• Tidak ada hasil yang ditemukan

Afirmasi Adat Etnik Pesisir Untuk Kesehatan Ibu dan Anak . 157

BAB IV RANDEI, PETALA MANUSIA BARUS (AFIRMASI ADAT

4.7. Afirmasi Adat Etnik Pesisir Untuk Kesehatan Ibu dan Anak . 157

Afirmasi ini sungguh penting dalam kehidupan manusia. Kekuatannya sungguh luar biasa, bila diyakini dengan benar apa yang kita afirmasikan itu. Baik yang terkait masalah kesuksesan maupun berhubungan dengan masalah kesehatan seseorang.

Afirmasi, menurut Sandy MacGregor dalam bukunya Piece of

Mind merupakan pernyataan pribadi yang positif dan disampaikan

dalam bentuk Present Tense.105 Pernyataan positif berarti juga memasukkan gambar (visualisasi) yang terang dan jernih dari hal-hal yang diinginkan ke dalam pikiran bawah sadar. Artinya, hasil akhirnya, jangan sekali-kali menyebutkan apa yang tidak diinginkan.

Dalam hal ini, diakui Drs. Psi. Nurhamidi, MBA, M.M, dalam bukunya berjudul: “Saya Sehat!”, “Saya Sukses!”, “Yes!!!” menuliskan pengalamannya sebagai berikut:106

105Mac Gregor,S. Piece of Mind. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2001.

106

Drs. Psi. Nurhamidi, MBA, M.M. “Saya Sehat!”, “Saya Sukses!”, “Yes!!!”, Cara

Mudah untuk Hidup Sehat dan Meraih Sukses. Jakarta: Penerbit Yayasan Bina Multi

158

“Saya mempunyai pengalaman dalam kehidupan saya bahwa afirmasi mempercepat proses penyembuhan sakit yang saya derita. Afirmasi dapat membantu saya meraih sukses yang saya inginkan. Afirmasi yang konsisten, diulang-ulang secara teratur dapat membantu mewujudkan keinginan-keinginan saya menjadi kenyataan. Sungguh menakjubkan bahwa afirmasi yang diyakini dapat mempercepat proses penyembuhan.”

Pada konteks adat di Etnik Pesisir Tapanuli Tengah, yaitu: Adat

Sumando, Khusuk dan Shambu-shambu, Manyonggod serta Adat Turun Karai, sesungguhnya terdapat kekuatan afirmasi yang

terkandung di dalamnya. Dengan kata lain, masih langgeng dan dilaksanakannya aktivitas adat tersebut sampai sekarang, tidak lain merupakan manisfestasi dari keyakinan masyarakat di Etnik Pesisir terhadap tradisi itu.

Kondisi seperti itulah yang harus dimaknai secara positif oleh para tenaga kesehatan untuk membangun dan membina program kesehatan lewat pendekatan budaya setempat. Apalagi, kalau direnungi dan dimaknai dari aktivitas adat yang ada di Etnik Pesisir Tapanuli Tengah tersebut, sungguh syarat akan makna bagaimana mereka memaknai dan berusaha untuk menyehatkan keluarga, ibu dan anak seperti tergambar dalam diagram di bawah ini.

159

Bagan 4.1. Pola Pendekatan Afirmasi Melalui Adat Etnik Pesisir Tapanuli Tengah Terhadap Peningkatan Derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Inilah kearifan lokal yang bisa dimaknai secara positif untuk melakukan pendekatan pembangunan program kesehatan secara umum dan khususnya program Kesehatan Ibu dan Anak(KIA). Pendekatan dan keyakinan ini sesuai dengan pandangan yang diungkapkan Hazrat Inayat Khan, dalam buku Hidup Sehat dan

Seimbang Cara Sufi karya Anand Krisna berikut ini.107

“Para ahli mistik tahu persis, betapa besarnya peran ‘afirmasi’. Kalaupun banyak diantara kita yang masih meragukan manfaatnya, pada masa-masaa mendatang, khasiat ‘afirmasi’ ini akan semakin terbukti. Ucapkan setiap saat, “Aku sehat, aku nyaman, aku tenang” dan kesehatan Anda akan prima, dan kalau Anda sakit, kesehatan Andapun

107

Anand Krisna. Hidup Sehat dan Seimbang Cara Sufi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 1999.

160

dapat pulih kembali. Semuanya ini tergantung pada kekuatan pikiran kita sendiri. Keinginan untuk menyembuhkan diri sendiri akan membuat kita sehat.”

