• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III POTRET BUDAYA KESEHATAN ETNIK PESISIR DESA PASAR

3.1.3. Persalinan dan Nifas

Melahirkan adalah proses alamiah yang akan dialami hampir semua perempuan. Dalam persalinan ini, biasanya para ibu hamil membutuhkan pertolongan orang lain. Pertolongan yang dicari pun dapat dilihat melalui tiga sudut pandang, yaitu secara medis, tradisional dan magis.

Di Desa Pasar Terandam, persalinan ditangani oleh bidan, tetapi masih ada juga yang meminta ditolong oleh bidan dan dukun kampung. Kolaborasi antara bidan dan dukun kampung ini terjadi sejak ditetapkannya peraturan oleh Puskesmas, jika ada yang

83 melahirkan hanya dengan dukun tanpa ada bidan, maka surat keterangan kelahiran tidak akan diberikan.

Dari sudut pandang magis, kelahiran merupakan saat dimana seorang perempuan hamil menjadi sangat rentan akan gangguan-gangguan dari makhluk halus. Meskipun pada masa kehamilan ini sudah banyak usaha yang dilakukan demi keselamatan janin, bukan berarti pada proses kelahiran gangguan tersebut tidak akan datang lagi. Salah satu gangguan yang seringkali diasumsikan karena gangguan magis adalah takunci. Takunci adalah istilah lokal yang dalam bahasa Indonesia berarti terkunci.

Takunci yang dimaksud disini adalah kondisi dimana ibu hamil

sudah merasakan kontraksi untuk melahirkan tetapi bayi tetap bertahan di dalam. Kejadian seperti ini seringkali menimpa ibu hamil yang sedang dalam proses melahirkan dengan berbagai jenis. Ada yang takunci ketika bayi memang masih ada di dalam kandungan, ada juga yang mengalami ketika sebagian anggota tubuh bayi sudah berada di luar.

Bayi yang tertahan di dalam itu dipercaya disebabkan karena beberapa hal. Pertama karena belum melepaskan jimat yang dipasang pada masa kehamilan, sehingga bayi terikat di dalam. Ibu Sari, bidan Desa Pasar Terandam seringkali menemukan hal seperti itu pada saat menolong persalinan. Berikut penuturan ibu bidan Sari selengkapnya, yaitu:

“Jimat itu dilepasnya lah dulu..saya pun suka gitu, kalo lagi menolong pasien partus kan, kok payah kali melahirkan setelah ditengok ternyata masih dipake jimatnya. Jadi ya dilepas dulu lah, baru bisa dia melahirkan. Kalo ngga dilepas, mau itu dia bertahan di dalam terus bayinya.”

Lain lagi menurut pak Hudin, dukun yang sudah seringkali menolong ibu yang kesulitan saat melahirkan. Menurutnya,

84

tertahannya bayi didalam perut merupakan ulah makhluk halus yang bernama setan Sinambera. Jika pada masa kehamilan, setan ini akan masuk dalam kandungan dan memutar-mutarkan janin sehingga ibu merasa kesakitan, pada saat kelahiran gangguan yang diberikan akan berbeda. Menurut dukun AR setan ini akan masuk untuk menarik bayi yang sudah mau dilahirkan.

Kasus seperti itu, secara magis dapat ditolong dengan berbagai cara, hanya saja cara yang diterapkan oleh penyembuh satu dengan penyembuh yang lainnya akan berbeda. Dukun Hudin menggunakan selusu untuk memudahkan persalinan. Selusu atau salusung adalah campuran dari beras, kunyit dan air. Selusu dicampur menjadi satu tanpa ditumbuk kemudian akan didoakan oleh dukun, setelah itu akan dioleskan pada kening, perut dan jalan lahir bayi. Selain memberikan selusu, AR juga akan memberikan air putih hangat yang sudah didoakan kepada ibu yang kesulitan melahirkan.

Pada konteks ini, berdasarkan hasil observasi, kemitraan antara bidan puskesmas dan dukun kampung dapat terjalin dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kerjasama mereka menangani pasien semenjak dalam masa kehamilan. Meskipun kadang masih ada saja pasien yang meminta untuk melahirkan ditolong oleh dukun. Disinilah dukun kampung memberi peran penting untuk memberikan pengertian dan menyarankan agar proses kelahiran ditolong oleh bidan.

Dukun yang sudah bermitra dengan bidan dan puskesmas menceritakan bahwa sampai saat ini masih ada pasien yang kelahirannya minta ditolong olehnya. Biasanya jika menemui pasien yang seperti itu, dukun akan menjelaskan bagaimana kondisi pasien sehingga harus ditolong oleh tenaga medis. Dia akan menjelaskan bagaimana resiko yang akan dihadapi pasien jika tidak ditolong oleh bidan, terlebih bagi mereka yang sudah terlihat ada permasalahan sebelum melahirkan.

