juni 2018) Meranti, Tanti. Pasal 31 UUD 1945 ayat 1, dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab IV, Pasal 5 Ayat

Gambar

Tabel 4.1  Informan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara kepada Adik vela mengatakan, “Ya kadang-kadang belajar membaca Al-Qur’an kalau orang tua menyuruh belajar membaca Al-Qur’an tapi terkadang saya tidak mau karena ketika sedang

Kemudian hal ini diperkuat oleh informan selaku orang tua ia mengatakan bahwa: “Supaya anak saya bisa belajar online dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tentunya saya harus

mendidik anak-anaknya, kematangan emosi-sosial anak dapat dikoreksi dengan memberikan latihan pendidikan karakter kepada anak-anak disekolah terutama sejak usia dini.45 Dari

Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang terkait dengan kurikulum pendidikan usia dini berbasis penggembangan anak sehingga penelitian ini berjudul Pengaruh

Dengan tercapainya tumbuh kembang optimal, maka diharapkan anak dapat hidup mandiri, mempunyai keterampilan pendukung yang bisa meningkatkan kualitas hidup anak di kemudian hari.60

Wawancara dengan informan yang bernama Bapak Ei mengatakan bahwa: “penyebab kurangnya masyarakat melaksanakan ibadah shalat di masjid bagi saya yaitu karena suatu pekerjaan karena

Mengatur dan merancang kejelian anak untuk mengatur dan merancang, juga dapat di asah dengan mengajaknya dalam kegiatan mengatur ruang di rumah, seperti ikut menata kamar tidurnya,

Jika masih tidak ada perubahan maka anak terebut akan dikembalikan kepada orang tuanya.”39 Wawancara Dengan Ibu Zuraida Wali Kelas VIIID, Mengatakan Bahwa: “ Adapun upaya yang