Lebih jauh, Hazrat Inayat Khan memberi jawaban bagi mereka yang masih mengeluh tentang kesehatannya. Mereka mengungkapkan, “Setiap hari saya memikirkan kesehatan, tetapi kenapa saya masih tetap sakit juga?” Demikian isi keluhan kebanyakan orang itu.

Lantas, Hazrat Inayat Khan menjawab dengan ungkapan berikut ini.

“Anda harus bisa membedakan antara ‘pikiran’ dan ‘keyakinan’. Afirmasi menuntut keyakinan. Afirmasi bekerja atas dasar keyakinan. Apabila Anda berpikiran “Aku akan sehat”, sebenarnya secara implisit Anda sudah ‘meyakini’ penyakit Anda, maka mengulangi ribuan kali setiap hari “Aku akan sembuh, aku akan sembuh” tidak akan membantu. Anda harus meyakini ucapan Anda. Keyakinan Anda dapat menyehatkan tubuh Anda, menenangkan pikiran Anda, menentramkan jiwa Anda. Yakinilah hal ini!”

Dengan demikian, meyakini diri sendiri, secara religiusitas berarti meyakini kekuasaan Allah Yang Tak Terdandingi. Bukankah meyakini diri sendiri itu berarti meyakini kemurahan Tuhan yang tak tersaingi. Tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Keyakinan Anda dapat menyembuhkan segala macam penyakit.

Dalam konteks ini, Hazrat Inayat Khan mengingatkan kita agar tidak mengatakan perkataan, “Penyakit ini tidak dapat disembuhkan.” Dengan kata lain, menyatakan perkataan seperti itu berarti menyangsikan keyakinan dan kekuasaan Allah Yang Maha Ada. Dalam kekuasaan Allah itu tidak ada sesuatu yang mustahil.

161 Untuk itu, seorang dokter, praktisi tenaga kesehatan yang langsung bersinggungan dengan para pasien atau sasaran program kesehatan itu harus membantu mereka, dengan terlebih dahulu meyakinkan diri bahwa penyakit apa pun yang sedang dideritanya dapat diobati dan disembuhkan. Para tenaga kesehatan di lapangan ketika memeberikan terapi, pengobatan, memeriksa kehamilan, memberikan promosi kesehatannya itu, hendaknya hanya dilakukan setelah menciptakan keyakinan positif dalam diri pasien. Sebab, menurut psikolog lulusan Fakultas Psikologi UGM tahun 1978, Drs. Nurhamidi, MBA, MM, bahwa pengobatan tanpa keyakinan tidak bermanfaat sama sekali.108

Pada konteks buku ini, ada afirmasi-afirmasi yang dapat disinkronisasikan dengan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada acara adat yang dilakukan masyarakat di Etnik Pesisir Tapanuli Tengah oleh tenaga kesehatan di wilayah kerjanya, diantaranya berupa:

A. Adat Sumando

Pada rangkaian adat Sumando ini, afirmasi adat yang dapat disampaikan kepada masyarakat ialah terkait bagaimana harus menyiapkan kehidupan dan kesehatan dalam membangun tatanan keluarga yang sehat.

Dalam hal ini, misalnya, bagaimana memilih maupun menentukan calon pasangan hidup yang sehat. Dengan melihat atau mengamati kebiasaan hidup dan kualitas keturunannya, sehingga kita akan lebih bijaksana dalam membangun tatanan kehidupan dalam keluarga nantinya.

108

Drs. Psi. Nurhamidi, MBA, M.M. “Saya Sehat!”, “Saya Sukses!”, “Yes!!!”, Cara

Mudah untuk Hidup Sehat dan Meraih Sukses. Jakarta: Penerbit Yayasan Bina Multi

162

Intervensi terkait informasi masalah kesehatan keluarga secara umum ini dapat dilakukan mulai adat marisik, sirih tanyo, maminang,

menganta kepeng, mato karajo, dan manjalang-jalang.

B. Adat Pengobatan Tradisional

Pada adat pengobatan tradisional, khusuk dan

shambu-shambu ini, afirmasi adat yang dapat disampaikan adalah terkait

dengan pola pelayanan kesehatan masyarakat di Etnik Pesisir Tapanuli Tengah.

Artinya, pada pola pengobatan tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Etnik Pesisir itu, promosi kesehatan tentang cara melindungi kesehatan secara umum, mulai dari anak-anak, orang dewasa dan ibu hamil dapat dilakukan oleh petugas kesehatan.

