• Tidak ada hasil yang ditemukan

di Bodogol Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

B. Pakan Owa Jawa

Terdapat 97 jenis tanaman dari 35 famili yang dimakan owa jawa di Bodogol (tabel 2). dari ke 97 jenis tersebut 67,01 % owa jawa memakan bagian buah, 14,43% memakan bagian daun khsusnya daun muda dan

18,55% memakan buah mapun daun dari tanaman tersebut (Gambar 3).

di Taman nasional Gunung Halimun, sawitri, et al.,(1998) menyebutkan bahwa owa jawa memakan 47 jenis tumbuhan yang termasuk kedalam 24 famili, untuk di Taman nasional ujung Kulon Asquith (1993) menyebutkan bahwa owa jawa memakan 125 jenis tumbuhan dari 43 famili. menurut Bermann & lind-burg (1978) jenis makanan yang disukai owa jawa adalah buah-buahan, daun-daunan, tunas dan biji-bijian. senada dengan pernyataan Kappeler (1978) bahwa makanan owa jawa terdiri dari buah-buahan dan daun-daunan. daun merupakan makanan yang penting untuk primata meskipun jarang ada jenis yang makan daun lebih dari 75% dari seluruh menu-nya. (Jolly, 1985).

owa jawa termasuk jenis primata yang banyak me-makan buah, terutama buah yang masak karena ban-yak mengandung gula dan air. Pada dasarnya satwa akan memilih makanan yang banyak me ngandung nutrisi. satwa biasanya tidak akan memilih makanan yang mengandung bahan penyusun yang relatif su-kar dicerna dan mengandung komponen sekunder

seperti tannin dan felonik yang bersifat mengikat nu-trisi dan mengandung racun yang berbahaya (dunbar, 1988). Persentase makan daun lebih kecil dibanding-kan madibanding-kan buah kemungkinan karena owa jawa mengalami kesulitan untuk mencerna kandungan serat daun, seperti yang dinyatakan oleh Gittin & rae-mackers (1980), bahwa untuk mengekstrasi daun tua dibutuhkan banyak energi yang diperlukan adanya fermentase oleh organisme simbiosis didalam usus untuk memecah serat menjadi karbohidrat.

selain itu berdasarkan analisa vegetasi yang dilakukan oleh diarto (2003) dalam penelitian mengenai vegetasi pakan surili di stasiun Penelitian Bodogol menyebutkan bahwa vegetasi pada keluarga jalur B didominasi oleh pohon masa depan yang sebanyak (51,21%), kemu-dian pohon masa lalu (31,4%), dan pohon masa kini (17,39%). Tingginya persentase pohon pakan yang ter-masuk kedalam kategori pohon masa depan menguat-kan hasil analisa vegetasi bahwa ketersediaan pohon pakan owa dimasa depan masih terjamin. namun jika habitat di kawasan ini terus dijaga dari kerusakan dan penyusutan habitat, maka dapat diperkirakan pakan di-masa depan bagi owa dihutan Bodogol akan tersedia dalam jumlah yang cukup banyak.

Gambar 2. Grafik Perubahan Populasi Owa jawa di Bodogol

1 Annonaceae Kisauheun orophea hexandra  -2 Apoynaceae Kicawu Tabernaemontana

macro-carpa -

3 Arraucariaceae Aren Arenga piñata 

-4 Araliaceae Kiracun macropanax dispermum - 

5 Cluciaceae Ceuri hutan Garcinia parvifolia 

-6 daphniphyllaceae Kiteja daphiniphylum glaucescens 

-7 euphorbiaceae manggong macaranga rhizonoides 

-8 euphorbiaceae Kiseuer Antidesma tetrandum 

-9 euphorbiaceae mereme gunung ochidion cyrtostilum 

-10 euphorbiaceae muncang Cina ostodes paniculata - 

11 elaeocarpaceae Bareubeuy badak rapanea avenis 

-12 elaeocarpaceae Janitri elaeocarpus pierrei 

-13 elaeocarpaceae Janitri badak elaeocarpus stipularis   14 elaeocarpaceae Janitri leutik Acronychia punctata - 

