• Tidak ada hasil yang ditemukan

Syamsul Arifin

A. Aktivitas Harian

Pengamatan dilakukan dengan mengikuti kelompok yang mempunyai komposisi individu 1 jantan dewa-sa, 1 betina, 2 remaja dan 1 anak, yaitu menetapkan sasaran penelitian pada 1 kelompok yaitu kelompok yang beranggotakan lengkap struktur individunya. dari hasil pengamatan, aktivitas harian yang dilaku-kan owa jawa adalah madilaku-kan, bergerak, istirahat dan sosial. lama aktivitas harian rata-rata 11 jam 6 menit. ini menunjukan bahwa aktivitas harian owa jawa di Taman nasional Gunung Gede Pangrango lebih besar dari pada aktivitas owa jawa di Taman nasional Gu-nung Halimun yang mempunyai lama aktivitas harian rata-rata 6 jam (Arnes, 2002).

frekuensi lokasi waktu aktivitas harian kelompok owa jawa yang beranggotakan 5 ekor didapatkan hasil sebagai berikut aktivitas makan (39,88%), bergerak (15,95%), istirahat (35,96%), dan sosial (8,21%). menurut Purwanto (1992) Aktivitas Harian owa jawa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mempunyai suatu pola penggunaan waktu harian. Aktivitas se-tiap harinya dimulai dengan mengeluarkan suaranya (± pukul 05.00 pagi) awal dimulainya aktivitas har-ian dan berakhir saat kelompok owa jawa istirahat panjang/tidur (± pukul 18.00 sore).

dalam melakukan aktivitasnya, kelompok owa jawa menggunakan tingkat strata pohon yang berbeda. Pada saat melakukan aktivitas makan lebih sering menggunakan strata pohon ii dan iii, sedangkan pada saat melakukan aktivitas bergerak lebih sering

menggunakan strata i. pada saat istirahat kelompok owa jawa memilih strata ii dan saat melakukan ak-tivitas sosial banyak dilakukan pada strata iii. Pemili-han tingkat strata pada setiap melakukan aktivitas dipengaruhi beberapa faktor, seperti sebaran sumber pakan, bentuk percabangan dan faktor keamanan.

B. Makan

a. Pola Aktivitas makan

kegiatan makan sangat dipengaruhi oleh beberapa pakan. Aktivitas makan, dalam penelitian ini dibatasi sebagai aktivitas yang dimulai dari memilih makan-an, mengambil makanmakan-an, memasukkan ke dalam mulut dan mengunyah makanan.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa akti-vitas makan pada kelompok owa jawa di Hutan rasa-mala sebesar 39.88%. Aktivitas makan dimulai pada pukul 06.00 dan meningkat hingga pukul 08.00. Ak-tivitas makan menurun mulai pukul 09.00 hingga pu-kul 14.00 dan mulai meningkat kembali pupu-kul 15.00 hingga beberapa saat sebelum memasuki pohon tidur. Hal ini merupakan aktivitas makan yang normal. menurut Priyanto (1978) aktivitas makan dalam kon-disi yang aman atau normal kelompok owa jawa memperlihatkan frekuensi aktivitas makan yang tinggi sekitar pukul 06.00-11.00, selanjutnya aktivi-tas makan menurun dan akan meningkat lagi sekitar pukul 15.00 hingga pukul 17.00 sore.

menurut Chivers et.al. (1975), sikap tubuh dalam ke-giatan makan owa jawa berhubungan dengan uku-ran penyangga tubuh dan bagian tumbuhan yang dimakan. sikap bergantung biasanya dilakukan pada penyangga tubuh yang berukuran kecil (ranting atau pucuk) dan sikap duduk pada penyangga tubuh yang besar (batang atau cabang). Bagian-bagian pohon (batang, cabang, ranting, dan pucuk) sangat berkai-tan dengan aktivitas makan secara umum meliputi letak dan posisi makan.

dari hasil yang didapatkan owa dewasa dan remaja aktivitas makan lebih banyak dilakukan dengan cara menggantung sedangkan untuk anak lebih dengan cara duduk. Hal ini disebabkan karena anak owa jawa mempunyai tungkai depan yang belum cukup kuat untuk dan masih dalam pengawasan induk betinanya. namun pada saat kelimpahan akan buah

berkurang owa jawa akan banyak mengkonsumsi daun muda dan bunga. Kelimpahan akan buah di hutan biasanya terdapat pada saat awal musim hu-jan yaitu sekitar bulan Juli. menurut Alikondra (2002) satwa liar melakukan berbagai strategi untuk menye-suaikan diri dengan perubahan faktor fisik maupun biotik dihabitatnya. Jenis-jenis Pakan owa jawa yang terdapat di hutan rasamala disajikan pada tabel 3. c. Analisa Vegetasi

menurut Wairsum (1973) vegetasi merupakan kom-ponen habitat yang sangat penting bagi satwa liar. Komponen ini secara langsung meupun tidak langsung menyediakan sumber pakan dan cover. sumber pakan mutlak tersedia karena merupakan sumber energi, se-dangkan cover berfungsi sebagai pelindung dan meng-hindar dari ancaman predator.

