• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesiapan Perilaku Pasangan Owa Jawa Menjelang Uji Coba Pelepasan

Niki Kurniawati

B. Kesiapan Perilaku Pasangan Owa Jawa Menjelang Uji Coba Pelepasan

B. Kesiapan Perilaku Pasangan Owa Jawa Menjelang Uji Coba Pelepasan

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas harian owa jawa di JGC, maka dapat diketahui pemenuhan skor pada setiap parameter kesiapan perilaku uji coba pelepasan oleh masing-masing pasangan owa jawa. skor yang diperoleh, kemudian dikonversikan sesuai dengan bobot pada setiap parameter. dengan demiki-an, akan diperoleh bobot parameter kesiapan perilaku uji coba pelepasan setiap pasangan owa jawa. Berdasarkan data owa jawa di JGC yang terdapat pada lampiran 2, diketahui bahwa pasangan owa jawa yang telah siap (P 4 dan P 5) dan sangat siap (P 3)

menjalani uji coba pelepasan memiliki rentang masa penjodohan selama 12--15 bulan. Ketiga pasangan tersebut menunjukkan ikatan pasangan yang kuat me-lalui dilakukannya perilaku seksual yaitu kopulasi yang memiliki bobot parameter kesiapan perilaku uji coba pelepasan tertinggi (5). menurut fuentes (2002: 969) ikatan pasangan seksual umumnya dimiliki setelah berpasangan minimal selama satu tahun. owa jawa P 1 dan P 2 telah menjalani masa penjodo-han lebih dari satu tahun, namun selama periode pene-litian tidak ditemukan perilaku kopulasi pada masing-masing pasangan. Hrdy & Whitten (1987: 370) serta estep & dewsbury (1996: 380) menyatakan bahwa perilaku kopulasi terjadi saat betina berada pada masa estrus yang ditandai dengan atraktivitas, proseptivitas, dan reseptivitas. dengan demikian, terdapat kemungki-nan bahwa periode penelitian tidak berada pada masa estrus ♀ P 1 dan ♀ P 2, sehingga perilaku yang ditemu-kan hanya courtship tanpa disertai dengan perilaku kop-ulasi. Perilaku courtship menunjukkan atraktivitas dan proseptivitas dalam pasangan yang dapat menginisiasi terjadinya kopulasi jika betina sedang reseptif (estep & dewsbury 1996: 379). Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa owa jawa P 1 dan P 2 melakukan perilaku courtship dengan persentase rerata pada mas-ing-masing pasangan sebesar 8,49% dan 10,85%. Pasangan owa jawa yang belum siap (P 6, P 7, P 9, dan P 10) serta tidak siap (P 8, P 11, dan P 12) masing-masing memiliki rentang masa penjodohan selama 2--9 bulan dan 1--60 hari. masa penjodohan kurang dari satu tahun, belum dapat menciptakan ikatan pasangan seksual yang kuat. Hal tersebut dapat diketahui melalui hasil penelitian yang menun-jukkan bahwa P 6 hingga P 12 tidak melakukan perilaku kopulasi serta P 6, P 7, P 8, P 11 dan P 12 menunjukkan kisaran persentase rerata courtship yang rendah yaitu 0,43--1,79%.

KesimPulAn dAn sArAn

A. Kesimpulan

1. Pasangan yang sangat siap, siap, belum siap, dan tidak siap untuk menjalani uji coba pelepas-an berturut-turut yaitu P 3; P 4 dpelepas-an P 5; P 1, P 2, P 6, P 9, P 10, P 11, dan P 12; P 7 dan P 8.

B. Saran

1. Kondisi kandang dibuat agar tidak memfasili-tasi owa jawa melakukan pencarian pakan pada dasar kandang.

2. Kandang sebaiknya dikondisikan agar owa jawa tidak dapat berinteraksi dengan perawat satwa dan pengunjung, sehingga satwa tersebut tidak memiliki kecenderungan terhabituasi dengan manusia dan lebih terpicu untuk melakukan in-teraksi dengan pasangannya.

3. Perlu dilakukan pemantauan kesiapan perilaku uji coba pelepasan pada pasangan yang telah menjalani masa penjodohan selama satu tahun. dAfTAr ACuAn

Ario, A., K. Payne, i.Y. masnur, Permanawati. 2007. Protokol pelaksanaan program di pusat peny-elamatan dan rehabilitasi owa Jawa (Javan Gibbon Center). Conservation international indonesia-departemen Kehutanan republik indonesia, Bogor: vi + 76 hlm.

Becker, J.B., s.m. Breedlove, d. Crews. 1992. Be-havioral endocrinology. The miT Press, Cam-bridge: xxv + 574 hlm.

Burton, f. 1995. The multimedia guide to the non-human primates. Prentice-Hall, inc., ontario: vi + 298 hlm.

Campbell, C., Andayani, n., Cheyne, s., Pamungkas, J., manullang, B., usman, f., Wedane, m. Traylor-Holzer, K. 2008. indonesian Gibbon Conservation and management Workshop fi-nal report. iuCn/ssC Conservation Breeding specialist Group, Apple Valley, mn: 95 hlm. Cheyne, s. m. 2004. Assesing rehabilitation and

rein-troduction of captive-raised gibbons in indo-nesia. Phd Thesis. university of Cambridge, Cambridge: xviii + 231 hlm.

Cheyne, s.m., d.J. Chivers & J. sugardjito. 2005. Proposed guidelines for Gibon rehabilitation. september: 231 hlm. <http://www.iucnss-crsg.org/pages/1/index.htm>. diunduh pada 27 Januari 2009, pk. 02.01.

eimerl, s. & deVore. 1978. Primata. Pustaka Alam life, Jakarta: 217 hlm.

estep, d.Q. & d.A. dewsbury. 1996. mammalian re-productive behavior. dalam: Kleiman, d.G., m.e. Allen, K.V. Thompson & s. lumpkin. 1996. Wild mammals in captivity: Principles and techniques. university of Chicago Press, london: 379--389.

fragaszy, d.m., s. Boinski, J. Whipple. 1992. Behav-iour sampling in the field: comparison of indi-vidual and group sampling methods. Ameri-can Journal of Primatology 26: 259--275. fuentes, A. 2002. Patterns and trends in primate pair

bonds. international Journal of Primatology 23 (5): 953-977.

Geissmann, T., s. Bohler-eyring & A. Heuck. 2005. The male song of the javan silvery gibbon (Hylobates moloch). Contributions to zoology 74: 1--25.

Groves, C. 2001. Primate Taxonomy. smithsonian in-stitution Press, Washington and london: vii + 350 hlm.

Haris, m.T. 2008. Pola aktivitas nokturnal kukang Jawa (nyticebus javanicus e. Geoffroy, 1812) dengan penekanan pada perilaku sosial pas-angan di karantina Pusat Primata schmutzer, Taman margasatwa ragunan, Jakarta. skripsi sarjana Biologi. fakultas matematika dan ilmu Pengetahuan Alam. universitas indone-sia. depok: xii + 96 hlm.

Hyrdy, s. B. & P. l. Whitten. 1987. Patterning of sexual activity. dalam: smuts, B. B., d. l. Cheney, r. m. seyfarth, r. W. Wrangham, & T. struhsaker (eds). 1987. Primate societies. The university of Chicago Press, Chicago: 370--384. indrawan, m., r.B. Primack & J. supriatna. 2007.

Bi-ologi Konservasi. Terj. dari A Primer of con-servation biology. 3th ed., oleh richard B. Primack. Yayasan obor indonesia, Jakarta: xviii + 626 hlm.

Jolly, A. 1972. The evolution of primate behaviour 2nd ed. macmillan publishing company, newyork: xvii + 526 hlm.

Kakati, K., r. raghavan, r. Chellam, Q.Qureshi & d.J. Chivers. 2009. status of western hoolock gibbon (Hoolock hoolock) populations in fragmented forest of eastern Assam. Primate Consevation 24: 1--11.

Kappeler, m. 1981. The silvery gibbon (Hylobates lar moloch): ecology and behaviour. disertation. Zoological institute of Basel university, swit-zerland: 69 hlm.

Kleiman, d.G., m.e. Allen, K.V. Thompson & s. lump-kin. 1996. Wild mammals in captivity: Prin-ciples and technique. The university of Chi-cago Press, ChiChi-cago: xxi + 639 hlm. Koontz, f.W. & r.s. roush. 1996. Communication

and social behavior. dalam: Kleiman, d.G., m.e. Allen, K.V. Thompson & s. lumpkin. 1996. Wild mammals in captivity: Principles and techniques. university of Chicago Press, london: 334--343.

leighton, d.n. 1986. Gibbons: territoriality and mo-nogamy. dalam: smuts, B.B., d.l. Cheney, r.m. seyfarth, r.W. Wrangham & T.T. struh-saker (eds.). Primate societies. The university of Chicago Press, Chicago: 135--145. napier, J.r & P.H. napier. 1985. The natural history

of the primates. miT Press, london: 200 hlm. newton, P.n. & r.i.m. dunbar. 1994. Colobine mon-key society. dalam: davies, A.G. & J.f. oates (eds). 1994. Colobine monkeys: Their ecol-ogy, behavior, and evolution. Cambridge university Press, new York: xiii + 415 hlm. nijman. V. 2001. forest (and) primates conservation

and ecology of the endemic primates of Java and Borneo. TheTroponbos Kalimantan se-ries 5. Wageningen, Tropenbos: 232 hlm.

Payne, K.l. & C. Campbell. 2007. ex-situ conserva-tion of the javan silvery gibbon (Hylobates moloch). Gibbon Journal 3: 23--27.

ravasi, d. 2004. Phuket’s forest sings again. The Gibbon rehabilitation Project, Phuket: ii + 97 hlm.

rinaldi, d. 2003. The study of javan gibbon (Hylo-bates moloch Audebert) in Gunung Halimun national Park (distribution, population and behavior). research and conservation of bio-diversity in indonesia 9: 30--47 hlm. supriatna, J. & e. H. Wahyono. 2000. Panduan

lapan-gan primata indonesia. Yayasan obor indo-nesia, Jakarta: xxii + 332 hlm.

supriatna, J. 2006. Conservation programs for the en-dangered javan gibbon (Hylobates moloch). Primate Conservation Journal 21: 155--162. Thompson, K. V. 1996. Behavioral development and

play. dalam: Kleiman, d. G., m. e. Allen, K. V. Thompson, s. lumpkin. 1996. Wild mam-mals in captivity: principles and technique. The university of Chicago Press, Chicago: 352--377.

Studi Kelimpahan Pohon Pakan