• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJ

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2) Album Alat Peraga

Album alat peraga merupakan buku panduan penggunaan alat peraga Montessori yang terdiri atas materi pembelajaran, tema pembelajaran, nama alat peraga, tujuan pembelajaran, dan pedoman penggunaan alat peraga. Pembuatan album tersebut didasarkan pada penggunaan alat peraga yang dibuat peneliti yang memuat berbagai materi yang dapat dipelajari.

Materi pembelajaran yang diuraikan dalam album peraga ini terdiri dari penjumlahan dan pengurangan. Materi penjumlahan terdiri dari penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan penjumlahan dengan teknik menyimpan. Sebaliknya, materi pengurangan juga terdiri dari pengurangan tanpa teknik meminjam dan pengurangan dengan teknik meminjam. Selain itu, materi pembelajaran yang menjadi pengenalan dengan menggunakan alat peraga adalah nilai tempat. Dalam hal ini berbagai materi tersebut dapat dipaparkan dengan menggunakan alat peraga.

Materi pertama yang dikenalkan peneliti dengan menggunakan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan adalah materi nilai tempat. Dalam hal ini peneliti mengenalkan konsep nilai tempat satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluh ribuan, dan ratus ribuan. Hal ini merupakan hal dasar yang dikenalkan karena selama mempelajari tentang penjumlahan dan pengurangan kita perlu mengenal nilai tempat untuk melakukan operasi hitung dari masing-masing bilangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

Dengan pemahaman tersebut, anak dapat menbaca bilangan baik sesuai letak manik dan jumlah manik yang ditempatkan.

Materi tersebut juga mengakomodasi materi dengan persamaan nilai bilangan berdasarkan jumlah manik yang ada. Hal tersebut dapat terlihat secara lengkap pada lampiran hal [151]. Pada tahap ini anak dapat belajar menukar nilai manik- manik jika manik-manik tersebut memiliki jumlah pada tempatnya lebih dari sepuluh buah. Hal ini membantu anak untuk memperkuat pemahamannya tentang nilai tempat sebelum belajar mengenal penjumlahan dengan teknik menyimpan maupun pengurangan dengan teknik meminjam.

Materi selanjutnya yang menjadi pembahasan pada album adalah penjumlahan tanpa teknik menyimpan. Dalam hal ini peneliti menyajikan beberapa langkah-langkah penggunaan papan penjumlahan dan pengurangan untuk materi tersebut. Konsep yang diajarkan pada materi ini tidak terlepas dari konsep penjumlahan yang diterima oleh siswa di sekolah dasar. Selain itu, papan penjumlahan ini secara tidak langsung dapat mengajarkan kepada siswa teknik menjumlahkan dengan bersusun panjang. Hal ini terlihat pada saat menguraian nilai tempat untuk menjumlahkan seperti pada langkah pengerjaan operasi hitung penjumlahan dengan teknik panjang. Selain itu, pemahaman siswa mengenai nilai tempat pun dapat digunakan kembali pada saat mempelajari operasi hitung penjumlahan.

Materi ketiga dalam pembahasan pengggunaan alat peraga adalah penjumlahan dengan teknik menyimpan. Dalam hal ini peneliti memaparkan beberapa langkah pengerjaan penjumlahan dengan teknik menyimpan. Teknik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

penyimpanan manik-manik dapat diletakkan pada mangkok yang disediakan sesuai dengan nilai tempatnya. Warna pada manik-manik, mangkok, dan alat peraga juga menjadi pengendali kesalahan pada saat siswa menjumlahkan bilangan. Secara tidak langsung, konsep pola pun juga dikenalkan melalui papan penjumlahan ini. Selain itu, pada pengenalan materi ini, peneliti dalam melakukan pengamatan terhadap pemahaman siswa tentang materi yang telah dipaparkan sebelumnya. Saat melakukan presentasi peneliti pun dapat meminta siswa untuk membuat bilangan pada masing-masing deret untuk melatih pemahaman dan kemandirian anak.