Analisis vegetasi yang dilakukan pada habitat owa jawa di hutan rasamala untuk tingkat pohon, tiang, pancang dan semai dilakukan dengan cara garis ber-petak, plot/petak contoh yang dibuat secara acak. Hutan rasamala pada dasarnya merupakan hutan produksi yang sengaja ditanam pada masa penjajahan

no nama daerah nama latin Bagian yang dimakan Presentase

daun Bunga Buah

1. rasamala Altingia excelsa √ √ 86.23%

2. Puspa schima walichii √ √ 2,04%

3. Afrika maesopsis eminii √ 11,74%

Tabel 3. Jenis Pakan Owa jawa di Hutan Rasamala

Belanda yang kemudian dikelola oleh Perum Perhu-tani pada tahun 2003 kawasan rasamala ini menjadi kawasan Hutan Taman nasional. Hutan rasamala ini merupakan salah satu habitat owa jawa di resot Bodogol Taman nasional Gunung Gede Pangrango. Hasil perhitungan indeks nilai Penting (inP) untuk tingkat pohon memperlihatkan bahwa habitat owa lebih didomi-nasi oleh rasamala (Altingia excelsa), puspa (schima wa-lichii), Kipare (Glocidion capitatum) dan Afrika (maesopsis eminii) untuk lebih jelas disajikan pada tabel 4.

Berdasarkan penelitian untuk tingkat pohon (20 m x 20 m ), tiang (10 m x 10 m), pancang (5 m x 5 m) dan semai (2 m x 2 m), maka didapatkan permeter habitat owa jawa yang disajikan pada tabel 5.

dari hasil analisis vegetasi yang dilakukan pada lokasi teritori owa jawa seluas 1,8 ha diperoleh jenis rasamala (Altingia excelsa) mempunyai inP tertinggi untuk tingkat pohon (187,88%), untuk tingkat tiang manggong (ma-caranga rhizinoides) mempunyai inP tertinggi (28,97%), untuk tingkat pancang Hampelas (ficus ampelas) mempu-nyai inP tertinggi (49,92%) untuk tingkat semai Kiareng (diospyros aurea) mempunyai inP tertinggi (106,59%).

no nama Jenis nama latin inP lBds K

1 rasamala Altingia excelsa 187.88 5.409 200

2 Puspa schima walichii 31.78 0.618 25

3 Kipare Glocidion capitatum 19.36 0.156 10 4 Afrika maesopsis eminii 13.67 0.222 10 5 Cangcaratan nauclea orientalis 9.71 0.080 5 6 Kinyere badak Bridelia glauca 9.64 0.075 5 7 Jirak symplocos fasciculate 9.57 0.071 5 8 Kitongeret neonauclea lanceolata 9.25 0.049 5 9 Kibancet Turpunia spaerocarpa 9.14 0.042 5

Jumlah 300.00 6.72 270

Jenis rasamala mempunyai inP tertinggi (187%), hal tersebut menunjukan bahwa jenis rasamala penye-barannya cukup merata dan lebih rapat juga memiliki luas bidang dasar paling besar sehingga dominansi relatif jenis rasamala paling besar, dan jenis rasama-la juga merupakan jenis pakan kesukaan owa jawa dari jenis daun dan bunga.

menurut Arnes (2002) rasamala mempunyai inP tertinggi untuk tingkat pohon (84,85%) di blok hu-tan Cikaniki Taman nasional Gunung Halimun Jawa Barat. Hal ini menunjukan jenis rasamala merupakan jenis dominan di blok hutan Cikaniki, memiliki ker-apatan yang tinggi dan penyebaran yang merata. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, rasa-mala lebih banyak digunakan owa jawa untuk melakukan aktivitasnya dikarenakan memiliki tajuk hutan yang rapat dan menyediakan sumber pakan, juga sebagai pelindung dari sengatan sinar matahari pada siang hari dan tempat tidur pada malam hari.

C. Bergerak

setiap jenis primata mempunyai cara bergerak yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain: anatomi tubuh, keadaan vegetasi dan tingkat anca-man.