85 Pernah terjadi, ada pasien yang datang khusuk dengan usia kandungan yang sudah menginjak bulan kesembilan. Pada saat khusuk itulah pasien meminta agar waktu persalinan ditolong oleh dukun saja karena jika dengan bidan takut disuntik. Ibu dukun berusaha untuk menjelaskan bahwa sekarang sudah harus melahirkan dengan bidan terlebih memiliki riwayat tensi darah yang tinggi. Dengan pendekatan dan penyampaian yang tidak menggurui, dukun menjelaskan bahwa kondisi pasien yang darah tinggi dapat menjadi peluang untuk terjadinya kejang-kejang saat proses kelahiran maka dari itu harus ditangani bidan. Ibu dukun juga menyampaikan jika kelahiran dengan bidan lebih aman karena ketika terjadi masalah ditengah proses kelahiran, dapat segera dibawa ke puskesmas atau dirujuk ke kabupaten untuk mendapatkan perawatan.

Secara demikian, kedekatan hubungan antara dukun khusuk dengan pasien memberi kemudahan untuk membangun hubungan pasien dengan bidan. Dukun menceritakan bahwa sampai saat ini masih ada pasien yang menelpon dirinya saat akan melahirkan. Pasien tersebut sebetulnya sudah mengetahui bahwa terdapat peraturan jika melahirkan harus ditolong oleh tenaga kesehatan.

Sejauh ini, di Desa Pasar Terandam sebagian besar memang lebih memilih untuk melahirkan dirumah. Ibu-ibu merasa lebih nyaman melahirkan dirumah, selain karena lebih dekat dengan keluarga, juga rasa malu ketika berteriak atau mengejan akan berkurang.

Biasanya ketika dukun datang ke rumah, pasien sudah merasakan adanya tanda-tanda akan melahirkan. Hal pertama yang dilakukan dukun adalah memeriksa kondisi pasien, menyiapkan tempat untuk melahirkan dan menenangkan pasien sambil menunggu kedatangan bidan. Meskipun pasien menelpon untuk meminta pertolongan pada dukun, biasanya kemudian memang dukun inilah yang memberi informasi kepada bidan.

86

Sebelum bidan datang, dukun sudah menyiapkan rendaman rumput Fatima. Air rendaman rumput tersebut akan diberikan setiap pasien merasa haus. Rendaman rumput Fatima ini dipercaya akan memperlancar proses persalinan. Bahkan menurut dukun, jika rumput Fatima yang direndam sudah betul-betul mekar itu merupakan tanda sudah saatnya ibu hamil ini melahirkan.

Pada saatnya melahirkan, pasien akan ditolong oleh tenaga kesehatan. Terhitung tiga hari setelah melahirkan, ibu hamil akan dikhusuk dukun yang kemudian akan dilanjutkan pada hari ke tujuh dan hari keempat puluh. Dukun juga akan memandikan bayi sejak hari ketiga kelahiran hingga pada saat tali pusat terlepas. Biasanya, setelah lepas tali pusat, bayi tersebut akan dimandikan oleh ibunya sendiri.

Di sini, selain menggunakan obat-obatan medis, pada masa nifas ibu hamil juga menggunakan ramuan-ramuan tradisional untuk mempercepat pemulihan. Pengetahuan mengenai ramuan tradisional ini mereka dapatkan secara turun-temurun.

Pada tiga hari pertama setelah melahirkan ibu akan diberi daun pepaya, jahe, bawang merah dan garam. Bahan-bahan tersebut dihaluskan kemudian diperas airnya. Air perasan tersebut akan diberikan pada ibu, mulai dari hari ketiga sampai pada hari ketujuh setelah melahirkan.

Hari ketujuh sampai pada hari keempat puluh setelah melahirkan, minuman yang akan diberikan sudah berasal dari ramuan yang berbeda. Ramuan tersebut terdiri dari jahe, kunyit, cengkeh, pala, lada hitam dan daun pacar. Bahan-bahan tersebut akan dihaluskan kemudian air perasaannya yang akan diberikan untuk diminum.

Ramuan yang diberikan, selain untuk dikonsumsi ada juga yang digunakan untuk obat dari luar. Pada saat mandi, ibu akan menggunakan air hangat-hangat kuku hasil dari rebusan daun cengkeh, jahe dan lengkuas. Lain lagi air yang digunakan untuk cebok, air yang digunakan setiap kali cebok adalah air rebusan garam dan

87 asam kandis yang sudah didinginkan. Berbeda lagi dengan ramuan yang dioleskan pada perut dandigunakan untuk pilis. Mulai dari setelah melahirkan hingga hari keempat puluh, perut ibu akan diolesi dengan air gilingan cengkeh, jahe dan pala. Jintan hitam, cengkeh, pala, adas dan beras ketan yang dihaluskan akan digunakan sebagai pilis.