• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III POTRET BUDAYA KESEHATAN ETNIK PESISIR DESA PASAR

3.1.2. Masa Hamil

Bagi masyarakat Desa Pasar Terandam, kehamilan adalah hal yang biasa saja sehingga tidak perlu mendapatkan perlakuan khusus. Aktivitas harian tetap dilakukan seperti pada masa sebelum kehamilan, begitu juga dengan pola makan dan asupan gizi. Tidak ada menu makanan khusus yang sengaja dibuat sebagai penambah gizi.

37

77 Meskipun kehamilan sudah dianggap biasa, bukan berarti kemudian tidak ada usaha untuk merawat kehamilan supaya bayi menjadi sehat dan selamat. Menurut hasil observasi di Desa Pasar Terandam, usaha untuk merawat kandungan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu medis, tradisional dan magis. Ketiga cara ini biasanya dilakukan bersamaan pada masa kehamilan.

Secara medis, ibu hamil itu datang pada bidan atau posyandu untuk mendapatkan informasi dan memantau perkembangan janinnya. Melalui posyandu inilah, mereka akan mendapatkan vitamin penambah darah atau obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengatasi keluhan yang dialami. Untuk keluhan rasa sakit atau kurang nyaman pada bagian perut, biasanya bidan akan melihat kondisi bayi dalam kandungan terlebih dahulu. Jika rasa sakit diakibatkan dari posisi bayi yang kurang tepat, biasanya bidan akan menyarankan ibu hamil untuk datang pada dukun khusuk.

Khusukini adalah bahasa lokal yang berarti pijit, dan biasanya

dilakukan oleh seorang dukun. Ibu Siti adalah seorang dukun khusuk di Desa Pasar Terandam yang sudah cukup terkenal hingga desa lain. Menurutnya, kehamilan dapat mulai dikhusuk pada usia empat sampai lima bulan karena jika terlalu muda masih ada kekhawatiran janin belum kuat dan bisa bocor38.

Gambar 3. 2. Proses Khusuk Pada Ibu Hamil Yang Ada di Desa Pasar Terandam Kecamatan Barus (Sumber: Dokumen Peneliti)

38

Bocor atau cair adalah istilah yang digunakan orang setempat yang berarti

78

“…kita kan taunya itu, kalo turun kali dia kita naikkan sikit, kalo turun kali dia kabawah kita khusuk lah itu, kita naikkan lah itu. Kalo ndak baik pun kepalanya mau miring, itulah kita baguskan lah posisinya itu kepala…”39

Khusuk tidak dilakukan secara rutin, hanya jika ada rasa tidak

enak pada kandungan saja. Biasanya keluhan awal saat datang adalah perut terasa sakit karena posisi bayi yang terlalu turun ke bawah, sehingga harus dinaikkan dengan cara dikhusuk secara perlahan.

Sementara itu, saat pemeriksaan ibu hamil di Posyandu akan terlihat sebagian besar dari mereka menggunakan benang yang diikatkan pada perut. Di Desa Pasar Terandam masih terdapat kepercayaan jika gangguan pada ibu hamil itu bukan hanya karena masalah fisik, tapi dapat juga datang dari makhluk halus. Ibu hamil yang terkena gangguan setan biasanya akan muntah-muntah, berbicara kotor dan akan mengalami sakit perut hebat yang datang dan pergi secara tiba-tiba.

Untuk mencegah masuknya setan, biasanya ibu-ibu hamil akan datang pada dukun dan meminta didoakan. Setelah didoakan, mereka akan mendapatkan jimat dan ramuan yang akan dioleskan pada badan. Menurut Hudin, salah seorang dukun di Desa Pasar Terandam, pemasangan jimat berupa benang tersebut akan dimulai pada saat kehamilan berusia enam bulan, kemudian akan dilepas ketika sudah muncul tanda-tanda segera melahirkan. Perlindungan secara magis pada kehamilan ini dibagi dua bagian. Pertama, pembacaan doa dan pemasangan benang pada perut ibu hamil. Kedua, mengoleskan

sombulan.

39

79

Gambar 3. 3. Jimat Yang Dipasang Pada Bagian Perut Ibu Hamil di Desa Pasar Terandam Kecamatan Barus (Sumber: Dokumen Peneliti)

Ibu hamil yang sudah dipasang jimat tersebut, lalu mengunyah sirih, pinang, kapur dan gambir. Setelah bahan-bahan tersebut dikunyah dan air liur berubah menjadi warna merah, ibu hamil akan mengambil air liurnya untuk dioleskan pada perut dan telapak kaki. Air liur berwarna merah inilah yang disebut dengan sombulan.

Tidak ada batasan berapa kali ibu hamil itu mengoleskan

sombulan. Hudin sendiri menyarankan ibu hamil untuk mengoleskan sombulan pada saat sebelum tidur. Tapi, jika perut terasa tidak

nyaman, lebih baik segera membuat sombulandan langsung dioleskan. Karena pada saat perut tidak nyaman inilah dipercaya ada setan yang masuk ke dalam perut kemudian berputar-putar untuk mempermainkan janin. Dengan diolesi sombulan, setan akan berhenti bermain dan segera keluar dari dalam perut.