Aktivitas bergerak pada kelompok owa yang diamati sebesar 15,95% dari seluruh aktivitas harian owa jawa. frekuensi aktivitas bergerak paling tinggi dilakukan pada pukul 09.00-10.00 (14,37%) dan frekuensi yang terendah dilakukan pada pukul 13.00-14.00 (2,1%). Perilaku bergerak atau berpindah dilakukan owa jawa pada dasarnya untuk mencari makan, tempat tidur, mengontrol wilayah dan untuk menghindari dari bahaya dengan cara berpindah dari satu dahan pohon ke dahan pohon lainnya.

menurut Kappler (1981) peran jantan dewasa dalam menjaga daerah kekuasaannya memerlukan mobilitas yang tinggi dibandingkan dengan anggota keluarg-Tingkat

Pertumbuhan no nama lokal nama latin famili inP

Pohon 1 2 3 4 5 rasamala Puspa Kipare Afrika Cangcaratan Altingia excelsa schima walichii Glocidion capitatum maesopsis eminii nauclea orientalis Hammamelidaceae Theaceae euphorbiaceae rhamnaceae rubiaceae 187.88 31.78 19.36 13.67 9.71 Tiang 1 2 3 4 5 6 manggong Puspa Walen Huru Tangkalak Huru tengek macaranga rizinoides schima walicii ficus ribes Actinodaphne Golmerata Crytocarya ferrea euphorbiaceae Theaceae moraceae lauraceae lauraceae 28.97 23.10 21.50 19.54 15.01 Pancang 1 2 3 4 5 Hampelas Pongol nagsi Kicengkeh Cangcaratan ficus ampelas ? Villebrunea rubescens urophyllum arboretum nauclea orientalis moraceae ? urticaceae rubiaceae rubiaceae 49.92 19.93 18.89 17.42 17.26 semai 1 2 3 4 5 Kiareng Jirak Huru tengek Kokopian Puspa diospyros aurea symplocos fasciculate Crytocarya ferrea lasiantus contructus schima walichii ebenaceae symplococeae lauraceae euphorbiaceae Theaceae 106.59 28.21 24.07 23.26 22.29

Tabel 5. Daftar Nama Penting 5 Jenis Tumbuhan yang Dominan pada Tingkat Pohon, Tiang, Pancang dan Semai pada Wilayah Jelajah Owa jawa.

anya yang lainnya, serta untuk mencari sumber pakan yang tersebar dan menjaga anggota keluarganya yang sering berpindah dalam aktivitas makannya.

Berdasarkan hasil pengamatan cara berpindah yang sering dilakukan oleh kelompok owa jawa adalah den-gan cara berayun (brakhiasi), cara ini mereka gunakan karena tungkai depan yang lebih panjang dibanding-kan dengan jenis primata lain. dengan keadaan tajuk yang rapat mereka dapat dengan mudah melakukan perpindahan dari satu tajuk ke tajuk lainnya. Cara lain yang digunakan meloncat (leaping). Cara ini dilakukan apabila jarak tajuk yang akan diseberangi cukup jauh atau berada dibawah posisinya, dan berjalan dengan menggunakan kedua tungkai belakangnya (bipedal). Cara ini sangat unik dan jarang dilakukan karena cara ini membutuhkan keseimbangan badan. Berdasarkan hasil pengamatan cara ini dilakukan apabila owa jawa melalui batang pohon yang besar.

untuk betina dewasa lebih sering berada di dekat anak karena untuk menjaga keselamatan individu anak dari gangguan yang tidak diduga, karena anak owa jawa lebih sering menjadi incaran pemangsa seperti macan tutul (Panthera pardus), elang hitam dan Binturong. na-mun yang paling mengancam bagi kehidupan anak owa jawa adalah elang hitam dan Binturong. sedangkan un-tuk individu muda (remaja) mereka bersifat fleksibel bisa ikut menjaga individu anak betina tetapi bisa juga ikut bersama jantan berpatroli pada saat merasakan adanya bahaya.

Panjang pergerakan harian (day range = dr) di-dapatkan dengan mengukur jarak terjauh dan ter-pendek yang ditempuh kelompok owa jawa selama satu hari perjalanan, dari pagi hingga sore hari. setelah dirata-ratakan didapatkan 645 m dengan jarak terpendek 240 m dan jarak terjauh 861 m. sedangkan untuk jarak terjauh antara pohon tem-pat tidur semula dengan pohon temtem-pat tidur malam berikutnya (night Position shift = nPs) adalah 79 m dan jarak terdekatnya adalah 0, jarak rata-ratanya adalah 52,64 m. Jarak terjauh dari tempat tidurnya (maksimum radius = mr) adalah 360 m dan jarak terdekatnya adalah 80, jarak rata-ratanya adalah 220 m. daerah jelajah owa jawa diperoleh setelah tujuh belas hari mengikuti pergerakannya. Kelompok yang diikuti adalah kelompok lima, salah satu kelompok yang berada di hutan rasamala.

