Pemerintah Prancis dikabarkan telah menghapus poin pajak progresif terhadap minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dalam RUU Keanekaragaman Hayati.Para pelaku usaha di sektor kelapa sawit meyakini bukan perkara mudah bagi pemerintah dan parlemen Prancis untuk menerapkan instrumen kebijakan bersifat restriktif terhadap CPO.Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan pihaknya mendapat informasi dari Kedutaan Besar Indonesia di Paris perihal pembatalan poin pajak progresif terhadap salah satu komoditas andalan Indonesia itu.walaupun demikian, pelaku industri kelapa sawit tetap didera kekhawatiran Pemerintah Prancis masih akan menempuh jalan lain untuk menghambat CPO Indonesia masuk ke pasar negara itu, kendati poin yang memberatkan CPO sudah dikeluarkan.Sebelum menghapus ketentuan pajak progresif, parlemen Prancis sebenarnya sudah merelaksasi ketentuan pajak dalam RUU tersebut.Awalnya, Prancis berencana membebankan pajak progresif atas CPO dengan besaran 300 euro dan akan meningkat hingga 900 euro pada periode 2017 dan meningkat 200 euro setiap tahun hingga 2020.Namun akhirnya, parlemen memangkas besaran awal pajak tambahan progresif atas minyak sawit dalam makanan, dari semula 300 euro/ton menjadi 30 euro/ton hingga menjadi 90 euro/ton pada 2020.Rencana implementasi kebijakan tersebut memang mendapat tekanan kuat dari sejumlah negara produsen kelapa sawit dunia, termasuk Indonesia.Para produsen menganggap ketentuan itu adalah serangan terhadap kelompok negara berkembang.Sebelumnya Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong menilai lobi pemerintah Indonesia terbilang cukup efektif. "Saya lumayan optimistis bahwa upaya melobi ke national assembly ataupun ke pemerintah cukup berhasil," tuturnya.Kendati demikian, Lembong menegaskan hal itu tak berarti CPO terbebas dari pajak. Dia berasumsi parlemen Prancis tetap akan mengenakan tambahan pajak tetapi dengan nilai yang relatif moderat dan bisa diterima oleh pelaku usaha dalam negeri.Adapun, selama ini Prancis membutuhkan sekitar 50.000 ton—150.000 ton minyak kelapa sawit dan turunannya setiap tahun. Kebutuhan tersebut dipasok oleh sejumlah produsen utama, seperti Indonesia dan Malaysia. 5
Baca lebih lanjut
Baca lebih lajut