• Tidak ada hasil yang ditemukan

skripsi - IAIN Repository - IAIN Metro Lampung

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "skripsi - IAIN Repository - IAIN Metro Lampung"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan asas Interpartes dan Erge Omnes dalam penyelesaian perkara wasiat di Pengadilan Agama. Meskipun dalam pelaksanaannya diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran kepada masyarakat luas mengenai penerapan asas Interpartes dan Erge Omnes dalam mengadili perkara suksesi di Pengadilan Agama. Lembaga peradilan yang dimaksud adalah Peradilan Umum dan Peradilan Agama yang masing-masing mempunyai kewenangan yang diberikan oleh undang-undang.

Sedangkan kewenangan peradilan agama berdasarkan UU No. 7 tahun 1989 juncto UU No. 3 tahun 2006, yang kemudian direvisi dalam UU No. 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama. Meskipun kewenangan peradilan agama dipertegas dengan amandemen UU No. 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama. Dalam hal ini, pengadilan agama memiliki kewenangan mutlak dalam memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara yang ditanganinya.

Lembaga peradilan yang dimaksud adalah Peradilan Umum dan Peradilan Agama yang masing-masing mempunyai kewenangan yang diberikan oleh undang-undang. Berlakunya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama secara jelas menyebutkan dalam Pasal 49 bahwa penyelesaian perkara sengketa waris antara umat Islam merupakan kewenangan mutlak Pengadilan Agama dan juga berarti penghapusan pilihan hukum bagi umat Islam yang bersengketa warisan mereka. 15 Arya Commanderu, Penyelesaian Sengketa Harta Waris Melalui Mediasi Oleh Hakim Kelas 1 A Pengadilan Agama Padang, (Skripsi Fakultas Hukum Universitas Andalas, 2015).

Berdasarkan keterangan di atas, dapat dipahami bahwa peradilan agama memiliki asas hukum acara perdata yang berbeda-beda. Prinsip ini diatur dalam Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 3, ayat

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Metode Penelitian

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

LANDASAN TEORI

Pengertian Sengketa

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa perselisihan adalah sesuatu yang disebabkan oleh penolakan terhadap sesuatu yang mengakibatkan tidak terpenuhinya hak dan kewajiban. 21 Dewa Gede Sudika Mangku, Kajian umum penyelesaian sengketa internasional yang tergabung dalam Badan Asean, (Singaraja: Perspektif, Vol. XVII, No h.

Lingkup Sengketa

Kompetensi Pengadilan Agama

Pengadilan Agama mempunyai tugas dan wewenang untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara tingkat pertama antara orang-orang yang beriman dalam Islam di bidang: Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa Pengadilan Agama memiliki kewenangan yang sangat penting. , seperti keterampilan dalam melakukan tugas, mengelola tugas, menanggapi dan keterampilan dalam menangani tanggung jawab dan persyaratan lingkungan.

Asas Hukum Acara Perdata Pengadilan Agama

37 Pacta Sunt Servanda (agregat harus dijaga) adalah asas hukum yang menyatakan bahwa “setiap perjanjian menjadi mengikat secara hukum para pihak yang membuat perjanjian. Asas hukum acara ini ada yang menyangkut semua bidang hukum dan ada yang hanya menyangkut bidang hukum tertentu saja. hukum.

Sengketa Waris

  • Asas Hukum Sengketa Waris
  • Ketentuan Waris
  • Terhalangnya Waris

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Karena Islam menganjurkan ketaatan kepada ulil amri atau orang yang memiliki kekuasaan dan ketaatan kepada para ulama. Jelas dari uraian di atas bahwa orang yang membunuh keluarganya tidak berhak mendapat warisan dari orang yang dibunuh itu.

Orang yang keluar Islam tidak mewarisi keluarga yang masih memeluk Islam, begitu juga sebaliknya tidak mewarisi orang yang masih Islam. Orang yang tidak memeluk Islam (kafir) tidak berhak mewarisi keluarga yang memeluk Islam. Berdasarkan penjelasan di atas, jelaslah terdapat segelintir orang yang tidak mendapat harta pusaka/pusaka.

Ini karena ada orang yang memiliki hubungan lebih dekat dengan orang yang meninggal daripada dirinya sendiri.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Putusan Pengadilan tentang Asas Interpartes

Meskipun hakim tidak terikat oleh hukum untuk mengikuti hukum kasus, namun dalam praktiknya mereka mengikuti hukum kasus, khususnya Mahkamah Agung. Kalaupun ada semacam "erga omnes" dalam praktiknya, itu hanya terjadi karena kewenangan hukum kasus yang dianut dalam hukum kasus. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa asas Interpartes adalah putusan yang berlaku hanya untuk hal-hal yang telah diputuskan, dan untuk hal-hal lain yang hampir sama yang datang kemudian, putusan yang terdahulu belum tentu dilaksanakan.