menurut Kool, 1998 dalam Bismark, (1998) luas daerah jelajah owa jawa yaitu 11-12 ha. sedangkan menurut Gurmaya et al. 1992 dalam Bismark (1998), ukuran wilayah jelajah owa jawa berkisar antara 30 ha – 40 ha. Adanya perbedaan ukuran tersebut pada dasarnya tergantung pada beberapa faktor seperti ke-beradaan kelompok lain (kerapatan kelompok), kondisi habitat (ketersediaan pakan, tipe vegetasi dan kering atau basahnya lahan) dan gangguan manusia. dari hasil analisis jelajah harian kelompok owa jawa yang diamati dan dipetakan dalam peta kerja, diketa-hui bahwa daerah jelajah kelompok owa jawa yang beranggotakan lengkap memiliki keluasan sebesar 50 ha dan memiliki daerah teritori sebesar 1,8 ha. Batasan-batasan derah teritori ini sangat dikenali dengan jelas oleh pemiliknya dan apabila ada gang-guan ataupun kelompok lain yang mencoba masuk ke daerahnya, owa Jantan akan berusaha memper-tahankannya dengan perilaku yang agresif.

daerah tertori ditandai dengan bau urine jantan de-wasa, daerah teritori lebih sempit dari daerah jelajah owa jawa. Hal ini disebabkan daerah teritori adalah daerah yang dipertahankan karena terdapat bebera-pa faktor.

menurut sahlin (1972) penggunaan teritori dipenga-ruhi oleh variasi ekologis, yang dikelompokkan men-jadi tiga yaitu:

1. sumberdaya pakan terdistribusi merata dan tersedia sepanjang tahun. disini secara nyata teritori dan keanggotaan kelompok relatif tetap. 2. sumberdaya pakan terdistribusi merata pada

beberapa musim dan kelimpahannya bervariasi pada setiap musim yang lain. Kekhususan terito-ri dan keanggotaan kelompok bersifat musiman. 3. Pakan tidak tersedia secara nyata. Kelompok

yang mendekati areal tersebut sangat bervari-asi, karena sumberdaya pakan bervariasi kelim-pahannya secara musiman dan tahunan.

D. Istirahat

menurut Alikondra, (1990), aktivitas istirahat sebagai periode tidak aktif dari satwa dalam bentuk apapun, terutama dari kegiatan makan, berpindah dan bersu-ara, kegiatan berkutu-kutuan adalah kegiatan yang dilakukan pada saat istirahat.

Pada penelitian ini frekuensi istirahat pada kelompok owa jawa sebesar 35,96% dari total aktifitas hariannya, dan lebih banyak dilakukan dengan cara duduk, yaitu dengan kedua kaki ditekuk, lutut menempel pada dada dan tangan berpegangan pada ranting atau cabang. Primata umumnya istirahat pada siang hari dilakukan pada pohon atau cabang yang rindang. Hal tersebut di-lakukan panjang pada malam hari atau tidak didi-lakukan setelah senja berlalu, yaitu pada pohon tempat tidur yang tidak selalu menetap pada satu pohon. Pohon tempat ti-dur yang dipilih ialah pohon yang cukup tinggi, memiliki tajuk yang rapat pada percabangan yang horizontal. Jenis rasamala memiliki potensi pemanfaatan yang besar, yang digunakan sebagai pohon tidur, disamp-ing memiliki keunggulan jika dibanddisamp-ingkan dengan pohon-pohon lain, diantaranya sebagai pohon pakan yang tersedia sepanjang waktu. Pohon rasamala se-lain memiliki diameter yang besar serta tinggi juga me-miliki kanopi yang cukup lebar.

menurut Tanudimadja dan Kusumadiharja (1975), pemili-han tempat tidur merupakan tingkah laku mencari per-lindungan. sedangkan menurut Weirsum (1973) vegetasi merupakan komponen habitat yang sangat penting bagi satwa liar. Komponen ini, secara langsung maupun tidak langsung menyediakan sumber pakan dan cover. sumber pakan mutlak tersedia karena merupakan sumber energi, sedangkan cover berfungsi sebagai pelindung dari kon-disi iklim yang kurang sesuai, sekaligus sebagai tempat berlindung dan menghindar dari ancaman predator. strata pohon yang banyak digunakan owa jawa pada saat istirahat pada ketinggian antara 21-25 m. strata ini merupakan tajuk bagian tengah yang rimbun dengan percabangan yang relatif besar, sehingga memberikan ru-ang yru-ang cukup luas untuk melakukan aktivitas istirahat.