15 euphorbiaceae Karembi omalanthus populneus 

-16 fagaceae saninten Castanopsis argantea 

-17 fagaceae riung anak Castanopsis javanica 

-18 fagaceae Pasang lithocarpus pallidus 

-19 fagaceae Pasang batu Quercus induta 

-20 fagaceae Pasang gunung Quercus spicata 

-21 fagaceae Pasang kayang Quercus pseudomolucca 

-22 fagaceae Tunggeureuk Castanopsis tunggurut 

-23 flacortiaceae rukem flacortia rukem 

24 Gnetaceae Huru tangkil Gnetum sp 

-25 Hammamelidaceae rasamala Altingia excelsa - 

26 Juglandaceae Kihujan engelhardia spicata 

-27 lauraceae Haruman Pithecelobium montanum - 

28 lauraceae Huru Phobea grandis 

-29 lauraceae Huru Batu litsea tumentosa 

-30 lauraceae Huru bodas neolitsea javanica 

-31 lauraceae Huru gemblong litsea diversifolia 

-32 lauraceae Huru koneng litsea angulata 

-33 lauraceae Huru leksa litsea resinosa 

-34 lauraceae Huru leuer Persea excelsa 

-35 lauraceae Huru manuk litsea mapossea 

-36 lauraceae Huru dapung litsea grandis 

-37 lauraceae Huru peucang litsea volianthra 

-38 magnoleaceae manglid magnolia blumei 

-no famili Jenis pohon pakan Bagian yang di makan

39 melastomaceae manyel medinia eximia 

-40 meliaceae Kokosan monyet dysoxylum aliaceum 

-41 meliaceae Kihaji dysoxylum macrocarpum 

-42 meliaceae Kecapi hutan sandoricum koetjape 

-43 meliaceae Kurai Trema orientalis 

-44 meliaceae Pingku dyxoxilum axcelsum 

-45 meliaceae suren Toona suren 

-46 moraceae Teureup Artocarpus elasticus 

-47 moraceae darangdang ficus sinuate 

-48 moraceae Bisoro ficus laevicarpa 

-49 moraceae Kiara bodas ficus involucrate  

50 moraceae Kiara payung ficus sp 

-51 moraceae Hampelas ficus hampelas 

-52 moraceae Beunying ficus pistulosa  

53 moraceae Hamerang bodas ficus padana  

54 moraceae sehang ficus alba 

-55 moraceae Kikantek ficus Vasculosa 

-56 moraceae Kopeng ficus ribes  

57 moraceae Hamerang minyak ficus pulva  

58 moraceae Kondang peuti Poikilospermum suaveolens  

59 moraceae Beleketebe sloanea sigun 

-60 moraceae Cangcaratan nauneoplea optusa  

61 moraceae Hamerang ficus alba 

-62 moraceae Hamerang Badak ficus globosa 

-63 moraceae Kiara ficus infoluceratus 

-64 moraceae Kondang ficus variegata 

-65 moraceae Kondang beuying ficus fistulosa 

-66 moraceae Walen ficus ribes 

-67 myrtaceae Kisirem syzigium restratum - 

68 myrtaceae Kopo eugenia densiflora 

-69 myrtaceae Komokla Knema cinerea 

-70 myrtaceae Angrit eugenia sp - 

71 myrtaceae salam gunung eugenia clavimirtus  

72 myrtaceae Kitambaga eugenia cuprea  

73 myrsinacea Bareubeuy rapanea haselteii 

-74 Podocarpaceae Kiputri Podocarpus neuriifolia 

-75 Poaceae Bambu cangkore dinochloa scanden - 

76 rhamnaceae Afrika maesopsis eminii 

-77 rubiaceae Cula ketan stermonorus scundi - 

78 rubiaceae Campaka Gunung Plater latefolia  

79 rubiaceae Kikopi Hypobathrum frutescens  

-81 rosaceae Kawoyang Pygeum latifolium - 

82 rutaceae Kijeruk Acronycia laurifolia 

-83 rutaceae Kisampang evodia sarmentoda 

-84 saxisfragaceae Kibancet Turpinia montana 

-85 saxisfragaceae Kibangkong Turpinia saephaerocarpa 

-86 saxisfragaceae Kijebug Polyosma integrifolia 

-87 sauraniaceae Kileho sauraija pendula  

88 sapindaceae leungsir Pometia pinnata  

89 symplocaceae Jirak symplocos chonchinen  

90 Theaceae Puspa schima wallichii - 

91 Theaceae Kientah Gordonia excelsa 

-92 Theaceae Kimerak eurya acuminata 

-93 Thymelaceae Kakapasan dephnea composite 

-94 ulmaceae Kitambiang Celtis timorensis - 

95 urticaceae Totongoan debregia sp - 

96 urticaceae nangsi Villebrunea rubescens  

97 Verbenaceae Hamirung Vernonea arborea 

-KesimPulAn dAn sArAn

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemantauan beberapa keluarga owa jawa di hutan Bodogol Taman nasional Gunung Gede Pangrango selama kurun waktu 7 tahun, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Jumlah keluarga owa jawa yang hidup di studi area Bodogol sebanyak 8 keluarga, antara lain: keluarga KAnoPi, rAsAmAlA, AfriKA, dAm, Pinus, CiPAnYAirAn, CiPAdArAnTen dan TAnGKil.

2. ukuran keluarga berkisar antara 2 – 5 individu dalam satu keluarga, dengan rata-rata jumlah in-dividu dalam setiap keluarga adalah 3,4 inin-dividu/ keluarga, rata-rata jumlah individu owa jawa adalah 27,1 individu pada 8 keluarga owa jawa. 3. estimasi kepadatan populasi owa jawa di studi area Bodogol adalah 13,5 individu/km², dengan kepadatan keluarga adalah 6,8 keluarga/km². 4. dalam kurun waktu 7 tahun telah dua kali

ter-jadi kelahiran bayi pada masing-masing kelom-pok dengan total keseluruhan telah terjadi 15 kali kelahiran, sedangkan penurunan jumlah in-dividu yang terjadi adalah terdapat lima inin-dividu

remaja/pra dewasa yang telah meninggalkan keluarganya dan satu peristiwa kematian bayi. 5. Terdapat 97 jenis tanaman dari 35 famili yang

dimakan owa jawa di Bodogol. dari ke 97 jenis tersebut 67,01 % owa jawa memakan bagian buah, 14,43% memakan bagian daun khsusnya daun muda dan 18,55% memakan bagian buah mapun daun.

B. Saran

1. Perlu dilakukan pemantauan lebih lanjut terha-dap kehidupan owa jawa di seluruh kawasan Taman nasional Gunung Gede Pangrango. 2. Perlu dilakukan pemantauan lebih lanjut

ter-hadap daya dukung habitat dan studi ancaman demi kelangsungan hidup owa jawa di Bodogol Taman nasional Gunung Gede Pangrango. 3. Perlu dilakukan pematauan terhadap kehidupan

owa jawa yang telah keluar dari keluarganya dalam rangka membentuk keluarga baru. 4. Perlu peningkatan pengelolaan sebagai upaya

kongkrit pengelola kawasan guna menjamin kelangsungan owa jawa yang hidup di Taman nasional Gunung Gede Pangrango.

dAfTAr PusTAKA

Asquith, n.m., martarinza & r.m. sinaga. 1995. The Javan Gibbon (Hylobates moloch): status and onservation recommendation. Tropical Biodi-versity 3(1)

Breckelman, W.Y. & r. Ali. 1987. methods of survey-ing and samplsurvey-ing forest primate population. dalam: marsh, C.W. & r.A. mittermeier (eds). 1987. Primate conservation in the tropical rain forest. Alan r. liss, inc., new York. Chivers, d.J., 1974. The siamang in malaya a field

study of a Primate in Tropical rain forest. new York

diarto, f.H. 2003. Vegetasi Pakan surili (Presbytis co-mata desmarest, 1822). di stasiun Penelitian Bodogol, Taman nasional Gunung Gede Pan-grango, skripsi sarjana Biologi, universitas indonesia, depok.

Jolly, A.1985. The evolution of Primate Behaviour. scond edition. united states of Chicago Amerika

Kappeler, m. 1984. diet And feeding Behaviour of The moloch Gibbon dalam The lesser Apes evolutionary and Behavioural Biology. uni-versity Press. edinburgh

Gittins,s.P. & J.J.raemakers, 1980. soamang. lar, and Agile Gibbons. dalam: Chivers,d.J.(ed).1980. malayan forest Primates: 10 years of studi in Tropical rainforest. Plenum press, new York. napier,J.r. & P.H. napier. 1967. A handbook of living

Primates. Academic Press, new York

nijman , V. 2001. effect of behavioural changes due to habitat disturbance on density of rain forest vertebrates, as illustrated by Gib-bons (primate:Hylobatidae). dalam: nijman, V.2001. forest (and) primates: Conservation and ecology of the endemic primates of Java and Borneo. Tropenbos international, Wa-geningen.

raharjo, B. 2002. studi Populasi dan Analisis Veg-etasi Habitat owa jawa (Hylobates moloch Audebert, 1798) di Bodogol, Taman nasi-onal Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. fakultas matematika dan ilimu Pengetahuan Alam, departemen Biologi, universitas indo-nesia.

sawitri, r., Abdullah, s.m & Bismark. 1998. studi Populasi owa (Hylobates moloch) dan upaya Pelestarian di Taman nasional Gunung Hali-mun Jawa Barat. Bul. Pen. Hutan vol 612 supriatna, J dan r. Tilson, K. Gurmaya, J.

manang-sang, W. Wardoyo, A. sriyanto, A. Teare, K. Castle, u. seal. 1994. Javan Gibbon and Ja-van langur: Population and Habitat Analysis report. CBsG-iuCn, Taman safari indonesia, Bogor.

supriatna, J dan Wahyono, H. 2000. Buku Panduan lapangan Primata indonesia. Penerbit Yayas-an obor indonesia. Yakarta.

Tenaza, r.r. 1975. Territory and monogamy among kloss Gibbons (Hylobates kloosii) in siberut island, indonesia. folia Primatologica 24: 60—80.

Penggunaan Habitat Owa Jawa