Putusan Pengadilan tentang Asas Erge Omnes

Kalaupun ada semacam "erga omnes" dalam praktiknya, itu hanya terjadi karena kewenangan hukum acara yang dianut dalam hukum acara. Sedangkan dalam sistem common law dan civil law diartikan sebagai putusan hakim terdahulu yang mempunyai kekuatan hukum tetap, yang diikuti oleh hakim atau pejabat peradilan lainnya dalam memutus perkara atau perkara yang sama. Erga omnes adalah keputusan yang berlaku untuk semua kasus yang memiliki kesamaan yang mungkin terjadi di masa depan.

Keputusan “erga omnes” adalah keputusan yang konsekuensinya berlaku untuk semua kasus serupa yang mungkin timbul di masa mendatang. Jadi apabila suatu peraturan perundang-undangan dinyatakan batal karena bertentangan dengan Undang-Undang Dasar atau peraturan perundang-undangan lain yang lebih tinggi, maka peraturan perundang-undangan tersebut batal demi hukum. Sistem ajudikasi “erga omnes” memberikan kepastian hukum terhadap status ketentuan perundang-undangan atau perbuatan tata usaha negara yang dinyatakan tidak sah.

Dengan putusan “erga omnes”, hakim tidak lagi mendefinisikan hukum hanya untuk peristiwa konkrit, tetapi hukum untuk peristiwa (abstrak) yang akan datang.

Penyelesaian Perkara Waris di Pengadilan Agama

  • Waris Beda Agama
  • Waris Adat
  • Waris Waria

Dalam masyarakat Batak Toba, struktur kekerabatan mempertahankan garis keturunan laki-laki (patrilineal) seperti yang berlaku di Batak pada umumnya, sehingga pewarisnya adalah anak laki-laki, yaitu ayah atau pihak paternal (kerabat dari ayah), sedangkan anak perempuan tidak. ahli waris. Pengertian waria menurut istilah adalah “seseorang yang memiliki organ laki-laki dan perempuan, atau tidak memiliki organ sama sekali. Banci atau khuntsa adalah orang yang memiliki alat kelamin laki-laki dan perempuan atau tidak sama sekali.

Kedua alat kelamin tersebut memiliki urgensi yang tidak dapat dipertanyakan dalam menentukan seorang laki-laki atau perempuan. Memeriksa alat kelamin yang dilalui urin; jika dia buang air kecil keluar air dari lubang kemaluannya, maka dia dihukum sebagai laki-laki dan bagiannya sama dengan anak laki-laki; Al-Qur'an hanya mengenal dunia gender manusia, yaitu manusia yang laki-laki dan manusia yang perempuan.

Para ulama ahli faroid berbeda pendapat tentang cara pemberian bagian harta warisan khuntsa setelah mengetahui dua macam tanda terima berdasarkan perkiraan suami dan perkiraan istri serta bagian ahli waris lainnya.

Penerapan Asas Interpartes dan Asas Erge Omnes dalam

Berdasarkan wasiat tertanggal 10 Januari 2017, penggugat dalam Petitum (persidangan) meminta majelis hakim mengabulkan seluruh persidangannya, menyatakan penggugat, tergugat I, tergugat II, tergugat III, tergugat IV, bukan sebagai ahli waris, dan menyatakan para tergugat secara sendiri-sendiri atau bersama-sama melakukan tindakan perjuangan untuk hak waris. Pertimbangan hukumnya berbunyi: Menghukum para tergugat untuk menyerahkan hasil harta peninggalan/pusaka yang dipersengketakan sejak meninggalnya Anwar sebagai ahli waris yang menjadi hak para penggugat dan membaginya sesuai wasiat Anwar Bin M Ali dengan menggugat mereka harta kekayaan, namun majelis berpendapat bahwa tidak ada kesepakatan lebih lanjut antara penggugat dan tergugat, oleh karena itu majelis harus memutuskan harta kekayaan tersebut, sehingga surat keterangan dan surat keterangan ahli waris tertanggal 12 Februari 2017 harus dinyatakan tidak sah. Karena berdasarkan surat wasiat yang ditulis oleh ahli waris (Nimin Bin Syarif) yang di dalamnya disebutkan bahwa 2 orang ahli waris yang sah dari almarhum Nimin Bin Syarif yang tertulis Nasan Bin Nimin dan Jumidah Binti Nimin adalah ahli waris yang sah dan berhak mengurus gugatan tersebut tentang membuat sertifikat tanah.

Berdasarkan surat wasiat, karena Rachmin Bin Nimin juga salah satu ahli waris, maka saudara laki-laki Rachmin Bin Nimin (Nasan Bin Nimir) dan adiknya (Jumidah Binti Nimin) mengajukan permohonan ke Pengadilan Agama Kalianda pada Senin, 5 Maret 2018, demikian Rachmin Bin Nimin termasuk sebagai ahli waris yang sah. Berdasarkan surat wasiat tertanggal 25 September 2005, Pemohon dalam Petitum meminta majelis hakim mengabulkan semua permohonannya agar Rachmin Bin Nimin termasuk dalam garis ahli waris yang sah. Jika melihat kasus-kasus yang muncul, terdapat ketentuan yang tumpang tindih jika melihat Kompilasi Hukum Islam Pasal 175 huruf c dan huruf d yang menyatakan:. c.melengkapi wasiat ahli waris. d.membagi warisan di antara para ahli waris yang berhak.

Menyatakan bahwa Nimin bin Syarif meninggal dunia pada tanggal 17 Oktober 2005 dan Rohani binti Rian meninggal dunia sebagai ahli waris pada tanggal 5 Mei 2005;

Analisa Penerapan Asas Inter partes dan Asas Erge Omnes

Mengenai pertimbangan Majelis Hakim dalam menolak eksepsi para tergugat di atas, menurut penulis jika dicermati lebih dalam, pertimbangan Majelis tidak benar dan seharusnya gugatan penggugat ditolak karena hakekatnya klaim tidak jelas atau tidak jelas. Oleh karena itu, menurut pendapat penulis, gugatan penggugat seharusnya ditolak oleh Majelis Hakim sesuai dengan Pasal 134 HIR. Dengan demikian, menurut penulis, Majelis Hakim harus mengabulkan eksepsi para tergugat dan menyatakan gugatan penggugat kabur atau rancu.

Sehubungan dengan pertimbangan Majelis Hakim bahwa “Surat Keterangan dan Surat Keterangan Ahli Waris tanggal 12 Februari 2017” di atas tidak sah, maka Perjanjian Ahli Waris yang tidak dilaksanakan sudah selayaknya menurut penulis. Jika melihat putusan dan pertimbangan majelis hakim yang menolak gugatan ahli waris ketika isi gugatannya tidak jelas atau tidak jelas, yaitu apakah gugatan yang diajukan tentang pewarisan atau penyitaan, maka putusan perkaranya lebih condong ke mengikuti penerapan prinsip inter partes. Menurut analisa penulis, putusan ini tidak berbanding lurus dengan pertimbangan juri yang sebelumnya tertuang dalam musyawarah juri.

Dan selanjutnya menurut analisa penulis mengenai putusan ini dapat dikatakan cacat hukum karena tidak sesuai dengan pertimbangan Majelis Hakim.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Andi Afrianty, Implikasi Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Makassar Makassar: Disertasi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, 2013. Arya Commanderu, Penyelesaian Sengketa Harta Waris dengan Mediasi oleh Hakim Pengadilan Agama Kelas 1 A , Padang, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Andalas, 2015. Harjono, Pengaruh Sistem Hukum Common Law Terhadap Hukum Penanaman Modal dan Pembiayaan di Indonesia, Jakarta: Fakultas Hukum UKI Jakarta, Lex Jurnalica Vol.

Fitria Esfandiari, dkk, Legislatif Positif Mahkamah Konstitusi di Indonesia, Malang: Jurnal Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2012. Indra Bachri, Analisis Putusan Hakim Pengadilan Agama Kelas I A Kota Medan Sumatera Utara : At-Tafahum: Jurnal Hukum Islam, Vol. Monteiro, Putusan Hakim dalam Penegakan Hukum di Indonesia, Kupang NTT: Jurnal Hukum Pro Justisia, Det Juridiske Fakultet, Universitas Nusa Cendana, Vol.

Muhibbin, Abdul Wahid, Hukum Waris Islam, Sebagai Pembaharuan Hukum Positif di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafik, 2011. Suwarno Abadi, Ultra Petita dalam Mengkaji Undang-Undang oleh Mahkamah Konstitusi, Surabaya: Jurnal Konstitusi, Vol. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam PAI siswa SMP Fajar 2 Margajaya.Adapun

Bitcoin ditinjau dari perspektif hukum Islam jika dari penerbitan mata uang atau beredarnya mata uang dalam suatu negara bukan merupakan otoritas negara ulil amri dan bitcoin termasuk

ABSTRAK PENTINGNYA MENANAMKAN NILAI-NILAI AKHLAK PADA ANAK USIA DINI DI PAUD AL-IKHLAS MADIUN RENGAS LAMPUNG TENGAH Oleh : RINI WAHYUNING PUTRI Guru maupun orangtua memiliki

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CSR TERHADAP CITRA PERUSAHAAN DITINJAU DARI ETIKA BISNIS ISLAM Studi Kasus pada CV Gunung Mas Putra Kencana GMPK Kecamatan Way Seputih

Adapun persamaan skripsi ini dengan skripsi-skripsi sebelumnya adalah sama-sama meneliti tentang pendapatan/penghasilan pedagang, yang membedakan skripsi ini dengan skripsi- skripsi

Dari segi istilah, kristenisasi merupakan sebuah gerakan keagamaan yang bernuansa politik dan muncul setelah berakhirnya perang salib dengan tujuan penyebaran agama Nasrani kepada semua

Kita sebagai hamba senantiasa beribadah kepada Allah Swt termasuk dalam hal muamalah oleh karena itu rezki yang diberikan harus selalu disyukuri agar kita tidak memiliki sifat kikir.12

BPRS Kotabumi Kantor Pusat Kotabumi Lampung Utara Atribut yang dapat memuaskan nasabah di antaranya: 1 tersedia karyawan yang baik, 2 tersedia sarana prasarana, 3 bertanggung jawab, 3