Intervensi tersebut dapat dilaksanakan saat melakukan pendampingan pada pelaku pengobatan tradisional. Penekanan yang perlu dilakukan, paling tidak masyarakat tetap melakukan pengobatan secara tradisional, tetapi tetap diberikan afirmasi kepada mereka bahwa untuk mencapai kondisi kesehatan yang maksimal itu, mereka harus tetap mengkontrol kondisi kesehatannya lewat berobat ke pelayanan kesehatan formal, seperti ke posyandu, polindes, poskesdes dan puskesmas.

Misalnya, bagaimana memberikan informasi yang benar terhadap orang yang terkena tasapo atau keteguran itu dilihat secara medis. Termasuk di dalamnya adalah masalah bagimana menggunakan ramuan tradisional itu secara higienis, agar tidak terjadi komplikasi yang dihasilkan dari ramuan tersebut.

Sedangkan untuk adat shambu-shambu sebagai pelindung diri bagi ibu yang sedang hamil dan anak-anak dari gangguan setan dan orang jahat ini, penekannya bahwa pengobatan ini harus tetap berdampingan dengan pemeriksaan secara medis agar hasilnya lebih maksimal. Demikian juga untuk pengobatan melalui dukun khusuk

163 atau pijit, harus dilengkapi dengan pengobatan secara medis untuk pemantauan kondisi kesehatan secara umum.

C. Adat Manyonggod

Pada adat Manyonggod, afirmasi adat dapat dilakukan kepada masyarakat Etnik Pesisir Tapanuli Tengah terkait dengan usaha menjaga dan melindungi ibu hamil hingga melahirkan lewat memaknai aneka makanan yang disajikan dan dihadirkan oleh keluarga besarnya.

Intervensi adat Manyonggodini sebenarnya merupakan rangkaian kelanjutan dari intervensi pada adat pengobatan tradisional bagi ibu hamil. Artinya, bagaimana keluarga mampu memperhatikan dan menjaga kondisi kesehatan ibu hamil itu dapat terpantau dengan baik sampai saatnya melahirkan.

Inilah adat syukuran bagi ibu hamil yang telah memasuki usia kehamilan 7 bulan. Tradisi upah-upah makanan kepada ibu hamil dan suaminya oleh sanak famili adalah bentuk afirmasi kepada ibu hamil dan pasangannya untuk optimis menghadapi kelahiran anaknya. Hal ini dibuktikan dengan datangnya sanak famili dari kedua belah pihak, baik pihak keluarga istri maupun suaminya.

Itulah sebuah bentuk dukungan moril kepada ibu hamil dan suaminya agar merasa tenang dalam menghadapi masa-masa menunggu kelahiran anak. Pada saat inilah, ditekankan pada ibu hamil agar rutin memeriksakan kehamilannya, sehingga dapat terpantau kondisi akhir dari kesehatan kandungan dan calon bayinya. Apalagi, sebelum acara upah-upah menyuapi makanan kepada ibu hamil dan suaminya itu, terlebih dahulu dilakukan mengaji dan berdoa agar ibu dan calon bayinya sehat dan selamat ketika melahirkan.

D. Adat Turun Karai

Pada Turun Karai ini, afirmasi adat yang dapat dimaknai kepada masyarakat Etnik Pesisir Tapanuli Tengah adalah terkait

164

membangun kesehatan jiwa anak yang baru lahir untuk mengenal Tuhan. Secara psikologis anak yang baru lahir ditanamkan terkait kesehatan jiwanya dengan mendengarkan alunan suara adzan dan mengenal rumah ibadah. Inilah sebuah intervensi yang bisa dilakukan bagaimana membangun sikap keseimbangan anak antara membangun sikap hidup optimis di dunia yang berada dalam keseimbangan dengan mendekatankan pada Tuhannya.

Bentuk intervensi yang bisa disampaikan pada orangtua anak itu adalah perlu ditekankan bahwa sejatinya adat Turun Karaiini mengajarkan untuk mencapai anak yang sehat lahir batin itu, hendaknya orangtuanya harus menjaga dan memeriksakan kesehatan anaknya secara rutin ke posyandu atau pelayanan kesehatan lainnya, sehingga terpantau kondisi tumbuh kembang si anak dengan baik hingga dewasa nanti.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pola interaksi afirmasi kesehatan lewat tradisi adat yang ada di Etnik Pesisir Tapanuli Tengah tersebut, maka dapat dilakukan melalui pendekatan anthropologi. Yakni lewat kemitraan dengan para pelaku adat, mulai dari tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh batra (pengobatan tradisional), ustad, petugas kesehatan, pemerintahan desa, dan masyarakat Etnik Pesisir.

165

BAB 5

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI