• Tidak ada hasil yang ditemukan

Broto Raharjo

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah populasi owa jawa dan komunitas tumbuhan di ka-wasan Bodogol dan hutan produksi Perum Perhutani unit iii KPH Bogor. Alkohol 70% digunakan untuk mengawetkan sampel tumbuhan.

Peralatan yang digunakan adalah Binokuler op-tica dengan perbesaran masing- masing 10×40 dan 10×50, kamera slr otomatis nikon f90 dengan lensa otomatis 70 -300mm, tripod, peta area studi, alat tulis, buku cacatan lapangan, jamtangan, kompas, altimeter, termomete, maksimum-minimum, alat pen-gukur curah hujan, lembar kerja , dBH meter, meteran gulung, golok, gunting, kantung plastik, kertas koran, kertas kalkir , lakban, botol semprot, sasak herbarium, dan tali plasik.

C. Cara Kerja

1. Pengambilan data a. sensus owa jawa

sensus owa jawa menggunkan metode transek garis (Brockelman & Ali 1987 :33—34). lebar salah satu sisi transek ditentukan berdasarkan maksimum reliable sighting distance (national research Council 1981:64 ). Kepadatan populasi dihitung dengan membagi jumlah individu yang terlihat dengan panjang transek dikalikan dua kali lebar salah satu sisi transek (Brockelman & Ali 1987:33—34).

Topografi dilokasi penelitian berupa perbukitan yang berjajar memanjang dari timur ke barat sehingga san-gat sulit untuk menempatkan transek membujur arah utara selatan karena akan memotong perbukitan den-gan lereng yang curam, lembah yang dalam, dan dasar lembah yang berupa sungai. oleh sebab itu, penem-patan transek mengikuti topografi dilokasi penelitian yaitu dipunggungan, bukit membujur dari timur ke barat dan secara otomatis jarak antara transek adalah jarak antara bukit yaitu berkisar antara 100—500 m. Transek di hutan Primer ada 7 buah, Kanopi-akses Cipanyairan (1500m), Tepus-Afrika (1100m), dam-Bambu (1800m), Cipanyairan1 (1100m), Cipanyai-ran 2 (1400m), CipadaCipanyai-ranten (1600m), dan Tangkil (3000m) (Gambar ). Pada masing-masing transek tersebut dilakukan pengulangan sebanyak: 6 kali (Kanopi – Akses Cipanyairan ), 3 kali (Tepus – Af-rika ), 5 kali (dam – Bambu ), 5 kali (Cipanyairan 1), 5 kali (Cipanyairan 2), 7 kali (Cipadaranten), dan 3 kali (Tangkil ) (Tabel 1). Transek di hutan Produksi (blok rasamala) ada 3 buah yaitu: Gerbang-Pasir Pi-lar (1500m), Pasir PiPi-lar – Portal (2000m), dan Pasir Buntu (1000m ). Pengulangan pada masing – masing transek sebanyak 4 kali.

data yang dicatat selama penelitian adalah: tanggal, lokasi, waktu mulai/selesai, cuaca, waktu perjump-aan, tanda pejumpaan (visual, vokal atau suara yang ditimbulkan oleh hewan yang berpindah / bergerak), jarak antara pengamat ke satwa, kelamin (jantan atau betina), kategori umur (dewasa, pradewasa, remaja,dan bayi), jumlah individu dan aktivitas. b. Analisis Vegetasi

Pengambilan data untuk analisis vegetasi dilakukan dengan metode point contered quarter (soerianegara & indrawan 1987: 75--76; Cox 1996: 93--94). untuk mengetahui struktur hutan di habitat owa jawa di Bodogol, maka analisis vegetasi dilakukan di hutan Primer dan hutan Produksi .

Berdasarkan estimasi daerah jelajah yang dilakukan pada saat sensus owa jawa, maka analisis vegetasi dilakukan di dalam daerah jelajah tersebut. dari lima kelompok yang diketahui keberadaannya melalui perjumpaan langsung (visual) di hutan Primer, maka vegetasi dilakukan di dalam daerah jelajah kelom-pok Kanopi dan kelomkelom-pok Afrika, sedangkan analisis vegetasi di hutan Produksi dilakukan didalam daerah jelajah kelompok Perhutani .

Transek vegetasi dibuat sebagai acuan untuk me-letakan titik kuadran. Transek tersebut dibuat tegak lurus (di sisi utara dan selatan) dari transek yang di-gunakan dalam sensus owa jawa. Jarak antar titik kuadran di hutan primer adalah 20m, sedangkan di hutan Produsi (blok rasamala ) adalah 25m. Panjang transek vegetasi disesuaikan dengan topografi di lo-kasi penelitian .Transek vegetasi di hutan Primer meli-puti Konopi (21 titik ), Cipanyairan 1 (9 titik), Tepus (4 titik) dan Afrika (26 titik). Transek vegetasi di Hutan Produksi (blok rasamala) meliputi punggungan bukit dan dasar lembah yang agak landai dari transek Ger-bang -Pasir Pilar (28 titik ).

dalam penelitian ini tingkat tegakan yang digunak-an adalah pohon, tidigunak-ang, ddigunak-an pdigunak-ancdigunak-ang. Pohon (tree stage) adalah dengan tumbuhan dBH >35 cm yang dapat memberikan naungan kepada tumbuhan lain; tiang (pole stage) adalah pohon-pohon muda den-gan dBH 10 –35 cm; pancang (sapling stage) adalah tumbuhan muda dengan dBH <10 cm yang tinggin-ya lebih dari 1,5 m (soerianegara & indrawan1978: 75 – 76;Hallé dkk .1978 : 1- -2). data yang di catat pada tiap titik adalah antara tegak dengan titik pusat Kuadran, nama lokal, tinggi batang utama bebas ca-bang, tinggi Kanopi dBH, dan sampel dari tegakan untuk dibuat Herbarium .

identifikasi herbarium dilakukan di Herbarium Bo-goriense serta menggunakan beberapa buku pan-duan, yaitu flora Taman nasional Gede Pangrango yang disunting oleh Bambang sunarno dan rugayah terbitan Herbarium Bogoriense Puslitbang Biologi – liPi tahun 1992 dan daftar nama pohon-pohonan Jawa-madura: Jawa Barat (revisi ii) yang dususun oleh r .suwanda Among Prawira terbitan Penelitian Hutan tahun 1997.

c. suhu dan Curah Hujan

suhu dan curah juga dicatat selama penelitian ber-langsung (sejak penelitian pendahuluan pada bulan Agustus 2001 sampai pengambilan data lapangan selesai pada bulan oktober 2002).

2. Pengolahan dan Analisis data a. Populasi

Guna mendapatkan gambaran populasi owa jawa, maka data lapangan diolah sehingga diperoleh: • ukuran kelompok di blok hutan PPKA Bodogol

• ukuran kelompok berdasarkan umur dan jenis kelamin di blok hutan PPKA Bodogol dan blok hutan Perhutani

• Kepadatan populasi di blok hutan PPKA Bodo-gol dan blok hutan Perhutani

• rasio kelamin kelompok owa jawa di blok hu-tan PPKA Bodogol dan huhu-tan Perhuhu-tani. b. Analisis vegetasi

Parameter yang dipelukan dalam analisis vegetasi adalah frekuensi, kerapatan, dominasi, dan nilai pent-ing. rumus yang di gunakan untuk menghitung ke-empat parameter tersebut menurut soerianegara & in-drawan (1978 : 75 – 76) adalah sebagai berikut : 1. frukuensi jenis ( fi ) dan fruekuensi relatif ( fr )

fi = jumlah titik yang birisi jenis i Jumlah seluruh jenis sampling

fr = frekuensi dari jenis i x 100 Jumlah frekuensi seluruh jenis 2. Kerapatan total untuk seluruh jenis ( Kt )

Kt = 1/d² x 10000

d = rata – rata jarak pohon ke titik kuadran 3. Kerapatan individu jenis i

Ki = jumlah indipidu jenis x Kt Jumlah individu seluruh jenis 4. Kerapatan relatif( Kr)

Kt = Kerapatan dari jenis i x 100 Jumlah Kerapatan Jenis 5. dominansi absolut (di) dan dominansi relatif (dr) untuk mendapatkan nilai dominansi, data GBH di-transformasi menjadi data basal area (luas bidang dasar) dengan rumus 1/4 л d².

di = Kerapatan absolut jenis i x rata – rata basal area dr = dominansi absolut jenis ¡ x 100 Jumlah dominasi absolut seluruh jenis

6. nilai penting ( nP ) nP = fr + Kr + dr

nilai penting yang diperoleh juga digunakan untuk menghitung indeks Keanekaragaman shannon – Wiener (Brower dkk .1989 : 160), yaitu

ѕ

H’ = - Σ ni / n in ni/ n i

H’ = indeks keanekaagaman shannon –

Wiener

ni = jumlah individu jenis n = jumlah individu seluruh jenis 7. Keseragaman

indeks keseragaman (equitabiliti ) komunitas dapat dihitung dengan rumus menurut Brower dkk ( 1989 : 161 & 164 ): J = H’ ln s J = indek keseragaman H = indeks keanekaragaman s = jumlah jenis

8. indeks kesamaan jenis

untuk membandingkan kesamaan jenis vegetasi be-bagai habitat, dipakai indeks kesamaan jenis sorens-sen menurut Brower dkk (1989:167) yaitu:

is = 2c x 100% a + b

is = indeks kesamaan jenis

a/b = jumlah jenis vegetasi terdapat pada kedua habitat a/b

c = jumlah jenis yang vegetasi terdapat pada kedua habitat (a dan b)

9. Berdasarkan sutisna dkk( 1989: 33),nP suatu je-nis tegakan dapat digunakan untuk menentu-kan tingkat peranan dalam komunitas, yaitu :

Kelas Tingkat

dominasi selang nilai Penting perananTingkat

i sangat tinggi V4 – HV sangat menonjol ii Tinggi V3 – V4

iii sedang V2 -- V3 menonjol iV rendah V1 – V2 Kurang

menonjol V sangat

rendah lV – V1 menonjolKurang

Keterangan:

HV = nilai penting tertinggi V3 = lV + 3/5 (HV – lV ) V1 = lV + 1/5 ( HV – lV ) V4 = lV + 4/5 (HV – lV ) V2 = lV + 2/5 (HV – lV ) lV= nilai penting terenah

HAsil dAn PemBAHAsAn