Sementara itu, praktik terhadap kepercayaan adanya pantangan bagi ibu hamil dan suami di Desa Pasar Terandam masih tinggi. Jika ibu hamil dan suaminya melanggar pantangan ini dipercaya akan mempersulit pada saat proses melahirkan atau akan berpengaruh terhadap kesehatan atau fisik bayi.

Berikut ini, beberapa pantangan untuk ibu hamil dan suaminya yang masih dipercayai oleh masyarakat Desa Pasar Terandam, antara lain:

80

1. Ibu hamil dilarang mengkonsumsi salak dan makanan yang bergetah karena dipercaya akan membuat bayi dan ari-ari lengket pada saat dilahirkan.

2. Pada senja dan tengah hari, ibu hamil dilarang keluar rumah karena akan ada setan yang masuk untuk mengganggu janin. Jika dalam keadaan yang sangat mendesak, ibu hamil harus keluar dengan membawa bawang dasun (bawang putih).

3. Pantangan juga berlaku bagi suami dari ibu yang sedang mengandung. Suami dilarang membunuh hewan apa pun karena dipercaya anak yang lahir akan cacat menyerupai hewan yang sudah dibunuh.

4. Pantangan yang berlaku untuk kedua orang tua bayi tersebut ada dilarang bapangkas. Bapangkas adalah istilah lokal yang dalam Bahasa Indonesia berarti potong rambut. Jika salah satu saja orang tua ada yang bapangkas maka nantinya bayi yang lahir tidak akan memiliki rambut. Bisa juga lahir dengan rambut tipis atau botak.

Selain terdapat berbagai macam pantangan tersebut, ada anjuran yang ditujukan untuk ibu yang sedang mengandung. Menurut dukun Siti, ibu hamil di Desa Pasar Terandam disarankan untuk mengkonsumsi buah nanas. Berikut ini penuturan ibu Siti selengkapnya, yaitu:

“… dianjurkanlah itu makan nane(nanas). Kalo udah tujuh bulan lewat, dianjurkanlah orang ibu hamil itu makan nenas. Supaya agak kecil anaknya jangan terlalu besar.”

Buah nanas tersebut dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari, mulai pada usia kandungan tujuh bulan sampai saat akan melahirkan. Konsumsi nanas ini dimaksudkan untuk membuat ukuran bayi menjadi lebih kecil sehingga tidak terlalu sulit pada saat melahirkan.

81 Selain itu, secara adat juga di Desa Pasar Terandam ini ada adat yang dilakukan khusus bagi ibu hamil, yaitu Mayonggot. Manyonggot adalah upacara yang dilakukan untuk memperingati kehamilan usia tujuh bulan, dan dilakukan hanya pada kehamilan yang pertama saja. Di mana, para tamu undangan akan datang membawa kue untuk diberikan kepada ibu hamil sehingga pada acara tersebut akan terkumpul banyak makanan. Harapan dari terkumpulnya makanan tersebut agar tidak ada lagi keinginan ibu hamil yang tidak terpenuhi sehingga untuk proses melahirkan nantinya menjadi lancar.

Peneliti menyaksikan adat manyonggot ini. Kediaman Ibu Nina terlihat lebih ramai dari biasanya, rumah yang sudah ditata rapi siap dijadikan tempat untuk acara manyonggot. Dibagian ruang tengah sudah disiapkan semacam pelaminan beralaskan kasur dan bantal yang sudah ditata dan diberi hiasan. Tempat itu nantinya akan digunakan sebagai tempat duduk suami istri yang sedang mengadakan acara manyonggot tersebut. Sedangkan kedua calon orang tua masih berada didalam kamar untuk dirias. Calon ibu akan mengenakan pakaian adat dan dirias kemudian calon bapak akan mengenakan kain sarung dan menggunakan pakaian berwarna putih.

Gambar 3. 4. Adat Manyonggot Untuk Memperingati Kehamilan Usia Tujuh Bulan dan Dilakukan Hanya Pada Kehamilan Yang Pertama (Sumber: Dokumen Peneliti)

82

Mendekati waktu acara akan dimulai, keluarlah kedua calon orang tua itu dari dalam kamar. Tidak lama kemudian datang keluarga dari pihak laki-laki yang juga membawa berbagai macam makanan. Setelah memberi salam dan meletakan makanan yang dibawa didepan pasangan suami istri tersebut, maka acara sudah siap dimulai.

Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an yang berisi nasehat-nasehat untuk pasangan suami istri. Selesai pembacaan ayat suci, acara dilanjutkan dengan menaburkan beras kuning pada pasangan suami istri tersebut dan memerciki tangan mereka dengan

sidingin-dingin. Setelah itu, seorang perwakilan keluarga melakukan upah-upah pada pasangan suami istri tersebut.

Beras berwarna kuning yang ditaburkan pada kedua calon orang tua tersebut melambangkan doa akan kelancaran rejeki dan berkah dari Tuhan. Sedangkan sidingin-dingin yang merupakan larutan bedak dingin melambangkan harapan agar keluarga tersebut dapat berjalan dengan baik, dijalani dengan dingin.

Perwakilan keluarga yang dituakan akan maju satu-persatu untuk memberikan doa dan mengupah-upah kedua calon orang tua tersebut. Setelah selesai mangupah-upah, sebelum acara ditutup akan dilakukan makan bersama terlebih dahulu.