Materi keempat yang dipaparkan peneliti pada album penggunaan alat peraga ini adalah mater pengurangan tanpa teknik meminjam. Materi ini berbeda dengan materi yang didapat sebelumnya. Peneliti mulai mempresentasikan cara penggunaan dengan meminta siswa untuk membuat bilangan pada deret pertama. Selanjutnya, siswa diminta untuk mengambil manik-manik sesuai dengan bilangan pada kartu soal. Pengambilan manik-manik tersebut diletakkan pada deret kedua. Setelah itu, siswa diminta meletakkan hasil pada deret ketiga. Pada tahap ini siswa dapat mengakomodasikan pengetahuan tentang sifat reversibel pada operasi penjumlahan dan pengurangan. Selain itu, hal ini dapat dilakukan sebagai pengendali kesalahan pada operasi pengurangan yang telah dilakukan.

Materi kelima yang dikembangkan oleh peneliti adalah pengurangan dengan teknik meminjam. Tahap penggunaan alat peraga pada materi ini tidak berbeda jauh dengan materi kelima. Perbedaannya hanya terletak pada pengurangan manik-manik jika tidak cukup perlu meminjam pada manik-manik yang lain dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

menukarnya dengan manik yang sama. Pada tahap ini pun siswa juga kembali mengakomodasikan pengetahuan sifat reversibel seperti pada materi sebelumnya sebagai pengendali kesalahan.

c. Pengumpulan Bahan

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan beberapa bahan yang menjadi pilihan dari responden di antaranya kayu, kertas, dan plastik. Beberapa bahan yang dimanfaatkan peneliti dalam pembuatan alat peraga adalah kayu dan kertas. Kedua bahan tersebut dimanfaatkan untuk pembuatan papan penjumlahan dan pengurangan, mangkok, kotak manik-manik, serta kartu soal dan tempatnya. Bahan kayu yang dipilih adalah kayu pinus. Kayu tersebut dimanfaatkan karena warna kayu yang cerah, jenis kayu yang anti rayap, dan ringan jika dibawa oleh siswa kelas bawah. Selain itu, kayu tersebut juga dikombinasikan dengan kayu triplek. Kayu triplek difungsikan sebagai kartu operasi hitung, penutup kotak manik-manik, dan alas papan penjumlahan. Hal ini dilakukan karena kecenderungan kayu triplek yang tidak mudah melengkung dengan ukuran tinggi yang tipis sehingga keringanan alat peraga tetap terpenuhi.

Selain itu, peneliti juga memanfaatkan manik-manik kayu sebagai benda yang dioperasikan dalam penjumlahan dan pengurangan. Manik kayu dipilih oleh peneliti karena manik kayu mudah diambil siswa pada saat diletakkan di tempat walaupun kondisi permukaan papan yang melengkung. Hal lain yang menjadi alas an peneliti adalah kecenderungan manik kayu yang tidak mudah lari atau memantulkan kembali jika jatuh ke permukaan lantai. Berbeda dengan manik plastik, apabila jatuh manik plastik cenderung akan memantul kembali dan lari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

hingga ke berbagai tempat. Keuntungan dari pemilihan manik kayu dalam penelitian ini adalah melatih motorik halus siswa terutama ketika mengambil atau menempatkan manik-manik sesuai dengan tempatnya. Keuntungan yang lain adalah siswa dapat belajar untuk memusatkan kosentrasi ketika mengambil maupun menempatkan agar tidak mudah jatuh. Manik kayu tersebut didapatkan oleh peneliti di salah satu toko aksesoris di daerah kota Yogyakarta. Peneliti hanya melakukan pengecatan untuk membuat manik kayu tersebut sesuai dengan warna manik yang diinginkan.

