• Tidak ada hasil yang ditemukan

Syamsul Arifin

E. Perilaku Sosial

menurut soeratmo (1979) hubungan sosial se-cara umum dapat dikategorikan menjadi dua yaitu hubung an sosial satwa dalam spesies yang sama (intraspesific relationship) dan hubungan sosial satwa dalam spesies yang berbeda (interspesific relationship). Kedua jenis hubungan sosial tersebut dapat terjadi pada kelompok satwa karena terdapat bentuk-bentuk komunikasi antar anggota kelompok. Kemampuan berkomunikasi pada satwa

dipenga-ruhi oleh tanda yang dapat dikirim tiap individu dan kemudian individu lain menangkap atau menerima tanda tersebut.

dari hasil pengamatan yang dilakukan perilaku sosial sekitar 8,21% dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh kelompok owa jawa. Aktivitas sosial yang ber-hasil diamati mencakup aktivitas bersuara, bermain, waspada, kopulasi dan mengutui. namun aktivitas sosial yang paling sering dilakukan owa jawa adalah bersuara (vocal) sekitar 75% dari total aktivitas sosial. Aktivitas sosial ini berkembang sesuai dengan adanya perkembangan dari proses belajar mereka.

1. Bersuara (Vocal)

menururt supriatna dan Wahyono (2000), pasangan jantan dan betina owa jawa jarang melakukan duet. Ada 4 jenis suara yang dikeluarkan primata ini, yaitu suara betina sendiri untuk menandakan daerah teri-torinya, suara jantan yang dikeluarkan bersama an-tara keluarga saat terjadi konflik, dan suara dari ang-gota keluarga sebagai tanda bahaya.

Berdasarkan pengamatan dilapangan aktivitas yang dilakukan oleh owa jawa adalah bersuara (vocal). owa jawa sering bersuara pada pagi hari juga ber-suara pada siang dan sore hari. Hal ini untuk lebih menegaskan bahwa daerah tersebut merupakan dae-rah kekuasaan kelompoknya, selain dengan bersuara kelompok owa jawa juga menandakan daerah kekua-saannya dengan menebarkan bau urine.

Aktivitas bersuara juga dapat dilakukan dengan bersu-ara yang bervariasi pada saat morning call atau pada saat mereka menandakan daerah kekuasaannya mere-ka amere-kan mengeluarmere-kan suara uuwi…uuuwi…uwi dan apabila didengar dari jauh akan terdengar uuwa… uwa…uwa…uuuuuuuuuuuwa..dan yang akan men-geluarkan suara itu adalah betina dewasa. suara ini akan lebih sering terdengar pada pagi dan sore hari. sedangkan pada saat adanya bahaya kelompok owa akan bersuara lebih pendek dengan suara yang lebih kecil sepeti nguk….nguk….nguk. suara ini lebih ter-dengar seperti memanggil anggota keluarga yang lain atau waspada, dengan segera anggota keluarga yang lain akan menjawab dengan suara yang sama. suara seperti ini biasanya pertama kali dilakukan jantan de-wasa pada saat melihat atau mendengar sesuatu yang dianggap mengancam keberadaan kelompoknya.

Aktivitas bersuara kelompok owa jawa dilakukan se-jak pagi hari yaitu pukul 05.00-06.00 sore. frekuensi aktivitas bersuara kelompok owa jawa yang terjadi di TnGP berbeda dengan aktivitas-aktivitas bersuara kelompok owa jawa yang berada di Taman nasional Gunung Halimun yang diamati oleh Arnes (2003), mengemukakan bahwa aktivitas bersuara owa jawa sekitar pukul 06.00-07.00 dan terjadi peningkatan pada pukul 11.00-12.00 dan pukul 13.00-14.00. 2. main dan Berkutu

Pemeliharaan anak merupakan faktor yang cukup penting dalam kehidupan sosial primata. dalam peme-liharaan tidak saja terjadi proses belajar pada anak, namun juga hubungan induk dan anak semakin kuat. disaat individu dewasa beristirahat, individu anak meman-faatkan waktu istirahatnya dengan bermain disekitar induk betina dan diawasi oleh induk betinanya. Hal ini dilakukan untuk memantau bahaya predator yang dapat menyerang individu anak kapan saja. Aktivitas ini sering dilakukan pada tingkat strata yang rendah yaitu strata i dan ii. Pada strata ini merupakan tajuk pohon bagian tengah dengan percaban-gan besar yang lebih kuat, sehingga memudahkan untuk anak owa bermain secara leluasa.

dari hasil pengamatan di lapangan, aktivitas bermain dilakukan sebesar 18,60%, aktivitas main sering dilakukan oleh anak owa jawa yaitu dengan cara bermain sendiri yaitu induk betina melepaskan anak bermain sendiri, akan mencoba berayun pada rant-ing-ranting pohon dan akan belajar memilih makan-an seperti ymakan-ang dimakmakan-an oleh individu dewasa. Aktivitas main paling sering dilakukan pada pukul 10.00-11.00, hal ini disebabkan individu anak melakukan akti-vitas main dengan bebas dan diawasi oleh induk betina. Pada kelompok owa jawa jarang sekali ditemukan akti-vitas berkutu kecuali bagi betina dewasa yang sedang memiliki anak yang akan sering melakukan aktivitas ini. menurut Alexander, 1974; freeland,1976 dalam Bennet, (1983), beberapa sebab terjadinya grooming dalam kelompok primata adalah memelihara satwa dari gangguan parasit dan kotoran juga untuk meme-lira ketertarikan sosial antar individu dalam kelompok. Jarang sekali terjadi konflik antara kelompok owa yang terdapat di hutan rasamala. Hal ini disebabkan

salah satu dari kelompok owa yang lebih memilih ke-selamatan akan individu anak dan menjauhi terjadinya konflik antar kelompok. namun gangguan yang pal-ing berpengaruh pada habitat owa jawa di hutan rasamala adalah penebangan pohon skala kecil yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Hal ini menye-bakan semakin berkurangnya keluasan habitat dan sumber pakan owa jawa di kawasan tersebut. 4. Kopulasi

Kopulasi merupakan faktor yang sangat menentukan dalam mempertahankan populasi atau bahkan jenis. menurut mac kinnon (1986) owa jawa bersifat mo-nogamy, owa jawa mempunyai ukuran kelompok yang kecil, 2-5 individu per kelompok. dengan seekor jantan dan betina kopulasi lagi apabila pasangannya mati. sedangkan untuk anak yang menginjak dewasa akan meninggalkan keluarganya dan mencari pakan-nya untuk membentuk keluarga sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian aktivitas kopulasi dilaku-kan sebanyak 1,16 %, aktivitas kopulasi jarang tera-mati disebabkan, pada saat penelitian dilakukan belum musim kawin yaitu sekitar awal musim hujan. Aktivitas ini dilakukan diluar musim kawin semata-mata untuk menunjukan dominansi jantan terhadap betina. Kopulasi yang berhasil diamati terjadi dengan cara salah satu individu dewasa memberikan suatu isyarat kepada individu dewasa pasangannya, isyarat itu biasa diawali oleh individu jantan atau betina dewasa, namun kopu-lasi yang berhasil diamati oleh peneliti kopukopu-lasi yang ter-jadi diawali oleh individu betina dewasa kepada jantan dewasa, dengan mengangguk-nganggukan kepalanya dan jantan dewasa pun merespon dengan berputar mengelilingi daerah kekuasaanya sambil bersuara. Kopulasi dilakukan pada cabang pohon yang besar. si-kap kopulasinya yaitu sisi-kap badan betina menggantung berpegangan pada cabang, jantan memegang ping-gang dan kedua kakinya mengapit kedua kaki betina. KesimPulAn dAn sArAn

A. Kesimpulan

1. rasamala (Altingia excelsa) merupakan jenis pakan yang sangat disukai oleh owa jawa dan merupakan habitat owa jawa.

2. Aktivitas harian owa jawa dimulai sejak pu-kul 05.00 (bagun tidur) sampai dengan pupu-kul 17.30, dengan jenis aktvitas tersendiri dari makan 39,88% dilakukan pada strata ii dan iii, bergerak 15,95% dilakukan pada strata i dan ii, istirahat 35,96% dilakukan pada strata ii dan sosial 8,21% dilakukan pada strata i.

