PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Nilai-nilai khusus yang termasuk dalam jenis nilai ini adalah: membantu (sangat), jujur (jujur), memaafkan (memaafkan), bertanggung jawab (bertanggung jawab), setia (setia), persahabatan sejati (persahabatan yang baik). Nilai-nilai khusus yang termasuk dalam jenis nilai ini adalah ketahanan nasional, ketertiban sosial, bersih, sehat.
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
Perkawinan dalam konsep kebudayaan
Dari uraian Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 di atas mengandung pengertian dan tujuan perkawinan, pengertian perkawinan dimaksudkan untuk menjadi suami istri, sedangkan tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal ( rumah tangga). ) berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sementara itu, William A Haviland (1985: 77) berpendapat bahwa perkawinan adalah transaksi dan kontrak yang sah dan resmi antara seorang wanita dan seorang pria yang menegaskan hak tetap mereka untuk berhubungan seks satu sama lain dan menegaskan bahwa wanita yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan untuk melahirkan.
Gading sebagai Mas Kawin
Meski perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terus merambah desa-desa terpencil di Sikka, mahar gading gajah tidak pernah ada. Gading gajah tidak hanya menghubungkan hubungan perkawinan antara laki-laki dan perempuan, atau antara keluarga perempuan dan keluarga laki-laki, tetapi seluruh kelompok masyarakat di suatu wilayah. Kesediaan menyerahkan mahar gading kepada keluarga perempuan merupakan tanda terbangunnya suasana harmonis bagi kehidupan sosial budaya setempat.
Dalam kesempatan tersebut pihak laki-laki memberikan mahar berupa gading gajah disertai beberapa ekor kambing, seekor ayam jantan dan arak. Artinya, gading gajah hanya dibawa ke rumah keluarga perempuan pada siang atau malam hari, dan dibawa kepada pemiliknya pada malam atau siang hari.Kehadiran gading hanya sebagai simbol pemenuhan tuntutan adat.
Kelompok Etnis
Suku bangsa seseorang merupakan penanda yang sangat kuat karena meskipun ia memilih untuk berada dalam kelompok tersebut. Keanggotaan dalam suatu kelompok etnis didasarkan pada kriteria tertentu yang disepakati, meskipun sifat, kombinasi, dan makna dari kriteria tersebut dapat diperdebatkan atau diubah sewaktu-waktu. Suku bangsa merupakan identitas yang tidak dapat disangkal, ditolak atau diambil oleh orang lain.
Weber melihat kelompok etnis secara luas sebagai "kelompok orang yang memiliki kepercayaan subyektif pada nenek moyang yang sama karena kesamaan tipe fisik atau kebiasaan atau keduanya, di mana kepercayaan ini penting untuk kelanjutan hubungan komunal non-kekerabatan". Tidak ada kelompok etnis yang benar-benar dipersatukan atau disepakati mengenai etnisitasnya, dan tidak ada karakteristik esensial yang dapat ditemukan pada setiap anggota kelompok tersebut. http://www.desantara org/page/information/ . esai-artikel/2047/Etnisitas).
Konsep Nilai
Tujuan utama dari jenis nilai ini adalah pemikiran dan tindakan independen, seperti memilih, mencipta, menyelidiki. Nilai-nilai khusus yang tidak termasuk dalam jenis nilai ini adalah: kreativitas, rasa ingin tahu, kebebasan, pilihan tujuan sendiri, mandiri. Contoh nilai-nilai khusus yang termasuk dalam jenis nilai ini adalah: wawasan luas, keadilan sosial, kesetaraan, kebijaksanaan, kerukunan batin.
Nilai-nilai khusus yang termasuk dalam jenis nilai ini adalah: rendah hati, saleh, menerima nasib saya dalam hidup, moderat, menghormati tradisi. Nilai-nilai khusus yang termasuk dalam jenis nilai ini adalah: kesopanan, kepatuhan, menghormati orang tua dan yang lebih tua, disiplin diri.
Kerangka Teori
Terutama terkait dengan signifikansi sosial gading sebagai mahar suku Lamaholot di Kabupaten Sikka. Dalam penelitian ini penulis memilih informan dengan karakteristik empat orang informan yang sudah menikah yang terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan. Hal ini terjadi ketika permintaan belis terlalu tinggi (mahal) dan melebihi kemampuan finansial laki-laki dan keluarganya.
Masyarakat suku Lamaholot di Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki tradisi membayar mahar atau belis berupa gading gajah yang wajib diberikan dari laki-laki kepada perempuan sesuai dengan status sosial perempuan yang dinikahinya. Gading sebagai mahar merupakan syarat adat yang harus dipenuhi bagi setiap laki-laki yang hendak menikah, dan harga sebatang tongkat gading juga sangat mahal, mencapai Rp75 juta per buah, sangat merepotkan.
Kerangka Pikir
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Maumere Kabupaten Sikka, subjek penelitian ini adalah 10 orang informan di Kabupaten Sikka.
Sumber Data
Selain dipandang sebagai tradisi yang memiliki nilai-nilai luhur dan bentuk penghormatan terhadap perempuan, di satu sisi juga sebagai penghubung ikatan kekeluargaan dan simbol untuk menyatukan laki-laki dan perempuan sebagai suami istri. Secara umum, ukuran dan jumlah ternak tergantung pada status sosial gadis itu, serta pada sistem perkawinan yang dianut dan kemampuan untuk bernegosiasi dari keluarga laki-laki ke perempuan. Selain itu, belis yang mahal akan mempengaruhi beban psikologis seorang laki-laki untuk menikah dengan perempuan dari kelas sosial yang tinggi, sehingga banyak perempuan yang pada akhirnya tidak mau menikah karena faktor belis yang terlalu tinggi.
Biasanya setelah pihak laki-laki memberikan belise, pihak perempuan membalasnya dengan menyerahkan barang bawaan pihak laki-laki ke rumah. Pentingnya gading bagi masyarakat etnis Lamaholot adalah sebagai simbol penghormatan terhadap pribadi perempuan dan sebagai pengikat serta membangun hubungan antara kedua belah pihak, tidak hanya antara laki-laki dan perempuan, tetapi termasuk keluarga besar dalam satu marga.
Instrument penelitian
Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik Analisis Data
Jumlah penduduk di Kabupaten Sikka diperoleh melalui data statistik tahun 2013 sebanyak 309.008 jiwa yang terdiri dari 145.997 laki-laki dan 163.011 perempuan. Terlepas dari baik atau buruknya perlakuan terhadap perempuan dalam kehidupannya, sudah pasti ungkapan ini menempatkan perempuan sebagai makhluk yang istimewa dan diakui secara luas, termasuk laki-laki. Perkawinan bukanlah suatu bentuk perkawinan levirat yang mengandaikan bahwa setelah perkawinan istri menjadi milik suku suaminya, sehingga pada saat suaminya meninggal ia dapat dinikahkan oleh saudara kandung suaminya atau juga oleh laki-laki dari suku yang sama. . suku suami.
Sebaliknya, jika ia menikah dengan laki-laki lain di luar suku suaminya, maka suku suaminya berhak menerima belis dari perkawinannya. Kesimpulan sementara yang diambil oleh Divisi Wanita TRUK-F adalah bahwa para wanita ini tidak menikah sampai tua karena orang tua dan saudara laki-laki mereka menuntut belis yang tinggi dan besar sehingga para pria tidak dapat membayar, atau tidak mau melepaskan kepada mereka. karena mereka mendengar cerita dari orang-orang di sekitarnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran umum Kabupaten Sikka
Luas wilayah Kabupaten Sikka adalah 1.731,9 km2 Kabupaten Sikka terdiri dari 21 kecamatan yaitu Paga, Mego, Lela, Bola, Talibura, Waigete, Kewapante, Maumere, Palue, Nita, Alok, Magepanda, Alok Barat, Alok Timur , koting, tana wawo, kangae, hewakloang, doreng, mapitaa dan waiblama. Masyarakat Sikka memiliki karakteristik penduduk yang berbeda-beda berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan mata pencaharian.
Gambaran Umum Masyarakat Lamaholot
Pesta ini adalah pesta klan, jadi penyelenggara pesta adalah semua anggota klan. Orang-orang Lamaholot memiliki perspektif kosmologis, artinya mereka melihat keberadaan seluruh alam atau kosmos bukan sebagai objek, tetapi sebagai subjek yang mirip dengan diri mereka sendiri. Oleh karena itu, setiap anggota suku harus menciptakan keharmonisan dengan alam semesta (kosmos), dunia roh leluhur, roh dan Tuhan Yang Maha Esa.
Keyakinan akan hubungan harmonis antara manusia dan alam terlihat dari sikap orang Lamaholot terhadap objek tertentu, seperti Kepercayaan kuno Lamaholot konon dipengaruhi oleh kepercayaan Hindu-Buddha dalam proses pembentukan kepercayaan tradisional masyarakat Lamaholot hingga saat ini, yang kemungkinan dibawa oleh nenek moyang kuno mereka dari wilayah Back India.
Gambaran Umum Informan
Sementara itu, masuknya Islam ke Lamaholot disebut-sebut terjadi ketika pendatang dari Ternate dan Tidore (Maluku) antara Kesultanan Ternate dan Tidore, meski sebelumnya diklaim Islam dari Malaka masuk lebih dulu melalui wilayah ini. Dalam penelitian ini, penulis memilih informan dengan karakteristik 3 orang sarjana, 2 orang Diploma 3, selebihnya berpendidikan SMA (1 orang sedang menempuh pendidikan).
Hasil Pembahasan
- Makna sosial Gading Sebgai Mas Kawin
- Proses Pelamaran Masyarakat Lamaholot
Setiap juru bicara harus mengingatkan keluarga perempuan atau laki-laki untuk tidak melupakan semua hasil kesepakatan bersama. Keluarga istri akan malu jika tidak menyiapkan peralatan, atau nilai barang tidak sebanding dengan nilai gading, babi, kambing, dan ayam yang disiapkan oleh keluarga pihak laki-laki. Zorim, kebetulan saya holot lama dan mahasiswa sosiologi di FISIP UNDANA KUPANG. Menurut saya, budaya adalah warisan leluhur yang tidak bisa dihilangkan dan harus dilestarikan. Karena jika budaya kita hilang, identitas kita sebagai lama holot hilang, begitu pula masyarakat. namun terkadang budaya sering disalahartikan untuk kepentingan tertentu, misalnya pada topik gading di atas sebagai belisa, paradigma yang dibangun oleh keluarga tentang belis diterima adalah bentuk rasa syukur mereka dan membawa “kebahagiaan”” karena dia adalah putri mereka bertunangan, namun di satu sisi pemberi belis merasa terbebani, bagaimana jika pemberi belis berasal dari keluarga miskin, ia harus berusaha memberikan pinjaman hanya untuk membayar belis, dimana ia sendiri memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, Jika pemberi belis tidak dapat membayar belis, maka ia dapat membayarnya kemudian dengan syarat wanita tersebut tidak dapat dibawa keluar sampai belis tersebut lunas dan pihak laki-laki harus tinggal bersama keluarga pihak wanita sebagai bentuk pengabdian. belis telah dibayar maka akan timbul perasaan ego yang cukup tinggi dan menimbulkan diskriminasi yang berujung pada konflik antara laki-laki dengan perempuan yang menjadi istrinya. apa yang bisa saya lakukan?” bisa muncul sepuasnya, sehingga tidak heran jika dalam kehidupan masyarakat Lamaholot kita bisa menemukan kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga.
Plae (melarikan diri), biasanya terjadi karena orang tua/keluarga kedua pasangan atau keluarga pihak perempuan tidak merestui hubungannya, sehingga kedua pasangan sepakat untuk melarikan diri ke daerah lain. Atau jika orang tua dari keluarga perempuan tidak merestui hubungan anak perempuannya, maka si gadis boleh memutuskan untuk kabur dari rumah orang tuanya dan tinggal bersama keluarga pihak laki-laki agar proses perkawinan dapat diatur lebih lanjut. Liwu/dope keropong, dilakukan pada saat proses perkawinan berlangsung dimana pihak laki-laki pergi dan tinggal di rumah keluarga pihak perempuan.
Hakikat belis dan implikasinya Sebagaimana telah dijelaskan, hakekat belis adalah untuk menjunjung tinggi martabat perempuan dalam kehidupan patrilineal dan agar keluarga perempuan mendapat tempat yang terhormat di atas keluarga laki-laki.