Penelitian ini menggunakan kayu pinus sebagai bahan utama dalam pembuatan papan penjumlahan dan pengurangan. Kayu pinus merupakan kayu yang cepat tumbuh di daerah tropis. Jenis kayu tersebut dapat ditemukan di daerah Kaliurang dan Patuk, Yogyakarta.

Bahan lain yang dimanfaatkan peneliti dalam pembuatan alat peraga adalah kertas. Jenis kertas yang digunakan peneliti adalah kertas ivory. Jenis kertas tersebut dipilih oleh peneliti karena kertas yang tidak mudah rusak dengan tingkat ketebalan yang tinggi. Kertas ivory dimanfaatkan untuk membuat kartu soal penjumlahan dan pengurangan.

d. Pembuatan Alat Peraga

Pembuatan alat peraga dilakukan dengan bantuan tukang kayu. Tukang kayu yang diajak kerjasama dalam pembuatan alat peraga berlokasi di Gedongkiwo, Yogyakarta. Pembuatan alat peraga tersebut dilakukan selama 1 bulan. Peneliti bekerjasama dengan tulang kayu karena peralatan yang dimiliki oleh tukang kayu cukup lengkap dan mendukung untuk membuat alat peraga yang baik. Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

membuat desain alat peraga, diberikan kepada tukang kayu, dan selanjutnya alat peraga dibuat sesuai dengan desain alat peraga yang diberikan. Berikut merupakan desain alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti.

Gambar 4.2 Papan Penjumlahan dan Pengurangan Keterangan :

a = deret pertama b = deret kedua

c = deret ketiga/ letak manik-manik hasil d = tempat kartu operasi hitung

e = nilai tempat ratus ribuan f = nilai tempat puluh ribuan g = nilai tempat ribuan h = nilai tempat puluhan j = nilai tempat satuan

Bahan dasar pembuatan papan penjumlahan dan pengurangan adalah kayu pinus. Pembuatan dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pemilihan dan

a b c

e f g h i j

d

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

penggambaran pola pada kayu pinus, pemotongan menyerupai setengah balok dengan kedalaman 2,5 cm, finishing dan pengecatan, dan pemberian nama tempat. Pemberian nama tersebut didasarkan pada nilai tempat yang dilambangkan dengan bilangan seperti 1, 10, 100, 1.000, 10.000, dan 100.000. Selanjutnya pada tahap

finishing, tukang kayu membuat agar permukaan kayu halus dan aman jika digunakan oleh anak. Selain itu, pada saat pengecatan deret ketiga diberi warna sesuai dengan warna manik yaitu merah, hijau, dan biru. Sedangkan pada deret pertama dan kedua disesuaikan dengan warna natural dari kayu pinus.

Proses selanjutnya yang dilakukan oleh tukang kayu adalah membuat kotak penyimpanan mangkok dan manik-manik. Kotak penyimpanan alat peraga terbuat dari kayu pinus. Berikut merupakan desain kotak penyimpanan mangkok dan manik-manik.

Gambar 4.3 Kotak Penyimpanan Manik-Manik dan Mangkok

Kotak penyimpanan alat peraga memiliki panjang, lebar, dan tinggi masing- masing berukuran 26 cm x 17,8 cm x 6 cm. bagian dalam kotak penyimpanan dibuat dengan sekat-sekat dengan ketebalan kayu sekitar 2 mm. Pembuatan kotak tersebut juga dilengkapi dengan manik-manik yang digunakan dalam operasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

hitung. Manik-manik tersebut didapatkan dari salah satu toko di daerah Yogyakarta. Selanjutnya manik-manik tersebut diberi warna sesuai dengan warna nilai tempat berdasarkan metode Montessori. Kotak tersebut juga dilengkapi dengan mangkok yang digunakan untuk menyimpan maupun menukar manik- manik. Berikut merupakan desain mangkok yang dibuat oleh peneliti.