3. Aktivitas makan tertinggi kelompok owa jawa dilakukan pada pukul 08.00-09.00 dan pukul 16.00-16.00, bergerak pada pukul 09.00-10.00 dan pukul 16.00-17.00, istirahat pada pukul 14.00-15.00 dan sosial 05.00-06.00

4. Aktivitas sosial owa jawa terdiri dari bersuara 75%; bermain 18,60%; waspada 4,06%; kopu-lasi 1,16%; berkutu 1,16%.

5. Perilaku bergerak owa jawa adalah brakhiasi gan menggunakan kedua tungkai depannya den-gan posisi berayun. Panjang pergerakan harian antara 240-861 m, radius maksimum 86 m dan perpindahan lokasi tidur antara 0-52,64 m, dengan luas jelajah 50 ha dan daerah kekuasaannya 1,8 ha. 6. Jenis rasamala (Altingia excelsa) mempunyai

inP tertinggi untuk tingkat pohon (187,88%), untuk tingkat tiang manggong (macaranga rhi-zinoides) mempunyai inP tertinggi (28,97%), untuk tingkat pancang Hampelas (ficus amp-elas) mempunyai inP tertinggi (49,92%), untuk tingkat semai Kiareng (diospyros aurea) mem-punyai inP tertinggi (106,59%).

B. Saran

1. diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pola aktivias harian owa jawa dengan waktu yang lebih lama, misalnya minimal 6 bulan – 1 tahun. Hal ini berkaitan dengan musim hujan dan musim kemarau serta dimana musim berlimpahnya makanan dan pada saat ketersediaan makanan menipis. Penelitian ini penting untuk mengetahui pola aktivitas harian kelompok owa jawa dan sosio-ekologi owa jawa. 2. Pihak TnGP perlu melakukan pengawasan yang

ketat di kawasan rasamala dan sekitarnya yang berkaitan dengan penebangan terhadap jenis-jenis pohon yang merupakan sumber habitat dan sumber pakan bagi owa jawa.

3. Pihak TnGP perlu memberikan papan pengumu-man di sepanjang jalan menuju PPKAB Bodogol bahwa rasamala merupakan Habitat owa jawa, agar pengunjung mengerti dan tidak mengganggu aktivitas owa jawa dengan suara-suara teriakan.

dAfTAr PusTAKA

Altman, J. 1974. observational study of Behaviour: sampling methods. Allee laboratory of Animal Behaviour. university of Chicago. illinois, usA. Arnes, 2002. Perilaku makan owa jawa (Hylobates moloch, Audebert 1789) di Blok Hutan Ci-kaniki Taman nasional Gunung Halimun Jawa Barat. skripsi Jurusan KsdH fakultas Kehuta-nan universitas nusa Bangasa Bogor, Bogor. Chivers,d,J., J.J. reamakers and f.P.G. Aldrich-Blake,

1975. long Term observation of siamang Be-haviour. folio Promatologica 23:1-49 Caughley, G dan A.r.s. sinclair.1994. Wildlife ecology and

management, Blackwell science publ, Boston. daniel, W. 1989. statistik non parametric Terapan,

Gramedia-Jakarta.

Kappeler, m. 1981. The Javan silvery Gibbon (Hylo-bates lar moloch), ecology and Behavior, Zoo-logical institute of Basel, switzerland. lembaga Biologi nasional-liPi. 1982. Beberapa Jenis

mamalia Yang di lindungi. lembaga Biologi nasional-liPi, Bogor.

macKinnon, J. 1993. Pengelolaan Kawasan Yang dil-indungi di daerah Tropika, Gajah mada uni-versity Press, Yogyakarta.

soerianegara, i dan A. indrawan, 1988. ekologi Hutan indonesia. laboratorium ekologi Hutan. facultas Kehuatanan institut Pertanian Bogor, Bogor. supriatna, J dan e. Hendras, 2000. Panduan

lapa-ngan Primata indonesia. Yayasan obor indo-nesia, Jakarta.

Wiersum,K.f. 1973. syllabus Wildlife utilization and management in Tropical regional Agricul-ture, university nature Conservation departe-ment. Wageningen The netherlands.

Pembinaan Habitat Owa Jawa