Setiap kotak penyimpanan terdapat 6 mangkok. Mangkok tersebut kemudian diberi warna, yaitu 2 mangkok warna merah, 2 mangkok warna biru, dan 2 mangkok warna biru. Mangkok tersebut digunakan untuk melakukan penyimpanan maupun penukaran pada saat operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Selain itu, mangkok tersebut dikategorikan berdasarkan warna sesuai dengan papan penjumlahan dan pengurangan.

Tahap pembuatan alat peraga yang selanjutnya adalah pembuatan kotak dan kartu soal. Kotak kartu dibuat dengan bahan kayu pinus dan kayu triplek. Kotak kartu tersebut digunakan untuk meletakkan kartu angka. Kayu pinus digunakan untuk bagian luar sedangkan kayu triplek digunakan untuk alas. Sedangkan kartu soal dibuat sejumlah 208 kartu. Adapun beberapa tahap yang dilakukan adalah pemilihan kayu, pemotongan, dan finishing. Pada tahap finishing, kotak kartu diberi warna cerah sesuai dengan warna natural kayu pinus.

Selanjutnya, peneliti mendesain kartu soal, tanda operasi hitung, dan angka. Desain tersebut dilakukan dengan bantuan program Corel Draw X4. Setelah itu, kartu soal selanjutnya dicetak dengan menggunakan kertas ivory 260 gr. Pencetakan pada masing-masing kartu dibuat secara bolak-balik antara soal dan jawaban. Hal ini dilakukan untuk mempermudah siswa ketika mencocokkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

jawaban sebagai pengendali kesalahan. Selain itu, kartu soal tersebut dibuat dengan pengelompokkan materi dan penomoran yang dimulai dari A1.1, A1.2, A1.3, A1.4, A1.5, A2.1, A2.2, A2.3, A2.4, A2.5, B1.1, B1.2, B1.3, B1.4, B1.5, B2.1, B2.2, B2.3, B2.4, dan B2.5. Berikut merupakan rincian kartu soal alat peraga yang dibuat.

Tabel 4.46 Kartu Soal

Label Kartu Materi Jumlah

A1.1 Penjumlahan tanpa teknik menyimpan bilangan dua angka 9 A1.2 Penjumlahan tanpa teknik menyimpan bilangan tiga angka 9 A1.3 Penjumlahan tanpa teknik menyimpan bilangan empat angka 9 A1.4 Penjumlahan tanpa teknik menyimpan bilangan lima angka 9 A1.5 Penjumlahan tanpa teknik menyimpan bilangan enam angka 9 A2.1 Penjumlahan dengan teknik menyimpan bilangan dua angka 9 A2.2 Penjumlahan dengan teknik menyimpan bilangan tiga angka 9 A2.3 Penjumlahan dengan teknik menyimpan bilangan empat

angka

9 A2.4 Penjumlahan dengan teknik menyimpan bilangan lima angka 9 A2.5 Penjumlahan dengan teknik menyimpan bilangan enam

angka

9 B1.1 Pengurangan tanpa teknik meminjam bilangan dua angka 9 B1.2 Pengurangan tanpa teknik meminjam bilangan tiga angka 9 B1.3 Pengurangan tanpa teknik meminjam bilangan empat angka 9 B1.4 Pengurangan tanpa teknik meminjam bilangan lima angka 9 B1.5 Pengurangan tanpa teknik meminjam bilangan enam angka 9 B2.1 Pengurangan dengan teknik meminjam bilangan dua angka 9 B2.2 Pengurangan dengan teknik meminjam bilangan tiga angka 9 B2.3 Pengurangan dengan teknik meminjam bilangan empat angka 9 B2.4 Pengurangan dengan teknik meminjam bilangan lima angka 9 B2.5 Pengurangan dengan teknik meminjam bilangan enam angka 9

4. Validasi Produk

Validasi produk dilakukan dengan tujuan untuk menilai rancangan produk berupa alat peraga maupun album yang dikembangkan oleh peneliti. Berikut merupakan paparan hasil validasi produk yang dilakukan oleh beberapa ahli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI